Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH FISIOLOGI

“FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER”

Disusun Oleh :
1. Anis Lorenza
2. Annisa Rahmadini
3. Atika Oktariani
4. Dini Kurniawati
5. Fadila Nur Afiyah
6. Kadek Sinta
7. Najla Dwi Salwadillah
8. Nur Hidayah Tullah
9. Rika Erlita
10. Selvy Oksana
11. Vira Sefti Nurani

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN D-III KEBIDANAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Palembang, 4 Oktober 2019
Penyusun

Penulis
Daftar isi

Kata Pengantar…………..………………………………………….……………… i

Daftar isi…………………………………………………………………………..... ii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang…………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………. 1
C. Tujuan dan manfaat……………………………………………………….. 2

Bab II Pembahasan

A. Peran jantung sebagai system transportasi dan distribusi………………..


B. Klasifikasi pembuluh darah
C. Pembagian jumlah darah dalam pembuluh darah
D. Anatomi dan fisiologi jantung
E. Elektro fisiologi otot jantung
F. EKG
G. Curah jantung
H. Alir balik vena
I. Tekanan darah dan denyut nadi
J. Tekanan sistolik dan diastolik
K. Denyut nadi
L. Syok dan jenisnya
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler.
Cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam
hal ini mencakup sistem sirkulasi darahyang terdiri dari jantung komponen darah
dan pembuluh darah.Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal
dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut secara ritmis dan berulang
60-100 x /menit. $etiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke
seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan
kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena.
Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita perlumemahami anatomi
da fisiologi yang ada pada jantung tersebut sehingga kita mampu memahami
berbagai problematika berkaitan dengan sistem kardiovaskuler tanpa ada
kesalahan yang membuat kita melakukan neglicent (kelalaian). Oleh karena itu,
sangat penting sekali memahami anantomi dan fisiologi kardiovaskuler yang
berfungsi langsung dalam mengedarkan obat-obatan serta oksigenasi dalam tubuh
dalam proses kehidupan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :
M. Bagaimana jantung berperan sebagai sistem transportasi dan distribusi ?
N. Apa klasifikasi pembuluh darah ?
O. Bagaimana pembagian jumlah darah dalam pembuluh darah ?
P. Bagaimana anatomi dan fisiologi jantung ?
Q. Bagaimana elektro fisiologi otot jantung ?
R. Apa yang dimaksud dengan EKG ?
S. Bagaiman curah jantung ?
T. Bagaimana alir balik vena ?
U. Bagaimana tekanan darah dan denyut nadi ?
V. Bagimana tekanan sistolik dan iastolic ?
W. Apa yang dimaksud denyut nadi ?
X. Apa yang dimaksud dengan syok ?
C. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari makalah ini, yaitu :
1. Agar mengetahui jantung berperan sebagai sistem transportasi dan distribusi
2. Agar mengetahui pembuluh darah
3. Agar mengetahui pembagian jumlah darah dalam pembuluh darah
4. Agar mengetahui anatomi dan fisiologi jantung
5. Agar mengetahui elektro fisiologi otot jantung
6. Agar mengetahui EKG
7. Agar mengetahui curah jantung
8. Agar mengetahui alir balik vena
9. Agar mengetahui tekanan darah dan denyut nadi
10. Agar mengetahui tekanan sistolik dan diastolik
11. Agar mengetahui denyut nadi
12. Agar mengetahui syok

BAB II
PENDAHULUAN

Fungsi jantung dan peredaran darah manusia


A. Jantung sebagai Sistem Transportasi dan Distribusi
Transportasi atau distribusi ialah proses pengedaran berbagai zat yang
diperlukan ke seluruh tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan
untuk dikeluarkan dari tubuh. Alat transportasi pada manusia terutama adalah
darah. Darah adalah media transportasi dan distribusi utama yang mengangkut
gas, nutrisi dan produk limbah. Oksigen dari paru-paru diangkut darah dan
didistribusikan ke sel-sel. Karbondioksida yang dihasilkan oleh sel-sel
diangkut ke paru-paru untuk dibuang setiap kali kita menghembuskan nafas.
Darah juga mengangkut produk-produk limbah lain, seperti kelebihan nitrogen
yang dibawa ke ginjal untuk dieliminasi.
Selain itu, darah mengambil nutrisi dari saluran pencernaan untuk
dikirimkan ke sel-sel. Selain transportasi nutrisi dan limbah, darah mengangkut
hormon yang disekresikan berbagai organ ke dalam pembuluh darah untuk
disampaikan ke jaringan. Banyak zat yang diproduksi di salah satu bagian
tubuh dan diangkut ke bagian yang lain, untuk dimodifikasi. Sebagai contoh,
prekursor vitamin D diproduksi di kulit dan diangkut oleh darah ke hati dan
kemudian ke ginjal untuk diproses menjadi vitamin D aktif. Vitamin D aktif
diangkut darah ke usus kecil, untuk membantu penyerapan kalsium. Contoh
lain adalah asam laktat yang dihasilkan oleh otot rangka selama respirasi
anaerob. Darah membawa asam laktat ke hati yang akan diubah menjadi
glukosa.
B. Klasifikasi Pembuluh Darah
a. Arteri
Berdasarkan ukurannya, arteri dapat diklasifikasikan menjadi arteri besar
atau arteri elastis, arteri ukuran sedang atau arteri muskuler, dan arteriola
(Eroschenko, 2010).
Arteri besar (arteri elastin) termasuk aorta dan cabang-cabang besarnya.
Arteri jenis ini mempunyai sifat sifat sebagai berikut :

a. Intima, dibatasi oleh sel-sel endotel. Pada arteri besar membrana basalis
subendotel kadang-kadang tidak terlihat. Membrana elastika interna tidak
selalu ada.
b. Lapisan media terdiri adventisia tidak menunjukkan membrana externa,
relatif tidak berkembang dan mengandung serabut-serabut elastin dan
kolagen.
c. Arteri ukuran sedang dan kecil memiliki lapisan muskuler yang tebal. Sel-
sel ini bercampur dengan sejumlah serabut elastin serta kolagen dan
proteoglikan.
d. Arteriola merupakan pembuluh arteri yang paling kecil (halus),
berdiameter kurang dari 0,5 mm dan relatif mempunyai lumen yang
sempit. Memiliki tunika intima dengan tanpa lapisan subendotel dan 12
umumnya tidak mempunyai membrana elastik interna. Lapisan media
adalah lapisan sel-sel otot polos yang tersusun melingkar. Lapisan
adventisia tipis, tidak berkembang dengan baik dantidak menunjukkan
adanya membrana elastik externa.
b. Vena

Tunika intima terdiri dari endothelium (selnya pipih selapis) dan


subendothelium (jaringan ikat tipis langsung berhubungan dengan tunika
adventisia). Tunika media tidak ada. Tunika adventisia yang terdiri dari
jaringan ikat longgar dengan serabut colagen yang membentuk berkasberkas
longitudinal, sel fibroblast dan sel otot polos tampak diantaranya (Price,
2006). Vena digolongkan menjadi (Signh, 2011):

a. Venula, garis tengah 0,2 – 1 mm, ditandai oleh tunika intima yang terdiri
atas endotel, tunika media tebal yang terdiri atas lapisan sel otot polos, dan
lapisan adventisia merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri atas
jaringan penyambung yang kaya akan serabut-serabut kolagen.
b. Vena ukuran kecil atau sedang dan mempunyai garis tengah 1 – 9 mm.
Tunika intima biasanya mempunyai lapisan subendotel yang tipis, tetapi
hal ini pada suatu saat mungkin tidak ada. Tunika media terdiri atas
berkas-berkas kecil otot polos yang bercampur dengan serabut-serabut
kecil kolagen dan jala-jala halus serabut elastin. Lapisan kolagen
adventisia berkembang dengan baik.
c. Vena besar mempunyai tunika intima yang berkembang dengan baik.
Tunika media jauh lebih kecil, dengan sedikit sel-sel otot polos dan 13
banyak jaringan penyambung. Tunika adventisia adalah lapisan yang
paling tebal dan pada pembuluh yang paling besar dapat mengandung
berkas-berkas longitudinal otot polos. Vena ukuran-kecil atau sedang
menunjukkan adanya katup-katup di dalamnya. Struktur ini terdiri atas 2
lipatan semilunaris dari lapisan dalam pembuluh yang menonjol ke dalam
lumen. Mereka terdiri atas jaringan penyambung elastin dan dibatasi pada
kedua sisinya oleh endotel. Katup-katup khususnya banyak pada vena
anggota badan (lengan dan tungkai). Mereka mendorong darah vena ke
arah jantung berkat kontraksi otot-otot rangka yang terletak di sekitar
vena.

