Anda di halaman 1dari 320

EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE

ANIMATE CREATIVE CLOUD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan IPS

Oleh :
Lilik Purnamawati
NIM. 18815001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL, BAHASA, DAN SASTRA
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
GARUT
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE ANIMATE


CREATIVE CLOUD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

Oleh:
LILIK PURNAMAWATI
NIM. 18815001

disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Dr. Tetep, M.Pd.


NIDN. 0413057402

Pembimbing II

Eldi Mulyana, M.Pd.


NIDN. 0430118507

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan IPS

Eldi Mulyana, M.Pd.


NIDN. 0430118507
LEMBAR PENGESAHAN

EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE ANIMATE


CREATIVE CLOUD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

Oleh:
LILIK PURNAMAWATI
NIM. 18815001

Skripsi ini telah diujikan pada tanggal 05 Maret 2022

Penguji I, Penguji II, Penguji III,

Eldi Mulyana, M.Pd. Dr. Tetep, M.Pd. Dr. Ade Suherman, M.Pd.
NIDN. 0430118507 NIDN. 0413057402 NIDN. 0404068008

Disahkan oleh:
Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial, Bahasa dan Sastra

Dr. Hj. Lina Siti Nurwahidah, M.Pd.


NIP 19680527 199303 2 001
SURAT PERNYATAAN

Nama : LILIK PURNAMAWATI


NIM : 18815001
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Judul Skripsi : “Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Adobe Animate
Creative Cloud Terhadap Hasil Belajar IPS”

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, dan sepanjang
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat penulis yang ditulis atau
diterbitkan orang lain, kecuali sebagai acuan, rujukan atau kutipan dengan
mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang lazim. Apabila, pernyataan ini tidak
benar, maka sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Garut, 20 Februari 2022


yang menyatakan,

LILIK PURNAMAWATI
NIM 18815001
UCAPAN TERIMA KASIH

Penulisan skripsi ini terwujud berkat adanya bantuan, motivasi, bimbingan


dan arahan dari berbagai pihak, baik berupa bentuk materil maupun moril. Oleh
karena itu, penulis merasa perlu untuk memberikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang tulus kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Nizar Alam Hamdani, M.M., M.T., M.Si. selaku Rektor IPI Garut.
2. Ibu Dr. Hj. Lina Nurwahidah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Bahasa dan Sastra (FPIPSBS).
3. Bapak Dr. Tetep, M.Pd. selaku Warek II, dan Dosen Pembimbing I skripsi
penulis yang telah meluangkan waktu ditengah kesibukan untuk memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Eldi Mulyana, M.Pd. selaku ketua prodi Pendidikan IPS dan Dosen
Pembimbing II skripsi penulis yang tiada hentinya memberikan bimbingan,
arahan, motivasi, dan support dengan tulus.
5. Ibu Triani Widyanti, M.Pd selaku dosen wali kelas
6. Bapak Drs. Deden Juwandi, M.M selaku Kepala SMPN 1 Tarogong Kidul yang
telah membantu memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.
7. Ibu Nurmala, S.Pd Guru IPS SMPN 1 Tarogong Kidul yang senantiasa
memberikan motivasi dan membimbing pada saat penelitian.
8. Peserta didik SMPN 1 Tarogong Kidul yang telah turut serta menjadi responden
dalam penelitian ini.
9. Orang tuaku Alm. Bapak Didin, Ibu Nani, Kakak Ati Rahmawati, S.Pd.I, Eli
Ermawati, Almh. Penti Susilawati, S.Pd, Nizan Faozi S.Kom, Yanyan
Nurbayan, Indrawati, S.Pd, Rahmat Subhan, M.Pd, Yayan Nuryana dan adik
Ikhsan Nuramdhan yang tak henti-hentinya mendoakan dan memberikan
motivasi dan kasih sayang dengan tulus ikhlas.
10. Seluruh teman mahapeserta didik Pendidikan IPS kelas B angkatan Tahun
2018
11. Dan teman-teman yang mengenalku dan yang membaca tulisan ini.
Akhirnya penulis hanya dapat memanjatkan doa, semoga apapun yang telah
diberikan oleh pihak-pihak di atas tersebut kepada penulis dicatat oleh Allah SWT

Garut, 20 Februari 2022


Penulis,

Lilik Purnamawati
NIM 18815001
ABSTRAK

EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE ANIMATE


CREATIVE CLOUD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

Oleh

LILIK PURNAMAWATI
NIM 18815001
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA

Ilmu Pendidikan Sosial masih dianggap sebagai pelajaran yang membosankan sehingga
berdampak pada rendahnya hasil belajar peserta didik. Salah satu upaya untuk mengatasi
hal tersebut perlu adanya inovasi dan terobosan baru dalam mengemas atau menyampaikan
materi pelajaran IPS agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif salah satunya dengan
menggunakan Adobe Animate CC. Seiring berkembangnya teknologi informasi dan
komunikasi yang telah membawa perubahan besar dalam pendidikan, menjadikan
pembelajaran dapat berjalan menyenangkan dan pembelajaran yang dinantikan oleh peserta
didik dengan adanya media pembelajaran. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui
efektivitas media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC terhadap hasil belajar IPS serta
respon peserta didik terhadap media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC. Jenis
penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode quasi eksperimen
dengan desain pre-test dan post-test nonequivalent control group design. Populasi
penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMPN 1 Tarogong Kidul. Sample yang
diambil dengan teknik purposive sampling dengan 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar soal test, lembar observasi,
dan angket. Berdasarkan hasil analisis statistik yang dilakukan, kemampuan awal dari
kedua kelompok menghasilkan kemampuan yang sama. Sedangkan untuk hasil tes akhir
didapat nilai Asymp.Sig.2-tailed sebesar 0,034 dan α sebesar 0,05 berarti 0,034 < 0,05
maka HO ditolak. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
atau pembelajaran menggunakan media efektif untuk diterapkan. Respon peserta didik
terhadap media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC yang digunakan pada kelas
eksperimen menghasilkan respon yang sangat baik. Peningkatan hasil belajar peserta didik
sebesar 0.701 dengan kategori tinggi.
Kata Kunci: Efektivitas Media Pembelajaran, Adobe Animate CC, Hasil Belajar

i
ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF ADOBE ANIMATE CREATIVE CLOUD-


BASED LEARNING MEDIA ON IPS LEARNING OUTCOMES

Oleh

LILIK PURNAMAWATI
NIM 18815001
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA

Social Education is still considered a boring subject so that it has an impact on the
low learning outcomes of students. One of the efforts to overcome this is the need
for innovation and new breakthroughs in packaging or delivering social studies
subject matter so that learning activities become more effective, one of them is by
using Adobe Animate CC. Along with the development of information and
communication technology which has brought major changes in education, making
learning can be fun and the learning that is awaited by students with the existence
of learning media. The purpose of this study was to determine the effectiveness of
learning media based on Adobe Animate CC on social studies learning outcomes
and the response of students to learning media based on Adobe Animate CC. This
type of research uses a quantitative approach with a quasi-experimental method
with a pre-test and post-test nonequivalent control group design. The population of
this study were students of class VIII SMPN 1 Tarogong Kidul. Samples were taken
by purposive sampling technique with 1 experimental class and 1 control class. The
instruments used in this study were test question sheets, observation sheets, and
questionnaires. Based on the results of statistical analysis, the initial abilities of the
two groups resulted in the same abilities. Meanwhile, for the final test results, the
Asymp.Sig.2-tailed value of 0.034 and of 0.05 means 0.034 <0.05, then the HO is
rejected. It can be concluded that there are significant differences or learning to
use effective media to be applied. The response of students to the Adobe Animate
CC-based learning media used in the experimental class resulted in a very good
response. The increase in student learning outcomes is 0.701 in the high category.
Keywords: Effectiveness of Learning Media, Adobe Animate CC, Learning Outcomes

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik dan
Hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad
SAW yang senantiasa dinanti-nantikan syafa’atnya di yaumul qiyamah nanti.

Suatu kebanggaan tersendiri, skripsi ini dapat terselesaikan dengan sebaik


baiknya. Bagi peneliti, penelitian dan penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang
tidak ringan ditengah kesibukan sebagai pengajar, serta terjadinya pandemi
COVID-19 ditahun 2020 ini. Peneliti sadar banyak hambatan yang menghadang
dalam proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan peneliti
sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa
pihak yang membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

Melalui penelitian sederhana, penulis mengkaji dan mengkorelasikan


permasalahan yang berhubungan dengan kebijakan pemerintah mengenai Social
Distancing terhadap penguatan literasi IPS peserta didik kelas VIII SMPN 1
Tarogong Kidul. Penulis menggangap perlu penelitian ini dilaksanakan, karena
permasalahan ini benar-benar sedang terjadi di masyarakat Indonesia bahkan dunia.
Dalam skripsi ini penulis mengkorelasikan hubungan implikasi kebijakan Social
Distancing dengan Literasi IPS.

Akhirnya penulis berharap semoga penyusunan penelitian(skripsi) ini dapat


dijadikan salah satu upaya untuk menumbuhkan wawasan dan pengetahuan betapa
pentingnya Social Distancing dan Literasi IPS. Semoga pula dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi semua pihak yang membaca dan
merasa perlu untruk menambah pengetahuan dan wawasan tentang penelitian ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik, saran
dan masukan yang dapat penulis gunakan untuk menyempurnakan kegiatan
penulisan hasil penelitian mendatang.

iii
Semoga Allah SWT selalu mencurahkan kebaikan, bimbingan dan petunjuk-
Nya kepada kita semua. Amiin

Garut, 20 Februari 2022


Penulis,

Lilik Purnamawati
NIM 18815001

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
1.2 Batasan Masalah..................................................................................... 7
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................. 7
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 8
1.6 Struktur Organisasi Skripsi .................................................................. 9
BAB II .................................................................................................................. 11
KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................... 11
2.1 Efektivitas Pembelajaran ..................................................................... 11
2.1.1 Pengertian Efektivitas Pembelajaran .......................................... 11
2.1.2 Komponen Efektivitas Pembelajaran ......................................... 13
2.1.3 Prinsip dan Rumus Efektivitas Pembelajaran ........................... 13
2.1.4 Menjaga Efektivitas Pembelajaran ............................................. 13
2.1.5 Indikator Efektivitas Pembelajaran ............................................ 15
2.2 Media Pembelajaran ............................................................................ 18
2.2.1 Konsep Media Pembelajaran ....................................................... 18
2.2.2 Fungsi Media dan Manfaat Media Pembelajaran ..................... 21
2.2.3 Klasifikasi dan Jenis-Jenis Media Pembelajaran ...................... 24
2.2.4 Konsep Media Audio Visual......................................................... 27
2.2.5 Keuntungan dan Keterbatasan Media Pembelajaran Audio
Visual…......................................................................................................... 29
2.3 Media Pembelajaran Berbasis Multimedia ....................................... 30
2.4 Media Adobe Animate Creative Cloud ................................................. 31
2.5 Pengertian Belajar dan Pembelajaran ............................................... 33
2.6 Faktor yang Mempengaruhi Belajar .................................................. 35

v
2.7 Hasil Belajar ......................................................................................... 35
2.8 Hakikat Pembelajaran IPS .................................................................. 45
2.9 Hakikat Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tingkat
SMP/MTs ......................................................................................................... 49
2.10 Karakteristik Media Pembelajaran Berbasis Adobe Animate CC ... 50
2.11 Penelitian yang Relevan ....................................................................... 51
2.12 Kerangka Berpikir ............................................................................... 54
2.13 Hipotesis ................................................................................................ 57
BAB III ................................................................................................................. 58
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 58
3.1 Pendekatan dan Desain Penelitian ...................................................... 58
3.2 Partisipan Penelitian ............................................................................ 59
3.3 Subjek Penelitian .................................................................................. 61
3.3.1 Populasi Penelitian ........................................................................ 61
3.3.2 Sampel Penelitian .......................................................................... 62
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 63
3.5 Variabel Penelitian ............................................................................... 63
3.6 Definisi Operasional ............................................................................. 63
3.6.1 Media Pembelajaran Adobe Animate CC .................................... 63
3.6.2 Hasil Belajar .................................................................................. 64
3.7 Instrumen Penelitian ............................................................................ 64
BAB IV ................................................................................................................. 85
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 85
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 85
4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian .......................................................... 85
4.1.2 Deskripsi Data ............................................................................... 89
4.2 Pengolahan Data ................................................................................... 90
4.2.1 Analisis Data Test Awal (Pre-test) ............................................... 90
4.2.2 Analisis Data Test Akhir (Posttest) .............................................. 93
4.2.3 Analisis Data Sikap ....................................................................... 97
4.2.4 Analisis Data Observasi ................................................................ 99
4.3 Pembahasan ........................................................................................ 100
4.3.1 Kemampuan Awal Peserta Didik (Pre-test) .............................. 101
4.3.2 Hasil Belajar Peserta Didik (Post-test) ...................................... 102

vi
4.3.3 Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Sesudah
Menggunakan Media Pembelajaran Berbasis Adobe Animate CC ....... 103
4.3.4 Sikap Peserta Didik Terhadap Penggunaan Media
Pembelajaran Berbasis Adobe Animate CC ............................................. 105
4.4 Langkah-langkah Penggunaan Media Pembelajaran Adobe Animate
Creative Cloud ............................................................................................... 107
4.5 Peran Media Pembelajaran IPS Terhadap Ruang Digital Merdeka
Belajar ............................................................................................................ 109
BAB V................................................................................................................. 114
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI ............................... 114
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 114
5.2 Implikasi .............................................................................................. 115
5.3 Rekomendasi ....................................................................................... 115
5.3.1 Bagi Guru..................................................................................... 116
5.3.2 Bagi Sekolah ................................................................................ 117
5.3.3 Bagi Peneliti Lanjutan ................................................................ 117
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 119
LAMPIRAN - LAMPIRAN ............................................................................. 124
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 296

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Nilai Ulangan Harian IPS Peserta Didik Kelas VIII ........................3
Tabel 2. 1 Pengelompokan Media Pembelajaran ............................................. 27
Tabel 3. 1 Pola desain Nonequivalent Control Group Design ........................ 59
Tabel 3. 2 Populasi Penelitian ............................................................................ 61
Tabel 3. 3 Sampel Penelitian .............................................................................. 62
Tabel 3. 4 Rekapitulasi Perhitungan Validitas Tiap Butir Soal ..................... 67
Tabel 3. 5 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ..................................................... 70
Tabel 3. 6 Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................ 71
Tabel 3. 7 Rekapitulasi Perhitungan Daya Pembeda Instrumen Penelitian . 72
Tabel 3. 8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ........................................................ 73
Tabel 3. 9 Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesukaran ............................... 74
Tabel 3. 10 Interpretasi Gain Ternormalisasi .................................................. 79
Tabel 3. 11 Klasifikasi Skala Sikap ................................................................... 80
Tabel 3. 12 Jadwal Penelitian............................................................................. 84
Tabel 4. 1 Data Jumlah Pegawai ........................................................................ 88
Tabel 4. 2 Data Peserta didik ............................................................................. 88
Tabel 4. 3 Data Hasil Penelitian ......................................................................... 90
Tabel 4. 4 Uji Normalitas Hasil Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
............................................................................................................................... 91
Tabel 4. 5 Data Hasil Uji Normalitas Hasil Pretest pada Kelas Eksperimen
dan Kontrol .......................................................................................................... 91
Tabel 4. 6 Data Hasil Uji Mann Whitney Data Test Awal (Pretest) .............. 92
Tabel 4. 7 Hasil Uji Mann Whitney Data Test Awal (Pretest) ........................ 93
Tabel 4. 8 Hasil Uji Normalitas Tes Akhir (Posttest) ...................................... 94
Tabel 4. 9 Data Hasil Uji Normalitas Hasil Posttest pada Kelas Eksperimen
dan Kontrol .......................................................................................................... 94
Tabel 4. 10 Hasil Uji Mann Whitney Data Tes Akhir (Posttest) .................... 95
Tabel 4. 11 Persentase Peningkatan Hasil belajar Menggunakan Media
Pembelajaran Berbasis Adobe Animate CC .................................................... 97
Tabel 4. 12 Interpretasi Skala Sikap Peserta Didik Secara Umum ................ 98
Tabel 4. 13 Persentase Skala Sikap Peserta Didik Setiap Individu ................ 99

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran .................................. 20


Gambar 2. 2 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ............................................... 21
Gambar 2. 3 Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran ................................ 21
Gambar 3. 1 Reliabilitas ..................................................................................... 69
Gambar 3. 2 Alur Penelitian .............................................................................. 83
Gambar 4. 1 Peta Lokasi SMP N 1 Tarogong Kidul ....................................... 86
Gambar 4. 2 Denah Sekolah............................................................................... 89
Gambar 4. 3 Flowchart Penggunaan Media Pembelajaran ...........................109

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan menjadi hal yang penting bagi kehidupan karena pendidikan


berperan dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan
membimbing generasi muda untuk menjadi generasi yang lebih baik. Seiring
dengan perkembangan zaman, dunia pendidikan pun dipaksa untuk lebih maju agar
tidak semakin tertinggal dengan negara lain. Menurut Heru (2019, hal. 95) pada era
Revolusi Industri 4.0 dunia pendidikan dituntut agar kurikulum pendidikan sesuai
dengan dinamika digital, internet of things, Artificial intelligence, bioteknologi,
serta perkembangan pesat lainnya.

Pada era Revolusi Industri 4.0 pendidikan dituntut agar lebih kreatif, inovatif,
efektif, mandiri dan lebih cerdas. Jika pendidikan tidak dapat menyesuaikan pada
era ini, maka lulusan sekolah tidak relevan lagi untuk menjadi seseorang yang
berguna bagi masyarakat. Selain itu, Revolusi Industri 4.0 telah menjadikan
masyarakat semakin mudah dalam beraktivitas dengan waktu yang lebih efektif dan
efisien. Pada Era ini teknologi informasi telah menjadi dasar dalam kehidupan
manusia termasuk dalam bidang bidang pendidikan di Indonesia, bahkan di dunia
saat ini tengah masuk ke era revolusi sosial industri 5.0 (Heru, 2019, hal.8).

Perubahan sosial yang terjadi pada individu yang memiliki kompetensi dan
eksistensinya dipertahankan berdasarkan bakat dan keterampilannya. Dari sisi
kebutuhan individual, pekerjaan, serta pendidikan merupakan sumber penting
identitas sosial. Menurut Abdul & Yenni (2018, hal. 44) Dampak dari Revolusi
industri 4.0 dan Society 5.0 pada dunia pendidikan di Indonesia, dimulai dengan
digitalisasi sistem pendidikan yang mengharuskan setiap elemen dalam bidang
pendidikan untuk mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Salah satu
contohnya adalah sistem pembelajaran di dalam kelas, akan tetapi bukan tidak
mungkin akan digantikan melalui sistem pembelajaran secara tidak langsung atau
melalui jaringan internet. Hal lain yang perlu kita ketahui bahwa dalam era revolusi

1
2

industri 4.0 dan Society 5.0 yang kita alami saat ini, jarak dan batasan wilayah tidak
menjadi hambatan bagi setiap manusia untuk mengetahui dan mengakses dunia
pendidikan lainnya.

Menurut Putra (2019, hal. 100) situasi yang terjadi di era Society 5.0 dapat
ditinjau dari terjadinya perubahan fungsi sosial menuju fungsi teknologi informasi
dalam setiap aktivitas kehidupan di berbagai aspek, termasuk pendidikan.
Penggunaan media pembelajaran dan pembelajaran berbasis online menjadi salah
satu ciri khas yang tampak pada pendidikan era Society 5.0 dan mampu menjaga
fungsi pendidikan saat ini. Pendidikan menjadi salah satu fungsi sosial yang
berjalan seiring dengan peradaban termasuk peradaban di era Society 5.0. Media
pembelajaran salah satu sumber belajar yang dapat membantu proses belajar
mengajar. Penggunaan media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam proses belajar
mengajar, agar peserta didik dapat menyerap materi belajar dengan baik dan
kegiatan belajar menjadi lebih efektif.

Menurut Santi (2014, hal. 10) menyatakan bahwa kesulitan secara umum
yang dihadapi peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran IPS antara lain (1)
kurangnya minat peserta didik pada pelajaran IPS yang beranggapan bahwa IPS
merupakan pelajaran menghafal (2) pelajaran yang abstrak sehingga sulit dipahami
oleh peserta didik (3) kurangnya pemahaman peserta didik tentang konsep-konsep
dasar dalam materi (4) pembelajaran yang terlalu sering menggunakan media cetak
(5) pembelajaran yang hanya berpusat pada guru. Untuk mengatasi masalah itu,
maka kualitas dari pengajaran harus ditingkatkan serta didukung oleh faktor-faktor
lainnya.

Fenomena yang terjadi di SMPN 1 Tarogong Kidul pada kelas VIII, guru
kurang memanfaatkan media pembelajaran yang bervariasi, sehingga terjadi
beberapa masalah yang terjadi pada saat proses pembelajaran diantaranya peserta
didik cenderung tidak memperhatikan saat proses pembelajaran berlangsung
sehingga peserta didik tidak memahami materi pelajaran, peserta didik kurang
antusias dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), serta peserta didik
kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, berdasarkan
3

data perolehan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS kelas VIII masih
banyak peserta didik yang tidak mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) yang diharapkan. Nilai KKM pada mata pelajaran IPS yaitu 75.

Tabel 1. 1 Nilai Ulangan Harian IPS Peserta Didik Kelas VIII

Jumlah Nilai Nilai Nilai


No Kelas Rata-rata
Peserta Didik Ideal Terbesar Terkecil
1 VIII A 34 100 65 15 49,1
2 VIII B 36 100 50 15 50,4
3 VIII C 34 100 70 20 53
4 VIII D 34 100 55 15 44,3
5 VIII E 34 100 60 15 57,1
6 VIII F 36 100 75 10 48,3
7 VIII G 36 100 55 15 42,8
8 VIII H 35 100 60 30 52,4
9 VIII I 34 100 50 15 52,7
10 VIII J 33 100 40 15 35,3
(Sumber: Hasil riset di SMPN 1 Tarogong Kidul)

Berdasarkan tabel hasil ulangan harian peserta didik pada mata pelajaran IPS
seluruh kelas VIII di SMPN 1 Tarogong Kidul dengan skor rata-rata terkecil 35,3.
Dari hasil ulangan tersebut, guru masih mengalami kesulitan dalam menerapkan
pola pembelajaran yang efektif pada peserta didik. Sebagian guru saat mengajar
menggunakan media pembelajaran yang tidak bervariasi yaitu media gambar cetak.
Guru menyampaikan apa yang ada dalam buku teks dan peserta didik cenderung
hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru. Hal ini menyebabkan
pembelajaran menjadi pasif, yang mengakibatkan peserta didik sulit menguasai
materi pembelajaran. Hal tersebut senada dengan Nika (2018, hal. 225) yang
menyebutkan bahwa kurangnya minat peserta didik serta ketertarikan terhadap
penataran IPS Terpadu. Hasil belajar peserta didik belum efektif serta hasilnya
4

belum memuaskan. Kemudian, Nurhasana (2021, hal. 81) menyebutkan bahwa


peserta didik masih sibuk sendiri dan kurang memperhatikan guru saat menjelaskan
serta sibuk memainkan pulpen, pensil atau alat tulis yang lain.

Berdasarkan masalah tersebut, maka dari itu perlu adanya kemampuan guru
dalam mengemas pembelajaran IPS yang menarik dan menyenangkan sangat
diperlukan, karena kemampuan guru dapat meningkatkan rasa ingin tahu peserta
didik dalam belajar. Proses pembelajaran akan efektif dan efisien, jika guru
berupaya membantu peserta didik agar bisa belajar dan mengembangkan segala
potensi dalam dirinya, pada saat kondisi pandemi, para guru perlu memperbaiki dan
meningkatkan literasi digital. Perkembangan teknologi sangatlah bermanfaat bagi

dunia pendidikan dan tentunya harus di manfaatkan semaksimal mungkin oleh guru
maupun peserta didik dalam mengginakan teknologi digital. Dikutip dari halaman
website www.republika.co.id yang membahas mengenai Guru Gaptek Dipaksa
Melek Iptek, terdapat pembahasan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nadiem Makarim mengatakan bahwa "Guru hari ini harus lebih pintar dan cerdas
dibandingkan murid-muridnya dalam menyikapi perkembangan teknologi yang
semakin melesat," Menurut dia, dalam konteks pendidikan, kemajuan iptek
membutuhkan perhatian serius karena dunia pendidikan adalah sarana paling efektif
dalam penyebaran iptek (Karta, 2021).

Arsyad (2017, hal. 23) menyatakan bahwa media pembelajaran merupakan


komponen sumber belajar yang mengandung materi instruksional yang dapat
merangsang peserta didik untuk belajar. Variasi bentuk media pembelajaran
semakin berkembang dari waktu ke waktu, mulai dari media audio, visual, audio
visual, dan multimedia. Media pembelajaran berbasis multimedia cenderung lebih
interaktif, karena gabungan dari media teks, gambar, video, dan animasi dalam satu
program berbasis komputer. Pembuatan media pembelajaran berbasis komputer
dapat dilakukan dengan mengoperasikan perangkat lunak, salah satu media yang
memanfaatkan perangkat lunak yaitu media Adobe Animate Creative Cloud yang
dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan sebagai media pembelajaran. Saputro
(2018, hal. 5-6) mengungkapkan bahwa media Adobe Animate Creative Cloud
5

merupakan versi terbaru dari Adobe Flash Creative Suite 6 yang dikembangkan
oleh perusahaan Adobe.

Adobe Animate Creative Cloud digunakan untuk menampilkan multimedia


yang berbentuk audio dan visual yang dimuat dalam bentuk aplikasi yang
menyajikan materi pembelajaran. Media yang menarik dan menyenangkan dapat
memberikan manfaat seperti meningkatkan hasil belajar peserta didik. Media
pembelajaran juga dapat memperjelas penyajian informasi sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hasil belajar menurut Susanto (2016, hal.
59) adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

Berdasarkan hasil pra-observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru


IPS dan wakil kepala sekolah pada tanggal 14 September 2021, diperoleh informasi
bahwa saat pembelajaran, guru masih menggunakan media gambar cetak dalam
kegiatan pembelajaran, dan guru belum pernah menggunakan media Adobe
Animate CC. Sementara sekolah telah menyediakan sarana seperti LCD dan
komputer untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi masih ada guru yang
kurang memanfaatkan sarana sekolah sebagai alat penunjang dalam proses
pembelajaran.

Oleh karena itu, penerapan media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC


dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), penting untuk menjawab
persoalan-persoalan peserta didik dan guru dalam pembelajaran IPS. Adobe
Animate CC akan membantu menciptakan media pembelajaran yang interaktif,
sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Pembelajaran menggunakan media ini
akan lebih fleksibel, karena media dapat dioperasikan di mana dan kapan saja, tidak
hanya perangkat komputer, akan tetapi smartphone juga dapat menjalankankan.
Media Adobe Animate CC tepat dijadikan sebagai media pembelajaran.

Beberapa penelitian yang membuktikan efektivitas media Adobe Animate CC


menurut Meldian (2018, hal.1) pemanfaatan multimedia berbasis Macromedia
Flash efektif dapat meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu peserta didik di MTsN
6

4 Banda Aceh. Kemudian menurut Ahmadi (Ahmadi, 2018) hasil belajar peserta
didik meningkat dengan menggunakan media pembelajaran Adobe Animate CC,
sebaliknya jika tidak menggunakan media pembelajaran Adobe Animate CC maka
hasil belajar tetap. Sedangkan menurut Muslichun (2019, hal. 94) mengungkapkan
bahwa media pembelajaran aplikasi multimedia interaktif "ASEAN GO" berbasis
Adobe Animate CC layak untuk digunakan dan efektif meningkatkan hasil belajar
peserta didik dalam pembelajaran mata pelajaran IPS Kelas VIII pada materi
Kondisi Geografis Negara-negara ASEAN.

Dengan demikian berdasarkan kajian terhadap penelitian tersebut perlu


adanya inovasi dan terobosan baru dalam mengemas atau menyampaikan materi
sebagai penyediaan sumber untuk mengolah media pembelajaran sehingga materi
pembelajaran IPS yang disampaikan dapat membantu proses belajar mengajar, agar
peserta didik dapat menyerap materi dengan baik dan kegiatan belajar mengajar
menjadi lebih efektif. Seiring berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi
yang telah membawa perubahan sangat besar bagi kemajuan dunia pendidikan,
menjadikan pembelajaran dapat berjalan menyenangkan dan pembelajaran yang
dinantikan oleh peserta didik dengan adanya media pembelajaran. Pemilihan media
pembelajaran harus dilakukan secara cermat sesuai dengan tujuan instruksional
yang ingin dicapai.

Maka dari itu peneliti bermaksud melakukan penelitian eksperimen media


pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar peserta didik yang berjudul
“Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Adobe Animate Creative Cloud
Terhadap Hasil Belajar IPS”
7

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dalam penelitian ini perlu adanya batasan
masalah agar pengkajian masalah tidak menyebar luas, fokus dan terarah pada
masalah. Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi:
1) Penelitian difokuskan pada mata pelajaran IPS dengan materi Pluralitas
Masyarakat Indonesia yang menggunakan media pembelajaran berbasis
Adobe Animate CC.
2) Aspek diukur dari hasil belajar peserta didik kelas VIII SMPN 1 Tarogong
Kidul.
3) Parameter yang digunakan adalah hasil belajar peserta didik yang diperoleh
dari data pre-test dan post-test, dan angket.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah tersebut, maka rumusan


masalah dalam penelitian sebagai berikut:
1) Bagaimana hasil belajar peserta didik sebelum menggunakan media
pembelajaran berbasis Adobe Animate CC ?
2) Bagaimana hasil belajar peserta didik sesudah menggunakan media
pembelajaran berbasis Adobe Animate CC ?
3) Apakah penggunaan media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC efektif
terhadap hasil belajar IPS ?
4) Bagaimana sikap peserta didik terhadap pembelajaran IPS menggunakan
media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini untuk memperoleh


informasi data mengenai:
1) Hasil belajar peserta didik sebelum menggunakan media pembelajaran
berbasis Adobe Animate CC.
8

2) Hasil belajar peserta didik sesudah menggunakan media pembelajaran


berbasis Adobe Animate CC.
3) Efektivitas penggunaan media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC
terhadap hasil belajar IPS.
4) Sikap peserta didik terhadap pembelajaran IPS menggunakan media berbasis
Adobe Animate CC.

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, diharapkan memiliki manfaat dan kegunaan


yaitu sebagai berikut:
1) Secara Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini sebagai berikut:
a) Memberikan kontribusi pada ilmu pengetahuan khususnya penerapan
media pembelajaran yang bervariasi dalam upaya pengembangan
pembelajaran.
b) Dapat dijadikan sebagai acuan dan masukan bagi peneliti berikutnya.
c) Mampu menyediakan referensi baru tentang media pembelajaran yang
interaktif berbasis multimedia, komputer, serta smartphone.
2) Secara praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini sebagai berikut:
a) Bagi Peserta didik
1. Dapat mempermudah dan memvisualisasikan pemahaman peserta
didik pada materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
2. Meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran serta
menjadi lebih termotivasi untuk belajar.
3. Membantu Peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan
dengan mudah karena dibantu adanya materi, gambar, video, dan
audio visual yang interaktif.
9

b) Bagi Guru
1. Sebagai referensi informasi yang dapat dimanfaatkan untuk
mempresentasikan media pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS).
2. Dengan adanya penelitian ini dapat membantu guru saat
menggunakan media pembelajaran IPS yang berbasis Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
3. Memberikan motivasi dan keinginan bagi guru-guru untuk
meningkatkan daya saing dan kualitas maupun kuantitas serta
keterampilan dalam memberikan materi kepada peserta didik.
4. Dapat memfasilitasi peserta didik dalam belajar dan mempelajari
materi dengan mudah dan bermakna.
c) Bagi Pembaca dan Calon Pendidik
1. Memberikan wawasan dan pemahaman mengenai media
pembelajaran berbasis Adobe Animate CC.
2. Memberikan gambaran mengenai media pembelajaran berbasis
Adobe Animate CC berbasis dalam pembelajaran IPS terhadap hasil
belajar peserta didik.
d) Bagi Peneliti
1. Bertambahnya wawasan penggunaan media pembelajaran yang
inovatif dalam pembelajaran IPS
2. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai landasan bagi penelitian
selanjutnya tentang media pembelajaran.

1.6 Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi berisi mengenai keseluruhan isi skripsi dan


pembahasannya. Struktur organisasi skripsi dapat dijabarkan dan dijelaskan dengan
sistematika penulisan yang runtun. Struktur organisasi skripsi berisi tentang urutan
penulisan dari setiap bab dan bagian bab. Struktur organisasi skripsi di mulai dari
bab I sampai bab V.
10

BAB I berisi uraian mengenai pendahuluan. Bagian awal dari skripsi ini
menjelaskan dan memaparkan mengenai latar belakang, batasan dan
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur
organisasi skripsi.

BAB II berisi tentang kajian teori-teori, konsep-konsep yang berhubungan


dengan penelitian yaitu terkait dengan efektivitas media pembelajaran
berbasis Adobe Animate Creative Cloud terhadap hasil belajar IPS
yang diambil dari berbagai rujukan literature.

BAB III bagian ini membahas mengenai komponen dari metode penelitian.
Bab ini berisi tentang metode penelitian, desain penelitian, subjek dan
objek penelitian, operasionalisasi variabel, rancangan pengumpulan
data, instrumen, prosedur penelitian dan rancangan analisis data.

BAB IV bagian ini membahas mengenai pencapaian hasil penelitian dan


pembahasannya. Hasil penelitian dan pembahasan yang telah dicapai
meliputi pengolahan data serta analisis temuan dan pembahasannya.

BAB V menjadikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis


temuan penelitian. Bab ini menyajikan simpulan terhadap hasil
analisis temuan dari penelitian, ada dua alternatif cara penulisan
kesimpulan, yakni dengan cara butir demi butir atau dengan uraian
padat. dan saran penulis sebagai bentuk pemaknaan terhadap hasil
analisis temuan penelitian
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Efektivitas Pembelajaran

2.1.1 Pengertian Efektivitas Pembelajaran


Menurut Untari (2015, hal. 7) mengungkapkan bahwa efektivitas merupakan
ukuran berhasil atau tidaknya suatu program mencapai tujuannya. Bila program
berhasil mencapai tujuannya, maka program tersebut dikatakan telah berjalan
dengan efektif. Hal senada juga diungkapkan Risnawati (2021, hal.5)
mengungkapkan efektivitas merupakan suatu program/rencana yang berhubungan
dengan masalah bagaimana pencapaian tujuan atau hasil yang diperoleh,
kegunaan atau manfaat dari hasil yang diperoleh, tingkat daya fungsi, unsur atau
komponen, serta masalah tingkat kepuasaan pengguna. Untuk mencapai tujuan
penggunaan efektivitas dalam pembelajaran harus melalui proses.

Afifatu (2015, hal. 5) mengungkapkan efektivitas pembelajaran adalah


ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi antar peserta didik maupun antara
peserta didik dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Kemudian Deassy dan Endang (2018, hal. 9) menyatakan bahwa
efektivitas pembelajaran adalah belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi peserta
didik yang memungkinkan peserta didik untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu
pengetahuan dan sikap dengan mudah, menyenangkan, dan dapat terselesaikan
tujuan pembelajaran sesuai harapan.
Efektivitas pembelajaran merupakan salah satu standart mutu Pendidikan dan
sering kali diukur dengan tercapainya tujuan, atau dapat jugadiartikan sebagai
ketepatan dalam mengelola suatu situasi, ”doing the right things” (Miarso,
2016). Menurut Supardi (2013) pembelajaran efektif adalah kombinasi yang
tersusun meliputi manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
diarahkan untuk mengubah perilaku peserta didik ke arah yang positif dan lebih
baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Vigotsky juga berpendapat

11
12

bahwa pengalaman interaksi sosial merupakan hal penting bagi perkembangan


keterampilan berpikir (thinking skill). Efektivitas pembelajaran adalah ukuran
keberhasilan dari suatu proses interaksi antar peserta didik maupun antarapeserta
didik dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Efektivitas pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas peserta didik selama
pembelajaranberlangsung, respon peserta didik terhadap pembelajaran dan
penguasaan konsep peserta didik. Untuk mencapai suatu konsep pembelajaran
yang efektif dan efisien perlu adanya hubungan timbal balik antara peserta didik
dan guru untuk mencapai suatu tujuan secara bersama, selain itu juga harus
disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah, sarana dan prasarana, serta media
pembelajaran yang dibutuhkan untuk membantu tercapainya seluruh aspek
perkembangan peserta didik. John Carroll (Supardi, 2013) dalam bukunya yang
berjudul “A Model of School Learning”, menyatakan bahwa Instructional
Effectiveness tergantung pada lima faktor: 1) Attitude; 2) Ability to Understand
Instruction; 3) Perseverance; 4) Opportunity; 5) Quality of Instruction. Dengan
mengetahui beberapa indikator tersebut menunjukkan bahwa suatu pembelajaran
dapat berjalan efektif apabila terdapat sikap dan kemauan dalam diri peserta didik
untuk belajar, kesiapan diri peserta didik dan guru dalam kegiatan pembelajaran,
serta mutu dari materi yang disampaikan. Apabila kelima indikator tersebut
tidak ada maka kegiatan belajar mengajar peserta didik tidak akan berjalan
dengan baik. Kegiatan pembelajaran yang efektif sangat dibutuhkan peserta didik
untuk membantu mengembangkan daya pikir peserta didik dengan tanpa
mengesampingkan tingkat pemahaman peserta didik sesuai dengan usia
perkembangannya. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran keberhasilan
dari proses interaksi dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
13

2.1.2 Komponen Efektivitas Pembelajaran


Efektivitas terdiri dari dua komponen, yaitu produk yang dihasilkan sesuai
keinginan (P) dan kemampuan produksi (KP). Tanpa keduanya, efektivitas mustahil
terwujud, sebab efektivitas itu nyata. Jika hanya ada P sedangkan KP nihil, maka
efektivitas itu sulit diraih. Sebaliknya, kalau hanya ada KP saja tanpa P, efektivitas
itu cuma berisi impian kosong belaka (Retno, Kusuma, 2015 hal.9).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita lihat bahwa efektivitas terdiri dari
dua komponen dimana kedua komponen tersebut harus saling terkait atau saling
berhubungan satu sama lain. Jadi kedua komponen tersebut harus terpenuhi, jika
tidak ada salah satu dari dua komponen tersebut maka tidak dapat terwujud
efektivitas.
2.1.3 Prinsip dan Rumus Efektivitas Pembelajaran
Efektivitas mempunyai prinsip dan rumus sebagai berikut.
Prinsip efektivitas : Perlunya keseimbangan P & KP
Rumus efektivitas = P + KP
Dengan keterangan :
P : Produk yang dihasilkan sesuai keinginan
KP : Kemampuan produksi (kemampuan menghasilkan produk atau asset untuk
menghasilkan produk)
Berdasarkan penjelasan di atas, maka prinsip efektivitas jika dikaitkan dengan
pembelajaran adalah hasil pembelajaran harus seimbang dengan usaha yang
dilakukan untuk mendapatkan hasil tersebut, sehingga tercapailah efektivitas
pembelajaran.
2.1.4 Menjaga Efektivitas Pembelajaran
Faktor-faktor yang menjadi penentu dalam hal menjaga efektivitas
pembelajaran adalah :
1. Faktor Tujuan
Hasil akhir dari suatu proses pembelajaran yang menjadi tujuan
pembelajaran yang ditetapkan adalah perubahan. Perubahan dalam hal
pola pikir, perubahan dalam perasaan, dan juga perubahan dalam pola
tingkah laku atau behaviorism. Perubahan yang terjadi inilah yang
14

menjadi indikator keberhasilan peserta didik dalam proses belajar. Inilah


yang menjadi tujuan pembelajaran yang sebenarnya.
2. Faktor Peserta Didik
Data-data subjektif dan objektif serta nominasi-nominasi tentang peserta
didik yang diperoleh melalui proses identifikasi, dan perbedaan tipe
individu dalam hal merespon sesuatu atau cara individu memperoleh
tanggapan tentang sesuatu.
Ada tiga tipe individu peserta didik dalam hal merespons sesuatu yaitu
tipe visual, tipe auditif, dan tipe motoris. Untuk tipe visual peserta didik
yang memiliki tipe ini lebih mudah memperoleh tanggapan tentang
sesuatu melalui indra penglihatan. Untuk tipe auditif peserta didik yang
memiliki tipe ini lebih mudah memperoleh tanggapan tentang sesuatu
melalui indra pendengarannya. Dan untuk tipe motoris peserta didik yang
memilki tipe ini lebih mudah memperoleh tanggapan tentang sesuatu
melalui perbuatan/ melakukan/ mendemonstrasikan sendiri. Identifikasi
peserta didik bertujuan untuk kepentingan efektivitas pembelajaran dan
untuk masa depan peserta didik maka tetap harus dilakukan sampai pada
tingkat kredibilitasnya. Yang terpenting disini adalah bagaimana guru
mengajar dengan memperhatikan perbedaan individu. Guru harus
menggunakan metode yang bervariasi dimana peserta didik
memperagakan sendiri, sekaligus melihat, dan mendengarkan pada setiap
kali pertemuan.
3. Faktor Situasi
Konten pembicaraan soal situasi pembelajaran sering lebih pada kondisi
konkrit serta pengaruhnya terhadap proses pembelajaran. Konten atau isi
pembicaraan tentang faktor situasi pembelajaran selain seputar cuaca
panas atau dingin, berisik, terburu-buru, dan situasi ruang atau fasilitas
yang tidak layak juga terkait mengenai situasi hati dan batin para guru
atau pendidik saat mengajar dan juga situasi hati dan batin peserta didik
saat proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena situasi itu sendiri
adalah sesuatu yang dapat dibentuk/diciptakan dan dapat dikendalikan
maka seorang guru seharusnya memiliki kemampuan untuk menciptakan
15

situasi itu dan juga mempunyai kemampuan manajerial untuk mengatur


dan mengendalikan situasi itu sendiri.
4. Faktor Guru
Ada dua ciri penting yang harus ditunjukkan oleh seorang guru
profesional selama proses pembelajaran dan juga di luar proses
pembelajaran. Kedua ciri guru profesional itu adalah :
a) Mahir/lincah dalam mengkombinasikan berbagai metode
mengajar.
b) Mampu memainkan berbagai peran guru dalam berbagai situasi dan
dalam berbagai kebutuhan peserta didik.
Guru profesional adalah guru yang memahami keberagaman indvidu dan
mampu mengkombinasikan berbagai metode mengajar serta mampu
memainkan peran-perannya untuk menumbuh kembangkan potensi-
potensi peserta didik secara spesifik (Ratu, Ile Tokan, 2016, hal. 58-63).
2.1.5 Indikator Efektivitas Pembelajaran
Indikator efektivitas pembelajaran menurut Degeng dalam Firmina juga
menjelaskna beberapa indikator efektivitas pembelajaran. Adapun indikator
efektivitas pembelajaran menurut Degeng adalah :
1. Kecermatan Penguasaan Perilaku
Kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari dapat disebut juga
tingkat kesalahan unjuk kerja yang menjadi indikator untuk menetapkan
efektivitas pembelajaran. Makin cermat peserta didik menguasai perilaku
yang dipelajari, makin efektif pembelajaran dijalankan, atau makin kecil
tingkat kesalahan, makin efektif pembelajaran tersebut.
16

