Anda di halaman 1dari 4

PROCEEDINGS | JAMBORE KONSELOR 3(2017), pp.

XX–XX
Indonesian Counselor Association| Ikatan Konselor Indonesia (IKI)
ISSN-p: XXXX-XXXX |ISSN-e: XXXX-XXXX
http://jambore.konselor.org/ DOI:10.1007/XXXXXX-XX-0000-00

KONSELING KARIR BAGI REMAJA PEKERJA


TAMATAN SMA

Nurul Badriah1, Ibrahim Guntur Nuary2


1
IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Cirebon, Indonesia, (e-mail) nurulb142@gmail.com
2
IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Cirebon, Indonesia, (e-mail) gunturdamme@gmail.com

Abstract

The dynamic of juvenile life often cannot be separated from the background of
their family. In some cases, a juvenile is forced being a good child and the other
side should become breadwinner to fullfil their necessary of their family. This
research examines how juvenile worker who graduated form senior high school is
able to understand the concept of themselves. Through qualitative eksplorative
approach, understanding the concept of self-brand is described. The data were
obtained by observation and interview with someone who graduated from senior
high school in Losari, Cirebon. Hence, to investigate the career concept of worker
juvenile of senior high school graduate is the alternatif from various choices of
their life after graduation from senior high school.

Kata Kunci: konsep diri, kehidupan remaja, konseling karir.

Article History: Received on XX/XX/XXXX; Revised on XX/XX/XXXX; Accepted on XX/XX/XXXX; Published Online:
XX/XX/XXXX.
© 2016. This is an open access article distributed under the Creative Commons Attribution License, which permits unrestricted use,
distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.

PENDAHULUAN selanjutnya yang akan diambil, seperti kuliah


atau lebih memilih berkerja. Terutama tamatan
Remaja sering kali dapat dikatakan labil dalam dari SMA N 1 Losari yang kebanyakan siswa
bertindak dikarenakan tidak mengetahui secara tamatannya lebih memilih bekerja dari pada
baik mengenai konsep dirinya sendiri. Konsep kuliah. Hal ini ada sesuatu yang aneh pada diri
diri sangat dibutuhkan oleh remaja yang lulus remaja itu sendiri yang tidak memiliki
dari SMA untuk menentukan karir yang akan pendirian bahwasanya kuliah sangat penting
ditujunya setelah lulus dari SMA agar remaja untuk menunjang masa depan rema ja itu
yang lulus tidak bimbang dalam menentukan sendiri di bandingkan dengan memlih berkerja
karir yang akan diambilnya. Hal ini berarti yang cenderung mendapatkan gaji pas-pasan.
remaja yang beranjak dewasa harus di bimbing
dengan baik agar masa depan remaja tersebut Menurut Munandir, (1996:93) bahwa
tidak bingung dalam memilih karir setelah ihwal pandangan tentang perkembangan karir
lulus dari SMA. Terlebih lagi ketika remaja sebagai pengembangan dan implementasi
yang sudah lulus dari SMA Kerap kali remaja konsep diri. Konsep diri merupakan hasil
tamatan SMA sulit untuk memutuskan karir perpaduan antara kemampuan dasar yang

