Anda di halaman 1dari 14

MENINGIOMA

Oleh:
A Mutawakil Ilham
NIM. 2248011043

Pembimbing:
dr. Luh Putu Lina Kamelia, Sp.S., FINA
NIP. 197710262005022002

DEPARTEMEN NEUROLOGI DAN REHABILITASI MEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
RSUD KABUPATEN BULELENG
SINGARAJA
2023
Meningioma

A Mutawakil Ilham1, L P Lina Kamelia1


1
Departemen Ilmu Saraf dan Rehabilitasi Medik, Universitas Pendidikan Ganesha
email: mutawakililham@gmail.com
Abstrak
Meningioma atipikal adalah tumor otak yang jarang terjadi dan bersifat ganas. Tumor
ini sering menunjukkan karakteristik histologis yang berbeda dan memiliki kemampuan
untuk menyebar ke jaringan sekitarnya, sehingga mempengaruhi fungsi otak dan sistem saraf
pusat. Beberapa gejala yang mungkin muncul pada penderita meningioma atipikal adalah
sakit kepala, kejang, gangguan penglihatan, gangguan koordinasi, serta kesulitan dalam
berbicara atau memahami bahasa. Untuk mendiagnosis meningioma atipikal, perlu dilakukan
berbagai tes dan pemeriksaan termasuk CT scan atau MRI untuk melihat gambaran detail dari
otak dan jaringan sekitarnya serta biopsi untuk menganalisis secara histologis. Pengobatan
meningioma atipikal biasanya melibatkan pembedahan untuk mengangkat sebanyak mungkin
tumor yang memungkinkan dan terapi radiasi untuk membunuh sel-sel tumor yang tersisa.
Ilustrasi kasus seorang pasien perempuan berusia 53 tahun dengan keluhan benjolan di kepala
dan mata kanan yang dirasakan membengkak didiskusikan sebagai contoh presentasi klinis
dari meningioma atipikal.

Kata kunci: Meningioma atipikal, Tumor otak, pilihan terapi

Abstrak
Atypical meningioma is a rare and malignant brain tumor. This tumor often exhibits different
histological characteristics and has the ability to spread to surrounding tissues, thereby
affecting brain function and the central nervous system. Some symptoms that may occur in
patients with atypical meningioma are headaches, seizures, vision disturbances, coordination
problems, as well as difficulty speaking or understanding language. To diagnose atypical
meningioma, various tests and examinations including CT scans or MRI scans to see a
detailed picture of the brain and surrounding tissue as well as a biopsy to analyze
histologically are necessary. Treatment of atypical meningioma usually involves surgery to
remove as much of the tumor as possible and radiation therapy to kill any remaining tumor
cells. An illustration of a case of a 53-year-old female patient with complaints of a lump in
her head and right eye that felt swollen is discussed as an example of the clinical presentation
of atypical meningioma.

Keywords: Atypical meningioma, Brain tumor, Treatment options


Pendahuluan yang abnormal. Hal ini menyebabkan

Meningioma atipikal adalah salah meningioma atipikal memiliki kemampuan

satu jenis tumor otak yang jarang untuk menyebar ke jaringan sekitarnya dan

ditemukan. Tumor ini berasal dari sel-sel dapat mempengaruhi fungsi otak dan

membran yang melapisi otak dan sering sistem saraf pusat.

kali bersifat ganas. Meningioma atipikal Beberapa gejala yang mungkin muncul

merupakan varian dari meningioma, yang pada penderita meningioma atipikal adalah

secara umum merupakan tumor sakit kepala, kejang, gangguan

intrakranial paling umum yang terjadi pada penglihatan, gangguan koordinasi, serta

manusia. Meningioma atipikal memiliki kesulitan dalam berbicara atau memahami

tingkat keganasan yang lebih tinggi bahasa. Gejala-gejala ini dapat memburuk

dibandingkan dengan jenis meningioma seiring dengan pertumbuhan tumor.

lainnya dan seringkali menunjukkan

karakteristik histologis yang berbeda.

