Anda di halaman 1dari 49

Risiko Hukum

Level 1

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN 1


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
Daftar isi

1 Tujuan Pembelajaran

2 Pendahuluan

3 Cakupan Manajemen Risiko Hukum

4 Contoh Soal

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN 2


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mengenal dan memahami Seluruh risiko hukum yang sudah


ada yang melekat (inherent risk) pada aktifitas fungsional
1.Mengenal pembiayaan (penyediaan dana), treasuri, dan investasi,
dan operasional dan jasa, jasa pembiayaan perdagangan (trade-
memahami finance), TSI dan MIS, dan pengelolaan SDM dikenal dan
Risiko dipahami
Hukum
2. Mengenal dan Memahami Macam-macam risiko hukum yang
mungkin muncul dari bisnis baru dan permasalahannya
dikenali dan dipahami dengan baik

1. Mencatat instrumen untuk mengindentifikasi risiko hukum


dapat digunakan dengan benar.

2. Mencatat Setiap event yang terkait dengan risiko hukum


2. Mencatat
termasuk jumlah potensi kerugian yang diakibatkan event
Risiko Hukum
dimaksud harus dicatat dan diadministrasikan dalam suatu
administrasi data.

3. Mencatat Data lampau dan isyu yang pernah terjadi


terkumpul untuk menskenario masa kini dan masa yang akan
MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN
datang diklasifikasi menurut sumber sumber risiko
HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Memahami sifat - sifat risiko hukum dan Menentukan


Faktor risiko atas Kasus yang pernah terjadi pada satuan
kerja yang dapat mendatangkan kerugian, menurut
katagori risiko serta bukti-bukti material terdokumentasi
pada arsip risiko hukum secara lengkap.
3. Memahami sifat-
sifat risiko hukum 2. Memahami sifat - sifat risiko hukum dan Menentukan
dan menentukan Faktor risiko serta Identifikasi Faktor risiko ditentukan
Faktor Risiko dengan prosedur yang benar dengan menggunakan
instrumen yang sesuai

3. Memahami sifat - sifat risiko hukum sesuai dengan


pedoman dan kejadian risiko yang pernah terjadi serta
Menentukan Faktor risiko

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
PENDAHULUAN
Risiko Hukum Risiko akibat adanya tuntutan hukum dari pihak lain dan
atau kelemahan aspek yuridis
① Adanya tuntutan hukum
② Ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung
Penyebab
③ Kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya
Risiko Hukum
kontrak
④ Pengikatan agunan yang tidak sempurna.

① Lemahnya perikatan yang dilakukan oleh Bank,


② Ketiadaan dan/atau perubahan peraturan perundang -
Sumber Risiko
undangan yang menyebabkan suatu transaksi yang telah
Hukum
dilakukan Bank menjadi tidak sesuai dengan ketentuan
③ Proses litigasi baik yang timbul dari gugatan pihak ketiga
terhadap Bank maupun Bank terhadap pihak ketiga.

Memastikan proses Management Risiko dapat meminimalkan


Kewajiban kemungkinan dampak negative dari kelemahan aspek yuridis,
Bank ketiadaan dan/atau perubahan perundang-undangan dan proses
litigasi

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Hukum diterapkan baik bagi Bank secara Individu
maupun bagi Bank secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak. Penerapan Manajemen risiko
untuk Risiko Hukum disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas usaha bank

PRINSIP PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO HUKUM, meliputi :


A. Pengawasan Aktif Direksi dan Dewan Komisaris
Selain melaksanakan pengawasan aktif pada setiap aspek Bank perlu menambahkan
penerapan :
1.Kewenangan & Tanggung jawab direksi & Komisaris
2.Sumber Daya Manusia
3.Organisasi Manajemen risiko Hukum

B. Kebijakan dan Prosedur manajemen risiko serta penetapan limit risiko.


1.Strategi manajemen risiko.
2.Tingkat risiko yg akan diambil bank (risk appetite) & Toleransi risiko.
3.Kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta penetapan limit risiko.

C. Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, & Pengendalian risiko serta system informasi
Manajemen.

