PENDAHULUAN
A. Deskripsi Teori
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh
jadwal kuliah yang tidak tetap dengan motivasi belajar pada mahasiswa
dalam perkuliahan online di masa pandemic Covid-19. Perguruan tinggi
adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Ujung tombak
kegiatan pembelajaran kegiatan pembelajaran di Perguruan Tinggi berada
di Program Studi. Program studi harus mampu mengatur diri sendiri serta
memberikan pelayanan prima. Dalam upaya meningkatkan efisiensi,
efektivitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan program studi
maka perlu adanya Sistem Informasi Akademik. Sistem Informasi
Akademik merupakan suatu sistem yang dirancang dan dikembangkan
sedemikian rupa dan terdiri dari sejumlah komponen seperti Kurikulum,
Dosen, Mahasiswa, Silabus, KRS, KHS, Nilai, dan lain sebagainya yang
saling berinteraksi, saling bekerjasama membentuk suatu sistem.
Salah satu komponen penting dalam kegiatan pembelajaran adalah
Jadwal Perkuliahan. Jadwal perkuliahan adalah daftar yang memuat atau
berisi nama mata kuliah, dosen pengampu mata kuliah, waktu, ruang
perkuliahan dan lain sebagainya. Jadwal perkuliahan harus sudah tersedia
sebelum kegiatan pelaksanaan perkuliahan dilaksanakan.
Membangun jadwal perkuliahan untuk suatu program studi yang
besar memang merupakan suatu pekerjaan yang kompleks, sehingga dalam
pelaksanaannya sering terjadi tabrakan jam, ruang, dosen mempunyai
jadwal yang sama untuk mata kuliah yang berbeda, mahasiswa mengikuti
perkuliahan pada waktu yang sama pada mata kuliah yang berbeda dan
lain sebagainya. Hal ini jika dilihat sepintas merupakan masalah sepele,
namun jika dibiarkan bukan tidak mungkin akan sangat berpengaruh pada
kegiatan akademik secara keseluruhan.
1. Landasan Teori
a. Komponen Motivasi
Motif dalam psikologi mempunyai arti rangsangan,
dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah
laku. Karena di latar belakangi adanya motif, tingkah laku
tersebut disebut “tingkah laku bermotivasi” (Dirgagunarsa, 1996).
Tingkah laku bermotivasi itu sendiri dapat dirumuskan sebagai
tingkah laku yang di latar belakangi oleh adanya kebutuhan dan
diarahkan pada pencapaian suatu tujuan, agar suatu kebutuhan
terpenuhi dan suatu kehendak terpuaskan.
1) Kebutuhan
Uraian berikut ini membahas teori-teori penting mengenai
kebutuhan dalam psikologi modern. Berikut beberapa teori
tentang kebutuhan dari beberapa tokoh psikologi yaitu:
a) Maslow, menemukan 5 kebutuhan dasar yakni: (1)
kebutuhan fisiologis, kebutuhan yang harus tetap
dipuaskan untuk tetap dapat hidup; (2) kebutuhan
perasaan aman, kebutuhan dari rasa aman dan bebas dari
bahaya dan mendapatkan perlindungan, keamanan,
hukum, kebebasan dari rasa takut dan kecemasan; (3)
kebutuhan sosial dalam cinta memiliki dan dimiliki,
kebutuhan dimana manusia merasa dibutuhkan dan
diterima oleh orang lain dan kelompoknya; (4)
kebutuhan harga diri, adanya kebutuhan tentang
penghargaan dirinya oleh orang lain dan lingkungannya,
dan yang terakhir adalah; (5) kebutuhan aktualisasi diri,
kebutuhan untuk memenuhi hasrat menjadi individu
dalam pencapaian diri yang sempurna.
b) McClleland, yang disebut dengan teori kebutuhan untuk
berprestasi membagi kebutuhan menjadi 3: (1)
kebutuhan kekuasaan; (2) kebutuhan berafiliasi
(berkelompok/bersahabat), dan; (3) kebutuhan
berprestasi.
c) Frederick Herzberg, menganalisis motivasi manusia
berdasarkan dua golongan utaman, yaitu kebutuhan
menutup kekurangan dan kebutuhan pengembangan.
2) Dorongan/tingkah laku
Unsur ke dua dari lingkaran motivasi adalah
dorongan/tingkah laku, yaitu kekuatan mental yang
berorientasi pada pemenuhan pencapaian tujuan, atau tingkah
laku yang dipergunakan sebagai cara atau alat agar suatu
tujuan bisa tercapai.
3) Tujuan
Unsur ke tiga dari lingkaran motivasi adalah tujuan yang
berfungsi untuk memotivasikan tingkah laku. Atau tujuan
adalah hal yang ingin dicapai dalam mengarahkan perilaku.
Tujuan juga menentukan seberapa aktif individu akan
bertingkah laku. Sebab, selain ditentukan oleh motif dasar,
tingkah laku juga ditentukan oleh keadaan dari tujuan, jika
tujuannya tidak menarik, individu akan lebih aktif bertingkah
laku.
b. Jenis-jenis Motivasi
Para ahli psikologi berusaha mengklasifikasikan atau
menggolong-golongkan motif yang ada dalam diri manusia atau
suatu organisme ke dalam beberapa golongan menurut
pendapatnya masing-masing. Oleh karena itu hingga saat ini
terdapat berbagai cara dalam mengklasifikasikan motif manusia.
