Anda di halaman 1dari 28

UPAYA STANDARISASI

PROSES SERAH
TERIMA (HANDOVER)
di UNIT
KEPERAWATAN

ANI WIDIASTUTI
Rumah sakit Pondok indah-Puri indah
Outlines

1 2 3 4
Apa itu Serah terima Standar dan
Background regulasi terkait Metode
atau Handover?
Handover Handover

5 6 7 8
Rekomendasi Dampak
Proses handover handover Kesimpulan
Handover
Mengenal Lebih Dekat

Ani Widiastuti
Email : aniwidiastuti585@gmail.com, ani.andrunaomi@gmail.com
HP : 081210818495
• Pendidikan : S2 dan Spesialis Kep Medikal bedah Fakultas keperawatan UI, Program Doktoral 2020-on going Fakultas
keperawatan UI.
• Riwayat bekerja : Perawat Unit ICU-ICCU, Clinical Instructor unit2 critical, Koordinator Unit MC, Emergency dan Unit intensif,
Saat ini : Manager Keperawatan RS Pondok Indah-Puri Indah, Ketua Sub Komite Keselamatan Pasien, Dosen Keperawatan
Medikal Bedah dan kegawatdaruratan.
• Prestasi yang pernah di raih : Juara 1 lomba penerapan ACLS (tim) sejabodetabek disenggarakan RSJPD Harapan kita, PERKI
dan RSCM; Juara 2 lomba karya tulis ilmiah RS Perguruan tinggi dari Universitas Indonesia ; Juara 3 lomba Poster ilmiah
patient safety dari PERSI award 2022.
• Pembicara : Pelatihan EBNP Bagi KUP dan Leader RSPI group Mei 2023 ; Pelatihan Hospitality Agent of Change bagi NaKes DKI
Jakarta, Puslatkesda Maret 2022; Seminar Nasional Membangun Tim Perawat yang Berkarakter dan Berpenampilan Prima,
Akper Bina Insan, Jakarta, Agustus 2021; International conference on health development ( ICHD) oral presentation The
Effectiveness of the prone position according to the degree of Covid 19 on oxygenation status 2021; International scientific
Conference on Health , oral presentation Elaboration and collaboration in effort to improve life during the pandemic period,
Al Insyirah, 2021 Pekanbaru, Indonesia; Seminar Keperawatan Peran Perawat dalam ketepatan waktu tanggap pada
penanganan SKA (Syndrome coroner akut) dan Arytmia, UPN “Veteran” Jakarta, 2019; Seminar dan Workshop Peran Perawat
dalam Mengelola dan mengidentifikasi kegawatan Medis di ruangan, PPNI Jaksel 2019.dll.
Background
• Handover atau serah terima pasien merupakan proses menyerahkan
informasi penting tentang perawatan pasien dari perawat yang bertugas
pada shift saat itu ke shift berikutnya.( Wong, 2019).
• Komunikasi yang paling banyak memiliki potensi terjadinya kesalahan
adalah pemberian instruksi secara lisan atau melalui telpon, pelaporan
hasil kritis dan saat serah terima (Kepmenkes, 2022)
• Handover yang dilakukan tidak terstruktur, komunikasi tidak teratur atau
hilangnya informasi penting selama proses serah terima bisa
membahayakan keselamatan pasien, memungkinkan kesalahan
pengobatan, keterlambatan pemberian terapi serta ketidakpuasan pasien
(Wong, 2019)
• Pimpinan Rumah sakit bertanggung jawab dalam meningkatkan dan
monitoring kualitas asuhan dan keselamatan pasien seperti memperbaiki
proses komunikasi handover yang bisa berdampak luas secara klinis
maupun non klinis (JCI, 2020)
• Proses handover akan terus berisiko terjadi kesalahan kecuali jika
diterapkan sistem yang baik untuk meningkatkan komunikasi handover,
meminimalkan risiko, dan menstandarkan seluruh proses serah
terima secara efektif. (Wacogne, 2010)
• Perlunya standar berbasis bukti sehingga serah terima dapat berjalan
efektif sehingga kontinuitas perawatan pasien yang aman dapat
meningkat. (Wong, 2019)
Hasil Penelitian terkait Handover menunjukan

