Disusun Oleh :
1. Anis Lorenza
2. Annisa Rahmadini
3. Atika Oktariani
4. Dini Kurniawati
5. Fadila Nur Afiyah
6. Kadek Sinta
7. Najla Dwi Salwadillah
8. Nur Hidayah Tullah
9. Rika Erlita
10. Selvy Oksana
11. Vira Sefti Nurani
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Palembang, 4 Oktober 2019
Penyusun
Penulis
Daftar isi
Kata Pengantar…………..………………………………………….……………… i
Daftar isi…………………………………………………………………………..... ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang…………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………. 1
C. Tujuan dan manfaat……………………………………………………….. 2
Bab II Pembahasan
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :
M. Bagaimana jantung berperan sebagai sistem transportasi dan distribusi ?
N. Apa klasifikasi pembuluh darah ?
O. Bagaimana pembagian jumlah darah dalam pembuluh darah ?
P. Bagaimana anatomi dan fisiologi jantung ?
Q. Bagaimana elektro fisiologi otot jantung ?
R. Apa yang dimaksud dengan EKG ?
S. Bagaiman curah jantung ?
T. Bagaimana alir balik vena ?
U. Bagaimana tekanan darah dan denyut nadi ?
V. Bagimana tekanan sistolik dan iastolic ?
W. Apa yang dimaksud denyut nadi ?
X. Apa yang dimaksud dengan syok ?
C. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari makalah ini, yaitu :
1. Agar mengetahui jantung berperan sebagai sistem transportasi dan distribusi
2. Agar mengetahui pembuluh darah
3. Agar mengetahui pembagian jumlah darah dalam pembuluh darah
4. Agar mengetahui anatomi dan fisiologi jantung
5. Agar mengetahui elektro fisiologi otot jantung
6. Agar mengetahui EKG
7. Agar mengetahui curah jantung
8. Agar mengetahui alir balik vena
9. Agar mengetahui tekanan darah dan denyut nadi
10. Agar mengetahui tekanan sistolik dan diastolik
11. Agar mengetahui denyut nadi
12. Agar mengetahui syok
BAB II
PENDAHULUAN
a. Intima, dibatasi oleh sel-sel endotel. Pada arteri besar membrana basalis
subendotel kadang-kadang tidak terlihat. Membrana elastika interna tidak
selalu ada.
b. Lapisan media terdiri adventisia tidak menunjukkan membrana externa,
relatif tidak berkembang dan mengandung serabut-serabut elastin dan
kolagen.
c. Arteri ukuran sedang dan kecil memiliki lapisan muskuler yang tebal. Sel-
sel ini bercampur dengan sejumlah serabut elastin serta kolagen dan
proteoglikan.
d. Arteriola merupakan pembuluh arteri yang paling kecil (halus),
berdiameter kurang dari 0,5 mm dan relatif mempunyai lumen yang
sempit. Memiliki tunika intima dengan tanpa lapisan subendotel dan 12
umumnya tidak mempunyai membrana elastik interna. Lapisan media
adalah lapisan sel-sel otot polos yang tersusun melingkar. Lapisan
adventisia tipis, tidak berkembang dengan baik dantidak menunjukkan
adanya membrana elastik externa.
b. Vena
a. Venula, garis tengah 0,2 – 1 mm, ditandai oleh tunika intima yang terdiri
atas endotel, tunika media tebal yang terdiri atas lapisan sel otot polos, dan
lapisan adventisia merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri atas
jaringan penyambung yang kaya akan serabut-serabut kolagen.
b. Vena ukuran kecil atau sedang dan mempunyai garis tengah 1 – 9 mm.
Tunika intima biasanya mempunyai lapisan subendotel yang tipis, tetapi
hal ini pada suatu saat mungkin tidak ada. Tunika media terdiri atas
berkas-berkas kecil otot polos yang bercampur dengan serabut-serabut
kecil kolagen dan jala-jala halus serabut elastin. Lapisan kolagen
adventisia berkembang dengan baik.
c. Vena besar mempunyai tunika intima yang berkembang dengan baik.