(Eroschenko,2010)
Arteri dan vena muskular (potongan transversal). Pulasan: pulasan elastik. Pembesaran lemah.
(Eroschenko,2010)
Arteri dan vena dalam jaringan ikat padat tidak teratur di duktus deferens. Pulasan: hematoksilin besi dan biru
Alcian. 64 x.

C. Kapiler

Kapiler tersusun atas selapis sel endotel yang berasal dari mesenkim,
melingkar dalam bentuk tabung, mengelilingi ruang silindris, garis tengah
rata-rata kapiler berkisar dari 7 sampai 9 μm (Price, 2006).
Kapiler dapat dikelompokkan dalam 3 jenis menurut struktur dinding
sel endotel, yaitu (Kumar, 2007) :
a. Kapiler kontinu. Susunan sel endotel rapat.
b. Kapiler fenestrata atau perforata ditandai oleh adanya pori-pori
diantara sel endotel. Kapiler perforata biasanya ditemukan dalam
jaringanjaringan dimana terjadi pertukaran-pertukaran zat dengan
cepat antara jaringan dan darah, seperti yang terdapat pada ginjal,
usus, dan kelenjar endokrin.
c. Kapiler sinusoid, berkelok-kelok dan garis tengahnya sangat besar (30-
40 μm), sirkulasi darah lambat, tidak memiliki dinding yang dibatasi
kontinu oleh sel–sel endotel, tetapi terbuka pada ruang–ruang antara
sel, 15 dan adanya sel dengan dinding bulat selain sel endotel yang
biasa dengan aktivitas fogositosis. Kapiler sinusoid terutama
ditemukan pada hati dan organ-organ hemopoetik seperti sumsum
tulang dan limpa. Struktur ini diduga bahwa pada kapiler sinusoid
pertukaran antar darah dan jaringan sangat dipermudah, sehingga
cairan darah dan makromolekul dapat berjalan dengan mudah bolak-
balik antara kedua ruangan tersebut. Kapiler-kapiler beranastomosis
(berhubungan satu dengan lainnya) membentuk jala-jala antar arteri-
arteri dan vena-vena kecil. Arteriol bercabang menjadi pembuluh-
pembuluh kecil yang mempunyai lapisan otot polos yang tidak
kontinyu, yang disebut metarteriol. Metarteriol bercabang menjadi
kapiler-kapiler yang membentuk jala-jala. Konstriksi metarteriol
membantu mengatur, tetapi tidak menghentikan sama sekali sirkulasi
dalam kapiler, dan mempertahankan perbedaan tekanan dalam dua
sistem. Suatu cincin sel-sel otot polos yang disebut sfinkter, terdapat
pada tempat asal kapiler dari metarteriol. Sfinkter prekapiler ini dapat
menghentikan sama sekali aliran darah dalam kapiler. Seluruh jala-jala
tidak berfungsi semua secara serempak, dan jumlah kapiler yang
berfungsi dan terbuka tidak hanya tergantung pada keadaan kontraksi
metarteriol tetapi juga pada anastomosis arteriovenosa yang
memungkinkan metarteriol langsun mengosongkan darah kedala vena-
vena kecil
Antar hubungan ini banyak sekali pada otot rangka dan kulit tangan
dan kaki. Bila pembuluh-pembuluh anastomis arteriovenosa berkontraksi,
semua darah harus berjalan melalui jala-jala kapiler. Bila relaksasi, sebagian
darah mengalir langsung ke vena bukan 16 mengalir ke dalam kapiler.
Sirkulasi kapiler diatur oleh rangsang syaraf dan hormon (Kumar et al., 2007).
Tubuh manusia luas permukaan jala-jala kapiler mendekati 6000m².
Garis tengah totalnya kira-kira 800 kali lebih besar daripada garis tengah
aorta. Suatu unit volume cairan dalam kapiler berhubungan dengan luas
permukaan yang lebih besar daripada volume yang sama dalam bagian sistem
lain. Aliran darah dalam aorta rata-rata 320 mm/detik, sedangkan dalam
kapiler sekitar 0,3 mm/detik. Sistem kapiler dapat dimisalkan dengan suatu
danau di mana sungai-sungai masuk dan keluar, dindingnya yang tipis dan
alirannya yang lambat, kapiler merupakan tempat yang cocok untuk
pertukaran air dan solut antara darah dan jaringan-jaringan (Junquiera, 2007).
C. Pembagian Jumlah Darah dalam Pembuluh Darah
Darah adalah jaringan ikat yang memungkinkan adanya komunikasi antar
sel dalam tubuh dan lingkungan seperti membawa oksigen, zat-zat gizi, sekresi
hormon, produksi panas, zat kekebalan, dll. Berikut adalah pembagian jumlah
darah :
1. Jumlah darah orang dewasa: 4,5 – 5,5 liter
2. Jumlah darah pada bayi baru lahir: 2,3 – 3,6 liter
3. Komposisi darah : plasma darah 55%, leukosit dan trombosit <1 %, eritrosit
45%
Plasma darah terdiri dari :
1. Air : 91%,
2. Protein : 8% (albumin, globulin, protrombin,fibrinogen),
3. Mineral : 0,9% (NaCl, natrium bikarbonat,Kalsium, fosfor, fe, dll)
Pembagian jumlah darah dalam pembuluh darah:
1. Jantung 9%
2. Pembuluh darah paru 12%
3. Arteri besar 8%
4. Arteri kecil 5%
5. Arteriola 2%
6. Kapiler 5%
7. Vena kecil, venula, sinus 25%
8. Vena besar, resevoar vena 34%

Faal otot jantung


A. ANATOMI FISIOLOGI OTOT JANTUNG
a. Anatomi & Fisiologi Jantung
Secara fisiologi, jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling
vital fungsinya dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata
lain, apabila fungsi jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya
terhadap organ-organ tubuh lainya terutama ginjal dan otak. Karena fungsi
utama jantung adalah sebagai single pompa yang memompakan darah ke
seluruh tubuh untuk kepentingan metabolisme sel-sel demi kelangsungan
hidup. Untuk itu, siapapun orangnya sebelum belajar EKG harus menguasai
anatomi & fisiologi dengan baik dan benar.
b. Ukuran,Posisi atau letak Jantung
Anda tahu berapa ukuran jantung anda? Secara anatomi ukuran
jantung sangatlah variatif. Dari beberapa referensi yang saya baca, ukuran
jantung manusia mendekati ukuran kepalan tangannya atau dengan ukuran
panjang kira-kira 5" (12cm) dan lebar sekitar 3,5" (9cm). Jantung terletak di
belakang tulang sternum, tepatnya di ruang mediastinum diantara kedua paru-
paru dan bersentuhan dengan diafragma. Bagian atas jantung terletak dibagian
bawah sternal notch, 1/3 dari jantung berada disebelah kanan dari midline
sternum , 2/3 nya disebelah kiri dari midline sternum. Sedangkan bagian apek
jantung di interkostal ke-5 atau tepatnya di bawah puting susu sebelah kiri.
c. Lapisan Pembungkus Jantung
Bagi rekan-rekan kita yang bekerja di ruang kamar operasi bedah
jantung atau thorak saya yakin sudah terbiasa melihat keberadaan jantung di
mediastinum, begitu pula dengan lapisan pembungkus atau pelindung
jantungnya. Jantung di bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan
perikardium, di mana lapisan perikardium ini di bagi menjadi 3 yaitu :
1. Lapisan fibrosa, yaitu lapisan paling luar pembungkus jantung yang
melindungi jantung ketika jantung mengalami overdistention. Lapisan
fibrosa bersifat sangat keras dan bersentuhan langsung dengan bagian
dinding dalam sternum rongga thorax, disamping itu lapisan fibrosa ini
termasuk penghubung antara jaringan, khususnya pembuluh darah besar
yang menghubungkan dengan lapisan ini (exp: vena cava, aorta, pulmonal
arteri dan vena pulmonal).
2. Lapisan parietal, yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa.
3. Lapisan Visceral, lapisan perikardium yang bersentuhan dengan lapisan
luar dari otot jantung atau epikardium.
Diantara lapisan pericardium parietal dan lapisan perikardium visceral
terdapat ruang atau space yang berisi pelumas atau cairan serosa atau yang
disebut dengan cairan perikardium. Cairan perikardium berfungsi untuk
melindungi dari gesekan-gesekan yang berlebihan saat jantung berdenyut atau
berkontraksi. Banyaknya cairan perikardium ini antara 15 - 50 ml, dan tidak
boleh kurang atau lebih karena akan mempengaruhi fungsi kerja jantung.
d. Lapisan Otot Jantung
Lapisan otot jantung terbagi menjadi 3 yaitu :