• Studi yang dirilis pada 2016 menunjukan bahwa kegagalan komunikasi di Rumah sakit (US)
bertanggung jawab terhadap kejadian 1744 kematian dan 1,7 milyar dollar biaya penggantian setiap
tahunnya (JCC, 2017).
• Handover yang dilakukan secara terstruktur dan efektif akan menurunkan kejadian medication error
hingga 80% dan menurunkan lama waktu yang dibutuhkan untuk handover (Wong, 2019).
• Studi yang dilakukan Joint commission Center terhadap 10 rumah sakit di US membuktikan bahwa
kegagalan handover terjadi pada 37% penerima informasi, dan 21% pada pemberi informasi (JCC,
2017)
• Penelitian Cohen dan Hilligoss (2012) yang menemukan 180 dari 889 kejadian malpraktik, 32%
diantaranya disebabkan oleh kesalahan komunikasi saat handover (Hidayati, 2022)
• Akibat komunikasi yang kurang baik, maka kejadian kasus Nyaris Cedera
(KNC) di Indonesia sebanyak 53.33%, sedangkan Kejadian Tidak
diharapkan (KTD) 46,67% (Triwibowo, 2016;hidayati 2022).

• The Joint Commission Center for Transforming Healthcare


mengidentifikasi bahwa kurangnya standarisasi prosedur serah terima
menjadi root cause terjadinya kegagalan handover (JCC, 2014)
Handover/handoff/serah terima/timbang terima/operan

Pengertian :
• Handover merupakan proses pemindahan atau transfer
dan penerimaan tanggung jawab perawatan pasien yang
dicapai melalui komunikasi yang efektif dan merupakan
proses real time untuk menyampaikan informasi spesifik
pasien dari satu petugas ke petugas atau tim lainnya yang
bertujuan untuk menjamin kesinambungan dan keamanan
perawatan pasien (JCC, 2017)
• Pengalihan tanggung jawab untuk pasien dan perawatan
pasien yang dicapai melalui komunikasi yang efektif
(sebagai contoh, antara praktisi kesehatan; dari satu
departemen, unit, atau layanan ke yang lain dalam satu
organisasi; antara organisasi dan tingkat perawatan
kesehatan lainnya; antara staf dan pasien/keluarga) (JCI,
2020)
• Proses pengalihan wewenang dan tanggung jawab asuhan
keperawatan pasien rawat inap dari perawat yang bertugas
di shift saat itu kepada perawat shif berikutnya
STANDAR HANDOVER
• STANDAR YANG MENAUNGI ATAU MENJADI REFERENSI PENERAPAN HANDOVER

