Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PRAKTIKUM FISIKA

DOSEN PENGAMPU : FIRDA HERLINA, ST .,M.Eng


Kelompok 2 :
 Abdianor : 2106010005
 Andre Fahrul Riadi : 2106010008
 Feri Anwar : 2106010010
 Selamat : 2106010015
 Nadia Rahmi : 2106010016

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI (UNISKA)
BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah,Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Alat alat
ukur dasar” ini pada tepat waktu.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pemasaran 1,Ibu Firda Herlina, ST .,M.Eng
yang telah memberikan tugas kepada kami.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
adanya keterbatasan referensi dan ilmu kami sebagai penyusun. Oleh karena itu, saran dan
tanggapan sangat kami harapkan untuk menyusun makalah yang lebih baik.

Banjarmasin, Januari 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................
A. Latar Belakang ......................................................................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................................................
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................
D. Manfaat Penulisan .................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................

A. Pengertian Pengembangan Produk ........................................................................


B. Pengertian Produk Baru ........................................................................................
C. Tujuan Pengembangan Produk Baru .....................................................................
D. Tahap – Tahap Perkembangan Produk Baru .........................................................
E. Faktor – Faktor yang Mendorong Perusahaan melakukan
Pengembangan Produk ..........................................................................................
F. Faktor – Faktor Yang Menghambat Perusahaan Melakukan
Pengembangan Produk ..........................................................................................
G. Strategi Pengembangan Produk ............................................................................
H. Contoh Pengembangan Produk .............................................................................

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................

A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Saran .....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengukuran merupakan kegiatan yang sangat penting dalam setiap percobaanilmiah
seperti penelitian dan praktikum. Kegiatan pengukuran yang akurat merupakankunci
keberhasilan dalam pengolahan data dan penyedia informasi. Namun,
dalamsetiap pengukuran selalu ada ketidakpstian nilai pengukuran. Hal itu dapat
akibatnyaoleh keterbatasan alat maupun ketidaktelitian orang yang melakukan
pengukuran. Untukmendapatkantepat nilaiyangakurat pengukuranbiasanyadilakukan
menggunakanalat ukur yang memiliki nilai keakuratan tinggi dan dilakukan secara
berulang-ulangsehingga diperoleh sejumlah data yang mendekati nilai
sebenanya yang kemudiandapat diolah kembali menggunakan kaidah-kaidah
statistika (Burhanuddin, 2011)kesalahan merupakan unsur yang tidak dapat
dihindari dalam proespengukuran. Kesalahan dalam pengukuran biasanya
didefinisikan sebagai perbedaananatar nilai sebenarnya dengan nilai terukur.
Efek kesalahan adalah menciptakanpengontrol dalam nilai sebuah pengukuran.
Mencari nilai ketidakpstian dalam prosespengukuran sangatlah penting untuk
dilakukan agar hasil pengukuran menjadi akurat.Ketika digunakan dalam konteks
pengukuran, derajat mempunyai sebuah angkadan satuan yang berhubungan
dengannya. Lebih spesifik lagi, derajatpengukuran mempunyai satuan yang
sama dengan hasil pengukuran. Analisisketidakpstian merupakanalat yangsangat
berguna untukmengatur tingkatreliabilitassebuah pengukuran dan untuk validasi
model-model teoritis dan simulasi. Prosespenentu ketidakpstian pengukuran
menjadi kemampuan dasar yang haurs dimilikiuntuk melakukan sebuah percobaan

B. Rumusan Masalah

1
BAB II
PEMBAHASAN

1.1. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mampu menggunakan alat ukur yang di gunakan dalam praktikum fisika


2. Mengenal besar ketelitian pengukuran alat-alat ukur dasar
3. Mengenal apa yang di maksud dengan skala nonius

1.2 DASAR TEORI

Mistar dan Penggaris

Mistar atau penggaris biasa kita gunakan untuk mengukur panjang. Misalnya
mengukur panjang meja, buku, pensil, dan sebagainya. Mistar mempunyai skala terkecil 1
mm sehingga nilai tidak pastiannya (Δx) adalah ½ x skala terkecil atau 0,5 mm atau 0,05 cm.
Hasil pengukuran dengan mistar tersebut, dapat di tuliskan:

Jangka Sorong

Untuk mengukur diameter suatu benda, diameter dalam maupun diameter luar, serta untuk
mengukur kedalaman suatu benda, dapat menggunakan jangka sorong.