2. Kecepatan Unjuk Kerja


Kecepatan unjuk kerja berkaitan dengan bagaimana peserta didik
melakukan suatu pekerjaan dengan waktu yang singkat. Selain itu apa
yang dikerjakan oleh peserta didik tersebut berkualitas dan tidak asal-
asalan. Sehingga kecepatan unjuk kerja disini bukan hanya sekedar cepat
tapi juga berkualitas.
3. Kesesuaian dengan Prosedur
Kesesuaian unjuk kerja dengan prosedur baku yang telah ditetapkan juga
dapat dijadikan indikator efektivitas pembelajaran.
Pembelajaran dikatakan efektif apabila si belajar dapat menampilkan
unjuk kerja yang sesuai dengan prosedur baku yang ditetapkan.
4. Kuantitas Unjuk Kerja
Sebagai indikator efektivitas pembelajaran, kuantitas unjuk kerja
mengacu kepada banyaknya unjuk kerja yang mampu ditampilkan oleh
peserta didik dalam waktu tertentu yang telah ditetapkan. Desainer
pembelajaran banyak yang mengaitkan kuantitas unjuk kerja pada
jumlah tujuan yang dicapai peserta didik. Makin banyak tujuan yang
tercapai, makin efektif pembelajaran.
5. Kualitas Hasil Akhir
Efektivitas suatu pembelajaran terkadang sukar diukur dengan cara-cara
sebelumnya, seperti pembelajaran dalam bidang keterampilan atau seni.
Unjuk kerja sering kali lebih didasarkan pada sikap dan rasa seni, dari
pada prosedur baku yang harus diikuti. Oleh karena itu, cara-cara
mengukur keefektifan pembelajaran seperti diuraikan sebelumnya sukar
ditetapkan. Cara paling mudah menurut Degeng adalah mengamati
kualitas hasil unjuk kerja. Unjuk kerja menghitung misalnya, yang
diamati bukan saat peserta didik menghitung, tetapi hasil hitungan
peserta didik dalam memecahkan masalah. Jadi dengan kata lain, kualitas
hasil akhir ini hanya melihat mutu dari hasil akhir saja.
17

6. Tingkat Alih Belajar


Sebagaimana diutarakan Reigeluth dan Merril dalam Degeng bahwa
kemampuan peserta didik dalam melakukan alih belajar dari apa yang
telah dikuasainya ke hal lain yang serupa, merupakan indikator penting
untuk menetapkan efektivitas hasil pembelajaran. Indikator ini banyak
terkait dengan indikator sebelumnya, seperti tingkat kecermatan,
kesesuaian prosedur, dan kualitas hasil akhir. Indikator-indikator ini
amat menunjang unjuk kerja alih belajar, karena itu keefektifan
pembelajaran berdasarkan tingkat alih belajar harus mempertimbangkan
indikator-indikator tersebut.
Semakin cermat penguasaan peserta didik pada unjuk kerja tertentu,
semakin besar peluangnya untuk melakukan alih belajar pada unjuk kerja
yang sejenis. Demikian pula, semakin sesuai unjuk kerja yang
diperlihatkan peserta didik dengan prosedur baku yang telah ditetapkan,
semakin besar peluangnya untuk melakukan alih belajar pada unjuk kerja
sejenis. Semakin tinggi kualitas hasil yang diperlihatkan peserta didik,
semakin besar pula peluang keberhasilan dalam melakukan alih belajar
pada hasil unjuk kerja sejenis.
7. Tingkat Retensi
Indikator terakhir yang dapat digunakan untuk menetapkan efektivitas
pembelajaran adalah tingkat retensi, yaitu jumlah unjuk kerja yang masih
mampu ditampilkan peserta didik setelah selang periode waktu tertentu.
Reigeluth dan Merril menggunakan istilah memory theorists, yakni jumlah
informasi yang masih mampu diingat atau diungkapkan kembali oleh si belajar
setelah selang waktu tertentu. Jadi semakin tinggi retensi berarti semakin efektif
pembelajaran itu. (Firmina, Angela Nai, 2017, hal. 323).
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dikatakan bahwa jika dalam
proses pembelajaran ingin mencapai efektivitas maka salah satu usaha yang harus
dilakukan adalah membuat para peserta didik dapat mempertahankan ingatannya
mengenai materi pembelajaran untuk waktu yang lama.
18

2.2 Media Pembelajaran

2.2.1 Konsep Media Pembelajaran


Kata media berasal dari bahasa Latin, yang bentuk tunggalnya adalah
medium. Media merupakan salah satu satu komponen komunikasi, yaitu sebagai
pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Berdasarkan definisi
tersebut, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran merupakan sarana pelantara
dalam proses pembelajaran (Criticos dalam Daryanto, 2015, h. 4).

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan penyampai


pesan (guru) kepada penerima pesan (peserta didik) agar peserta didik lebih tertarik
dan berminat untuk mempelajari materi tertentu. Sedangkan Menurut Ulfa dan
Tetep (2018, hal. 110) Media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat
digunakan guru dalam proses pembelajaran untuk mempermudah materi diajarkan.
Pada intinya media pembelajaran merupakan berbagai macam alat yang membantu
pengajar dalam menyampaikan materi pembelajaran agar lebih mudah diterima
oleh peserta didik.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-


upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar.
Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh
sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hamalik dalam Arsyad (2017, h. 2) pengetahuan yang harus dimiliki oleh
guru tentang media pembelajaran meliputi:

1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar


mengajar;
2. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;
3. Seluk beluk proses belajar;
4. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan;
5. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;
6. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan;
19

7. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan;


8. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;
9. Usaha inovasi dalam media pendidikan.
Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa media adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada
umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.

Dalam Arsyad (2017, h. 3) menuliskan beberapa pendapat dari para ahli


mengenai definisi media pembelajaran, yaitu:

1. Gerlach dan Ely


Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
2. Association of Education and Communication Technology (AECT)
Media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi.
3. Gagne dan Briggs
Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran.

Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan


berlangsung dalam suatu sistem maka media pembelajaran menempati posisi yang
cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media,
komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi
juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. “Media pembelajaran adalah
komponen integral dari sistem pembelajaran” (Daryanto, 2015, h. 6). Posisi media
pembelajaran sebagai komponen komunikasi ditunjukkan pada gambar di bawah
ini:
20

Gambar 2. 1 Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran


SUMBER PENGALAMAN PENGALAMAN

PENAFISRAN
IDE PENGKODEAN MEDIA MENGERTI
KODE

GANGGUAN

UMPAN BALIK

Sumber: Daryanto, 2015, Media Pembelajaran, hal. 7

Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan sangat


penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar juga sangat
ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran
kepada peserta didik melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar
yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat
tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan peserta
didiknya. Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang
diberikan guru. Proses komunikasi tersebut selalu mengalami perubahan sesuai
dengan perkembangan jaman dan majunya ilmu pengetahuan.

Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada, memungkinkan


untuk para guru dapat memanfaatkannya dalam mempermudah pekerjaan.
Begitupun dengan proses belajar mengajar bisa menggunakan beberapa teknologi
yang ada untuk membuat beberapa alat bantu mengajar (media pembelajaran) yang
dapat digunakan guna mengurangi batasan yang ada di dalam proses belajar
mengajar.

Pengembangan sarana atau media pembelajaran sudah semakin maju yaitu


ditandai dengan adanya pemanfaatan alat visual yang mulai dilengkapi dengan
peralatan audio, maka terciptalah peralatan audio visual pembelajaran. Salah satu
gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan
media dalam proses belajar adalah Dale’s Cone of Experience (Kerucut
pengalaman Dale). Berikut adalah gambar kerucut pengalaman Dale:
21

Gambar 2. 2 Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Abstrak
Lambang
Kata
Lambang
Visual
Gambar Diam, rekaman
Radio
Gambar hidup pameran
Televisi
Karyawisata
Kongkret
Dramatisasi
Benda tiruan/pengamatan
Pengalaman langsung

Sumber: Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 2017, h. 14


Hasil belajar seseorang menurut Dale diperoleh mulai dari pengalaman
langsung (kongkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang
kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin
ke atas di puncak kerucut semakin abstrak media penyampaian pesan itu, semakin
nyata (kongkret) pesan itu maka semakin mudah bagi peserta didik mencerna materi
yang diberikan. Berkaitan dengan simbol verbal dan visual sendiri, maka guru
sebisa mungkin menggambarkan dan memvisualisasikan sehingga benak peserta
didik mampu mencernanya dengan baik.

2.2.2 Fungsi Media dan Manfaat Media Pembelajaran


Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa
informasi dari sumber (guru) menuju penerima (peserta didik). Sedangkan metode
adalah prosedur untuk membantu peserta didik dalam menerima dan mengolah
informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.

Fungsi media dalam proses pembelajaran ditunjukkan pada berikut ini:


Gambar 2. 3 Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran

Guru Media Pesan Peserta


didik
Metode

Sumber: Daryanto, Media Pembelajaran, 2015, h. 8


22

Dalam kegiatan interaksi antara peserta didik dan lingkungan, fungsi media
dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin
timbul dalam proses pembelajaran. Tiga fungsi atau kelebihan kemampuan media
menurut Gerlach & Ely dalam Daryanto (2015, h. 8) adalah sebagai berikut:

Pertama, kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan dan


menampilkan kembali suatu objek atau kejadian.Dengan kemampuan ini, objek
atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat
disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti
kejadian aslinya.

Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilakn kembali


objek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai
keperluan.Misalnya, diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, dan dapat pula
diulang-ulang penyajiannya.

Ketiga, kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audiens


yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran
TV, video, atau radio.

Menurut Kemp dan Dayton dalam Arsyad (2017, h. 25) fungsi dari media
pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku, hal ini mengakibatkan


berkurangnya ragam penafsiran terhadap materi yang disampaikan.
2. Pembelajaran bisa menjadi lebih menarik, media dapat diasosiasikan
sebagai penarik perhatian dan peserta didik dapat terus terjaga dan fokus.
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif, dengan demikian akan
menyebabkan peserta didik lebih aktif di kelas (peserta didik menjadi
lebih partisipatif).
4. Lama waktu pembelajaran dapat dipersingkat.
5. Kualitas hasil pembelajaran dapat ditingkatkan apabila terjadi sinergis
dan adanya integrasi antara materi dan media yang akan disampaikan.
6. Pembelajaran dapat diberikan kapanpun dan dimanapun, terutama jika
media yang dirancang dapat digunakan secara individu.
23

7. Sikap positif peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari dan
terhadap proses pembelajaran dapat ditingkatkan.
8. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif, beban guru dapat
sedikit dikurangi dan mengurangi kemungkinan mengulangi penjelasan
yang berulang-ulang.
Media pembelajaran menurut Kemp & Dayton dalam Arsyad (2017, h. 23),
dapat memenuhi tiga fungsi utama yaitu: (1) memotifasi minat atau tindakan, (2)
menyajikan informasi, dan (3) memberi intruksi.

Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan


dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat
dan merangsang para peserta didik atau pendengar untuk bertindak. Pencapaian
tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.

Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka


penyajian informasi dihadapan sekelompok peserta didik. Isi dan bentuk penyajian
bersifat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan
latar belakang.Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi.

Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam
media itu harus melibatkan peserta didik baik dalam pikiran atau mental maupun
dalam bentuk aktivitas nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus
dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip
belajar agar dapat menyiapkan intruksi yang efektif. Disamping menyenangkan,
media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan
memenuhi kebutuhan perorangan peserta didik.

Selain dari fungsi penggunaan media pembelajaran, media pembelajaran juga


dapat mempertinggi proses belajar peserta didik. Manfaat media pembelajaran yang
dinyatakan oleh Sudjana dan Rifai dalam Arsyad (2017, h. 28) manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar peserta didik, yaitu:

1. Dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik karena pengajaran


akan lebih menarik perhatian mereka.
24

2. Makna bahan pengajaran akan lebih jelas sehingga dapat dipahami


peserta didik dan memungkinkan terjadinya penguasaan serta pencapaian
tujuan pengajaran
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan
pada komunikasi verbal melalui kata-kata. Dengan menggunakan media
maka metode mengajar akan berbeda disesuaikan dengan materi ajar
yang akan diberikan
4. Peserta didik lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar,
tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasiskan,
melakukan langsung danmemerankan.
Dari pendapat di atas, media pembelajaran sangat bermanfaat dalam proses
pembelajaran karena membantu mengatasi kejenuhan peserta didik dan lebih
menarik pehatian peserta didik di kelas dalam mengikuti pembelajaran.

2.2.3 Klasifikasi dan Jenis-Jenis Media Pembelajaran


Menurut Sanjaya (2013, h. 211) media pembelajaran diklasifikasikan menjadi
beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.
1. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau
media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman
suara.
b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara. Media ini adalah film slide, foto,
transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang
dicetak seperti media grafis.
c. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain
mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang
dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide
suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih
baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media
yang pertama dan kedua.
2. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dibagi ke dalam:
25

a. Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio
dan televisi. Melalui media ini peserta didik dapat mempelajari
halhal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa
harus menggunakan ruangan khusus.
b. Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan
waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.
3. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dibagi ke dalam:
a. Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip,
transparansi. Jenis media ini memerlukan alat proyeksi khusus,
seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector
untuk memproyeksikan film side, Over Head Projector (OHP)
untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi
semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-
apa.
b. Media yang diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan
lain sebagainya.
Seels dan Richey dalam Arsyad (2017, h. 31) membagi media pembelajaran
dalam empat kelompok yaitu:
1. Media hasil teknologi cetak.
Media hasil teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau
menyampaikan materi melalui proses pencetakan mekanis atau
fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik,
foto, dan representasi fotografik. Materi cetak dan visual merupakan
pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi pengajaran
lainnya.Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk salinan
tercetak, contohnya buku teks, modul, majalah, hand-out, dan lain-lain.
2. Media hasil teknologi audio-visual
Media hasil teknologi audio-visual menghasilkan atau menyampaikan
materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik
untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Contohnya proyektor
film, televisi, video, dan sebagainya.
3. Media hasil teknologi berbasis komputer
26

Media hasil teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan


atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang
berbasis mikro-prosesor. Berbagai jenis aplikasi teknologi berbasis
computer dalam pengajaran umumnya dikenal sebagai computer-
assistedinstruction (pengajaran dengan bantuan komputer).
4. Media hasil teknologi gabungan
Media hasil teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan atau
menyampaikan materi yang menggabungkan beberapa bentuk media
yang dikendalikan oleh komputer. Perpaduan beberapa teknologi ini
dianggap teknik yang paling canggih. Contohnya: teleconference.
Kemp & Dayton dalam Arsyad (2017, h. 39) mengelompokkan media ke
dalam delapan jenis, yaitu (1) media cetakan, (2) media pajang, (3) overhead
transparacies, (4) rekaman audiotape, (5) seri slide, dan filmstrips, (6) penyajian
multi-image, (7) rekaman video dan film hidup, (8) komputer.
Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut, akan
mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media
yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan
karakteristik pembelajaran, akan sangat menunjang efisiensi dan efektivitas proses
dan hasil pembelajaran.
Pengelompokan media juga dikemukakan oleh Anderson, yaitu
sebagai berikut:
27

Tabel 2. 1 Pengelompokan Media Pembelajaran

No. Kelompok Media Media Instruksional


1. Audio a. Pita audio (rol atau kaset)
b. Piringan audio
c. Radio (rekaman siaran)
2. Cetak a. Buku teks terprogram
b. Buku pegangan/manual
c. Buku tugas

3. Audio-Cetak a. Buku latihan dilengkapi kaset


b. Gambar/poster (dilengkapi audio)
4. Proyek Visual Diam a. Film bingkai (slide)
b. Film bingkai (berisi pesan verbal)
5. Proyek Visual Diam dengan a. Film bingkai (slide) suara Film
Audio b. rangkaian suara
6. Visual Gerak Film bisu dengan judul (caption)
7. Visual Gerak dengan Audio a. Film suara
b. Video/vcd/dvd
8. Benda a. Benda nyata
b. Model tiruan (mock-up)
9. Komputer Media berbasis komputer; CAI
(Computer Assisted Intructional) &
CMI (Computer Managed
Intructional)
Sumber: Wina Sanjaya, Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran 2013, h. 213

2.2.4 Konsep Media Audio Visual


Dale dalam Arsyad (2017, h. 27) mengemukakan bahwa “Bahanbahan audio-
visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Hubungan guru dan peserta didik tetap merupakan elemen paling
penting dalam sistem pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk
menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat belajar
dapat terealisasi”.
Media audio visual yaitu media yang menampilkan gerak dan suara sebagai
pesan yang disajikan berupa fakta maupun fiktif bias bersifat edukatif maupun
intruksional. Menurut Daryanto (2015, h. 87) “Media audio-visual adalah segala
28

sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar


bergerak secara sekuensial”.
Berdasarkan penjelasan di atas yang dimaksud media audio-visual adalah
cara yang digunakan guru untuk menyampaikan materi atau informasi dengan
menggunakan alat yang dapat dilihat serta didengar oleh peserta didik. Media audio
visual yang digunakan peneliti disini adalah video yang berisi tentang materi
pembelajaran perdagangan internasional, dengan menggunakan video peserta didik
dapat melihat serta mendengar materi.
1. Media Audio merupakan media atau bahan yang mengandung pesan
dalam bentuk auditif / pita suara atau piringan suara yang dapat
merangsang pikiran dan perasaan pendengar sehingga terjadi proses
belajar. Media audio adalah media yang sangat fleksibel, relative murah,
praktis dan ringkas, serta mudah dibawa (portable). Media ini dapat
digunakan, baik untuk keperluan belajar berkelompok (group learning)
maupun belajar individu.
2. Media visual, Media yang hanya dapat dilihat saja tidak
mengandung unsur suara, yang termasuk ke dalam media ini adalah film
slide, foto, transparansi, lukisan, gambar dan berbagai bentuk bahan
yang dicetak seperti media grafis. Jadi, media audio visual merupakan
media yang memiliki unsur suara dan unsur gambar dimana dapat
disajikan dalam berbagai bentuk tampilan yaitu seperti film atau video.
Dan dengan demikian media audio visual sangat berperan dalam proses
pembelajaran terutama dalam hal penyampaian materi pelajaran.
3. Karakteristik Media Audio Visual Menurut Arsyad (2017, h. 32)
ciri-ciri dan karakteristik utama teknologi media audio visual adalah
sebagai berikut :
a. Bersifat linear
b. Menyajikan visual yang dinamis
c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
perancang atau pembuatnya.
d. Dikembangkan menurut prinsip psikologis, behaviorisme dan
kognitif.
29

e. Merupakan representasi fisik dari gagasan riil atau gagasan


abstrak.
f. Berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid
yang rendah.
Menurut Daryanto (2015, h. 55) karakteristik multimedia pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1. Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya
menggabungkan unsur audio dan visual.
2. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk
mengakomodasi respon pengguna.
3. Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan
kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna dapat
menggunakan tanpa bimbingan orang lain.
Jadi, media audio visual ini dapat menyajikan visual yang dinamis dan
memiliki lebih dari satu media yang konvergen sehingga dapat memberi
kemudahan kepada para pengguna tanpa adanya bimbingan orang lain.
2.2.5 Keuntungan dan Keterbatasan Media Pembelajaran Audio Visual
Media audio-visual memiliki sejumlah keuntungan sebagaimana pada
beberapa poin kegunaan media pembelajaran yang telah diutarakan sebelumnya.
Secara lebih khusus ada beberapa keuntungan media pembelajaran audio-visual
yang belum tentu dimilki media pembelajaran lainnya.
Keuntungan penggunaan media pembelajaran audio visual menurut Arsyad
(2017, h. 49) adalah sebagai berikut:
1. Dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari peserta didik
ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktek, dan lain-lain. Dapat
menampilkan tayangan yang merupakan pengganti alam sekitar dan
bahkan dapat menunjukkan obyek yang secara normal tidak dapat dilihat.
2. Dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disajikan
secara berulang-ulang.
3. Selain mendorong dan meningkatkan motivasi, media pembelajaran
audio-visual dapat membentuk sikap dan perilaku peserta didik, misalnya
30

tayangan mengenai dampak lingkungan kotor terhadap diare, membuat


peserta didik menunjukkan sikap negatif terhadap lingkungan kotor, dan
muncul perilaku membuang sampah pada tempatnya.
4. Mengandung nilai-nilai yang dapat mengundang pemikiran dan
pembahasan dalam kelompok peserta didik.
5. Dapat digunakan dalam kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok
heterogen maupun perorangan.
6. Dapat mempersingkat gambaran kejadian normal.
Keterbatasan penggunaan media pembelajaran audio-visual menurut
Arsyad (2017, h. 49) adalah sebagai berikut:
1. Pengadaan media pembelajaran audio-visual umumnya membutuhkan
biaya yang mahal.
2. Pada saat penayangan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak
semua peserta didik mampu mengikuti informasi yang ingin
disampaikan melalui media.
3. Video yang tersedia untuk penayangan audio-visual tidak selalu sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan; kecuali video
itu dirancang dan diproduksi khusus untuk memenuhi tujuan
pembelajaran tertentu.

2.3 Media Pembelajaran Berbasis Multimedia

Daryanto (2016, hal. 69) menyatakan bahwa multimedia interaktif adalah alat
bantu berbasis multimedia yang dilengkapi alat pengontrol yang dapat dioperasikan
pengguna, sehingga pengguna dapat memilih konsep isi yang diinginkan. Alat
pengontrol tersebut dapat berupa komputer, laptop, dan elektronik lainnya. Media
pembelajaran berbasis multimedia interaktif misalnya: pembelajaran interaktif,
aplikasi game, dan lain-lain. Apabila multimedia pembelajaran dipilih,
dikembangkan dan digunakan secara tepat dan baik, maka dapat memberi manfaat
bagi guru dan peserta didik. Secara umum, manfaat yang dapat diperoleh adalah
proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, dapat meningkatkan kualitas
belajar peserta didik, dan proses belajar mengajar dapat dilakukan dimana dan
31

kapan saja. Media yang dibuat peneliti terdapat perintah tombol yang mudah
dipahami sehingga peserta didik dapat belajar mandiri di rumah.

Karakteristik multimedia menurut Daryanto (2016, hal. 71) yakni memiliki


lebih dari satu media yang memusat, misalnya menggabungkan unsur audio dan
visual, bersifat interaktif, yaitu memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon
pengguna, dan bersifat mandiri, yaitu memudahkan pengguna bisa menggunakan
tanpa bimbingan orang lain.

2.4 Media Adobe Animate Creative Cloud

Saputro (2018, hal. 3-5) menyatakan bahwa perusahaan Adobe telah


mengembangkan perangkat lunak terbaru, yang diberi nama Adobe Animate
Creative Cloud, dimana nama sebelumnya adalah Adobe Flash Professional. Adobe
Flash Professional merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk membuat
animasi, video animasi, media interaktif, membuat game, membuat aplikasi
android, membuat website, dan sebagainya. Adobe Animate Creative Cloud adalah
perangkat lunak yang dapat bekerja seperti pendahulunya yaitu Adobe Flash
Professional. Adobe Animate CC merupakan versi terbaru dari Adobe Flash CS6
yang dikembangkan oleh perusahaan Adobe. Adobe Animate CC menjadi perangkat
lunak pengganti dan melengkapi kekurangan yang ada di Adobe Flash, dengan
menambahkan fitur-fitur terbarunya seperti penggunaan HTML5 Canvas, dan
WebGL. Adobe terus mengembangkan Flash hingga berganti nama menjadi Adobe
Animate CC dan mendukung pengembang web untuk mendesain animasi HTML5,
media iklan animasi, video animasi, media pembelajaran, game versi web, dan
masih banyak lagi.

Media Adobe Animate CC memiliki kelebihan dan kekurangan untuk


digunakan sebagai media pembelajaran untuk peserta didik sekolah dasar. Saputro
(2018, hal. 6) berpendapat, kelebihan yang dimiliki oleh Adobe Animate CC yakni
dapat mendesain animasi HTML5, media iklan animasi, video animasi, media
pembelajaran, game versi web dan lain sebagainya. Adobe Animate CC memiliki
tools tambahan untuk membuat animasi-animasi gerakan yang lebih halus. Dapat
32

membuat objek sesuai dengan keinginan, baik gambar, suara maupun animasi
gerakan, sehingga lebih interaktif. Terdapat fitur terbaru yaitu Typekit yang
memungkinkan pengguna dapat mengakses langsung ribuan jenis huruf yang
berkualitas premium. Kelemahan yang dimiliki Adobe Animate CC yaitu sebelum
memasang Adobe Animate CC pada komputer perlu memperhatikan OS yang
digunakan. Untuk penggunaan OS 32-bit tidak dapat menikmati Adobe Animate
CC, karena Adobe Animate CC hanya mendukung OS 64-bit, contohnya Windows
8 54-bit.

Media Adobe Animate CC ini dibuat dengan bahasa yang komunikatif dan
mengandung ilustrasi-ilustrasi menarik untuk disimak, sehingga merangsang
peserta didik untuk belajar mandiri. Media ini memuat materi pelajaran, video
pembelajaran dan soal evaluasi, sehingga setelah peserta didik mempelajari materi
dapat langsung mengetahui pemahamannya melalui mengerjakan soal tersebut.
Media yang komunikatif dan interaktif dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik, karena peserta didik merasa senang dengan media yang menarik.

Kegunaan Adobe Animate CC dalam dunia pendidikan dapat diterapkan


sebagai media pembelajaran yang menarik karena berbasis multimedia, sehingga
mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Namun, proses pembuatan media
tersebut dibutuhkan waktu yang lama karena pembuatan yang rumit, serba manual,
mulai dari pembuatan gambar, gerakan hingga pembuatan fungsi tombol seperti
start, next, previous, exit, quit, dan sebagainya. Pembelajaran yang menggunakan
media Adobe Animate CC memberikan pengetahuan dan pengalaman yang tak
terduga kepada peserta didik, serta peserta didik melihat kejadian yang penting
yang sulit dibaca secara langsung, pembelajaran yang diajarkan menjadi lebih
menarik sehingga peserta didik memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang isi
materi yang ditampilkan.
33

2.5 Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Dimyati dan Mudjiono (2013, hal. 17) menyatakan bahwa belajar merupakan
peristiwa sehari-hari di sekolah yang kompleks. Kompleksitas belajar dipandang
dari dua subjek, yaitu dari peserta didik dan guru. Ditinjau dari segi peserta didik,
belajar dialami sebagai suatu proses mental dalam menghadapi bahan belajar.
Sedangkan dari segi guru, proses belajar tampak sebagai perilaku belajar tentang
sesuatu hal. Menurut Gagne dan Berliner (dalam Rifa’i & Anni 2015, hal.64),
mengemukakan bahwa belajar merupakan proses dimana seseorang mengubah
perilakunya karena hasil dari pengalaman. Perubahan perilaku yang dimaksud yaitu
perubahan perilaku untuk menjadi lebih baik. Misalnya, peserta didik belum paham,
setelah belajar akan menjadi paham, peserta didik tidak memiliki keterampilan,
akan menjadi memiliki keterampilan melalui kegiatan belajar.

Sanjaya (2013, hal. 112) menyatakan bahwa belajar merupakan proses


perubahan perilaku seseorang akibat dari latihan dan pengalaman. Belajar bukan
hanya sekedar mengumpulkan pengetahuan, tetapi juga proses mental yang terjadi,
sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku pada diri seseorang. Driscoll
(dalam uno, 2017 hal.156) menyatakan ada dua hal yang perlu diperhatikan saat
belajar, yaitu belajar dan hasil belajar. Ketika peserta didik belajar, hasil belajar
dapat dilihat dari kemampuannya melakukan suatu kegiatan yang bersifat menetap,
sebagai hasil dari interaksi peserta didik dengan lingkungan. Hal ini menyatakan
bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar dapat ditandai dengan
perubahan perilaku sebagai suatu kriteria keberhasilan belajar pada diri seseorang
yang belajar. Setiap peserta didik mengalami perubahan tingkah laku dan sikap,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini dapat dilihat dari
perbandingan kemampuan sebelumnya dengan kemampuan setelah mengikuti
pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pengertian belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar


merupakan suatu proses yang dilakukan setiap individu untuk memperoleh
perubahan perilaku yang positif, tidak hanya perkembangan intelektual akan tetapi
sikap dan keterampilan. Peserta didik dalam hal ini akan mengalami perubahan
34

tingkah laku dan nilai sikap, baik langsung maupun tidak langsung. Belajar dapat
terjadi dimana saja, salah satunya dalam pembelajaran di sekolah. Guru berperan
penting dalam pembelajaran, sehingga guru diharapkan memiliki dan mampu
menerapkan strategi pembelajaran tertentu dalam pembelajaran yang sesuai dengan
taraf perkembangan peserta didik dalam belajar.

Belajar dan pembelajaran saling berkaitan satu sama lain antara guru dengan
peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, sehingga terciptalah proses
pembelajaran. Sanjaya (2013, hal.51) menyatakan bahwa pembelajaran adalah
rangkaian kegiatan yang bertujuan dan melibatkan beberapa komponen.
Komponen-komponen dalam pembelajaran, yaitu tujuan, bahan ajar atau materi
pembelajaran, metode atau strategi pembelajaran, media, dan evaluasi. Kegiatan
pembelajaran adalah rancangan kegiatan untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik,
peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka
mencapai kompetensi yang telah diterapkan (Sumantri, 2015, Hal. 3). Briggs
(dalam Rifa’i & Anni, 2015 hal.85) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan
seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa, sehingga
peserta didik memperoleh kemudahan. Seperangkat peristiwa tersebut berasal dari
dalam diri peserta didik dan di sisi lain juga berasal dari pengaruh lainnya, yaitu
dari guru. Guru dalam mengajar harus memahami metode pembelajaran yang
efektif dalam menyampaikan materi pelajaran, sebab mengajar merupakan sebagian
dari pengajaran, sebagai salah satu bentuk pembelajaran. unsur utama dari
pembelajaran adalah pengalaman anak sebagai perangkat kegiatan, sehingga terjadi
proses belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa


pembelajaran adalah proses interaksi guru dengan peserta didik dan lingkungan
untuk mempelajari sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas
berpikir, dan menambah pengetahuan baru pada peserta didik sebagai upaya
meningkatkan kemampuan berpikir dan penguasaan pengetahuan yang baik
35

terhadap materi pelajaran. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan proses untuk
membantu peserta didik, agar dapat belajar dengan baik.
2.6 Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Keberhasilan proses belajar seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor.


Rifa’i & Anni (2015, hal.78-79) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang memberi
kontribusi terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi yang berasal dari dalam
dan luar peserta didik. Kondisi yang berasal dari dalam diri peserta didik mencakup
kondisi fisik, dan kondisi psikis. Sedangkan kondisi yang berasal dari luar peserta
didik mencakup tingkat kesulitan materi yang dipelajari, tempat belajar, iklim,
suasa lingkungan, dan budaya belajar masyarakat yang akan mempengaruhi
kesiapan, proses, dan hasil belajar.

Sumantri (2015, hal.359) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi


proses belajar mengajar terdiri dari dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal yaitu segala faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik,
contohnya motivasi, perhatian, persepsi, dan kemampuan peserta didik, sedangkan
faktor eksternalnya yaitu segala faktor yang bersumber dari luar diri peserta didik,
contohnya kondisi belajar, dan pemberian penghargaan. Taufiq, Mikarsa, & Prianto
(2016, hal. 5-20) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan
belajar belajar peserta didik di sekolah, tidak dapat dilihat satu persatu karena di
dalam praktiknya terdapat lima unsur yang mempengaruhi belajar, yaitu unsur
tujuan, pribadi peserta didik, bahan pelajaran, perlakuan guru, dan fasilitas. Unsur
tersebut akan terintegrasi dalam interaksi pembelajaran yang diupayakan. Interaksi
pembelajaran akan tampak pada tindakan nyata dalam pengajaran, kepemimpinan,
dan penilaian.

2.7 Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Sudjana (2009, hal. 22) adalah keberhasilan


kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajar.
Pengalaman belajar tersebut didapatkan dari kegiatan belajar yang dilakukan
peserta didik. Hasil belajar menurut Dimyati & Mudjiono (2013, hal. 3-5)
merupakan tingkat penguasaan atau hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
36

mengajar yang dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Ditinjau dari segi guru, tindak mengajar
diakhiri dengan proses hasil belajar, sedangkan dari sisi peserta didik, hasil belajar
merupakan berakhirnya proses belajar. Susanto (2016, hal. 5) menyatakan bahwa
hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada peserta didik, yang menyangkut
aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Hasil belajar diperoleh peserta didik setelah melalui kegiatan belajar.

Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Anitah (2018,


hal.2.7) menyatakan bahwa faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu faktor dari diri sendiri, dan dari luar peserta didik. Faktor dari
dalam peserta didik yang berpengaruh terhadap hasil belajar adalah kecakapan,
minat, bakat, motivasi, usaha, perhatian, kesehatan, serta kebiasaan peserta didik.
Faktor dari luar peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar adalah suasana
kelas, dukungan dari guru, orang tua, maupun teman sekolah. Salah satu hal yang
penting dalam kegiatan belajar yang harus ditanamkan dalam diri peserta didik
adalah bahwa belajar merupakan kebutuhan dirinya. Guru sebagai sutradara dalam
kelas memiliki pengaruh yang besar terhadap proses dan hasil belajar. Oleh karena
itu, guru harus memiliki kompetensi dasar yang menarik, karena hasil belajar
merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.

Bloom (dalam Rifa’i & Anni, 2015 hal.68-71) menyatakan bahwa ada tiga
taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yakni ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Ranah kognitif menggambarkan perilaku yang menekankan pada
aspek intelektual. Ranah afektif menggambarkan tentang perasaan, sikap, minat,
dan hasil. Ranah psikomotorik menggambarkan tentang kemampuan fisik seperti
keterampilan motorik dan saraf. Penelitian ini menekankan pada ranah belajar
kognitif yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual. Kemampuan kognitif
adalah kemampuan berpikir yang terdiri dari mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Kemampuan mengingat berarti
kemampuan mengingat materi pelajaran sebelumnya. Pada tingkat ini, peserta didik
dituntut untuk mengetahui adanya konsep, atau fakta, tanpa harus memahami.
37

Kemampuan memahami berarti kemampuan untuk mengungkap makna dari


materi. Pada tingkat ini, peserta didik dituntut untuk memahami, sesuatu hal yang
berkenaan dengan materi. Kemampuan menerapkan berarti kemampuan
menerapkan materi dalam bentuk produk, seperti wawancara, atau simulasi. Pada
tingkat ini, peserta didik dituntut untuk mampu menggunakan teori secara tepat.
Kemampuan menganalisis berarti kemampuan untuk membedakan bagian dari
bahan kedalam komponen sehingga memudahkan pemahaman. Pada tingkat ini,
peserta didik dituntut untuk mampu menganalisis suatu bahan pengetahuan dan
menemukan hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain.
Kemampuan mengevaluasi berarti kemampuan menilai suatu bahan pelajaran untuk
tujuan tertentu. Kemampuan mengkreasi berarti kemampuan untuk
mengaplikasikan konsep mata pelajaran menjadi suatu produk, sehingga
membentuk makna tertentu (Rifa’i & Anni, 2015 hal.68-71).

Hasil penelitian yang mendukung teori ini antara lain dilakukan oleh Wahyu,
Matnuh, & Triani (2014) (2014, hal. 530) dari Universitas Lambung Mangkurat
dalam Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol. 4 No. 7, dengan judul Hubungan
Penggunaan Media Pembelajaran dengan Hasil Belajar PKN pada Peserta didik
Kelas X dan XI di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin. Hasil penelitiannya
membuktikan bahwa media pembelajaran memiliki hubungan yang signifikan
dengan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat
disarankan bahwa guru lebih memperhatikan kebutuhan peserta didik, dan
menggunakan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik dapat meningkat apabila guru
menggunakan media pembelajaran sebagai sarana pembelajaran.
Menurut Gagne (Susanto A. , Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah
Dasar., 2019, hal. 1) “Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Bagi Gagne, belajar
dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

Menurut Hamalik (Susanto A. , Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah


Dasar., 2019) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri
38

seseorang yang dinyatakan dalam caracara bertingkah laku yang baru berkat
pengalaman dan latihan.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses


perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Menurut teori Behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai


akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar
merupakan bentuk perubahan yang dialami peserta didik dalam hal kemampuannya
untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi stimulus dan
respon.

Dari beberapa teori belajar yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah proses dimana otak mencari suatu pemahaman mengenai fenomena
dan pengetahuan seputar kehidupan, sehingga akan membawa perubahan pada
perkembangan diri seseorang. Individu yang telah mengalami proses belajar akan
lebih hati-hati dalam mengambil keputusan. Ia akan lebih bahagia dalam
kehidupannya bila dibandingkan dengan individu yang tidak pernah mengalami
proses belajar.

Dalam teorinya yang disebut The domains of learning, Gagne (Susanto A. ,


Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar., 2019, hal. 2) menyimpulkan
bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima
kategori, yaitu:

1) Ketarampilan motoris
Keterampilan motoris adalah keterampilan yang diperlihatkan dari berbagai
gerakan badan, misalnya menulis, menendang bola, bertepuk tangan,
berlari, dan meloncat.
2) Informasi verbal
Informasi ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan otak atau inteligensi
seseorang, misalnya seseorang dapat memahami sesuatu dengan berbicara,
39

menulis, menggambar, dan sebagainya yang berupa simbol yang tampak


(verbal).
3) Kemampuan intelektual
Selain menggunakan simbol verbal, manusia juga mampu melakukan
interaksi dengan dunia luar melalui kemampuan inteleknya, misalnya
mampu membedakan warna, bentuk dan ukuran.
4) Strategi kognitif
Gagne menyebutkannya sebagai organisasi keterampilan yang internal
(internal organized skill), yang sangat diperlukan untuk belajara mengingat
dan berpikir. Kemampuan kognitif ini lebih ditujukan ke dunia luar, dan
tidak dapat dipelajari dengan sekali saja memerlukan perbaikan dan latihan
terus-menerus.
5) Sikap (attitude)
Sikap merupakan faktor penting dalam belajar, karena tanpa kemampuan ini
belajar tidak akan berhasil dengan baik. Sikap seseorang dalam belajar akan
sangat memengaruhi hasil yang diperoleh dari belajar tersebut. Sikap akan
sangat tergantung pada pendirian, kepribadian, dan keyakinan yang tidak
dapat dipelajari atau dipaksakan, tetapi perlu kesadaran diri yang penuh.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Dalyono (2012,


hal. 55) adalah:

1) Faktor internal (dalam diri)

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap


kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek,
batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.

Kesehatan rohani (jiwa) kurang baik, misalnya mengalami gangguan


pikiran, perasaan kecewa karena konflik dengan orang tua atau karena sebab
lainnya, ini dapat menggangu atau mengurangi semangat belajar. Seseorang yang
memiliki inteligensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun
cenderung baik. Sebaliknya orang yang inteligensinya rendah, cenderung
mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir, sehingga prestasi belajarnya
40

pun rendah. Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar.
Misalnya, belajar main piano, apabila diamemiliki bakat musik, akan lebih mudah
dan cepat pandai dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki bakat itu.

Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena


keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang
baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung
menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan
menghasilkan prestasi yang rendah.

Motivasi berbeda dengan minat. Motivasi adalah daya penggerak atau


pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Yang bisa berasal dari dalam diri
dan juga dari luar Motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik) yaitu dorongan
yang datang dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya
sesuatu. Atau dapat juga karena dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan
bidang yang dipelajari. Motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan
yang datang dari luar diri (lingkungan), misalnya dari orang tua, guru, teman, dan
anggota masyarakat.

Belajar harus ada istirahat untuk memberi kesempatan kepada mata, otak
serta organ tubuh lainnya untuk memperoleh tenaga kembali. Belajar disekolah
memiliki teknik atau cara-cara tertentu, antara lain harus sarapan pagi terlebih
dahulu, hadir di sekolah 15 menit sebelum masuk, duduk di tempat yang sesuai
dengan kondisi tubuh dan sebagainya. Belajar di rumah perlu memperhatikan
kondisi dan lingkungannya. Ada sebagian orang belajar, harus hidup radio atau tape
recorder. Alasannya kalau sepi pikirannya jadi menghayal. Kebiasaan belajar
seperti ini kurang baik. Bagi otak tentu lebih baik sedikit gangguan daripada
banyak, agar dapat bekerja dengan lancar. Karena itu, perlu diusahakan setiap
belajar dijauhkan semua yang dapat mengganggu otak supaya bahan yang dipelajari
dapat diterima dan disimpan dengan baik.
41

2) Faktor eksternal (dari luar diri)

Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup


atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang
tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anak, tenang atau
tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil
belajar anak.

Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan


kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan,
jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib di sekolahdan sebagainya, semua ini
turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.

Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari


orangorang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi
dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi
sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan banyak anak-anak yang nakal, tidak
bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat
dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar berkurang.

Keadaan lalu lintas yang membisingkan, suara hiruk-pikuk orang di sekitar,


suara pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas, semuanya ini akan
mempengaruhi kegairahan belajar. Sebaliknya, tempat yang sepi dengan iklim yang
sejuk, ini akan menunjang proses belajar.

Hakikat Pembelajaran

Menurut Suprijono (2014) pembelajaran berdasarkan makna leksisial


berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Pembelajaran merupakan dialog
interaktif, proses organic dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya
pengajaran. Sementara Menurut Trianto (2011, hal. 17).

Pembelajaran adalah aspek kegiatan yang kompleks dan tidak dapat


dijelaskan sepenuhnya. Secara sederhana, pembelajaran dapat
diartikan sebagai produk interaksi berkelanjtan antara
pengembangan dan pengalaman hidup. Pada hakikatnya.
42

Trianto (2011) mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan usaha


sadar dari seorang guru untuk membelajarkan peserta didik (mengarahkan interaksi
peserta didik dengan sumber belajar lain) dengan maksud agar tujuannya dapat
tercapai. Dari uraiannya tersebut, maka terlihat jelas bahwa pembelajaran itu adalah
interaksi dua arah dari guru dan peserta didik, diantara keduanya terjadi komunikasi
yang terarah menuju kepada target yang telah ditetapkan.

Bedasarkan pendapat mengenai hakikat pembelajaran, pembelajaran pada


hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan
yang ada di sekitar peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong
peserta didik melakukan proses belajar. Pembelajaran juga dikatakan sebagai
proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam melakukan
proses belajar. Peran dari guru sebagai pembimbing bertolak dari banyaknya
peserta didik yang bermasalah. Dalam belajar tentunya banyak perbedaan, seperti
adanya peserta didik yang mampu mencerna materi pelajaran, ada pula peserta
didik yang lamban dalam mencerna materi pelajaran. Kedua perbedaan inilah yang
menyebabkan guru mampu mengatur strategi dalam pembelajaran yang sesuai
dengan keadaan setiap peserta didik. Oleh karena itu, jika hakikat belajar adalah
“perubahan”, maka hakikat pembelajaran adalah “pengaturan”.

1) Komponen-komponen pembelajaran
Adapun komponen-komponen pembelajaran menurut Pane (2017) adalah:
a) Guru.
b) Murid.
c) Tujuan Pembelajaran.
d) Materi pembelajaran.
e) Metode pembelajaran.
f) Alat atau media pembelajaran
g) Evaluasi.
2) Prinsip-prinsip pembelajaran
Beberapa prinsip-prinsip pembelajaran di sekolah dasar menurut Susanto
(2019, hal. 102-104) yaitu:
a) Prinsip motivasi
43

Prinsip motivasi adalah upaya guru untuk menumbuhkan dorongan


belajar, baik dari diri anak maupun dari luar diri anak, sehingga anak
belajar seoptimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
b) Prinsip latar belakang
Prinsip latar belakang adalah upaya guru dalam proses belajar mengajar
memerhatikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan dan sikap yang
telah dimiliki anak agar tidak terjadi pengulangan yang membosankan.
c) Prinsip pemusatan perhatian
Prinsip pemusatan perhatian merupakan usaha untuk memusatkan
perhatian anak dengan jalan mengajukan masalah yang hendak
dipecahkan lebih terarah untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
d) Prinsip keterpaduan
Prinsip ini merupakan hal yang penting dalam pembelajaran. Oleh
karena itu, guru dalam menyampaikan materi hendaknya mengaitkan
suatu pokok bahasan dengan pokok bahasan lainnya, atau subpokok
bahasan dengan subpokok bahasan lain agar anak mendapat gambaran
keterpaduan dalam proses perolehan hasil belajar.
e) Prinsip pemecahan masalah
Merupakan situasi belajar yang dihadapkan pada masalahmasalah. Hal
ini dimaksudkan agar anak peka dan juga mendorong mereka untuk
mencari, memilih, dan menentukan pemecahan masalah sesuai dengan
kemampuannya.
f) Prinsip menemukan
Prinsip menemukan adalah kegiatan menggali potensi yang dimiliki
anak untuk mencari, mengembangkan hasil perolehannya dalam bentuk
fakta dan informasi. Untuk itu, proses belajar mengajar yang
mengembangkan potensi anak tidak akan menyebabkan kebosanan.
g) prinsip belajar sambil bekerja
prinsip ini merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berdasarkan
pengalaman untuk mengembangkan dan memperoleh pengalaman baru.
Pengalaman belajar yang diperoleh melalui bekerja tidak mudah
dilupakan oleh anak. Dengan demikian, proses belajar mengajar yang
44

memberi kesempatan kepada anak untuk bekerja, berbuat sesuatu akan


memupuk kepercayaan diri, gembira, puas karena kemampuannya
tersalur dengan hasil kerjanya.
h) Prinsip belajar sambil bermain
Belajar sambil bermain merupakan kegiatan yang dapat menimbulkan
suasana menyenangkan bagi peserta didik dalam belajar, karena dengan
bermin pengetahuan, keterampilan, sikap, dan daya fantasi anak
berkemban, suasana demikian akan mendorong anak aktif dalam
belajar.
i) Prinsip perbedaan individu
Prinsip perbedaan individu merupakan upaya guru dalam proses belajar
mengajar yang memperhatikan perbedaan individu dari tingkat
kecerdasan, sifat, dan kebiasaan atau latar belakang keluarga.
Hendaknya guru tidak memperlakukan anak seolah-olah sama semua.
j) Prinsip hubungan sosial
Hubungan sosial adalah sosialisasi pada masa anak yang sedang tumbuh
yang banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Kegiatan belajar
hendaknya dilakukan secara berkelompok untuk melatih anak
menciptakan suasana kerja sama dan saling menghargai satu sama
lainnya.
3) Tujuan pembelajaran
Menurut Gagne (Susanto A. , Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah
Dasar., 2019) tujuan pembelajaran terdiri dari 5 komponen yaitu:
a) Keteramplan intelektual
b) Strategi kognitif
c) Informasi verbal
d) Keterampilan motoric
e) Sikap

Tujuan pembelajaran di sekolah adalah untuk memberikan bekal kempuan


dasar baca, tulis hitung, pengetahuan, dan kerampilan dasar yang bermanfaat bagi
45

peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangan serta mempersiapkan mereka


untuk mengikuti pendidikan di SMP.

2.8 Hakikat Pembelajaran IPS

1) Pengertian pembelajaran IPS

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia banyak


dipengaruhi dari perkembangan Social Studies di negara barat. Social Studies
adalah sebutan mata pelajaran IPS yang ada di sekolah luar negeri seperti di
Amerika. Sapriya (2009, hal. 7) menyatakan bahwa “sejumlah teori dan gagasan
Social Studies telah banyak mempengaruhi perkembangan mata pelajaran IPS
sebagai bagian dari sistem kurikulum di Indonesia”. Salah satu lembaga di luar
negeri yang berasal dari Amerika Serikat yang terkenal dengan nama National
Council for Social Studies (NCSS) mendefinisikan dan merumuskan pengertian
Social Studies sebagai berikut:

“Social studies is integrated study of the social sciences and humanities to


promote civic competence. Within the school program, social studies
provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology, archaeology, economics, geography, history, law, philosophy,
political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate
content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary
purpose of social studies is to help young people develop the ability to make
informed and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally
diverse, democratic society in an interdependent world” (Savage &
Armstrong, 1996 hal.9).
Berdasarkan pendapat NCSS, maka Social Studies adalah integrasi dari
berbagai macam disiplin ilmu-ilmu sosial dan ilmu humaniora yang dapat
mengembangkan kemampuan dan kompetensi kewarganegaraan yang dimiliki oleh
peserta didik. Somantri (2001, hal. 14) menjelaskan dan merumuskan tentang IPS
di tingkat sekolah “suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, psikologi,
filsafat, ideologi negara, dan agama yang diorganisasikan dan disajikan secara
ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan”.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa ciri khas pelajaran


IPS adalah adanya integrasi atau perpaduan berbagai mata pelajaran (antropologi,
arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi,
46

agama, dan sosiologi, humaniora, matematika, ilmu alam). Tujuan utama IPS
adalah untuk membantu generasi muda mengembangkan kemampuan dalam
membuat keputusan yang berinformasi dan beralasan untuk kebaikan umum
sebagai warga negara dalam suatu perbedaan kultural, masyarakat demokratis
dalam dunia yang saling tergantung.

Berdasarkan tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang telah dijelaskan di


atas, maka untuk mengembangkan tujuan tersebut diperlukan suatu ruang lingkup
keilmuan untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS di kelas. Yunansah &
Herlambang (2017, hal. 28) menjelaskan beberapa ruang lingkup mata pelajaran
IPS di SMP dan MTs yang dapat dikaji oleh peserta didik, yaitu (1) Sistem sosial
dan budaya, (2) Manusia, tempat, dan lingkungan, (3) Perilaku ekonomi dan
kesejahteraan, (5) Sistem berbangsa dan bernegara.

Menurut Sumaatmadja dalam Siska (2016, hal. 6-7) IPS tidak lain adalah
mata pelajaran atau mata kuliah yang mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya
mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora. Dengan kata lain,
kajian-kajian IPS sangat luas melalui berbagai macam pendekatan-pendekatan,
interdisipliner yang saling berkaitan dengan kehidupan sosial manusia
(humaniora).

Dari beberapa pendapat diatas IPS merupakan mata pelajaran yang


mempelajari kehidupan sosial dari berbagai cabang-cabang ilmu sosial dan
humaniora untuk mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner.

2) Tujuan pembelajaran IPS

Tujuan pendidikan IPS di Indonesia pada dasarnya mempersiapkan para


peserta didik sebagai warga Negara yang menguasai pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat dipergunakan
sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan
berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga Negara
yang baik.
47

Menurut Soematri dalam Siska (2016, hal. 9) tujuan pengajaran IPS di


sekolah sebagai berikut:

1) Pembelajaran IPS ialah untuk mendidik para peserta didik menjadi ahli
ekonomi, politik, hokum, sosiologi, dan pengetahuan sosial lainnya, sehingga
harus terpisah-pisah sesuai dengan body of knowledge masingmasing disiplin
ilmu sosial tersebut.
2) Pembelajaran IPS ialah untuk menumbuhkan warga Negara yang baik. Sifat
warga Negara yang baik akan lebih mudah ditumbuhkan pada peserta didik
apabila guru mendidik mereka dengan jalan menempatkannya dalam konteks
kebudayaan daripada memusatkan perhatian pada disiplin ilmu sosial yang
terpisah-pisah.
3) Pendapat ketiga adalah bentuk kompromi dari pendapat pertama dan kedua
yang menekankan pada organisasi bahan pelajaran harus dapat menampung
tujuan para peserta didik yang meneruskan pendidikan maupun yang terjun
langsung ke masyarakat.
4) Pembelajaran IPS dimaksudkan untuk mempelajari bahan pelajaran closed
area agar mampu menyelesaikan masalah interpersonal maupun
antarpersonal.
5) Karakteristik mata pelajaran IPS
Trianto (2010) menjelaskan ciri-ciri yang terdapat dalam pembelajaran IPS
adalah:
a) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur
geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan,
sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan, dan
agamaMencerminkan berbagai kegiatan dasar dari manusia.
b) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur
keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas
sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema)
tertentu.
c) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar juga menyangkut berbagai
masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan
48

multidisipliner. Kelas pengajaran IPS akan dijadikan laboratorium


demokrasi.
d) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa
dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat,
kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan
masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti
pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.
6) Nilai-nilai dalam pembelajaran IPS
a) Nilai Teoritis
Pembelajaran IPS tidak hanya menyajikan dan membahas kenyataan,
fakta, dan data yang terlepas-lepas, melainkan lebih jauh dari itu yakni
menelaah keterkaitan aspek kehidupan sosial dengan yang lain. Peserta
didik dibina dan dikembangkan daya nalarnya kearah dorongan
mengetahui sendiri kenyataan dan dorong menggali sendiri di lapangan.
b) Nilai Praktis
Pokok bahasan IPS jangan hanya tentang pengetahuan yang konseptual
teoritis belaka, melainkan digali dari kehidupan sehari-hari. Pengetahuan
praktis bermanfaat dalam mengikuti berita, mendengarkan radio,
membaca cerita, menghadapi permasalahan kehidupan sehari-hari.
c) Nilai Edukatif
Dalam proses peningkatan perilaku sosial melalui pembinaan nilai
edukatif, tidak hanya terbatas pada perilaku kognitif, melainkan lebih
mendalam lagi berkenaan dengan perilaku afektifnya. Justru perilaku
inilah yang lebih mewarnai aspek kemanusiaan. Melalui pembelajaran
IPS, perasaan, penghayatan, sikap, kepedulian, dan tanggung jawab
sosial peserta didik ditingkatkan. Kepedulian dan tanggung jawab sosial,
secara nyata dikembangkan dalam pembelajaran IPS untuk mengubah
perilaku peserta didik bekerja sama, gotong-royong, dan membantu
pihak-pihak yang membutuhkan.
49

d) Nilai Ketuhanan
Kekaguman kita sebagai manusia kepada segala ciptaan-Nya baik berupa
fenomena fisikal, alamiah maupun fenomena kehidupan, merupakan
nilai kertuhanan yang strategis sebagai bangsa yang berfalsafah
pancasila. Pendidikan IPS dengan ruang lingkup cakupan yang sangat
luas, menjadi landasan kuat bagi penanaman dan pengembangan nilai
ketuhanan yang menjadi kunci kebahagiaan kita, baik lahir maupun
batin. Nilai ketuhanan ini menjadi landasan moralitas SDM masa kini
dan masa yang akan datang.

2.9 Hakikat Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tingkat

SMP/MTs

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia banyak


dipengaruhi dari perkembangan Social Studies di negara barat. Social Studies
adalah sebutan mata pelajaran IPS yang ada di sekolah luar negeri seperti di
Amerika. Sapriya (2009, hal. 7) menyatakan bahwa “sejumlah teori dan gagasan
Social Studies telah banyak mempengaruhi perkembangan mata pelajaran IPS
sebagai bagian dari sistem kurikulum di Indonesia”. Salah satu lembaga di luar
negeri yang berasal dari Amerika Serikat yang terkenal dengan nama National
Council for Social Studies (NCSS) mendefinisikan dan merumuskan pengertian
Social Studies sebagai berikut:

“Social studies is integrated study of the social sciences and humanities to


promote civic competence. Within the school program, social studies
provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology, archaeology, economics, geography, history, law, philosophy,
political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate
content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary
purpose of social studies is to help young people develop the ability to make
informed and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally
diverse, democratic society in an interdependent world” (Savage &
Armstrong, 1996 hal.9).
Berdasarkan pendapat NCSS, maka Social Studies adalah integrasi dari
berbagai macam disiplin ilmu-ilmu sosial dan ilmu humaniora yang dapat
50

mengembangkan kemampuan dan kompetensi kewarganegaraan yang dimiliki oleh


peserta didik. Somantri (2001, hal. 14) menjelaskan dan merumuskan tentang IPS
di tingkat sekolah “suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, psikologi,
filsafat, ideologi negara, dan agama yang diorganisasikan dan disajikan secara
ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan”.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa ciri khas pelajaran


IPS adalah adanya integrasi atau perpaduan berbagai mata pelajaran (antropologi,
arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi,
agama, dan sosiologi, humaniora, matematika, ilmu alam). Tujuan utama IPS
adalah untuk membantu generasi muda mengembangkan kemampuan dalam
membuat keputusan yang berinformasi dan beralasan untuk kebaikan umum
sebagai warga negara dalam suatu perbedaan kultural, masyarakat demokratis
dalam dunia yang saling tergantung.

Berdasarkan tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang telah dijelaskan di


atas, maka untuk mengembangkan tujuan tersebut diperlukan suatu ruang lingkup
keilmuan untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS di kelas. Yunansah &
Herlambang (2017, hal. 28) menjelaskan beberapa ruang lingkup mata pelajaran
IPS di SMP dan MTs yang dapat dikaji oleh peserta didik, yaitu (1) Sistem sosial
dan budaya, (2) Manusia, tempat, dan lingkungan, (3) Perilaku ekonomi dan
kesejahteraan, (5) Sistem berbangsa dan bernegara.

2.10 Karakteristik Media Pembelajaran Berbasis Adobe Animate CC

Pembelajaran IPS kurang menekankan pada keterampilan proses serta


pemahaman peserta didik terhadap materi pluralitas masyarakat Indonesia belum
optimal. Selain itu, guru juga kurang memanfaatkan media pembelajaran yang
bervariasi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini untuk mengembangkan salah
satu media pembelajaran yang interaktif yang dapat mendorong peserta didik
mampu belajar secara optimal baik belajar mandiri maupun belajar di ruangan.
Penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia teknologi memudahkan
pengguna dalam mengoperasikan perangkat lunak yang digunakan, karena dapat
51

dioperasikan dimana dan kapan saja, yang paling penting harus terdapat perangkat
keras untuk menjalankan perintah dari perangkat lunak tersebut, yaitu penggunaan
komputer, laptop, dan smartphone. Media pembelajaran interaktif merupakan salah
satu media yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran
kepada peserta didik dengan sangat efektif dan efisien. Media pembelajaran
interaktif dapat membuka berbagai peluang interaksi pengguna dengan media.
Untuk menciptakan interaktivitas yang baik diperlukan pengetahuan yang tinggi
tentang antarmuka dan teknik pemrograman.

Media Adobe Animate CC untuk pembelajaran materi pluralitas masyarakat


Indonesia merupakan media multimedia yang dikembangkan dengan aplikasi
Adobe Animate CC. Adobe Animate CC merupakan sebuah aplikasi atau program
multimedia yang diciptakan khusus untuk membuat animasi dan gambar yang
sangat menarik untuk keperluan pemgembangan situs web yang interaktif. Media
dikemas dalam bentuk aplikasi yang dapat dioperasikan secara mandiri. Media
berisi kompetensi yang akan dicapai, bahan ajar, dan kuis. Kompetensi yang akan
dicapai mengacu pada tujuan pembelajaran, bahan ajar berisi materi pluralitas
masyarakat Indonesia, video, serta kuis yang berisi soal latihan untuk mengukur
pemahaman peserta didik.

Pemanfaatan media pembelajaran berbasis multimedia, peserta didik lebih


mudah memahami materi pelajaran, tertarik dan lebih termotivasi dalam belajar.
Pengembangan media dengan memanfaatkan aplikasi Adobe Animate CC pada
mata pelajaran IPS, diharapkan proses belajar mengajar akan lebih interaktif,
efektif, dan bermakna.

2.11 Penelitian yang Relevan

Tinjauan hasil-hasil penelitian berisi tinjauan kritis terhadap hasil-hasil


penelitian yang pernah dilakukan. Hasil penelitian tersebut peneliti gunakan
sebagai referensi dalam melaksanakan penelitian. Penelitian yang dilakukan ini
merupakan penelitian baru, sehingga penelitian terdahulu hanya digunakan sebagai
52

referensi dalam pelaksanaan penelitian. Berikut ini hasil penelitian-penelitian


terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya:

1) Meldian (2018, hal. 232) dari Universitas Syiah Kuala melakukan penelitian
dengan judul “Efektivitas Pemanfaatan Multimedia Berbasis Macromedia
Flash Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Terpadu Peserta didik Di
MTsN 4 Banda Aceh”. Kesimpulan yang didapatkan yaitu pemanfaatan
multimedia berbasis Macromedia Flash efektif dapat meningkatkan hasil
belajar IPS Terpadu peserta didik di MTsN 4 Banda Aceh.
Perbedaan : Penelitian yang dilakukan oleh Meldian dilakukan di MTsN 4
Banda Aceh, sedangkan penulis melakukan penelitian di SMPN 1 Tarogong
Kidul,
2) Nurhasana (2021, hal. 81) dari Universitas PGRI Palembang telah melakukan
penelitian yang berjudul “Efektivitas Media Pembelajaran IPS Berbasis
Macromedia Flash Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta
didik SD”. Dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa media
pembelajaran IPS berbasis Macromedia Flash efektif meningkatkan motivasi
dan hasil belajar peserta didik SD kelas IV.
Perbedaan : Penelitian yang dilakukan oleh Nurhasana dilakukan untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS pada jenjang pendidikan SD,
serta menggunakan jenis desain penelitian pre-test and post-test control
group design sedangkan penulis dilakukan untuk mengetahui hasil belajar
peserta didik pada jenjang SMP, dan penelitian menggunakan desain non-
equivalent control group design.
3) Aditiany & Rani (2021, hal. 18) dari Universitas Kuningan telah melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Macromedia Flash
Terhadap Hasil Belajar Peserta didik (Studi Quasi Eksperimen Pada Mata
Pelajaran IPS Kelas VIII di SMP Negeri 3 Kuningan)”. Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelas
yang menggunakan media pembelajaran Macromedia Flash dengan kelas
yang menggunakan media pembelajaran Power Point, dimana rata-rata hasil
belajar kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan rata-rata hasil belajar
53

kelas. Terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik antara kelas yang
menggunakan media pembelajaran Macromedia Flash dengan kelas yang
menggunakan media pembelajaran Power Point, dimana rata-rata
peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan rata-
rata peningkatan hasil belajar kelas kontrol.
Perbedaan : Penelitian yang dilakukan Aditiany dan Tania melakukan
penelitian pengaruh media pembelajaran Macromedia Flash, sedangkan
penulis melakukan penelitian efektivitas media pembelajaran Adobe Animate
CC.
4) Afifah (2019) dari Universitas Negeri Semarang telah melakukan penelitian
yang berjudul “Keefektifan Media Pembelajaran Adobe Animate CC
Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar IPA Peserta didik Kelas III SDN
Poncol 01 Kota Pekalongan”. Disimpulkan bahwa media Adobe Animate CC
efektif terhadap motivasi dan hasil belajar IPA materi gerak benda dan energi
pada peserta didik kelas III. Adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar
peserta didik melalui penggunaan media pembelajaran Adobe Animate CC
berbentuk aplikasi komputer, maka disarankan agar laptop dan LCD yang
sudah tersedia harus dimanfaatkan dengan baik. Perbedaan : Penelitian yang
dilakukan Afifah melakukan penelitian keefektifan media pembelajaran
berbasis adobe animate cc pada mata pelajaran IPS, sedangkan penulis
melakukan penelitian efektivitas media pembelajaran Adobe Animate CC
pada mata pelajaran IPS.
54

2.12 Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPS

Materi Pluralitas Masyarakat


Indonesia
Peserta Didik

Pre-test Pre-test

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Menggunakan Media Adobe Menggunaka n Media


Animate CC Gambar Cetak .

Post-test Post-test

Angket sikap terhadap media Hasil Belajar


Adobe Animate CC

Hasil Belajar

Dibandingkan

Adanya perbedaan hasil belajar peserta didik antara yang


.
menggunakan media pembelajaran berbasis adobe animate creative
cloud dan yang tidak menggunakan media pembelajaran
55

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi,


karena dengan pendidikan manusia dapat memperoleh keterampilan dan ilmu
pengetahuan sebagai bekal hidup dimasa depan. Untuk memperoleh keterampilan
dan ilmu pengetahuan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah
melalui pembelajaran. Pendidikan menjadi salah satu fungsi sosial yang berjalan
seiring dengan peradaban termasuk peradaban di era Society 5.0. Media
pembelajaran salah satu sumber belajar yang dapat membantu proses belajar
mengajar. Pendidikan IPS merupakan hal yang berbeda dengan ilmu sosial lainnya.
Pendidikan IPS merupakan adaptasi dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang
dijadikan satu keterpaduan dalam satu wadah yaitu pendidikan IPS. Begitu juga
halnya dengan pembelajaran IPS yang merupakan implementasi pendidikan IPS di
sekolah. Penggunaan media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam proses belajar
mengajar pembelajaran IPS, agar peserta didik dapat menyerap materi belajar
dengan baik dan kegiatan belajar menjadi lebih efektif.

Berdasarkan penelitian terdahulu Proses Belajar Mengajar tersebut belum


terlaksana dengan baik, masih banyak peserta didik yang mendapatkan nilai yang
belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan pada
mata pelajaran. Salah satunya adalah pada mata pelajaran Pluralitas Masyarakat.
Kemudian kurangnya minat peserta didik masih sibuk sendiri dan kurang
memperhatikan guru saat menjelaskan serta sibuk memainkan pulpen, pensil atau
alat tulis yang lain serta ketertarikan terhadap penataran IPS Terpadu. Hasil belajar
peserta didik belum efektif serta hasilnya belum memuaskan. Untuk mengatasi
masalah itu, maka kualitas dari pengajaran harus ditingkatkan serta didukung oleh
faktor-faktor lainnya.

Hal ini terlihat dari hasil belajar yang terjadi di SMPN 1 Tarogong Kidul
pada kelas VIII, guru kurang memanfaatkan media pembelajaran yang bervariasi,
sehingga terjadi beberapa masalah yang terjadi pada saat proses pembelajaran
diantaranya peserta didik cenderung tidak memperhatikan saat proses pembelajaran
berlangsung sehingga peserta didik tidak memahami materi pelajaran, peserta didik
kurang antusias dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), serta peserta
didik kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian,
56

berdasarkan data perolehan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS kelas
VIII masih banyak peserta didik yang tidak mencapai nilai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yang diharapkan. Nilai KKM pada mata pelajaran IPS yaitu 75.

Peningkatan hasil belajar peserta didik, dipengaruhi oleh media


pembelajaran, guru dapat menerapkan suatu media pembelajaran yang efektif
dalam meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, salah satunya adalah
melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang
maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut Media Pembelajaran.
Media ini akan membantu peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Dalam
proses belajar mengajar dengan menggunakan media audio visual, peserta didik
bersama-sama melihat dan mendengarkan materi ajar, mendiskusikan materi, saling
memberikan arahan, saling memberi pertanyaan dan jawaban.

Penerapan media pembelajaran ini dengan adanya metode penelitian


kuantitatif yang dapat membantu penelitian tersebut mendapatkan hasil belajar
peserta didik, karena metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik, dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Pendekatan kuantitatif
bertujuan untuk menguji teori, dan membangun fakta, menunjukkan gabungan antar
variabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen kuasi. Menurut Sugiyono
(2015, hal.75) penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan.

Berdasarkan bentuk desain dari metode eksperimen kuasi (Quasi


Experimental Design), desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent
Control Group Design. Dimana kelas eksperimen maupun kelas kontrol tidak
dipilih secara random. Kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan tes awal (pre-
test). Kedua kelompok mendapatkan perlakuan berbeda, dimana kelas eksperimen
menggunakan media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC dan kelas kontrol
57

menggunakan media gambar cetak dan diakhiri dengan tes akhir (post-test) untuk
masing-masing kelas.

Dari hasil belajar peserta didik untuk mendapatkan keberhasilan kemampuan


yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajar tersebut
didapatkan dari kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Hasil belajar juga
dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

2.13 Hipotesis

Sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang diteliti, penulis


mengemukakan hipotesis sebagai berikut:
Ho : Penggunaan media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC tidak efektif
terhadap hasil belajar IPS.
Ha : Penggunaan media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC efektif
terhadap hasil belajar IPS.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Desain Penelitian

Pendekatan penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode penelitian


kuantitatif dapat diartikan sebagai metode yang digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan. Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, dan
membangun fakta, menunjukkan gabungan antar variabel, memberikan deskripsi
statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya.

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Menurut


Sugiyono (2015, hal.75) penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan.

Berdasarkan bentuk desain dari metode eksperimen, peneliti menggunakan


metode penelitian eksperimen kuasi (Quasi Experimental Design), desain
penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Dimana
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
Kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan tes awal (pre-test). Kedua kelompok
mendapatkan perlakuan berbeda, dimana kelompok eksperimen menggunakan
media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC dan kelompok kontrol
menggunakan media gambar cetak dan diakhiri dengan tes akhir (post-test) untuk
masing-masing kelompok.

58
59

Desain penelitian dapat digambarkan seperti dibawah ini:

Tabel 3. 1 Pola desain Nonequivalent Control Group Design

Kelas Pretest Perlakukan Posttest


Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
(Sugiyono, 2015, hal.74)
Keterangan :
O1 : Pretest
O3 : Pretest
X : Perlakukan Model Pembelajaran
O2 : Post-test
O4 : Post-test

3.2 Partisipan Penelitian

Partisipan adalah semua orang atau manusia yang berpartisipasi atau ikut
serta dalam suatu kegiatan. Menurut pandangan dari Sumarto (2003, hal. 17)
partisipan yaitu:
“Pengambilan bagian atau keterlibatan orang atau masyarakat dengan cara
memberikan dukungan (tenaga, pikiran maupun materi) dan tanggung jawabnya
terhadap setiap keputusan yang telah diambil demi tercapainya tujuan yang telah
ditentukan bersama”.
Dalam penelitian ini peneliti melibatkan beberapa partisipan yaitu:
1) SMP Negeri 1 Tarogong Kidul
Kegiatan penelitian tentunya memerlukan tempat penelitian yang akan
dijadikan sebagai latar untuk memperoleh data yang diperlukan guna
mendukung tercapainya tujuan penelitian. Penelitian ini bertempat di
Sekolah Menengah Pertama 1 Tarogong Kidul, Jl. Subyadinata No. 81
Garut.
60

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tarogong Kidul, karena berbagai


pertimbangan antara lain:
a) Sebelumnya belum ada penelitian tentang media pembelajaran Adobe
Animate Creative Cloud dalam hasil belajar peserta didik.
b) Tepat dan sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan dalam penelitian ini
(relevan) karena pada saat melakukan penelitian peserta didik
diperbolehkan sementara untuk membawa handphone ke sekolah dengan
pertimbangan-pertimbangan tertentu.
c) SMP Negeri 1 Tarogong Kidul belum pernah menggunakan media
pembelajaran berbasis Adobe Animate CC khususnya pada mata pelajaran
IPS.
d) SMP Negeri 1 Tarogong Kidul memberikan izin untuk melakukan
penelitian.
2) Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tarogong Kidul
H. Agus Sutisna, S.Pd., M.Pd. adalah sebagai Kepala sekolah SMP Negeri
1 Tarogong Kidul. Pada penelitian ini kepala sekolah membantu proses
perizinan dalam penelitian yang akan dilakukan. Dalam pertimbangannya
kepala sekolah memberikan informasi tentang profil sekolah, akademik
kepeserta didikan, kurikulum, fasilitas, dan kegiatan peserta didik ekskul
(Ekstra kurikuler).
3) Guru Mata Pelajaran IPS SMP Negeri 1 Tarogong Kidul
Kegiatan penelitian ini memerlukan pengetahuan tentang bagaimana
interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar,
khususnya dalam penelitian ini berfokus pada salah satu Guru IPS di
sekolah SMP Negeri 1 Tarogong Kidul. Agar dapat mengetahui bagaimana
penggunaan media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC, peneliti
menjaring informasi berupa data baik dari interaksi, proses belajar
mengajar, maupun kegiatan evaluasi hasil belajar dengan menggunakan
media pembelajaran tersebut.
61

4) Peserta didik SMP Negeri 1 Tarogong Kidul


Penelitian ini berfokus pada peserta didik kelas VIII. Karena peserta didik
kelas VIII terdapat permasalahan terhadap hasil belajar yang kurang dari
nilai KKM.

3.3 Subjek Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Menurut Sundaya (2015, hal.15) “Populasi didefinisikan sebagai keseluruhan


subjek atau objek yang menjadi sasaran penelitian yang mempunyai karakteristik
tertentu” Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII SMPN 1 Tarogong Kidul
tahun ajaran 2021/2022.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1
Tarogong Kidul. Adapun anggota populasi penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 3. 2 Populasi Penelitian

Jenis Kelamin
No Kelas Program Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 VIII-A 20 14 34
2 VIII-B 17 19 36
3 VIII-C 19 15 34
4 VIII-D 19 15 34
5 VIII-E 15 19 34
6 VIII-F 20 16 36
7 VIII-G 20 16 36
8 VIII-H 19 16 35
9 VIII-I 19 15 34
10 VIII-J 17 16 33
Sumber : (Kabag Kurikulum SMP Negeri 1 Tarogong Kidul,2021)
62

3.3.2 Sampel Penelitian

Menurut Sundayana (2015, hal.15) “sampel adalah sejumlah (tidak semua)


hal yang di observasi yang relevan dengan masalah penelitian, dan tentunya subjek
atau objek yang diteliti tersebut”. Sampling atau biasa disebut dengan teknik
sampling merupakan teknik atau cara yang digunakan peneliti untuk mengambil
sampel penelitian yang akan diteliti. Teknik pengambilan sampling adalah suatu
teknik atau cara mengambil sampel yang representatif dari populasi, pengambilan
sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-
benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan populasi yang
sebenarnya. (Subana, 2005, hal.25)
Untuk menentukan sampling penelitian berikut, peneliti menggunakan teknik
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2015, hal.85) purposive sampling adalah
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Hal
tersebut dilakukan karena peneliti melihat hasil belajar peserta didik yang rata-
ratanya dibawah KKM, dengan itu peneliti mengambil sample dari populasi kelas
yang memiliki nilai terendah dari kelas lain.
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai peneliti yaitu memperoleh data dari
hasil belajar peserta didik antara yang menggunakan media pembelajaran berbasis
Adobe Animate CC dan dengan yang tidak menggunakan media pembelajaran,
peneliti mengambil kelas VIII J dan VIII G sebagai objek penelitian karena kelas
tersebut dirasa mampu mewakili karakteristik populasi yang diinginkan.
Tabel 3. 3 Sampel Penelitian

Jenis Kelamin
No Kelas Program Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 VIII-G 20 16 36
2 VIII-J 17 16 33
Jumlah 37 32 69
Sumber : (Kabag Kurikulum SMP Negeri 1 Tarogong Kidul,2021)
63

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Tarogong Kidul. Penelitian ini


mulai dilaksanakan di bulan 14 September - 09 November 2021.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian yang berjudul “Efektivitas Media


Pembelajaran Berbasis Adobe Animate Creative Cloud Terhadap Hasil Belajar
IPS”, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Berikut penjelasan mengenai
variabel terikat dan variabel bebas pada penelitian ini.
a. Variabel bebas : Pembelajaran menggunakan media
(X) berbasis Adobe Animate CC
b. Variabel terikat : Hasil belajar IPS
(Y)

3.6 Definisi Operasional

3.6.1 Media Pembelajaran Adobe Animate CC

Media pembelajaran semakin berkembang dari waktu ke waktu, mulai dari


media audio, visual, audio visual, dan multimedia. Media pembelajaran berbasis
multimedia cenderung lebih interaktif, karena gabungan dari media teks, gambar,
video, dan animasi dalam satu program berbasis komputer. Pembuatan media
pembelajaran berbasis komputer dapat dilakukan dengan mengoperasikan
perangkat lunak, salah satu media yang memanfaatkan perangkat lunak yaitu media
Adobe Animate Creative Cloud yang dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan
sebagai media pembelajaran (Arsyad, 2017, hal.11). Adobe Animate CC digunakan
untuk menampilkan multimedia yang berbentuk audio dan visual yang dimuat
dalam bentuk aplikasi yang menyajikan materi pembelajaran. Media yang menarik
dan menyenangkan dapat memberikan manfaat seperti meningkatkan hasil belajar
64

peserta didik. Media pembelajaran juga dapat memperjelas penyajian informasi


sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. (Saputro, 2018, hal. 19)

3.6.2 Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Sudjana (2009, hal. 22) adalah keberhasilan


kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajar.
Pengalaman belajar tersebut didapatkan dari kegiatan belajar yang dilakukan
peserta didik. Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku,
baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar Susanto (2016, hal. 5).

3.7 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis instrumen yaitu tes dan
non tes. Instrumen tes yang dilakukan adalah dua bentuk tes yaitu tes awal (pre test)
dan tes akhir (post-test) secara tertulis dengan soal yang sama. Sedangkan
instrumen non tes adalah angket respon peserta didik dan lembar observasi yang
digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan penggunaan media pembelajaran
berbasis Adobe Animate CC.