1. Epikardium,yaitu bagian luar otot jantung atau pericardium visceral


2. Miokardium, yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab
atas kemampuan kontraksi jantung.
3. Endokardium, yaitu lapisan tipis bagian dalam otot jantung atau lapisan
tipis endotel sel yang berhubungan langsung dengan darah dan bersifat
sangat licin untuk aliran darah, seperti halnya pada sel-sel endotel pada
pembuluh darah lainnya.
e. Katup Jantung
Katup jatung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup yang
menghubungkan antara atrium dengan ventrikel dinamakan katup
atrioventrikuler, sedangkan katup yang menghubungkan sirkulasi sistemik dan
sirkulasi pulmonal dinamakan katup semilunar.
Katup atrioventrikuler terdiri dari katup trikuspid yaitu katup yang
menghubungkan antara atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup
atrioventrikuler yang lain adalah katup yang menghubungkan antara atrium
kiri dengan ventrikel kiri yang dinamakan dengan katup mitral atau bicuspid.
Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal yaitu katup yang
menghubungkan antara ventrikel kanan dengan pulmonal trunk, katup
semilunar yang lain adalah katup yang menghubungkan antara ventrikel kiri
dengan asendence aorta yaitu katup aorta. Katup berfungsi mencegah aliran
darah balik ke ruang jantung sebelumnya sesaat setelah kontraksi atau sistolik
dan sesaat saat relaksasi atau diastolik. Tiap bagian daun katup jantung diikat
oleh chordae tendinea sehingga pada saat kontraksi daun katup tidak
terdorong masuk keruang sebelumnya yang bertekanan rendah. Chordae
tendinea sendiri berikatan dengan otot yang disebut muskulus papilaris
6. Ruang,Dinding & Pembuluh Darah Besar Jantung
Jantung kita dibagi menjadi 2 bagian ruang, yaitu :
a. Atrium (serambi)
b. Ventrikel (bilik)
Karena atrium hanya memompakan darah dengan jarak yang pendek,
yaitu ke ventrikel. Oleh karena itu otot atrium lebih tipis dibandingkan
dengan otot ventrikel. Ruang atrium dibagi menjadi 2, yaitu atrium kanan
dan atrium kiri. Demikian halnya dengan ruang ventrikel, dibagi lagi menjadi
2 yaitu ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Jadi kita boleh mengatakan kalau
jantung dibagi menjadi 2 bagian yaitu jantung bagian kanan (atrium kanan &
ventrikel kanan) dan jantung bagian kiri (atrium kiri & ventrikel kiri).Kedua
atrium memiliki bagian luar organ masing-masing yaitu auricle. Dimana
kedua atrium dihubungkan dengan satu auricle yang berfungsi menampung
darah apabila kedua atrium memiliki kelebihan volume.
Kedua atrium bagian dalam dibatasi oleh septal atrium. Ada bagian
septal atrium yang mengalami depresi atau yang dinamakan fossa ovalis,
yaitu bagian septal atrium yang mengalami depresi disebabkan karena
penutupan foramen ovale saat kita lahir.

Ada beberapa ostium atau muara pembuluh darah besar yang perlu anda
ketahui yang terdapat di kedua atrium, yaitu :

a. Ostium Superior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat diruang
atrium kanan yang menghubungkan vena cava superior dengan atrium
kanan.
b. Ostium Inferior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat di
atrium kanan yang menghubungkan vena cava inferior dengan atrium
kanan.
c. Ostium coronary atau sinus coronarius, yaitu muara atau lubang yang
terdapat di atrium kanan yang menghubungkan sistem vena jantung
dengan atrium kanan.
d. Ostium vena pulmonalis, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium
kiri yang menghubungkan antara vena pulmonalis dengan atrium kiri yang
mempunyai 4 muara.
Bagian dalam kedua ruang ventrikel dibatasi oleh septal ventrikel, baik
ventrikel maupun atrium dibentuk oleh kumpulan otot jantung yang mana
bagian lapisan dalam dari masing-masing ruangan dilapisi oleh sel endotelium
yang kontak langsung dengan darah. Bagian otot jantung di bagian dalam
ventrikel yang berupa tonjolan-tonjolan yang tidak beraturan dinamakan
trabecula. Kedua otot atrium dan ventrikel dihubungkan dengan jaringan
penghubung yang juga membentuk katup jatung dinamakan sulcus coronary,
dan 2 sulcus yang lain adalah anterior dan posterior interventrikuler yang
keduanya menghubungkan dan memisahkan antara kiri dan kanan kedua
ventrikel.
Perlu anda ketahui bahwa tekanan jantung sebelah kiri lebih besar
dibandingkan dengan tekanan jantung sebelah kanan, karena jantung kiri
menghadapi aliran darah sistemik atau sirkulasi sistemik yang terdiri dari
beberapa organ tubuh sehingga dibutuhkan tekanan yang besar dibandingkan
dengan jantung kanan yang hanya bertanggung jawab pada organ paru-paru
saja, sehingga otot jantung sebelah kiri khususnya otot ventrikel sebelah kiri
lebih tebal dibandingkan otot ventrikel kanan.
7. Pembuluh Darah Besar Jantung

Ada beberapa pembuluh besar yang perlu anda ketahui, yaitu:

a. Vena cava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari
bagian atas diafragma menuju atrium kanan.
b. Vena cava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari
bagian bawah diafragma ke atrium kanan.
c. Sinus Coronary, yaitu vena besar di jantung yang membawa darah kotor
dari jantung sendiri.
d. Pulmonary Trunk,yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah kotor
dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis
e. Arteri Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa
darah kotor dari pulmonary trunk ke kedua paru-paru.
f. Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa
darah bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
g. Assending Aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah
bersih dari ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya yang bertanggung
jawab dengan organ tubuh bagian atas.
h. Desending Aorta,yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan
bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah.
8. Arteri Koroner
Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung jawab dengan jantung
sendiri,karena darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat
penting sekali agar jantung bisa bekerja sebagaimana fungsinya. Apabila
arteri koroner mengalami pengurangan suplainya ke jantung atau yang di
sebut dengan ischemia, ini akan menyebabkan terganggunya fungsi jantung
sebagaimana mestinya. Apalagi arteri koroner mengalami sumbatan total atau
yang disebut dengan serangan jantung mendadak atau miokardiac infarction
dan bisa menyebabkan . Begitupun apabila otot jantung dibiarkan dalam
keadaan iskemia, ini juga akan berujung dengan serangan jantung juga atau
miokardiac infarction. Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi
sistemik, dimana muara arteri koroner berada dekat dengan katup aorta atau
tepatnya di sinus valsava. Arteri koroner dibagi dua,yaitu:
a. Arteri koroner kanan
b. Arteri koroner kiri, arteri koroner kiri mempunyai 2 cabang yaitu LAD
(Left Anterior Desenden)dan arteri sirkumflek. Kedua arteri ini
melingkari jantung dalam dua lekuk anatomis eksterna, yaitu sulcus
coronary atau sulcus atrioventrikuler yang melingkari jantung diantara
atrium dan ventrikel, yang kedua yaitu sulcus interventrikuler yang
memisahkan kedua ventrikel. Pertemuan kedua lekuk ini dibagian
permukaan posterior jantung yang merupakan bagian dari jantung
yang sangat penting yaitu kruks jantung. Nodus AV node berada pada
titik ini. LAD arteri bertanggung jawab untuk mensuplai darah untuk
otot ventrikel kiri dan kanan, serta bagian interventrikuler septum.
Sirkumflex arteri bertanggung jawab untuk mensuplai 45% darah
untuk atrium kiri dan ventrikel kiri, 10% bertanggung jawab
mensuplai SA node. Arteri koroner kanan bertanggung jawab
mensuplai darah ke atrium kanan, ventrikel kanan,permukaan bawah
dan belakang ventrikel kiri, 90% mensuplai AV Node,dan 55%
mensuplai SA Node.