Jangka sorong mempunyai dua bagian terpenting yaitu

1) Rahang tetap, memiliki skala panjang yang disebut skala utama.


2) Rahang sorong, memiliki skala yang lebih teliti disebut skala nonius atau skala
vernier.

Skala nonius ini panjangnya 10 mm yang terbagi menjadi 10 skala, yang berarti skala
terkecilnya 0,1 mm. Ketidakpastian dari jangka sorong adalah:  Δx = ½ x skala terkecil =
½ (0,1) = 0,05 mm = 0,005 cm. Hasil pengukuran dengan menggunakan jangka sorong
dapat dibaca pada skala utama dan ditambah angka pada skala nonius yang dihitung dari
0 sampai dengan garis skala nonius yang berimpit dengan garis skala nonius yang
berimpit dengan garis pada skala utama.

1.3. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Jangka Sorong 3. Dasar Statif


2. Penggaris 4. Kubus
1.4. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Gunakan Jangka Sorong untuk mengukur :
a. Lebar dasar statif
b. Diameter Lubang dasar statif
c. Kedalaman lubang dasar statif
d. Diameter batang statif
e. Ulangi semua pengukuran sebanyak 5 kali

2
2. Gunakan mistar untuk mengukur :
a. Lebar dasar statif
b. Panjang Batang Statif
c. Ulangi semua pengukuran sebanyak 5 kali
1.5 HASIL PENGAMATAN

A. Jangka sorong

1. Tabel Hasil Pengamatan

No Lebar dasar Diameter Kedalaman Diameter


statif (L) Lubang (D) Lubang (L) Lubang (D)
1 0,18 0,1 0,36 0,1
2 0,18 0,1 0,36 0,1
3 0,18 0,1 0,36 0,1
4 0,18 0,1 0,36 0,1
5 0,18 0,1 0,36 0,1
Rerata (∓) 0,18 0,1 0,36 0,1

2. Tabel Hasil Perhitungan Kesalahan

No. Lebar dasar Diameter Kedalaman Diameter


statif (ΔL) Lubang (ΔD) Lubang (ΔL) Lubang (ΔD)
1 0 0 0 0
2 0 0 0 0
3 0 0 0 0
4 0 0 0 0
5 0 0 0 0
Rerata 0 0 0 0

3. Tabel Hasil Pengukuran (L = L ± ∆ L atau Dhsl = D ± ∆D)

Lebar dasar Diameter Kedalaman Lubang Diameter


statif (Lhsl) Lubang (Dhsl) (hsl) Lubang (Dhsl)

3
B. MISTAR
1. Tabel Hasil Pengamatan

No Lebar Dasar Panjang dasar


Statif (L) statif
1 0,17
2 0,17
3 0,18
4 0,18
5 0,18
Rerata ( x ¿ 0,176

2. Tabel Hasil Perhitungan Kesalahan

No Lebar Dasar Diameter


Statif ( Δ L ¿ Lubang ( Δ D ¿
1 0,006
2 0,006
3 -0,004
4 -0,004
5 -0,004
Rerata (
Δ ln , Δ Dn)

3. Tabel Hasil Pengukuran (L = L ± ∆ L Atau Dhsl = D ± ∆ Dn)

Lebar dasar Diameter Kedalaman Diameter


statif (Lhsl) Lubang (Dhsl) Lubang (hsl) Lubang (hsl)

1.6. PEMBAHASAN

 Bahas mengenai data pengamatan


 Bahas mengenai kesalahan
 Bandingkan ketelitian pengukuran antara jangka sorong dengan benar

1.7. KESIMPULAN

4
5
PRAKTIKUM 2
GAYA PADA BIDANG MIRING

2.1. TUJUAN PRAKTIKUM

Menyelidiki gaya-gaya mekanis yang bekerja pada bidang miring.

2.2. DASAR TEORI

Gaya gesek adalah gaya yang dihasilkan dari pertemuan dua buah permukaan bidang
benda. Arah gaya gesek selalu melawan arah gerak benda.

Gaya yang bekerja pada benda bergerak disebut gaya gesek kinetik
fk = μk . N
Gaya gesek yang bekerja pada benda yang diam disebut gaya gesek statik (fs)
fs = μs . N
fs ¿ fk → μ s> μ k → 0≤ μ ≤ 1

μ = kekasaran suatu permukaan sentuh

Sedangkan dalam bidang miring, berlaku gaya-gaya yang bekerja seperti gambar dibawah.