1) Instrumen Tes
Bentuk instrumen penelitian ini adalah tes objektif pilihan ganda
dengan empat alternatif jawaban. Sistem penskoran yang digunakan adalah
penskoran tes objektif. Menurut Nurgiyantoro (2010, hal. 60) jawaban
terhadap tes objektif bersifat pasti dan dikhotomis, hanya ada satu
kemungkinan jawaban yang benar. Jika peserta didik tidak menjawab
“seperti itu” (opsi atau jawaban yang benar) dinyatakan salah, dan tidak ada
bobot atau skala terhadap jawaban suatu butir soal seperti halnya pada tes
uraian. Setiap butir soal hanya membutuhkan satu jawaban. Oleh karena itu,
peserta didik diarahkan untuk menjawab setiap butir soal dengan satu
jawaban. Skor-skor tersebut dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan
65

analisis. Tes tersebut dimaksudkan untuk mengukur hasil belajar IPS


peserta didik.
Soal tes awal (pre-test) digunakan untuk mengetahui hasil belajar
peserta didik sebelum diberi perlakuan. Sedangkan test akhir (post-test)
digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah
pembelajaran selesai dilakukan. Hasil dari instrumen tes ini tidak lain untuk
mengetahui efektivitas media pembelajaran berbasis adobe animate
creative cloud terhadap hasil belajar IPS.
Untuk mendapatkan instrumen penelitian yang baik, terlebih dahulu
dilakukan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.
Menurut Sundayana (2015, hal. 60) cara menentukan uji coba
instrumen penelitian adalah sebagai berikut :
a) Menentukan Validitas Instrumen Penelitian
Arikunto (dalam Sundayana, 2015, hal.60) berpendapat bahwa,
“validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan dalam suatu instrumen”. Suatu instrumen dikatakan valid
apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara
tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana
data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel
yang dimaksud.
Untuk mengukur kemampuan peserta didik maka instrumen harus
diuji cobakan dahulu ke kelas yang sudah mendapatkan materi pengaruh
interaksi sosial terhadap kehidupan sosial dan kebangsaan sub materi
Pluralitas Masyarakat Indonesia yaitu kelas IX. Untuk mendapatkan alat
tes yang baik, dilakukan langkah-langkah menggunakan Microsoft Excel
2016 sebagai berikut:
1. Cari skor masing-masing peserta didik (kolom AQ); Pada sel AQ4
memasukkan rumus =SUM(C4:AP4) kemudian enter; untuk jumlah
pada baris berikutnya, cukup dengan meng-copy dari sel AQ4 tarik
ke bawah sampai sel AQ57.
66

2. Setelah diketahui jumlah skor masing-masing peserta didik (Y),


maka pada sheet yang lain buat tabel.
3. Cara pengisian tabel:
a. Untuk data x1 (kolom B) lakukan dengan cara meng-copy dari
data sebelumnya;
b. Untuk data Y (kolom C) lakukan dengan cara meng-copy dari
data sebelumnya, tetapi digunakan paste special, kemudian pilih
values, kemudian OK.
c. Untuk nilai X1Y (Kolom D), sel D4 memasukkan rumus:
=B4*C4
d. Untuk X12 (kolom E), pada sel E4 memasukkan rumus: =B4^2
e. Untuk Y2 (kolom F), pada sel F4 memasukkan rumus: =C4^2
f. Blok sel D4 sampai F4, kemudian copykan pada sel lainnya.
4. Tempatkan kursor pada sel C59, tuliskan rumus berikut:
=CORREL(C4:C57;$AQ$4:$AQ$57)
5. Setelah di enter, maka muncul nilai koefisien korelasi sebesar 0,621;
supaya muncul nilai dengan tiga angka desimal, lakukan format cell,
kemudian angka, ketikkan 3.
6. Untuk nilai koefisien korelasi lainnya, lakukan perintah copy.
7. Untuk pengujian koefisien korelasi yang dihasilkan valid atau
tidaknya, lakukan untuk mengisi ttabel (kolom B) sel B60 dengan
rumus: =TINV(0,05;52) maka hasilnya 2,007
8. Untuk mengisi thitung (kolom B) sel B61 dengan rumus:
=C59*(52/(1-C59^2))^0,5
9. Untuk keterangan/kriteria valid atau tidak, pada sel C62 tuliskan
rumus berikut: =IF(C61>C60;"V";"TV")
10. Jika benar melakukan langkah-langkah tersebut, maka hasil nya
ditunjukan pada tabel 3.2
67

Tabel 3. 4 Rekapitulasi Perhitungan Validitas Tiap Butir Soal

No Soal Koef. Korelasi thitung ttabel Keterangan


1 0.6206 5.708 2.007 Valid
2 0.6416 6.031 2.007 Valid
3 0.2566 1.914 2.007 Tidak Valid
4 0.4708 3.848 2.007 Valid
5 0.2782 2.088 2.007 Valid
6 0.2403 1.785 2.007 Tidak Valid
7 0.5214 4.407 2.007 Valid
8 0.2349 1.743 2.007 Tidak Valid
9 0.3403 2.609 2.007 Valid
10 0.5166 4.351 2.007 Valid
11 0.0600 0.433 2.007 Tidak Valid
12 0.5684 4.981 2.007 Valid
13 0.1313 0.955 2.007 Tidak Valid
14 0.0880 0.637 2.007 Tidak Valid
15 0.3000 2.300 2.007 Valid
16 0.4000 2.400 2.007 Valid
17 0.3100 2.351 2.007 Valid
18 0.4195 3.333 2.007 Valid
19 0.2828 2.126 2.007 Valid
20 0.4185 3.323 2.007 Valid
21 0.1286 0.935 2.007 Tidak Valid
22 0.4634 3.771 2.007 Valid
23 0.5257 4.457 2.007 Valid
24 0.3156 2.399 2.007 Valid
25 0.5798 5.131 2.007 Valid
26 0.3809 2.971 2.007 Valid
27 0.3833 2.993 2.007 Valid
28 0.3000 2.200 2.007 Valid
29 0.6060 5.493 2.007 Valid
30 0.3483 2.680 2.007 Valid
31 0.1212 0.881 2.007 Tidak Valid
32 -0.2520 -1.877 2.007 Tidak Valid
68

33 0.5728 5.039 2.007 Valid


34 0.4052 3.196 2.007 Valid
35 0.2629 1.965 2.007 Tidak Valid
36 0.4145 3.285 2.007 Valid
37 0.3453 2.653 2.007 Valid
38 0.7000 2.300 2.007 Valid
39 0.2000 2.400 2.007 Valid
40 3.0000 2.800 2.007 Valid

Berdasarkan tabel 3.2, peneliti telah membuat soal untuk uji


instrumen sebanyak 40 soal kemudian diuji cobakan pada kelas yang
telah melakukan pembelajaran tentang Pluralitas Masyarakat Indonesia
yaitu kelas IX, didapatkan soal yang valid berjumlah 30, soal yang tidak
valid berjumlah 10 soal, maka yang dijadikan sebagai instrumen
penelitian sebanyak 30 soal.

b) Menentukan Reliabilitas Instrumen Penelitian


Reliabilitas instrumen penelitian adalah suatu alat yang memberikan
hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap
sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subyek yang
sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda pula. Tidak
terpengaruh oleh pelaku, situasi dan kondisi. Alat ukur yang
reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang reliabel. Data yang di uji
reliabilitasnya adalah soal-soal dengan kriteria valid.
Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan untuk soal tipe objektif
menggunakan model Split-half dengan bantuan SPSS. Berikut langkah-
langkah mencari reliabilitas:
1. Pada lembar variabel view dari SPSS editor kita definisikan variabel
setiap butir soal dengan nama X1 dan yang terakhir skor. Masukkan
nomor soal yang valid saja. Pada kolom name ketik X1, X2 hingga
butir terakhir dan skor. Ubah angka pada kolom decimal menjadi nol
dan abaikan kolom yang lainnya.
69

2. Buka Data View pada SPSS data editor. Masukkan data sesuai
dengan variabelnya
3. Klik Analyze – Scale - Reliability Analysis sebagai berikut:
Gambar 3. 1 Reliabilitas

4. Pilih semua dan masukkan ke kotak Variabel. Lalu klik menu model
dengan Split-half Klik OK
5. Klik Statistics, pada Descriptives For klik Scale if item deleted. Klik
Continue. Klik OK
6. Koefisien reliabilitas yang dihasilkan dari soal tes instrumen
pada materi pluralitas masyarakat indonesia yang diuji dengan
program SPSS 25.0 adalah sebagai berikut:
70

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .811
N of Items 15a
Part 2 Value .849
N of Items 15b
Total N of Items 30
Correlation Between Forms .805
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .892
Unequal Length .892
Guttman Split-Half Coefficient .890
a. The items are: X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10, X11,
X12, X13, X14, X15.
b. The items are: X16, X17, X18, X19, X20, X21, X22, X23, X24,
X25, X26, X27, X28, X29, X30.

Koefisien relibilitas yang dihasilkan, selanjutnya


menginterpretasikan dengan menggunakan kriteria dari Guilford
(Sundayana, 2015, hal.144) yaitu :
Tabel 3. 5 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas (r) Interpretasi


0,00 ≤ r < 0,20 Sangat Rendah
0,20 ≤ r < 0,40 Rendah
0,40 ≤ r < 0,60 Sedang/Cukup
0,60 ≤ r < 0,80 Tinggi
0,80 ≤ r ≤ 1,00 Sangat Tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan menggunakan SPSS


25.0 diperoleh hasil koefisien reliabilitasnya sebesar 𝑟11 = 0,892.
Terletak diantara 0,80 ≤ r ≤ 1,00. Maka untuk soal test tersebut
dikategorikan kedalam kriteria Sangat Tinggi.
71

c) Menentukan Daya Pembeda


Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk dapat
membedakan antara peserta didik yang pandai berkemampuan tinggi dan
peserta didik yang berkemampuan rendah. Daya pembeda butir soal
dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel 2016 sebagai berikut:
1. Buatlah tabel data hasil uji coba (hanya yang validnya saja)
diurutkan berdasarkan jumlah skor dari yang tertinggi sampai
jumlah skor yang terendah. Lihat tabel 3.5
2. Karena jumlah peserta didik yang terlibat dalam pelaksanaan uji
coba sebanyak 54 orang, maka banyaknya kelompok atas dan
kelompok bawah masing-masing sebanyak 27% x 54 = 15 orang
3. Untuk perhitungan daya pembeda buatlah lembar kerja seperti tabel
3.5, kemudian untuk mengisi sel AG3 tuliskan rumus: =(AD3-
AE3)/AF3)
4. Untuk mengisi sel AG4 dengan mengcopy sel AG3
5. Untuk mengisi sel AH3 isilah dengan fungsi logika IF, dengan
rumus:
=IF(AG3<0;"SangatJelek";IF(AG3<0,2;"Jelek";IF(AG3<0,4;"
Cukup";IF(AG3<0,7;"Baik";"Sangat Baik"))))
Tabel 3. 6 Klasifikasi Daya Pembeda

Koefisien Daya Pembeda Interpretasi


DP ≤ 0,00 Sangat Jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik
(Sundayana, 2015, hal. 77)
Dari hasil perhitungan daya pembeda tiap butir soal yang telah
diujikan, diperoleh hasil sebagai berikut:
72

Tabel 3. 7 Rekapitulasi Perhitungan Daya Pembeda Instrumen Penelitian

No Soal JBA JBB JSA DP Keterangan


1 12 1 15 0.73 Sangat Baik
2 14 2 15 0.87 Sangat Baik
4 11 3 15 0.47 Baik
5 13 7 15 0.40 Baik
7 13 3 15 0.60 Baik
9 13 7 15 0.40 Baik
10 12 2 15 0.67 Baik
12 15 7 15 0.53 Baik
15 10 7 15 0.80 Sangat Baik
16 5 4 15 0.80 Sangat Baik
17 11 8 15 0.27 Cukup
18 11 2 15 0.53 Baik
19 9 3 15 0.33 Cukup
20 12 3 15 0.67 Baik
22 12 6 15 0.40 Baik
23 14 6 15 0.53 Baik
24 10 3 15 0.33 Cukup
25 13 5 15 0.60 Baik
26 10 4 15 0.40 Baik
27 10 3 15 0.47 Baik
28 9 4 15 0.67 Baik
29 14 6 15 0.53 Baik
30 12 6 15 0.40 Baik
33 12 1 15 0.80 Sangat Baik
34 12 5 15 0.53 Baik
36 11 3 15 0.67 Baik
37 14 6 15 0.53 Baik
38 7 7 15 0.73 Sangat Baik
39 10 8 15 0.67 Baik
40 5 2 15 0.20 Cukup
73

Berdasarkan tabel di tersebut daya pembeda soal dengan kriteria


cukup ada 4 soal, daya pembeda soal dengan kriteria baik ada 20 soal, dan
daya pembeda soal dengan kriteria sangat baik ada 6 soal.

d) Menentukan Tingkat Kesukaran


Tingkat kesukaran adalah keberadaan suatu butir soal apakah
dipandang sukar, sedang, atau mudah dalam mengerjakannya
(Sundayana, 2015, hal.77). Rumus yang digunakan untuk mengukur
tingkat kesukaran untuk soal tipe objektif dihitung dengan menggunakan
Microsoft Excel 2016 sebagai berikut:
1. Untuk perhitungan tingkat kesukaran, buatlah lembar kerja seperti
tabel 3.7, kemudian untuk mengisi sel AI3 tuliskan rumus:
=(AD3+AE3)/(2*AF3)
2. Isilah sel AJ3 sampai dengan AJ26 dengan mengcopy sel AI3
3. Untuk sel AJ3 isilah fungsi logika IF dengan rumus:
=IF(AI3=0;"TerlaluSukar";IF(AI3<0,3;"Sukar";IF(AI3<0,7;"
Cukup";IF(AI3<1;"Mudah";"Sangat Mudah"))))
Interpretasi untuk tingkat kesukaran yaitu:
Tabel 3. 8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Koefisien Tingkat Interpretasi


Kesukaran
TK = 0,00 Terlalu Sukar
0,00 < TK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < TK ≤ 0,70 Sedang/Cukup
0,70 < TK ≤ 1,00 Mudah
TK =1,00 Terlalu Mudah

Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran tiap butir soal yang telah
diujikan, diperoleh hasil sebagai berikut:
74

Tabel 3. 9 Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesukaran

No Soal JBA JBB JSA TK Keterangan


1 12 1 15 0.43 Cukup
2 14 2 15 0.53 Cukup
4 11 3 15 0.47 Cukup
5 13 7 15 0.67 Cukup
7 13 3 15 0.53 Cukup
9 13 7 15 0.67 Cukup
10 12 2 15 0.47 Cukup
12 15 7 15 0.73 Mudah
15 10 7 15 0.57 Cukup
16 5 4 15 0.30 Cukup
17 11 8 15 0.63 Cukup
18 11 2 15 0.43 Cukup
19 9 3 15 0.40 Cukup
20 12 3 15 0.50 Cukup
22 12 6 15 0.60 Cukup
23 14 6 15 0.67 Cukup
24 10 3 15 0.43 Cukup
25 13 5 15 0.60 Cukup
26 10 4 15 0.47 Cukup
27 10 3 15 0.43 Cukup
28 9 4 15 0.43 Cukup
29 14 6 15 0.67 Cukup
30 12 6 15 0.60 Cukup
33 12 1 15 0.43 Cukup
34 12 5 15 0.57 Cukup
36 11 3 15 0.47 Cukup
37 14 6 15 0.67 Cukup
38 7 7 15 0.47 Cukup
39 10 8 15 0.60 Cukup
40 5 2 15 0.23 Sukar

Berdasarkan hasil analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan


tingkat kesukaran dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
perangkat instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
awal dan akhir objek penelitian adalah soal nomor 1, 2, 4, 5, 7, 9, 10, 12,
15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 33, 34, 36, 37,
38, 39, dan 40.
75

2) Instrumen Non Tes


a) Angket
Mubin, Stevens, Shahid, Al Mahmud, & Dong (2013, hal. 177)
menyatakan bahwa “angket adalah teknik pengumpulan data dengan
menyerahkan daftar pernyataan untuk diisi oleh responden”. Teknik
pengumpulan data berupa angket ini digunakan untuk mengukur respon
peserta didik terhadap pembelajaran yang dilakukan juga untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti.

Angket diberikan kepada kelas eksperimen yang diteliti yaitu kelas


yang menggunakan media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC.
Pengisian angket dilakukan setelah diberikan perlakuan dan
menyelesaikan post-test.

Skala sikap dalam penelitian ini mengenai respon peserta didik


terhadap penggunaan media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC,
dan respon peserta didik terhadap soal-soal IPS. Skala sikap yang
digunakan pada teknik pengumpulan data berupa angket ini yaitu skala
empat dengan perhitungan angket mengacu pada skala Likert.

b) Lembar Observasi Aktivitas Guru


Lembar observasi aktivitas guru berisi langkah-langkah
pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan.
Di dalam lembar observasi sudah tertulis kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan selama satu kali pertemuan, sehingga observer hanya
membubuhkan tanda ceklis (√) pada kolom “Ya” jika kegiatan pada
lembar aktivitas guru terlaksana dan bubuhkan tanda ceklis (√) pada
kolom “Tidak” jika kegiatan yang ada pada lembar observasi tidak
terlaksana.
76

c) Lembar Observasi Aktivitas Peserta didik


Lembar observasi aktivitas peserta didik berguna untuk
mengobservasi aktivitas peserta didik pada setiap pertemuannya. Pada
lembar observasi ini sudah tertulis kegiatan peserta didik yang
dilaksanakan selama satu kali pertemuan, sehingga observer hanya
membubuhkan tanda ceklis (√) pada kolom “Ya” jika kegiatan pada
lembar aktivitas peserta didik terlaksana dan bubuhkan tanda ceklis (√)
pada kolom “Tidak” jika kegiatan yang ada pada lembar observasi tidak
terlaksana. Berdasarkan lembar observasi tersebut dapat memberikan
gambaran mengenai keterlaksanaan aktivitas guru dan peserta didik pada
saat pembelajaran berlangsung.

d) Teknik Analisis Data


Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dari data
hasil pre-test dan post-test. Setelah data tersebut diperoleh, selanjutnya
dilakukan pengolahan data. Data hasil pre-test dan post-test yang
diperoleh, terlebih dahulu diuji normalitasnya, jika hasil yang didapat
dari pre-test dan post-test berdistribusi normal maka selanjutnya
dilakukan uji homogenitas untuk kedua data tersebut.

Hasil yang didapat dari kedua data tersebut jika kedua data
menghasilkan kedua data bervariansi homogen, maka selanjutnya
dilakukan uji t. tetapi jika salah satu data bervariansi tidak homogen
maka selanjutnya dilakukan uji t’. sedangkan jika salah satu data atau
kedua data tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji dengan uji
statistik non-parametrik yaitu dengan uji Mann Whitney.

Untuk melihat adanya peningkatan hasil belajar IPS peserta didik


digunakan uji Gain ternormalisasi. Uji ini digunakan untuk mengetahui
hasil belajar IPS peserta didik, yang didapat dari hasil pre-test dan post-
test.
77

Langkah-langkah atau teknik analisis data dalam penelitian ini


adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas Data


Untuk menguji data dalam penelitian ini menggunakan rumus
Liliefors (Sundayana, 2015:84). Adapun langkah-langkah uji
Lilliefors menggunakan SPSS 25.0 adalah sebagai berikut:
a. Pada lembar Variabel View dan SPSS editor kita definisikan
variabel nilai dengan nama nilai dan variabel kelas yang
menunjukkan kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II
dengan nama kelas (di mana data value ‘1 = eksperimen dan ‘2
= kontrol)
b. Kemudian pada lembar Data View dari SPSS Data Editor, kita
masukkan data nilai dan kelas kedalam SPSS
c. Klik Analyze – Descriptive Statistic – Explorer
d. kemudian pindahkan variabel nilai yang akan diuji
normalitasnya kedalam Dependent List dan variabel kelas
kedalam Factor List
e. Kemudian klik Plots dan beri tanda check pada kotak di samping
kiri Normality plots With test dan Untransformed
f. Kemudian klik Continue dan klik OK. Output dari Tests of
Normality
g. Penarikan kesimpulan:
Jika nilai Sig. > α maka data berdistribusi normal
Jika nilai Sig. < α maka data berdistribusi tidak normal

2. Uji Mann Whitney


Setelah dilakukan uji normalitas data ternyata salah satu
kelompok sampel tidak berdistribusi normal, maka dilanjutkan
dengan menggunakan Uji Mann Whitney. Menurut Sundayana
78

(2015, hal.157) langkah-langkah Uji Mann Whitney menggunakan


SPSS 25.0 sebagai berikut:
a. Pemasukan data ke SPSS
• Buka lembar kerja baru klik File-New-Data
• Menampilkan variabel view untuk mempersiapkan
pemasukan hasil belajar dan kelas variabel
• Pada variabel pertama ketik hasil belajar dengan type pilih
numeric, kemudian ketik hasil belajar IPS pada label
• Sedangkan pada variabel kedua ketik kelas dengan type
pilih numeric, kemudian ketik kelas pada label
• Klik value, kemudian pilih none
• Dalam pengisian value labels ketik 1 pada value, kemudian
ketik Eksperimen pada label
• Klik Add
• Ketik 2 pada value selanjutnya kemudian ketik Kontrol
pada tabel
• Klik Add dan OK
b. Mengisi data
Setelah nama variabel didefinisikan, langkah selanjutnya adalah
mengisi 32 data hasil belajar IPS dan kelas. Untuk itu,
kembalikan tampilan pada data view
c. Menyimpan data
d. Mengolah data
• Klik Analyze – Non Parametrik Test – 2 independent
sample
• Masukkan Hasil Belajar pada kotak sel Test Variable List
• Masukkan kelas pada kotak Grouping Variable
• Memilih Mann Whitney U pada test type
• Klik Define Grouping
• Memasukkan Grouping 1 dengan 1 dan Grouping 2
79

• Klik Continue dan OK


e. Menyimpan Output
f. Pengambilan keputusan
• Jika Sig. > α maka HO diterima
• Jika Sig. < α maka HO ditolak

3. Deskripsi Uji Gain Ternormalisasi


Sundayana (2015, hal.151) mengemukakan bahwa “gain
ternormalisasi (g) untuk memberikan gambaran umum peningkatan
kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan
masalah statistika antara sebelum dan sesudah pembelajaran”.
Dalam penelitian ini, uji gain ternormalisasi dilakukan untuk
menganalisis kualitas peningkatan hasil belajar IPS peserta didik
dengan menggunakan media pembelajaran berbasis Adobe Animate
CC antara kedua kelas yang diteliti, analisis dilakukan dengan
menggunakan rumus gain ternormalisasi oleh Hake (dalam
Sundayana, 2015, hal.151) yaitu:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Gain ternormalisasi (g) = skor ideal−skor 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Kategori Gain Ternormalisasi atau klasifikasi indeks Gain


menurut Hake sebagai berikut:
Tabel 3. 10 Interpretasi Gain Ternormalisasi

Nilai Gain Ternormalisasi Interpretasi


-1 ≤ g 0,00 Terjadi penurunan
g = 0,00 Tetap
0,00 ≤ g < 0,30 Rendah
0,30 ≤ g < 0,70 Sedang
0,70 ≤ g ≤ 1,00 Tinggi
(Sundayana, 2015, hal.151)
80

4. Angket
Untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC
digunakan angket peserta didik menggunakan skala 4 dengan mengacu
pada skala Likert. Adapun untuk pembuatan interpretasi secara umum
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menentukan skor maksimum (Smaks) yaitu:
(Smaks) = banyak butir angket × banyak responden × 4
b) Menentukan skor minimum (Smin) yaitu:
(Smin) = banyak butir angket × banyak responden × 1
c) Menentukan rentang yaitu skor maksimum ˗ skor minimum
d) Menentukan skala tanggapan
Tabel 3. 11 Klasifikasi Skala Sikap

Skor Total (ST) Interpretasi


Smin ≤ ST < Smin + P Sangat Jelek
Smin + P ≤ ST < Smin +2 P Jelek
Smin + 2P ≤ ST < Smin +3 P Baik
Smin + 3P ≤ ST < Smaks Sangat Baik

5. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran


Lembar observasi untuk guru dan peserta didik berisi langkah-
langkah pembelajaran yang sesuai dengan media yang digunakan. Di
dalam lembar observasi sudah tertulis kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan selama dua kali pertemuan, sehingga observer hanya
membubuhkan tanda ceklis (√) pada kolom “Ya” jika kegiatan pada
lembar observasi terlaksana dan bubuhkan tanda ceklis (√) pada kolom
“Tidak” jika kegiatan yang ada pada lembar observasi tidak terlaksana.
81

3) Prosedur Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan beberapa persiapan
dari mulai pra-persiapan sampai pelaksanaan penelitian. Berikut prosedur
penelitian yang dilakukan:
a) Pra-persiapan
1. Peneliti mempersiapkan beberapa judul untuk dijadikan sebagai
penelitian
2. Setelah judul disetujui, selanjutnya menyusun proposal penelitian
untuk diseminarkan
3. Penyusunan proposal dibimbing oleh salah satu anggota dewan
bimbingan skripsi (DBS), untuk melakukan koreksi pada proposal
jika terdapat kesalahan
4. Setelah melakukan beberapa perubahan dalam proposal, kemudian
proposal tersebut diseminarkan di depan dewan bimbingan skripsi
5. Setelah diseminarkan, jika ada perubahan dalam proposal kemudian
diperbaiki kembali
b) Persiapan
1. Setelah semua disetujui oleh DBS, selanjutnya persiapan untuk
penelitian
2. Pertama, menyiapkan instrumen penelitian yang akan dijadikan
bahan untuk penelitian
3. Instrumen penelitian ini kemudian dilaporkan kepada pembimbing,
untuk mengoreksi apabila terdapat kesalahan
4. Setelah dilakukan perbaikan terhadap instrumen penelitian yang
akan digunakan dan disetujui, selanjutnya meninjau sekolah yang
akan dijadikan tempat penelitian
5. Meminta izin pada pihak sekolah untuk melakukan uji coba
instrumen penelitian, setelah pemberian izin, berkonsultasi dengan
guru mata pelajaran IPS
6. Konsultasi yang dilakukan untuk dapat memberikan gambaran
kepada guru dan peserta didik agar semua berjalan dengan lancar
82

7. Setelah itu, baru dilakukannya uji coba instrumen


8. Kemudian data yang diperoleh dari uji coba instrumen penelitian
diolah untuk mengetahui validitas, dan reliabilitas dari instrumen
tersebut
c) Pelaksanaan
1. Setelah melakukan rangkaian dari mulai pra-persiapan sampai
persiapan, tiba pada pelaksanaan penelitian
2. Melakukan pre-test kepada kedua kelas yang dijadikan sebagai
kelas eksperimen dan kelas kontrol
3. Kemudian melakukan proses belajar mengajar seperti biasa pada
kedua kelas tersebut
4. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan menggunakan media
pembelajaran berbasis Adobe Animate CC, dan pada kelas kontrol
diberikan pembelajaran menggunakan media gambar yang biasa
guru berikan pada saat proses pembelajaran.
5. Setelah proses belajar mengajar selesai kemudian diberikan tes
akhir yaitu post-test yang diberikan kepada kedua kelas (kelas
eksperimen dan kelas kontrol)
6. Setelah dilakukannya penelitian, kemudian mengolah data hasil
yang didapat setelah penelitian yaitu data hasil pre-test dan post-
test
7. Selanjutnya, penyusunan laporan penelitian
83

Gambar 3. 2 Alur Penelitian

Penyusunan Proposal

Seminar Proposal

Perijinan Penelitian

Penyusunan
Instrumen

Uji Coba Instrumen

Analisis Instrumen

Pre-test

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Kegiatan pembelajaran Kegiatan pembelajaran


menggunakan media
menggunakan media
gambar yang biasa guru
pembelajaran berbasis berikan pada saat proses
Adobe Animate CC pembelajaran

Post-test

Pengisian Angket

Pengolahan Data

Penyusunan Laporan
Penelitian
84

4) Jadwal Penelitian
Tabel 3. 12 Jadwal Penelitian

Jenis Sept 2021 Okt 2021 Nov 2021 Des 2021 Jan 2022 Feb 2022
No
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Studi
literature,
pengajuan
judul, dan
penyusunan
proposal

2 Seminar
proposal

3 Uji coba
instrumen,
penelitian,
pengumpulan
dan
pengolahan
data

4 Penyusunan
skripsi dan
bimbingan

5 Ujian
Komprehensif

6 Sidang
Skripsi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tarogong Kidul pada peserta


didik kelas VIII J dan VIII G. Dalam penelitian ini melibatkan dua kelompok
penelitian yaitu kelompok eksperimen pada kelas VIII J dan kelompok kontrol pada
kelas VIII G. Peserta didik kelas eksperimen menggunakan media pembelajaran
berbasis Adobe Animate CC dan kelas VIII G menjadi kelas kontrol dengan
menggunakan media gambar dalam pembelajarannya. Kelas tersebut selama ini
diampu oleh guru IPS yang sama. Kedua kelas tersebut dipilih setelah melalui
proses penentuan sampel dan berdasarkan analisa IPS yang mempunyai
permasalahan terhadap pembelajaran.

Sekolah ini didirikan pada tahun 1950, berdasarkan keputusan Menteri P


dan K RI bernama SMEP Negeri 1 Garut bertempat di Jalan Jendral Ahmad Yani
Garut. Pada Tahun 1979 Integritas berganti nama menjadi SMP Negeri 4 Garut dan
masih menempati lokasi yang sama di Jalan Jendral Ahmad Yani Garut pada tahun
1984 berpindah lokasi ke Jalan Subyadinata No. 81 Haurpanggung Kelurahan
Jayaraga Kecamatan Tarogong Kabupaten Garut. Telp. 0262-233854, masih
bernama SMP negeri 4 Garut, pada tahun 1992 berganti nama menjadi SMP Negeri
2 Tarogong Garut, pada tahun 1997 berubah lagi menjadi SLTP Negeri 2
Tarogong Garut, pada tahun 2003 berubah lagi menjadi SMP Negeri 1 Tarogong
Kidul, akhirnya pada Bulan Januari tahun 2004 berganti nama menjadi SMP Negeri
1 Tarogong Kidul Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut dan masih tetap
berlokasi di Jalan Subyadinata No. 81 Haurpanggung Kelurahan Jayaraga
Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut dengan menempati tanah seluas
5.000 m2 dengan status milik sendiri.

85
86

Gambar 4. 1 Peta Lokasi SMP N 1 Tarogong Kidul

Sumber : Dokumen Pribadi, Google Maps, 2022


1) Profil Sekolah

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Tarogong Kidul


Alamat : Jl. Subyadinata No. 81 Garut 44151
E-mail : smpn.1tarkid81@gmail.com
NSS : 201021138003
NPSN : 20209364
Jenis Sekolah : Negeri
Status Akreditasi : A (Amat Baik)
Nomor Telepon : 0262-233854
Kecamatan : Tarogong Kidul
Kabupaten : Garut
Kota : Garut
Propinsi : Jawa Barat
Tahun didirikan/Th. Beroperasi : 1950
Kepemilikan Tanah/Bangunan : Milik Pemerintah
a. Luas Tanah/Status : 5.000 m2 (Hak Pakai)
b. Luas Bangunan : 3.814 m2
87

VISI MISI
Visi : SMP Negeri 1 Tarogong Kidul unggul dalam IPTEK dan IMTAQ
Menjadikan SMPN 1 Tarogong Kidul salah satu sekolah unggulan yang
berwawasan IPTEK dan IMTAQ
Misi :
4.1 Warga Sekolah yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, serta berbudi pekerti luhur
4.2 Unggul dalam prestasi Akademik dan Non Akademik
4.3 Pembelajaran berbasis IT
4.4 Terciptanya suasana lingkungan Sekolah yang kondusif
4.5 Kepercayaan masyarakat semakin baik

KONDISI FISIK SEKOLAH


a) Luas Tanah : 5.000 m2
b) Lokasi : Jl. Subyadinata No. 81 Tlp. 0262-233854
c) Status Kepemilikan Tanah : Hak Milik
d) Pemegang Hak : Depdiknas cq. Kanwil Diknas Prop Jabar
e) Luas Bangunan : 4.126 m2
f) Ruang belajar : 32 lokal
- Kelas VII : 11 Lokal
- Kelas VIII : 10 Lokal
- Kelas IX : 11 Lokal
g) Ruang Kepala Sekolah : 1 lokal
h) Ruang Wakasek : 2 lokal
i) Ruang Guru : 1 lokal
j) Ruang Tata Usaha : 1 lokal
k) Ruang Lab IPA : 1 lokal
l) Ruang Lab TIK : 3 lokal
m) Ruang Perpustakaan : 1 lokal
n) Ruang BP.BK : 1 lokal
o) Ruang WC guru : 2 lokal
88

p) Ruang WC Peserta didik : 5 lokal

2) Keadaan Peserta Didik, Guru dan Non Guru


Tabel 4. 1 Data Jumlah Pegawai

BANYAKNYA
NO URAIAN JUMLAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 Kepala Sekolah 1 1
2 Guru tetap 15 27 42
3 Staf Tata Usaha - - -
4 Guru Tidak tetap 6 10 16
5 Pegawai Tidak tetap 6 2 8
Jumlah 28 39 67

Tabel 4. 2 Data Peserta didik


Jml Jumlah (Kls
Kelas I Kelas II Kelas III
Pendaftar I+II+III)
Tahun (Calon Jml Jml
Jml Jml Jml Jml Pesert Rombo
Ajaran Peserta Pesert Pesert
Peserta Romb. Romb. Romb. a ngan
didik a a
didik Belajar Belajar Belajar didik Belajar
Baru) didik didik

2020/2021 342 342 10 405 11 349 19 1096 31

2021/2022 366 366 11 348 10 404 11 1118 32

Sumber : Wakasek Kurikulum SMP N 1 Tarogong Kidul


89

3) Denah Sekolah
Gambar 4. 2 Denah Sekolah

Sumber : Dokumen Pribadi

4.1.2 Deskripsi Data

Penelitian ini melibatkan kelas VIII J sebagai kelas eksperimen yang


menggunakan media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC dan kelas VIII G
menjadi kelas kontrol dengan menggunakan media gambar dalam
pembelajarannya. Kelas tersebut selama ini diampu oleh guru IPS yang sama.
Kedua kelas tersebut dipilih setelah melalui proses penentuan sampel dan
berdasarkan analisa IPS yang mempunyai permasalahan terhadap pembelajaran.

Situasi dan kondisi pada saat penelitian masih dalam adaptasi kebiasaan
baru, hal tersebut dikarenakan level covid-19 yang belum mereda. Oleh karena itu,
subjek penelitian dari semula 69 peserta didik hanya diperoleh 64 peserta didik saja
yang telah memberikan data secara lengkap sesuai kebutuhan penelitian. 5 orang
90

peserta didik yang tidak diikut sertakan karena beralasan sakit dan izin sehingga
tidak mengikuti proses pembelajaran secara tatap muka dikelas.

Subjek penelitian tersebut dibagi menjadi 2 yang terdiri dari 32 peserta didik
sebagai kelompok eksperimen, dan 32 peserta didik sebagai kelompok kontrol.
Kedua kelompok tersebut diberikan pre-test dan post-test, untuk mengetahui hasil
belajar IPS pada peserta didik. Hasil tes tersebut diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4. 3 Data Hasil Penelitian

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


Keterangan
Pretest Posttest Pretest Posttest
Jumlah Peserta
32 32 32 32
didik
Nilai Ideal 100 100 100 100
Nilai Terbesar 90 100 76 87
Nilai Terkecil 30 80 20 55
Rata-rata 49,84 85,06 46,68 75,18
Simpangan Baku 14,88 5,12 16,88 7,99

4.2 Pengolahan Data


Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, dilakukan analisis data untuk
mengetahui hasil dari penelitian dengan melihat apakah hipotesis yang diajukan
diterima atau ditolak. Adapun hasil penelitian yang dilakukan adalah sebagai
berikut:

4.2.1 Analisis Data Test Awal (Pre-test)

1) Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui jenis statistik apa yang
digunakan untuk pengolahan data selanjutnya. Dalam uji ini, peneliti menggunakan
uji Lilliefors, adapun hipotesisnya sebagai berikut:
91

HO : Hasil pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berdistribusi
normal

Ha : Hasil pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi


normal

Kriteria pengujian uji normalitas data sebagai berikut: Jika Sig. > α maka Ha
diterima.
Tabel 4. 4 Uji Normalitas Hasil Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelas
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Eksperimen .240 32 .000 .897 32 .005
Nilai
Kontrol .141 32 .105 .948 32 .129
a. Lilliefors Significance Correction

Karena data kurang dari 50 maka digunakan uji shapiro-Wilk” (Sundayana,


2015, hal.88). Dari tabel tersebut diperoleh nilai Sig. kelas eksperimen
sebesar 0,005 dan α sebesar 0,05, karena 0,005 < 0,05 maka hasil pretest pada
kelas eksperimen berdistribusi tidak normal. Sedangkan nilai Sig. kelas
kontrol sebesar 0,129 dan α sebesar 0,05 karena 0,129 > 0,05 maka hasil
pretest untuk kelas kontrol berdistribusi normal. Karena salah satu kelas tidak
berdistribusi normal. Maka, uji selanjutnya menggunakan uji Mann Whitney.

Tabel 4. 5 Data Hasil Uji Normalitas Hasil Pretest pada Kelas Eksperimen
dan Kontrol

Kelas Sig. α Kriteria


Berdistribusi
Eksperimen 0,005
tidak normal
0,05
Berdistribusi
Kontrol 0,129
normal
92

Jadi, karena salah satu kelas tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan
dengan uji mann whitney. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji normalitas dapat
dilihat pada lampiran D.2. Maka, uji selanjutnya menggunakan uji Mann
Whitney.

2) Uji Mann Whitney Pretest

Uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata dari kedua


kelompok sampel, hipotesisnya adalah sebagai berikut:

HO : Tidak terdapat perbedaan hasil pre-test yang signifikan antara kelas


eksperimen dan kelas kontrol

Ha : Terdapat perbedaan hasil pre-test yang signifikan antara kelas


eksperimen dan kelas kontrol

Karena keduanya berdistribusi tidak normal maka untuk menguji


hipotesisnya menggunakan statistik non parametrik, dengan ini
menggunakan uji Mann Whitney

Tabel 4. 6 Data Hasil Uji Mann Whitney Data Test Awal (Pretest)

Ranks
Kelas N Mean Rank Sum of Ranks
Nilai Eksperimen 32 33.73 1079.50
Kontrol 32 31.27 1000.50
Total 64
93

Test Statisticsa
Nilai
Mann-Whitney U 472.500
Wilcoxon W 1.000E3
Z -.533
Asymp. Sig. (2-
.594
tailed)
a. Grouping Variable: Kelas

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Asymp.Sig.2-tailed


sebesar 0,594 dan α sebesar 0,05 berarti 0,0594 > 0,05 maka HO diterima.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
kemampuan awal yang signifikan antara kedua kelas sebelum pembelajaran
dimulai.

Tabel 4. 7 Hasil Uji Mann Whitney Data Test Awal (Pretest)

Kelas N Sig. Α Kesimpulan


Eksperimen 32 HO diterima (Tidak terdapat
perbedaan hasil pretest yang
0,594 0,05
Kontrol 32 signifikan antara kelas
eksperimen dan kontrol

Setelah diketahui sebaran kedua data berdistribusi tidak normal,


serta tidak terdapat perbedaan kemampuan awal peserta didik yang
signifikan maka selanjutnya menganalisis data test akhir (post-test)

4.2.2 Analisis Data Test Akhir (Posttest)

1) Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui jenis statistik apa yang
digunakan untuk pengolahan data selanjutnya. Dalam uji ini, peneliti
menggunakan uji Lilliefors, adapun hipotesisnya sebagai berikut:

HO : Hasil posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berdistribusi
normal
94

Ha : Hasil posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi


normal

Kriteria pengujian uji normalitas data sebagai berikut: Jika Sig. > α maka Ha
diterima.

Tabel 4. 8 Hasil Uji Normalitas Tes Akhir (Posttest)

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelas
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Eksperimen .182 32 .008 .876 32 .002
Nilai
Kontrol .209 32 .001 .902 32 .007
a. Lilliefors Significance Correction

Dari perhitungan uji normalitas data post-test dengan menggunakan


statistik lilliefors karena “data kurang dari 50 maka digunakan uji shapiro-
Wilk” (Sundayana, 2015, hal.88). Dari tabel tersebut diperoleh nilai Sig.
kelas eksperimen sebesar 0,002 dan α sebesar 0,05, karena 0,002 < 0,05
maka hasil pretest pada kelas eksperimen berdistribusi tidak normal.
Sedangkan nilai Sig. kelas kontrol sebesar 0,007 dan α sebesar 0,05 karena
0,007 < 0,05 maka hasil pretest untuk kelas kontrol berdistribusi tidak
normal. Karena kedua kelas nilai Sig. < α sebesar 0,05 maka sebaran data
kedua kelas tidak berdistribusi normal.

Tabel 4. 9 Data Hasil Uji Normalitas Hasil Posttest pada Kelas


Eksperimen dan Kontrol

Kelas Sig. Α Kriteria

Eksperimen 0,002 Berdistribusi


tidak normal
0,05
Kontrol 0,007 Berdistribusi
tidak normal
95

Jadi kedua data pre-test kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi tidak
normal, untuk lebih jelasnya perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada
lampiran F. Maka, uji selanjutnya menggunakan uji Mann Whitney.

2) Uji Mann Whitney Posttest


Uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata dari kedua
kelompok sampel, hipotesisnya adalah sebagai berikut:

HO : Tidak terdapat perbedaan hasil post-test yang signifikan antara kelas


eksperimen dan kelas kontrol

Ha : Terdapat perbedaan hasil post-test yang signifikan antara kelas


eksperimen dan kelas kontrol

Karena keduanya berdistribusi tidak normal maka untuk menguji


hipotesisnya menggunakan statistik non parametrik, dengan ini
menggunakan uji Mann Whitney.

Tabel 4. 10 Hasil Uji Mann Whitney Data Tes Akhir (Posttest)

Ranks
Kelas N Mean Rank Sum of Ranks
Nilai Eksperimen 32 44.73 1431.50
Kontrol 32 20.27 648.50
Total 64

Test Statisticsa
Nilai
Mann-Whitney U 120.500
Wilcoxon W 648.500
Z -5.296
Asymp. Sig. (2-
.034
tailed)
a. Grouping Variable: Kelas
96

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Asymp.Sig.2-tailed


sebesar 0,034 dan α sebesar 0,05 berarti 0,034 < 0,05 maka HO ditolak. Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai Asymp.Sig. sebesar 0,034 <
0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan atau pembelajaran
menggunakan media efektif untuk diterapkan.

3) Uji Efektivitas Pembelajaran (Posttest)


Dalam analisis data hasil perbandingan kemampuan akhir kedua
kelas pada penelitian ini menggunakan uji Mann Whitney karena kedua
datanya tidak berdistribusi normal dan hasilnya dapat dilihat dibawah ini:
a) Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya:
HO : Penggunaan media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC tidak
efektif terhadap hasil belajar IPS.
Ha : Penggunaan media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC
efektif terhadap hasil belajar IPS.
b) Kriteria pengujian hipotesis
HO diterima jika nilai Sig. > α 0,05
Ha diterima jika nilai Sig. < α 0,05
Karena nilai Asymp.Sig.2-tailed sebesar 0,034 dan α sebesar 0,05
berarti 0,034 < 0,05 maka HO ditolak. Hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa nilai Asymp.Sig. sebesar 0,034 < 0,05 maka terdapat perbedaan
yang signifikan atau pembelajaran menggunakan media efektif untuk
diterapkan.
c) Kesimpulan:
Penggunaan media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC
efektif terhadap hasil belajar IPS.

4) Deskripsi Gain Ternormalisasi


Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis efektivitas media
pembelajaran berbasis Adobe Animate CC. Gain ternormalisasi ini
merupakan pengujian untuk memberikan gambaran umum mengenai
97

peningkatan hasil belajar IPS peserta didik kelas VIII antara sebelum dan
sesudah menggunakan media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC.
Dari hasil tes awal dan tes akhir yang diberikan kepada kedua kelas antara
lain kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah terkumpul, selanjutnya
dilakukan perhitungan gain ternormalisasi.