Fungsi jantung Sebagai Pompa


A. Siklus Jantung
Sebelum mempelajari siklus jantung secara detail, terlebih dahulu saya ingin
menyegarkan ingatan anda tentang sirkulasi jantung. Saya yakin kalau anda masih
mengingatnya dengan baik atau anda telah lupa? Anda masih ingat kalau jantung
dibagi menjadi 4 ruang? Empat ruang jantung ini tidak bisa terpisahkan antara
satu dengan yang lainnya karena ke empat ruangan ini membentuk hubungan
tertutup atau bejana berhubungan yang satu sama lain berhubungan (sirkulasi
sistemik, sirkulasi pulmonal dan jantung sendiri). Di mana jantung yang berfungsi
memompakan darah ke seluruh tubuh melalui cabang-cabangnya untuk keperluan
metabolisme demi kelangsungan hidup. Karena jantung merupakan suatu bejana
berhubungan, anda boleh memulai sirkulasi jantung dari mana saja. Saya akan
mulai dari atrium/serambi kanan.
Atrium kanan menerima kotor atau vena atau darah yang miskin oksigen
dari:
a. Superior Vena Kava
b. Inferior Vena Kava
c. Sinus Coronarius
Dari atrium kanan, darah akan dipompakan ke ventrikel kanan melewati
katup trikuspid. Dari ventrikel kanan, darah dipompakan ke paru-paru untuk
mendapatkan oksigen melewati:

a. Katup pulmonal
b. Pulmonal Trunk
c. Empat (4) arteri pulmonalis, 2 ke paru-paru kanan dan 2 ke paru-paru kiri.
Darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru akan di alirkan kembali ke
jantung melalui 4 vena pulmonalis (2 dari paru-paru kanan dan 2 dari paru-paru
kiri)menuju atrium kiri. Dari atrium kiri darah akan dipompakan ke ventrikel kiri
melewati katup biskupid atau katup mitral. Dari ventrikel kiri darah akan di
pompakan ke seluruh tubuh termasuk jantung (melalui sinus valsava) sendiri
melewati katup aorta. Dari seluruh tubuh,darah balik lagi ke jantung melewati
vena kava superior,vena kava inferior dan sinus koronarius menuju atrium kanan.
Secara umum, siklus jantung dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:
a. Sistole atau kontraksi jantung
b. Diastole atau relaksasi atau ekspansi jantung

Secara spesific, siklus jantung dibagi menjadi 5 fase yaitu :

a. Fase Ventrikel Filling


Sesaat setelah kedua atrium menerima darah dari masing-masing
cabangnya, dengan demikian akan menyebabkan tekanan di kedua atrium naik
melebihi tekanan di kedua ventrikel. Keadaan ini akan menyebabkan terbukanya
katup atrioventrikular, sehingga darah secara pasif mengalir ke kedua ventrikel
secara cepat karena pada saat ini kedua ventrikel dalam keadaan
relaksasi/diastolic sampai dengan aliran darah pelan seiring dengan bertambahnya
tekanan di kedua ventrikel. Proses ini dinamakan dengan pengisian ventrikel atau
ventrikel filling. Perlu anda ketahui bahwa 60% sampai 90 % total volume darah
di kedua ventrikel berasal dari pengisian ventrikel secara pasif. Dan 10% sampai
40% berasal dari kontraksi kedua atrium.
b. Fase Atrial Contraction
Seiring dengan aktifitas listrik jantung yang menyebabkan kontraksi kedua
atrium, dimana setelah terjadi pengisian ventrikel secara pasif, disusul pengisian
ventrikel secara aktif yaitu dengan adanya kontraksi atrium yang memompakan
darah ke ventrikel atau yang kita kenal dengan "atrial kick". Dalam grafik EKG
akan terekam gelombang P. Proses pengisian ventrikel secara keseluruhan tidak
mengeluarkan suara, kecuali terjadi patologi pada jantung yaitu bunyi jantung 3
atau cardiac murmur.

c. Fase Isovolumetric Contraction


Pada fase ini, tekanan di kedua ventrikel berada pada puncak tertinggi
tekanan yang melebihi tekanan di kedua atrium dan sirkulasi sistemik maupun
sirkulasi pulmonal. Bersamaan dengan kejadian ini, terjadi aktivitas listrik jantung
di ventrikel yang terekam pada EKG yaitu komplek QRS atau depolarisasi
ventrikel.
Keadaan kedua ventrikel ini akan menyebabkan darah mengalir balik ke
atrium yang menyebabkan penutupan katup atrioventrikuler untuk mencegah
aliran balik darah tersebut. Penutupan katup atrioventrikuler akan mengeluarkan
bunyi jantung satu (S1) atau sistolic. Periode waktu antara penutupan katup AV
sampai sebelum pembukaan katup semilunar dimana volume darah di kedua
ventrikel tidak berubah dan semua katup dalam keadaan tertutup, proses ini
dinamakan dengan fase isovolumetrik contraction.
d. Fase Ejection
Seiring dengan besarnya tekanan di ventrikel dan proses depolarisasi
ventrikel akan menyebabkan kontraksi kedua ventrikel membuka katup semilunar
dan memompa darah dengan cepat melalui cabangnya masing-masing.
Pembukaan katup semilunar tidak mengeluarkan bunyi. Bersamaan dengan
kontraksi ventrikel, kedua atrium akan di isi oleh masing-masing cabangnya.

e. Fase Isovolumetric Relaxation


Setelah kedua ventrikel memompakan darah, maka tekanan di kedua
ventrikel menurun atau relaksasi sementara tekanan di sirkulasi sistemik dan
sirkulasi pulmonal meningkat. Keadaan ini akan menyebabkan aliran darah balik
ke kedua ventrikel, untuk itu katup semilunar akan menutup untuk mencegah
aliran darah balik ke ventrikel. Penutupan katup semilunar akan mengeluarkan
bunyi jantung dua (S2)atau diastolic. Proses relaksasi ventrikel akan terekam
dalam EKG dengan gelombang T, pada saat ini juga aliran darah ke arteri koroner
terjadi. Aliran balik dari sirkulasi sistemik dan pulmonal ke ventrikel juga di
tandai dengan adanya "dicrotic notch".

