Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PRAKTIK KEMAHIRAN HUKUM

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA BINAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN


“DIVISI PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM BALI”

OLEH: I NYOMAN WAHYU DHARMA PUTRA


NPM: 202110121394
SEMESTER IV

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS WARMADEWA

DENPASAR
2023
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTIK KEMAHIRAN HUKUM

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


(KEMENKUMHAM) PROVINSI BALI

JUDUL:
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA BINAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN
“DIVISI PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM BALI”

DISUSUN OLEH:
NAMA: I NYOMAN WAHYU DHARMA PUTRA
NPM: (202110121394)
SEMESTER: IV

Telah Disahkan Pada:


Hari,Tanggal:
Dosen Pembimbing: Ida Ayu Putu Widiati, SH., M.Hum.

Mengetahui
Dosen Pembimbing

( Ida Ayu Putu Widiati, SH.,M.Hum)

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada tuhan yang maha esa yang telah memberikan karunia-nya
kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah yang saya buat ini yang berjudul hak dan kewajiban warga binaan lembaga
pemasyarakatan “divisi pemasyarakatan kantor wilayah kementerian hukum dan hak asasi
manusia provinsi bali” tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai syarat untuk dapat
menyelesaikan praktik kemahiran hukum di kementerian hukum dan hak asasi manusia
(KEMENKUMHAM) Provinsi Bali

Tujuan membuat laporan ini yaitu sebagai laporan tugas akhir kegiatan praktik
kemahiran hukum fakultas hukum universitas warmadewa di kantor kementerian hukum dan
ham bali yang di bimbing oleh Ibu Ida Ayu Putu Widiati,SH.,M.Hum.Semoga laporan ini
dapat bermanfaat serta dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Dalam
penulisan laporan ini penulis telah banyak dapat arahan, bimbingan dan dukungan serta
motivasi dari berbagai pihak, pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa hormat dan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ida Ayu Putu Widiati, SH.,M.Hum. Sebagai
dosen pembimbing, para staff dan pegawai di kantor wilayah kementerian hukum dan hak
asasi manusia (KEMENKUMHAM) provinsi bali

Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya yang jauh dari kata
sempurna serta mengingat keterbatasan dari berbagai literatur dan waktu yang saya miliki,
oleh sebab itu saya sangat berharap kritik dan saran yang sifat membangun demi
kesempurnaan dari laporan ini, dan berharap laporan akhir ini bermanfaat dan di mengerti
serta dapat menjadi bahan acuan untuk semua orang yang membaca serta berguna bagi
fakultas hukum universitas warmadewa denpasar.

Denpasar, 29 Mei 202

Penulis,

ii
DAFTAR ISI:

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG MASALAH..................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................2

ATURAN HUKUM...................................................................................................................2

A. Hak dan Kewajiban Tahanan dan Narapidana UU No. 22 Tahun 2022 tentang
pemasyarakatan......................................................................................................................2

B. Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Tata
Tertib Lembaga Pemasyarakatan Dan Rumah Tahanan Negara............................................6

BAB III.....................................................................................................................................10

PENJELASAN HUKUM.........................................................................................................10

A. Hak Warga Binaan...........................................................................................................10

B. Kewajiban Warga Binaan................................................................................................11

BAB IV....................................................................................................................................12

PENERAPAN HUKUM..........................................................................................................12

A. Hak dan Kewajiban Tahanan...........................................................................................13

B. Hak dan Kewajiban Narapidana......................................................................................13

BAB V......................................................................................................................................15

PENUTUP................................................................................................................................15

A. Kesimpulan......................................................................................................................15

B.Saran.................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Membicarai mengenai hak dan kewajiban warga binaan serta peran petugas dari
lembaga pemasyarakatan kementerian hukum dan ham serta peran dari petugas
pemasyarakatan dalam melaksanakan tujuan pemidanaan,sistem kepenjaraan yang
menekankan pada unsur penjara dengan menggunakan titik tolak terhadap narapidana.
Pemikiran-pemikiran mengenai fungsi pemidanaan tidak lagi sekedar pada penjara belaka,
tetapi merupakan satu rehabilitasi dan reintegrasi sosial yang melahirkan suatu sistem
pembinaan sebagai sistem pemasyarakatan (Suhandi, 2010).