1
<AUTHOR>
(Title Article)
2

yang telah di wariskan. Ada kesempatan untuk konseli dapat mengetahui potensi diri untuk
bermain peran atas dirinya sendiri, dan menghadapi masa depan agar sukses.
penilaian orang lain yang orang lain lihat pada
Jadi pada dasarnya konsep diri dan
diri orang tersebut
konseling karir berkaitan dengan diri sendiri
Hal lain mengenai konsep diri di berkaitan dengan penilaian konsep diri yang di
utarakan oleh Rakhmat (2003) berpendapat lihat dari pandangan orang lain. Berarti setiap
bahwa konsep diri adalah cara individu individu harus memahami secara keseluruhan
mengetahui dan menilai drirnya sendiri. konsep dirinya masing-masing, agar tidak
Konsep diri merupakan peran yang sangat kehilangan konsep diri yang melekat pada
penting untuk mengetahui konsep diri agar setiap individu terutama remaja tamatan SMA
orang lain dapat menilai konsep diri pada yang memilih bekerja dibandingkan dengan
seseorang. kuliah, karena berbagai macam alasan yang
menjadikan remaja-remaja tamatan SMAN 1
Terkait dengan konsep diri Ermawati
Losari tidak meneruskan ke jenjang yang lebih
(2011) mempunyai pendapat lain mengenai
tinggi yaitu perkuliahan.
konsep diri. Konsep diri yang besifat positif
akan membuat seseorang merasa nyaman dan PEMBAHASAN
aman karena merasakan suka cita pada dirinya
sendiri dan menerima dengan baik konsep Peneliti melakukan penelitian di SMAN 1
dirinya sendiri. Konsep diri karena berkaitan Losari dan menemukan dua orang yang
dengan harga diri dan gambaran diri sendiri berinitial E (21) dan E (19). Mereka mempunyai
mengenai konsep diri pada seseorang itu alasan tersendiri mengapa mereka tidak
sendiri. melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih
tinggi. E (21) mempunyai alasan tersendiri
Lain hal menurut (Djaali, 2013) mengapa dia tidak ingin melanjutkan kuliah.
mengenai konsep diri dapat digambarkan Padahal keluarganya merupakan keluarga
seperti bayangan yang melekat pada diri yang cukup terpandang dan juga keluarga
seseorang, yang merupakan sifat dari orang itu yang serba ada.
sendiri yang akan berpengaruh pada tindakan
orang lain kepada orang yang bersangkutan E (21) merupakan murid yang cukup
mengenai konsep dirinya. pintar di kelasnya. Dan selalu masuk rangking
lima besar di kelasnya. Akan tetapi ketika lulus
Tidak hanya dengan konsep diri yang dari SMA, E (21) mempunyai sikap untuk
harus dikedepankan, melainkan konseling karir tidak melanjutkan kuliah di karenakan malas
dibutuhkan juga dalam remaja yang masih untuk berpikir. Dalam hal ini E (21) lebih
bimbang antara memilih kerja atau kuliah. mementingkan kerja di bandingkan dengan
Dalam hal ini konseling karir harus mampu kuliah. Ketika di wawancara E (21) menjawab
membuat remaja pekerja sadar bahwasanya dengan tegas bahwa dia malas untuk kuliah.
lebih penring kuliah di bandingkan dengan
kerja. Karena kuliah dapat merubah masa G : E (21) kamu pinter banget matematika,
depan dan tentunya masa depan akan lebih tapi kamu kenapa gak kuliah?kan sayang banget.
cerah serta mempunyai pendidikan yang lebih E (21) : gak minat kuliah, saya lebih suka
baik di bandingkan dengan remaja yang tidak kerja dapet duit dari pada kuliah yang buang-buang
pernah menyicipi bangku kuliah. duit.
Menurut Azam (2016) menyatakan Dari jawaban E (21) yang diajukan oleh
bahwa Konseling karir merupakan pemberian G, bahwa E (21) lebih memilih pekerjaannya
bantuan konselor kepada murid atau konseli yang berada di Jakarta daripada memilih untuk
agar konseli atau murid dapat tumbuh, kuliah. Dari jawaban E (21) bahwa E (21) lebih
berkembang, aspirasi, dan dapat menentukan nyaman bekerja dan E (21) beranggapan bahwa
pengambilan keputusan karir agar siswa atau kuliah hanya mengabiskan waktu dan uang,

PROCEEDINGS | JAMBORE KONSELING 3(2017), pp. XX-XX.


© Indonesian Counselor Association (IKI) | http://jambore.konselor.orgDOI: 10.1007/XXXXXX-XX-0000-00
<AUTHOR>
(Title Article)
3