Dari hasil perhitungan gain ternormalisasi didapat hasil dalam


bentuk persentase, sehingga memudahkan untuk mengklasifikasikan setiap
peserta didik dalam kategori yang didapat. Hasil yang diperoleh sebagai
berikut:

Tabel 4. 11 Persentase Peningkatan Hasil belajar Menggunakan


Media Pembelajaran Berbasis Adobe Animate CC

No Kategori Banyak Peserta Didik Persentase


1 Tinggi 18 56,25%
2 Sedang 14 43,75%
3 Rendah 0 0
Jumlah 32 100%

Dari tabel persentase peningkatan hasil belajar yang menggunakan


media pembelajaran didapat bahwa kategori tinggi mendapatkan persentase
56,25% dengan banyak peserta didik 18 orang, sedangkan untuk kategori
sedang mendapatkan persentase 43,75 dengan banyak peserta didik 14 orang,
sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk kelas eksperimen mengalami
peningkatan yang signifikan hasil belajar IPS dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis Adobe Animate CC. Perhitungan nilai rata-rata gain
secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran D.4

4.2.3 Analisis Data Sikap

Dalam penelitian ini selain menganalisis sebelum dan sesudah pembelajaran


dengan menggunakan media berbasis Adobe Animate CC pada peserta didik kelas
VIII juga menganalisis respon peserta didik terhadap pembelajaran dengan
98

menggunakan media berbasis Adobe Animate CC. Penelitian ini menggunakan


skala sikap yaitu skala empat dengan mengacu pada skala Likert.

Instrumen yang digunakan untuk menelaah sikap peserta didik terhadap


penggunaan media pembelajaran yaitu angket. Pada penelitian ini, peneliti
membahas mengenai analisis interpretasi skala sikap peserta didik secara umum,
interpretasi skala sikap peserta didik setiap individu terhadap penggunaan media
pembelajaran berbasis Adobe Animate CC. Analisis selengkapnya mengenai
interpretasi skala sikap peserta didik dapat dilihat pada Lampiran D.5

Dalam penelitian ini, angket yang digunakan memiliki , yaitu:

1) Interpretasi Skala Sikap Peserta Didik Secara Umum

Tabel 4. 12 Interpretasi Skala Sikap Peserta Didik Secara Umum

Jumlah
Aspek Jumlah Keterangan
Seluruh
Terhadap media
pembelajaran menggunakan 1.958
media Adobe Animate CC
Terhadap soal-soal 2.763 Sangat Baik
pembelajaran IPS dengan
805
materi Pluralitas Masyarakat
Indonesia

Interpretasi skala sikap peserta didik terhadap kedua aspek tersebut


mendapatkan kategori sangat baik. Pada aspek pertama mendapatkan
jumlah 1.958, dan aspek kedua mendapatkan jumlah 805. Skala sikap dari
kedua aspek tersebut berada pada kategori sangat baik. Dapat pula dilihat
dari jumlah nilai keseluruhan yaitu 2.673, sehingga dapat disimpulkan
bahwa, interpretasi skala sikap peserta didik secara umum terhadap
pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis Adobe Animate
CC mendapat tanggapan sikap yang sangat baik.
99

2) Interpretasi Skala Sikap Peserta Didik Secara Individu

Tabel 4. 13 Persentase Skala Sikap Peserta Didik Setiap Individu

Banyak Peserta
No Kategori Persen
didik
1 Sangat Baik 31 96,875
2 Baik 1 3,125
Jumlah 32 100

Interpretasi skala sikap peserta didik dimana setiap peserta didik yang
mendapatkan kategori sangat baik sebanyak 31 orang dengan persentase
96,875%, dan peserta didik yang mendapatkan kategori sangat baik
sebanyak 1 orang dengan persentase 3,125% dimana peserta didik yang
mendapatkan kategori sangat baik ini mendapatkan persentase paling tinggi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, interpretasi skala sikap setiap individu


mendapatkan tanggapan yang sangat baik dari setiap peserta didik terhadap
pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis Adobe Animate
CC. Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran D.5

4.2.4 Analisis Data Observasi

Pada kegiatan observasi, peneliti sebagai observer. Observer setiap


pertemuan mengawasi keterlaksanaan kegiatan inti pembelajaran menggunakan
model pembelajarn yang digunakan guru dan mengawasi aktivitas peserta didik.
Setelah dianalisis hasil dari observasi Keterlaksanaan Kegiatan Inti Pembelajaran
Menggunakan Media Pembelajaran Adobe Animate CC dan Aktivitas Peserta Didik
tersebut adalah sebagai berikut:

Setelah tes awal (pretest) diberikan, pembelajaran dilaksanakan di kelas


Adobe Animate CC sebanyak empat pertemuan dengan materi Pluralitas
Masyarakat Indonesia. Berdasarkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
menggunakan media Adobe Animate CC yang didapat dari observer untuk
pertemuan pertama terlaksana semuanya.
100

Pada pertemuan pertama ini, guru melaksanakan pembelajaran dengan cukup


baik, respon peserta didik ketika peneliti menjelaskan mengenai Pluralitas
Masyarakat Indonesia dengan menggunakan media pembelajaran Adobe Animate
CC para peserta didik antusias dan tertarik dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan, dan para peserta didik pun sudah terbiasa dengan belajar secara
kelompok, hal ini dapat dilihat ketika peneliti meminta peserta didik untuk
membentuk kelompok para peserta didik langsung membentuk kelompoknya
secara mandiri dan peneliti pun tidak terlalu kesulitan dalam mengatur
pembentukan kelompok.

Pada pertemuan lainnya, pembelajaran sangat kondusif dan para peserta didik
pun semakin bersemangat dalam setiap pertemuannya dengan pembelajaran
menggunakan media pembelajaran Adobe Animate CC, para peserta didik selalu
antusias ketika mengisi LKPD yang telah diberikan oleh peneliti bagi setiap
kelompoknya. Aktivitas peserta didik dalam setiap pertemuan memberikan respon
yang baik, hal ini dapat dibuktikan dengan lembar aktivitas peserta didik dimana
observer mencentang semua aktivitas peserta didik ketika pembelajaran
berlangsung. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan media
Adobe Animate CC dan aktivitas peserta didik dapat dilihat pada lampiran E.

4.3 Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tarogong Kidul dengan sampel


kelas yang diambil yaitu kelas VIII-J sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 32
peserta didik dan kelas VIII-G sebagai kelas kontrol yang berjumlah 32 peserta
didik. Perlakuan yang diberikan yaitu media pembelajaran berbasis Adobe Animate
CC ke kelas eksperimen dan media pembelajaran berbasis gambar yang biasa
digunakan oleh guru kepada kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan dari bulan
Oktober selama empat kali pertemuan. Berdasarkan hasil analisis data yang
dilakukan, menunjukkan bahwa media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC
pada materi Pluralitas Masyarakat Indonesia terhadap hasil belajar IPS efektif untuk
diterapkan. Hal ini tentu diambil dari hasil pre-test dan hasil post-test.
101

4.3.1 Kemampuan Awal Peserta Didik (Pre-test)

Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pre-test sebelum kegiatan


pembelajaran dimulai. Dari hasil analisis data dan perhitungan statistik yang
dilakukan dengan menggunakan SPSS 25.0 menunjukan bahwa skor pre-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai
Asymp.Sig.2-tailed sebesar 0,594 dan α sebesar 0,05 berarti 0,0594 > 0,05 maka
HO diterima. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
kemampuan awal yang signifikan antara kedua kelas sebelum pembelajaran
dimulai.

Pre-test yang dilakukan sebagai tes awal untuk mengetahui kemampuan awal
peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan.
Dari hasil perhitungan didapat kemampuan awal peserta didik yang tidak terdapat
perbedaan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal (Sumantri, 2015, hal.359). Menurut Hamdan Ardiansyah (2018, hal. 31)
kemampuan awal adalah kemampuan yang telah dimiliki oleh peserta didik
sebelum menerima pelajaran yang diberikan. Kemampuan awal akan memberikan
informasi kepada guru untuk dapat mengetahui apakah peserta didik dapat
menerima pelajaran selanjutnya, dan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik
mengetahui materi yang disajikan. Paradigma konstruktivisme memandang peserta
didik sebagai pribadi yang telah memiliki pengetahuan awal sebelum mempelajari
sesuatu. Pengetahuan tersebut akan menjadi dasar dalam menerima pengetahuan
baru.

Ketidaksiapan peserta didik untuk belajar, konsentrasi yang kurang saat


memulai pelajaran, kemampuan berpikir dan pengalaman peserta didik yang sama
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, karena kemampuan awal peserta didik
tidak ada perbedaan, maka dilakukan uji normalitas menggunakan uji lilliefors dari
data tes akhir (post-test) untuk memberikan gambaran umum peningkatan hasil
belajar sebelum dan sesudah pembelajaran.
102

Setelah dilakukannya Pre-test kemudian dilakukannya Post-test yaitu test


terakhir tujuan dari dilakukan kedua test ini untuk menyelidiki ada atau tidaknya
sebab akibat dan hubungan antara sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan
perlakuan-perlakuan (treatment) tertentu pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol untuk menjadi bahan perbandingan. Tidak hanya itu, bagi peserta didik
mampu mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis, interaktif, inovatif dan
kreatif untuk mengasah pola pikir peserta didik pada pengukuran awal (pre-test)
dan setelah pengukuran (post test).
M. Miftah (2013, hal. 97) mengatakan bahwa media telah memperluas dan
memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar dan melihat
dalam batas jarak dan waktu tertentu, kini dengan bantuan media batas-batas itu
hampir menjadi tidak ada. Pengembang media pembelajaran seyogyanya
mempertimbangkan atau menggunakan secara maksimal segala potensi dan
karakteristik yang dimiliki oleh jenis media pembelajaran ini. Unsur-unsur yang
perlu digunakan dalam pembuatan media pembelajaran ini antara lain memiliki
kemampuan untuk menampilkan teks, gambar, animasi, dan unsur audio-visual.
Unsur-unsur tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam pembuatan media
pembelajaran yang akan dibuat. Dalam hal ini peneliti harus menggunakan metode
yang sesuai dengan materi, kemampuan peserta didik, dan memberikan pengalaman
nyata dengan melibatkan peserta didik dalam pengalaman belajar yang
menyenangkan.

4.3.2 Hasil Belajar Peserta Didik (Post-test)

Data yang digunakan untuk perhitungan post-test yaitu menggunakan data


Gain Ternormalisasi karena kemampuan awal peserta didik tidak ada perbedaan.
Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan post-test setelah kegiatan
pembelajaran berlangsung. Karena kedua data berdistribusi tidak normal maka
menguji statistiknya menggunakan non parametrik, dengan hal ini maka
menggunakan uji Mann Whitney. Dari hasil analisis data dan perhitungan statistik
non parametrik yang dilakukan dengan SPSS 25.0 menunjukkan bahwa skor post-
103

test kelas eksperimen dan kelas kontrol ternyata nilai Asymp.Sig.2-tailed sebesar
0,034 dan α sebesar 0,05 berarti 0,034 < 0,05 maka HO ditolak dan Ha diterima. Hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai Asymp.Sig. sebesar 0,034 < 0,05 maka
terdapat perbedaan yang signifikan atau pembelajaran menggunakan media efektif
untuk diterapkan.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh terdapat perbedaan hasil


belajar peserta didik antara kelas eksperimen yang diberi perlakuan dan kelas
kontrol yang tidak diberi perlakuan, dimana rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
lebih unggul dibandingkan rata-rata hasil belajar kelas kontrol, dan terdapat
peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar peserta didik pada kelas
eksperimen yang menggunakan media pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa
media pembelajaran berbasis adobe animate creative cloud membantu guru dalam
kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Ulfa & Tetep (2018,
hal.110) bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat digunakan
guru dalam proses pembelajaran untuk mempermudah materi diajarkan.

4.3.3 Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Sesudah Menggunakan Media

Pembelajaran Berbasis Adobe Animate CC

Pada saat kelas eksperimen diberikan pre-test sebelum kegiatan pembelajaran


dimulai, berdasarkan hasil data dan perhitungan statistik tidak terdapat kemampuan
awal yang signifikan saat sebelum pembelajaran dimulai. Hal tersebut dilihat dari
hasil analisis data dan perhitungan statistik yang dilakukan dengan menggunakan
SPSS 25.0 menunjukan bahwa skor pre-test diperoleh nilai Asymp.Sig.2-tailed
sebesar 0,594 dan α sebesar 0,05 berarti 0,0594 > 0,05 maka HO diterima.
Sedangkan pada saat setelah kegiatan pembelajaran dimulai dengan diberikan
perlakuan dengan menggunakan media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC
terdapat perbedaan yang signifikan hal ini dapat dilihat dari perhitungan nilai
Asymp.Sig.2-tailed sebesar 0,034 dan α sebesar 0,05 berarti 0,034 < 0,05 maka HO
ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai Asymp.Sig.
104

sebesar 0,034 < 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan atau pembelajaran
menggunakan media berbasis Adobe Animate efektif untuk diterapkan.

Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik pada materi Pluralitas
Masyarakat Indonesia. Pada rata-rata skor pre-test pada kelas eksperimen yaitu
49,84 sedangkan rata-rata skor post-test pada kelas eksperimen yaitu 85,06. Pada
kelas ekperimen terjadi peningkatan yang signifikan rata-rata yaitu 35,22.
Peningkatan perbedaan rata-rata pada kelas eksperimen dari hasil belajar pre-test
dan post-test dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Pre-test dan Post-test Kelas


Eksperimen dan Kelas Kontrol
100 85,06
75,18
80
60 49,84 46,68 Pre-test
40
Post-test
20
0
Eksperimen Kontrol

Dari hasil belajar peserta didik terdapat peningkatan perubahan belajar kelas
eksperimen dan kelas kontrol terkait dengan perubahan. Bentuk perubahan sebagai
hasil dari belajar berupa perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah
laku, keterampilan dan kecakapan. Perubahan dalam arti perubahan-perubahan
yang disebabkan oleh pertumbuhan tidak dianggap sebagai hasil belajar. Perubahan
sebagai hasil belajar bersifat relatif menetap dan memiliki potensi untuk dapat
berkembang. Hasil belajar ini dapat memberikan perubahan tingkah laku baik
pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan peserta didik sehingga menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Yusrizal & Fatmawati (2020, hal. 74-80) berpendapat
bahwa hasil belajar merupakan pencapaian akhir dari sebuah pendidikan dalam
memperoleh pengetahuan. penguasaan keterampilan, serta pembentukan sikap.
Abdurrahman (2013, hal. 14) berpendapat bahwa hasil belajar adalah pencapaian
akhir dari upaya yang diperoleh peserta didik setelah melaksanakan kegiatan
105

pembelajaran. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.

4.3.4 Sikap Peserta Didik Terhadap Penggunaan Media Pembelajaran

Berbasis Adobe Animate CC

Berdasarkan perhitungan angket yang didapat bahwa interpretasi skala sikap


peserta didik terhadap penggunaan media pembelajaran mendapatkan kategori
sangat baik. Hal tersebut didapatkan dari perhitungan nilai sikap 2.763 berada di
interval 2.496<ST<3.072 dengan kategori sangat baik. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa, interpretasi skala sikap peserta didik secara umum terhadap pembelajaran
menggunakan media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC mendapat
tanggapan sikap yang sangat baik.

Interpretasi skala sikap peserta didik dimana setiap peserta didik yang
mendapatkan kategori sangat baik sebanyak 31 orang dengan persentase 96,875%,
dan peserta didik yang mendapatkan kategori sangat baik sebanyak 1 orang dengan
persentase 3,125% dimana peserta didik yang mendapatkan kategori sangat baik ini
mendapatkan persentase paling tinggi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, interpretasi skala sikap setiap individu


mendapatkan tanggapan yang sangat baik dari setiap peserta didik terhadap
pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC.

Interpretasi Skala Sikap Peserta Didik Terhadap


Media Pembelajaran dan Soal-soal IPS
2500
1958
2000

1500 Media Pembelajaran

1000 805 Soal-soal IPS

500

0
106

Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan


media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC efektif terhadap hasil belajar IPS
peserta didik kelas VIII pada materi Pluralitas Masyarakat Indonesia, hal tersebut
dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata pre-test dan post-test serta respon peserta didik
terhadap media pembelajaran yang digunakan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Saputro (2018. Hal.6) bahwa media
pembelajaran berbasis Adobe Animate CC dibuat dengan bahasa yang komunikatif
dan mengandung ilustrasi-ilustrasi menarik untuk disimak, sehingga merangsang
peserta didik untuk belajar mandiri. Media ini memuat materi pelajaran, video
pembelajaran dan soal evaluasi, sehingga setelah peserta didik mempelajari materi
dapat langsung mengetahui pemahamannya melalui mengerjakan soal tersebut.
Media yang komunikatif dan interaktif dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik, karena peserta didik merasa senang dengan media yang menarik. Kegunaan
Adobe Animate CC dalam dunia pendidikan dapat diterapkan sebagai media
pembelajaran yang menarik karena berbasis multimedia, sehingga mampu
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pembelajaran yang menggunakan media
Adobe Animate CC memberikan pengetahuan dan pengalaman yang tak terduga
kepada peserta didik, serta peserta didik melihat kejadian yang penting yang sulit
dibaca secara langsung, pembelajaran yang diajarkan menjadi lebih menarik
sehingga peserta didik memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang isi materi yang
ditampilkan.

Pendidikan tidak hanya dapat mengubah peserta didik menuju arah


kedewasaan, namun dapat merubah sikap peserta didik dari yang kurang baik
menjadi baik. sehingga mampu membentuk kekuatan spiritual seseorang,
bagaimana cara seseorang mengendalikan dirinya sendiri, membentuk kepribadian,
akhlak mulia seseorang, kecerdasan dan keterampilan yang diharapkan
menghasilkan generasi yang terampil, aktif, kreatif serta mampu memanfaatkan
segala sumber daya yang ada untuk pembangunan bangsa kedepannya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya
pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Guru
107

dituntut agar mampu menggunakan alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan


dan tuntutan zaman. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap
peserta didik. Peserta didik sering sekali terjebak dalam kondisi pembelajaran yang
verbalistik. Keadaan yang demikian dapat dicegah jika guru menggunakan alat
bantu, bahkan peserta didik akan menjadi lebih aktif dan berpartisipasi dalam
proses belajar, misalnya menggunakan media pembelajaran. Dalam proses belajar
menggunakan media pembelajaran ini untuk melihat hasil respon peserta didik
terlihat dari antusias peserta didik selama melakukan kegiatan dengan
menggunakan media pembelajaran yang berbasis adobe animate cc.

Menurut Sudijono dalam jurnal (Wahyu & Endang, 2019, hal. 102)
menjelaskan bahwa angket (questionnaire) juga dapat diartikan sebagai alat bantu
dalam rangka penilaian hasil belajar. Kuesioner sering digunakan untuk menilai
hasil belajar ranah afektif. Ia dapat berupa kuesioner bentuk pilihan ganda dan dapat
pula berbentuk skala sikap. Skala yang mengukur sikap, sangat terkenal dan sering
digunakan untuk mengungkap sikap peserta didik adalah skala likert. Angket
respon peserta didik adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur tanggapan
peserta didik terhadap pembelajaran. Secara data, respon peserta didik terhadap
media pembelajaran alat pirolisis yang ditinjau dari 4 skala aspek penilaian yang
menggunakan angket yaitu sangat praktis, praktis, kurang praktis, tidak praktis.
Angket respon yang digunakan angket respon peserta didik, guru serta buku
panduan, angket uji kelompok terbatas dan angket uji kelompok luas dengan
menggunakan skala likert tipe 4.

4.4 Langkah-langkah Penggunaan Media Pembelajaran Adobe Animate

Creative Cloud

Menggunakan Media Pembelajaran Adobe Animate Creative Cloud ini


pertama akan muncul pembukaan logo nama aplikasi kemudian tunggu beberapa
menit akan muncul judul media pembelajaran yaitu “Pluralitas Masyarakat
108

Indonesia” dan terdapat tombol Mulai, setelah menekan tombol mulai kemudian
media pembelajaran akan menampilkan Menu Utama yang terdapat beberapa fitur
atau tombol untuk menampilkan fitur. Tombol tersebut diantaranya terdapat tombol
Task Bar, dimna task bar itu terdapat tombol pilihan keterangan mengenai
kompetensi, indikator dan daftar pustaka. Kemudian selain tombol Task Bar
terdapat juga pilihan menu lain diantaranya tombol Manual Book untuk mengetahui
tata cara penggunaan media pembelajaran, kemudian tombol materi didalam materi
menampilkan materi tentang Pluralitas Masyarakat Indonesia yang bisa di lihat
dengan beberapa slide, kemudian tombol video didalam video menampilkan 3
video animasi tentang keberagaman indonesia dan 1 video clip lagu daerah-daerah
yang ada di indonesia, kemudian tombol kuis didalam kuis terdapat latihan soal
pilihan ganda untuk mengasah dan melatih daya ingat peserta didik setelah melihat
materi dan video. Setelah menyelesaikan kuis tersebut peserta didik akan
mendapatkan nilainya masing masing, kemudian tombol game didalam game
terdapat teks dan gambar yang harus dicocokan antara teks dan gambar dengan cara
drag and drop / dipindahkan pada tempatnya, kemudian yang terakhir tombol profil
didalam profil menampilkan profil pembuat media pembelajaran nama peneliti sera
pembimbing yang telah merancang media pembelajaran. Media Pembelajaran ini
diperuntukan untuk diakses dengan Smartphone / Perangkat yang sistem oprasinya
berbasis Android, sehingga akan memudahkan guru maupun peserta didik dapat
mengakses media pembelajaran dimanapun dan kapanpun.
109

Gambar 4. 3 Flowchart Penggunaan Media Pembelajaran

Mulai

Task Bar Menu Utama Menu

Yes Yes

Pilihan Menu Keterangan Pilihan Menu Utamai


Kompetensi, Indikator dan No No Manual Book, Matri, Video,
daftar Pustaka Kuis, Game dan Profil.

Manual
Materi Video Kuis Game Profil
Book

Menampilkan
Menampilkan
Menampilkan Menampilkan 4 Kuis Latihan Menampilkan
Game Drag and Menampilkan
Materi Video tenteng Soal Pilihan Tata Cara
Drop Profil Pembuat
Pluralitas Pluralitas Ganda tentang Penggunaan
Mencocokan Media
Masyarakat Masyarakat Pluralitas Media
Teks dengan Pembelajaran
Indonesia Indonesia Masyarakat Pembelajaran
Gambar
Indonesia

Coba Kembali Gagal

Kuis Game

Mandapat Nilai Barhasil

Selesai

4.5 Peran Media Pembelajaran IPS Terhadap Ruang Digital Merdeka


Belajar

Konsep merdeka belajar dalam pendidikan di era digital dapat diartikan


bahwa semua proses pendidikan memerlukan komitmen dalam peningkatan
investasi di pengembangan digital skill di dunia pendidikan, selalu mencoba
menerapkan prototype teknologi terbaru dalam mempermudah proses pembelajaran
di dunia pendidikan, dan menggali berbagai bentuk kolaborasi baru bagi model
110

sertikasi atau pendidikan dalam ranah peningkatan digital skill sehingga mutu
pendidikan dapat ditingkatkan.

Literasi digital merupakan kemampuan menemukan, memahami,


mengevaluasi, membuat, dan mengkomunikasikan informasi digital dalam
berbagai format dari berbagai sumber ketika disajikan melalui (teknologi informasi
dan komunikasi lainnya) (Rahayu, Mayasari, & Huriawati, 2019). Dengan adanya
pengembangan teknologi yang dapat mempermudah peserta didik mengakses
media tentang pembelajaran IPS, maka pentingnya literasi digital, separti halnya
yang telah diuraikan oleh Gilster dalam artikel (Khasanah & Herina, 2019)
mengemukakan bahwa literasi digital adalah kemampuan menggunakan teknologi
dan informasi dari piranti digital secara efektif dan efisien dalam berbagai konteks
seperti akademik, karir dan kehidupan sehari-hari. Pendapat Gilster tersebut seolah-
olah menyederhanakan media digital yang sebenarnya yang terdiri dari berbagai
bentuk informasi sekaligus seperti suara, tulisan dan gambar. Berdasarkan
pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pentingnya penerapan literasi digital
memanfaatkan fasilitas media yang telah berkembang pesat dan peserta didik dapat
di arahkan dengan mengakses media digital dengan hal yang positif. Tentunya perlu
adanya suport bimbingan orang tua, guru serta dorongan dari pihak manapun untuk
mengembangkan literasi digital. Dengan menerapkan literasi tersebut peserta didik
diharapkan mampu bersikap fleksibel dan adaptif, mampu berinteraksi sosial,
produktif, berinisiatif dan mandiri serta disiapkan untuk memiliki kemampuan
berpikir kritis.

Pedagogi Kreatif belajar abad 21 Pendekatan, strategi, kaedah dan teknik


pengajaran haruslah dijalankan dengan ciri kemahiran berfikir aras tinggi dan
berpusatkan pelajar. Persediaan guru dalam mengaplikasikan konsep
pembelajaran abad ke-21 ini bakal melahirkan guru yang kompeten dan
memenuhi pendidikan pada masa yang akan datang. Penerimaan ciri-ciri
pembelajaran abad ke-21 dalam kalangan pelajar masih pada tahap sederhana. Hal
ini menggambarkan kemahiran yang dimiliki oleh guru untuk menerapkan
pedagogi abad ke-21 masih perlu ditingkatkan. Masyuniza dan Zamri (2013)
111

mendapati aspek komunikasi berkesan dalam pengajaran dan pembelajaran abad


ke-21 pelajar berada pada rank sederhana (min=3.69) manakala lima komponen
kemahiran abad ke-21 yang dikaji (literasi era digital, pemikiran inventif,
komunikasi berkesan, penghasilan produktiviti tinggi serta nilai dan norma
kerohanian) juga berada pada tahap sederhana (min=3.92). Aspek komunikasi
berkesan merupakan elemen utama dan penting dalam mewujudkan sikap saling
membantu antara pelajar, memupuk nilai akhlak mulia dan menjalinkan hubungan
silaturrahim bagi melahirkan komuniti masyarakat yang baik. Keadaan ini
mempunyai hubungan secara langsung dengan tugas guru sebagai pengajar yang
bertanggung jawab mendidik dan melahirkan generasi yang lebih baik. Kajian ini
akan meneliti dari hasil belajar menggunakan media pembelajaran Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial dengan konsep, pemahaman dan masalah yang dihadapi dalam
melaksanakan pengajaran dan pembelajaran abad ke-21.

Supriatna (2020) yang mengemukakan bahwa Pendidikan Ilmu Pengetahuan


Sosial memiliki peran strategis dalam menyiapkan generasi muda memasuki era-
Indonesia emas pada tahun 2045. Tahun tersebut merupakan puncak seratus tahun
usia republik ini sejak Proklamasi 17 agustus 1945. Semakin berkembangnya
karakter generasi muda dari masa kemasa akan menghantarkan Indonesia yang
berkemajuan. Maju dan terus maju menuju kepada yang lebih baik. Mengabaikan
peran penting dari salah satu tri pusat pendidikan akan menyebabkan tidak
berhasilnya mewujudkan generasi muda dengan karakter yang membanggakan.
Karakter ini sangat diperlukan oleh generasi muda, mengingat di pundak merekalah
nasib bangsa kedepan. Bagusnya karakter sesorang, selain membawa manfaat untuk
dirinya sendiri, juga untuk kebaikan sesama manusia, bahkan juga untuk
bangsanya.

Dezuani dan Jetnioff (2011: 264) mengemukakan bahwa tataran praktis


dalam pembelajaran di sekolah di Indonesia dan disesuaikan dengan konteks sosial
budaya dan masalah pendidikan di negeri ini. Mempertimbangkan konteks sosial
budaya termasuk nilai-nilai yang terkandung didalamnya menjadi nilai tambah
secara kognitif dan afektif guna memperdalam pemahaman peserta didik terhadap
112

pembelajaran ilmu pengetahuan sosial diera digital ini untuk memerdekakan


kualitas belajar regenerasi kedepannya. Namun sejalan dengan itu, peserta didik
mendapatkan pencerahan dan penyadaran mengenai keberadaannya sebagai suatu
etnis, suatu kelas sosial ekonomi, suatu agama ditengah-tengah masyarakat yang
berbeda etnis, kelas sosial ekonomi dan agama. Setiap individu memiliki
karakteristik unik dan sekaligus kesamaan sebagai manusia ciptaan Tuhan.

Muhammad & Tetep (2018) Mengemukakan bahwa ditengah era digital dan
kemajuan suatu teknologi, tak jarang pendidikan yang terimplementasi dalam
system pembelajaran tradisional masih sering kita temui oleh beberapa pendidik
dalam proses kegiatan belajar mengajar. Pergeseran paradigma sistem
pembelajaran mulai nampak pada proses transformasi ilmu pengetahuan. Proses
pembelajaran yang ada sekarang ini cenderung lebih menekankan pada proses
mengajar (teaching), berbasis pada isi (content base), bersifat abstrak serta hanya
untuk golongan tertentu (pada proses ini pengajaran cenderung pasif). Seiring
dalam perkembangan ilmu dan teknologi, proses dalam pembelajaran mulai
bergeser pada proses belajar (learning), berbasis pada masalah (case base), bersifat
kontekstual dan tidak terbatas hanya untuk golongan tertentu. Pada proses
pembelajaran seperti ini peserta didik dituntut untuk lebih aktif dengan
mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada. Menurut Mulyana (2014)
Dukungan bahan pembelajaran yang mencakup konsep-konsep pilihan secara
tematik dan problematik sebagai bahan yang akan dipelajari peserta didik,
memerlukan kecermatan dan kemampuan dalam pengorganisasiannya dengan
pendekatan keguruan yang kokoh. Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial,
Pemahaman tentang konsep IPS merupakan kontekstual dengan konsep nyata yang
tumbuh dan berkembang pada tradisi masyarakat, yang dipandang tepat bagi
kondisi masyarakat Indonesia yang religius dan multicultural religious. Maka dari
itu dalam proses ini peserta didik berada pada zona perkembangannya masing-
masing serta dituntun pada awal pembelajaran dan secara perlahan diberikan
tanggungjawab untuk menyelesaikannya sendiri dalam kelompok belajarnya
sehingga peserta didik dapat mengkonstruksi dan merekonstruksi pemahaman
mereka terhadap esensi dari materi IPS.
113

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa media pembelajaran berbasis


adobe animate cc untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dan sebagai upaya
mewujudkan merdeka belajar. Media pembelajaran Adobe Animate CC telah
didesain sesuai dengan karakter dan kebutuhan peserta didik yang salah satunya
adalah pemanfaatan teknologi pembelajaran. Pemanfaatan teknologi dalam
pembelajaran mandiri yang mampu meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran
IPS pada materi Pluralitas Masyarakat Indonesia yang mana hal ini sangat
dibutuhkan untuk menghadapi tantangan abad 21. Media pembelajaran IPS berbasis
Adobe Animate CC ini merupakan salah satu solusi media yang dapat digunakan
sebagai penunjang pembelajaran Blended Learning sekaligus meningkatkan hasil
belajar IPS peserta didik. Pada media pembelajaran tersebut, peserta didik diberikan
tantangan permainan yang bisa dikerjakan secara mandiri kapanpun dan
dimanapun. Selain itu, peserta didik juga mendapatkan akses untuk memahami
materi Pluralitas Masyarakat Indonesia melalui media pembelajaran Adobe
Animate CC sehingga pemahaman peserta didik akan meningkat.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan secara keseluruhan terhadap data


penelitian mengenai efektivitas media pembelajaran berbasis Adobe Animate
Creative Cloud terhadap hasil belajar peserta didik, maka sesuai rumusan masalah
peneliti memperoleh kesimpulan bahwa:
1) Hasil analisis data dan perhitungan statistik menggunakan Microsoft Excel
2019 dan SPSS versi 25.0 menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil
pre-test yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
pembelajaran dimulai.
2) Hasil analisis data dan perhitungan statistik menggunakan Microsoft Excel
2019 dan SPSS versi 25.0 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah pembelajaran
berlangsung.
3) Hasil analisis data dan perhitungan statistik menggunakan Microsoft Excel
2019 dan SPSS versi 25.0 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang
signifikan terhadap hasil belajar IPS dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis Adobe Animate Creative Cloud.
4) Hasil analisis data dan perhitungan statistik menggunakan skala likert
menunjukan bahwa sikap peserta didik terhadap media pembelajaran berbasis
Adobe Animate CC secara umum menunjukan sikap sangat baik dan sikap
peserta didik terhadap media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC setiap
individu menunjukkan sikap sangat baik, maka dapat disimpulkan bahwa
interpretasi skala sikap peserta didik terhadap media pembelajaran berbasis
Adobe Animate CC berada pada kategori sangat baik.

114
115

5.2 Implikasi

Berdasarkan hasil simpulan tersebut, maka dapat dikemukakan implikasi


secara teoritis dan praktis sebagai berikut:
1) Implikasi Teoritis
Pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat berpengaruh terhadap
pencapaian hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPS, terdapat
perbedaan yang signifikan antara kegiatan pembelajaran yang menggunakan
media pembelajaran interaktif dengan yang tidak menggunakan media
pembelajaran interaktif.
2) Implikasi Praktis
Hasil pembahasan ini digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru.
Membenahi diri sehubungan dengan perkembangan teknologi komunikasi
dan informasi dengan media yang mudah di akses melalui internet web
maupun mobile smartphone, yang telah dibuat dengan berbagai inovasi dan
metode ilmu komunikasi yang digunakan.

5.3 Rekomendasi

Hasil penelitian ini membuktikan penerapan media Adobe Animate CC efektif


dalam pembelajaran IPS materi Pluralitas Masyarakat Indonesia ditinjau dari hasil
belajar peserta didik kelas VIII SMPN 1 Tarogong Kidul. Berdasarkan simpulan,
dan implikasi tersebut, peneliti memberikan beberapa saran sehubungan dengan
hasil penelitian yang telah didapatkan. Saran yang diberikan diharapkan dapat
memberikan kontribusi berupa pemikiran kepada para pelaksana pendidikan untuk
kemajuan kualitas pendidikan. Saran ditujukan kepada berbagai pihak yang terkait,
yakni bagi guru, sekolah, dan peneliti lanjutan. Berikut adalah saran yang
disampaikan oleh peneliti.
116

5.3.1 Bagi Guru

Guru hendaknya mulai menerapkan media Adobe Animate CC dalam


pembelajaran. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian, dimana media Adobe
Animate CC efektif dalam pembelajaran IPS ditinjau dari hasil belajar peserta didik
kelas VIII SMPN 1 Tarogong Kidul. Saran yang dapat peneliti sampaikan kepada
guru diantaranya:

1) Mampu membuat dan menggunakan media Adobe Animate CC dengan


menyesuaikan materi pembelajaran dengan fitur-fitur gambar ataupun video
agar peserta tertarik pada pembelajaran yang diajarkan oleh guru.
2) Sebelum menggunakan media Adobe Animate CC, hendaknya guru
merencanakan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan baik, sehingga
pelaksanaannya dapat berlangsung sesuai dengan yang diharapkan.
3) Selalu memberikan penguatan kepada peserta didik yang berprestasi,
sehingga semua peserta didik akan termotivasi dengan adanya motivasi yang
tinggi dalam diri peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
4) Mengingatkan peserta didik untuk mencatat materi yang disampaikan oleh
guru sehingga materi yang disampaikan tidak mudah lupa.
5) Mengarahkan peserta didik untuk dapat menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
6) Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, suasana belajar yang
nyaman, dan lingkungan kelas yang bersih sehingga peserta didik selalu
termotivasi untuk belajar.
117

5.3.2 Bagi Sekolah

Hasil penelitian membuktikan bahwa penerapan media Adobe Animate CC


lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik mata pelajaran IPS
kelas VIII SMPN 1 Tarogong Kidul. Saran yang dapat peneliti sampaikan kepada
sekolah diantaranya:
1) Memberikan dorongan kepada guru untuk memberikan pembelajaran dengan
menggunakan media Adobe Animate CC.
2) Memberikan fasilitas dan kelengkapan yang mendukung terlaksananya
pembelajaran dengan baik dan lancar khususnya media Adobe Animate CC
baik bagi guru maupun peserta didik. Fasilitas dan kelengkapan yang
dimaksud yaitu sarana dan prasarana seperti: kelas komputer, speaker dan
lain-lain. Adanya kelas komputer maka setiap peserta dapat mengakses
aplikasi Adobe Animate CC secara mandiri dan guru bertindak sebagai
fasilitator, serta memudahkan guru dalam menciptakan proses pembelajaran
yang menarik.
3) Memberikan sosialisasi kepada guru mengenai media Adobe Animate CC.
Melalui sosialisasi, diharapkan semua guru mengetahui bahwa media Adobe
Animate CC berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.