D. Sistem Pengendalian
MATERI DILARANG Intern mengacu
DIPERBANYAK pada
ATAU cakupan penarapan
DIGANDAKAN TANPA SEIJINumum
ASBISINDO DAN
HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
PRINSIP PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO HUKUM:
A. Pengawasan Aktif Direksi dan Dewan Komisaris

1. Kewenangan & Tanggung jawab Direksi & Komisaris


a) Direksi harus menetapkan mekanisme komunikasi efektif, termasuk melibatkan
pegawai Bank, atas permasalahan hukum yang dihadapi dengan bagian hukum
atau satuan kerja terkait agar Risiko Hukum dapat segera dicegah dan
dikendalikan.

b) Direksi dan Dewan Komisaris harus menerapkan legal governance yaitu suatu
tata kelola untuk membentuk, mengeksekusi, dan menginterpretasikan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketentuan internal termasuk
standar perjanjian yang digunakan.

c) Direksi harus memastikan terdapat legal consistency di setiap kegiatan


usahanya yaitu adanya keselarasan antara kegiatan/aktivitas usaha yang
dilakukan dengan ketentuan dan tidak menimbulkan ambiguitas dalam suatu
perjanjian yang dibuat oleh Bank.

d) Direksi harus memastikan adanya legal completenessagar seluruh hal yang


diatur oleh ketentuan baik yang bersifat nasional maupun internasional dapat
diimplementasikan dgn baik, seperti larangan dalam ketentuan,
MATERI
mesti DILARANG
JELAS DIPERBANYAK
dalam ketentuanATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN
Internal
HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
PRINSIP PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO HUKUM:
A. Pengawasan Aktif Direksi dan Dewan Komisaris
2. Sumber Daya Manusia (SDM)
Bank harus menerapkan sanksi secara konsisten kepada pegawai Bank yang terbukti
melakukan penyimpangan dan pelanggaran terhadap ketentuan ekstern dan intern serta
kode etik internal Bank.
3. Organisasi Manajemen Risiko Hukum
① Bank harus memiliki satuan kerja yang berperan sebagai legal watch yang menyedia kan
analisis /advis hukum kepada seluruh pegawai pada setiap jenjang organisasi.

② Bank harus memiliki satuan kerja /fungsi independen yang menilai dan memantau secara
berkelanjutan implementasi Manajemen Risiko untuk Risiko Hukum.
a. Umumnya hal ini dilakukan oleh SKMR/satuan kerja atau fungsi yang membawahkan
bidang hukum yang bertanggung jawab secara langsung kepada direktur utama Bank.
b.Selain itu, satuan kerja/ fungsi tersebut juga bertanggung jawab mengembangkan dan
mengevaluasi strategi, kebijakan, dan prosedur Manajemen Risiko untuk Risiko Hukum
c. Memberikan masukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris.
d.Keterlibatan satuan kerja /fungsi yang membawahkan bidang hukum juga sangat penting
di setiap aktivitas bisnis Bank yang terekspos Risiko Hukum ,  aktivitas dan/atau
menerbitkan produk baru.

③ Satuan kerja atau fungsi yang membawahkan bidang hukum, SKMR dan satuan kerja
operasional (risk-taking unit) harus secara bersama-sama menilai dampak perubahan
ketentuan tertentu terhadap eksposur Risiko Hukum.
MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN
HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
PRINSIP PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO HUKUM:
B. Kebijakan dan Prosedur manajemen risiko serta penetapan limit risiko.
1) Strategi manajemen risiko.

Strategi Manajemen Risiko untuk Risiko Hukum merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari strategi Manajemen Risiko Bank secara keseluruhan.

2) Tingkat Risiko yang akan Diambil (Risk Appetite) dan Toleransi Risiko (Risk Tolerance).

Penetapan tingkat Risiko yang akan diambil dan toleransi Risiko untuk Risiko Hukum mengacu
pada cakupan penerapan secara umum.

3) Kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta penetapan limit risiko.

a) Bank harus memiliki dan melaksanakan prosedur analisa aspek hukum terhadap
produk dan/atau aktivitas baru.

b) Bank harus melakukan evaluasi dan pengkinian kebijakan dan prosedur pengendalian
Risiko Hukum secara berkala, sesuai dengan perkembangan eksternal dan internal Bank,
seperti perubahan ketentuan.