1. Kepmenkes RI No. HK 01.07/Menkes/1128/2022 tentang


standar akreditasi Rumah sakit
2. Instrumen Survey Akreditasi Rumah Sakit sesuai standar
Kepmenkes 2022
3. Standar akreditasi Joint commission International edisi ke
7 tahun 2021
4. The Joint Commision center, department of corporate
communication, 2017
5. World health organization, communication during clinical
handover, 2007
6. Evidence Based Practice handover dari berbagai artikel
penelitian
Handover menurut standar Kepmenkes
1. Standar SKP 2
Rumah sakit menerapkan proses untuk meningkatkan efektivitas komunikasi lisan dan/atau telepon di antara
para profesional pemberi asuhan (PPA), proses pelaporan hasil kritis pada pemeriksaan diagnostic termasuk POCT dan
proses komunikasi saat serah terima (hand over)
1.1. Maksud dan Tujuan SKP 2
• Komunikasi efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh resipien /
penerima pesan akan mengurangi potensi terjadinya kesalahan serta meningkatkan keselamatan pasien.
Komunikasi dapat dilakukan secara lisan, tertulis dan elektronik.
• Metode komunikasi saat serah terima distandardisasi pada jenis serah terima yang sama misalnya serah terima
antar ruangan di rawat Untuk jenis serah terima yang berbeda maka dapat menggunakan metode, formulir dan
alat yang berbeda. Misalnya serah terima dari IGD ke ruang rawat inap dapat berbeda dengan serah terima dari
kamar operasi ke unit intensif;
2. Standar TKRS 5, TKRS 10.
• Perbaikan sistem adalah perbaikan yang jika dilakukan akan berdampak luas/menyeluruh di rumah sakit yang dapat
diterapkan di beberapa unit misalnya sistem pengelolaan obat, komunikasi serah terima dan lain-lainnya
• Pimpinan berpartisipasi dalam meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan melakukan pengukuran
indikator mutu rumah sakit dan memantau serta memperbaiki pelayanan pasien seperti komunikasi saat serah
terima yang perbaikannya akan berdampak luas/menyeluruh di semua unit klinis maupun non klinis
3. AKP 5.5
• Dalam proses pelaksanaan rujukan, ada proses serah terima pasien antara staf pengantar dan yang menerima.
Rumah sakit melakukan evaluasi terhadap mutu dan keamanan proses rujukan untuk memastikan pasien telah
ditransfer dengan staf yang kompeten dan dengan peralatan medis yang tepat
Handover menurut standar JCI, 2021
Standar JCI, 2021
Jenis Handover
 Jenis serah terima (handover) di dalam rumah sakit dapat mencakup (SKP2,
Kepmenkes, 2022)

1. Handover antara PPA (misalnya, antar dokter, dari dokter ke perawat,antar perawat, dan
seterusnya);
2. Handover antara unit perawatan yang berbeda di dalam rumah sakit(misalnya saat pasien
dipindahkan dari ruang perawatan intensif ke ruang perawatan atau dari instalasi gawat darurat
ke ruang operasi); dan
3. Handover dari ruang perawatan pasien ke unit layanan diagnostik seperti radiologi atau
fisioterapi.
4. Hand over dalam proses rujukan atntar RS manan proses rujukan untuk memastikan pasien
telah ditransfer dengan staf yang kompeten dan dengan peralatan medis yang tepat

 Formulir serah terima antara PPA, tidak perlu dimasukkan ke dalam rekam medis. Namun demikian, rumah
sakit harus memastikan bahwa proses serah terima telah dilakukan. misalnya PPA mencatat serah terima telah
dilakukan dan kepada siapa tanggung jawab pelayanan diserahterimakan, kemudian dapat dibubuhkan tanda
tangan, tanggal dan waktu pencatatan)
Metode Handover
1. Metode komunikasi dapat menggunakan metode seperti
Situation -background - assessment - recommendation (SBAR) 2. Terdapat beberapa metode handover (mnemonics )
(SKP 2, Kepmenkes 1128, 2022).
yang dapat digunakan sesuai kebutuhan ((Joint
• SBAR adalah kerangka kerja komunikasi yang awalnya commission Center, 2017) :
dikembangkan oleh Angkatan Laut AS dan kemudian
diadopsi oleh industri lain, termasuk perawatan kesehatan,
untuk menyusun informasi ketika anggota tim berkomunikasi • I-PASS Illness severity Patient summary Action list Situation awareness
satu sama lain (Shah, 2016) and contingency plans Synthesis by receiver
• ISBAR Identification Situation Background Assessment
• Teknik komunikasi efektif yang direkomendasikan oleh Recommendation
World Health Organization (WHO, 2007) yaitu dengan • PSYCH (for psychiatric ED hand-offs) Patient information/background
menggunakan metode komunikasi SBAR.(Lubis, 2020) Situation leading to the hospital visit Your assessment Clinical information
• SBAR adalah Kerangka komunikasi efektif yang disediakan Hindrance to discharge
untuk petugas kesehatandalam menyampaikan kondisi pasien • I PUT PATIENTS FIRST (Identify yourself and role and obtain nurse’s
dan bisa digunakan di rumah yang terdiri dari Situation, name Patient’s past medical history (medical, surgical, social) Underlying
Background, Assessment, Recommendation. diagnosis and procedure Technique (general anesthesia, neuraxial,
regional) Peripheral IVs, arterial lines, central lines, drains Allergies
• Metoda komunikasi ini digunakan pada saat perawat Therapeutic interventions (pain medications, antibiotics) Intubation (very
melakukan timbang terima (handover) antar shift, antar unit, difficult, moderately difficult, easy) Extubation likelihood (already
atau antar institusi atau pada saat melaporkan pasien kepada extubated, very likely, unlikely, definitely no extubation planned) Need for
dokter. drips (epinephrine, vasopressin, norepinephrine, insulin, propofol, etc.)
• SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan Treatment plan for postoperative care (blood pressure goals, ventilator
settings) Signs (vital signs during case and most recent) Fluids (in’s and
informasi penting yang membutuhkan perhatian segera dan out’s, blood product(s), administered) Intraoperative events (if any)
tindakan berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif dan Recent labs (hemoglobin, glucose, etc.) Suggestions for immediate postop
meningkatkan keselamatan pasien (STARKES, 2022) care (ex: special positioning, pain control, need for pumps, etc.)
Timing/expected time of arrival to ICU
SBAR
(Situation -background - assessment – recommendation)