Tunika media jauh lebih kecil, dengan sedikit sel-sel otot polos dan 13
banyak jaringan penyambung. Tunika adventisia adalah lapisan yang
paling tebal dan pada pembuluh yang paling besar dapat mengandung
berkas-berkas longitudinal otot polos. Vena ukuran-kecil atau sedang
menunjukkan adanya katup-katup di dalamnya. Struktur ini terdiri atas 2
lipatan semilunaris dari lapisan dalam pembuluh yang menonjol ke dalam
lumen. Mereka terdiri atas jaringan penyambung elastin dan dibatasi pada
kedua sisinya oleh endotel. Katup-katup khususnya banyak pada vena
anggota badan (lengan dan tungkai). Mereka mendorong darah vena ke
arah jantung berkat kontraksi otot-otot rangka yang terletak di sekitar
vena.
(Eroschenko,2010)
Arteri dan vena muskular (potongan transversal). Pulasan: pulasan elastik. Pembesaran lemah.
(Eroschenko,2010)
Arteri dan vena dalam jaringan ikat padat tidak teratur di duktus deferens. Pulasan: hematoksilin besi dan biru
Alcian. 64 x.
C. Kapiler
Kapiler tersusun atas selapis sel endotel yang berasal dari mesenkim,
melingkar dalam bentuk tabung, mengelilingi ruang silindris, garis tengah
rata-rata kapiler berkisar dari 7 sampai 9 μm (Price, 2006).
Kapiler dapat dikelompokkan dalam 3 jenis menurut struktur dinding
sel endotel, yaitu (Kumar, 2007) :
a. Kapiler kontinu. Susunan sel endotel rapat.
b. Kapiler fenestrata atau perforata ditandai oleh adanya pori-pori
diantara sel endotel. Kapiler perforata biasanya ditemukan dalam
jaringanjaringan dimana terjadi pertukaran-pertukaran zat dengan
cepat antara jaringan dan darah, seperti yang terdapat pada ginjal,
usus, dan kelenjar endokrin.
c. Kapiler sinusoid, berkelok-kelok dan garis tengahnya sangat besar (30-
40 μm), sirkulasi darah lambat, tidak memiliki dinding yang dibatasi
kontinu oleh sel–sel endotel, tetapi terbuka pada ruang–ruang antara
sel, 15 dan adanya sel dengan dinding bulat selain sel endotel yang
biasa dengan aktivitas fogositosis. Kapiler sinusoid terutama
ditemukan pada hati dan organ-organ hemopoetik seperti sumsum
tulang dan limpa. Struktur ini diduga bahwa pada kapiler sinusoid
pertukaran antar darah dan jaringan sangat dipermudah, sehingga
cairan darah dan makromolekul dapat berjalan dengan mudah bolak-
balik antara kedua ruangan tersebut. Kapiler-kapiler beranastomosis
(berhubungan satu dengan lainnya) membentuk jala-jala antar arteri-
arteri dan vena-vena kecil. Arteriol bercabang menjadi pembuluh-
pembuluh kecil yang mempunyai lapisan otot polos yang tidak
kontinyu, yang disebut metarteriol. Metarteriol bercabang menjadi
kapiler-kapiler yang membentuk jala-jala. Konstriksi metarteriol
membantu mengatur, tetapi tidak menghentikan sama sekali sirkulasi
dalam kapiler, dan mempertahankan perbedaan tekanan dalam dua
sistem. Suatu cincin sel-sel otot polos yang disebut sfinkter, terdapat
pada tempat asal kapiler dari metarteriol. Sfinkter prekapiler ini dapat
menghentikan sama sekali aliran darah dalam kapiler. Seluruh jala-jala
tidak berfungsi semua secara serempak, dan jumlah kapiler yang
berfungsi dan terbuka tidak hanya tergantung pada keadaan kontraksi
metarteriol tetapi juga pada anastomosis arteriovenosa yang
memungkinkan metarteriol langsun mengosongkan darah kedala vena-
vena kecil
Antar hubungan ini banyak sekali pada otot rangka dan kulit tangan
dan kaki. Bila pembuluh-pembuluh anastomis arteriovenosa berkontraksi,
semua darah harus berjalan melalui jala-jala kapiler. Bila relaksasi, sebagian
darah mengalir langsung ke vena bukan 16 mengalir ke dalam kapiler.
Sirkulasi kapiler diatur oleh rangsang syaraf dan hormon (Kumar et al., 2007).
Tubuh manusia luas permukaan jala-jala kapiler mendekati 6000m².