Σ Fy=0
N – W cosθ=0
N = W cos θ
Σ Fx=0 (Benda tepat akan bergerak /diam)
W sin θ−¿fg = 0
sin θ−¿fg
sin θ=¿fg
sin θ=μ s.N → N = W cos θ
wsinθ
μ= =tan θ
wcosθ
2.3 ALAT DAN BAHAN

1. Dasar statif 7. Balok Aluminium


2. Kaki Statif 8. Stopwatch
3. Batang Statif Pendek 9. Steker Perangkai
4. Batang Statif Panjang 10. Bidang Miring
5. Balok Pendukung 11. Dynamometer
6. Pengait Balon

6
2.4 PROSEDUR PRAKTIKUM
A. Persiapan Percobaan
Setelah seluruh alat dan bahan disiapkan maka :
1. Rakit statif sesuai gambar 1
2. Pasang balok pendukung pada batang statif
3. Rakit bidang miring pada balok pendukung dengan menggunakan jepitan
penahan
4. Untuk mengatur kemiringan, dapat dipergunakan balok bertingkat (bila
diperlukan)
B. Langkah-langkah percobaan
1. Tentukan berat gabungan katrol (w = m.g) menggunakan dynamometer
2. Letakkan balok diatas ketinggian bidang miring
3. Naikkan ketinggian balok pendukung secara perlahan, sambil mengamati
balok alumunium
4. Hentikan kenaikkan balok pendukung tepat pada saat alumunium akan
bergerak (bergeser). Pada saat itu ukur h (tinggi ujung atas bidang miring)
untuk menentukan sin a atau cos a (panjang bidang miring l=50 cm)
5. Ulangi langkah 2 s.d.4 dengan menggunakan permukaan balok yang berbeda
(kayu, karet, kaca, dan plastik).
6. Hitung gaya gesekan antara permukaan bidang miring dengan permukaan
kayu, karet, kaca dan plastik tersebut.

7
2.5 HASIL PENGAMATAN

1. Tabel hasil pengamatan

W (berat balok) Permukaa h Sin a=h /l a F = w sin a N = w cos a


n
1,3 Kayu 0,35 1,02 0,34 0,0077 1,2999
0,5 Karet 0,35 1,02 0,34 0,0029 0,4999
1,2 Kaca 0,35 1,02 0,34 0,0071 1,1999
1,5 plastik 0,35 1,02 0,34 0,0089 1,4999

2. Arah vektor gaya w, F = w sin a , gaya gesek dan N = w cos a


3. Hasil perhitungan koefisien gesek statis

2.6 PEMBAHASAN
1. Bahas ttg data pengamatan
2. Bahas hasil perhitungan koefiesen gesek
3. Penjelasan gaya-gaya mekanis yang bekerja pada bidang miring

Sesuaikan dengan tujuan praktikum :

1. Menyelidiki gaya-gaya mekanis yang bekerja pada bidang miring.


2. Menentukan koefisien gaya gesek masing-masing permukaan

2.7 KESIMPULAN

8
PRAKTIKUM 3

HUKUM HOOKE

3.1. TUJUAN PRATIKUM


Mencari hubungan antara gaya dan pertambahan panjang

3.2. DASAR TEORI

Suatu benda yang dikenai gaya akan mengalami perubahan bentuk (volume dan
ukuran). Misalnya suatu pegas akan bertambah panjang dari ukuran semula,
apabila dikenai gaya sampai batas tertentu. Perhatikan gambar di atas! Pemberian
gaya sebesar F akan mengakibatkan pegas bertambah panjang sebesar Δ X . Besar
gaya F berbanding lurus dengan Δ X .
Secara matematis dirumuskan dengan persamaan berikut.
F=k. ΔX
Dimana :
F = gaya yang dikenakan pada pegas (N)
Δ X = penambahan panjang (m)
K=¿ konstanta pegas ( N ∕ m 2 ¿

3.3. ALAT DAN BAHAN


1. Dasar statif 6. Beban
2. Kaki statif 7. Jepit penahanan
3. Batang statif pendek 8. Pegas spiral
4. Batang statif panjang 9. penggaris
5. Balok pendukung

3.4. PROSEDUR PRAKTIKUM


1. Rakit statif seperti gambar berikut
2. Gantungkan beban I (w) = 0,5 N pegas sebagai gaya awal (Fo)
3. Ukur panjang awal l o pegas dan catat hasilnya pada tabel di bawah
4. Tambahkan I beban dan ukur kembali panjang pegas (I). Catat hasil
pengamatan ke dalam tabel
5. Ulangi langkah c dengan setiap kali menambah beban untuk melengkapi tabel
di bawah ini