Adapun Isi dari SBAR sebagai berikut :


• S : Situasi yang menggambarkan kondisi terkini yang terjadi pada pasien sehingga perlu
dilaporkan. Dapat di lakukan dengan cara : Sebutkan nomor kamar, nomor tempat tidur, nama
lengkap pasien, no medical record (MR), usia pasien, DPJP, alasan pasien masuk rumah sakit,
diagnosa medis, dan diagnosa keperawatan
• B : Background merupakan sesuatu yang melatar belakangi situasi yang terjadi atau
gambaran riwayat / hal yang berhubungan dengan kondisi atau masalah pasien saat ini.
Bisa dilakukan dengan memacakan keluhan utama, riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi dan
rencana tindakan/ operasi tertentu, pembatasan (cairan, makanan, aktifitas) dan prosedur /
tindakan yang sudah dilakukan saat ini
• A : Assesment merupakan suatu pengkajian terhadap suatu masalah, Kesimpulan dari
analisa terhadap gambaran situasi seperti kondisi klinis pasien sebelum dan sesudah pemberian
perawatan (medis/keperawatan) termasuk hasil lab, hasil radiologi, atau prosedur lainnya,
Sampaikan hasil pengkajian ulang yang memiliki masalah baru (Skala nyeri, Skala Integritas
Kulit, Skor Risiko Jatuh, Skor EWS, Skor Visual Infusion Phlebitis, tanda vital, tingkat
kesadaran)
• R : Recommendation merupakan Usulan tentang alternatif tindakan yang akan di lakukan kapan,
dimana, meminta saran untuk tindakan yang benar yang seharusnya dilakukan untuk masalah
tersebut, seperti perawatan dan penanganan pasien yang harus diawasi dan diteruskan pada shift
berikutnya, Sampaikan saran pada perawat shift selanjutnya untuk hal yang perlu dilakukan yang
berhubungan dengan perawatan pasien. Sampaikan yang hendak anda sarankan pada dokter untuk
dilakukan
Proses Handover (WHO, 2007)
Ketentuan umum Handover
yang harus menjadi perhatian (HSF, 2014)

• Proses serah terima menggunakan tools


atau format yang terstruktur atau
terstandarisasi
• Fokuskan handover pada patient centered
information dan tidak keluar dari template,
identifikasi prioritas data yang harus
diinformasikan.
• Lakukan handover pada ruangan yang
kondusif (minimal interupsi dan distraksi,
aman buat sharing informasi)
• Pastikan peran dan tanggung jawab
perawat sudah secara jelas di bagikan
Ketentuan Umum Handover

