Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pandemi Covid-19 saat ini merupakan ancaman Kesehatan global
dengan angka kematian yang cukup tinggi. Pada januari 2020 WHO
(World Health Organization) menetapkan wabah Covid-19 sebagai darurat
kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian secara internasional karena
menimbulkan resiko tinggi terutama bagi negara-negara dengan sistem
pelayanan kesehatan yang rentan (Firman, 2020). Terjadinya kontak
langsung dengan pasien dapat menimbulkan terjadinya penyebaran dengan
cepat. Kurangnya alat pelindung diri atau yang biasa dikenal dengan APD
menjadi penyebab lain dari banyaknya korban meninggal dunia.
Resiko yang ditimbulkan oleh pandemic Covid-19 membawa
pengaruh yang sangat besar bagi dunia Pendidikan. Dalam hasil dan
pembahasan (Firman, 2020) menyatakan bahwa sejak merabaknya wabah
Covid-19 di Indonesia, banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah
untuk menekankan penyebarannya. Salah satunya adalah dengan
mempromosikan gerakan social distancing untuk meminimalisir kontak
fisik yang berpotensi menyebarkan virus corona dari satu individu ke
individu lainnya. Tuntutan untuk melaksanakan gerakan social distancing
serta adanya kebijakan work from home mengharuskan dosen untuk
merancang pembelajaran yang dapat diikuti mahasiswa dari rumah
masing-masing. Pragholapati (dalam Firman, 2020) menjelaskan bahwa
untuk menghentikan penyebaran Covid-19 WHO (World Health
Organization) menganjurkan untuk menghentikan kegiatan yang
berpotensi menimbulkan kerumunan massa, untuk itu pembelajaran
konvensional yang mengumpulkan banyak mahasiswa dalam satu kelas
tertutup harus ditinjau ulang pelaksanaannya. Menyikapi hal di atas,
banyak dosen yang akhirnya mengubah mode pembelajarannya dari
pembelajaran konvensional dalam ruang kelas menjadi pembelajaran
online yang dapat diikuti mahasiswa dari mana saja. Pembelajaran online
ini dilaksanakan baik secara sinkron maupun asinkron menggunakan
layanan web maupun aplikasi pembelajaran. Pembelajaran sinkron
dilakukan melalui konferensi video. Melalui pembelajaran ini dosen dan
mahasiswa bertemu dan berkomunikasi secara real time menggunakan
aplikasi Zoom atau Google Meet.
Dari hal tersebut di atas, terdapat beberapa kendala yang salah
satunya adalah jadwal pembelajaran yang kadang tidak sesuai dengan yang
sudah dijadwalkan. Yang dimaksudkan disini adalah terkadang beberapa
dosen yang tidak masuk memberikan pengajaran secara online
memberitahukan kepada mahasiswa tidak tepat pada waktu jam belajar
yang sudah ditentukan. Hal ini tentu saja menjadi masalah terutama untuk
mahasiswa yang berada di pedesaan dengan kendala pada jaringan
internet. Dewasa ini, motivasi belajar mahasiswa dalam pembelajaran
online berdasarkan faktor yang sudah disebutkan tersebut tentu saja dapat
dipertanyakan. Secara etimologis kata motivasi berasal dari kata motiv
yang artinya dorongan, kehendak, alasan atau kemauan (Mahfudl, 1990).