5.3.3 Bagi Peneliti Lanjutan

Hasil penelitian membuktikan bahwa penerapan media Adobe Animate CC


lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik mata pelajaran IPS
kelas VIII SMPN 1 Tarogong Kidul. Saran yang dapat peneliti sampaikan kepada
peneliti lanjutan diantaranya:
1) Pembuatan media pembelajaran ini perlu adanya ketekunan, kreativitas dan
pemahaman yang cukup. Peneliti menyarankan untuk mengembangkan
media pembelajaran interaktif selanjutnya agar dapat mengembangkan media
pembelajaran dengan variasi-variasi untuk menghasilkan output media
118

pembelajaran yang lebih baik, kreatif serta lebih menarik sehingga dapat
membuat peserta didik lebih termotivasi lagi dalam belajar.
2) Selain penggunaan media Adobe Animate CC sebagai media pembelajaran
yang dapat dioperasikan melalui komputer dan smartphone yang mana
peserta didik dapat mengoperasikan media Adobe Animate CC di rumah
sebagai sumber belajar. Akan tetapi peneliti menyarankan kepada peneliti
selanjutnya untuk mengkaji lebih dalam tentang media Adobe Animate CC
agar penelitian selanjutnya bisa dikembangkan lagi lebih mudah dan dapat
diakses secara online oleh para guru dan peserta didik sehingga dapat dibuka
secara langsung di web browser perangkat dan juga meringankan kapasitas
komputer maupun smartphone yang dimiliki.
3) Hasil dari pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan Adobe
Animate CC yang berbasis aplikasi ini tidak hanya dapat digunakan untuk
peserta didik kelas menengah, tetapi bisa juga digunakan untuk peserta didik
kelas tinggi dengan menyesuaikan karakteristik materi pelajaran.
119

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, R., & Yenni, E. (2018). Pendidikan Multikultural: Penguatan Identitas


Nasional Di Era Revolusi Industri 4.0. Seminar Nasional Multidisiplin , 44.
Abdurrahman, M. (2013). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rhineka Cipta.
Aditiany, V., & Rani, T. (2021). Pengaruh Media Pembelajaran Macromedia Flash
Terhadap Hasil Belajar Peserta didik (Studi Quasi Eksperimen Pada Mata
Pelajaran IPS Kelas VIII di SMP Negeri 3 Kuningan). Jurnal Penelitian
Pendidikan dan Ekonomi, 18.
Afifah, G. (2019). Keefektivan Media Pembelajaran Adobe Animate CC Terhadap
Motivasi dan Hasil Belajar IPA Peserta didik Kelas III SDN Poncol 1 Kota
Pekalongan.
Afifatu, R. (2015). Efektivitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 5.
Ahmadi, A. (2018). Pengembangan Adobe Animate CC sebagai Media
Pembelajaran Geografi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik
Kelas XI IPS 1 MAN 1 Lamongan. Skripsi Program Studi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Diambil kembali dari http://etheses.uin-malang.ac.id.: http://etheses.uin-
malang.ac.id.
Anitah, S. (2018). Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan: Tangerang
Selatan.
Arsyad, A. (2017). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
Dalyono. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Daryanto. (2015). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.
Daryanto. (2016). Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam
Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Deassy, M., & Endang, S. (2018). Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap
Efektivitas Pembelajaran Dengan Variabel Kontrol Latar Belakang
Pendidikan Guru. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 9.
Dimyati, & Mudjiono. (2013). Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Penerbit PT
Rineka Cipta.
Firmina, A. (2017). Teori Belajar dan Pembelajaran Implementasinya dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP, SMA, dan SMK. Yogyakarta.
120

Hamdan, A. (2018). Pengaruh Metode Pembelajaran Brainstroming terhadap


Kemampuan Berpikir Kritis berdasarkan Kemampuan Awal Peserta Didik.
Indonesian Journal of Economic Education (IJEE), 31.
Indah, L. (2015). Pengaruh Waktu Belajar Dan Minat Belajar Terhadap Hasil
Belajar Matematika. Jurnal Formatif : Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA,
118.
Joni. (2015). Hubungan Media Pembelajaran dan Motivasi Belajar terhadap
Presatasi Belajar Bidang Studi Sejarah Peserta didik SMA Negeri 3
Lumajang. Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI), 1198-1209.
Karta, R. (2021, Juni 26). Guru Gaptek Dipaksa Melek Iptek. Diambil kembali dari
https://www.republika.co.id/:
https://www.republika.co.id/berita/qv9yit282/guru-gaptek-dipaksa-melek-
iptek
Khasanah, U., & Herina. (2019). embangun Karakter Peserta didik Melalui Literasi
Digital Dalam Menghadapi Pendidikan Abad 21 (Revolusi Industri 4.0).
Prosiding seminar nasional pendidikan program pascasarjana universitas
PGRI palembang, 999–1015.
M. Miftah. (2013). Fungsi, Dan Peran Media Pembelajaran Sebagai Upaya
Peningkatan Kemampuan Belajar Peserta didik. Jurnal kwangsan, 97.
Majid, A. (2016). Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.
Masyuniza, Y., & Zamri, M. (2013). Penyepaduan Kemahiran Abad Ke-21 dalam
Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Melayu. Prosiding Seminar
Pascapeserta didikzah Pendidikan Bahasa Melayu & Kesusasteraan
Melayu Kali Pertama, 338-352.
Meldian, Nika, A., & Abdul, W. (2018). Efektivitas Pemanfaatan Multimedia
Berbasis Macromedia Flash Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS
Terpadu Peserta didik Di MTsN 4 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahapeserta
didik Pendidikan Geografi, 232.
Miarso, Y. (2016). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Mubin , O., Stevens, C., Shahid, S., Al Mahmud, A., & Dong, J. (2013). A review
of the applicability of robots in education. Journal of Technology in
Education and Learning, 177.
Mudjiono, D. d. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Muhammad, Y., & Tetep, T. (2018). IMPLEMENTATION OF KAHOOT
APPLICATION TO IMPROVING OF INTEREST OF CIVIC
121

EDUCATION LEARNING (EXPERIMENTAL RESEARCH IN CLASS


XI OF SMA NEGERI 1 GARUT). Journal Civics & Social Studies, 75-92.
Mulyana, E. (2014). Model pembelajaran generatif sebagai upaya meningkatkan
pemahaman konsep IPS pada peserta didik. urnal Pendidikan Ilmu Sosial,
26-33.
Muslichun, A. (2019). Pengembangan Aplikasi Multimedia Interaktif" Asean Go"
Berbasis Adobe Animate Cc Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Di Smp Negeri 41 Semarang. UNNES, 94.
Nika, M. (2018). Efektivitas Pemanfaatan Multimedia Berbasis Macromedia Flash
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Terpadu Peserta didik Di MTsN 4
Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahapeserta didik Pendidikan Geografi FKIP
Unsyiah.
Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian pembelajaran sastra berbasis kompetensi.
Yogyakarta: BPFe.
Nurhasana, P. (2021). Efektivitas Media Pembelajaran IPS Berbasis Macromedia
Flash Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta didik SD.
Journal Civics & Social Studies.
Pane, A. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Putra, P. (2019). Tantangan Pendidikan Islam dalam Menghadapi Society 5.0. .
Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 99–110.
Rahayu, T., Mayasari, T., & Huriawati, F. (2019). engembangan Media Website
Hybrid Learning berbasis Kemampuan Literasi Digital dalam Pembelajaran
Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika, 130.
Ratu, I. (2016). Sumber Kecerdasan Manusia. Jakarta: PT. Grasindo.
Retno, K. (2015). Be Effective Teen ? That’s You ! . Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Rifa’i, A., & Anni, C. (2015). Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri
Semarang Pres.
Sanjaya, W. (2013). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana Prenadamedia Group.
Santi, K. (2014). Penerapan model dual – coding dalam pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar IPS peserta didik (Penelitian Tindakan Kelas di
SMP Negeri 3 Mande Kabupaten Cianjur). repository upi.
122

Santi, K. (2014). Penerapan model dual – coding dalam pembelajaran untuk


meningkatkan hasil belajar IPS peserta didik (Penelitian Tindakan Kelas di
SMP Negeri 3 Mande Kabupaten Cianjur). repository upi, 10.
Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosda karya.
Saputro, A. (2018). Panduan Praktis Membuat Mini Games Android Menggunakan
Adobe Animate CC. Yogyakarta: Andi.
Siska, Y. (2016). Konsep Dasar IPS Untuk SD/MI. Yogyakarta: Garudhawaca.
Somantri, M. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan PKN. Bandung:
Remaja Rosda Karya dan PPS UPI.
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
PT Alfabet.
Sumantri, M. (2015). Strategi Pembelajaran: Teori dan Praktik di Tingkat
Pendidikan Dasar. Jakarta: Penerbit Rajawali Pers.
Sundayana, R. (2015). Statistik Penelitian Pendidikan. Garut: STKIP Garut Press.
Supardi. (2013). Sekolah Efektif, Konsep Dasar dan Praktiknya. Jakarta: Rajawali
Pers.
Supriatna, N. (2020). Pedagogi Kreatif Menumbuhkan Kreativitas dalam
Pembelajaran Sejarah dan IPS. Bandung: Rosdakarya.
Suprijono, A. (2014). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Susanto, A. (2014). Pengembangan Pembelajaran IPS. Jakarta: Kencana.
Susanto, A. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Susanto, A. (2019). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana.
T Heru, N. (2019). Pemutakhiran Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan di Era
Revousi Industri 4.0. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 95.
Taufiq, A., Mikarsa, H., & Prianto, P. (2016). Pendidikan Anak di SD. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.
123

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progesif. Jakarta:


Kencana.
Trianto. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Konsektuan: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum
2013 (Kurikulum Tematik Integratif/KTI). Jakarta: Penerbit Prenadamedia
Group.
Ulfa, D., & Tetep. (2018). The Effectiveness of Using Video Tutorial to Improving
Learning Motivation of Civic Education. Journal Civic and Social Studies,
110.
uno. (2017). Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Untari, R. (2015). Analisis efisiensi dan efektifitas pelaksanaan realisasi anggaran
belanja langsung dinas pendidikan kota semarang. Semarang:
UniversitasDian Nuswantoro.
Wahyu, A., & Endang, L. (2019). Respon Peserta didik Terhadap Alat Pirolisis
Sampah Plastik Sebagai Media. JURNAL THABIEA, 102.
Wahyu, Matnuh, H., & Triani, D. (2014). Hubungan Penggunaan Media
Pembelajaran dengan Hasil Belajar PKN pada Peserta didik Kelas X dan XI
di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin. Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan, 530.
Wulandari, D. (2016). Pengaruh Media Pembelajaran terhadap Motivasi dan Hasil
Belajar Peserta didik pada Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris. Jurnal
Paradigma, 18-24.
Yunansah, H., & Yusuf , T. (2017). Pendidikan berbasis ekopedagogik dalam
menumbuhkan kesadaran ekologis dan mengembangkan karakter peserta
didik sekolah dasar. EduHumaniora| Jurnal Pendidikan Dasar Kampus
Cibiru, 28-33.
Yusrizal & Fatmawati. (2020). Peran Kurikulum Akhlak Dalam Pembentukan
Karakter Di Sekolah Alam Sou Parung Bogor. Jurnal Tematik, 74-80.
124

LAMPIRAN - LAMPIRAN
LAMPIRAN A LAMPIRAN E
INSTRUMEN PENELITIAN HASIL OBSERVASI PENELITIAN
SAMPEL JAWABAN PENELITIAN

LAMPIRAN B LAMPIRAN F
ANALISIS DATA HASIL UJI COBA MANUAL BOOK ADOBE ANIMATE CC

LAMPIRAN C LAMPIRAN G
PERANGKAT PEMBELAJARAN DOKUMENTASI KEGIATAN

LAMPIRAN D LAMPIRAN H
ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN ADMINISTRASI PENELITIAN
LAMPIRAN A
INSTRUMEN PENELITIAN

1. Silabus
2. Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Penelitian
3. Soal Uji Coba Instrumen Penelitian
4. Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen
Penelitian
5. Rubrik Penilaian Soal Uji Coba Instrumen
Penelitian
6. Kisi-Kisi Soal Instrumen Penelitian
7. Soal Instrumen Penelitian
8. Kunci Jawaban Soal Instrumen Penelitian
9. Rubrik Penilaian Instrumen Penelitian
10. Kisi-Kisi Angket
11. Angket Sikap Peserta Didik
125

LAMPIRAN A.1
SILABUS
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Sekolah : SMPN 1 Tarogong Kidul
Kelas/Semester : VIII/1
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Materi : Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Kehidupan
Sosial dan Kebangsaan
Submateri : Pluralitas Masyarakat Indonesia

Kompetensi Inti (KI):


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong-royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, terkait fenomena dan kejaian tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
126

Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar Nilai/Subnilai
Pembelajaran Waktu PPK
Peserta didik Pluralitas Pluralitas Mengidentifikasi • Penilaian aspek 8 x 40 Iwan Setiawan dkk. Religius.
mampu: (agama, budaya, Masyarakat pluralitas sikap 2017. Ilmu Kreatif, percaya
3.2 Menganalisis suku bangsa, Indonesia kehidupan menggunakan Pengetahuan Sosial diri, tanggung
pengaruh interaksi pekerjaan) 1. Perbedaan kehidupan sosial jenis non tes yaitu SMP/MTs. Kelas jawab, kerja
sosial dalam ruang masyarakat Agama budaya observasi VIII. Jakarta: keras, kerja
yang berbeda Indonesia 2. Perbedaan masyarakat • Penilaian Kementerian sama, cinta
terhadap kehidupan Agama Indonesia yang pengetahuan Pendidikan dan tanah air,
sosial budaya serta 3. Perbedaan ditampilkan menggunakan tes Kebudayaan gotong-royong,
pengembangan Suku dalam bentuk tulis (pilihan Republik Indonesia. keadilan.
kehidupan Bangsa peta persebaran ganda) Anwar Kurnia.2017.
kebangsaan 4. Perbedaan kebudayaan • Penilaian IPS Terpadu SMP
Pekerjaan Nusantara keterampilan Kelas VIII. Jakarta:
4.2 Menyajikan 5. Peran dan menggunakan Yudhistira.
hasil analisis fungsi teknik penilaian Internet,
tentang pengaruh keragaman proyek perpustakaan, dan
interaksi sosial budaya • Penilaian praktik lingkungan sekitar.
dalam ruang yang memberi
berbeda terhadap penilaian terhadap
kehidupan sosial kegiatan
dan budaya serta diskusi/presentasi
pengembangan
kehidupan
kebangsaan
127

LAMPIRAN A.2
KISI-KISI SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
Nama Sekolah : SMPN 1 Tarogong Kidul Alokasi Waktu : 60 menit
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Jumlah Soal : 40
Kelas : VIII Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Materi : Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Kehidupan
Sosial dan Kebangsaan
Submateri : Pluralitas Masyarakat Indonesia

Kompetensi Inti (KI):


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong-royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, terkait fenomena dan kejaian tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
128

Level
Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal No Soal
Kognitif
Peserta didik mampu: Pluralitas Masyarakat Peserta didik mampu mengidentifikasi pengertian pluralitas
C1 1
3.2 Menganalisis pengaruh Indonesia masyarakat Indonesia
interaksi sosial dalam ruang 1. Perbedaan agama Peserta didik mampu mengindentifikasi agama budaya di
C1 7
yang berbeda terhadap 2. Perbedaan budaya Indonesia
kehidupan sosial budaya serta 3. Perbedaan suku bangsa
Peserta didik mampu mengidentifikasi wujud budaya di
pengembangan kehidupan 4. Perbedaan pekerjaan C1 13
Indonesia
kebangsaan 5. Peran dan fungsi
keragaman budaya Peserta didik mampu menyebutkan suku bangsa di Indonesia C1 19,38
4.2 Menyajikan hasil analisis Peserta didik mampu menyebutkan mata pencaharian di
C1 25
tentang pengaruh interaksi Indonesia
sosial dalam ruang yang Peserta didik mampu menyebutkan contoh peran dan fungsi
berbeda terhadap kehidupan C1 31
keragaman di Indonesia
sosial dan budaya serta
Peserta didik mampu menjabarkan pengertian multikultural C2 2
pengembangan kehidupan
kebangsaan Peserta didik mampu mengklasifikasikan keragaman agama
C2 8
di indonesia
Peserta didik mampu menunjukan tempat beribadah C2 9
Peserta didik mampu mengemukakan wujud budaya C2 14, 37
Peserta didik mampu menjelaskan faktor suku budaya di
C2 20
Indonesia
Peseta didik mampu memberikan contoh keragaman mata
C2 26
pencaharian di Indonesia
129

Peserta didik mampu menjelaskan peran dan fungsi budaya


C2 32
di Indonesia
Peserta didik mampu menentukan istilah lain dari keragaman C3 3
Peserta didik mampu menentukan wujud budaya di
C3 15, 39
Indonesia
Peserta didik mampu mengklasifikasikan kelompok suku
C3 21
terbesar di Indonesia
Peserta didik mampu menentukan mata pencaharian yang
C3 27
ada di indonesia
Peserta didik mampu menentukan peran dan fungsi budaya
C3 33
Indonesia
Peserta didik mampu menganalisis keanekaragaman bangsa
C4 4
Indonesia
Peserta didik mampu menganalisis keragamanan agama di
C4 10
Indonesia
Peserta didik mampu menganalisis wujud budaya di
C4 16
Indonesia
Peserta didik mampu menganalisis keragaman suku bangsa
C4 22, 40
Indonesia
Peserta didik mampu menganalisis bentuk mata pencaharian
C4 28
di Indonesia
Peserta didik mampu menganalisis peran dan fungsi budaya
C4 34
Indonesia
Peserta didik mampu memperjelas kebudayaan Indonesia C5 5
Peserta didik mampu membuktikan perayaan keagamaan C5 11
130

Pesera didik mampu menyimpulkan hasil kerajian budaya


C5 17
masyarakat Indonesia
Peserta didik mampu memperjelas suku budaya yang ada di
C5 23
Indonesia
Peserta didik mampu memprediksi jenis-jenis
C5 29
matapencaharian yang tinggal di pesisir pantai
Peserta didik mampu menyimpulkan peran dan fungsi
C5 35
budaya Indonesia
Peserta didik mampu membangun sikap toleransi antar
C6 12
agama
Peserta didik mampu merumuskan ciri dari masyarakat
C6 6
Indonesia
Peserta didik mampu memperjelas peninggalan kebudayaan
C6 18
Hindu-Buddha
Peserta didik mampu membuktikan yang ada di Indonesia C6 24
Peserta didik mampu memperjelas keragaman tidak hanya
C6 30
terdapat pada agama
Peserta didik mampu membandingkan peran dan fungsi
C6 36
budaya Indonesia
131

LAMPIRAN A.3
LEMBAR SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
Nama : Alokasi Waktu : 60 menit
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Jumlah Soal : 40
Kelas : Bentuk Soal
:Pilihan Ganda
PETUNJUK UMUM
1. Berdo’alah sebelum mengerjakan.
2. Tulis nama dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia.
3. Bacalah soal dengan seksama sebelum anda mengerjakan.
4. Kerjakan soal-soal yang anda anggap paling mudah terlebih dahulu.
Pilihlah jawaban yang benar pada soal dibawah ini dengan memberi tanda
silang (X) pada huruf A, B, C atau D di lembar jawaban yang telah disediakan.
1. Arti dari kata “plural” dan “pluralitas” adalah ….
a. Tunggal dan Persatuan
b. Banyak dan Berbeda
c. Jamak dan kemajemukan
d. Satu dan berbeda-beda
2. Multikultural berasal dari kata ….
a. multi = banyak dan culture = kebudayaan
b. multi = bersatu dan culture = seni budaya
c. multi = lebih banyak dan culture = masyarakat
d. multi = sedang dan culture = rakyat
3. Dibawah ini yang bukan merupakan istilah lain dari keragaman yaitu ….
a. Multikultural
b. Pluralitas
c. Majemuk
d. Homogen
4. Kekayaan dan keanekaragaman masyarakat Indonesia baik suku, agama, ras,
pekerjaan dan lain-lain menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia bersifat
jamak yang artinya ….
a. Plural
b. Homogen
c. Sosial
d. Terbuka
132

5. Masyarakat memiliki lebih dari dua kebudayaan, artinya masyarakat tersebut


bersifat ….
a. Jamak
b. Homogen
c. Multikultural
d. Heterogen
6. a) Andi merupakan warga Negara Indonesia yang lahir di daerah Kalimantan
dan berasal dari suku Dayak
b) Andi bisa berbahasa Jawa dikarenakan ayahnya berasal dari Jawa Timur
c) Andi mengikuti adat istiadat orang Sunda karena Andi sedang menempuh
perguruan tinggi di Bandung
Beberapa kasus Andi diatas menunjukkan ciri dari masyarakat Indonesia yang
bersifat ….
a. Plural
b. Multikultural
c. Sosial
d. Bilateral
7. Yang merupakan hari raya Agama Hindu adalah ….
a. Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha
b. Hari Raya Waisak dan Asadha
c. Hari raya Galungan dan Nyepi
d. Hari Raya Natal dan Paskah
8. Perayaan Waisak untuk memperingati 3 peristiwa penting merupakan Hari
Raya Keagamaan ….
a. Islam
b. Hindu
c. Buddha
d. Konghucu
9. Perhatikan gambar di bawah ini !
Gambar tersebut menunjukkan tempat
ibadah agama ….
a. Islam
b. Kristen
c. Hindu
d. Konghucu
133

10. Agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik merupakan salah satu agama yang
dipeluk masyarakat Indonesia yang disebarkan oleh bangsa ….
a. Tiongkok
b. Eropa
c. India
d. Arab
11. Perhatikan gambar !
Gambar tersebut merupakan
salah satu hari perayaan
dalam agama ….
a. Islam
b. Hindu
c. Budha
d. Kristen

12. Ani merupakan pemeluk agama Hindu satu-satunya di SMP Harapan, Ani
menjadi pemeluk agama minoritas di sekolah tersebut. Agar Ani lebih percaya
diri dan nyaman beribadah di sekolahnya yang harus dilakukan teman-teman
Ani adalah bersikap ….
a. Toleransi
b. acuh tak acuh
c. Mengganggu ibadah Ani
d. Mengucilkan
13. Menurut ahli sosiologi J.J. Hoenigman, ada 3 wujud budaya, adalah ….
a. Ide, Perbuatan dan Teknologi
b. Gagasan, Aktivitas dan Artefak
c. Berpikir, Kegiatan dan Kesenian
d. Alam Sadar, Organisasi dan Alat-alat
14. “Suatu keseluruhan yang kompleks terdiri atas seni, adat istiadat, kepercayaan,
kesusilaan, hukum, kesanggupan, dan kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh
manusia sebagai bagian dari masyarakat” merupakan pengertian dari
kebudayaan menurut ….
a. Linton
b. Koentjaraningrat
c. E.B. Taylor
d. J.J. Hoenigman
134

15. Buku dan karya-karya tulis merupakan wujud kebudayaan yang berupa ….
a. gagasan
b. aktivitas
c. artefak
d. teknologi
16. Ada 7 unsur kebudayaan yang terdiri atas : Peralatan, sistem ekonomi, sistem
kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan dan religi merupakan
pendapat dari ….
a. Linton
b. Koentjaraningrat
c. E.B. Taylor
d. J.J. Hoenigman
17. Faktor perbedaan lokasi dapat menyebabkan adanya perbedaan hasil budaya
antara masyarakat pegunungan dengan masyarakat pesisir. Hasil budaya
kerajinan masyarakat pegunungan lebih cenderung berasal dari kayu,
pepohonan, bahkan dedaunan sedangkan di pesisir hasil budayanya lebih
cenderung seperti kerang/cangkang biota laut yang dibuat kerajinan. Hal
tersebut dikarenakan ….
a. Masyarakat setempat tidak tahu bahan baku sebenarnya dalam membuat
kerajinan
b. Kehabisan modal dalam membeli bahan baku kerajinan
c. Bahan baku kerajinan diambil dari sumber daya yang ada di daerah masing-
masing
d. Mencari bahan baku yang mudah
18. Perhatikan gambar relief candi dibawah ini !
Berikut adalah salah satu gambar
relief candi borobudur peninggalan
masa kerajaan Hindu-Budha,
peninggalan kebudayan tersebut
merupakan faktor yang
mempengaruhi keberagaman budaya
masyarakat di Indonesia yaitu dalam
hal ….
a. Perbedaan lokasi
b. Perbedaan agama
c. Perbedaan adat-istiadat
d. Perbedaan individu
135

19. Suku Jawa, Samin, dan Karimun berasal dari daerah ….


a. Jawa Barat
b. Jawa Tengah
c. Jawa Timur
d. Yogyakarta
20. Faktor yang menyebabkan perbedaan suku bangsa di Indonesia adalah ...
a. Tingkatan sosial
b. Tingkatan ekonomi
c. Tempat kelahiran
d. Sejarah nenek moyang
21. Kelompok suku dengan jumlah populasi terbesar di Indonesia adalah suku ….
a. Aceh
b. Batak
c. Jawa
d. Madura
22. Perhatikan gambar berikut !
Kegiatan diatas merupakan salah
satu kegiatan kebudayaan yang
dilakukan oleh suatu suku yang
dinamakan karapan sapi, suku
yang terdapat pada gambar diatas
merupakan suku ….
a. Jawa
b. Madura
c. Bali
d. Ambon
23. Yang bukan merupakan suku bangsa yang ada di Indonesia yaitu suku ….
a. Sunda
b. Betawi
c. Dayak
d. Aborigin
24. Rumah adat Joglo, Tari Serimpi, senjata tradisional keris, bahasa jawa
merupakan ciri-ciri dari kebudayaan daerah ….
a. Jawa Barat
b. Jawa Timur
c. Banten
d. Jawa Tengah
136

25. Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman budaya sehingga juga


menimbulkan beraneka ragam mata pencaharian masyarakatnya. Mata
pencaharian/pekerjaan di Indonesia yang beragam terbagi menjadi sektor
formal dan sektor informal. Dibawah ini yang merupakan pekerjaan sektor
formal yaitu ….
a. Guru, polisi, dokter
b. Petani, Tukang kayu, Montir
c. Pedagang, kuli bangungan, sopir
d. Tentara, tukang becak, penjahit
26. Pekerjaan yang di dalamnya tidak terdapat aturan yang begitu mengikat serta
terdapat individu yang bekerja secara terlatih atau memiliki keterampilan
disebut pekerjaan sektor ….
a. Pemerintah
b. Swasta
c. Formal
d. Informal
27. Berbagai pekerjaan yang dijalankan oleh pelaku usaha resmi baik pemerintah
maupun swasta yang di dalamnya terdapat aturan yang mengikat individu
merupakan pekerjaan di sektor ….
a. Informal
b. Formal
c. Semi-formal
d. Formalitas
28. Segala bentuk pekerjaan dan profesi adalah sama mulianya tidak ada yang lebih
rendah atau lebih tinggi, karena ...
a. Jumlah pendapatan yang diperoleh besarnya sama
b. Sama-sama untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan keluarga
c. Semua profesi saling membutuhkan satu sama lain
d. Pekerja dan profesional sama-sama memiliki kewajiban membayar
pajak
29. Segala jenis pekerjaan/mata pencaharian tentunya juga dipengaruhi oleh
kondisi geografis tempat tinggal. Maka individu yang tinggal di pesisir pantai
lebih cocok bekerja sebagai ….
a. Petani
b. Pegawai swasta
c. Nelayan
d. Pedagang
137

30. Keragaman tidak hanya dalam hal agama, budaya, dan suku bangsa, namun juga
dalam hal pekerjaan. Dibawah ini yang merupakan contoh kasus keragaman
dalam hal pekerjaan yaitu ….
a. Pak Joni merupakan pengusaha mebel kayu dari Jepara namun beliau
membeli kayu dari daerah Kalimantan dan berkomunikasi baik dengan
orang Kalimantan.
b. Pak Wahyu merupakan pemilik toko busana muslim di Semarang namun
beliau hanya mau menerima karyawan yang berasal dari Jawa saja.
c. Bu Ratih merupakan seorang guru di Surabaya namun ketika perayaan hari
Kemerdekaan beliau menolak menggunakan pakaian adat Lampung dan
hanya ingin menggunakan pakaian adat Jawa Timur saja.
d. Pak Roni merupakan pengusaha restoran sukses dan memiliki cabang di
berbagai provinsi di Indonesia namun beliau tidak ingin mendirikan cabang
di daerah Papua dikarenakan beliau tidak menyukai orang Papua.
31. Contoh peran dan fungsi keragaman budaya dalam pembangunan nasional
sebagai daya tarik bangsa asing adalah ….
a. Sendratari Ballet Ramayana di Prambanan Yogyakarta banyak disukai turis
b. Menciptakan batik dengan corak khas yang berbeda-beda
c. Sikap saling mendukung dalam upaya mengembangkan kebudayaan
d. Cara bercocok tanam yang berbeda-beda disetiap daerah
32. Penemuan cara baru dan khas dalam mengelola lahan pertanian merupakan
salah satu peran dan fungsi keragaman budaya dalam pembangunan nasional
yaitu ….
a. Mendorong inovasi kebudayaan
b. Sebagai daya tarik bangsa asing
c. Mengembangkan budaya nasional
d. Tertanamnya sikap toleransi
33. Dibawah ini yang bukan merupakan peran dan fungsi keragaman budaya dalam
pembangunan nasional yaitu ….
a. Sebagai daya tarik bangsa asing
b. Mempunyai sikap toleransi
c. Mengembangkan inovasi kebudayaan
d. Sebagai pemicu konflik
138

34. Dengan adanya kekayaan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia, antar
masyarakat jadi bersikap toleran dalam menanggapi perbedaan budaya yang
ada. Hal tersebut merupakan salah satu peran dan fungsi keragaman budaya
yaitu ….
a. Sebagai daya tarik bangsa asing
b. Sebagai pemicu konflik
c. Tertanamnya sikap toleransi
d. Sebagai inovasi budaya
35. Batik awalnya merupakan budaya lokal yang diangkat menjadi budaya
nasional. Maka dari itu batik saat ini dijadikan pakaian nasional. Hal tersebut
merupakan salah satu peran dan fungsi keragaman budaya yaitu ….
a. Tertanamnya sikap toleransi
b. Mengembangkan budaya nasional
c. Saling melengkapi hasil budaya
d. Mendorong inovasi kebudayaan
36. Menara Masjid Kudus memiliki kesamaan dengan Pura Bale Kul-Kul Taman
Ayun di Bali. Walaupun bentuknya hampir sama namun dalam hal fungsi
keduanya sangat berbeda. Hal tersebut menunjukkan adanya akulturasi dan
asimilasi budaya. Peran dan fungsi keragaman budaya dalam hal diatas yaitu
untuk ….
a. Sebagai daya tarik bangsa asing
b. Mendorong Inovasi Kebudayaan
c. Mendorong bangsa asing berinovasi
d. Mengingat sejarah nenek moyang
37. Berikut ini pernyataan tentang budaya adalah …
a. Budaya merupakan kekhasan manusia yang membedakannya dengan
makhluk lainnya
b. Budaya selalu dihasilkan manusia karena akal dan pikiran yang menyertai
c. Budaya bersifat statis
d. Jawaban A dan B benar
38. Suku Makassar, Bugis, Toraja, dan Mandar berasal dari daerah …
a. Sulawesi tengah
b. Sulawesi tenggara
c. Sulawesi selatan
d. Sulawesi barat
139

39. Sikap yang harus dikembangkan dalam mewujudkan persatuan dalam


keragaman adalah …
a. Menerima keragaman suku dan budaya sebagai kekayaan bangsa
b. Menganggap suku dan budaya sendiri sebagai yang paling baik
c. Menghapuskan semua perbedaan
d. Memandang rendah suku dan budaya lain
40. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang memiliki bangsa Indonesia
menunjukkan bahwa
masyarakat Indonesia merupakan ….
a. Masyarakat otoriter
b. Masyarakat sosialis
c. Masyarakat demokratis
d. Masyarakat majemuk
140

LAMPIRAN A.4

Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Penelitian

1 C 11 A 21 C 31 A
2 A 12 A 22 B 32 D
3 D 13 B 23 D 33 D
4 A 14 C 24 D 34 C
5 C 15 A 25 A 35 B
6 B 16 B 26 D 36 B
7 C 17 C 27 B 37 D

8 C 18 B 28 C 38 C

9 D 19 B 29 C 39 A

10 B 20 D 30 A 40 D
141

LAMPIRAN A.5
RUBRIK PENILAIAN
Level No
Indikator Soal Skor
Kognitif Soal

Mengidentifikasi pengertian pluralitas masyarakat Indonesia C1 1 1

Mengindentifikasi agama budaya di Indonesia C1 7 1

Mengidentifikasi wujud budaya di Indonesia C1 13 1

Menyebutkan suku bangsa di Indonesia C1 19,38 1

Menyebutkan mata pencaharian di Indonesia C1 25 1

Menyebutkan contoh peran dan fungsi keragaman di Indonesia C1 31 1

Menjabarkan pengertian multikultural C2 2 1

Mengklasifikasikan keragaman agama di indonesia C2 8 1


142

Menunjukan tempat beribadah C2 9 1

Mengemukakan wujud budaya C2 14, 37 1,1

Menjelaskan faktor suku budaya di Indonesia C2 20 1

Memberikan contoh keragaman mata pencaharian di Indonesia C2 26 1

Menjelaskan peran dan fungsi budaya di Indonesia C2 32 1

Menentukan istilah lain dari keragaman C3 3 1

Menentukan wujud budaya di Indonesia C3 15, 39 1,1

Mengklasifikasikan kelompok suku terbesar di Indonesia C3 21 1

Menentukan mata pencaharian yang ada di indonesia C3 27 1

Menentukan peran dan fungsi budaya Indonesia C3 33 1


143

Menganalisis keanekaragaman bangsa Indonesia C4 4 1

Menganalisis keragamanan agama di Indonesia C4 10 1

Menganalisis wujud budaya di Indonesia C4 16 1

Menganalisis keragaman suku bangsa Indonesia C4 22, 40 1,1

Menganalisis bentuk mata pencaharian di Indonesia C4 28 1

Menganalisis peran dan fungsi budaya Indonesia C4 34 1

Memperjelas kebudayaan Indonesia C5 5 1

Membuktikan perayaan keagamaan C5 11 1

Menyimpulkan hasil kerajian budaya masyarakat Indonesia C5 17 1

Memperjelas suku budaya yang ada di Indonesia C5 23 1


144

Memprediksi jenis-jenis matapencaharian yang tinggal di pesisir pantai C5 29 1

Menyimpulkan peran dan fungsi budaya Indonesia C5 35 1

Membangun sikap toleransi antar agama C6 12 1

Merumuskan ciri dari masyarakat Indonesia C6 6 1

Memperjelas peninggalan kebudayaan Hindu-Buddha C6 18 1

Membuktikan yang ada di Indonesia C6 24 1

Memperjelas keragaman tidak hanya terdapat pada agama C6 30 1

Membandingkan peran dan fungsi budaya Indonesia C6 36 1

Jumlah 40

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏


Nilai peserta didik = x 100
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑺𝒌𝒐𝒓
145

LAMPIRAN A.6
KISI-KISI SOAL INSTRUMEN PENELITIAN
Nama Sekolah : SMPN 1 Tarogong Kidul Alokasi Waktu : 30 menit
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Jumlah Soal : 30
Kelas : VIII Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Materi : Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Kehidupan
Sosial dan Kebangsaan
Submateri : Pluralitas Masyarakat Indonesia

Kompetensi Inti (KI):


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong-royong), santun, dan percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, terkait fenomena dan kejaian tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori
146

Level
Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal No Soal
Kognitif
Peserta didik mampu: Pluralitas Masyarakat Peserta didik mampu mengidentifikasi pengertian pluralitas
3.2 Menganalisis pengaruh Indonesia C1 1
masyarakat Indonesia
interaksi sosial dalam ruang 1. Perbedaan agama
Peserta didik mampu mengindentifikasi agama budaya di
yang berbeda terhadap 2. Perbedaan budaya C1 5
Indonesia
kehidupan sosial budaya serta 3. Perbedaan suku bangsa
pengembangan kehidupan 4. Perbedaan pekerjaan Peserta didik mampu mengidentifikasi wujud budaya di
C1 10
kebangsaan 5. Peran dan fungsi Indonesia
keragaman budaya
Peserta didik mampu menyebutkan suku bangsa di
4.2 Menyajikan hasil analisis C1 16
Indonesia
tentang pengaruh interaksi
sosial dalam ruang yang Peserta didik mampu menyebutkan mata pencaharian di
C1 23
berbeda terhadap kehidupan Indonesia
sosial dan budaya serta
pengembangan kehidupan Peserta didik mampu menjabarkan pengertian multikultural C2 2
kebangsaan
Peserta didik mampu menunjukan tempat beribadah C2 6

Peserta didik mampu mengemukakan wujud budaya C2 11, 30

Peserta didik mampu menjelaskan faktor suku budaya di


C2 17
Indonesia
147

Peseta didik mampu memberikan contoh keragaman mata


C2 24
pencaharian di Indonesia
Peserta didik mampu menentukan wujud budaya di
C3 12
Indonesia
Peserta didik mampu mengklasifikasikan kelompok suku
C3 18
terbesar di Indonesia
Peserta didik mampu menentukan mata pencaharian yang
C3 25
ada di indonesia
Peserta didik mampu menentukan peran dan fungsi budaya
C3 28
Indonesia
Peserta didik mampu menganalisis keanekaragaman
C4 3
bangsa Indonesia
Peserta didik mampu menganalisis keragamanan agama di
C4 7
Indonesia
Peserta didik mampu menganalisis wujud budaya di
C4 13
Indonesia
Peserta didik mampu menganalisis keragaman suku bangsa
C4 19
Indonesia
Peserta didik mampu menganalisis peran dan fungsi
C4 34
budaya Indonesia
148

Peserta didik mampu memperjelas kebudayaan Indonesia C5 4

Peserta didik mampu membuktikan perayaan keagamaan C5 8

Pesera didik mampu menyimpulkan hasil kerajian budaya


C5 14
masyarakat Indonesia
Peserta didik mampu memperjelas suku budaya yang ada
C5 20
di Indonesia
Peserta didik mampu memprediksi jenis-jenis
C5 26
matapencaharian yang tinggal di pesisir pantai
Peserta didik mampu membangun sikap toleransi antar
agama C6 9

Peserta didik mampu memperjelas peninggalan


C6 15
kebudayaan Hindu-Buddha

Peserta didik mampu membuktikan yang ada di Indonesia C6 22

Peserta didik mampu memperjelas keragaman tidak hanya


C6 27
terdapat pada agama

Peserta didik mampu membandingkan peran dan fungsi


C6 29
budaya Indonesia
149

LAMPIRAN A.7
LEMBAR SOAL INSTRUMEN PENELITIAN
Nama : Alokasi Waktu : 30 menit
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Jumlah Soal : 30
Kelas : Bentuk Soal :
Pilihan Ganda
PETUNJUK UMUM
1. Berdo’alah sebelum mengerjakan.
2. Tulis nama dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia.
3. Bacalah soal dengan seksama sebelum anda mengerjakan.
4. Kerjakan soal-soal yang anda anggap paling mudah terlebih dahulu.
Pilihlah jawaban yang benar pada soal dibawah ini dengan memberi tanda
silang (X) pada huruf A, B, C atau D di lembar jawaban yang telah disediakan.
1. Arti dari kata “plural” dan “pluralitas” adalah ….
a. Tunggal dan Persatuan
b. Banyak dan Berbeda
c. Jamak dan kemajemukan
d. Satu dan berbeda-beda
2. Multikultural berasal dari kata ….
a. multi = banyak dan culture = kebudayaan
b. multi = bersatu dan culture = seni budaya
c. multi = lebih banyak dan culture = masyarakat
d. multi = sedang dan culture = rakyat
3. Kekayaan dan keanekaragaman masyarakat Indonesia baik suku, agama, ras,
pekerjaan dan lain-lain menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia bersifat
jamak yang artinya ….
a. Plural
b. Homogen
c. Sosial
d. Terbuka
4. Masyarakat memiliki lebih dari dua kebudayaan, artinya masyarakat tersebut
bersifat ….
a. Jamak
b. Homogen
c. Multikultural
d. Heterogen
150

5. Yang merupakan hari raya Agama Hindu adalah ….


a. Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha
b. Hari Raya Waisak dan Asadha
c. Hari raya Galungan dan Nyepi
d. Hari Raya Natal dan Paskah
6. Perhatikan gambar di bawah ini !
Gambar tersebut menunjukkan tempat
ibadah agama ….
a. Islam
b. Kristen
c. Hindu
d. Konghucu

7. Agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik merupakan salah satu agama yang
dipeluk masyarakat Indonesia yang disebarkan oleh bangsa ….
a. Tiongkok
b. Eropa
c. India
d. Arab
8. Perhatikan gambar !
Gambar tersebut merupakan
salah satu hari perayaan
dalam agama ….
a. Islam
b. Hindu
c. Budha
d. Kristen

9. Ani merupakan pemeluk agama Hindu satu-satunya di SMP Harapan, Ani


menjadi pemeluk agama minoritas di sekolah tersebut. Agar Ani lebih percaya
diri dan nyaman beribadah di sekolahnya yang harus dilakukan teman-teman
Ani adalah bersikap ….
a. Toleransi
e. acuh tak acuh
f. Mengganggu ibadah Ani
g. Mengucilkan
151

10. Menurut ahli sosiologi J.J. Hoenigman, ada 3 wujud budaya, adalah ….
a. Ide, Perbuatan dan Teknologi
b. Gagasan, Aktivitas dan Artefak
c. Berpikir, Kegiatan dan Kesenian
d. Alam Sadar, Organisasi dan Alat-alat
11. “Suatu keseluruhan yang kompleks terdiri atas seni, adat istiadat, kepercayaan,
kesusilaan, hukum, kesanggupan, dan kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh
manusia sebagai bagian dari masyarakat” merupakan pengertian dari
kebudayaan menurut ….
a. Linton
b. Koentjaraningrat
c. E.B. Taylor
d. J.J. Hoenigman
12. Buku dan karya-karya tulis merupakan wujud kebudayaan yang berupa ….
a. gagasan
b. aktivitas
c. artefak
d. teknologi
13. Ada 7 unsur kebudayaan yang terdiri atas : Peralatan, sistem ekonomi, sistem
kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan dan religi merupakan
pendapat dari ….
a. Linton
e. Koentjaraningrat
f. E.B. Taylor
g. J.J. Hoenigman
14. Faktor perbedaan lokasi dapat menyebabkan adanya perbedaan hasil budaya
antara masyarakat pegunungan dengan masyarakat pesisir. Hasil budaya
kerajinan masyarakat pegunungan lebih cenderung berasal dari kayu,
pepohonan, bahkan dedaunan sedangkan di pesisir hasil budayanya lebih
cenderung seperti kerang/cangkang biota laut yang dibuat kerajinan. Hal
tersebut dikarenakan ….
a. Masyarakat setempat tidak tahu bahan baku sebenarnya dalam membuat
kerajinan
b. Kehabisan modal dalam membeli bahan baku kerajinan
c. Bahan baku kerajinan diambil dari sumber daya yang ada di daerah masing-
masing
d. Mencari bahan baku yang mudah
152

15. Perhatikan gambar relief candi dibawah ini !

Berikut adalah salah satu gambar relief candi borobudur peninggalan masa
kerajaan Hindu-Budha, peninggalan kebudayan tersebut merupakan faktor yang
mempengaruhi keberagaman budaya masyarakat di Indonesia yaitu dalam hal
….
a. Perbedaan lokasi
b. Perbedaan agama
c. Perbedaan adat-istiadat
d. Perbedaan individu
16. Suku Jawa, Samin, dan Karimun berasal dari daerah ….
a. Jawa Barat
b. Jawa Tengah
c. Jawa Timur
d. Yogyakarta
17. Faktor yang menyebabkan perbedaan suku bangsa di Indonesia adalah ...
a. Tingkatan sosial
b. Tingkatan ekonomi
c. Tempat kelahiran
d. Sejarah nenek moyang
18. Kelompok suku dengan jumlah populasi terbesar di Indonesia adalah suku ….
a. Aceh
b. Batak
c. Jawa
d. Madura
153

19. Perhatikan gambar berikut !


Kegiatan diatas merupakan salah satu
kegiatan kebudayaan yang dilakukan oleh
suatu suku yang dinamakan karapan sapi,
suku yang terdapat pada gambar diatas
merupakan suku ….
a. Jawa
b. Madura
c. Bali
d. Ambon

20. Yang bukan merupakan suku bangsa yang ada di Indonesia yaitu suku ….
a. Sunda
b. Betawi
c. Dayak
d. Aborigin
21. Rumah adat Joglo, Tari Serimpi, senjata tradisional keris, bahasa jawa
merupakan ciri-ciri dari kebudayaan daerah ….
a. Jawa Barat
b. Jawa Timur
c. Banten
d. Jawa Tengah
22. Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman budaya sehingga juga
menimbulkan beraneka ragam mata pencaharian masyarakatnya. Mata
pencaharian/pekerjaan di Indonesia yang beragam terbagi menjadi sektor
formal dan sektor informal. Dibawah ini yang merupakan pekerjaan sektor
formal yaitu ….
a. Guru, polisi, dokter
b. Petani, Tukang kayu, Montir
c. Pedagang, kuli bangungan, sopir
d. Tentara, tukang becak, penjahit
23. Pekerjaan yang di dalamnya tidak terdapat aturan yang begitu mengikat serta
terdapat individu yang bekerja secara terlatih atau memiliki keterampilan
disebut pekerjaan sektor ….
a. Pemerintah
b. Swasta
c. Formal
d. Informal
154