B. Elektro fisiologi otot jantung


Keadaan sel otot jantung pada saat istirahat dan saat repolarisasi di luar sel
bermuatan listrik positif dan di dalam sel bermuatan listrik negatif. Sedangkan
keadaan sel otot jantung pada saat depolarisasi di luar sel bermuatan listrik negatif
dan di dalam sel bermuatan listrik positif. sel jantung di atas telah dipasangi
elektroda pada bagian kiri, kanan, dan atas untuk melihat perbedaan hasil
rekaman suatu kejadian aktivitas listrik jantung dalam waktu bersamaan ketika sel
jantung tersebut anda rangsang dengan menggunakan mouse anda. Sebelum anda
beri stimulus atau klik, sel jantung tersebut dalam keadaan istirahat atau diam
tidak ada kontraksi. artinya tidak ada defleksi yang dapat “dilihat” oleh elektroda
(kabel sadapan untuk merekam EKG). yang terekam hanya garis mendatar atau
isoelektrik. Sekarang anda rangsang sel jantung di atas. apa yang terjadi?,
rangsangannya akan terus menjalar ke sel-sel berikutnya (panah warna merah).
terjadi perpindahan muatan listrik antara luar dan dalam sel. sel jantung tersebut
akhirnya tereksitasi semua yang disebut DEPOLARISASI, dan terjadilah
kontraksi. Hebatnya kabel elektroda yang ditempelkan di permukaan tubuh yang
jauh dari jantung sekalipun seperti pada kaki atau tangan masih dapat “melihat”
aktivitas listrik jantung tersebut. Yang perlu diingat adalah animasi sel jantung ini
saya buat hanya bisa dirangsang pada sel sebelah kiri. seandainya rangsangan
dimulai dari kanan, depolarisasi akan menjalar dari kanan ke kiri dan repolarisasi
dari kiri ke kanan. dan menghasilkan rekaman elektroda kiri akan mencatat
defleksi positif dan elektroda kanan akan mencatat defleksi negatif. Setelah
beberapa saat sel jantung tersebut akan kembali seperti keadaan semula yang
proses penjalarannya di sebut REPOLARISASI (panah warna biru).
Hasil catatan aktivitas bioelektris (=elektrogram) sel otot jantung sehat dalam
keadaan ISTIRAHAT dan DIRANGSANG. Jadi kesimpulannya adalah

DIRANGSANG — DEPOLARISASI — terjadi DEFLEKSI

Elektrogram dari sel otot jantung yang dirangsang terdiri dari/fase:


a. Fase DEPOLARISASI, yaitu bagian yang terjadi akibat penyebaran rangsangan
b. Fase REPOLARISASI, yaitu bagian yang terjadi bila sel otot kembali ke
keadaan istirahat
Arah defleksi ditentukan oleh:
a. Arah penyebaran impuls depolarisasi
b. Letak elektroda
- Arah impuls menuju elektroda (positif) maka arah defleksi ke atas (positif)
- Arah impuls menjauhi elektroda (negatif) maka arah defleksi ke bawah (negatif)
- Arah impuls menuju kemudian menjauhi elektroda maka arah defleksi ke atas
dan kebawah (bifasik)
FASE REPOLARISASI
Gambaran elektrogram pada fase repolarisasi ada dua kemungkinan :
1. Bila arah repolarisasi SAMA dengan depolarisasi, maka arah defleksi dari
fase repolarisasi akan berlawanan dengan arah defleksi fase depolararisasi.
seperti yang tampak pada gambar di bawah ini:
2. Bila arah repolarisasi BERLAWANAN dengan arah depolarisasi, maka arah
defleksi dari fase repolarisasi akan SAMA dengan arah defleksi fase
depolarisasi, seperti yang tampak pada animasi ketika fase repolarisasi.
Sekarang perhatikan lagi gambar berikut.

Dalam keadaan normal, arah repolarisasi otot ventrikel adalah BERLAWANAN


dengan arah depolarisasi, sehingga arah defleksi fase repolarisasi ( gelombang T )
adalah SAMA dengan arah defleksi fase depolarisasi ( kompleks QRS ).
C. EKG
Elektrokardiogram (EKG) adalah tes sederhana untuk mengukur dan
merekam aktivitas listrik jantung. Tes ini menggunakan mesin pendeteksi impuls
listrik yang disebut elektrokardiograf. Elektrokardiograf akan menerjemahkan
impuls listrik menjadi grafik yang ditampilkan pada layar pemantau. EKG tidak
menyakitkan karena tanpa pengaliran arus listrik dan tanpa sayatan (noninvasif).
Dokter akan menempelkan elektrode, umumnya berjumlah 10 atau 12 buah,
berbahan plastik dan berukuran kecil, di dada, lengan, dan tungkai. Elektrode
disambungkan dengan kabel-kabel ke mesin elektrokardiograf. Aktivitas
kelistrikan jantung kemudian diukur dan dicetak oleh mesin EKG, serta
diinterpretasi oleh dokter sebagai penunjang diagnosis.
Elektrokardiogram, Dokter merekomendasikan EKG bagi pasien yang
mengalami gejala-gejala gangguan jantung, seperti:
a. Nyeri dada.
b. Sulit bernapas.
c. Cepat lelah dan lemas.
d. Berdebar-debar dan gangguan irama jantung.
e. Indikasi dan Kontraindikasi Elektrokardiogram
Elektrokardiogram (EKG) dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi-kondisi
seperti :
a. Serangan jantung.
b. Penyakit jantung koroner.
c. Gagguan elektrolit.
d. Keracunan dan efek samping obat.
Evaluasi efektivitas dari alat pacu jantung. Tidak ditemukan kontraindikasi
pada elektrokardiogram, kecuali pasien menolak dilakukan pemeriksaan.
1. Sebelum Elektrokardiogram
Secara umum, tidak ada persiapan khusus untuk pemeriksaan
elektrokardiogram (EKG), terkadang EKG dilakukan pada keadaan gawat
darurat untuk mendeteksi serangan jantung dan mengetahui kondisi kerja
jantung yang mungkin menyertai penyakit lainnya. Namun bila pasien
direncanakan untuk melakukan pemeriksaan EKG, sebaiknya hindari
pemakaian losion, minyak, atau bedak pada tubuh, terutama dada. Bila
terdapat bulu pada dada, sebaiknya juga dicukur. Hal tersebut terkadang dapat
membuat elektrode sulit menempel pada tubuh. Informasikan kepada dokter
mengenai obat-obatan, suplemen, dan herba yang sedang dikonsumsi.
2. Prosedur Elektrokardiogram
Elektrokardiogram (EKG) umumnya berlangsung 5-8 menit. Tes ini
bisa dilakukan di rumah sakit atau klinik yang memiliki fasilitas pemeriksaan
EKG, dan pengerjaannya biasa dilakukan oleh perawat. Sebelum berbaring di
tempat tidur pasien akan diminta untuk melepaskan pakaian atas, serta
melepas aksesoris atau benda yang terdapat dalam kantong pakaian yang
mungkin dapat mempengaruhi hasil pemeriksan.
Setelah berbaring di tempat tidur, elektrode-elektrode akan ditempelkan
di dada, lengan, dan tungkai pasien. Hindari berbicara dan menggerakkan
anggota tubuh karena dapat mengacaukan hasil tes.
Tiap kabel elektrode tersambung ke mesin EKG dan akan merekam
aktivitas kelistrikan jantung. Dokter akan menginterpretasi aktivitas
kelistrikan jantung berdasarkan gelombang yang ditampilkan di layar
pemantau dan akan dicetak pada kertas.
3. Setelah Elektrokardiogram
Setelah pemeriksaan elektrokardiogram (EKG), pasien diperkenankan
untuk melakukan aktivitas seperti biasa. Aktivitas yang dibatasi biasanya akan
disesuaikan dengan penyakit yang diderita oleh pasien. Hasil dari rekaman
EKG dapat langsung didiskusikan oleh dokter atau dapat dibuatkan janji
kembali untuk bertemu dengan dokter di lain waktu. Setelah itu, pasien
mungkin akan menjalani pemeriksaan lanjutan sesuai dengan hasil dari EKG
atau penyakit yang dicurigai oleh dokter. Beberapa informasi yang bisa
didapatkan dari pemeriksaan EKG adalah:
a. Denyut jantung. Normal, terlalu lambat, atau terlalu cepat.
b. Irama jantung. Teratur atau tidak teratur.
c. Perubahan struktur otot jantung. EKG dapat melihat kemungkinan
terdapat pembesaran dari bilik atau dinding jantung.
d. Suplai oksigen untuk otot jantung. Seseorang dengan suplai oksigen yang
kurang dapat dicurigai terkena penyakit jantung koroner atau bahkan
sedang mengalami serangan jantung. Biasanya hal ini ditandai oleh nyeri
dada.
4. Efek Samping Elektrokardiogram
Tes elektrokardiogram (EKG) dipercaya aman, cepat, dan tidak
menyakitkan. Efek samping umumnya berupa reaksi alergi pada kulit
terhadap elektrode-elektrode yang ditempel pada tubuh. Sedikit rasa sakit juga
bisa dialami saat elektrode dicabut.
5. Jenis-Jenis Elektrokardiogram
Terkadang kelainan jantung tidak terdeteksi dengan pemeriksaan
elektrokardiogram (EKG) standar, karena kelainan tersebut bisa hilang timbul
dan mungkin saat pemeriksaan tidak muncul. Untuk itu, terdapat beberapa
jenis pemeriksaan aktivitas listrik jantung yang sedikit berbeda dengan
pemeriksaan EKG standar. Jenis EKG lainnya adalah:
Stress test (EKG Treadmill). Berbeda dengan EKG standar, EKG
treadmill dilakukan perekaman aktivitas listrik saat pasien sedang melakukan
aktivitas. Selain treadmill, pasien juga bisa diminta untuk mengayuh sepeda
statis selama tes berlangsung.
Holter monitor. Alat kecil ini bisa dikalungkan di leher dan elektrode-
elektrode ditempelkan di dada. Holter monitor mampu merekam EKG secara
berkelanjutan dengan durasi 1-2 hari. Pasien diperbolehkan melakukan
kegiatan seperti biasa ketika menggunakan holter monitor, asalkan elektrode
dan alat holter monitor tetap kering. Dokter akan meminta pasien untuk
mengingat kejadian yang sedang dilakukan yang mengakibatkan perubahan
aktivitas listrik jantung.
Fungsi Jantung Sebagai Pompa
Jantung merupakan sebuah organ yang merupakan pusat hidup seluruh
tubuh Anda, dengan ukuran yang hanya sekitar satu kepalan tangan. Organ ini
terdiri dari jutaan sel-sel yang bekerja keras untuk memompa darah ke seluruh
tubuh Anda. Tahukah Anda bahwa untuk mengerjakan hal tersebut,organ ini telah
diprogram untuk bekerja secara otomatis setiap detik, setiap hari, sepanjang hidup
Anda? Keadaan mental dan fisik Anda, apakah sakit atau tidak, tak akan
mempengaruhi hal ini. Artinya, jantung tak pernah istirahat sedetik pun. Fungsi
jantung yaitu seperti yang telah disebutkan sebelumnya, organ ini bertugas untuk
memompa darah ke seluruh tubuh. Tanpa kerja yang optimal dari organ ini, tentu
seluruh organ lain di dalam tubuh tidak akan bisa bekerja dengan baik. Pasalnya,
aliran darah yang diedarkan oleh jantung mengandung oksigen dan nutrisi yang
dibutuhkan oleh setiap organ dan sel dalam tubuh dalam menjalankan fungsinya
masing-masing, termasuk sel-sel di dalam jantung itu sendiri. Duh, kebayang kan,
bagaimana jika organ vital ini terhambat kerjanya? Bisa-bisa sistem seluruh tubuh
Anda berantakan