Warga binaan dalam lembaga pemasyarakatan mempunyai kedudukan yang rentan


terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia. Oleh karena itu pejabat atau petugas lembaga
pemasyarakatan perlu memahami dan mengimplematasikan UU No. 12 Tahun 1995 yang
telah di cabut dan di ganti dengan UU No. 22 Tahun 2022 tentang pemasyarakatan serta UU
No. 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia. Lembaga pemasyarakatan dalam
melaksanakan fungsinya mendasarkan pada asas pengayoman, persamaan perlakuan dan
pelayanan pendidikan serta penghormatan harkat dan martabat manusia, karena warga binaan
sebenarnya hanya kehilangan kebebasan sementara, tetapi mereka tidak kehilangan hak-hak
yang lainnya. (Suhandi, 2010).

Materi yang akan saya bawa di laporan akhir ini adalah hak dan kewajiban warga
binaan lembaga pemasyarakatan. Sebagai warga binaan pemasyarakatan, narapidana juga harus
diperlakukan dengan baik dan manusiawi dalam satu sistem pemasyarakatan. Sistem pemasyarakatan
merupakan tatanan mengenai pembinaan warga binaan pemasyarakatan yang dilaksanakan secara
terpadu agar mereka menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana
sehingga dapat diterima kembali oleh masyarakat dan hidup secara wajar (Suhandi, 2010).

Secara umum, sistem pemasyarakatan bertujuan untuk menyadarkan narapidana


atau anak didik pemasyarakatan agar menyesali perbuatannya, dan siap berintegrasi dengan
masyarakat, sehingga mampu berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan
bertanggung jawab. Selain itu, sistem pemasyarakatan juga bertujuan untuk melindungi
masyarakat kemungkinan diulanginya tindak pidana oleh warga binaan (Suhandi, 2010).

1
BAB II

ATURAN HUKUM

UU No. 22 Tahun 2022 ini merupakan subsistem peradilan pidana yang dalam
penyelenggaraannya meliputi penegakan hukum di bidang perlakuan terhadap tahanan, anak, dan
warga binaan yang secara langsung mencabut UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan sudah
tidak sesuai lagi dengan perkembangan hukum masyarakat dan belum sepenuhnya mencerminkan
kebutuhan pelaksanaan sistem pemasyarakatan.

A. Hak dan Kewajiban Tahanan dan Narapidana UU No. 22 Tahun 2022 tentang
pemasyarakatan
Pasal 7

Dengan fungsi Tahanan berhak:

a. menjalankan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya

b. mendapatkan perawatan, baik jasmani maupun rohani

c. mendapatkan pendidikan, pengajaran, dan kegiatan rekreasional, serta kesempatan mengembangkan


potensi

d. mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak sesuai dengan kebutuhan gizi e.
mendapatkan layanan informasi

f. mendapatkan penyuluhan hukum dan bantuan hukum

g. menyampaikan pengaduan dan/atau keluhan

h. mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa yang tidak dilarang

i. mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan dilindungi dari tindakan penyiksaan eksploitasi,
pembiaran, kekerasan, dan segala tindakan yang membahayakan fisik dan mental

j. mendapatkan pelayanan sosial

k. menerima atau menolak kunjungan dari keluarga, advokat, pendamping, dan masyarakat Undang-
undang, 2022.

Pasal 8

Tahanan wajib:

2
a. menaati peraturan tata tertib

b. mengikuti secara tertib program Pelayanan

c. memelihara perikehidupan yang bersih, aman, tertib, dan damai

d. menghormati hak asasi setiap orang di lingkungannya. Undang-undang, 2022.

Pasal 9

Narapidana berhak:

a. menjalankan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya

b. mendapatkan perawatan, baik jasmani maupun rohani

c. mendapatkan pendidikan, pengajaran, dan kegiatan rekreasional serta kesempatan mengembangkan


potensi

d. mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak sesuai dengan kebutuhan gizi e.
mendapatkan layanan informasi

f. mendapatkan penyuluhan hukum dan bantuan hukum

g. menyampaikan pengaduan dan/atau keluhan

h. mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa yang tidak dilarang;

i. mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan dilindungi dari tindakan penyiksaan, eksploitasi,
pembiaran, kekerasan, dan segala tindakan yang membahayakan fisik dan mental j. mendapatkan
jaminan keselamatan kerja, upah, atau premi hasil bekerja

k. mendapatkan pelayanan sosial

l. menerima atau menolak kunjungan dari keluarga, advokat, pendamping, dan masyarakat Undang-
undang, 2022.