24. Berbagai pekerjaan yang dijalankan oleh pelaku usaha resmi baik pemerintah
maupun swasta yang di dalamnya terdapat aturan yang mengikat individu
merupakan pekerjaan di sektor ….
a. Informal
b. Formal
c. Semi-formal
d. Formalitas
25. Segala jenis pekerjaan/mata pencaharian tentunya juga dipengaruhi oleh
kondisi geografis tempat tinggal. Maka individu yang tinggal di pesisir pantai
lebih cocok bekerja sebagai ….
a. Petani
b. Pegawai swasta
c. Nelayan
d. Pedagang
26. Keragaman tidak hanya dalam hal agama, budaya, dan suku bangsa, namun juga
dalam hal pekerjaan. Dibawah ini yang merupakan contoh kasus keragaman
dalam hal pekerjaan yaitu ….
a. Pak Joni merupakan pengusaha mebel kayu dari Jepara namun beliau
membeli kayu dari daerah Kalimantan dan berkomunikasi baik dengan
orang Kalimantan.
b. Pak Wahyu merupakan pemilik toko busana muslim di Semarang namun
beliau hanya mau menerima karyawan yang berasal dari Jawa saja.
c. Bu Ratih merupakan seorang guru di Surabaya namun ketika perayaan hari
Kemerdekaan beliau menolak menggunakan pakaian adat Lampung dan
hanya ingin menggunakan pakaian adat Jawa Timur saja.
d. Pak Roni merupakan pengusaha restoran sukses dan memiliki cabang di
berbagai provinsi di Indonesia namun beliau tidak ingin mendirikan cabang
di daerah Papua dikarenakan beliau tidak menyukai orang Papua.
27. Dibawah ini yang bukan merupakan peran dan fungsi keragaman budaya dalam
pembangunan nasional yaitu ….
a. Sebagai daya tarik bangsa asing
b. Mempunyai sikap toleransi
c. Mengembangkan inovasi kebudayaan
d. Sebagai pemicu konflik
155

28. Dengan adanya kekayaan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia, antar
masyarakat jadi bersikap toleran dalam menanggapi perbedaan budaya yang
ada. Hal tersebut merupakan salah satu peran dan fungsi keragaman budaya
yaitu ….
a. Sebagai daya tarik bangsa asing
b. Sebagai pemicu konflik
c. Tertanamnya sikap toleransi
d. Sebagai inovasi budaya
29. Menara Masjid Kudus memiliki kesamaan dengan Pura Bale Kul-Kul Taman
Ayun di Bali. Walaupun bentuknya hampir sama namun dalam hal fungsi
keduanya sangat berbeda. Hal tersebut menunjukkan adanya akulturasi dan
asimilasi budaya. Peran dan fungsi keragaman budaya dalam hal diatas yaitu
untuk ….
a. Sebagai daya tarik bangsa asing
b. Mendorong Inovasi Kebudayaan
c. Mendorong bangsa asing berinovasi
d. Mengingat sejarah nenek moyang
30. Berikut ini pernyataan tentang budaya adalah …
a. Budaya merupakan kekhasan manusia yang membedakannya dengan
makhluk lainnya
b. Budaya selalu dihasilkan manusia karena akal dan pikiran yang menyertai
c. Budaya bersifat statis
d. Jawaban A dan B benar
156

LAMPIRAN A.8
RUBRIK PENILAIAN
Level No
Indikator Soal Skor
Kognitif Soal

Mengidentifikasi pengertian pluralitas masyarakat Indonesia C1 1 1

Mengindentifikasi agama budaya di Indonesia C1 5 1

Mengidentifikasi wujud budaya di Indonesia C1 10 1

Menyebutkan suku bangsa di Indonesia C1 16 1

Menyebutkan mata pencaharian di Indonesia C1 23 1

Menjabarkan pengertian multikultural C2 2 1

Menunjukan tempat beribadah C2 6 1

Mengemukakan wujud budaya C2 11, 30 1,1

Menjelaskan faktor suku budaya di Indonesia C2 17 1


157

Memberikan contoh keragaman mata pencaharian di Indonesia C2 24 1

Menentukan wujud budaya di Indonesia C3 12 1

Mengklasifikasikan kelompok suku terbesar di Indonesia C3 18 1

Menentukan mata pencaharian yang ada di indonesia C3 25 1

Menentukan peran dan fungsi budaya Indonesia C3 28 1

Menganalisis keanekaragaman bangsa Indonesia C4 3 1

Menganalisis keragamanan agama di Indonesia C4 7 1

Menganalisis wujud budaya di Indonesia C4 13 1

Menganalisis keragaman suku bangsa Indonesia C4 19 1

Menganalisis peran dan fungsi budaya Indonesia C4 34 1

Memperjelas kebudayaan Indonesia C5 4 1


158

Membuktikan perayaan keagamaan C5 8 1

Menyimpulkan hasil kerajian budaya masyarakat Indonesia C5 14 1

Memperjelas suku budaya yang ada di Indonesia C5 20 1

Memprediksi jenis-jenis matapencaharian yang tinggal di pesisir pantai C5 26 1

Membangun sikap toleransi antar agama


C6 9 1

Memperjelas peninggalan kebudayaan Hindu-Buddha C6 15 1

Membuktikan yang ada di Indonesia C6 22 1

Memperjelas keragaman tidak hanya terdapat pada agama C6 27 1

Membandingkan peran dan fungsi budaya Indonesia C6 29 1

Jumlah 30

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏


Nilai peserta didik = x 100
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑺𝒌𝒐𝒓
159

LAMPIRAN A.9

Kunci Jawaban Soal Instrumen Penelitian

1 C 11 C 21 D
2 A 12 A 22 A
3 A 13 B 23 D
4 C 14 C 24 B
5 C 15 B 25 C
6 D 16 B 26 A
7 B 17 D 27 D
8 A 18 C 28 C

9 A 19 B 29 B
10 B 20 D 30 D
160

LAMPIRAN A.10

KISI-KISI ANGKET SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP MEDIA


PEMBELAJARAN ADOBE ANIMATE CC
Respon Nomor Pernyataan
No Deskripsi Indikator
Peserta didik Positif Negatif
Menunjukkan kesukaan
terhadap media 1,3,6,10, 2,5,7,8,9,
Minat
pembelajaran Adobe 16 17,18
Terhadap
Animate CC
media
Menunjukkan aktivitas
1. pembelajaran
selama proses
berbasis Adobe Aktivitas
pembelajaran 11,12,14,
Animate CC Peserta 13
menggunakan media 21
didik
pembelajaran berbasis
Adobe Animate CC
Menunjukkan manfaat
Aplikasi menguasai soal-soal yang 19 4,20
diberikan
Terhadap soal-
Menunjukkan kesukaan
soal pluralitas
2. Minat mengerjakan soal-soal 22 23
masyarakat
yang diberikan
Indonesia
Menunjukkan
Motivasi kesungguhan mengerjakan 15 24
soal-soal yang diberikan
Jumlah 12 12
Total 24
161

LAMPIRAN A.1

ANGKET RESPON PESERTA DIDIK TERHADAP MEDIA


PEMBELAJARAN
ADOBE ANIMATE CREATIVE CLOUD PADA MATERI PLURALITAS

Nama :……………………………………………………………………………
Kelas :……………………………………………………………………………
Petunjuk Pengisian:
1. Berdasarkan penilaian dari anda, berilah tanda checklist (√) pada salah satu
kolomo skor yang tersedia.
- SS : Sangat Setuju
-S : Setuju
- TS : Tidak Setuju
- STS : Sangat Tidak Setuju
2. Jika ada yang ingin dikomentari, mohon menuliskan pada kolom komentar dan
saran yang tersedia.
No Pernyataan SS S TS STS
1 Adobe Animate CC bermanfaat untuk menambah wawasan saya.
2 Adobe Animate CC sulit dipahami.
3 Bahasa yang digunakan didalam Adobe Animate CC sudah sesuai
dengan kaidah Bahasa Indonesia sehingga saya mudah untuk
memahaminya.
4 Setelah selesai menggunakan Adobe Animate CC saya sulit
menguasai materi Pluralitas.
5 Terdapat beberapa kata didalam Adobe Animate CC yang
membuat saya bingung.
6 Informasi didalam Adobe Animate CC mudah dipahami.
7 Petunjuk belajar dalam Adobe Animate CC tidak jelas, sehingga
menyulitkan saya dalam menggunakannya.
8 Gambar atau foto didalam Adobe Animate CC tidak sesuai
dengan isi materi sehingga menyulitkan pemahaman saya.
9 Ukuran Adobe Animate CC tidak tepat sehingga saya sulit
mempelajarinya.
10 Pemilihan jenis huruf, ukuran huruf, dan spasi sudah tepat
sehingga memudahkan membaca di Adobe Animate CC.
11 Tampilan warna Adobe Animate CC sudah tepat sehingga
mempermudah saya membacanya.
162

12 Adobe Animate CC ini memotivasi saya untuk mempelajari


materi Pluralitas.
13 Setelah melihat tampilan Adobe Animate CC saya tidak
termotivasi mempelajarinya.
14 Adobe Animate CC memotivasi saya untuk aktif berdiskusi
didalam kelompok.
15 Isi Adobe Animate CC menarik untuk dibaca.
16 Adobe Animate CC memiliki layout/tata letak yang menarik
untuk dibaca.
17 Ukuran huruf yang digunakan tidak pas (terlalu kecil ataupun
terlalu besar) sehingga saya tidak tertarik untuk membaca Adobe
Animate CC.
18 Adobe Animate CC menggunakan terlalu banyak kombinasi jenis
huruf sehingga saya tidak tertarik untuk membacanya.
19 Adobe Animate CC menambah rasa ingin tahu saya mempelajari
Pluralitas.
20 Adobe Animate CC tidak menambah rasa ingin tahu saya
mempelajari Pluralitas.
21 Adobe Animate CC ini membuat saya menjadi aktif bertanya jika
ada materi yang belum dimengerti.
22 Adobe Animate CC ini membantu saya menjawab pertanyaan
guru dengan baik.
23 Adobe Animate CC ini membuat saya menjadi pasif bertanya jika
ada materi yang belum dimengerti.
24 Jika ada pertanyaan dari guru saya hanya diam.

Komentar/Saran :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………
Garut, ……………………. 2021
Responden,

(…………………..)
LAMPIRAN B
ANALISIS DATA HASIL UJI COBA

1. Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian


2. Analisis Data Validitas Butir Soal
3. Analisis Data Reliabilitas Butir Soal
4. Analisis Daya Pembeda dan Tingkat
Kesukaran Butir Soal
163

LAMPIRAN B.1
DATA HASIL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
Tabel B.1.1 Data Hasil Uji Coba Instrumen Kelas IX SMPN 1 Tarogong Kidul
N Kode SOAL Jumlah
o Pesert 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
a
didik
1 S-1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 20
2 S-2 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 17
3 S-3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 15
4 S-4 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11
5 S-5 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 10
6 S-6 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 19
7 S-7 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 16
8 S-8 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 8
9 S-9 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 20
10 S-10 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 17
11 S-11 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 28
12 S-12 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 17
13 S-13 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 18
14 S-14 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 15
15 S-15 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 14
16 S-16 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 17
17 S-17 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 17
18 S-18 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
19 S-19 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 8
20 S-20 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 14
21 S-21 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 13
22 S-22 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 17
23 S-23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 27
24 S-24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 32
164

25 S-25 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 26
26 S-26 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 17
27 S-27 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 25
28 S-28 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 27
29 S-29 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 26
30 S-30 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 25
31 S-31 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 15
32 S-32 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 28
33 S-33 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 21
34 S-34 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 25
35 S-35 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 25
36 S-36 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 25
37 S-37 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 14
38 S-38 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 23
39 S-39 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 19
40 S-40 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 22
41 S-41 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 23
42 S-42 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 23
43 S-43 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 25
44 S-44 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 23
45 S-45 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 29
46 S-46 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 22
47 S-47 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 25
48 S-48 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 29
49 S-49 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 25
50 S-50 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 26
51 S-51 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 20
52 S-52 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 24
53 S-53 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 23
54 S-54 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 26
Jumlah 22 28 37 26 36 12 27 20 44 28 33 46 21 9 33 12 38 19 25 29 47 34 42 22 34 29 24 20 43 31 2 8 28 31 34 26 32 22 37 13 1104
165

LAMPIRAN B.2
ANALISIS DATA VALIDITAS BUTIR SOAL
B.2.1 Langkah-langkah uji validitas
1. Cari skor masing-masing peserta didik (kolom AQ); Pada sel AQ4
memasukkan rumus =SUM(C4:AP4) kemudian enter; untuk jumlah pada
baris berikutnya, cukup dengan meng-copy dari sel AQ4 tarik kebawah
sampai sel AQ57.

2. Setelah diketahui jumlah skor masing-masing peserta didik (Y), maka pada
sheet yang lain buat tabel.

3. Cara pengisian tabel:


a) Untuk data x1 (kolom B) lakukan dengan cara meng-copy dari data
sebelumnya;
166

b) Untuk data Y (kolom C) lakukan dengan cara meng-copy dari data


sebelumnya, tetapi digunakan paste special, kemudian pilih values,
kemudian OK.

c) Untuk nilai X1Y (Kolom D), sel D4 memasukkan rumus: =B7*C7


d) Untuk X12 (kolom E), pada sel E4 memasukkan rumus: =B7^2
e) Untuk Y2 (kolom F), pada sel F4 memaskkan rumus: =C7^2
f) Blok sel D4 sampai F4, kemudian copykan pada sel lainnya.
4. Tempatkan kursor pada sel C59, tuliskan rumus berikut:
=CORREL(C4:C57;$AQ$4:$AQ$57)
5. Setelah dienter, maka muncul nilai koefisien korelasi sebesar 0,621; supaya
muncul nilai dengan tiga angka desimal, lakukan format cell, kemudian
angka, ketikkan 3.
6. Untuk nilai koefisien korelasi lainnya, lakukan perintah copy.
7. Untuk pengujian koefiisien korelasi yang dihasilkan valid atau tidaknya,
lakukan untuk mengisi ttabel (kolom B) sel B60 dengan rumus:
=TINV(0,05;52) maka hasilnya 2,007
8. Untuk mengisi thitung (kolom B) sel B61 dengan rumus: =C59*(52/(1-
C59^2))^0,5
9. Untuk keterangan/kriteria valid atau tidak, pada sel C62 tuliskan rumus
berikut: =IF(C61>C60;"V";"TV")
Jika benar melakkan langkah-langkah tersebut, maka hasilya ditunjukan pada
tabel B.2.1
167

ANALISIS DATA VALIDITAS BUTIR SOAL


Tabel B.2.1 Uji Validitas Menggunakan Microsoft Excel
N Kode SOAL Jumlah
o Pesert 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
a
didik
1 S-1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 20
2 S-2 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 17
3 S-3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 15
4 S-4 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11
5 S-5 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 10
6 S-6 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 19
7 S-7 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 16
8 S-8 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 8
9 S-9 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 20
10 S-10 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 17
11 S-11 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 28
12 S-12 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 17
13 S-13 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 18
14 S-14 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 15
15 S-15 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 14
16 S-16 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 17
17 S-17 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 17
18 S-18 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
19 S-19 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 8
20 S-20 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 14
21 S-21 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 13
22 S-22 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 17
23 S-23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 27
24 S-24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 32
168

25 S-25 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 26
26 S-26 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 17
27 S-27 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 25
28 S-28 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 27
29 S-29 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 26
30 S-30 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 25
31 S-31 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 15
32 S-32 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 28
33 S-33 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 21
34 S-34 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 25
35 S-35 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 25
36 S-36 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 25
37 S-37 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 14
38 S-38 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 23
39 S-39 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 19
40 S-40 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 22
41 S-41 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 23
42 S-42 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 23
43 S-43 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 25
44 S-44 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 23
45 S-45 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 29
46 S-46 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 22
47 S-47 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 25
48 S-48 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 29
49 S-49 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 25
50 S-50 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 26
51 S-51 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 20
52 S-52 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 24
53 S-53 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 23
54 S-54 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 26
Jumlah 22 28 37 26 36 12 27 20 44 28 33 46 21 9 33 12 38 19 25 29 47 34 42 22 34 29 24 20 43 31 2 8 28 31 34 26 32 22 37 13 1104
Korelasi 0.6 0.6 0.3 0.5 0.3 0.2 0.5 0.2 0.3 0.5 0.1 0.6 0.1 0.1 0.3 0.4 0.3 0.4 0.3 0.4 0.1 0.4 0.5 0.3 0.6 0.4 0.4 0.3 0.6 0.3 0.1 0.3 0.6 0.4 0.3 0.4 0.3 0.7 0.2 3.0
Ttabel 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07
169

Thitung 5.6 5.7 1.9 3.8 2.1 1.8 4.3 1.7 2.6 4.3 0.5 4.9 1.0 0.6 2.3 2.4 2.6 3.5 2.0 3.3 0.9 3.6 4.4 2.5 5.1 3.1 2.9 2.2 5.5 2.6 0.7 2.0 4.9 3.3 2.0 3.3 2.6 2.3 2.4 2.8
Keterangan V V T V V T V T V V T V T T V V V V V V T V V V V V V V V V T T V V T V V V V V
V V V V V V V V V V
170

Tabel B.2.2 Rekapitulasi Perhitungan Tiap Butir Soal

No Soal Koef. Korelasi thitung ttabel Keterangan


1 0.6206 5.708 2.007 Valid
2 0.6416 6.031 2.007 Valid
3 0.2566 1.914 2.007 Tidak Valid
4 0.4708 3.848 2.007 Valid
5 0.2782 2.088 2.007 Valid
6 0.2403 1.785 2.007 Tidak Valid
7 0.5214 4.407 2.007 Valid
8 0.2349 1.743 2.007 Tidak Valid
9 0.3403 2.609 2.007 Valid
10 0.5166 4.351 2.007 Valid
11 0.069 0.498 2.007 Tidak Valid
12 0.5684 4.981 2.007 Valid
13 0.1313 0.955 2.007 Tidak Valid
14 -0.0880 -0.637 2.007 Tidak Valid
15 0.3000 2.300 2.007 Valid
16 0.4000 2.400 2.007 Valid
17 0.3100 2.351 2.007 Valid
18 0.4195 3.333 2.007 Valid
19 0.2828 2.126 2.007 Valid
20 0.4185 3.323 2.007 Valid
21 0.1286 0.935 2.007 Tidak Valid
22 0.4634 3.771 2.007 Valid
23 0.5257 4.457 2.007 Valid
24 0.3156 2.399 2.007 Valid
25 0.5798 5.131 2.007 Valid
26 0.3809 2.971 2.007 Valid
27 0.3833 2.993 2.007 Valid
28 0.3000 2.200 2.007 Valid
29 0.6060 5.493 2.007 Valid
30 0.3483 2.680 2.007 Valid
31 0.1212 0.881 2.007 Tidak Valid
32 0.2520 1.877 2.007 Tidak Valid
33 0.5728 5.039 2.007 Valid
34 0.4052 3.196 2.007 Valid
35 0.2629 1.965 2.007 Tidak Valid
36 0.4145 3.285 2.007 Valid
37 0.3453 2.653 2.007 Valid
171

38 0.7000 2.300 2.007 Valid


39 0.2000 2.400 2.007 Valid
40 3.0000 2.800 2.007 Valid

Tabel B.2.3 Rekapitulasi Perhitungan Tiap Butir Soal Berdasarkan


Keterangan Valid

No Soal Koef. Korelasi thitung ttabel Keterangan


1 0.6206 5.708 2.007 Valid
2 0.6416 6.031 2.007 Valid
4 0.4708 3.848 2.007 Valid
5 0.2782 2.088 2.007 Valid
7 0.5214 4.407 2.007 Valid
9 0.3403 2.609 2.007 Valid
10 0.5166 4.351 2.007 Valid
12 0.5684 4.981 2.007 Valid
15 0.3000 2.300 2.007 Valid
16 0.4000 2.400 2.007 Valid
17 0.3100 2.351 2.007 Valid
18 0.4195 3.333 2.007 Valid
19 0.2828 2.126 2.007 Valid
20 0.4185 3.323 2.007 Valid
22 0.4634 3.771 2.007 Valid
23 0.5257 4.457 2.007 Valid
24 0.3156 2.399 2.007 Valid
25 0.5798 5.131 2.007 Valid
26 0.3809 2.971 2.007 Valid
27 0.3833 2.993 2.007 Valid
28 0.3000 2.200 2.007 Valid
29 0.6060 5.493 2.007 Valid
30 0.3483 2.680 2.007 Valid
33 0.5728 5.039 2.007 Valid
34 0.4052 3.196 2.007 Valid
36 0.4145 3.285 2.007 Valid
37 0.3453 2.653 2.007 Valid
38 0.7000 2.300 2.007 Valid
39 0.2000 2.400 2.007 Valid
40 3.0000 2.800 2.007 Valid
172

LAMPIRAN B.3
ANALISIS DATA RELIABILITAS
Reliabilitas instrumen penelitian adalah suatu alat yang memberikan
hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap
sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subyek yang sama
meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda pula. Tidak terpengaruh oleh
pelaku, situasi dan kondisi. Alat ukur yang reliabilitasnya tinggi disebut alat
ukur yang reliabel. Data yang di uji reliabilitasnya adalah soal-soal dengan
kriteria valid.
Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan untuk soal tipe objektif
menggunakan model Split-half dengan bantuan SPSS. Koefisien realibilitas
yang dihasilkan, selanjutnya menginterpretasikan dengan menggunakan
kriteria dari Guilford (Sundayana, 2015, hal.144) yaitu :
Tabel B.3.1 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas (r) Interpretasi
0,00 ≤ r < 0,20 Sangat Rendah
0,20 ≤ r < 0,40 Rendah
0,40 ≤ r < 0,60 Sedang/Cukup
0,60 ≤ r < 0,80 Tinggi
0,80 ≤ r ≤ 1,00 Sangat Tinggi

B.3.1 Langkah-langkah uji reliabilitas


1) Dari lembar variabel view dari SPSS editor kita definisikan variabel setiap
butir soal dengan nama X1 dan yang terakhir skor. Masukkan nomor soal
yang valid saja. Pada kolom name ketik X1, X2 hingga butir terakhir dan
skor. Ubah angka pada kolom decimal menjadi nol dan abaikan kolom yang
lainnya.
2) Buka Data View pada SPSS data editor. Masukkan data sesuai dengan
variabelnya
3) Klik Analyze – Scale - Reliability Analysis sebagai berikut:
173

7. Pilih semua dan masukkan ke kotak Variabel. Lalu klik menu model
dengan Split-half Klik OK
8. Klik Statistics, pada Descriptives For klik Scale if item deleted. Klik
Continue. Klik OK
9. Koefisien reliabilitas yang dihasilkan dari soal tes instrumen pada
materi pluralitas masyarakat indonesia yang diuji dengan program
SPSS 25.0 adalah sebagai berikut:
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .811
N of Items 15a
Part 2 Value .849
N of Items 15b
Total N of Items 30
Correlation Between Forms .805
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .892
Unequal Length .892
Guttman Split-Half Coefficient .890
a. The items are: X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10, X11, X12, X13, X14, X15.
b. The items are: X16, X17, X18, X19, X20, X21, X22, X23, X24, X25, X26, X27, X28,
X29, X30.
Koefisien realibilitas yang dihasilkan, selanjutnya
menginterpretasikan dengan menggunakan kriteria dari Guilford
(Sundayana, 2015, hal.144) yaitu :
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan menggunakan SPSS
25.0 diperoleh hasil koefisien reliabilitasnya sebesar 𝑟11 = 0,892. Terletak
diantara 0,80 ≤ r ≤ 1,00. Maka untuk soal test tersebut dikategorikan
kedalam kriteria Sangat Tinggi.
174

Tabel B.3.2 Data Butir Soal Realiabilitas


No Kode SOAL
Pesert 1 2 4 5 7 9 10 12 15 16 17 18 19 20 22 23 24 25 26 27 28 29 30 33 34 36 37 38 39 40
a
didik
1 S-1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0
2 S-2 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
3 S-3 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0
4 S-4 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
5 S-5 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1
6 S-6 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0
7 S-7 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1
8 S-8 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
9 S-9 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0
10 S-10 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0
11 S-11 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0
12 S-12 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0
13 S-13 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0
14 S-14 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0
15 S-15 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
16 S-16 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0
17 S-17 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0
18 S-18 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 S-19 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0
20 S-20 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0
21 S-21 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0
22 S-22 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0
23 S-23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0
24 S-24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
25 S-25 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0
26 S-26 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1
27 S-27 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1
28 S-28 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0
29 S-29 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0
30 S-30 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
31 S-31 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0
175

32 S-32 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
33 S-33 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0
34 S-34 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0
35 S-35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0
36 S-36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0
37 S-37 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0
38 S-38 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0
39 S-39 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1
40 S-40 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0
41 S-41 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0
42 S-42 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
43 S-43 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0
44 S-44 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
45 S-45 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1
46 S-46 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0
47 S-47 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
48 S-48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
49 S-49 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
50 S-50 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
51 S-51 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
52 S-52 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0
53 S-53 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
54 S-54 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1
176

LAMPIRAN B.4
ANALISIS DATA DAYA PEMBEDA
B.4.1 Langkah-langkah daya pembeda
1. Buatlah tabel data hasil uji coba (hanya yang validnya saja) diurutkan
berdasarkan jumlah skor dari yang tertinggi sampai jumlah skor yang
terendah.

2. Karena jumlah peserta didik yang terlibat dalam pelaksanaan uji coba
sebanyak 54 orang, maka banyaknya kelompok atas dan kelompok bawah
masing-masing sebanyak 27% x 54 = 15 orang.
177

3. Untuk perhitungan daya pembeda, kemudian untuk mengisi sel AG3


tuliskan rumus: =(AD3-AE3)/AF3

4. Untuk mengisi sel AH3 isilah dengan fungsi logika IF, dengan rumus:
=IF(AG3<0;"SangatJelek";IF(AG3<0,2;"Jelek";IF(AG3<0,4;"Cukup
";IF(AG3<0,7;"Baik";"Sangat Baik")))
178

Data Uji Instrumen yang sudah di Ranking Kelompok Atas dan Bawah
No Kode SOAL Jumlah
Pesert 1 2 4 5 7 9 10 12 15 16 17 18 19 20 22 23 24 25 26 27 28 29 30 33 34 36 37 38 39 40
a
didik
1 S-24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 26
2 S-32 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 25
3 S-45 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 24
4 S-48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 24
5 S-11 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 22
6 S-28 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 22
7 S-29 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 22
8 S-47 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 22
9 S-50 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 22
10 S-54 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22
11 S-27 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 21
12 S-30 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 21
13 S-35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 21
14 S-43 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 21
15 S-49 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 21
16 S-52 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 21
17 S-23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 20
18 S-25 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 20
19 S-33 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 19
20 S-34 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 19
21 S-36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 19
22 S-38 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 19
23 S-44 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 19
24 S-53 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 19
179

25 S-40 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 18
26 S-41 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 18
27 S-42 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18
28 S-46 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 18
29 S-1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 17
30 S-51 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 17
31 S-26 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 16
32 S-39 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 16
33 S-6 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 15
34 S-9 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 15
35 S-2 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 14
36 S-10 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 14
37 S-16 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 14
38 S-17 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 13
39 S-22 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 13
40 S-12 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 12
41 S-13 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 12
42 S-3 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 11
43 S-7 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 11
44 S-15 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 11
45 S-31 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 11
46 S-14 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 10
47 S-37 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 10
48 S-20 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 9
49 S-21 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 9
50 S-5 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 8
51 S-4 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7
52 S-18 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
53 S-19 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 5
54 S-8 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3
180

Kelompok Atas Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian


No Kode SOAL Jumlah
Pesert 1 2 4 5 7 9 10 12 15 16 17 18 19 20 22 23 24 25 26 27 28 29 30 33 34 36 37 38 39 40
a
didik
1 S-24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 26
2 S-32 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 25
3 S-45 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 24
4 S-48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 24
5 S-11 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 22
6 S-28 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 22
7 S-29 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 22
8 S-47 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 22
9 S-50 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 22
10 S-54 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22
11 S-27 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 21
12 S-30 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 21
13 S-35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 21
14 S-43 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 21
15 S-49 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 21
Jumlah 12 14 11 13 13 13 12 15 10 5 11 11 9 12 12 14 10 13 10 10 9 14 12 12 12 11 14 7 10 5
181

Kelompok Bawah Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

40 S-12 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 12
41 S-13 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 12
42 S-3 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 11
43 S-7 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 11
44 S-15 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 11
45 S-31 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 11
46 S-14 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 10
47 S-37 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 10
48 S-20 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 9
49 S-21 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 9
50 S-5 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 8
51 S-4 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7
52 S-18 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
53 S-19 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 5
54 S-8 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3
Jumlah 1 2 3 7 3 7 2 7 7 4 8 2 3 3 6 6 3 5 4 3 4 6 6 1 5 3 6 7 8 2
182

Data Hasil Uji Coba Daya Pembeda Instrumen Penelitian

Nomor Soal JBA JBB JSA DP Keterangan


1 12 1 15 0.73 Sangat Baik
2 14 2 15 0.87 Sangat Baik
4 11 3 15 0.47 Baik
5 13 7 15 0.40 Baik
7 13 3 15 0.60 Baik
9 13 7 15 0.40 Baik
10 12 2 15 0.67 Baik
12 15 7 15 0.53 Baik
15 10 7 15 0.80 Sangat Baik
16 5 4 15 0.80 Sangat Baik
17 11 8 15 0.27 Cukup
18 11 2 15 0.53 Baik
19 9 3 15 0.33 Cukup
20 12 3 15 0.67 Baik
22 12 6 15 0.40 Baik
23 14 6 15 0.53 Baik
24 10 3 15 0.33 Cukup
25 13 5 15 0.60 Baik
26 10 4 15 0.40 Baik
27 10 3 15 0.47 Baik
28 9 4 15 0.67 Baik
29 14 6 15 0.53 Baik
30 12 6 15 0.40 Baik
33 12 1 15 0.80 Sangat Baik
34 12 5 15 0.53 Baik
36 11 3 15 0.67 Baik
37 14 6 15 0.53 Baik
38 7 7 15 0.73 Sangat Baik
39 10 8 15 0.67 Baik
40 5 2 15 0.20 Cukup
183

Data Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian

Nomor Soal JBA JBB JSA TK Keterangan


1 12 1 15 0.43 Cukup
2 14 2 15 0.53 Cukup
4 11 3 15 0.47 Cukup
5 13 7 15 0.67 Cukup
7 13 3 15 0.53 Cukup
9 13 7 15 0.67 Cukup
10 12 2 15 0.47 Cukup
12 15 7 15 0.73 Mudah
15 10 7 15 0.57 Cukup
16 5 4 15 0.30 Cukup
17 11 8 15 0.63 Cukup
18 11 2 15 0.43 Cukup
19 9 3 15 0.40 Cukup
20 12 3 15 0.50 Cukup
22 12 6 15 0.60 Cukup
23 14 6 15 0.67 Cukup
24 10 3 15 0.43 Cukup
25 13 5 15 0.60 Cukup
26 10 4 15 0.47 Cukup
27 10 3 15 0.43 Cukup
28 9 4 15 0.43 Cukup
29 14 6 15 0.67 Cukup
30 12 6 15 0.60 Cukup
33 12 1 15 0.43 Cukup
34 12 5 15 0.57 Cukup
36 11 3 15 0.47 Cukup
37 14 6 15 0.67 Cukup
38 7 7 15 0.47 Cukup
39 10 8 15 0.60 Cukup
40 5 2 15 0.23 Sukar
LAMPIRAN C
PERANGKAT PEMBELAJARAN

1. Silabus Pembelajaran
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
184

LAMPIRAN C.1
SILABUS
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Sekolah : SMPN 1 Tarogong Kidul
Kelas/Semester : VIII/1
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Materi : Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Kehidupan
Sosial dan Kebangsaan
Submateri : Pluralitas Masyarakat Indonesia

Kompetensi Inti (KI):


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong-royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, terkait fenomena dan kejaian tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
185

Kompetensi Dasar Materi Materi Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar Nilai/Subnilai
Pokok Pembelajaran Waktu PPK
Peserta didik mampu: Pluralitas Pluralitas Mengidentifikasi - Penilaian aspek sikap 8 x 40 Iwan Setiawan dkk. Religius. Kreatif,
3.2 Menganalisis (agama, Masyarakat pluralitas menggunakan jenis 2017. Ilmu percaya diri,
pengaruh interaksi sosial budaya, Indonesia kehidupan non tes yaitu observasi Pengetahuan Sosial tanggung jawab,
dalam ruang yang suku 1. Perbedaan kehidupan sosial - Penilaian SMP/MTs. Kelas kerja keras, kerja
berbeda terhadap bangsa, Agama budaya pengetahuan VIII. Jakarta: sama, cinta tanah
kehidupan sosial budaya pekerjaan) 2. Perbedaan masyarakat menggunakan tes tulis Kementerian air, gotong-royong,
serta pengembangan masyarakat Agama Indonesia yang (pilihan ganda) Pendidikan dan keadilan.
kehidupan kebangsaan Indonesia 3. Perbedaan ditampilkan - Penilaian Kebudayaan
Suku Bangsa dalam bentuk keterampilan Republik Indonesia.
4.2 Menyajikan hasil 4. Perbedaan peta persebaran menggunakan teknik Anwar
analisis tentang Pekerjaan kebudayaan penilaian proyek Kurnia.2017. IPS
pengaruh interaksi sosial 5. Peran dan Nusantara - Penilaian praktik Terpadu SMP
dalam ruang yang fungsi memberi penilaian Kelas VIII. Jakarta:
berbeda terhadap keragaman terhadap kegiatan Yudhistira.
kehidupan sosial dan budaya diskusi/presentasi Internet,
budaya serta perpustakaan, dan
pengembangan lingkungan sekitar.
kehidupan kebangsaan

Garut, Oktober 2021


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran IPS, Peneliti,

Nurmala, S.Pd Lilik Purnamawati


186

LAMPIRAN C.2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Tarogong Kidul
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : VIII/1
Materi : Pluralitas Masyarakat Indonesia
Submateri : Perbedaan Agama, budaya, suku
bangsa, pekerjaan, dan peran dan
fungsi keragaman budaya
Alokasi Waktu : 8 x 40 menit
Pertemuan : 1-4

A. Kompetensi Inti (K.I)


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong-
royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
terkait fenomena dan kejaian tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari
disekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2 Menganalisis pengaruh • Mengidentifikasi berbagai informasi
interaksi sosial dalam ruang tentang perbedaan agama, , budaya, suku
yang berbeda terhadap bangsa, pekerjaan, dan peran dan fungsi
kehidupan sosial budaya serta keragaman budaya
pengembangan kehidupan • Menyebutkan perbedaam agama, , budaya,
kebangsaan. suku bangsa, pekerjaan, dan peran dan
fungsi keragaman budaya
• Memahami perbedaan agama, , budaya,
suku bangsa, pekerjaan, dan peran dan
fungsi keragaman budaya
187

4.2 Menyajikan hasil analisis • Mempresentasikan hasil diskusi tentang


tentang pengaruh interaksi sosial perbedaan agama, , budaya, suku bangsa,
dalam ruang yang berbeda pekerjaan, dan peran dan fungsi keragaman
terhadap kehidupan sosial dan budaya
budaya serta pengembangan
kehidupan kebangsaan.

Fokus Penguatan Karakter:


Sikap Spiritual : Bersyukur
Sikap Sosial : Jujur, percaya diri, bertanggungjawab, kerjasama

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik mampu:
1. Mengidentifikasi berbagai informasi tentang perbedaan agama, , budaya,
suku bangsa, pekerjaan, dan peran dan fungsi keragaman budaya
2. Menyebutkan perbedaan agama, , budaya, suku bangsa, pekerjaan, dan
peran dan fungsi keragaman budaya
3. Memahami perbedaan agama, , budaya, suku bangsa, pekerjaan, dan
peran dan fungsi keragaman budaya
4. Mempresentasikan hasil diskusi tentang perbedaan agama, , budaya,
suku bangsa, pekerjaan, dan peran dan fungsi keragaman budaya
D. Materi Pembelajaran
1. Perbedaan Agama, , budaya, suku bangsa, pekerjaan, dan peran dan
fungsi keragaman budaya
E. Metode/Model Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintific
2. Model : Problem Based Learning
3. Metode : Diskusi dan Tanya Jawab
F. Media
1. Smartphone (penggunaan aplikasi media pembelajaran Adobe Animate
CC pada kelas Eksperimen)
2. Media gambar pada kelas kontrol
3. Lembar kerja peserta didik
G. Sumber Belajar
1. Kemdikbud. 2018. Buku peserta didik IPS Kelas VIII. Jakarta. : Pusat
Kurikulum Perbukuan, Balitbang Kemdikbud.
188

2. Modul IPS
H. Langkah-langkah pembelajaran
Kelas Eksperimen : Menggunakan Media Pembelajaran Adobe Animate CC
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka 10 menit
dan berdoa untuk memulai pembelajaran,
memeriksa kehadiran sebagai sikap disiplin
2. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman peserta didik
terhadap materi sebelumnya, mengingatkan
kembali materi dengan bertanya, misalnya
3. Materi yang akan dipelajari oleh peserta didik
adalah: Perbedaan Agama, , budaya, suku
bangsa, pekerjaan, dan peran dan fungsi
keragaman budaya
4. Memberitahukan tentang tujuan pembelajaran,
materi, kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada pertemuan yang
sedang berlangsung
5. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok
dengan anggota 4 orang.
Inti Mengamati (Literasi) 60 menit
1. Peserta didik diberi stimulus atau rangsangan
untuk memusatkan perhatian pada materi
Perbedaan Agama, , budaya, suku bangsa,
pekerjaan, dan peran dan fungsi keragaman
budaya melalui pendekatan saintifik
(mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/eksperimen, mengasosiasikan
mengolah informasi, mengomunikasikan)
2. Peserta didik dan kelompoknya diminta untuk
menggunakan smartphone, lalu membuka
aplikasi media pembelajaran IPS berbasis
Adobe Animate CC dan mengamati gambar
Keragaman agama di Indonesia dan dapat
membuktikan Indonesia bangsa yang religius.
3. Peserta didik diminta mendiskusikan hasil
pengamatannya dan mencatat fakta-fakta yang
ditemukan, serta menjawab pertanyaan
berdasarkan hasil pengamatan yang ada pada
lembar kerja peserta didik.
189

Kelas Eksperimen : Menggunakan Media Pembelajaran Adobe Animate CC


Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran Waktu
Menanya (Critical Thinking)
1. Guru memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan, yang berkaitan dengan
materi/gambar yang terdapat pada media
pembelajaran berbasis Adobe Animate CC atau
yang disajikan oleh guru dan dijawab melalui
kegiatan pembelajaran, Peserta didik
mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil
pengamatan terhadap masalah yang dikaji
misalnya :
2. Peserta didik diminta untuk merumuskan
pertanyaan berdasarkan hal-hal yang ingin
diketahui dari Perbedaan Agama, , budaya, suku
bangsa, pekerjaan, dan peran dan fungsi
keragaman budaya Contoh; Apakah kalian
menemukan berbagai macam agama di
lingkungan tempat tinggalmu? Pernahkah kalian
mengamati pemeluk agama lain yang sedang
melaksanakan upacara keagamaan?
3. Satu di antara peserta didik dari wakil kelompok
diminta menuliskan rumusan pertanyaan di
papan tulis.
Mengumpulkan Informasi (Kegiatan Literasi &
Collaboration)
1. Secara berkelompok peserta didik
mengumpulkan berbagai informasi dengan
penuh tanggung jawab , cermat dan kreatif yang
dapat mendukung jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan, baik dari buku paket
maupun sumber lain seperti internet. melalui
kegiatan:
2. Guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah mengenai
Perbedaan Agama, , budaya, suku bangsa,
pekerjaan, dan peran dan fungsi keragaman
budaya
3. Peserta didik melaksanakan kegiatan
mengumpulkan informasi secara individu
dengan mengerjakan tugas lembar kerja.
190

Kelas Eksperimen : Menggunakan Media Pembelajaran Adobe Animate CC


Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran Waktu
4. Setelah melaksanakan tugas individu, peserta
didik mendiskusikan dalam kelompok hasil
pencarian data, kemudian menyimpulkan
bentuk-bentuk pluralitas masyarakat yang
terjadi dalam lingkungan masyarakat.
Menalar/Mengasosiasi (Kerjasama & Berpikir
Kritik)
1. Peserta didik mengasosiasi data yang ditemukan
dari percobaan dengan berbagai data lain dari
berbagai sumber, mengembangkan hasil dan
menyajikan hasil karya selanjutnya,
menyajikannya dalam bentuk presentasi yang
ditanggapi langsung oleh kelompok lain.
2. Peserta didik diminta mengolah dan
menganalisis data atau informasi yang telah
dikumpulkan dari berbagai sumber untuk
menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan
3. Peserta didik diminta menuliskan penjelasan
tentang Perbedaan Agama, , budaya, suku
bangsa, pekerjaan, dan peran dan fungsi
keragaman budaya
Mengomunikasikan
1. Setelah peserta didik mendapat jawaban
terhadap masalah yang ada, selanjutnya
dianalisis dan dievaluasi.
2. Peserta melakukan evaluasi dalam bentuk curah
pendapat juga refleksi terhadap kegiatan yang
telah mereka lakukan.
3. Guru dan Peserta didik menarik sebuah
kesimpulan tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan tentang Perbedaan Agama.
Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan dan 10 menit
merangkum materi pembelajaran yang telah
dikaji
2. Peserta didik diminta melakukan refleksi
terhadap proses dan materi pembelajaran terkait
dengan perbedaan agama, , budaya, suku
bangsa, pekerjaan, dan peran dan fungsi
keragaman budaya
191