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
PRINSIP PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO HUKUM:
C. Proses Identifikasi, pengukuran, pemantauan, & pengendalian risiko serta system
Informasi Manajemen.
Pada setiap proses, Bank harus menambahkan penerapan :

1) Identifikasi Risiko Hukum Pelaksanaan identifikasi untuk Risiko Hukum mengacu pada
cakupan penerapan secara umum.

2) Pengukuran Risiko Hukum

i. Bank harus memiliki metode pengukuran Risiko untuk Risiko Hukum yang memadai
dan terintegrasi dengan kerangka Manajemen Risiko Bank, baik menggunakan
pendekatan secara kuantitatif maupun kualitatif.

ii. Menggunakan indicator atau parameter berupa potensi kerugian akibat tuntutan
litigasi, pembatalan perjanjian yang disebabkan oleh kelemahan perikatan, terjadinya
perubahan peraturan perundang-undangan yang menyebabkan produk Bank menjadi
tidak sejalan dengan ketentuan yang ada.

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
PRINSIP PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO HUKUM:
C. Proses Identifikasi, pengukuran, pemantauan, & pengendalian risiko serta system Informasi
Manajemen.

3) Pemantauan Risiko Hukum Pelaksanaan pemantauan untuk Risiko Hukum

4) Pengendalian Risiko Hukum

a) Satuan kerja atau fungsi yang membawahkan bidang hukum harus melakukan
kaji ulang secara berkala terhadap kontrak dan perjanjian antara Bank
dengan pihak lainguna mengecek validitas hak dalam kontrak dan
perjanjian tersebut

b) Dalam hal Bank menerbitkan garansi seperti netting agreement, collateral


pledges, dan margin calls maka hal tersebut harus didukung dengan
dokumen hukum yang efektif dan enforceable.

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
PRINSIP PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO HUKUM:
C. Proses Identifikasi, pengukuran, pemantauan, & pengendalian risiko serta system
Informasi Manajemen.

5) Sistem Informasi Manajemen Risiko Hukum Bank harus mencatat dan


menatausahakan setiap kejadian, termasuk proses litigasi yang terkait dengan
Risiko Hukum beserta jumlah potensi kerugian yang diakibatkan oleh kejadian
dimaksud dalam suatu administrasi data. Pencatatan dan penatausahaan data
tersebut disusun dalam suatu data stastistik yang dapat digunakan untuk
memproyeksikan potensi kerugian aktivitas bisnis Bank pada periode tertentu.

D. Sistem Pengendalian Intern

Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern untuk Risiko Hukum mengacu pada cakupan
penerapan secara umum.

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
Contoh Soal
SOAL BAB 7 HUKUM L1
1. Berikut ini adalah sumber / penyebab dari risiko hukum yang paling tepat :
a) Adanya pembiayaan bermasalah
b) Kelemahan aspek yuridis
c) Perbedaan antara ekspektasi nasabah dengan realitas keuntungan bank
d) Terjadinya penurunan reputasi bank

2. Risiko hukum adalah risiko yang dapat timbul disebabkan oleh antara lain :
I. adanya ketidakpastian karena dilakukannya suatu tindakan hukum
II. ketidakpatuhan terhadap peraturan dan perundangan yang berlaku
III. ketidakpastian dalam penerapan atau interpretasi suatu perjanjian, peraturan, atau ketentuan
IV. kerugian yang terkait dengan praktek-praktek ketenagakerjaan

a) I dan III benar


b) I dan IV benar
c) Hanya IV yang benar
d) Semua Benar

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
Contoh Soal
3. Direksi harus memastikan agar seluruh hal yang diatur oleh ketentuan baik yang bersifat nasional
maupun internasional dapat diimplementasikan dgn baik, seperti larangan dalam ketentuan dikenal
dengan istilah :
a) Legal standing
b) legal governance
c) legal completeness
d) legal consistency

4. Berikut ini adalah sumber / penyebab dari risiko hukum yang paling tepat :
a) Adanya pembiayaan bermasalah
b) Kelemahan aspek yuridis
c) Perbedaan antara ekspektasi nasabah dengan realitas keuntungan bank
d) Terjadinya penurunan reputasi bank