Pasal 10

(1) Selain hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Narapidana yang telah memenuhi persyaratan
tertentu tanpa terkecuali juga berhak atas:

a. remisi

b. asimilasi

c. cuti mengunjungi atau dikunjungi keluarga

d. cuti bersyarat

3
e. cuti menjelang bebas

f. pembebasan bersyarat

g. hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Persyaratan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. berkelakuan baik;

b. aktif mengikuti program Pembinaan; dan

c. telah menunjukkan penurunan tingkat risiko.

(3) Selain memenuhi persyaratan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), bagi Narapidana yang
akan diberikan cuti menjelang bebas atau pembebasan bersyarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e dan huruf f juga harus telah menjalani masa pidana paling singkat 2/3 (dua pertiga) dengan
ketentuan 2/3 (dua pertiga) masa pidana tersebut paling sedikit 9 (sembilan) bulan.

(4) Pemberian hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi Narapidana yang dijatuhi
pidana penjara seumur hidup dan terpidana mati Undang-undang, 2022.

Pasal 11

(1) Narapidana wajib:

a. menaati peraturan tata tertib;

b. mengikuti secara tertib program Pembinaan;

c. memelihara perikehidupan yang bersih, aman, tertib, dan damai; dan

d. menghormati hak asasi setiap orang di lingkungannya.

(2\ Selain kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Narapidana juga wajib bekerja dengan
mempertimbangkan kondisi kesehatan dan memiliki nilai guna. Bagian Kedua Hak dan Kewajiban
Anak dan Anak Binaan Undang-undang, 2022.

Pasal 12

Anak dan Anak Binaan berhak:

a. menjalankan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya;

b. mendapatkan perawatan, baik jasmani maupun rohani;

c. mendapatkan pendidikan, pengajaran, dan kegiatan rekreasional, serta kesempatan mengembangkan


potensi dengan memperhatikan kebutuhan tumbuh kembangnya;

4
d. mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak sesuai dengan kebutuhan gizi;

e. mendapatkan layanan informasi;

f. mendapatkan penyuluhan hukum dan bantuan hukum;

g. menyampaikan pengaduan danf atau keluhan;

h. mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa yang tidak dilarang;

i. mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan dilindungi dari tindakan penyiksaan, eksploitasi,
pembiaran, kekerasan, dan segala tindakan yang membahayakan fisik dan mental; j mendapatkan
pelayanan sosial; dan

k. menerima atau menolak kunjungan dari keluarga, pendamping, advokat, dan masyarakat Undang-
undang, 2022

Pasal 13

(1) Selain hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Anak Binaan yang telah memenuhi
persyaratan tertentu tanpa terkecuali juga berhak atas:

a. pengurangan masa pidana;

b. asimilasi;

c. cuti mengunjungi atau dikunjungi keluarga;

d. cuti bersyarat;

e. cuti menjelang bebas;

f. pembebasan bersyarat;

g. hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Persyaratan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. berkelakuan baik;

b. aktif mengikuti program Pembinaan;

c. telah menunjukkan penurunan tingkat risiko.

(3) Selain memenuhi persyaratan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), bagi Anak Binaan
yang akan diberikan cuti menjelang bebas atau pembebasan bersyarat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf e dan huruf f juga harus telah menjalani masa pidana paling singkat 1/2 (satu perdua)
Undang-undang, 2022.

5
Pasal 14

Anak dan Anak Binaan wajib:

a. menaati peraturan tata tertib;

b. mengikuti secara tertib program Pelayanan atau Pembinaan dan memelihara peri kehidupan yang
bersih, aman, tertib, dan damai; dan menghormati hak asasi setiap orang di lingkungannya Undang-
undang, 2022.

B. Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2013 Tentang
Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan Dan Rumah Tahanan Negara

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:

1. Lembaga Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut Lapas adalah tempat untuk


melaksanakan pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan.