Menurut Mc Donald (dalam Nurjan, 2015) motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Berkaitan dengan
pengertian motivasi tersebut beberapa Psikolog menyebutkan bahwa
motivasi sebagai konstruk hipotesis yang digunakan untuk menjelaskan
keinginan, arah, intensitas, dan keajegan perilaku yang diarahkan oleh
tujuan. Dalam motivasi tercakup konsep-konsep, seperti kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan berafiliasi, kebiasaan, dan keingintahuan seseorang
terhadap sesuatu.
B. Rumusan Masalah
Peneliti mengidentifikasi permasalahan yang ada yaitu dengan
rumusan masalah sebagai berikut:
Apakah terdapat pengaruh pada jadwal kuliah yang tidak tetap dengan
motivasi belajar pada mahasiswa dalam perkuliahan online di masa
pandemic Covid-19?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh jadwal perkuliahan selama Study
From Home Covid-19 terhadap motivasi belajar Mahasiswa Psikologi
Universitas Muhammadiyah Pontianak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh
jadwal kuliah yang tidak tetap dengan motivasi belajar pada mahasiswa
dalam perkuliahan online di masa pandemic Covid-19. Perguruan tinggi
adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Ujung tombak
kegiatan pembelajaran kegiatan pembelajaran di Perguruan Tinggi berada
di Program Studi. Program studi harus mampu mengatur diri sendiri serta
memberikan pelayanan prima. Dalam upaya meningkatkan efisiensi,
efektivitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan program studi
maka perlu adanya Sistem Informasi Akademik. Sistem Informasi
Akademik merupakan suatu sistem yang dirancang dan dikembangkan
sedemikian rupa dan terdiri dari sejumlah komponen seperti Kurikulum,
Dosen, Mahasiswa, Silabus, KRS, KHS, Nilai, dan lain sebagainya yang
saling berinteraksi, saling bekerjasama membentuk suatu sistem.
Salah satu komponen penting dalam kegiatan pembelajaran adalah
Jadwal Perkuliahan. Jadwal perkuliahan adalah daftar yang memuat atau
berisi nama mata kuliah, dosen pengampu mata kuliah, waktu, ruang
perkuliahan dan lain sebagainya. Jadwal perkuliahan harus sudah tersedia
sebelum kegiatan pelaksanaan perkuliahan dilaksanakan.
Membangun jadwal perkuliahan untuk suatu program studi yang
besar memang merupakan suatu pekerjaan yang kompleks, sehingga dalam
pelaksanaannya sering terjadi tabrakan jam, ruang, dosen mempunyai
jadwal yang sama untuk mata kuliah yang berbeda, mahasiswa mengikuti
perkuliahan pada waktu yang sama pada mata kuliah yang berbeda dan
lain sebagainya. Hal ini jika dilihat sepintas merupakan masalah sepele,
namun jika dibiarkan bukan tidak mungkin akan sangat berpengaruh pada
kegiatan akademik secara keseluruhan.
1. Landasan Teori
a. Komponen Motivasi
Motif dalam psikologi mempunyai arti rangsangan,
dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah
laku. Karena di latar belakangi adanya motif, tingkah laku
tersebut disebut “tingkah laku bermotivasi” (Dirgagunarsa, 1996).
Tingkah laku bermotivasi itu sendiri dapat dirumuskan sebagai
tingkah laku yang di latar belakangi oleh adanya kebutuhan dan