• Lakukan handover pada waktu yang telah


ditentukan, jika jadwalnya jam 7 pagi, maka pada
jam tersebut Handover di mulai
• Lakukan penekanan informasi yang kritikal atau
berisiko membahayakan keselamatan pasien, seperti
berhati-hati ada 2 pasien dengan nama yang sama,
ada pasien yang akan clinical meeting, dll
• Pastikan menjaga kerahasiaan (confidentiality) data
pasien seperti musnahkan catatan atau coretan yang
tidak tersimpan di file pasien
• Pastikan pada saat bedside handover,
memperkenalkan tim yang akan bertugas kepada
pasien, dan menyampaikan bahwa tim saat ini sudah
selesai dan pamit.
Standar sesuai SPO
1. Tentukan waktu handover secara tetap : pagi, sore, malam serta durasi
waktu handover
2. Tentukan lokasi handover yang kondusif (minimal interupsi, distraksi,
aman untuk sharing informasi)
3. Tentukan template atau metode komunikasi yang efektif yang
digunakan dalam handover (SBAR :Situation, background, Assessment,
Recommendation)
4. Tentukan langkah-langkah dalam proses serah terima :
• HO besar (antara KUP/NIC untuk informasi secara umum/garis
besar yang penting)
• HO kecil (antar tim atau perawat yang merawat pasien, baik
secara lisan dan data EMR serta bedside handover )
5. Buat aturan khusus terkait handover seperti :
• Handoverkan hal-hal atau informasi yang critical
• Minimalkan interupsi atau komentar yang tidak penting
• Pastikan perawat telah hadir dan siap menerima Handover sesuai
waktu yang ditentukan.
Alur Proses Handover

Handover antar shift

Handover Kecil

Handover antar tim Bedside Handover :


Handover Besar : /perawat primer • Tim atau perawat yang bertugas
• Handover antara KUP/NIC beserta • Lokasi di tempat yang kondusif bertemu langsung dengan pasien di
perawat yang bertugas • Minimal interupsi dan distraksi kamar perawatan
• Lokasi di tempat khusus yang • Alat yang disiapkan : EMR, • Mengucapkan salam, hand hygiene
kondusif laporan / template SBAR • Memperkenalkan tim selanjutnya
• Laporan handover tim saat itu • Mengecek kondisi pasien, alat invasive
• Informasi umum (policy, insiden,
dengan tim selanjutnya yang terpasang, menanyakan keluhan
pasien khusus, dll) •
• Informasi lebih detail namun hal- Menyampaikan rencana tindak lanjut
• Disampaikan oleh kepala unit/NIC hal yang bersifat penting dan dan harapan pasien
• Penerima adalah NIC, Katim, kritikal saja • Menginfokan waktu bertugas sudah
Associate • Waktu 20 menit (rata-rata 4 selesai dan berpamitan
• Waktu 5-10 menit menit/pasien) • Waktu 30 menit (atau rata-rata 2
menit/pasien)
Alur Proses Handover

Handover antar unit

Persiapan Handover

Pasien Sistem Proses Handover :