2. Rumah Tahanan Negara yang selanjutnya disebut Rutan adalah

tempat tersangka atau terdakwa ditahan selama proses penyidikan,

penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan.

3. Petugas Pemasyarakatan adalah Pegawai Negeri Sipil yang

melaksanakan tugas di bidang pemasyarakatan.

4. Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang

kemerdekaan di Lapas.

5. Tahanan adalah seorang tersangka atau terdakwa yang ditempatkan

di dalam Rutan.

6. Tindakan Disiplin adalah tindakan pengamanan terhadap Narapidana

atau Tahanan berupa penempatan sementara dalam kamar terasing

(sel pengasingan).

7. Hukuman Disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada

Narapidana atau Tahanan sebagai akibat melakukan perbuatan yang

6
melanggar tata tertib Lapas atau Rutan.

8. Steril Area adalah tempat atau wilayah di dalam Lapas atau Rutan

yang dinyatakan terlarang untuk dimasuki dan/atau dijadikan tempat

beraktifitas oleh Narapidana dan Tahanan tanpa izin yang sah.

9. Tim Pengamat Pemasyarakatan yang selanjutnya disingkat TPP adalah

adalah Tim yang bertugas memberikan saran mengenai program

pembinaan Narapidana.

10. Tim Pemeriksa Hukuman Displin yang selanjutnya disebut Tim

Pemeriksa adalah tim yang dibentuk oleh Kepala Lapas atau Kepala

Rutan untuk melakukan serangkaian tindakan pemeriksaan terhadap

Narapidana atau Tahanan yang diduga melakukan pelanggaran tata

Tertib Permenhum,2013.

Pasal 2

1. Setiap Narapidana dan Tahanan wajib mematuhi tata tertib Lapas

atau Rutan Permenhum,2013.

2. Tata tertib Lapas atau Rutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup kewajiban
dan larangan bagi Narapidana dan Tahanan Permenhum,2013.

Kewajiban:

Pasal 3

Setiap Narapidana atau Tahanan wajib:

a. taat menjalankan ibadah sesuai agama dan/atau kepercayaan yang

dianutnya serta memelihara kerukunan beragama

b. mengikuti seluruh kegiatan yang diprogramkan

c. patuh, taat, dan hormat kepada Petugas

d. mengenakan pakaian seragam yang telah ditentukan

7
e. memelihara kerapihan dan berpakaian sesuai dengan norma

kesopanan

f. menjaga kebersihan diri dan lingkungan hunian serta mengikuti

kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka kebersihan lingkungan

hunian dan mengikuti apel kamar yang dilaksanakan oleh Petugas Permenhum,2013

Pasal 4

Setiap Narapidana atau Tahanan dilarang:

a. mempunyai hubungan keuangan dengan Narapidana atau Tahanan

lain maupun dengan Petugas Pemasyarakatan;

b. melakukan perbuatan asusila dan/atau penyimpangan seksual;

c. melakukan upaya melarikan diri atau membantu pelarian;

d. memasuki Steril Area atau tempat tertentu yang ditetapkan Kepala

Lapas atau Rutan tanpa izin dari Petugas pemasyarakatan yang

berwenang;

e. melawan atau menghalangi Petugas Pemasyarakatan dalam

menjalankan tugas;

f. membawa dan/atau menyimpan uang secara tidak sah dan barang

berharga lainnya;

g. menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan, dan/atau

mengkonsumsi narkotika dan/atau prekursor narkotika serta obatobatan lain yang berbahaya;

h. menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan, dan/atau

mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol;

i. melengkapi kamar hunian dengan alat pendingin, kipas angin, televisi,

dan/atau alat elektronik lainnya;

j. memiliki, membawa dan/atau menggunakan alat elektronik, seperti

8
laptop atau komputer, kamera, alat perekam, telepon genggam, pager,

dan sejenisnya;

k. melakukan pemasangan instalasi listrik di dalam kamar hunian;

l. membuat atau menyimpan senjata api, senjata tajam, atau sejenisnya;

m. membawa dan/atau menyimpan barang-barang yang dapat

menimbulkan ledakan dan/atau kebakaran;