diarahkan pada pencapaian suatu tujuan, agar suatu kebutuhan
terpenuhi dan suatu kehendak terpuaskan.
1) Kebutuhan
Uraian berikut ini membahas teori-teori penting mengenai
kebutuhan dalam psikologi modern. Berikut beberapa teori
tentang kebutuhan dari beberapa tokoh psikologi yaitu:
a) Maslow, menemukan 5 kebutuhan dasar yakni: (1)
kebutuhan fisiologis, kebutuhan yang harus tetap
dipuaskan untuk tetap dapat hidup; (2) kebutuhan
perasaan aman, kebutuhan dari rasa aman dan bebas dari
bahaya dan mendapatkan perlindungan, keamanan,
hukum, kebebasan dari rasa takut dan kecemasan; (3)
kebutuhan sosial dalam cinta memiliki dan dimiliki,
kebutuhan dimana manusia merasa dibutuhkan dan
diterima oleh orang lain dan kelompoknya; (4)
kebutuhan harga diri, adanya kebutuhan tentang
penghargaan dirinya oleh orang lain dan lingkungannya,
dan yang terakhir adalah; (5) kebutuhan aktualisasi diri,
kebutuhan untuk memenuhi hasrat menjadi individu
dalam pencapaian diri yang sempurna.
b) McClleland, yang disebut dengan teori kebutuhan untuk
berprestasi membagi kebutuhan menjadi 3: (1)
kebutuhan kekuasaan; (2) kebutuhan berafiliasi
(berkelompok/bersahabat), dan; (3) kebutuhan
berprestasi.
c) Frederick Herzberg, menganalisis motivasi manusia
berdasarkan dua golongan utaman, yaitu kebutuhan
menutup kekurangan dan kebutuhan pengembangan.
2) Dorongan/tingkah laku
Unsur ke dua dari lingkaran motivasi adalah
dorongan/tingkah laku, yaitu kekuatan mental yang
berorientasi pada pemenuhan pencapaian tujuan, atau tingkah
laku yang dipergunakan sebagai cara atau alat agar suatu
tujuan bisa tercapai.
3) Tujuan
Unsur ke tiga dari lingkaran motivasi adalah tujuan yang
berfungsi untuk memotivasikan tingkah laku. Atau tujuan
adalah hal yang ingin dicapai dalam mengarahkan perilaku.
Tujuan juga menentukan seberapa aktif individu akan
bertingkah laku. Sebab, selain ditentukan oleh motif dasar,
tingkah laku juga ditentukan oleh keadaan dari tujuan, jika
tujuannya tidak menarik, individu akan lebih aktif bertingkah
laku.
b. Jenis-jenis Motivasi
Para ahli psikologi berusaha mengklasifikasikan atau
menggolong-golongkan motif yang ada dalam diri manusia atau
suatu organisme ke dalam beberapa golongan menurut
pendapatnya masing-masing. Oleh karena itu hingga saat ini
terdapat berbagai cara dalam mengklasifikasikan motif manusia.
Ada yang mengklasifikasikan motif berdasar pada reaksi
seseorang terhadap stimulus yang datang, ada yang mendasarkan
pada tingkat kesadaran orang bertingkah laku, disamping dasar-
dasar lainnya. Klasifikasi/jenis-jenis motivasi itu antara lain:
1) Motivsi Primer dan Motivasi Sekunder
Pengklasifikasian motif menjadi motif primer dan motif
sekunder didasarkan pada latar belakang perkembangan motif
(Handoko, 1992). Suatu motif disebut primer apabila di latar
belakangi oleh proses fisio-kemis di dalam tubuh, atau biasa
disebut motivasi dasar yang berupa:
a) Kebutuhan fisiologis; lapar, haus, istirahat, dsb.
b) Kebutuhan keamanan; terlindung, bebas dari kecemasan,
dan motif primer bersifat bawaan.