5. Cakupan risiko hukum pada perbankan syariah umumnya berkaitan dengan :


a) Kerangka hukum yang tidak memadai,
b) Konflik hukum konvensional dan syariah,
c) Konflik antara keputusan Syariah dan keputusan hukum
d) semua benar

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
Contoh Soal
Jawaban :
1. B
2. A
3. C
4. B
5. D

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
Terima Kasih

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN 16


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
Risiko Kepatuhan

Level 1

17
1. PEMAHAMAN RISIKO KEPATUHAN
Risiko Kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan
Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan
peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain
yang berlaku, serta prinsip syariah

GENERAL COMPLIANCE SYARIAH COMPLIANCE

 Acuan ketentuan terkait Risiko Kepatuhan adalah Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor
13/2/PBI/2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum.

 Fungsi kepatuhan merupakan serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang


bersifat ex-ante (preventif) untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, system
dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah Bagi Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah, serta memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat
oleh Bank kepada Bank Indonesia dan/atauOtoritas pengawas lain yang berwenang

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
2. DEWAN PENGAWAS SYARIAH & SYARIAH COMPLIANCE
a. melakukan evaluasi (review) atas kebijakan
Manajemen Risiko yang terkait dengan
Wewenang dan Tanggung pemenuhan Prinsip Syariah;
Jawab DPS paling kurang b. mengevaluasi pertanggung jawaban Direksi
mencakup : atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko
yang terkait dengan pemenuhan Prinsip
Syariah sebagaimana dimaksud dalam huruf a.
Ketentuan pokok
hukum islam 3. Riba, adalah
penambahan pendapatan
4. Zalim adalah 6. Objek haram secara tidak sah (Bathil),
transaksi yang adalah suatu barang antara lain dalam transaksi
1. Gharar adalah 2. Maysir menimbulkan atau jasa yang pertukaran barang sejenis
transaksi yang adalah ketidakadilan bagi diharamkan dalam yang tidak sama kualitas,
objeknya tidak jelas, transaksi yang pihak lainnya syariah kuantitas dan waktu
tidak dimiliki, tidak bersifat penyerahan atau dalam
diketahui spekulatif yang 5. Risywah adalah tindakan dalam transaksi pinjam
keberadaannya, atau tidak terkait suap dalam bentuk uang, fasilitas meminjam yang
tidak dapat langsung atau bentuk lainnya yang mempersyaratkan nasabah
diserahkan pada saat dengan melanggar hukum sebagai upaya penerima fasilitas
transaksi dilakukan, produktivitas mendapatkan fasilitas atau mengembalikan dana yang
kecuali diatur lain disektor riil kemudahan dalam suatu transaksi diterima melebihi pokok
dalam syariah. pinjaman karena berjalannya
waktu
MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN 19
HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
3. GENERAL COMPLIANCE
Kepatuhan Terhadap Prinsip Kehati-hatian Bank Syariah :
1. Ketentuan terkait Bank Syariah yaitu Undang-undang No.21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah
2. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
3. Penilaian Kualitas Aktiva Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
4. GIro Wajib Minimum (GWM)
5. Good Coporate Governance (GCG)
6. Produk Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah
7. Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah
8. Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah
9. Fit and Proper Test Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah
10. Lembaga Penjamin Simpanan
11. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

Tujuan Kepatuhan : Menghindari Risiko Kepatuhan yang berakibat sanksi yang


berdampak sangat signifikan , diantaranya :