n. melakukan tindakan kekerasan, baik kekerasan fisik maupun psikis,

terhadap sesama Narapidana, Tahanan, Petugas Pemasyarakatan,

atau tamu/pengunjung;

o. mengeluarkan perkataan yang bersifat provokatif yang dapat

menimbulkan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban;

p. membuat tato, memanjangkan rambut bagi Narapidana atau Tahanan

Laki-laki, membuat tindik, mengenakan anting, atau lainnya yang

sejenis;

q. memasuki blok dan/atau kamar hunian lain tanpa izin Petugas

Pemasyarakatan;

r. melakukan aktifitas yang dapat mengganggu atau membahayakan

keselamatan pribadi atau Narapidana, Tahanan, Petugas

Pemasyarakatan, pengunjung, atau tamu;

s. melakukan perusakan terhadap fasilitas Lapas atau Rutan;

t. melakukan pencurian, pemerasan, perjudian, atau penipuan;

u. menyebarkan ajaran sesat;

v. melakukan aktifitas lain yang dapat menimbulkan gangguan

keamanan dan ketertiban Lapas atau Rutan Permenhum,2013.

Pasal 5

9
Untuk menjaga ketertiban, Narapidana dan tahanan diperbolehkan membawa pakaian paling
banyak 6 (enam) pasang Permenhum,2013.

BAB III

PENJELASAN HUKUM

Sebagai warga binaan pemasyarakatan, narapidana juga harus diperlakukan dengan


baik dan manusiawi dalam satu sistem pemasyarakatan. Sistem pemasyarakatan merupakan
tatanan mengenai pembinaan warga binaan pemasyarakatan yang dilaksanakan secara
terpadu agar mereka menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak
pidana sehingga dapat diterima kembali oleh masyarakat dan hidup secara wajar.

Secara umum, sistem pemasyarakatan bertujuan untuk menyadarkan narapidana atau


anak didik pemasyarakatan agar menyesali perbuatannya, dan siap berintegrasi dengan
masyarakat, sehingga mampu berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan
bertanggung jawab. Selain itu, sistem pemasyarakatan juga bertujuan untuk melindungi
masyarakat terhadap kemungkinan diulanginya tindak pidana oleh warga binaan
pemasyarakatan. maka dari itu. Selama melaksanakan pembinaan, warga binaan
pemasyrakatan mendapatkan berbagai hak dan kewajiban.

Sebagai warga binaan pemasyarakatan, narapidana juga harus diperlakukan dengan


baik dan manusiawi dalam satu sistem pemasyarakatan. Sistem pemasyarakatan merupakan
tatanan mengenai pembinaan warga binaan pemasyarakatan yang dilaksanakan secara
terpadu agar mereka menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak
pidana sehingga dapat diterima kembali oleh masyarakat dan hidup secara wajar. Secara
umum, sistem pemasyarakatan bertujuan untuk menyadarkan narapidana atau anak didik
pemasyarakatan agar menyesali perbuatannya, dan siap berintegrasi dengan masyarakat,
sehingga mampu berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung
jawab. Selain itu, sistem pemasyarakatan juga bertujuan untuk melindungi masyarakat
terhadap kemungkinan diulanginya tindak pidana oleh warga binaan pemasyarakata Artikel
ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hak dan Kewajiban Narapidana Menurut
Undang-undang

Hak dan Kewajiban Warga Binaan Pemasyarakatan WBP diatur dalam:

Undang-Undang No. 22 Tahun 2022

Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No. 6 Tahun 2013 tentang Tata Tertib Lembaga
Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara;

Berikut merupakan hak - hak yang diperoleh warga binaan beserta Kewajibannya :

A. Hak Warga Binaan

Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya

10
Mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani

Mendapatkan pendidikan dan pengajaran

Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak

Menyampaikan keluhan

Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak dilarang

Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan

Menerima kunjungan keluarga, penasihat hukum, atau orang tertentu lainnya

Mendapatkan pengurangan masa pidana (remisi)

Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi keluarga

Mendapatkan pembebasan bersyarat

Mendapatkan cuti menjelang bebas

Mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Kewajiban Warga Binaan

Taat menjalankan ibadah sesuai agama dan/atau kepercayaan yang dianutnya serta
memelihara kerukunan beragama