A. Curah Jantung
Curah jantung (cardiac output) adalah jumlah darah yang dipompa keluar
dari ventrikel kiri dari setiap menit. Curah jantung normal adalah 4-6 liter /menit
pada orang deeasa yang sehat dengan BB 70 KG saat istirahat. Volume darah
yang bersikulasi berubah sesuai kebutuhan oksigen dan metabolik tubuh.
Misalnya, selama latihan, kehamilan, demam, curah jantung meningkat,tetapi
srlama tidur, curah jantung menurun. Curah jantung daapt dihitung dengan rumus
berikut
CURAH JANTUNG(CJ)=VOLUME SEKUNCUP(VS) X FREKUENSI
DENYUT JANTUNG(FDJ)

Curah jantung pada lansia dapat dipengaruhi tegangan dingin arteri yang
meningkat dan hipertropi Miokard. Yang sedang akibat peningkatan darah
sistolik.
B. Alir Balik vena
Darah meninggalkan jaringan sistemik menuju pembuluh darah vena
untuk dibawa kembali ke jantung. Selain berfungsi sebagai aliran bagi darah
kembali ke jantung, vena juga berfungsi sebagai reservoir darah; yaitu, apabila
kebutuhan akan darah rendah, vena-vena dapat menyimpan darah ekstra sebagai
cadangan karena sifat mereka yang mudah diregangkan. Dalam keadaan istirahat,
pembuluh darah vena mengandung 60 volume darah total. Apabila, simpadan
darah dibutuhkan, faktor-faktor ekstrinsik melalui aktivitas saraf simpatis akan
mendorong darah dari vena ke jantung. Darah yang tersimpan di vena terlalu
banyak akan menyebabkan penurunan volume sekuncup dan curah jantung.
Aliran balik vena adalah jumlah darah yang kembali ke jantung melalui vena cava
superior. Aliran balik vena dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu aktivitas saraf
simpatis, aktivitas otot rangka, efek katup vena, aktivitas pernafasan dan efek
penghisapan oleh jantung cardiac suction effect.
a. Aktivitas saraf simpatis, otot polos vena dipersarafi oleh banyak saraf simpatis.
Stimulasi saraf simpatis menimbulkan vasokontriksi vena yang cukup
meningkatkan tekanan vena; hal ini kemudian meningkatkan gradien tekanan
untuk mendorong lebih banyak darah dari vena ke dalam atrium kanan.
Universitas Sumatera Utara.
b. Aktivitas otot rangka, vena-vena besar banyak terletak diantara otot-otot
rangka sehingga pada saat otot-otot ini berkontraksi, vena-vena tersebut
tertekan. Penekanan ini akan menurunkan kapasitas vena dan meningkatkan
tekanan vena, sehingga darah mengalir ke jantung.
c. Efek katup vena, katup vena berbeda dengan katup atrioventrikular
trikuspidalis dan bikuspidalis dan katup semilunaris aorta dan pulmonalis pada
jantung. Katup vena bersifat satu arah yang berfungsi mendorong darah ke
jantung tetapi mencegah darah kembali ke jaringan. Katup-katup vena ini juga
berperan melawan efek gravitasi yang ditimbulkan oleh posisi berdiri dengan
memperkecil aliran balik darah yang cenderung terjadi ketika seseorang dalam
posisi berdiri.
d. Aktivitas pernafasan, Tekanan di dalam rongga dada rata-rata 5 mmHg di
bawah tekanan atmosfer. Pada saat mengalir melalui rongga dada, sistem vena
yang mengembalikan darah ke jantung dari bagian bawah tubuh terpapar ke
tekanan subatmosfer tersebut. Karena sistem vena di tungkai dan abdomen
mendapat tekanan normal, terjadi gradien tekanan eksternal antara vena-vena
bawah tekanan atmosfer dan vena-vena dada 5 mmHg lebih kecil dari tekanan
atmosfer. Perbedaan tekanan ini akan mendorong darah dari vena- vena bagian
bawah menuju vena dada sehingga aliran balik vena meningkat. Mekanisme
fasilitasi aliran balik vena ini dikenal sebagai pompa respirasi karena terjadi
akibat aktivitas pernafasan. Peningkatan aktivitas respirasi akan meningkatkan
aliran balik vena. e. Efek penghisapan oleh jantung, Jantung memiliki peran
pengisian darah sendiri. Selama kontraksi ventrikel, katup-katup
atrioventrkular AV tertarik Universitas Sumatera Utara ke bawah, sehingga
rongga atrium membesar. Akibatnya, tekanan atrium sementara turun dibawah
0 mmHg. Sehingga gradien tekanan vena ke atrium meningkat dan aliran balik
vena juga meningkat. Tekanan ventrikel akan lebih negatif dari pada tekanan
vena dan atrium.