a. Teguran b. Denda c. Penurunan d. Pembekuan e. P’behentian


tertulis dan Pidana TKB Kegiatan pengurus

f. Pencantuman anggota Direksi dan Komisaris,


pegawai dan pemegang saham bank dlm DOT di g. Pencabutan izin usaha
sektor jasa keuangan.
MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN
HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
SANKSI RISIKO KEPATUHAN
Laporan Debitur Laporan Kepatuhan & Laporan Pengaduan
LSMK Laporan Publikasi Laporan Profil Risiko
(SID) Nasabah
•Terlambat : denda Rp1 •Tidak melaporkan Rp50 •Terlambat laporan : • Terlambat : Rp1 jt/hari • Terlambat laporan :
juta/cakupan juta denda Rp500 •Tidak mengirim Rp100 denda Rp500
laporan/hari kerja •Terlambat melapor Rp1 rb/form/hari kerja juta rb/form/hari kerja
keterlambatan juta/hari keterlambatan terlambat, max Rp15 terlambat, max Rp15
•Terlambat koreksi: denda •Terlambat koreksi : juta/form juta/form
Rp 100 rb/cakupan Rp100 rb/hari kerja, max •Terlambat koreksi : •2. Terlambat koreksi :
laporan/hari kerja Rp 10 juta denda Rp50 rb/form/hari denda Rp50 rb/form/hari
keterlambatan kerja, max Rp 750 kerja, max Rp 750
•Koreksi lewat dari jangka rb/form rb/form
waktu atas inisiatif Bank :
denda Rp50 rb/item
maksimal Rp5 Laporan Pengawasan Laporan Penerapan Laporan Pengkinian
DPS Strategi Anti Fraud
APU PPT
juta/cakupan laporan Data Nasabah
•Koreksi karena
pemeriksaan BI/OJK : • Pencabutan izin • Terlambat : Rp1 • Terlambat : Rp1 • Tidak melaksanakan
denda Rp 100 rb/ item, usaha Bank juta/hari juta/hari, max Rp30 Kebijakan &
maksimal Rp10 juta Prosedur APU PPT
juta/cakupan laporan
• Terlambat lebih dari
satu bulan : Rp50 • Terlambat lebih dari dan berdampak
•Tidak menyampaikan
laporan (ps 13) Rp 50 juta/laporan 1 bulan : Rp50 juta signifikan : denda
juta/cakupan laporan • Laporan tidak max Rp100 juta
lengkap secara • Tidak melaksanakan
signifikan : Rp50 komitmen
juta penyelsaian dalam
pemeriksaan
BI/OJK, denda max
Rp100 juta

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
3. IDENTIFIKASI RISIKO KEPATUHAN
Cara mengidentifikasi Risiko Kepatuhani

Risk Compliance
Scenario
Brainstoriming Questionnaires Assesment Incident
analysis
Workshop Analysis

Data Base Risiko Kepatuhan

Data Lampau dan isyu yang Kasus yang pernah Identifikasi faktor risiko Sifat sifat risiko
pernah terjadi dikumpulkan terjadi pada unit kerja ditentukan dengan kepatuhan dipahami
diklasifikasi menurut sumber yang dapat prosedur yang benar sesuai dengan pedoman
sumber risiko ; Data ini mendatangkan kerugian, dengan menggunakan dan kejadian risiko yang
digunakan sebagai dasar diklasifikasi menurut instrumen yang sesuai pernah terjadi
untuk membuat skenario katagori risiko serta dengan kondisi Bank
masa kini dan masa yang bukti bukti material
akan datang ; harus terdokumentasi
pada arsip risiko
kepatuhan secara
lengkap
MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN
HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
Contoh Soal

1. Risiko kepatuhan melekat pada risiko bank yang terkait pada peraturan perundang-undangan dan ketentuan
yang berlaku. Risiko kepatuhan yang terkait dengan ketentuan risiko pasar yaitu
a) Kewajiban pemenuhan modal minimumPerubahan Ekonomi Makro
b) Posisi devisa neto
c) Kualitas aktiva produktif
d) Ketentuan rencana kerja anggaran tahunan

2. Risiko kepatuhan pada Bank dapat diidentifikasikan melalui:


a) Banyaknya pelanggaran atas prinsip prinsip syariah
b) Banyaknya insiden operasional yang terjadi
c) Banyaknya berita negative Bank di media
d) Tidak tercapainya Rencana Bisnis Bank

3. Terdapat beberapa sanksi kepatuhan, kecuali:


a. Teguran Lisan oleh Dewan Komisaris
b. Denda & Pidana
c. Pencabutan izin usaha
d. Pembekuan kegiatan usaha tertentu