Sedangkan motivasi sekunder adalah suatu motif yang tidak


langsung pada keadaan organisme individu. Motif sekunder
ini sangat bergantung pada pengalaman individu. Yang
termasuk dalam motivasi sekunder adalah:

a) Kebutuhan cinta dan kasih, rasa diterima dan dihargai


dalam suatu kelompok.
b) Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri:
pengembangan bakat, pembentukan pribadi.
2) Motif Instrinsik dan Motif Ekstrinsik
Motif intrinsik yaitu motif-motif yang dapat berfungsi
tanpa harus di rangsang dari luar. Dalam diri individu itu
sendiri memang telah ada dorongan itu. Seseorang
melakukan sesuatu karena ia ingin melakukannya. Sedangkan
motif ekstinsik adalah motif-motif yang berfungsi karena ada
perangsang dari luar. Misalnya seseorang melakukan sesuatu
karena ingin mendapatkan hadiah.
3) Motif Tunggal dan Motif Bergabung
Berdasarkan banyaknya motif yang bekerja di belakang
tingkah laku manusia, motif dapat kita bagi menjadi motif
tunggal dan motif bergabung (Sastropoetro, 1986). Handoko
(1992) menyebut motif bergabung ini sebagai motif
kompleks. Motif kegiatan-kegiatan kita bisa merupakan motif
tunggal atau motif bergabung. Misalnya, membaca surat
kabar itu mungkin mempunyai motif yang umum seperti
diuraikan di atas, mungkin pula bermotif lain misalnya
membaca artikel tertentu yang berhubungan dengan tugas
mata kuliah.
4) Motif Mendekat dan Motif Menjauh
Pengklasifikasian motif menjadi motif mendekat dan motif
menjauh didasarkan pada reaksi organisme terhadap rangsang
yang datang. Suatu motif disebut motif mendekat bila reaksi
terhadap stimulus yang datang bersifat mendekati stimulus;
sedangkan motif menjauh terjadi bila respons terhadap
stimulus yang datang sifatnya menghindari stimulus atau
menjauhi stimulus yang datang. Stimulus yang menimbulkan
respons mendekat disebut stimulus positif, sedangkan
stimulus yang menimbulkan respons menjauh disebut
stimulus negative. Respons mendekat maupun menjauh ini
bisa diperoleh dengan pengalaman maupun tanpa
pengalaman.
5) Motif Sadar dan Motif Tak Sadar
Pengklasifikasian motif menjadi sadar dan motif tidak sadar
semata-mata didasarkan pada taraf kesadaran manusia
terhadap motif yang me-latar belakangi tingkah lakunya
(Handoko, 1992). Apabila ada orang yang bertingkah laku
tertentu, namun orang tersebut tidak bisa mengatakan
alasannya, motif yang menggerakkan tingkah laku itu disebut
motif tidak sadar. Sebaliknya, jika seseorang bertingkah laku
tertentu dan mengerti alasannya berbuat demikian, motif
yang me-latar belakangi tingkah laku itu disebut motif sadar.
Dalam kehidupan sehari-hari, ternyata tidak semua tingkah
laku selalu disadari motifnya. Kadang-kadang manusia
bertingkah laku, misalnya takut namun ia tidak mengerti
mengapa ia takut.
6) Motif Biogenetis, Sosiogenetis, dan Teogenetis
Ditinjau dari sudut asalnya, motif pada diri manusia dapat
digolongkan dalam motif biogenetis dan motif yang
sosiogenetis, yaitu motif yang berkembang pada diri orang
dan berasal dari organismenya sebagai makhluk biologis,
motif-motif yang berasal dari lingkungan kebudayaannya
(Gerungan, 1987). Motif biogenetis merupakan motif-motif
yang berasal dari kebutuhan organisme orang demi
kelanjutan kehidupannya secara biologis. Motif biogenetis ini
bercorak universal dan kurang terikat pada lingkungan
kebudayaan tempat manusia berada dan berkembang. Motif
biogenetis ini adalah asli dalam diri orang, dan berkembang
dengan sendirinya. Contoh motif biogenetis misalnya lapar,
haus, kebutuhan akan kegiatan dan istirahat, mengambil
napas, seks, buang air.
Selanjutnya, motif sosiogenetis adalah motif-motif yang
dipelajari orang dan berasal dari lingkungan kebudayaan
tempat orang itu berada dan berkembang. Motif sosiogenetis
tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi berdasarkan
interaksi sosial dengan orang-orang atau hasil kebudayaan
orang. Motif sosiogenetis ini berbeda-beda sesuai dengan
perbedaan yang terdapat di antara bermacam-macam corak
kebudayaan di dunia.
c. Fungsi Motivasi
Untuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi.
Motivation is an essential conditioning learning (Nurjan, 2015).
Hasil belajar akan menjadi optimal, apabila ada motivasi yang
diberikan, akan semakin berhasil pula pelajaran itu.
Perlu ditegaskan bahwa motivasi berkaitan dengan suatu tujuan.
Seperti contoh berikut, para siswa/siswi yang mengurung dirinya
demi mengikuti ebtanas, agar siswa/siswi tersebut bisa lulus ujian
nasional. Dengan demikian, motivasi mempengaruhi adanya
kegiatan seseorang. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga
fungsi motivasi:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang
hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat
memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan rumusan tujuannya.
3) Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-
perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatn
yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat


berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.
Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi.
Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan
hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang
tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang
yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.
Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasi belajarnya.