C. Tekanan Darah dan Denyut Nadi


1. Denyut Nadi
Jantung sebagai pompa darah selalu berkontraksi secara terusmenerus
(kontinyu) dan ritmis. Manifestasi kontraksi jantung tersebut dapat dirasakan
pada hampir seluruh pembuluh arteri berupa denyut nadi (pulsus). Pulsus
dapat dirasakan melalui pembuluh darah superfisial seperti: arteri radialis.
Jadi denyut nadi bisa dikatakan sebagai efek kontraksi dari jantung yang
memompa darah keseluruh tubuh manusia. Sekarang kita bahas Tekanan
Darah, secara lebih detail penjelasannya sebagai berikut.
2. Tekanan darah
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh
arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh tubuh manusia. Tekanan
darah dibuat dengan mengambil dua dan biasanya diukur seperti berikut -
120 /80 mmHg. Angka di atas (120) menunjukkan tekanan pembuluh arteri
akibat jantung berdenyut disebut tekanan sistole. Angka bawah (80)
menunjukkan tekanan saat jantung mengendur di antara pemompaan, dan
disebut tekanan diastole.

D. Tekanan Sistolik dan Diastolik


Siklus jantung dalam diri seseorang dibagi menjadi dua bagian – yaitu
sistolik dan diastolik. Saat fase sistolik, ventrikula (bagian jantung yang berfungsi
untuk memompa darah) berkontraksi, sehingga mengeluarkan darah dan
mengalirkannya ke jantung dan arteri.setelah ventrikula selesai berkontraksi,
mereka akan beristirahat. Saat fase relaksasi ini, ventrikula kemudian akan
mengisinya dengan darah dan akan bersiap-siap melakukan proses kontraksi
berikutnya. Fase relaksasi ini disebut dengan diastolik. Akan tetapi, terkadang,
karena beberapa kondisi medis tertentu, ventrikula dapat menjadi kaku.
Ventrikula kaku ini tidak dapat secara penuh beristirahat, sebagai hasilnya
ventrikula tidak dapat terisi dengan maksimal dan darah dapat terbendung di
organ tubuh (terutama paru-paru). Keadaan tidak normal yang terjadi di
ventrikula dan hasil dari ‘pengisian’ abnormal ventrikula saat fase diastolik ini
disebut dengan disfungsi diastolik. Saat disfungsi diastolik cukup memproduksi
pulmonary congestion (membendung darah sebelum dialirkan ke paru-paru),
kejadian ini disebut dengan gagal jantung diastolik. Secara umum, ketika dokter
menggunakan istilah disfungsi diastolik dan gagal jantung diastolik, dokter pada
intinya membahas mengenai isolated diastolic abnormalities. (“Disfungsi sistolik
adalah hanya nama lain dari melemahnya otot jantung, yang dapat terjadi seperti
peristiwa gagal jantung).

E. Denyut Nadi
Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang darah yang mengalir
melalui pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan jantung. denyut nadi ini
disebabkan oleh denyut jantung. Jika panas berhenti berdetak, pulsa darah tidak
akan menghasilkan mengalir darah melalui tubuh. Saat ini penyakit serangan
jantung banyak sekali diderita oleh masyarakat, sehingga perlu tindakan yang
cepat dari dokter agar pasien mendapatkan perawatan yang maksimal. Penyakit
jantung sering kali terjadi secara tiba-tiba dan harus dilakukan pengobatan yang
cepat. Tetapi agar seorang dokter mendapatkan laporan dari pasien secara cepat
masih sangatlah susah. Hal ini menjadi permasalahan pasien untuk mendapatkan
pengobatan yang maksimal. Untuk mengatasi hal ini diperlukan alat yang
mempermudah pasien untuk berkomunikasi dengan dokter yang akan langsung
mengetahui denyut nadi yang pasien alami. Agar permasalahan tersebut dapat
ditangani, penulis merancang sebuah Alat Pendeteksi Denyut Nadi dan
Penyampaian Datanya Dengan SMS Gateway Berbasis Mikrokontroler. Alat ini
berfungsi untuk melaporkan kondisi yang dialami oleh seorang pasien penderita
penyakit jantung kepada dokter secara cepat agar bisa dilakukan pengobatan
secara maksimal. Alasan penulis membuat alat ini adalah untuk membantu pasien
yang menderita penyakit jantung agar mendapatkan pengobatan secara maksimal
dengan mempermudah memberikan informasi kondisi kesehatan pasien kepada
dokter. Karena banyaknya pasien penyakit jantung yang terhambat karena
lambatnya pemberian informasi kepada dokter yang berakibat penanganannya
menjadi tidak maksimal. Penulis memutuskan membuat “Rancang Bangun Alat
Pendeteksi Denyut Nadi Dengan Penyampaian Data Menggunakan SMS Gateway
Berbasis Mikrokontroler”. Penulis berharap alat ini dapat mempermudah Dokter
mendapatkan informasi yang tepat dan akurat terhadap kondisi yang dialami
penderita agar dapat dilakukan penanganan yang maksimal.

F. Syok dan Jenisnya


Syok adalah suatu keadaan serius yang terjadi jika sistem kardiovaskuler
(jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh
dalam jumlah yang memadai; syok biasanya berhubungan dengan tekanan darah
rendah dan kematian sel maupun jaringan. Syok terjadi akibat berbagai keadaan
yang menyebabkan berkurangnya aliran darah, termasuk kelainan jantung
(misalnya serangan jantung atau gagal jantung), volume darah yang rendah
(akibat perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada pembuluh darah
(misalnya karena reaksi alergi atau infeksi). Syok digolongkan ke dalam beberapa
kelompok :
1. Syok kardiogenik (berhubungan dengan kelainan jantung)
2. Syok hipovolemik ( akibat penurunan volume darah)
3. Syok anafilaktik (akibat reaksi alergi)
4. Syok septik (berhubungan dengan infeksi
5. Syok neurogenik (akibat kerusakan pada sistem saraf)
PENYEBAB
Syok bisa disebabkan oleh:
1. Perdarahan (syok hipovolemik)
2. Dehidrasi (syok hipovolemik)
3. Serangan jantung (syok kardiogenik)
4. Gagal jantung (syok kardiogenik)
5. Trauma atau cedera berat
6. Infeksi (syok septik)
7. Reaksi alergi (syok anafilaktik)
8. Cedera tulang belakang (syok neurogenik)
9. Sindroma syok toksik.

GEJALA
Gejala yang timbul tergantung kepada penyebab dan jenis syok. Gejalanya bisa
berupa:
1. gelisah
2. bibir dan kuku jari tangan tampak kebiruan
3. nyeri dada
4. linglung
5. kulit lembab dan dingin
6. pembentukan air kemih berkurang atau sama sekali tidak terbentuk air kemih
7. pusing
8. pingsan
9. tekanan darah rendah
10. pucat
11. keringat berlebihan, kulit lembab
12. denyut nadi yang cepat
13. pernafasan dangkal
14. tidak sadarkan diri
15. lemah.

DIAGNOSA
Diagnosais ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
PENGOBATAN
Penderita dijaga agar tetap merasa hangat dan kaki sedikit dinaikkan untuk
mempermudah kembalinya darah ke jantung. Setiap perdarahan segera dihentikan
dan pernafasan penderita diperiksa. Jika muntah, kepala dimiringkan ke satu sisi
untuk mencegah terhirupnya muntahan. Jangan diberikan apapun melalui mulut.
Tenaga kesehatan bisa memberikan bantuan pernafasan mekanis. Obat-obatan
diberikan secara intravena. Obat bius (narkotik), obat tidur dan obat penenang
biasanya tidak diberikan karena cenderung menurunkan tekanan darah. Cairan
diberikan melalui infus. Bila perlu, diberikan transfusi darah. Cairan intravena
dan transfusi darah mungkin tidak mempu mengatasi syok jika perdarahan atau
hilangnya cairan terlus berlanjut atau jika syok disebabkan oleh serangan jantung
atau keadaan lainnya yang tidak berhubungan dengan volume darah. Untuk
menambah aliran darah ke otak atau jantung bisa diberikan obat yang
mengkerutkan pembuluh darah. Pemberian obat ini dilakukan sesingkat mungkin
karena bisa mengurangi aliran darah ke jaringan. Jika penyebabnya adalah aksi
pompa jantung yang tidak memadai, dilakukan usaha untuk memperbaiki kinerja
jantung. Kelainan denyut dan irama jantung diperbaiki dan volume darah
ditingkatkan (bila perlu). Untuk memperlambat denyut jantung bisa diberikan
atropin. Obat lainnya bisa diberikan untuk memperbaiki kemampuan kontraski
otot jantung.