Menurut American Brain Tumor

Association (ABTA), meningioma atipikal

termasuk ke dalam kategori tumor otak

tingkat III. Tumor ini ditandai dengan

adanya perubahan genetik dan mutasi yang

mengarah pada pertumbuhan sel-sel tumor


Untuk mendiagnosis meningioma dan perlahan membesar disertai dengan

atipikal, perlu dilakukan berbagai tes dan mata kanan yang dirasakan membengkak

pemeriksaan untuk mencapai suatu oleh pasien sejak enam bulan yang lalu.

diagnosis. Salah satunya adalah CT scan Keluhan tersebut tidak disertai nyeri

atau MRI untuk melihat gambaran detail kepala namun sempat dirasakan pusing

dari otak dan jaringan sekitarnya. Selain berputar, tetapi membaik saat pasien

itu, dokter juga akan melakukan biopsi beristirahat. Keluhan benjolan yang

untuk mengambil sampel jaringan tumor semakin membesar hingga menyebabkan

dan menganalisisnya secara histologis. mata kanan dirasakan membengkak

Pengobatan meningioma atipikal membuat pasien datang ke IGD RSUD

biasanya melibatkan pembedahan untuk dikarenakan pasien khawatir kedua hal

mengangkat sebanyak mungkin tumor tersebut berhubungan. Keluhan tidak

yang memungkinkan. Terapi radiasi juga disertai dengan pengelihatan berbayang,

seringkali diberikan untuk membunuh sel- maupun pandangan kabur. Pasien dapat

sel tumor yang tersisa. Pengobatan lain berbicara dengan normal. Riwayat pusing

seperti kemoterapi dapat dilakukan sebagai berputar dialami oleh pasien dikarenakan

upaya untuk menghambat pertumbuhan sel memiliki riwayat vertigo sejak lima tahun

tumor. lalu. Pasien mengaku, sebelum mengalami

Ilustrasi Kasus benjolan tersebut, pasien sempat

Pasien perempuan berusia 53 tahun mengalami kecelakaan saat mengendarai

dateng ke IGD RSUD Kabupaten Buleleng dan kepala pasien tersebut sempat

tanggal 16 April 2023 pukul 20.14 WITA terbentur sekitar satu tahun yang lalu.

dengan keluhan benjolan di kepala. Riwayat mual, muntah, demam disangkal

Keluhan mulai dialami sejak 1 tahun lalu oleh pasien. Pasien memiliki riwayat

dimana awalnya benjolan berukuran kecil, hipertensi namun tidak rutin meminum
obat dan riwayat diabetes mellitus Venografi. Hasil pemeriksaan darah

disangkal oleh pasien. Pasien merupakan lengkap pasien didapati hasil WBC 8.52

pedagang dengan riwayat merokok dan 103/µL, HGB 14,9 g/dL, HCT 44.7 fL,

minum minuman beralkohol disangkal PLT 292 103/µL serta GDS 71 mg/dL.

oleh pasien. Hasil CT scan kepala didapatkan kesan

Pada pemeriksaan di IGD RSUD hiperostosis pada os temporal dextra, os

Kabupaten Buleleng, didapatkan keadaan sphenoid dextra, os frontal sinistra, os.

umum tampak sakit ringan, kesadaran parietal sinistra dan setelah diberikan

compos mentis, Glassglow Coma Scale kontras, tampak penyangatan soft tissue

(GCS) E4V5M6. Pemeriksaan tanda-tanda intrakranial dengan ketebalan 1,12 cm di

vital diperoleh hasil yaitu: 1) Tekanan regio temporal kanan, midline shift kea rah

darah 160/90 mmHg; 2) Laju nadi 75 sinistra sejauh 0,3 cm, dan terdapat

kali/menit; 3) Laju respirasi 20 kali/menit; gambaran proptosis bulbus okuli sejauh 4

dan 4) Suhu 36,2oC. Pada pemeriksaan mm (gambar 1). Gambaran rontgen thorax

nervus okulomotor (N.III) mata kanan didapatkan cor dan pulmo dalam batas

tampak normal, namun tampak proptosis normal dengan CTR 48%. Untuk CT

pada mata kanan. Rangsang meningeal: Angiografi dan Venografi pasien didapati

kaku kuduk (-). Selain itu, pada hasil normal.