• Pastikan kondisi pasien • Pastikan sudah ada catatan/instruksi Mengantar pasien ke unit baru, menggunakan alat sesuai
kebutuhan (Jika kondisi tidak stabil bersama dokter serta
stabil dan dan hasil-hasil dokter pasien boleh pindah ruangan membawa monitor mobile)
• Pastikan form handover (transfer • Mengucapkan salam dan bersama perawat penerima
pemeriksaan telah internal) sudah di isi memindahkan pasien ke bed di unit baru
teridentifikasi • Pastikan pasien telah menyetujui • Melakukan serah terima pasien secara langsung dengan
• Pastikan dokter telah rencana pindah ruangan (IC jika mengecek kondisi pasien seperti integritas kulit, area
pemasangan infus, alat-alat invasive yang terpakai seperti
perlu)
melakukan pemeriksaan • Pastikan unit/kamar tempat transfer
Infus, NGT, D cath
• Melakukan serah terima dokumentasi kondisi pasien, seperti
pasien telah siap tersedia sesuai kebutuhan integritas kulit, area penusukan infus, hasil pemeriksaan dan
• Pastikan pasien dan atau preferensi pasien pengukuran melalui EMR (transfer internal) dengan SBAR
keluarga sudah mendapat • Pastikan perawat penerima telah • Melengkapi form transfer dengan mengisi jam, dan nama
terinfo kondisi pasien dan alat yang petugas pengirim dan penerima pasien
penjelasan rencana pindah diperlukan • Mendatangi pasien, menyampaikan untuk selanjutnya
• Pastikan perawatan akan dilanjutkan oleh perawat…di unit…dan pamit
Mengapa perlu bedside Handover?
• Bedside handover merupakan serahterima tanggung jawab
perawatan pasien dari perawat saat itu ke perawat
selanjutnya secara langsung di hadapan pasien
• Penerapan Bedside handover dapat membantu
menurunkan kejadian komplikasi perawatan pasien atau
insiden yang tidak di harapkan, medication error, serta
kejadian miskomunikasi
• Meningkatnya kepuasan pasien karena diajak berkontribusi
dalam diskusi terkait perawatan dirinya serta harapannya
• Perubahan policy yang bersifat individual dapat
dikomunikasikan dengan baik melalui bedside handover
• Pemberian edukasi dapat dilakukan dengan baik dan
dimengerti oleh pasien
Hambatan yang bisa dihadapi dalam penerapan
handover
• Resistensi tim untuk berubah (perilaku)
• Tekanan waktu dengan banyaknya kebutuhan pasien dan
tanggung jawab yang harus dikerjakan
• Keterbatasan pelatihan atau training
• Perbedaan budaya, semangat dan motivasi dari petugas
kesehatan
• Kurangnya dukungan sumber daya keuangan dan staf
• Kurangnya literasi kesehatan
• Kurangnya pengetahuan bagaimana memperbaiki system
• Kegagalan kepemimpinan dalam penerapan system dan
perilaku yang baru
• Kurangnya dukungan infrastruktur, teknologi informasi
• Minimnya data atau hasil penelitian yang dapat diterima
sesuai rekomendasi
Rekomendasi untuk memperbaiki proses
handover (JCC, 2017)
• Tunjukan komitmen managemen terhadap keberhasilan
handover dan safety culture lainnya (focus pada perbaikan,
bukan kesalahan individu, dukungan waktu, anggaran,
sumber daya)
• Buat standarisasi : isi (critical content), alat dan metode
(formulir, template, checklist, protocol, mnemonics :
ISBAR? )
• Buat standarisasi training tentang handover yang benar,
disertai dengan metode observasi, role play atau simulasi
serta pembelajaran mandiri.
Rekomendasi
• Gunakan teknologi seperti electronic medical record,
portal, dll untuk meningkatkan handover, untuk
memfasilitasi komunikasi yang berkelanjutan dengan
memperbanyak informasi kritical, rencana perawatan
yang lengkap, serta hasil pemeriksaan penunjang.
• Lakukan monitoring penerapan handover yang efektif,
metode dan formulir yang digunakan, dan lakukan
evaluasi terhadap kendala yang timbul atau kejadian
akibat kegagalan handover.
• Pertahankan dan sosialisasikan praktek handover yang
terbaik (best practices), harus dilakukan dengan cara
yang handal dan berkualitas kepada setiap pasien,
setiap hari dan setiap serah terima.
Dampak Handover terstandarisasi terhadap outcome