d. Sifat Motivasi Belajar


1. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsic adalah motif-mootif yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang
membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau
mendorongnya, Ia sudah rajin mencari buku-buku untuk
dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan
yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang
dimaksud dengan motivasi intrinsic ini adalah ingin mencapai
tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu
sendiri.
Sebagai contoh konkret, seorang siswa/siswi itu melakukan
belajar karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai
atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara
konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain/ itulah
sebabnya motivasi intrinsic dapat juga dikatakan sebagai
bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai
dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri
dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya.
2. Motivasi entrinsik
Motivasi entrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Sebagai
contoh, seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan
ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik sehingga akan
dipuji oleh orang tuanya, atau temannya. Jadi yang penting
bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin
mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah.
Jadi, kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang
dilakukannya, motif itu tidak secara langsung mengikuti
dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu,
motivasi entrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk
motivasi yang di dalamnya terdapat aktivitas belajar dimulai
dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak
secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ektrinsik ini
tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar
mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan
siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin
komponen-komponen lain dalam proses belajar-mengajar ada
yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan
motivasi ekstrinsik.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan diambil dari beberapa penelitian terdahulu.
Penelitian dilakukan oleh Andari dan Nugraheni pada tahun 2016 yang
berjudul “Analisis Pengaruh Manajemen Waktu, Motivasi Kuliah, dan
Aktualisasi Diri Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa yang Bekerja
(Studi pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Diponegoro Semarang)” dengan menggunakan sampel
sebanyak 89 mahasiswa. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Analisis Regresi Linear Berganda yang dioperasikan melalui
program SPSS 20.0. Hasil pengujian menggunakan analisis regresi linear
berganda menunjukkan bahwa manajemen waktu berpengaruh positif dan
signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa yang bekerja paruh
waktu.
Penelitian lainnya dilakukan oleh (Sudiksa et al., 2020)
menunjukkan e-learning berpengaruh positif serta signifikan terhadap
motivasi belajar mahasiswa. Proses pembelajaran elektronik (e-learning)
yang diterapkan oleh Undiknas mampu menumbuhkan motivasi dan
semangat mahasiswa belajar.
Penelitian relevan juga diambil dari penelitian (Fitriyani et al.,
2020) menunjukkan bahwa rata-rata skor presentase keseluruhan adalah
80,27% dengan kategori sangat baik, sehingga dapat diartikan bahwa
mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Kuningan memiliki motivasi yang sangat tinggi terhadap pembelajaran
daring selama masa pandemik Covid-19. Masa pandemik Covid-19 tidak
menghalangi motivasi mahasiswa dalam melakukan kegiatan
pembelajaran secara daring.
C. Kerangka Berpikir
Pandemi Covid-19 saat ini merupakan ancaman Kesehatan global
dengan angka kematian yang cukup tinggi. Akibatnya pembelajaran yang
dilakukan secara offline harus dialihkan menjadi pembelajaran secara
online. Dari hal tersebut di atas, terdapat beberapa kendala yang salah
satunya adalah jadwal pembelajaran yang kadang tidak sesuai dengan yang
sudah dijadwalkan. Yang dimaksudkan disini adalah terkadang beberapa
dosen yang tidak masuk memberikan pengajaran secara online
memberitahukan kepada mahasiswa tidak tepat pada waktu jam belajar
yang sudah ditentukan. Hal ini tentu saja menjadi masalah terutama untuk
mahasiswa yang berada di pedesaan dengan kendala pada jaringan
internet. Dewasa ini, motivasi belajar mahasiswa dalam pembelajaran
online berdasarkan faktor yang sudah disebutkan tersebut tentu saja dapat
dipertanyakan.
Oleh karena itu diperlukan proses manajemen waktu yang tepat
dalam proses pembelajaran online pada masa pandemic Covid-19 ini.
Menurut Mc Donald (dalam Nurjan, 2015) motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Di dalam belajar
sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal,
apabila ada motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil pula pelajaran
itu.
Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Jadwal Pembelajaran
yang Tidak Jelas
Manajemen
Waktu yang Baik
Sistem Pembelajaran
Online
Motivasi Belajar
Mahasiswa