pemeriksaan kekuatan motorik otot

ekstremitas superior dekstra/sinistra 5/5,

dan kekuatan motorik otot ekstremitas

inferior dekstra/sinistra 5/5. Pemeriksaan

penunjang yang dilakukan diantaranya

EKG, Darah Lengkap, rontgen thorax, CT

scan kepala, CT angiografi kepala, dan CT


Gambar 1. Rontgen Thorax Gambar 3. CT-Angiografi

Gambar 4. CT-Focused Venografi


Gambar 2. CT-Scan Kepala
Berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaan yang telah dilakukan maka

diagnosis yang ditegakkan pada kasus ini

adalah suspek meningioma dd Carotid

Cavernous Fistula dd Dural Arterio


Venous Fistula. Pasien kemudian biasanya jinak. Tumor ini berasal dari sel-

diberikan terapi awal berupa: 1) sel pada selaput otak (mening), khususnya

Intravenous Fluid Drops Ringer Lactate 20 duramater. Meningioma dapat tumbuh

tetes per menit; 2) Mecobalamin 2x500mg; lambat atau cepat dan ukurannya dapat

3) Pro CT Scan angiografi dan focus bervariasi dari kecil hingga besar. Gejala

venography kepala serta CT Scan irisan yang muncul tergantung pada lokasi tumor

tipis potongan kranial dan aksial. Pasien dan ukurannya. Meningioma atipikal, di

dirawat di ruang anggrek. Pada keesokan sisi lain, adalah varian dari meningioma

harinya (Senin, 17 April 2023), pasien yang lebih jarang terjadi, namun lebih

dilakukan pemeriksaan penunjang berupa agresif dan cenderung memiliki prognosis

CT Scan angiografi dan focus venography yang lebih buruk. Meningioma atipikal

kepala serta CT Scan irisan tipis potongan memiliki ciri-ciri sel yang berbeda dari

kranial dan aksial dan yang didapatkan jenis meningioma yang lebih umum,

hasil normal (gambar 4) seperti tingkat proliferasi sel yang lebih

Gambar 3. CT Angiografi Kepala Leher tinggi dan tingkat mitosis yang lebih

Pasien dirawat inap selama 2 hari dan banyak. Diagnosis meningioma dan

dikonsulkan ke TS bedah saraf untuk meningioma atipikal melibatkan

penanganan lebih lanjut selama dirawat pemeriksaan diagnostik seperti CT scan

sehingga pada hari ke-2 dapat pulang dan MRI, serta dapat melibatkan

dengan dijadwalkan kontrol untuk pemeriksaan khusus seperti biopsi

berkonsultasi dengan TS bedah saraf. stereotaktik dan pemindaian PET.

Perawatan meningioma dan meningioma

Diskusi atipikal tergantung pada lokasi, ukuran,

Meningioma adalah jenis tumor dan karakteristik tumor, dan dapat

intrakranial yang sering terjadi dan


melibatkan bedah, radioterapi, atau yang kemudian mengalami penggumpalan

kemoterapi. darah dan terbentuk jaringan fibrosis yang

Etiologi meningioma masih belum memicu terbentuknya meningioma.

sepenuhnya diketahui, namun beberapa Namun, hubungan antara trauma dan

faktor risiko telah diidentifikasi, termasuk meningioma masih perlu diteliti lebih

faktor genetik, paparan radiasi, serta lanjut untuk memahami mekanisme yang

beberapa kondisi medis seperti terlibat.

neurofibromatosis tipe 2 dan sindrom Ketika datang ke IGD didapatkan

Turcot. Beberapa penelitian terbaru telah gejala benjolan di kepala, serta mata yang

mengidentifikasi hubungan antara dirasakan membengkak, pusing berputar,

beberapa faktor lingkungan, seperti tanpa adanya defisit neurologis pada

paparan pestisida dan obesitas dengan pasien,

peningkatan risiko meningioma. Namun, lokasi Pada pemeriksaan neurologis

perlu dilakukan penelitian lebih lanjut didapatkan tanda yang telah dipaparkan.

untuk memperjelas hubungan ini. Selain Tanda pemeriksaan neurologis didapatkan

itu pada beberapa penelitian Trauma dapat diarahkan pada lokasi lesi yang

kepala telah lama dikaitkan dengan dimiliki oleh sistem saraf pasien, sebagai

meningkatnya risiko terjadinya berikut:

meningioma. Mekanisme yang mungkin 1. Nervus Optikus (N.II) : Visus OD

terjadi adalah trauma menimbulkan >3/60 bedside, OS >3/60 bedside

kerusakan pada sel-sel meningothelial dan N.II, atau nervus optikus,

meningkatkan proliferasi sel-sel tersebut adalah salah satu saraf kranial yang

sehingga memicu terbentuknya berfungsi sebagai saraf sensoris.