Mengikuti seluruh kegiatan yang diprogramkan

Patuh, taat, dan hormat kepada Petugas

Mengenakan pakaian seragam yang telah ditentukan

Memelihara kerapihan dan berpakaian sesuai dengan norma kesopanan

Menjaga kebersihan diri dan lingkungan hunian serta mengikuti kegiatan yang dilaksanakan
dalam rangka kebersihan lingkungan hunian

Mengikuti apel kamar yang dilaksanakan oleh Petugas Pemasyarakatan

11
BAB IV

PENERAPAN HUKUM

Penerapan hukum terkait hak dan kewajiban warga binaan lembaga pemasyarakatan melibatkan
beberapa aspek, yaitu:
1. Undang-Undang dan Peraturan: Lembaga pemasyarakatan harus beroperasi sesuai dengan
undang-undang yang mengatur sistem peradilan pidana dan peraturan yang berkaitan dengan tata
tertib dan pengelolaan lembaga pemasyarakatan. Ini mencakup hak-hak dan kewajiban warga
binaan yang diatur secara jelas.
2. Penegakan Hukum: Sistem peradilan pidana bertanggung jawab untuk menegakkan hukum terkait
hak dan kewajiban warga binaan. Pelanggaran terhadap hak warga binaan atau pelanggaran
kewajiban dapat dikenai sanksi atau tindakan perbaikan yang sesuai.
3. Pengawasan dan Inspeksi: Organisasi independen atau badan yang ditunjuk bertugas mengawasi
dan melakukan inspeksi terhadap lembaga pemasyarakatan untuk memastikan penerapan hukum
dan perlindungan hak-hak warga binaan. Mereka akan memastikan bahwa kondisi, pelayanan, dan
perlakuan terhadap warga binaan mematuhi standar yang ditetapkan.
4. Pelatihan dan Kesadaran: Petugas dan staf lembaga pemasyarakatan perlu menerima pelatihan
yang memadai tentang hak-hak warga binaan dan tugas mereka dalam menjaga keamanan dan
kesejahteraan warga binaan. Kesadaran akan hak dan kewajiban warga binaan juga perlu
ditingkatkan melalui program edukasi dan informasi.
5. Mekanisme Keluhan: Lembaga pemasyarakatan harus menyediakan mekanisme yang efektif bagi
warga binaan untuk melaporkan pelanggaran hak atau masalah yang mereka hadapi. Keluhan
tersebut harus ditindaklanjuti dan diatasi dengan cepat dan adil.
6. Kolaborasi dengan Organisasi Non-Pemerintah (LSM): Kerjasama dengan LSM dan organisasi
hak asasi manusia dapat membantu memastikan p

Lembaga pemasyarakatan merupakan bagian dari sistem peradilan pidana terpadu yang
menyelenggarakan penegakan hukum di bidang perlakuan terhadap tahanan, anak, dan warga binaan
dalam tahap praadjudikasi, adjudikasi, dan pasca adjudikasi.

Salah satu ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Pemasyarakatan yang terbaru ini
adalah pengaturan mengenai Hak dan Kewajiban Tahanan dan Narapidana yang terdapat
dalam Pasal 7 - Pasal 11.

12
A. Hak dan Kewajiban Tahanan

Dalam ketentuan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022, disebutkan bahwa tahanan
memiliki hak sebagai berikut:
1. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya
2. Mendapatkan perawatan, baik jasmani maupun rohani
3. Mendapatkan pendidikan, pengajaran, dan kegiatan rekreasional serta kesempatan
mengembangkan potensi
4. Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak sesuai dengan kebutuhan gizi
5. Mendapatkan layanan informasi
6. Mendapatkan penyuluhan hukum dan bantuan hukum
7. Menyampaikan pengaduan dan/atau keluhan
8. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa yang tidak dilarang
9. Mendapatkan perlakukan secara manusiawi dan dilindungi dari penyiksaan, eksploitasi,
dan segala tindakan yang membahayakan fisik dan mental
10. Mendapatkan layanan sosial
11. Menerima atau menolak kunjungan keluarga, advokat, pendamping, dan masyarakat.
 