Garis tengah totalnya kira-kira 800 kali lebih besar daripada garis tengah
aorta. Suatu unit volume cairan dalam kapiler berhubungan dengan luas
permukaan yang lebih besar daripada volume yang sama dalam bagian sistem
lain. Aliran darah dalam aorta rata-rata 320 mm/detik, sedangkan dalam
kapiler sekitar 0,3 mm/detik. Sistem kapiler dapat dimisalkan dengan suatu
danau di mana sungai-sungai masuk dan keluar, dindingnya yang tipis dan
alirannya yang lambat, kapiler merupakan tempat yang cocok untuk
pertukaran air dan solut antara darah dan jaringan-jaringan (Junquiera, 2007).
C. Pembagian Jumlah Darah dalam Pembuluh Darah
Darah adalah jaringan ikat yang memungkinkan adanya komunikasi antar
sel dalam tubuh dan lingkungan seperti membawa oksigen, zat-zat gizi, sekresi
hormon, produksi panas, zat kekebalan, dll. Berikut adalah pembagian jumlah
darah :
1. Jumlah darah orang dewasa: 4,5 – 5,5 liter
2. Jumlah darah pada bayi baru lahir: 2,3 – 3,6 liter
3. Komposisi darah : plasma darah 55%, leukosit dan trombosit <1 %, eritrosit
45%
Plasma darah terdiri dari :
1. Air : 91%,
2. Protein : 8% (albumin, globulin, protrombin,fibrinogen),
3. Mineral : 0,9% (NaCl, natrium bikarbonat,Kalsium, fosfor, fe, dll)
Pembagian jumlah darah dalam pembuluh darah:
1. Jantung 9%
2. Pembuluh darah paru 12%
3. Arteri besar 8%
4. Arteri kecil 5%
5. Arteriola 2%
6. Kapiler 5%
7. Vena kecil, venula, sinus 25%
8. Vena besar, resevoar vena 34%
Ada beberapa ostium atau muara pembuluh darah besar yang perlu anda
ketahui yang terdapat di kedua atrium, yaitu :
a. Ostium Superior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat diruang
atrium kanan yang menghubungkan vena cava superior dengan atrium
kanan.
b. Ostium Inferior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat di
atrium kanan yang menghubungkan vena cava inferior dengan atrium
kanan.
c. Ostium coronary atau sinus coronarius, yaitu muara atau lubang yang
terdapat di atrium kanan yang menghubungkan sistem vena jantung
dengan atrium kanan.
d. Ostium vena pulmonalis, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium
kiri yang menghubungkan antara vena pulmonalis dengan atrium kiri yang
mempunyai 4 muara.
Bagian dalam kedua ruang ventrikel dibatasi oleh septal ventrikel, baik
ventrikel maupun atrium dibentuk oleh kumpulan otot jantung yang mana
bagian lapisan dalam dari masing-masing ruangan dilapisi oleh sel endotelium
yang kontak langsung dengan darah. Bagian otot jantung di bagian dalam
ventrikel yang berupa tonjolan-tonjolan yang tidak beraturan dinamakan
trabecula. Kedua otot atrium dan ventrikel dihubungkan dengan jaringan
penghubung yang juga membentuk katup jatung dinamakan sulcus coronary,
dan 2 sulcus yang lain adalah anterior dan posterior interventrikuler yang
keduanya menghubungkan dan memisahkan antara kiri dan kanan kedua
ventrikel.
Perlu anda ketahui bahwa tekanan jantung sebelah kiri lebih besar
dibandingkan dengan tekanan jantung sebelah kanan, karena jantung kiri
menghadapi aliran darah sistemik atau sirkulasi sistemik yang terdiri dari
beberapa organ tubuh sehingga dibutuhkan tekanan yang besar dibandingkan
dengan jantung kanan yang hanya bertanggung jawab pada organ paru-paru
saja, sehingga otot jantung sebelah kiri khususnya otot ventrikel sebelah kiri
lebih tebal dibandingkan otot ventrikel kanan.
7. Pembuluh Darah Besar Jantung
a. Vena cava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari
bagian atas diafragma menuju atrium kanan.
b. Vena cava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari
bagian bawah diafragma ke atrium kanan.
c. Sinus Coronary, yaitu vena besar di jantung yang membawa darah kotor
dari jantung sendiri.
d. Pulmonary Trunk,yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah kotor
dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis
e. Arteri Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa
darah kotor dari pulmonary trunk ke kedua paru-paru.
f. Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa
darah bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
g. Assending Aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah
bersih dari ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya yang bertanggung
jawab dengan organ tubuh bagian atas.
h. Desending Aorta,yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan
bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah.