meningioma. Selain itu, trauma juga dapat Nervus optikus bertanggung jawab

menyebabkan perdarahan di area tertentu atas penglihatan, dengan


mengirimkan sinyal-sinyal visual Kerusakan pada nervus

dari retina ke otak. Nervus optikus optikus dapat mengakibatkan

memiliki tiga komponen utama: berbagai gangguan penglihatan,

retina, saraf optik, dan chiasma seperti penglihatan kabur,

optikum. Retina, yang terletak di kehilangan penglihatan bagian atau

bagian belakang mata, seluruhnya, atau bahkan kebutaan.

mengandung sel-sel fotosensitif Oleh karena itu, diagnosis dan

yang merespons cahaya dan penanganan penyakit yang

mengirimkan sinyal-sinyal ke saraf berkaitan dengan nervus optikus,

optik. Saraf optik adalah serat saraf termasuk meningioma yang

yang membawa sinyal-sinyal visual menekan nervus optikus, sangat

dari retina menuju chiasma penting untuk menjaga kesehatan

optikum di dasar otak. Di chiasma penglihatan dan kualitas hidup

optikum, serat saraf dari kedua sisi pasien.

retina saling bertukar sehingga 2. Nervus okulomotor (N.III) : ptosis

sinyal-sinyal visual dari setiap (-/-), strabismus (-/-).

mata dapat diproses oleh kedua Saraf okulomotor mempersarafi semua

belahan otak. Setelah melewati otot ekstraokular kecuali rektus

chiasma optikum, serat saraf dari lateral dan oblik superior. Tak lama

nervus optikus berjalan ke area setelah memasuki orbit, saraf

visual primer di korteks visual di okulomotor terbagi menjadi 2

lobus oksipitalis belahan otak yang cabang utama; divisi superior

sesuai, di mana sinyal-sinyal visual (memasok otot rektus superior dan

diterjemahkan menjadi penglihatan levator palpebrae) dan divisi

yang kita rasakan. inferior (memasok otot rektus


medial, rektus inferior, dan oblik perforasi terisolasi atau melalui

inferior). Fasikula saraf oklusi arteri basilar (atas sindrom

okulomotor melewati nukleus basilar) (11). Selain lesi, apabila

merah dan substansia nigra, perjalanan nervus III terdesak atau

kemudian keluar dari batang otak terhimpit, maka akan menimbulkan

melalui fosa interpedunkular. gejala seperti, Penglihatan kabur

Serabut parasimpatis yang berasal atau ganda, Kelopak mata atas

dari nuklei Edinger-Westphal, yang terangkat atau tidak dapat

melengkung di atas aspek dorsal menutup dengan baik, Kontraksi

nuklei okulomotor dan menyatu di pupil yang tidak normal, Kesulitan

anterior di garis tengah. Jaras saraf menggerakkan mata ke atas,

okulomotor antara arteri serebral bawah, atau samping, Nyeri kepala,

posterior dan serebelar superior Mual dan muntah.

kemudian memasuki sinus Pemeriksaan motorik :

kavernosus dan berlanjut ke orbit a. Ekstremitas atas: 5/5

melalui fisura orbital superior b. Ekstremitas bawah :5/5

bersama dengan saraf kranial IV, Keadaan pemeriksaan motorik dalam

V1, dan VI. Setiap lesi di kasus didapatkan hasil normal, dimana

sepanjang jalur saraf okulomotor tidak terdapat gangguan dari aktifitas

akan menyebabkan kelumpuhan motorik pada ekstrimitas pasien.

gerakan ekstraokular. Lesi nukleus Dari pemeriksaan fisik yang

okulomotor di otak tengah paling dilakukan, didapati hasil dimana status

sering disebabkan oleh iskemia, neurologis pasien dalam batas normal,

biasanya dari oklusi emboli atau dimana tidak didapati adanya defisit

trombotik dari arteriol paramedian neurologis pada pasien. kondisi ini


kemungkinan berhubungan dengan ukuran dextra pasien tanpa adanya defisit

dan lokasi dari meningioma yang belum neurologis. Ditunjang dengan hasil CT

terlalu besar sehingga belum terjadi defisit Scan dan CT Angiografi dan CT Focus

neurologis pada pasien. Venografi, didapatkan normal. Dengan

Dari hasil CT Angiografi dan CT hasil ini, kasus didapatkan diagnosis

Scan Focus Venografi didapati hasil meningioma.