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
Jawaban:
1. B
2. A
3. A

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN 24


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
Terima Kasih

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN 25


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
Risiko Stratejik

Level 1

26
PEMAHAMAN RISIKO STRATEGIK

1. Pemahaman Risiko
Strategik

2. Proses Identifikasi,
Pengukuran, Pemantauan
dan Sistem Informasi
Manajemen Risiko Strategik

3. Pengendalian Risiko
Strategik

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
PEMAHAMAN RISIKO STRATEGIK

1. Definsi Risiko Strategik

 Risiko Strategik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan


atau pelaksanaan suatu keputusan strategik serta kegagalan dalam
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis

 Risiko strategik berhubungan dengan keputusan-keputusan bisnis jangka


panjang seperti; bisnis mana yang akan dikembangkan; prioritas utama;
target akuisisi dan bisnis mana yang akan ditutup atau dijual

 Semakin populer nya strategi merger atau akuisisi Bank dan krisis keuangan
global, maka Bank tidak dapat menganggap remeh risiko strategik

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
PEMAHAMAN RISIKO STRATEGIK

Terdapat ketidaksesuaian rencana stratejik


(strategic plan) antar level stratejik

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN 29


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
PEMAHAMAN RISIKO STRATEGIK

Penyebab Strategik Lainnya

Kegagalandalam
mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis mencakup: Perubahan kondisi
Kegagalan dalam ekonomi makro
mengantisipasi perubahan
teknologi,,

Dinamika kompetisi Perubahan kebijakan


di pasar, dan otoritas terkait.

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
PEMAHAMAN RISIKO STRATEGIK
2. Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Sistem Informasi Manajemen
isiko Strategik

(1). Mengidentifikasi risiko strategis yang melekat pada aktivitas


fungsional tertentu seperti perkreditan (penyediaaan dana),
treasury dan investasi serta operasional dan jasa

(2) Hasil dari proses identifikasi diadministrasikan terutama pada sisi


kinerja sebagai akibat tidak terealisasinya atau tidak efektifnya
pelaksanaan strategi usaha maupun rencana bisnis yang telah
ditetapkan terutama yang signifikan terhadap permodalan bank.
Proses pengukuran dapat menggunakan kombinasi pendekatan
kualitatif dan kuantitatif;
(3) Pemantauan dilakukan secara berkala sesuai dengan pengalaman
kerugian pada masa lalu dengan sistem informasi yang ada manajemen
dapat menyediakan laporan eksposur risiko strategic secara lengkap,
akurat dan tepat waktu dalam rangka proses pengambilan keputusan
oleh Direksi.

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
CONTOH RISIKO STRATEGIK

1. Bank mencoba mengembangkan Bisnis Mikro, padahal itu


bukan keahlian bank / belum berpengalaman sehingga
menimbulkan banyak masalah

2. Bank memutuskan bersaing dengan bank asing, dengan


meluncurkan bisnis produk terstruktur yg kompleks namun
tidak memiliki infrastruktur yang memadai sehingga merugi.

3. Bank memutuskan melakukan bisnis tertentu yang ternyata


kemudian mendatangkan kerugian besar pada Bank

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
Contoh Studi Kasus

33
Contoh Soal
1. Risiko Strategik timbul karena kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis, yaitu mencakup:
a) Perubahan Risk Culture
b) Perubahan Ekonomi Makro
c) Perubahan Ekonomi Mikro
d) Semua Benar

2. Pemantauan dalam risiko strategik dilakukan secara:


a) Berkala sesuai dengan pengalaman kerugian pada masa lalu dan masa yang akan datang
b) Random sesuai dengan pengalaman kerugian pada masa lalu dan masa yang akan datang
c) Berkala sesuai dengan pengalaman kerugian pada masa lalu
d) Random untuk memastikan potensi kerugian dimasa yang akan datang

3. Risiko Strategik timbul antara lain karena:


a. Strategi Bank yang kurang sejalan dengan Visi dan Misi
b. Analisis lingkungan strategik yang tidak komprehensif
c. Ketidak sesuaian strategic plan antar level strategik
d. Semua Benar