8. Arteri Koroner
Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung jawab dengan jantung
sendiri,karena darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat
penting sekali agar jantung bisa bekerja sebagaimana fungsinya. Apabila
arteri koroner mengalami pengurangan suplainya ke jantung atau yang di
sebut dengan ischemia, ini akan menyebabkan terganggunya fungsi jantung
sebagaimana mestinya. Apalagi arteri koroner mengalami sumbatan total atau
yang disebut dengan serangan jantung mendadak atau miokardiac infarction
dan bisa menyebabkan . Begitupun apabila otot jantung dibiarkan dalam
keadaan iskemia, ini juga akan berujung dengan serangan jantung juga atau
miokardiac infarction. Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi
sistemik, dimana muara arteri koroner berada dekat dengan katup aorta atau
tepatnya di sinus valsava. Arteri koroner dibagi dua,yaitu:
a. Arteri koroner kanan
b. Arteri koroner kiri, arteri koroner kiri mempunyai 2 cabang yaitu LAD
(Left Anterior Desenden)dan arteri sirkumflek. Kedua arteri ini
melingkari jantung dalam dua lekuk anatomis eksterna, yaitu sulcus
coronary atau sulcus atrioventrikuler yang melingkari jantung diantara
atrium dan ventrikel, yang kedua yaitu sulcus interventrikuler yang
memisahkan kedua ventrikel. Pertemuan kedua lekuk ini dibagian
permukaan posterior jantung yang merupakan bagian dari jantung
yang sangat penting yaitu kruks jantung. Nodus AV node berada pada
titik ini. LAD arteri bertanggung jawab untuk mensuplai darah untuk
otot ventrikel kiri dan kanan, serta bagian interventrikuler septum.
Sirkumflex arteri bertanggung jawab untuk mensuplai 45% darah
untuk atrium kiri dan ventrikel kiri, 10% bertanggung jawab
mensuplai SA node. Arteri koroner kanan bertanggung jawab
mensuplai darah ke atrium kanan, ventrikel kanan,permukaan bawah
dan belakang ventrikel kiri, 90% mensuplai AV Node,dan 55%
mensuplai SA Node.
a. Katup pulmonal
b. Pulmonal Trunk
c. Empat (4) arteri pulmonalis, 2 ke paru-paru kanan dan 2 ke paru-paru kiri.
Darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru akan di alirkan kembali ke
jantung melalui 4 vena pulmonalis (2 dari paru-paru kanan dan 2 dari paru-paru
kiri)menuju atrium kiri. Dari atrium kiri darah akan dipompakan ke ventrikel kiri
melewati katup biskupid atau katup mitral. Dari ventrikel kiri darah akan di
pompakan ke seluruh tubuh termasuk jantung (melalui sinus valsava) sendiri
melewati katup aorta. Dari seluruh tubuh,darah balik lagi ke jantung melewati
vena kava superior,vena kava inferior dan sinus koronarius menuju atrium kanan.
Secara umum, siklus jantung dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:
a. Sistole atau kontraksi jantung
b. Diastole atau relaksasi atau ekspansi jantung
A. Curah Jantung
Curah jantung (cardiac output) adalah jumlah darah yang dipompa keluar
dari ventrikel kiri dari setiap menit. Curah jantung normal adalah 4-6 liter /menit
pada orang deeasa yang sehat dengan BB 70 KG saat istirahat. Volume darah
yang bersikulasi berubah sesuai kebutuhan oksigen dan metabolik tubuh.
Misalnya, selama latihan, kehamilan, demam, curah jantung meningkat,tetapi
srlama tidur, curah jantung menurun. Curah jantung daapt dihitung dengan rumus
berikut
CURAH JANTUNG(CJ)=VOLUME SEKUNCUP(VS) X FREKUENSI
DENYUT JANTUNG(FDJ)
Curah jantung pada lansia dapat dipengaruhi tegangan dingin arteri yang
meningkat dan hipertropi Miokard. Yang sedang akibat peningkatan darah
sistolik.