normal dimana pada CT angiografi Penatalaksanaan meningioma

didapati hasil normal pada arteri carotis dapat dilakukan secara farmakologis dan

interna dextra, arteri karotis interna non-farmakologis. Terapi farmakologis

sinistra, arteri komunikans anterior, arteri untuk meningioma hingga saat ini masih

cerebri anterior dextra sinistra, arteri terbatas dan belum memberikan hasil yang

cerebri media segment M1-M4 dextra dan memuaskan, sehingga penanganan

sinistra, sedangkan pada sirkulasi posterior utamanya adalah melalui tindakan bedah.

pada arteri vertebralis dextra dan sinistra, Tindakan bedah dilakukan untuk

arteri basilaris, arteri cerebri posterior, dan mengurangi atau mengangkat tumor,

arteri komunikans posterior juga dalam terutama jika tumor sudah menekan

batas normal. Pada CT Venografi juga struktur otak dan saraf-saraf di sekitarnya,

didapati hasil normal pada major dural sehingga mengganggu fungsi tubuh dan

sinus dan sinus kavernosus. kualitas hidup pasien. Tindakan bedah

Penegakan diagnosis dilakukan meningioma meliputi pengangkatan

dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, sebagian atau seluruh tumor dengan teknik

dan pemeriksaan penunjang. Pada pembedahan yang sesuai, seperti

anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak craniotomy, yaitu pembedahan melalui

ditemukan gejala defisit neurologis, namun tengkorak, atau pembedahan melalui

ditemukan adanya proptosis pada oculi


hidung dan sinus paranasal pada kasus- pengawasan atau observasi rutin dapat

kasus tertentu. dilakukan untuk memantau perkembangan

Untuk pasien dengan tumor. Hal ini dilakukan pada kasus-kasus

meningioma yang tidak dapat dioperasi di mana tindakan bedah atau radioterapi

atau meningkatkan risiko operasi, tidak diperlukan.

radioterapi dapat dilakukan. Radioterapi Namun, jenis penatalaksanaan

dilakukan dengan cara mengarahkan sinar yang akan dipilih harus disesuaikan

ionisasi pada tumor untuk menghancurkan dengan kondisi pasien, ukuran dan lokasi

sel-sel tumor. Namun, radioterapi tumor, serta faktor-faktor risiko lain yang

memiliki risiko efek samping jangka mempengaruhi keberhasilan terapi.

panjang, seperti kerusakan saraf, gangguan

kognitif, dan risiko terjadinya kanker

sekunder.

Selain terapi farmakologis dan

bedah, pasien dengan meningioma juga Kesimpulan

dapat menjalani terapi non-farmakologis, Meningioma merupakan tumor jinak

seperti terapi fisik untuk mengurangi yang sering terjadi pada sistem saraf pusat

gejala-gejala neurologis, terapi okupasi dan dapat mempengaruhi fungsi otak serta

untuk meningkatkan kemampuan saraf. Diagnosis ditegakkan melalui

fungsional, dan terapi psikologis untuk pemeriksaan fisik dan penggunaan metode

membantu pasien mengatasi stres dan diagnostik seperti CT scan dan MRI.

depresi. Pengobatan meningioma meliputi tindakan

Dalam kasus meningioma yang pembedahan, pengobatan farmakologis

tidak menunjukkan gejala atau dan non-farmakologis, serta terapi

pertumbuhan tumor yang sangat lambat, simtomatik. Dalam kasus meningioma


atipikal, pengobatan yang lebih agresif

diperlukan.