Gambar 1. Kerangka Berpikir


D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dapat diambil hipotesa bahwa
terdapat pengaruh negatif terhadap motivasi belajar mahasiswa pada
jadwal perkuliahan yang tidak jelas.
BAB III

Metode Penelitian

A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 7) metode kuantitatif disebut sebagai
metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode
ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah
ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, rasional, dan sistematis. Disebut
juga sebagai metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan
dan dikembangkan menjadi iptek baru. Metode ini disebut metode
kuantitatif karena data dan penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistic.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu sejenis
penelitian dengan metode deskriptif yang merupakan metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
B. Identifikasi Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara
teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek,
yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu
obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981 dalam Sugiyono
2013: 38).
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul “Pengaruh jadwal
perkuliahan yang tidak tetap selama Study From Home Covid-19 terhadap
motivasi belajar Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah
Pontianak”. Pada penelitian ini terdapat perbedaan yang menjadikan
variabel satu berbeda pada variabel lainnya. Jadi pada penelitian ini
variabel yang menjadi objek penelitian yaitu:
1. Variabel terikat (dependen variabel)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Adapun variabel terikat dalam
penelitian ini adalah motivasi belajar.
2. Variabel bebas (independent variabel)
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Adapun
variabel bebas dalam penelitian ini adalah jadwal perkuliahan yang
tidak tetap.
C. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang
dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel yang diamati.
Suatu penelitian harus memilih dan menentukan definisi operasional yang
paling relevan terhadap variabel penelitiannya (Azwar 2007: 74). Adapun
definisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang timbul karena faktor
intrinsic, karena dalam diri individu itu sendiri memang telah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu karena ia ingin melakukannya
tanpa harus dirangsang dari luar. Menurut McClleland (Nurjana 2015:
135) terdapat 3 teori kebutuhan untuk berprestasi: (1) kebutuhan
kekuasaan, (2) kebutuhan berafiliasi (berkelompok/bersahabat), dan
(3) kebutuhan berprestasi. Dengan kata lain ciri-ciri tersebut bisa
dilihat dengan memiliki dorongan yang kuat untuk menjadi sukses,
memiliki kebutuhan untuk berprestasi, dan mempunyai keinginan
yang progresif di masa depan.
2. Jadwal Perkuliahan
Jadwal perkuliahan adalah salah satu komponen penting dalam
kegiatan pembelajaran. Dalam pelaksanaannya sering terjadi tabrakan
jam, ruang, dosen mempunyai jadwal yang sama untuk mata kuliah
berbeda, mahasiswa mengikuti perkuliahan pada waktu yang sama
pada mata kuliah yang berbeda dan lain sebagainya. Hal ini memang
terlihat sepele, tetapi jika dibiarkan bukan tidak mungkin akan sangat
berpengaruh pada kegiatan akademik secara keseluruhan.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam melakukan penelitian tidak terlepas dari obyek sasaran dalam
penelitian yang disebut populasi. Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas
Muhammadiyah Pontianak (UMP) yang sedang melaksanakan
kegiatan belajar daring atau Study From Home selama masa pandemic
Covid-19. Adapun alasan mengambil mahasiswa-mahasiswa psikologi
yang melakukan pembelajaran daring dirumah adalah karena
pembelajaran yang dilakukan selama masa pandemik Covid-19
terdapat beberapa kendala terutama pada jadwal perkuliahan yang
tidak jelas yang dalam hal ini dapat berkaitan dengan Motivasi Belajar
Mahasiswa.
Adapun populasi pada mahasiswa Program Studi Psikologi
Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP) adalah 158 mahasiswa.