Sementara itu, Kewajiban Tahanan menurut ketentuan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2022 adalah sebagai berikut:
1. Menaati peraturan tata tertib
2. Mengikuti secara tertib program pelayanan
3. Memelihara perikehidupan yang bersih, aman, tertib dan damai
4. Menghormati hak asasi setiap orang di lingkungannya.
 
B. Hak dan Kewajiban Narapidana

Ketentuan mengenai Hak Narapidana, diatur dalam Pasal 9 dan Pasal 10 Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2022.
Dalam ketentuan Pasal 9 disebutkan bahwa, narapidana berhak untuk
1. menjalankan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya
2. mendapatkan perawatan, baik jasmani maupun rohani
3. mendapatkan pendidikan, pengajaran, dan kegiatan rekreasional serta kesempatan
mengembangkan potensi
4. mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak sesuai dengan kebutuhan gizi;

13
5. mendapatkan layanan informasi
6. mendapatkan penyuluhan hukum dan bantuan hukum
7. menyampaikan pengaduan dan/atau keluhan
8. mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa yang tidak dilarang
9. mendapatkan perlakukan secara manusiawi dan dilindungi dari penyiksaan, eksploitasi,
dan segala tindakan yang membahayakan fisik dan mental
10. mendapatkan jaminan keselamatan kerja, upah, atau premi hasil bekerja
11. mendapatkan pelayanan sosial; dan
12. menerima atau menolak kunjungan keluarga, advokat, pendamping, dan masyarakat.
 
Selain hak yang telah disebutkan di atas, dalam Pasal 10 ayat (1) disebutkan bahwa
Narapidana yang telah memenuhi persyaratan tertentu tanpa terkecuali juga memiliki hak
atas:
1. remisi
2. asimilasi
3. cuti mengunjungi atau dikunjungi keluarga
4. cuti bersyarat
5. cuti menjelang bebas
6. pembebasan bersyarat
7. hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh Narapidana agar bisa mendapatkan hak yang
telah disebutkan dalam Pasal 10 ayat (1) meliputi:
berkelakuan baik, aktif mengikuti program pembinaan dan telah menunjukkan penurunan
tingkat risiko.
 Selain memenuhi 3 persayaratan di atas, bagi Narapidana yang akan diberikan cuti
menjelang bebas atau pembebasan bersyarat, maka harus memenhui persyaratan telah
menjalani masa pidana paling singkat 2/3 (dua pertiga) dengan ketentuan 2/3 (dua pertiga)
masa pidana tersebut paling sedikit 9 (sembilan) bulan.
 
Pemberian hak yang diatura dalam Pasal 10 ayat (1) tidak berlaku bagi Narapidana yang
dijatuhi pidana penjara seumur hidup dan terpidana mati.
 
Selain hak- hak Narapidana yang telah dijabarkan sebelumnya, Narapidana juga memiliki
kewajiban sebagaimana diatur dala Pasal 11 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022, yaitu:

14
1. Menaati peraturan tata tertib
2. Mengikuti secara tertib program Pembinaan
3. Memelihara perikehidupan yang bersih, aman, tertib, dan damai
4. Menghormati hak asasi setiap orang di lingkungannya.
5. Wajib bekerja dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan dan memiliki nilai guna

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan tentang hak dan kewajiban warga binaan lembaga pemasyarakatan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Hak-hak Warga Binaan:
1. Hak untuk diperlakukan dengan manusiawi dan tidak diskriminatif.
2. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sesuai dengan standar kesehatan dan
kesejahteraan.
3. Hak untuk mendapatkan akses pendidikan dan pelatihan.
4. Hak untuk beribadah sesuai dengan keyakinan agama masing-masing.
5. Hak untuk berkomunikasi dengan keluarga dan menerima kunjungan.
6. Hak untuk melaporkan keluhan atau masalah kepada pihak berwenang.
7. Hak untuk mendapatkan perlindungan dari ancaman atau kekerasan.
Kewajiban Warga Binaan
1. Kewajiban untuk mematuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku di lembaga
pemasyarakatan.
2. Kewajiban untuk menghormati hak-hak warga binaan lainnya.
3. Kewajiban untuk menghormati petugas dan staf lembaga pemasyarakatan.
4. Kewajiban untuk mengikuti program rehabilitasi dan pengembangan diri yang
ditawarkan.
5. Kewajiban untuk menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan di dalam lembaga
pemasyarakatan.
6. Kewajiban untuk tidak melanggar hukum atau terlibat dalam kegiatan yang melanggar
aturan di lembaga pemasyarakatan.
7. Kewajiban untuk berpartisipasi dalam kegiatan positif yang dapat mempersiapkan
kembali warga binaan untuk reintegrasi ke masyarakat.