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
Jawaban:
1. B
2. C
3. D

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN 35


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
Terima Kasih

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN 36


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
Risiko Reputasi

Level 1

37
Daftar isi

1 Tujuan Pembelajaran

2 Identifikasi Risiko

3 Pengukuran dan Pemantauan Risiko Reputasi

4 Mitigasi Risiko Reputasi

38
1. Tujuan Pembelajaran

 Mengidentifikasi risiko reputasi

 Memahami pengukuran dan pemantauan risiko reputasi

 Melakukan mitigasi risiko reputasi

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO 39
2. Identifikasi Risiko
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan
stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.
Diantara risiko yang dihadapi bank, risiko reputasi merupakan risiko yang
dapat berdampak signifikan dan dapat mempengaruhi
kelangsungan usaha bank.

http://rmol.co..../ICMI-Bank Muamalat Bankrut-Sistem EKonomi Syariah Gagal.


ISI : Bank Muamala sedang mencari investor
“Bank Muamalat itu penting karena sisinya simbolis, KALAU dia bangkrut , kalua dia gagal berarti ekonomi syariahitu gagal” Ujar Ketua ICMI
Jimly Ass di Hotel Bidakara 19/2
Menurutnya Bank yang didirikan 30 thn yanglalu harus diselamatkan.
Dalam mengidentifikasi Risiko Reputasi, Bank dapat menggunakan indikator/parameter
berupa persepsi negatif yang dapat timbul baik secara nyata atau sekedar RUMOR dikelola
Hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap reputasi antara lain :
 Manajemen
 Pemegang Saham
 Pelayanan yang disediakan
 Penerapan prinsip-prinsip Syariah
 Publikasi

Persepsi Negatif merupakan gap antara performance Bank dengan ekspektasi shareholder
MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN
HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO 40
2. Identifikasi Risiko

• Landasan mengapa bank perlu mengelola risiko reputasi.


o Dalam mengidentifikasi Risiko Reputasi, Bank dapat
menggunakan indikator/parameter berupa persepsi
negatif yang dapat timbul baik secara nyata atau sekedar
rumor.
o Rumor tentang kerugian yang dialami suatu bank, jika
tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya
kekhawatiran berlebihan dari nasabah dan dalam skala
yang lebih luas dapat mengakibatkan timbulnya penarikan
dana secara besar-besaran (‘bank rush’) dari system
perbankan
o Mengembalikan reputasi tentunya membutuhkan biaya
yang sangat besar dan waktu yang cukupPeningkatan
Cost of Fund (CoF)
MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN
HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO 41
2. Identifikasi Risiko

• Risiko Reputasi dapat timbul akibat:


 Faktor internal dan Eksternal bank
 Kinerja industri perbankan secara umum dan atau terjadinya krisis
keuangan (un-controllable oleh bank) merupakan area regulator.
Sumber risiko internal dan langkah mitigasi yang dilakukan bank
merupakan area yang wajib dikelola oleh bank melalui penerapan
manajemen risiko reputasi.
• Dampak :
 Peningkatan cost of fund (CoF);
 Kegagalan pencapaian target dan Rencana Bisnis Bank (RBB);
 Kehilangan SDM berkualitas;
 Kehilangan nasabah maupun potensi nasabah;
 Penurunan rating bank oleh lembaga bank.
• Salah satu pendekatan yang digunakan dalam mengkategorikan sumber
risiko reputasi bersifat:
1) Tidak langsung (below in the line) dan
2) Bersifat langsung (above in the line).

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO 42
CONTOH RISIKO REPUTASI
1. Penagihan pembiayaan macet bank dilakukan oleh pihak ketiga yang tidak
memperhatikan etika cara penagihan, sehingga menurunkan reputasi bank
secara umum dimata masyarakat

2. Kerugian yang besar pada bank akibat perbuatan fraud oleh pegawai bank,
sehingga nasabah meragukan keamanan menyimpan dana di bank
tersebut.

3. Produk kartu kredit banyak menjadi sasaran kejahatan keuangan sehingga


reputasi bank sebagai bank yang aman menjadi menurun, dan berpotensi
memberikan dampak menurunnya bisnis kartu kredit

4. Produk-produk bank yang menjadi sasaran kejahatan keuangan sehingga


diberitakan secara luas oleh media massa, menyebabkan reputasi bank
menjadi diragukan

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
3. Pengukuran dan Pemantauan Risiko Reputasi

Dalam proses pengukuran risiko reputasi, Bank dapat menggunakan


kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif

• Bank melakukan pencatatan dan penatausahaan setiap kejadian yang


terkait dengan risiko reputasi termasuk jumlah potensi kerugian yang
diakibatkan kejadian dimaksud dalam suatu administrasi data.