B. Alir Balik vena
Darah meninggalkan jaringan sistemik menuju pembuluh darah vena
untuk dibawa kembali ke jantung. Selain berfungsi sebagai aliran bagi darah
kembali ke jantung, vena juga berfungsi sebagai reservoir darah; yaitu, apabila
kebutuhan akan darah rendah, vena-vena dapat menyimpan darah ekstra sebagai
cadangan karena sifat mereka yang mudah diregangkan. Dalam keadaan istirahat,
pembuluh darah vena mengandung 60 volume darah total. Apabila, simpadan
darah dibutuhkan, faktor-faktor ekstrinsik melalui aktivitas saraf simpatis akan
mendorong darah dari vena ke jantung. Darah yang tersimpan di vena terlalu
banyak akan menyebabkan penurunan volume sekuncup dan curah jantung.
Aliran balik vena adalah jumlah darah yang kembali ke jantung melalui vena cava
superior. Aliran balik vena dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu aktivitas saraf
simpatis, aktivitas otot rangka, efek katup vena, aktivitas pernafasan dan efek
penghisapan oleh jantung cardiac suction effect.
a. Aktivitas saraf simpatis, otot polos vena dipersarafi oleh banyak saraf simpatis.
Stimulasi saraf simpatis menimbulkan vasokontriksi vena yang cukup
meningkatkan tekanan vena; hal ini kemudian meningkatkan gradien tekanan
untuk mendorong lebih banyak darah dari vena ke dalam atrium kanan.
Universitas Sumatera Utara.
b. Aktivitas otot rangka, vena-vena besar banyak terletak diantara otot-otot
rangka sehingga pada saat otot-otot ini berkontraksi, vena-vena tersebut
tertekan. Penekanan ini akan menurunkan kapasitas vena dan meningkatkan
tekanan vena, sehingga darah mengalir ke jantung.
c. Efek katup vena, katup vena berbeda dengan katup atrioventrikular
trikuspidalis dan bikuspidalis dan katup semilunaris aorta dan pulmonalis pada
jantung. Katup vena bersifat satu arah yang berfungsi mendorong darah ke
jantung tetapi mencegah darah kembali ke jaringan. Katup-katup vena ini juga
berperan melawan efek gravitasi yang ditimbulkan oleh posisi berdiri dengan
memperkecil aliran balik darah yang cenderung terjadi ketika seseorang dalam
posisi berdiri.
d. Aktivitas pernafasan, Tekanan di dalam rongga dada rata-rata 5 mmHg di
bawah tekanan atmosfer. Pada saat mengalir melalui rongga dada, sistem vena
yang mengembalikan darah ke jantung dari bagian bawah tubuh terpapar ke
tekanan subatmosfer tersebut. Karena sistem vena di tungkai dan abdomen
mendapat tekanan normal, terjadi gradien tekanan eksternal antara vena-vena
bawah tekanan atmosfer dan vena-vena dada 5 mmHg lebih kecil dari tekanan
atmosfer. Perbedaan tekanan ini akan mendorong darah dari vena- vena bagian
bawah menuju vena dada sehingga aliran balik vena meningkat. Mekanisme
fasilitasi aliran balik vena ini dikenal sebagai pompa respirasi karena terjadi
akibat aktivitas pernafasan. Peningkatan aktivitas respirasi akan meningkatkan
aliran balik vena. e. Efek penghisapan oleh jantung, Jantung memiliki peran
pengisian darah sendiri. Selama kontraksi ventrikel, katup-katup
atrioventrkular AV tertarik Universitas Sumatera Utara ke bawah, sehingga
rongga atrium membesar. Akibatnya, tekanan atrium sementara turun dibawah
0 mmHg. Sehingga gradien tekanan vena ke atrium meningkat dan aliran balik
vena juga meningkat. Tekanan ventrikel akan lebih negatif dari pada tekanan
vena dan atrium.