15
Kesimpulan ini menunjukkan bahwa warga binaan mempunyai hak-hak dasar yang harus
dihormati dan kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi selama mereka berada di lembaga
pemasyarakatan. Melalui pemenuhan hak-hak ini dan pemenuhan kewajiban, diharapkan
warga binaan dapat menjalani masa hukuman mereka dengan layak dan mempersiapkan diri
untuk reintegrasi ke dalam masyarakat setelah masa pidana mereka selesai.

B.Saran

Saran untuk Hak Warga Binaan:


1. Hak untuk memperoleh akses yang memadai terhadap pelayanan kesehatan, termasuk
pemeriksaan rutin, perawatan medis, dan konseling psikologis.
2. Hak untuk memperoleh akses pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi
individu, termasuk program pelatihan keterampilan dan pendidikan formal.
3. Hak untuk menjalankan praktik keagamaan sesuai dengan keyakinan pribadi,
termasuk menyediakan fasilitas dan waktu yang memadai untuk ibadah.
4. Hak untuk berkomunikasi dengan keluarga dan mendapatkan kunjungan secara
teratur, dengan tetap mempertimbangkan keamanan dan aturan lembaga
pemasyarakatan.
5. Hak untuk perlakuan yang adil dan manusiawi, tanpa diskriminasi berdasarkan jenis
kelamin, ras, agama, atau latar belakang lainnya.
6. Hak untuk memperoleh informasi tentang hak-hak mereka sebagai warga binaan dan
prosedur yang berkaitan dengan hukuman dan rehabilitasi.

Saran untuk Kewajiban Warga Binaan:


1. Kewajiban untuk mematuhi peraturan dan tata tertib yang ditetapkan oleh lembaga
pemasyarakatan, termasuk kedisiplinan dalam menjalani rutinitas harian.
2. Kewajiban untuk menghormati hak-hak warga binaan lainnya dan tidak melakukan
tindakan yang merugikan atau mengganggu ketertiban di dalam lembaga
pemasyarakatan.
3. Kewajiban untuk mengikuti program rehabilitasi dan pengembangan diri yang
ditawarkan oleh lembaga pemasyarakatan, dengan tekun dan sungguh-sungguh.
4. Kewajiban untuk menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan di dalam lembaga
pemasyarakatan, termasuk kamar tidur, ruang umum, dan area lainnya.
5. Kewajiban untuk terlibat dalam kegiatan yang konstruktif dan positif, seperti
pelatihan keterampilan, pendidikan, atau kegiatan sosial yang memperkuat persiapan
mereka untuk reintegrasi ke masyarakat.

16
6. Kewajiban untuk menghindari perilaku yang melanggar hukum atau melanggar aturan
lembaga pemasyarakatan, dengan mempertimbangkan konsekuensi yang dapat
timbul.

Saran-saran ini bertujuan untuk memastikan bahwa hak-hak warga binaan dihormati dan
mempromosikan tanggung jawab mereka dalam menjalani hukuman mereka dengan baik.
Hal ini juga diharapkan dapat memfasilitasi proses rehabilitasi dan persiapan mereka untuk
reintegrasi ke dalam masyarakat setelah masa tahanan selesai.

DAFTAR PUSTAKA

Artikel. 2022. Istilah-Istilah dalam Hukum yang Wajib Mahasiswa Ketahui. Indonesia
Suhandi. 2010. Hak dan Kewajiban Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan dalam
Perspektif Hak Asasi Manusia. Fakultas Hukum. Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Undang-undang. 2022. Pemasyarakatan. Presiden Republik Indonesia. Salinan SK no 143384
A
Permenhum. 2013. Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara.
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Republik Indonesia. No 356

17

Anda mungkin juga menyukai