9
3.5. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel hasil pengamatan

w (N) lo(m) l(m)


Δl ( m )=(l−lo)
0,25 0,15 0,22 0,07
0,50 0,3 0,23 -0,07
0,75 0,5 0,25 -0,25
1,00 0,55 0,26 -0,29
1,25 1,0 0,30 -0,7
2. Hasil perhitungan konstanta pegas
3. Gambarkan grafik pertambahan panjang pegas terhadap penambahana gaya

3.6. PEMBAHASAN

1. Data pengamatan
2. Konstanta pegas (jika berbeda, uraikan kenapa?)
3. Terangkan grafik hubungan pertambahan panjang dengan beban yang
diberikan

Sesuaikan dengan tujuan praktikum


Mencari hubungan antara gaya dan pertambahan panjang
3.7. KESIMPULAN

10
PRAKTIKUM 4
GERAK HARMONIS SEDERHANA

4.1. TUJUAN PRAKTIKUM


1. Menyelidiki gerakan bandul matematis
2. Menghitung percepatan gravitasi
4.2. DASAR TEORI
Pada bandul matematis, berat tali diabaikan dan panjang tali jauh lebih besar dari pada
ukuran geometris dari bandul. Pada posisi seimbang, bandul berada pada titik A. Sedangkan
pada titik B adalah kedudukan pada sudut di simpangan maksimum (θ ). Kalau titik B adalah
kedudukan dari simpangan maksimum, maka gerakan bandul dari B ke a lalu ke B’ dan
kemudian kembali ke A dan lalu ke B lagi dinamakan satu ayunan. Waktu yang diperlukan
untuk melakukan satu ayunan ini disebut periode (T)

Dengan mengambil sudut θ cukup kecil sehingga BB’ = busur BAB‘, maka dapat
dibuktikan bahwa :

T =2 π
1
g √
Dengan mengetahui panjang tali dan periode, maka percepatan gravitasi bumi dapat dihitung.

4.3. ALAT DAN BAHAN


1. Bandul 4. Statif
2. Tali 5. Mistar
3. Stopwatch 6. Busur

4.4. PROSEDUR PRAKTIKUM


1. Mula-mula panjang tali diambil 100cm. Simpangkan sejauh ± 3 cintimeter
(simpangan I)
2. Lepaskan beban bersamaan dengan menekan tombol stopwatch. Hitung 10
ayunan dan tepat pada hitungan ayunan ke 10 matikan stopwatch. Catat waktu
10 ayunan 1 pada tabel pengamatan. Dari sini dapat diperoleh periode (waktu
1 ayunan) x t = 10
3. Ulangi langkah a sampai c dengan menambahkan ± 5 cm (simpangan II)
4. Ulangi langkah a sampai c dengan menambahkan 1 beban

11
5. Ulangi langkah a sampai c dengan panjang tali yang berbeda-beda sesuai
dengan tabel
4.5. HASIL PENGAMATAN

a. Tabel hasil pengamatan

penyimpan I II I II I II I II I II I II
gan
Massa 50 50 100 50 100 50 100 50 100 50 100 50
beban (gr)
Panjang tali 0,3 0,3 0,3 0,5 0,5 0,5 0,5 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
(m)
Waktu 10 4,35 4,35 4,37 4,37 4,36 4,36 4,39 4,39 4,40 4,40 4,42 4,42
ayunan
periode 0,435 0,435 0,43 0,437 0,436 0,436 0,439 0,439 0,44 0,44 0,442 0,442
7
Perc. 9,8 9,8 9,8 9,8 9,8 9,8 9,8 9,8 9,8 9,8 9,8 9,8
Gravitasi

b. Hasil perhitungan gravitasi bumi (tuliskan 3 contoh perhitungan saja)

T =2 π

1
g
⇒ g=4 π 2
2 1
T

4.6. PEMBAHASAN

 Bahas tabel hasil pengamatan (titik beratkan pada periode), amati periode dan
sebutkan faktor yang mempengaruhi nilai periode
 Bahas hasil perhitungan percepatan gravitasi bumi (g), perlu diperhatikan nilai g = 9,8
m ∕ s2 – 10 m ∕ s2 jika terjadi perbedaan dengan hasil percobaan, bahas kemungkinan
kesalahan yang telah terjadi.

4.7 KESIMPULAN

12

Anda mungkin juga menyukai