E. Denyut Nadi
Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang darah yang mengalir
melalui pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan jantung. denyut nadi ini
disebabkan oleh denyut jantung. Jika panas berhenti berdetak, pulsa darah tidak
akan menghasilkan mengalir darah melalui tubuh. Saat ini penyakit serangan
jantung banyak sekali diderita oleh masyarakat, sehingga perlu tindakan yang
cepat dari dokter agar pasien mendapatkan perawatan yang maksimal. Penyakit
jantung sering kali terjadi secara tiba-tiba dan harus dilakukan pengobatan yang
cepat. Tetapi agar seorang dokter mendapatkan laporan dari pasien secara cepat
masih sangatlah susah. Hal ini menjadi permasalahan pasien untuk mendapatkan
pengobatan yang maksimal. Untuk mengatasi hal ini diperlukan alat yang
mempermudah pasien untuk berkomunikasi dengan dokter yang akan langsung
mengetahui denyut nadi yang pasien alami. Agar permasalahan tersebut dapat
ditangani, penulis merancang sebuah Alat Pendeteksi Denyut Nadi dan
Penyampaian Datanya Dengan SMS Gateway Berbasis Mikrokontroler. Alat ini
berfungsi untuk melaporkan kondisi yang dialami oleh seorang pasien penderita
penyakit jantung kepada dokter secara cepat agar bisa dilakukan pengobatan
secara maksimal. Alasan penulis membuat alat ini adalah untuk membantu pasien
yang menderita penyakit jantung agar mendapatkan pengobatan secara maksimal
dengan mempermudah memberikan informasi kondisi kesehatan pasien kepada
dokter. Karena banyaknya pasien penyakit jantung yang terhambat karena
lambatnya pemberian informasi kepada dokter yang berakibat penanganannya
menjadi tidak maksimal. Penulis memutuskan membuat “Rancang Bangun Alat
Pendeteksi Denyut Nadi Dengan Penyampaian Data Menggunakan SMS Gateway
Berbasis Mikrokontroler”. Penulis berharap alat ini dapat mempermudah Dokter
mendapatkan informasi yang tepat dan akurat terhadap kondisi yang dialami
penderita agar dapat dilakukan penanganan yang maksimal.
GEJALA
Gejala yang timbul tergantung kepada penyebab dan jenis syok. Gejalanya bisa
berupa:
1. gelisah
2. bibir dan kuku jari tangan tampak kebiruan
3. nyeri dada
4. linglung
5. kulit lembab dan dingin
6. pembentukan air kemih berkurang atau sama sekali tidak terbentuk air kemih
7. pusing
8. pingsan
9. tekanan darah rendah
10. pucat
11. keringat berlebihan, kulit lembab
12. denyut nadi yang cepat
13. pernafasan dangkal
14. tidak sadarkan diri
15. lemah.
DIAGNOSA
Diagnosais ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
PENGOBATAN
Penderita dijaga agar tetap merasa hangat dan kaki sedikit dinaikkan untuk
mempermudah kembalinya darah ke jantung. Setiap perdarahan segera dihentikan
dan pernafasan penderita diperiksa. Jika muntah, kepala dimiringkan ke satu sisi
untuk mencegah terhirupnya muntahan. Jangan diberikan apapun melalui mulut.
Tenaga kesehatan bisa memberikan bantuan pernafasan mekanis. Obat-obatan
diberikan secara intravena. Obat bius (narkotik), obat tidur dan obat penenang
biasanya tidak diberikan karena cenderung menurunkan tekanan darah. Cairan
diberikan melalui infus. Bila perlu, diberikan transfusi darah. Cairan intravena
dan transfusi darah mungkin tidak mempu mengatasi syok jika perdarahan atau
hilangnya cairan terlus berlanjut atau jika syok disebabkan oleh serangan jantung
atau keadaan lainnya yang tidak berhubungan dengan volume darah. Untuk
menambah aliran darah ke otak atau jantung bisa diberikan obat yang
mengkerutkan pembuluh darah. Pemberian obat ini dilakukan sesingkat mungkin
karena bisa mengurangi aliran darah ke jaringan. Jika penyebabnya adalah aksi
pompa jantung yang tidak memadai, dilakukan usaha untuk memperbaiki kinerja
jantung. Kelainan denyut dan irama jantung diperbaiki dan volume darah
ditingkatkan (bila perlu). Untuk memperlambat denyut jantung bisa diberikan
atropin. Obat lainnya bisa diberikan untuk memperbaiki kemampuan kontraski
otot jantung.