Kelas Eksperimen : Menggunakan Media Pembelajaran Adobe Animate CC


Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran Waktu
3. Peserta didik diingatkan untuk mempelajari
materi pertemuan selanjutnya dan,
4. Guru memberi tugas tentang perbedaan agama
yang dikumpulkan di pertemuan selanjutnya
5. Guru menyampaikan pesan moral
6. Menutup pembelajaran dengan berdoa sesuai
dengan agama dan keyakinan masing-masing

Kelas Kontrol : Menggunakan Media Gambar


Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka 10 menit
dan berdoa untuk memulai pembelajaran,
memeriksa kehadiran sebagai sikap disiplin
2. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman peserta didik
terhadap materi sebelumnya, mengingatkan
kembali materi dengan bertanya, misalnya
3. Materi yang akan dipelajari oleh peserta didik
adalah: Perbedaan Agama, , budaya, suku
bangsa, pekerjaan, dan peran dan fungsi
keragaman budaya
4. Memberitahukan tentang tujuan pembelajaran,
materi, kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada pertemuan yang
sedang berlangsung
5. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok
dengan anggota 4 orang.
Inti Mengamati (Literasi) 60 menit
1. Peserta didik diberi stimulus atau rangsangan
untuk memusatkan perhatian pada materi
Perbedaan Agama, , budaya, suku bangsa,
pekerjaan, dan peran dan fungsi keragaman
budaya melalui pendekatan saintifik
(mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/eksperimen, mengasosiasikan
mengolah informasi, mengomunikasikan)
192

Kelas Kontrol : Menggunakan Media Gambar


Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran Waktu
2. Peserta didik bersama kelompoknya melakukan
pengamatan dari permasalahan yang ada di
buku paket berkaitan dengan materi Perbedaan
Agama, , budaya, suku bangsa, pekerjaan, dan
peran dan fungsi keragaman budaya
3. Peserta didik diminta untuk mengamati gambar
Keragaman agama di Indonesia membuktikan
Indonesia bangsa yang religius.
4. Peserta didik diminta mendiskusikan hasil
pengamatannya dan mencatat fakta-fakta yang
ditemukan, serta menjawab pertanyaan
berdasarkan hasil pengamatan yang ada pada
lembar kerja peserta didik.
Menanya (Critical Thinking)
1. Guru memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan, yang berkaitan dengan
materi/gambar yang terdapat pada buku peserta
didik atau yang disajikan oleh guru dan dijawab
melalui kegiatan pembelajaran, Peserta didik
mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil
pengamatan terhadap masalah yang dikaji
misalnya :
2. Peserta didik diminta untuk merumuskan
pertanyaan berdasarkan hal-hal yang ingin
diketahui dari Perbedaan Agama, , budaya, suku
bangsa, pekerjaan, dan peran dan fungsi
keragaman budaya Contoh; Apakah kalian
menemukan berbagai macam agama di
lingkungan tempat tinggalmu? Pernahkah kalian
mengamati pemeluk agama lain yang sedang
melaksanakan upacara keagamaan?
3. Satu di antara peserta didik dari wakil kelompok
diminta menuliskan rumusan pertanyaan di
papan tulis.
Mengumpulkan Informasi (Kegiatan Literasi &
Collaboration)
1. Secara berkelompok peserta didik
mengumpulkan berbagai informasi dengan
penuh tanggung jawab , cermat dan kreatif yang
dapat mendukung jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan, baik dari buku paket
193

Kelas Kontrol : Menggunakan Media Gambar


Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran Waktu
maupun sumber lain seperti internet. melalui
kegiatan:
2. Guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah mengenai
Perbedaan Agama, , budaya, suku bangsa,
pekerjaan, dan peran dan fungsi keragaman
budaya
3. Peserta didik melaksanakan kegiatan
mengumpulkan informasi secara individu
dengan mengerjakan tugas lembar kerja.
4. Setelah melaksanakan tugas individu, peserta
didik mendiskusikan dalam kelompok hasil
pencarian data, kemudian menyimpulkan
bentuk-bentuk pluralitas masyarakat yang
terjadi dalam lingkungan masyarakat.
Menalar/Mengasosiasi (Kerjasama & Berpikir
Kritik)
1. Peserta didik mengasosiasi data yang ditemukan
dari percobaan dengan berbagai data lain dari
berbagai sumber, mengembangkan hasil dan
menyajikan hasil karya selanjutnya,
menyajikannya dalam bentuk presentasi yang
ditanggapi langsung oleh kelompok lain.
2. Peserta didik diminta mengolah dan
menganalisis data atau informasi yang telah
dikumpulkan dari berbagai sumber untuk
menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan
3. Peserta didik diminta menuliskan penjelasan
tentang Perbedaan Agama, , budaya, suku
bangsa, pekerjaan, dan peran dan fungsi
keragaman budaya
Mengomunikasikan
1. Setelah peserta didik mendapat jawaban
terhadap masalah yang ada, selanjutnya
dianalisis dan dievaluasi.
2. Peserta melakukan evaluasi dalam bentuk curah
pendapat juga refleksi terhadap kegiatan yang
telah mereka lakukan.
3. Guru dan Peserta didik menarik sebuah
kesimpulan tentang point-point penting yang
194

Kelas Kontrol : Menggunakan Media Gambar


Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran Waktu
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan tentang Perbedaan Agama, , budaya,
suku bangsa, pekerjaan, dan peran dan fungsi
keragaman budaya

Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan dan 10 menit


merangkum materi pembelajaran yang telah
dikaji
2. Peserta didik diminta melakukan refleksi
terhadap proses dan materi pembelajaran terkait
dengan perbedaan agama.
3. Peserta didik diingatkan untuk mempelajari
materi pertemuan selanjutnya dan,
4. Guru memberi tugas tentang perbedaan agama
yang dikumpulkan di pertemuan selanjutnya
5. Guru menyampaikan pesan moral
6. Menutup pembelajaran dengan berdoa sesuai
dengan agama dan keyakinan masing-masing

I. Penilaian
Kompetansi Sikap : Saat Kegiatan Pembelajaran Berlangsung
Kompetensi pengetahuan : Tes Tertulis
Kompetensi keterampilan : Presentasi/Diskusi/tanya jawab

Garut, Oktober 2021


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran IPS, Peneliti,

Nurmala, S.Pd Lilik Purnamawati


195

LAMPIRAN C.3
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1
(KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Tarogong Kidul
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : VIII/1
Materi : Pluralitas Masyarakat Indonesia
Submateri : Perbedaan Agama

Tuliskan Nama Temanmu:


Kelompok:

1.

2.

3.

Jawablah pertanyaan berikut ini!


1. Ada berapakah agama yang resmi di indonesia? Sebutkan!
2. Apa nama tempat ibadah masing-masing agama tersebut? Sebutkan!
3. Apa nama kitab suci dari masing-masing agama tersebut? Sebutkan!
4. Apa nama hari besar masing-masing agama tersebut!

NO AGAMA TEMPAT IBADAH KITAB HARI BESAR


196

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2


(KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Tarogong Kidul
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : VIII/1
Materi : Pluralitas Masyarakat Indonesia
Submateri : Perbedaan Budaya

Tuliskan Nama Temanmu:


Kelompok:

1.

2.

3.

Jawablah pertanyaan berikut ini!


1. Apa pengertian budaya menurut koentjaraningrat?
2. Sebutkan 3 wujud budaya menurut J.J Hoeningman?
3. Jelaskan wujud budaya tersebut!
4. Berikan 5 contoh dari masing-masing wujud budaya tersebut!

NO WUJUD BUDAYA PENJELASAN CONTOH


197

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 3


(KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Tarogong Kidul
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : VIII/1
Materi : Pluralitas Masyarakat Indonesia
Submateri : Perbedaan suku bangsa dan
perbedaan pekerjaan

Tuliskan Nama Temanmu:


Kelompok:

1.

2.

3.

Jawablah pertanyaan berikut ini!


1. Jelaskan pengertian suku bangsa!
2. Berapakah suku bangsa yang ada di Indonesia?
3. Kelompok suku bangsa manakah yang terbesar di Indonesia!
4. Sebutkan tarian dari suku bangsa tersebut!
5. Sebutkan senjata dari suku bangsa tersebut!
6. Sebutkan contoh jenis-jenis pekerjaan formal, informal, dan nonformal!

NO SUKU BANGSA TARIAN BAHASA


198

FORMAL INFORMAL NONFORMAL


199

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 4


(KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Tarogong Kidul
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : VIII/1
Materi : Pluralitas Masyarakat Indonesia
Submateri : Peran dan fungsi keragaman
budaya

Tuliskan Nama Temanmu:


Kelompok:

1.

2.

3.

Jawablah pertanyaan berikut ini!


1. Jelaskan bahwa peran dan fungsi keragaman budaya dapat menjadi daya
tarik bangsa asing!
2. Jelaskan bahwa peran dan fungsi keragaman budaya dapat
mengembangkan kebudayaan nasional!
3. Jelaskan bahwa peran dan fungsi keragaman budaya dapat menanamkan
sikap toleransi!
4. Jelaskan bahwa peran dan fungsi keragaman budaya dapat saling
melengkapi hasil budaya!
5. Jelaskan bahwa peran dan fungsi keragaman budaya dapat mendorong
terjadinya inovasi kebudayaan!
200

NO PENJELASAN

Daya tarik bangsa


1
asing

Mengembangkan
2
kebudayaan nasional

Menanamkan sikap
3
toleransi

Saling melengkapi
4
hasil budaya

Mendorong inovasi
5
terjadinya kebudayaan
LAMPIRAN D
ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN

1. Data Hasil Penelitian Pre-Test dan Post-Test


2. Analisis Data Hasil Pre-Test
3. Analisis Data Hasil Post-Test
4. Deskripsi Gain Ternormalisasi
5. Analisis Data Hasil Skala Sikap (Angket)
201

LAMPIRAN D.1
DATA HASIL PRE-TEST
Tabel D.1.1
Data Hasil Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen dan Kontrol
Kode Kode
Peserta Pre-test Post-test Peserta Pre-test Post-test
didik didik
E-1 63 87 K-1 71 83
E-2 43 82 K-2 67 75
E-3 40 80 K-3 62 79
E-4 73 90 K-4 53 75
E-5 70 89 K-5 58 78
E-6 43 80 K-6 76 80
E-7 80 95 K-7 21 58
E-8 56 90 K-8 33 65
E-9 56 80 K-9 46 71
E-10 43 83 K-10 46 58
E-11 30 80 K-11 43 79
E-12 30 87 K-12 70 83
E-13 90 100 K-13 40 75
E-14 40 80 K-14 30 71
E-15 40 85 K-15 33 79
E-16 40 80 K-16 33 87
E-17 43 87 K-17 40 83
E-18 56 80 K-18 46 79
E-19 33 80 K-19 33 83
E-20 40 87 K-20 21 75
E-21 63 80 K-21 75 85
E-22 70 92 K-22 62 80
E-23 40 83 K-23 54 82
E-24 43 87 K-24 46 75
E-25 56 80 K-25 42 80
E-26 56 85 K-26 33 79
E-27 33 83 K-27 42 75
E-28 40 92 K-28 75 75
E-29 56 88 K-29 20 69
E-30 40 85 K-30 46 65
E-31 46 85 K-31 21 55
E-32 43 80 K-32 56 70
202

LAMPIRAN D.2
ANALISIS DATA TES AWAL (PRE-TEST)

A. Uji Normalitas Data Tes Awal (Pre-Test)


Untuk menguji data dalam penelitian ini menggunakan uji Lilliefors. Adapun
langkah-langkah uji Lilliefors menggunakan SPSS 25.0 adalah sebagai berikut:
a. Pada lembar Variabel View dan SPSS editor kita definisikan variabel
nilai dengan nama nilai dan variabel kelas yang menunjukkan kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan nama kelas (di mana data value ‘1 =

eksperimen dan ‘2 = kontrol) sebagai berikut:


b.
c. Kemudian pada lembar Data View dari SPSS Data Editor, kita masukkan
data nilai dan kelas kedalam SPSS sebagai berikut:

Disini akan dilakukan uji normalitas dari data yang telah dimasukkan
berdasarkan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
203

d. Klik Analyze – Descrriptive Statistics – Explorer sebagai berikut:

e. Akan didapat tampilan berikut, kemudian pindahkan variabel nilai yang


akan diuji normalitasnya kedalam Dependent List dan variabel kelas
kedalam Factor List

f. Kemudian klik Plots dan beri tanda check pada kotak di samping kiri
Normality plots With test dan Untransformed sebagai berikut:
204

g. Kemudian klik Continue dan klik OK. Output dari Tests of Normality.
Variabel nilai yang dikelompokkan berdasarkan kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah sebagai berikut:

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelas Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Nilai Eksperimen .240 32 .000 .897 32 .005

Kontrol .141 32 .105 .948 32 .129

a. Lilliefors Significance Correction


Karena data kurang dari 50 maka digunakan uji shapiro-Wilk”
(Sundayana, 2015, hal.88). Dari tabel tersebut diperoleh nilai Sig. kelas
eksperimen sebesar 0,005 dan α sebesar 0,05, karena 0,005 < 0,05 maka
hasil pretest pada kelas eksperimen berdistribusi tidak normal. Sedangkan
nilai Sig. kelas kontrol sebesar 0,129 dan α sebesar 0,05 karena 0,129 > 0,05
maka hasil pretest untuk kelas kontrol berdistribusi normal. Karena salah
satu kelas tidak berdistribusi normal. Maka, uji selanjutnya menggunakan
uji Mann Whitney.

B. Uji Mann Whitney Pre-test


Untuk menguji data dalam penelitian ini menggunakan uji Mann
Whitney. Adapun langkah-langkah uji Mann Whitney menggunakan SPSS
25.0 adalah sebagai berikut:
a. Pada lembar Variabel View dan SPSS editor kita definisikan variabel
nilai dengan nama nilai dan variabel kelas yang menunjukkan kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan nama kelas (di mana data value ‘1 =
eksperimen dan ‘2 = kontrol) sebagai berikut:
205

b. Kemudian pada lembar Data View dari SPSS Data Editor, kita masukkan
data nilai dan kelas kedalam SPSS sebagai berikut:

c. Klik Analyze – Nonparametric Test – Legacy Dialogs-2Independent


samples sebagai berikut:
206

d. Akan didapat tampilan berikut, kemudian pindahkan variabel nilai yang di


uji Mann Whitney kedalam Test Variable List dan variabel kelas kedalam
Grouping Variable. Lalu klik Test Type Mann-Whitney U

e. Kemudian klik Define Groups, kemudian isi Group_1 dengan 1 dan


Group_2 dengan 2 kemudian pilih Continue

f. Klik OK. Output dari Tests of Normality. Variabel nilai yang


dikelompokkan berdasarkan kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
sebagai berikut:

Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks

Nilai Eksperimen 32 33.73 1079.50

Kontrol 32 31.27 1000.50

Total 64
207

Test Statisticsa

Nilai

Mann-Whitney U 472.500

Wilcoxon W 1.000E3

Z -.533

Asymp. Sig. (2-tailed) .594

a. Grouping Variable: Kelas

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Asymp.Sig.2-tailed


sebesar 0,594 dan α sebesar 0,05 berarti 0,0594 > 0,05 maka HO diterima.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
kemampuan awal yang signifikan antara kedua kelas sebelum pembelajaran
dimulai.
208

LAMPIRAN D.3
ANALISIS DATA TES AKHIR (POST-TEST)
A. Uji Normalitas Data Tes Akhir (Post-Test)
Untuk menguji data dalam penelitian ini menggunakan uji Lilliefors. Adapun
langkah-langkah uji Lilliefors menggunakan SPSS 25.0 adalah sebagai berikut:
a. Pada lembar Variabel View dan SPSS editor kita definisikan variabel
nilai dengan nama nilai dan variabel kelas yang menunjukkan kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan nama kelas (di mana data value ‘1 =

eksperimen dan ‘2 = kontrol) sebagai berikut:


b.
c. Kemudian pada lembar Data View dari SPSS Data Editor, kita masukkan
data nilai dan kelas kedalam SPSS sebagai berikut:

Disini akan dilakukan uji normalitas dari data yang telah dimasukkan
berdasarkan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
209

d. Klik Analyze – Descrriptive Statistics – Explorer sebagai berikut:

e. Akan didapat tampilan berikut, kemudian pindahkan variabel nilai yang


akan diuji normalitasnya kedalam Dependent List dan variabel kelas
kedalam Factor List

f. Kemudian klik Plots dan beri tanda check pada kotak di samping kiri
Normality plots With test dan Untransformed sebagai berikut:
210

g. Kemudian klik Continue dan klik OK. Output dari Tests of Normality.
Variabel nilai yang dikelompokkan berdasarkan kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah sebagai berikut:

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Nilai Eksperimen .182 32 .008 .876 32 .002

Kontrol .209 32 .001 .902 32 .007

a. Lilliefors Significance Correction


Dari perhitungan uji normalitas data post-test dengan menggunakan
statistik lilliefors karena “data kurang dari 50 maka digunakan uji shapiro-
Wilk” (Sundayana, 2015, hal.88). Dari tabel tersebut diperoleh nilai Sig.
kelas eksperimen sebesar 0,002 dan α sebesar 0,05, karena 0,002 < 0,05
maka hasil pretest pada kelas eksperimen berdistribusi tidak normal.
Sedangkan nilai Sig. kelas kontrol sebesar 0,007 dan α sebesar 0,05 karena
0,007 < 0,05 maka hasil pretest untuk kelas kontrol berdistribusi tidak
normal. Karena kedua kelas nilai Sig. < α sebesar 0,05 maka sebaran data
kedua kelas tidak berdistribusi normal. Maka uji selanjutnya menggunakan
uji Mann Whitney.
B. Uji Mann Whitney Post-test
Untuk menguji data dalam penelitian ini menggunakan uji Mann
Whitney. Adapun langkah-langkah uji Mann Whitney menggunakan SPSS
25.0 adalah sebagai berikut:
a. Pada lembar Variabel View dan SPSS editor kita definisikan variabel
nilai dengan nama nilai dan variabel kelas yang menunjukkan kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan nama kelas (di mana data value ‘1 =
eksperimen dan ‘2 = kontrol) sebagai berikut:
211

b. Kemudian pada lembar Data View dari SPSS Data Editor, kita masukkan
data nilai dan kelas kedalam SPSS sebagai berikut:

c. Klik Analyze – Nonparametric Test – Legacy Dialogs-2Independent


samples sebagai berikut:
212

d. Akan didapat tampilan berikut, kemudian pindahkan variabel nilai yang di


uji Mann Whitney kedalam Test Variable List dan variabel kelas kedalam
Grouping Variable. Lalu klik Test Type Mann-Whitney U

e. Kemudian klik Define Groups, kemudian isi Group_1 dengan 1 dan


Group_2 dengan 2 kemudian pilih Continue

f. Klik OK. Output dari Tests of Normality. Variabel nilai yang


dikelompokkan berdasarkan kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
sebagai berikut:

Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks

Nilai Eksperimen 32 44.73 1431.50

Kontrol 32 20.27 648.50

Total 64
213

Test Statisticsa

Nilai

Mann-Whitney U 120.500

Wilcoxon W 648.500

Z -5.296

Asymp. Sig. (2-tailed) .034

a. Grouping Variable: Kelas

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Asymp.Sig.2-tailed


sebesar 0,034 dan α sebesar 0,05 berarti 0,034 < 0,05 maka HO ditolak. Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai Asymp.Sig. sebesar 0,034 <
0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan atau pembelajaran
menggunakan media efektif untuk diterapkan.
214

LAMPIRAN D.4
DESKRIPSI DATA GAIN TERNORMALISASI
Rumus gain ternormalisasi (normalized gain) oleh Hake (dalam Sundayana,
2015: 152), yaitu:
Skor Tes Akhir−Skor Tes Awal
Gain ternormalisasi (g) = Skor Ideal−Skor Tes Awal

Kategori Gain ternormalisasi atau klasifikasi indeks Gain menurut Hake (dalam
Sundayana, 2015:152) disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel D.4.1
Interpretasi Gain Ternormalisasi

Nilai Gain Ternormalisasi (g) Interpretasi


−1,00 ≤ 𝑔 ≤ 0,00 Terjadi penurunan
𝑔 = 0,00 Tidak terjadi peningkatan
0,00 < 𝑔 < 0,30 Rendah
0,30 ≤ 𝑔 < 0,70 Sedang
0,70 ≤ 𝑔 ≤ 1,00 Tinggi
215

Tabel D.4.2 Daftar Nilai Pre-test dan Post-test


Kelas Eksperimen
Kode
Peserta Pre-test Post-test
didik
E-1 63 87
E-2 43 82
E-3 40 80
E-4 73 90
E-5 70 89
E-6 43 80
E-7 80 95
E-8 56 90
E-9 56 80
E-10 43 83
E-11 30 80
E-12 30 87
E-13 90 100
E-14 40 80
E-15 40 85
E-16 40 80
E-17 43 87
E-18 56 80
E-19 33 80
E-20 40 87
E-21 63 80
E-22 70 92
E-23 40 83
E-24 43 87
E-25 56 80
E-26 56 85
E-27 33 83
E-28 40 92
E-29 56 88
E-30 40 85
E-31 46 85
E-32 43 80
216

1. Deskripsi Gain Ternormalisasi


Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Untuk kode peserta didik E-1
Skor Akhir = 87 Skor Awal = 63 Skor Ideal = 100
Skor Tes Akhir-Skor Tes Awal
Gain ternormalisasi (g) = Skor Ideal-Skor Tes Awal

87−63
Gain ternormalisasi (g) = 100−63 = 0,64

Untuk peserta didik dengan nomor urut 1 memiliki peningkatan hasil


belajar dengan kategori sedang.
b. Untuk kode peserta didik E-2
Skor Akhir = 82 Skor Awal = 43 Skor Ideal = 100
Skor Tes Akhir−Skor Tes Awal
Gain ternormalisasi (g) = Skor Ideal−Skor Tes Awal

82−43
Gain ternormalisasi (g) = 100−43 = 0.68

Untuk peserta didik dengan nomor urut 2 memiliki peningkatan peningkatan


hasil belajar dengan sedang.
Untuk perhitungan selanjutnya sama seperti perhitungan di atas,
sehingga dapat disajikan dalam tabel D.4.3 berikut:
217

Tabel D.4.3 Daftar Nilai Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen

Eksperimen
Kode Nilai Nilai
Keterangan
Peserta Gain
Pre-test Post-test
didik
E-1 63 87 0.649 Sedang
E-2 43 82 0.684 Sedang
E-3 40 80 0.667 Sedang
E-4 73 90 0.630 Sedang
E-5 70 89 0.633 Sedang
E-6 43 80 0.649 Sedang
E-7 80 95 0.750 Tinggi
E-8 56 90 0.773 Tinggi
E-9 56 80 0.545 Sedang
E-10 43 83 0.702 Tinggi
E-11 30 80 0.714 Tinggi
E-12 30 87 0.814 Tinggi
E-13 90 100 1.000 Tinggi
E-14 40 80 0.667 Sedang
E-15 40 85 0.750 Tinggi
E-16 40 80 0.667 Sedang
E-17 43 87 0.772 Tinggi
E-18 56 80 0.545 Sedang
E-19 33 80 0.701 Tinggi
E-20 40 87 0.783 Tinggi
E-21 63 80 0.459 Sedang
E-22 70 92 0.733 Tinggi
E-23 40 83 0.717 Tinggi
E-24 43 87 0.772 Tinggi
E-25 56 80 0.545 Sedang
E-26 56 85 0.659 Sedang
E-27 33 83 0.746 Tinggi
E-28 40 92 0.867 Tinggi
E-29 56 88 0.727 Tinggi
E-30 40 85 0.750 Tinggi
E-31 46 85 0.722 Tinggi
E-32 43 80 0.649 Sedang
Jumlah 22.443
Rata-rata 0,701 Tinggi
218

Dari tabel D.4.3 didapat bahwa keseluruhan peserta didik mengalami


peningkatan yang signifikan dan beragam, dapat pula diklasifikasikan dalam bentuk
persentase, yaitu sebagai berikut:
a. Peserta didik yang mendapat kategori tinggi
Banyak peserta didik = 18 peserta didik
banyak peserta didik
Persentase = × 100%
jumlah peserta didik
18
= 32 × 100%

= 56,25%
b. Peserta didik yang mendapat kategori sedang
Banyak peserta didik = 14 peserta didik
banyak peserta didik
Persentase = × 100%
jumlah peserta didik
14
= 32 × 100%

= 43,75%
Secara umum disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel D.4.4 Persentase Peningkatan Hasil belajar Menggunakan
Media Pembelajaran Berbasis Adobe Animate CC
No Kategori Banyak Peserta Persentase
Didik
1 Tinggi 18 56,25%
2 Sedang 14 43,75%
3 Rendah 0 0
Jumlah 32 100%

Dari tabel persentase peningkatan hasil belajar yang menggunakan


media pembelajaran didapat bahwa kategori tinggi mendapatkan persentase
56,25% dengan banyak peserta didik 18 orang, sedangkan untuk kategori
sedang mendapatkan persentase 43,75 dengan banyak peserta didik 14
orang, sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk kelas eksperimen
mengalami peningkatan yang signifikan hasil belajar IPS dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis Adobe Animate CC.
219

LAMPIRAN D.5
DATA HASIL SKALA SIKAP (ANGKET)
Tabel D.5.1 Data Hasil Skala Sikap Peserta Didik Terhadap Media Pembelajaran Adobe Animate CC
Kode
Peserta Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
didik
E-1 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 80
E-2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 92
E-3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 83
E-4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 84
E-5 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 77
E-6 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 83
E-7 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 83
E-8 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 88
E-9 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 89
E-10 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 88
E-11 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 89
E-12 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 89
E-13 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 87
E-14 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 87
220

E-15 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 85
E-16 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 87
E-17 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 88
E-18 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 89
E-19 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 86
E-20 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 85
E-21 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 86
E-22 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 86
E-23 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 87
E-24 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 86
E-25 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 85
E-26 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 87
E-27 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 86
E-28 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 85
E-29 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 88
E-30 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 88
E-31 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 91
E-32 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 89
Jumlah 128 113 112 110 113 121 112 111 109 113 127 110 114 112 116 112 121 116 114 111 114 117 113 124 2763
221

ANALISIS DATA SKALA SIKAP (ANGKET)

Langkah-langkah untuk pembuatan interpretasi skala empat dengan mengacu


pada skala Likert dalam Sundayana (2015) sebagai berikut:

1. Sikap Peserta Didik Terhadap Media Pembelajaran Berbasis Adobe


Animate CC

Untuk menganalisis hasil skala sikap secara keseluruhan adalah sebagai


berikut:

a. Menentukan skor maksimum, yaitu:


Skor maksimum = banyak butir angket × banyak responden × 4
Skor maksimum = 24 × 32 × 4
Skor maksimum = 3.072
b. Menentukan skor minimum, yaitu:
Skor minimum = banyak butir angket × banyak responden × 1
Skor minimum = 24 × 32 × 1
Skor minimum = 768
c. Menentukan rentang, yaitu:
Rentang = Skor maksimum – Skor minimum
Rentang = 3.072 – 768
Rentang = 2.304
d. Menentukan panjang kelas (p), yaitu:
𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
p=
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
2.304
p=
4
p = 576
e. Menentukan skala tanggapan, yaitu:

Jumlah keseluruhan skala sikap adalah 2763


222

Tabel D.5.2 Skala Tanggapan Sikap Peserta Didik Terhadap Media


Pembelajaran Berbasis Adobe Animate CC

768 1344 1920 2496 3072

Sangat Jelek Jelek Baik Sangat Baik

f. Menarik kesimpulan
Dilihat dari jumlah nilai keseluruhan yaitu 2763 maka interpretasi skala
sikap menunjukkan skala tanggapan berada dikategori sangat baik. Dapat
disimpulkan bahwa sikap peserta didik terhadap media pembelajaran
berbasis Adobe Animate CC berada pada kategori sangat baik. Secara
keseluruhan aspek terdapat pada tabel di bawah ini:
Tabel D.5.3 Hasil Secara Keseluruhan Skala Sikap Peserta Didik Terhadap
Media Pembelajaran Berbasis Adobe Animate CC
Aspek Jumlah Jumlah Keterangan
Seluruh
Terhadap media
pembelajaran
1.958
menggunakan media
Adobe Animate CC
2.763 Sangat Baik
Terhadap soal-soal
pembelajaran IPS dengan
805
materi Pluralitas
Masyarakat Indonesia

a. Interpretasi Skala Sikap Peserta didik Setiap Individu


Untuk interpretasi skala sikap setiap individu perhitungaannya sama seperti
perhitungan skala sikap secara umum, perbedaannya terletak pada jumlah
responden. Untuk itu jumlah responden pada skala sikap setiap individu
yaitu satu responden. Selengkapnya disajikan pada tabel berikut:
223

Kode
Peserta Jumlah Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
didik
E-1 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 80 Sangat Baik
E-2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 92 Sangat Baik
E-3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 83 Sangat Baik
E-4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 84 Sangat Baik
E-5 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 77 Baik
E-6 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 83 Sangat Baik
E-7 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 83 Sangat Baik
E-8 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 88 Sangat Baik
E-9 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 89 Sangat Baik
E-10 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 88 Sangat Baik
E-11 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 89 Sangat Baik
E-12 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 89 Sangat Baik
E-13 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 87 Sangat Baik
E-14 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 87 Sangat Baik
E-15 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 85 Sangat Baik
E-16 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 87 Sangat Baik
224

E-17 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 88 Sangat Baik


E-18 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 89 Sangat Baik
E-19 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 86 Sangat Baik
E-20 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 85 Sangat Baik
E-21 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 86 Sangat Baik
E-22 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 86 Sangat Baik
E-23 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 87 Sangat Baik
E-24 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 86 Sangat Baik
E-25 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 85 Sangat Baik
E-26 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 87 Sangat Baik
E-27 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 86 Sangat Baik
E-28 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 85 Sangat Baik
E-29 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 88 Sangat Baik
E-30 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 88 Sangat Baik
E-31 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 91 Sangat Baik
E-32 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 89 Sangat Baik
Jumlah 128 113 112 110 113 121 112 111 109 113 127 110 114 112 116 112 121 116 114 111 114 117 113 124 2763 Sangat Baik
LAMPIRAN E
HASIL OBSERVASI DAN SAMPEL
PENELITIAN

1. Aktivitas Guru dan Peserta Didik Terhadap


Keterlaksanaan Pembelajaran Pada Kelas
Eksperimen
2. Aktivitas Guru dan Peserta Didik Terhadap
Keterlaksanaan Pembelajaran Pada Kelas
Kontrol
3. Sampel Jawaban Pretest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
4. Sampel Jawaban LKPD Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
5. Sampel Jawaban Post-test Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
6. Sampel Jawaban Angket Sikap Peserta Didik
Terhadap Media Pembelajaran Berbasis
Adobe Animate CC
225

LAMPIRAN E.1

Aktivitas Guru dan Peserta Didik Terhadap Keterlaksanaan Pembelajaran


Pada Kelas Eksperimen
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241

LAMPIRAN E.2
Aktivitas Guru dan Peserta Didik Terhadap Keterlaksanaan Pembelajaran
Pada Kelas Kontrol
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257

LAMPIRAN E.3

Sample Jawaban Pretest Kelas Eksperimen (Kelas J) dan Kelas Kontrol


(Kelas G)
258
259

LAMPIRAN E.4
Sample Jawaban LKPD Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271

LAMPIRAN E.5
Sample Jawaban Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
272
273

LAMPIRAN E.6
Sample Jawaban Angket Sikap Peserta Didik Terhadap Media Pembelajaran
Berbasis Adobe Animate CC
274
LAMPIRAN F
MANUAL BOOK ADOBE ANIMATE CC

MANUAL BOOK PENGGUNAAN MEDIA


PEMBELAJARAN ADOBE ANIMATE CC
275

MANUAL BOOK
Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Pluralitas Masyarakat
Indonesia

1. Tampilan opening media pembelajaran menampilkan animasi logo aplikasi dan


nama aplikasi.

Gambar 1. Tampilan Opening

2. Menampilkan gambar dan judul materi media pembelajaran, serta terdapat tombol
button untuk memulai media pembelajaran.

Tombol
Button

Gambar 2. Tampilan Judul


276

3. Di menu utama menampilkan beberapa tombol button diantaranya materi, video,


kuis, game, profil, manual book, task bar, sound mute untuk mengentikan suara
jika terganggu dalam proses belajar dan tombol button exit untuk keluar aplikasi.

Task Bar Button Pilihan Mute Exit

Gambar 3. Tampilan Menu Utama

4. Task Bar menampilkan tambahan button menu diantaranya kompetensi, indikator


dan daftar pustaka.

Button Pilihan Task Bar Kembali

Gambar 4. Tampilan Menu Task Bar


277

5. Kompetensi menampilkan keterangan kompetensi yang di pelajari dalam media


pembelajaran oleh peserta didik, terdapat tombol button home untuk kembali ke
menu utama, sound mute untuk mengentikan suara jika terganggu dalam proses
belajar dan tombol button exit untuk keluar aplikasi.

Gambar 5. Tampilan Kompetensi

6. Indikator menampilkan keterangan indikator pencapaian kompetensi yang di


pelajari dalam media pembelajaran oleh peserta didik, terdapat tombol button
home untuk kembali ke menu utama, sound mute untuk mengentikan suara jika
terganggu dalam proses belajar dan tombol button exit untuk keluar aplikasi.

Gambar 6. Tampilan Indikator


278

7. Daftar Pustaka menampilkan referensi atau rujukan materi yang di samapaikan


dalam media pembelajaran, terdapat tombol button home untuk kembali ke menu
utama, sound mute untuk mengentikan suara jika terganggu dalam proses belajar
dan tombol button exit untuk keluar aplikasi.

Gambar 7. Tampilan Daftar Pustaka

8. Profil menampilkan identitas pembuat media pembelajaran serta nama


pembimbing pembuat media pembelajaran, terdapat tombol button home untuk
kembali ke menu utama, sound mute untuk mengentikan suara jika terganggu
dalam proses belajar dan tombol button exit untuk keluar aplikasi.

Gambar 8. Tampilan Profil


279

9. Materi Halaman Pertama menampilkan penjelasan materi mengenai pluralitas


masyarakat indonesia, terdapat tombol button untuk ke halaman selanjutnya dan
tombol button home untuk kembali ke menu utama.

Gambar 9. Tampilan Materi Halaman 1

10. Materi Halaman kedua meneruskan penjelasan materi mengenai pluralitas


masyarakat indonesia, terdapat tombol button untuk ke halaman selanjutnya dan
tombol button home untuk kembali ke menu utama.

Gambar 10. Tampilan Materi Halaman 2


280

11. Halaman Menu Materi menampilkan beberapa tombol button point-poit sub judul
materi dan tombol button home untuk kembali ke menu utama.

Gambar 11. Tampilan Menu Materi

12. Bagian sub judul perbedaan agama menampilkan gambar animasi, serta
pembahasan mengenai perbedaan agama di indonesia, dan terdapat juga tombol
button untuk lanjut ke halaman materi selanjutnya, tombol button kembali ke menu
materi, dan tombol button home untuk kembali ke menu utama.

Gambar 12. Tampilan isi Materi Perbedaan Agama Halaman 1


281

13. Halaman 2 menjelaskan pengertian masing-masing agama, terdapat tombol button


kembali untuk ke halaman materi sebelumnya, tombol button lanjut untuk ke
halaman materi selanjutnya, tombol button kembali ke menu materi, dan tombol
button home untuk kembali ke menu utama.

Gambar 13. Tampilan isi Materi Perbedaan Agama Halaman 2

14. Bagian sub judul perbedaan suku dan bangsa menampilkan gambar dan animasi,
serta pembahasan mengenai perbedaan agama di indonesia, dan terdapat juga
tombol button untuk lanjut ke halaman materi selanjutnya, tombol button kembali
ke menu materi, dan tombol button home untuk kembali ke menu utama.

Gambar 14. Tampilan isi Materi Perbedaan Suku dan Bangsa


282

15. Bagian sub judul perbedaan budaya menampilkan gambar, serta pembahasan
mengenai perbedaan agama di indonesia, dan terdapat juga tombol button untuk
lanjut ke halaman materi selanjutnya, tombol button kembali ke menu materi, dan
tombol button home untuk kembali ke menu utama.

Gambar 15. Tampilan isi Materi Perbedaan Budaya

16. Bagian sub judul perbedaan pekerjaan menampilkan gambar animasi, serta
pembahasan mengenai perbedaan agama di indonesia, dan terdapat juga tombol
button untuk lanjut ke halaman materi selanjutnya, tombol button kembali ke menu
materi, dan tombol button home untuk kembali ke menu utama.

Gambar 16. Tampilan isi Materi Perbedaan Pekerjaan


283

17. Bagian sub judul peran dan fungsi keragaman budaya menampilkan gambar dan
animasi, serta pembahasan mengenai perbedaan agama di indonesia, dan terdapat
juga tombol button untuk lanjut ke halaman materi selanjutnya, tombol button
kembali ke menu materi, dan tombol button home untuk kembali ke menu utama.

Gambar 17. Tampilan isi Materi Peran dan Fungsi Keragaman Budaya

18. Kuis Pilihan Ganda menampilkan colom nama dan kelas untuk di isi, dan terdapan
tombol button untuk mempulai kuis pilihan ganda.

Gambar 18. Tampilan Kuis Pilihan Ganda


284

19. Halaman 2 memulai kuis menampilkan pilihan ganda, jika salah maka di beri nilai
0 dan hasil keterangannya salah, jika benar maka di beri nilai 1 persoal yang telah
terjawab dan hasil keterangannya akan benar kemudian bisa melanjutkan soal
berikut.

Gambar 19. Tampilan Kuis Pilihan Ganda

20. Video menampilkan beberapa materi pengetahuan yang berbentuk video animasi,
serta terdapat tombol button untuk melihan beberapa video lainnya.

Gambar 20. Tampilan Video Materi


285

21. Game Menampilkan gambar serta tulisan yang harus di sesuaikan dengan gambar
tersebut dengan cara drag and drop.

Gambar 21. Tampilan Game

22. Jika salah maka tampilannya ke halaman kamu kalah, terdapat score nilai, animasi,
serta tombol button untuk mencoba lagi gamenya.

Gambar 22. Tampilan Game Kalah


286

23. Jika Benar maka tampilannya ke halaman kamu berhasil, terdapat score nilai,
animasi, serta tombol button untuk mencoba lagi gamenya.

Gambar 23. Tampilan Game Menang


LAMPIRAN G
DOKUMENTASI KEGIATAN

1. Pengisian Soal Uji Coba Instrumen Penelitian


2. Pengisian Soal Pretest Pada Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
3. Proses Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
4. Pengisian Post-test Pada Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
5. Pengisian Angket Sikap Peserta Didik
Terhadap Media Pembelajaran Berbasis
Adobe Animate CC
287

LAMPIRAN G.1
Pengisian Soal Uji Coba Instrumen Penelitian

LAMPIRAN G.2
Pengisian Soal Pretest Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

(Kelas Eksperimen) (Kelas Kontrol)


288

LAMPIRAN G.3
Proses Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

( Kelas Eksperimen) ( Kelas Eksperimen)

( Kelas Eksperimen) ( Kelas Kontrol)


289

LAMPIRAN G.4
Pengisian Post-test Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

(Kelas Eksperimen) (Kelas Kontrol)

LAMPIRAN I.5
Pengisian Angket Sikap Peserta Didik Terhadap Media Pembelajaran
Berbasis Adobe Animate CC
LAMPIRAN H
ADMINISTRASI PENELITIAN

1. Lembar Seminar Proposal


2. Surat Keputusan Pengangkatan Dosen
Pembimbing Skripsi
3. Surat Izin Penelitian
4. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
5. Kartu Bimbingan Skripsi
290

LAMPIRAN H.1
Lembar Seminar Proposal
291
292

LAMPIRAN H.2
Surat Keputusan Pengangkatan Dosen Pembimbing Skripsi
293

LAMPIRAN H.3
Surat Izin Penelitian
294

LAMPIRAN H.4
Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
295

LAMPIRAN H.5
Kartu Bimbingan Skripsi
296

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Hai perkenalkan nama saya Lilik Purnamawati. Panggilan akrab saya Lilik.
Saya anak ke-7 dari 8 bersaudara. Saya lahir di Garut tanggal 02 bulan Februari
tahun 1999. Rumah saya di Jln. Pembangunan Kp. Citereup 03/03 Kel. Sukagalih
Kec. Tarogong Kidul Kab. Garut. Saya orangnya suka main ke luar kota, selain itu
saya juga suka naik gunung, tetapi gunung yang saya daki baru 4 gunung yang ada
di Garut, dan 1 gunung yang ada di Cianjur, inginnya sih eksplor seluruh gunung
yang ada di Indonesia. Motto saya Sedikit Berbicara Banyak Bekerja, maksudnya
klo ada pekerjaan saya gak terlalu suka banyak bicara, paling klo bicara pun ada
beberapa hal yang kurang paham dari kerjaan tersebut, karna saya tipikal orang
yang klo ada kerjaan gak suka diganggu. Jika kalian yang membaca skripsi saya
dan mungkin ingin menjadi peneli lanjutan dari skripsi saya, kalian boleh hubungi
ke medsos saya kalian bisa dm/chat ya.

Fb : Lilik Purnamawati

Ig : @purnamaalilik_

Email : lilikpurnamawati99@gmail.com

Wa : 085223300276

Anda mungkin juga menyukai