Pada serangan jantung, bisa dimasukkan pompa balon ke dalam aorta, yang
untuk sementara waktu bisa meredakan syok. Sesudah prosedur ini, mungkin
perlu dilakukan operasi bypass arteri koroner atau pembedahan untuk
memperbaiki kelainan jantung. Pada beberapa kasus yang terjadi setelah serangan
jantung, untuk memperbaiki aksi pompa jantung yang tidak memadai dan untuk
memperbaiki syok, dilakukan angioplasi koroner transluminal perkutaneus
darurat guna membuka arteri yang tersumbat. Jika tindakan tersebut tidak
dilakukan, diberikan obat trombolitik sesegera mungkin. Syok yang disebabkan
oleh pelebaran pembuluh darah yang berlebihan diatasi terutama dengan obat-
obat yang mengkerutkan pembuluh darah.

PROGNOSIS
Jika tidak diobati, biasanya berakibat fatal. Jika diobati, hasilnya tergantung
kepada penyebabnya, jarak antara timbulnya syok sampai dilakukannya
pengobatan serta jenis pengobatan yang diberikan. Kemungkinan terjadinya
kematian pada syok karena serangan jantung atau syok septik pada penderita usia
lanjut sangat tinggi.
PENCEGAHAN
Mencegah syok lebih mudah daripada mencoba mengobatinya. Pengobatan
yang tepat terhadap penyebabnya bisa mengurangi resiko terjadinya syok.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulasi darah yang terdiri dari
jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan
dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di
perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Jantung merupakan organ utama
sistem kardiovaskuler, berotot dan berrongga, terletak dirongga toraks bagian
mediastinum, diantara dua paru-paru.
Pada umumnya peredaran darah manusia dibedakan atas peredaran
darah pulmonari dan peredaran darh sistemik. Sistem peredaran darah pada
manusia dapat mengalami gangguan oleh penyakit atau kelainan bawaan
(faktor genetis), baik pada darah maupun pada alat-alat peredaran darah
seperti Anemia, Talasmania, Leukimia (Kanker Darah), hemofilia, varieses,
angina pektoris, jantung coroner.
B. Saran
Dilihat dari fungsi serta manfaatnya pada tubuh, tentulah jantung sangat
berharga. Oleh karena itu, untuk menjaga agar semua yang ada tidak rusak
ataupun mengalami gangguan, perbiasakanlah hidup sehat serta mengurangi
kegiatan yang dapat membuat jantung bekerja lebih cepat dari normalnya. Di
samping itu, kurangilah mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
lemak dan perbanyaklah mengkonsumsi buah serta makanan yang memenuhi
standar (gizi seimbang), dan lakukanlah olahraga dan istirahat yang cukup.

Daftar Pustaka
Goodenough, J. McGuire, B. (2012). Biology of Humans, Concept, Aplication and
Issue. Foorth Edition. San Fransisco: Benjamin Cumings.

Johnson, M.D. (2012). Human Biology Concept and Current Issue. sixth Edition.
Boston: Benjamin Cumings

Mader, S.S. and Windelspecth, M. (211). Human Biology. Twelept Edition. New
York: The McGrawHill Company.

Mader, S. (2004). Understanding Human Anatomy and Physiology. Fifth Edition.


New York: The McGrawHill Company.

Martini, F.H. Nath, J.L. Bartholomew, E.F. (2012) Fundamental Anatomy


Physiology. Ninth Edition. Boston: Benjamin Cumings.

Rizzo, D. (2009) Fundamental of Anatomy Physiology. third edition. New York:


Delmar Cencage Learning.

Saladin, K. (2009). Anatomy and Physiology: The Unity of Form, and Function 5th
Edition. New York: McGraw Hill Company.

Seeley, R.R. Stephent, T.D. Tate P. (2007). Anatomy and Physiology. Eight Edition.
Boston: McGraw Hill Company.

Sheir. Butler. Lewis. ( 2001). Human Anatomy and Physiology. New York: The
McGraw Hill Company.

Stanley, E. G. (2009). Anatomy & Physiology with Integrated Guide. Boston:


McGraw Hill Education.

Kesimpulan Hasil Presentasi


Sesi I

1. Nama : Elza Dwi Nurbaiti


Kelompok : 1 (satu)
Pertanyaan :
Bisakah kalian menunjukkan gambar pembungkus jantung dan lapisan otot
jantung ?
Jawaban :

Lapisan otot jantung, yaitu :


a. Epikardium (bagian terluar), lapisan perlindungan bagi jantung.
b. Miokardium (bagian tengah ), lapisan perlindungan bagi jantung
c. Endokardium (bagian dalam), lapisan terdalam jantung yang bersifat tidak
kaku yang berfungsi untuk penghalang darah dan oto jantung.
Lapisan pembungkus jantung, yaitu :
a. Fibrosa berada dibagian luar jantung
b. Parietal berada ditengah jantung
c. Visceral berada dibagian dalam jantung

2. Nama : Kiki
Kelompok : 3 (tiga)
Pertanyaan :
Apa saja faktor yang memengaruhi denyut jantung saat diukur ?
Jawaban :
Faktor yang memengaruhi denyut jantung saat diukur, yaitu :
a. Stress
b. Demam
c. Mengkonsumsi obat
d. Setelah berolahraga
e. Penyakit jantung
f. Dehidrasi

3. Nama : Dian Monica


Kelompok : 4 (empat)
Pertanyaan :
Apakah aman jika seorang ibu hamil menderita otot jantung dan mengonsumsi
obat jantung ?
Jawaban :
Aman, karena didalam obat tersebut biasanya mengandung penghambat ACE yang
berguna untuk mengatasi tekanan darah tinggi dan obat pengencer darah.

Sesi II

1. Nama : Anggun Carolina


Kelompok : 1 (satu)
Pertanyaan :
Dimana lokasi kapiler kontinu, kapiler sinosit, dan kapiler fenestrated ?
Jawaban :
a. Kapiler kontinu terletak disebagian besar jaringan tubuh.
b. Kapiler sinosit terdapat di hati, sum – sum tulang, dan endokrin.
c. Kapiler fenestrated, pankreas, ginjal, dan usus.

2. Nama : Amanda Pasca


Kelompok : 3 (tiga)
Pertanyaan :
Bagaimana mekanisme cuci darah dan mengapa orang dilakukan pencucian
darah?
Jawaban :
Mekanisme pencucian darah, yaitu :
a. Memeriksa tubuh pasien
b. Mmeriksa fisik pasien seperti tekanan darah, berat badan, dan lain- lain
c. Akses cuci darah dibersihkan dan dihubungkan dengan 2 buah jarum
d. Darah akan mengalir ke alat pencuci darah
e. Dikembalikan ke tubuh dengan pompa khusus
f. Jarum dicabut dan bekas jarum diikat kencang agari tidak terjadi pendarahan
g. Pasien ditimbang berat badannya
Penyebab dilakukannya pencucian darah :
Menderita gagal ginjal atau kerusakan ginjal yang berat.

3. Nama : sefti
Kelompok : 4 (empat)
Pertanyaan :
Apakah penyakit jantung itu merupakan penyakit keturunan ?
Jawaban :
Penyakit jantung itu, tidak menurun. Akan tetapi, pola hidup dan lingkungannya
yang mempengaruhi penyakit tersebut menjadi menurun. Sebagai contoh : di
dalam satu keluarga, ayah menderita penyakit jantung. Karena pola makan dan
lingkungan yang sama dengan ayah, maka anaknya besar kemungkinan untuk
terserang penyakit jantung juga.

Anda mungkin juga menyukai