• Meningkatnya patient safety


• Memperbaiki kualitas pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien
• Menurunkan kejadian tidak diharapkan
• Menurunkan waktu yang digunakan untuk handover,
sehingga meningkatkan produktifitas
• Memperbaiki kualitas informasi handover yang
disampaikan.
• Confidential atau kerahasiaan data pasien terjaga
• Meningkatnya tanggung jawab perawat dalam
perawatan pasien
• Meningkatnya keterlibatan pasien dalam rencana
perawatan
• Indeks kepuasan pasien meningkat
Kesimpulan
• Handover merupakan proses yang penting dan kritikal dari
pemindahan atau transfer dan penerimaan tanggung jawab
perawatan pasien.
• Handover dicapai melalui komunikasi yang efektif dan
merupakan proses real time untuk menyampaikan informasi
spesifik pasien dari satu petugas ke petugas atau tim lainnya yang
bertujuan untuk menjamin kesinambungan dan keamanan
perawatan pasien.
• Handover yang terstandarisasi dengan baik akan berdampak pada
peningkatan keselamatan pasien dan kualitas asuhan, efektif
waktu, cost dan tenaga, serta meningkatkan indeks kepuasan
pasien.
• Handover yang efektif membutuhkan upaya dan dukungan untuk
mewujudkannya, mari mulai melangkah, membuat perubahan
untuk melihat outcome terbaiknya.
Referensi
• Johnson M, Sanchez P, Zheng C. The impact of an integrated nursing handover system on nurses' satisfaction and work practices. J Clin Nurs. 2016
Jan;25(1-2):257-68. doi: 10.1111/jocn.13080. PMID: 26769213.
• Ji Y, Han S, Wang B. Effects of situation-background-assessment-recommendation handover combined with detail nursing intervention on patients
with infections. Am J Transl Res. 2021 Aug 15;13(8):9056-9062. PMID: 34540018; PMCID: PMC8430202.
• Kowitlawakul Y, Leong BS, Lua A, Aroos R, Wong JJ, Koh N, Goh N, See KC, Phua J, Mukhopadhyay A. Observation of handover process in an intensive care
unit (ICU): barriers and quality improvement strategy. Int J Qual Health Care. 2015 Apr;27(2):99-104. doi: 10.1093/intqhc/mzv002. Epub 2015 Feb 2.
PMID: 25644706
• https://www.google.com/search?q=video+cause+about+mis+handover+nurse+at+hospital&rlz=1C1GCEU_enID968ID968&oq=video+cause+about
+mis+handover+nurse+at+hospital&aqs=chrome..69i57j33i160.19548j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-
8#fpstate=ive&vld=cid:cc6faf38,vid:y9aqHmBkVcs, di akses pada 18 Juni 2023 jam 19.00
• https://www.google.com/search?q=video+cause+about+mis+handover+nurse+at+hospital&rlz=1C1GCEU_enID968ID968&oq=video+cause+about
+mis+handover+nurse+at+hospital&aqs=chrome..69i57j33i160.19548j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-
8#fpstate=ive&vld=cid:0cb1d639,vid:GFx6hSHUcqc, diakses pada 18 Juni 2023 jam 20.00
• https://www.google.com/search?q=video+cause+about+mis+handover+nurse+at+hospital&rlz=1C1GCEU_enID968ID968&oq=video+cause+about
+mis+handover+nurse+at+hospital&aqs=chrome..69i57j33i160.19548j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-
8#fpstate=ive&vld=cid:0e97d6bd,vid:Rn6r_hFWP0Q, di akses pada 18 Juni 2023 pukul 20.54
• Sentinel Event Alert, Issue 58 , © The Joint Commission Published by the Department of Corporate Communications, A complimentary publication
of The Joint Commission Issue 58, September 12, 2017
• Wang L, Ma YJ, Chen XT, Zhang J, Liu T. The design and application of an intensive care unit point-of-care nursing handover checklist based on the
situation, background, assessment, and recommendation technique. Front Public Health. 2022 Nov 22;10:1029573. doi: 10.3389/fpubh.2022.1029573.
PMID: 36483247; PMCID: PMC9722762.
• Wacogne, 2010. HandoverAN, title={Handover and note-keeping: the SBAR approach}, author={Ian D Wacogne and Vin Diwakar}, journal={Clinical Risk},
year={2010}, volume={16}, pages={173 - 175}
• Wong X, Tung YJ, Peck SY, Goh ML. Clinical nursing handovers for continuity of safe patient care in adult surgical wards: a best practice implementation
project. JBI Database System Rev Implement Rep. 2019 May;17(5):1003-1015. doi: 10.11124/JBISRIR-2017-004024. PMID: 31090654}
TRIMAKASIH SUDAH MENDENGARKAN

YEEAAYYY….
SELESAI DINASS….

Anda mungkin juga menyukai