No. Angkatan Jumlah


1. 2018 55
2. 2019 36
3. 2020 67
TOTAL 158

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representative (mewakili).
Dalam penelitian ini sampel yang diambil berjumlah 101 mahasiswa
dengan populasi berjumlah 158 mahasiswa berdasarkan tabel
penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan
dari Isaac dan Michael (Sugiyono 2013: 86) untuk taraf signifikan 0,1,
jadi sampel yang diperoleh itu mempunyai tingkat kepercayaan 90%
terhadap populasi.
Berikut ini tabel penentuan jumlah sampel dan populasi tertentu
dengan taraf kesalahan 1%, 5%, dan 10% sebagai berikut:

N 1% 5% 10%
110 94 84 78
120 102 89 83
130 109 95 88
140 116 100 92
150 122 105 97
160 129 110 101
170 135 114 105
180 142 119 108
190 148 123 112
200 154 127 115

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan sampel


bertujuan atau purposive sampling. Menurut Arkinto (2006) purposive
sampling adalah Teknik mengambil sampel dengan tidak berdasarkan
random¸daerah atau strata, melainkan berdasarkan atas adanya
pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu. Adapun kriteria
atau ciri-ciri yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Pontianak
(UMP).
b. Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Pontianak
(UMP) yang melakukan Study From Home (SFH).
E. Metode Pengumpulan Data
Penellitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa
Wawancara dan Angket.
1. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai Teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
masalah yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada
laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya
pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi (Sugiyono 2013: 138).
Wawancaara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak
terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face)
maupun dengan menggunakan telepon.
Pada penelitian ini akan digunakan wawancara terstruktur sebagai
teknik pengumpulan data untuk peneliti mengetahui dengan pasti
tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam
melakukan wawancara, peniliti akan menyiapkan instrument
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun telah disiapkan.
2. Angket
Angket atau Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden (Sugiyono 2013: 142). Selain itu, kuesioner
juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar
di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan
tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara
langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan untuk
mengetahui tingkat motivasi belajar pada mahasiswa Psikologi Universitas
Muhammadiyah Pontianak (UMP) terhadap jadwal perkuliahan yang
berlangsung selama Study From Home (SFH) adalah metode angket.
Angket (Kuesioner) merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2006). Untuk
mengetahui tingkat motivasi belajar dalam penelitian ini maka peneliti
menggunakan metode skala Likert. Menurut Sugiyono (2013: 93) Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang telah ditetapkan
secara spesifik oleh peneliti yang disebut sebagai variabel penelitian.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indicator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan
atau pertanyaan. Pada penelitian ini skala likert yang digunakan peneliti
adalah dengan 5 alternatif jawaban, yaitu selalu, sering, kadang-kadang,
hampir tidak pernah dan tidak pernah. Untuk keperluan analisis kuantitatif
maka jawaban itu dapat diberi skor mulai dari angka 5 untuk sering dan
diakhiri dengan angka 1 untuk tidak pernah.

No Indikato Deskriptor Favourabl Unfavourabl Jumla %


. r e e h
1. Adanya Memiliki
harapan dorongan
dan yang kuat
keinginan untuk
berhasil, menjadi
orang
sukses
2. Adanya Memiliki
kebutuha kebutuhan
n dalam untuk
belajar, berprestasi
3. Adanya Mempunya
harapan i keinginan
Individua yang
l di masa progresif di
depan. masa
depan.
TOTAL

G. Validitas dan Reliabilitas


1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya (Azwar, 2007). Untuk mengetahui validitas tidaknya dalam
penelitian ini maka digunakan uji validitas product moment pearson
correlation menggunakan prinsip mengkorelasikan atau
menghubungkan antara masing-masing item atau soal dengan skor
yang telah diperoleh dari jawaban responden atas Angket (Kuesioner)
dengan rumus sebagai berikut:

2. Reliabilitas
H. Analisis Data

Anda mungkin juga menyukai