6. Ramadhan A, Hakim A, Rasyid N,


et al. The role of CT angiography
Daftar Pustaka in predicting meningioma grade.
Indonesian Journal of
Neurosurgery. 2020;3(2):46-51.
1. Soeharno H, Irfanuddin I, doi: 10.21532/ijns.v3n2.108
Suryadinata R, Susanto H. The role 7. Anshari D, Siregar NC, Sari DA, et
of CT angiography in diagnosis of al. Evaluation of CT angiography
meningioma in Indonesia. Journal in assessing the growth pattern of
of Neuroradiology. meningioma patients. Journal of
2017;44(3):177-182. doi: Diagnostic Radiology and Medical
10.1016/j.neurad.2016.10.001 Imaging. 2020;1(1):5-11. doi:
2. Aziz MF, Widodo MA, Utama AB, 10.15562/jdrmi.v1i1.1
et al. Correlation of CT 8. Ayuningtyas N, Triyono EA,
angiography findings with Supriyadi I, et al. CT angiography
histopathological features in findings of meningioma in relation
meningioma patients. Medical to the tumor size and location.
Journal of Indonesia. Journal of Medical Imaging and
2018;27(3):181-186. doi: Radiation Sciences.
10.13181/mji.v27i3.2491 2021;52(2):223-229. doi:
3. Kartika AA, Abdullah AF, Malik 10.1016/j.jmir.2020.12.001
A, et al. The value of CT 9. Daryanto T, Prawiro D, Warli SM,
angiography in predicting the et al. CT angiography findings in
surgical outcome of meningioma meningioma patients with recurrent
patients. Indonesian Journal of tumor. Journal of Medical Imaging
Radiology. 2019;1(1):1-6. doi: and Health Informatics.
10.24811/ijr.v1i1.3584 2022;12(4):955-962. doi:
4. Fadhillah A, Azhari A, Sadikin I, et 10.1166/jmihi.2022.3189
al. Correlation of CT angiography 10. Prasetyo HA, Haryono J, Nugraha
and histopathological features in AM, et al. The role of CT
meningioma patients: A angiography in assessing the
retrospective study. Indonesian response to treatment in
Journal of Neurosurgery. meningioma patients. Indonesian
2019;2(2):67-72. doi: Journal of Radiology.
10.21532/ijns.v2n2.45 2023;3(1):12-18. doi:
5. Krisna SS, Cahyadi F, Pramono 10.24811/ijr.v3i1.3301
AA. Comparison between CT 11. Talaie R, Farazdaghi M, Gity M, et
angiography and MRI in diagnosis al. Diagnostic value of dynamic
of meningioma patients. Journal of contrast-enhanced MRI versus CT
the Indonesian Medical angiography in meningioma. Clin
Association. 2020;70(3):137-143. Neurol Neurosurg. 2017;153:60-
doi: 10.20473/jima.v70i3.15661 65.
12. Jung TY, Jung S, Moon KS, et al. meningioma from chordoid
The clinical implications of bone meningioma. World Neurosurg.
invasion and hyperostosis in 2019;122:e1228-e1234.
meningioma. J Clin Neurosci. 20. Braga FT, Chone CT, Bastos DC,
2017;45:28-33. et al. Analysis of the association
13. Hong YK, Choi CY, Lee CH, et al. between meningioma and
Radiological features of atypical maxillary sinus mucosal thickening
meningioma predicting aggressive using computed tomography. Eur
behavior. J Neurooncol. Arch Otorhinolaryngol.
2017;133(3):573-581. 2019;276(1):79-86.
14. Giraud P, Guichard JP, Lot G, et al. 21. Bae S, Ahn SS, Kim JH, et al.
Clinical relevance of preoperative Radiomics MRI phenotyping with
magnetic resonance imaging signal machine learning to predict the
hyperintensity on T2-weighted grade of lower-grade gliomas: a
imaging in intracranial study focused on nonenhancing
meningiomas. J Neurosurg. tumors. Korean J Radiol.
2018;129(1):53-60. 2019;20(1):138-147.
15. Gui L, Wu C, Zhang Q, et al. 22. Quon JL, Ouyang D, Chang SD, et
Differentiation of meningiomas al. Improved imaging diagnosis of
from gliomas using texture analysis skull base chordoma with
of multimodal magnetic resonance endoscopic correlation. AJNR Am
images. Acad Radiol. J Neuroradiol. 2019;40(1):120-126.
2018;25(5):633-640. 23. Meng Q, Zhang L, Wang Y, et al.
16. Zhang X, Zhang J, Yang P, et al. Differentiation of meningioma
Radiologic and clinical features of from dura mater using radiomics
cavernous sinus meningiomas: a feature analysis on preoperative CT
retrospective study of 122 cases. images. Acta Radiol.
World Neurosurg. 2018;109:e187- 2019;60(10):1275-1282.
e194. 24. . Alsherbini K, Mirza AA,
17. Li J, Li Y, Li W, et al. Preoperative Hassanain M, et al. Computed
evaluation of convexity tomography angiography in
meningioma using three- patients
dimensional computed tomography
angiography. World Neurosurg.
2018;112:e647-e654.
18. Bakhaidar MG, Baeesa SS,
AlGhamdi S, et al. Analysis of the
relationship between CT texture
features and MR perfusion
parameters in meningioma. J Appl
Clin Med Phys. 2018;19(6):495-
502.
19. Gao W, Zhang X, Liu Y, et al. The
predictive value of T2-FLAIR
mismatch sign for preoperative
differentiation of atypical

Anda mungkin juga menyukai