• Bank memantau risiko reputasi secara berkala sesuai dengan pengalaman


kerugian di masa lalu yang disebabkan oleh risiko reputasi

• Sistem Informasi Manajemen harus dapat menyediakan laporan eksposur


risiko reputasi secara lengkap, akurat, dan tepat waktu dalam rangka
proses pengambilan keputusan oleh Direksi

• Risiko Reputasi merupakan Risiko yang sulit dihitung secara kualitatif


karena dapat menimbulkan dampak langsung dan tidak langsung terhadap
keuangan bank.
MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN
HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO 44
4. Mitigasi Risiko Reputasi

• Risiko reputasi dapat dikurangi apabila semua pegawai Bank patuh


pada ketentuan eksternal dan internal yang berlaku.

• Bank perlu meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku


• Bank dapat melakukan komunikasi dengan Nasabah atau counterparty
secara berkesinambungan dan melakukan perundingan bilateral
dengan Nasabah untuk menghindari litigasi dan tuntutan hukum.

• Bank dapat melakukan kerja sama dengan pihak ketiga (outsourcing)


dalam rangka mengendalikan risiko reputasi dengan
mempertimbangkan biaya dan manfaat atas penggunaan outsourcing

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO 45
RUSH BCA 1997-1998
Penjualan saham BCA bermula dari krisis ekonomi 1997, ketika bank
dengan jaringan ATM terbesar ini di-rush para nasabahnya. Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada Selasa (26/2) resmi
mengumumkan penawar Bank BCA tinggal dua calon yaitu Konsorsium
Standard Chartered dan Farallon Capital. Dua calon lainnya, Konsorsium
Bank Mega dan Konsorsium GKBI, gugur. Berikut adalah urutan peristiwa
yang menimpa BCA. 14-15 November 1997 Para nasabah melakukan rush
Bank BCA karena Soedono Salim alias Liem Sioe Liong, pemegang saham
mayoritasnya, diisukan meninggal. Rush baru reda setelah Liem muncul di
depan umum. 18 Mei 1998 – Awal Juni 1998 Para nasabah Bank BCA
kembali panik setelah terjadi kerusuhan Mei, sehingga melakukan rush.
Akibatnya, Bank BCA membatasi penarikan uang nasabah, lewat kasir Rp 5
juta, ATM Silver Rp 500 ribu, dan ATM Gold Rp 1 Juta. 28 Mei 1998 Bank
BCA resmi menjadi “pasien” Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Bank
Indonesia menyuntikkan dana hingga 200 persen modal Bank BCA.
MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN
HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO 46
Contoh Soal
SOAL BAB 10 Risiko Reputasi
1. Berikut ini adalah Hal-Hal yang sangat berpengaruh terhadap reputasi, Kecuali :
a) Pemegang Saham
b) Pelayanan yang disediakan
c) Nasabah Priority
d) Publikasi

2. Dalam proses pengukuran risiko reputasi, bank dapat menggunakan


a) Pendekatan Kualitatif
b) Pendekatan Kuantitatif
c) Pendekatan Internal Model
d) Kombinas Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif

3. Risiko reputasi dapat dikurangi dengan cara:


a. Semua pegawai bank patuh pada ketentuan eksternal dan internal yang berlaku
b. Bank mampu menjaga nasabah prioritas dengan kenyamanan dan keamanan
c. Bank dapat memastikan seluruh pembiayaan berjalan dengan baik dan lancar
d. Bank menetapka aturan punish dan reward kepada seluruh karyawan

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO
Jawaban:
1. A
2. D
3. A

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO 48
Terima Kasih

MATERI DILARANG DIPERBANYAK ATAU DIGANDAKAN TANPA SEIJIN ASBISINDO DAN


HANYA DIPERGUNKAN UNTUK PELATIHAN ASBISINDO 49

Anda mungkin juga menyukai