Pada serangan jantung, bisa dimasukkan pompa balon ke dalam aorta, yang
untuk sementara waktu bisa meredakan syok. Sesudah prosedur ini, mungkin
perlu dilakukan operasi bypass arteri koroner atau pembedahan untuk
memperbaiki kelainan jantung. Pada beberapa kasus yang terjadi setelah serangan
jantung, untuk memperbaiki aksi pompa jantung yang tidak memadai dan untuk
memperbaiki syok, dilakukan angioplasi koroner transluminal perkutaneus
darurat guna membuka arteri yang tersumbat. Jika tindakan tersebut tidak
dilakukan, diberikan obat trombolitik sesegera mungkin. Syok yang disebabkan
oleh pelebaran pembuluh darah yang berlebihan diatasi terutama dengan obat-
obat yang mengkerutkan pembuluh darah.
PROGNOSIS
Jika tidak diobati, biasanya berakibat fatal. Jika diobati, hasilnya tergantung
kepada penyebabnya, jarak antara timbulnya syok sampai dilakukannya
pengobatan serta jenis pengobatan yang diberikan. Kemungkinan terjadinya
kematian pada syok karena serangan jantung atau syok septik pada penderita usia
lanjut sangat tinggi.
PENCEGAHAN
Mencegah syok lebih mudah daripada mencoba mengobatinya. Pengobatan
yang tepat terhadap penyebabnya bisa mengurangi resiko terjadinya syok.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulasi darah yang terdiri dari
jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan
dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di
perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Jantung merupakan organ utama
sistem kardiovaskuler, berotot dan berrongga, terletak dirongga toraks bagian
mediastinum, diantara dua paru-paru.
Pada umumnya peredaran darah manusia dibedakan atas peredaran
darah pulmonari dan peredaran darh sistemik. Sistem peredaran darah pada
manusia dapat mengalami gangguan oleh penyakit atau kelainan bawaan
(faktor genetis), baik pada darah maupun pada alat-alat peredaran darah
seperti Anemia, Talasmania, Leukimia (Kanker Darah), hemofilia, varieses,
angina pektoris, jantung coroner.
B. Saran
Dilihat dari fungsi serta manfaatnya pada tubuh, tentulah jantung sangat
berharga. Oleh karena itu, untuk menjaga agar semua yang ada tidak rusak
ataupun mengalami gangguan, perbiasakanlah hidup sehat serta mengurangi
kegiatan yang dapat membuat jantung bekerja lebih cepat dari normalnya. Di
samping itu, kurangilah mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
lemak dan perbanyaklah mengkonsumsi buah serta makanan yang memenuhi
standar (gizi seimbang), dan lakukanlah olahraga dan istirahat yang cukup.
Daftar Pustaka
Goodenough, J. McGuire, B. (2012). Biology of Humans, Concept, Aplication and
Issue. Foorth Edition. San Fransisco: Benjamin Cumings.
Johnson, M.D. (2012). Human Biology Concept and Current Issue. sixth Edition.
Boston: Benjamin Cumings
Mader, S.S. and Windelspecth, M. (211). Human Biology. Twelept Edition. New
York: The McGrawHill Company.
Saladin, K. (2009). Anatomy and Physiology: The Unity of Form, and Function 5th
Edition. New York: McGraw Hill Company.
Seeley, R.R. Stephent, T.D. Tate P. (2007). Anatomy and Physiology. Eight Edition.
Boston: McGraw Hill Company.
Sheir. Butler. Lewis. ( 2001). Human Anatomy and Physiology. New York: The
McGraw Hill Company.
2. Nama : Kiki
Kelompok : 3 (tiga)
Pertanyaan :
Apa saja faktor yang memengaruhi denyut jantung saat diukur ?
Jawaban :
Faktor yang memengaruhi denyut jantung saat diukur, yaitu :
a. Stress
b. Demam
c. Mengkonsumsi obat
d. Setelah berolahraga
e. Penyakit jantung
f. Dehidrasi
Sesi II
3. Nama : sefti
Kelompok : 4 (empat)
Pertanyaan :
Apakah penyakit jantung itu merupakan penyakit keturunan ?
Jawaban :
Penyakit jantung itu, tidak menurun. Akan tetapi, pola hidup dan lingkungannya
yang mempengaruhi penyakit tersebut menjadi menurun. Sebagai contoh : di
dalam satu keluarga, ayah menderita penyakit jantung. Karena pola makan dan
lingkungan yang sama dengan ayah, maka anaknya besar kemungkinan untuk
terserang penyakit jantung juga.