sedangkan bekerja mendapatkan uang. Jadi, E El (19) : iya emang, tapi saya harus
(21) memilih pilihannya yang sekarang dengan menafkahi keluarga saya, karena bapak saya jarang
menghasilkan uang dan tidak membuang pulang ke rumah dan jarang ada kabar.
waktu daripada memilih untuk kuliah.
Dari wawancara di atas bahwa El (19)
Konseling karir dan konsep diri hadir secara langsung memastikan bahwa El (19)
untuk menangani masalah yang di hadapi oleh tidak mempunyai kemampuan untuk sekolah
E(21). Karena pada dasarnya konseling karir yang lebih tinggi, di karenakan tidak
dan konsep diri dapat meberikan bantuan bagi mempunyai biaya yang cukup dan ada masalah
konseli, siswa, atau tamatan SMA agar keluarga yang mengganggu kegiatan El (19)
mempunyai pandangan yang matang untuk yang mengakibatkan El (19) tidak dapatkuliah
memilih karir setelah lulus dari SMA. Masalah dan lebih memilih untuk bekerja.
yang di hadapi E (21) merupakan masalah yang
Konseling karir berupaya untuk
sering di hadapi oleh siswa tamatan SMA.
membuat El (19) tidak patah semangat karena
Konseling karir dan konsep diri berperan untuk
masalah El (19) yang komplex. Bukan hanya
membimbing E (21) untuk lebih memutuskan
masalah ekonomi. Melainkan masalah ayah El
hal yang lebih penting untuk karirnya, karena E
(19) yang jarang pulang. Karena pada dasarnya
(21) merupakan remaja yang cerdas dan
konseling karir hadir untuk menentukan karir
setidaknya memikirkan masa depannya untuk
El (19) agar mempunyai harapan untuk kuliah
kuliah agar kecerdasan yang di miliki oleh E
di bandingkan dengan kerja. Karena El (19)
(21) tidak terbuang sia-sia karena lebih memilih
mempunyai kecerdasan yang baik di
bekerja.
bandingkan dengan bekerja. El (19) harus
Lain hal dengan El (19) yang menyadari potensi dirinya sendiri untuk kuliah
mempunyai alasan untuk tidak kuliah karena demi masa depannya.
terhimpit masalah ekonomi dan keluarga yang
Dari keputusan El (19) yang sudah
tidak harmonis. El (19) sendiri merupakan
memilih untuk bekerja seharusnya dapat
siswa yang tergolong cerdas di kelas dan selalu
mempertimbangkan kuliahnya. Karena El (19)
mendapatkan berbagai penghargaan dari
mempunyai motivasi yang tinggi untuk
sekolahnya. Ketika mengikuti lomba puisi El
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
(19) selalu mendominasai kemenangan, dengan
dengan bekerja sambil kuliah. Dengan bekerja
mendapatkan juara 1 se-SMA. Dan bukan
sambil kuliah El (19) tidak kehilangan karir
hanya itu saja, El (19) selalu mednapatkan
yang benar-benar dia minati yaitu melanjutkan
rangking satu di kelas dan selalu disanjung
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
oleh setiap gurunya. Akan tetapi, ketika lulus
dari SMA harapannya pun pupus untuk Kesimpulan
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena
Berdasarkan penemuan dan
keterbatasan biaya dan keluarga yang tidak
pembahasan di atas bahwa E (21) dan El (19)
harmonis. Dan juga orang tua El (19) lebih
sangat perlu untuk di bimbing mengenai
mendukung untuk bekerja di bandingkan
konseling karir untuk mengupayakan karir
dengan kuliah karena keterbatasan ekonomi.
yang sudah diambilnya, mereka lebih memilih
Ketika di wawancara El (19) menjawab dengan
bekerja dibandingkan dengan kuliah karena
lugas bahwa El (19) tidak mempunyai cukup
berbagai macam alasan. Dalam hal ini
biaya dan juga orang tuanya tidak mengizinkan
konseling karir pada siswa tamatan SMA harus
untuk kuliah.
dibimbing dengan baik agar siswa dapat
G : kenapa tidak melanjutkan kuliah? mengetahui karir yang akan diambilnya setelah
Kamu kan pintar? lulus dari SMA. Konsep diri pun juga sangat
El (19) : bukannya gak mau kuliah, kamu penting bagi siswa tamatan SMA agar siswa
bisa liat sendiri keadaan keluarga saya. mengetahui karakter dirinya sendiri dan
senantiasa selalu menjaga sikap kepada orang
G : kan banyak beasiswa dari pemerintah.

PROCEEDINGS | JAMBORE KONSELING 3(2017), pp. XX-XX.


© Indonesian Counselor Association (IKI) | http://jambore.konselor.orgDOI: 10.1007/XXXXXX-XX-0000-00
<AUTHOR>
(Title Article)
4

lain supaya dapat mengetahui dan


mengendalikan sifat yang ada pada dirinya.

Ucapan Terima Kasih


Penulis haturkan terima kasih kepada
kaprodi Bimbingan dan Konseling dan juga
kaprodi Tadris bahasa inggris dan tidak lupa
pula penulis haturkan terima kasih kepada
orang tua yang sudah mendukung berjalannya
penelitian ini.

Daftar Rujukan
Azam,Ulul.2016.Bimbingan dan Konseling
Perkembangan di Sekolah (teori dan
praktek).yogyakarta:CV Budi Utama.
Djaali. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Ermawati, Erli.2011.Hubungan Antara Konsep
Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada
remaja di SMP N 1 Piyungan.Jurnal Spirit
Vol. 2 No.1
Munandir. 1996. Program Bimbingan Karir di
Sekolah. Jakarta:Depdiknas.
Rakhmat, J. 2003. Psikologi Komunikasi.
Bandung: PT. Remaja Pusda Karya.

PROCEEDINGS | JAMBORE KONSELING 3(2017), pp. XX-XX.


© Indonesian Counselor Association (IKI) | http://jambore.konselor.orgDOI: 10.1007/XXXXXX-XX-0000-00

Anda mungkin juga menyukai