Ada yang mengklasifikasikan motif berdasar pada reaksi
seseorang terhadap stimulus yang datang, ada yang mendasarkan
pada tingkat kesadaran orang bertingkah laku, disamping dasar-
dasar lainnya. Klasifikasi/jenis-jenis motivasi itu antara lain:
1) Motivsi Primer dan Motivasi Sekunder
Pengklasifikasian motif menjadi motif primer dan motif
sekunder didasarkan pada latar belakang perkembangan motif
(Handoko, 1992). Suatu motif disebut primer apabila di latar
belakangi oleh proses fisio-kemis di dalam tubuh, atau biasa
disebut motivasi dasar yang berupa:
a) Kebutuhan fisiologis; lapar, haus, istirahat, dsb.
b) Kebutuhan keamanan; terlindung, bebas dari kecemasan,
dan motif primer bersifat bawaan.
Jadwal Pembelajaran
yang Tidak Jelas
Manajemen
Waktu yang Baik
Sistem Pembelajaran
Online
Motivasi Belajar
Mahasiswa
Metode Penelitian
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 7) metode kuantitatif disebut sebagai
metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode
ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah
ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, rasional, dan sistematis. Disebut
juga sebagai metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan
dan dikembangkan menjadi iptek baru. Metode ini disebut metode
kuantitatif karena data dan penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistic.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu sejenis
penelitian dengan metode deskriptif yang merupakan metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
B. Identifikasi Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara
teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek,
yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu
obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981 dalam Sugiyono
2013: 38).
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul “Pengaruh jadwal
perkuliahan yang tidak tetap selama Study From Home Covid-19 terhadap
motivasi belajar Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah
Pontianak”. Pada penelitian ini terdapat perbedaan yang menjadikan
variabel satu berbeda pada variabel lainnya. Jadi pada penelitian ini
variabel yang menjadi objek penelitian yaitu:
1. Variabel terikat (dependen variabel)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Adapun variabel terikat dalam
penelitian ini adalah motivasi belajar.
2. Variabel bebas (independent variabel)
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Adapun
variabel bebas dalam penelitian ini adalah jadwal perkuliahan yang
tidak tetap.
C. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang
dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel yang diamati.
Suatu penelitian harus memilih dan menentukan definisi operasional yang
paling relevan terhadap variabel penelitiannya (Azwar 2007: 74). Adapun
definisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang timbul karena faktor
intrinsic, karena dalam diri individu itu sendiri memang telah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu karena ia ingin melakukannya
tanpa harus dirangsang dari luar. Menurut McClleland (Nurjana 2015:
135) terdapat 3 teori kebutuhan untuk berprestasi: (1) kebutuhan
kekuasaan, (2) kebutuhan berafiliasi (berkelompok/bersahabat), dan
(3) kebutuhan berprestasi. Dengan kata lain ciri-ciri tersebut bisa
dilihat dengan memiliki dorongan yang kuat untuk menjadi sukses,
memiliki kebutuhan untuk berprestasi, dan mempunyai keinginan
yang progresif di masa depan.
2. Jadwal Perkuliahan
Jadwal perkuliahan adalah salah satu komponen penting dalam
kegiatan pembelajaran. Dalam pelaksanaannya sering terjadi tabrakan
jam, ruang, dosen mempunyai jadwal yang sama untuk mata kuliah
berbeda, mahasiswa mengikuti perkuliahan pada waktu yang sama
pada mata kuliah yang berbeda dan lain sebagainya. Hal ini memang
terlihat sepele, tetapi jika dibiarkan bukan tidak mungkin akan sangat
berpengaruh pada kegiatan akademik secara keseluruhan.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam melakukan penelitian tidak terlepas dari obyek sasaran dalam
penelitian yang disebut populasi. Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas
Muhammadiyah Pontianak (UMP) yang sedang melaksanakan
kegiatan belajar daring atau Study From Home selama masa pandemic
Covid-19. Adapun alasan mengambil mahasiswa-mahasiswa psikologi
yang melakukan pembelajaran daring dirumah adalah karena
pembelajaran yang dilakukan selama masa pandemik Covid-19
terdapat beberapa kendala terutama pada jadwal perkuliahan yang
tidak jelas yang dalam hal ini dapat berkaitan dengan Motivasi Belajar
Mahasiswa.
Adapun populasi pada mahasiswa Program Studi Psikologi
Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP) adalah 158 mahasiswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representative (mewakili).
Dalam penelitian ini sampel yang diambil berjumlah 101 mahasiswa
dengan populasi berjumlah 158 mahasiswa berdasarkan tabel
penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan
dari Isaac dan Michael (Sugiyono 2013: 86) untuk taraf signifikan 0,1,
jadi sampel yang diperoleh itu mempunyai tingkat kepercayaan 90%
terhadap populasi.
Berikut ini tabel penentuan jumlah sampel dan populasi tertentu
dengan taraf kesalahan 1%, 5%, dan 10% sebagai berikut:
N 1% 5% 10%
110 94 84 78
120 102 89 83
130 109 95 88
140 116 100 92
150 122 105 97
160 129 110 101
170 135 114 105
180 142 119 108
190 148 123 112
200 154 127 115
2. Reliabilitas
H. Analisis Data