Anda di halaman 1dari 14

2000024227 1800024380 1900024319

Faisal Mochammad Raisy Rojak Abdul Harish Atturtubi

8 /0 6 /2 0 XX PITCH DECK 2
Perdagangan internasional senantiasa memadukan antara
jual-beli dengan kesepakatan bersama antara pihak-pihak
yang memiliki perbedaan berdasarkan dasar hukum yang
dianutnya

Tidak dipungkiri bahwa fenomena perdagangan terutama


diskriminasi yang pernah dialami oleh pedagang dalam
kesepakatan yang justru merugikan secara nyata maupun
kasat mata.

muncul salah satu prinsip dasar yang dipegang oleh World


Trade Organization dalam kesepakatan berdagang adalah
istilah Most Favoured Nation yaitu Perlakuan yang sama
dalam berdagang antar negara.

.
8 /0 6 /2 0 XX PITCH DECK 3
Defninsi Most Favoured Nation, maka kata kunci dari prinsip ini adalah
“Persamaan” dan “Kesetaraan”
MFN : penjaminan dalam prinsip yang di usung oleh WTO dalam GATT nya
bahwa garansi dalam perdagangan yang setara pada setiap seluruh anggota
WTO, tidak melakukan disrkiminasi dengan alalsan tertentu oleh para anggota
dalam perjanjian perdagangan internasionalnya.
Definisi lain dari MFN (Laman Web Resmi WTO) : bahwa prinsip menekan para
anggota untuk memiliki standart dalam perdagangan yang setara tanpa melihat
latar belakang dari negara anggota sehingga memunculkan sikap diskriminatif

8 /0 6 /2 0 XX PITCH DECK 4
T E R M U AT

Klausul Most Favoured juga ada pada General Aggrement


on Trade in Services (GATS) dan Aggrement on Trade
Related Aspects of Intellectual Property Rights
(Persetujuan TRIPs)

SECARA GENERAL

Dalam Article I GATT tentang MFN disebutkan bahwa untuk


mengenakan atau memberlakukan segera dan tanpa syarat bagi
impor dan ekspor tanpa membeda-bedakan asal dan negara
tujuan impor dan ekspor tersebut sepanjang menyangkut dengan
anggota di WTO.

K E U N T U N G A N D A N K E I S I M E WA A N
yang diberikan oleh suatu negara bagi negara lain harus di
implementasikan secara otomatis dan tanpa syarat kepada
produk serupa yang berasal dari anggota World Trade
Organization lainnya

8 /0 6 /2 0 XX PITCH DECK 5
B E R U PA TERMASUK
CONTOH
penurunan atau Dari segi tarif bea
Penyesuaian tarif Daripada penerapan masuk, yaitu tarif
ini berupa penurunan
pada ekspor dan yang berlaku
tarif untuk produk
impor, prosedur secara umum dan
ayam impor harus
bea cukai, dan diberikan kepada tarif yang berlaku
akses pasar. semua anggota pada khusus atau
World Trade tarif Preferensi
Organization tanpa
perbedaan dan tanpa
diskriminasi.

8 /0 6 /2 0 XX PITCH DECK 6
Indonesia menetapkan dalam PMK 6/PMK.10/2017 tentang penetapn sistem
klasifikasi barang dan pembebanan tarif bea masuk atas barang impor mengingat
dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 Tentang ratifikasi atau pengesahan
Agreement Establishing The World Trade Organization

Indonesia sebagai Anggota World Trade Organization pun menyesuaikan dan tidak
membedakan antara satu anggota dengan yang lainnya menetapkan tarif bea
masuk barang dalam barang impor.

Menurut Mochtar Kusumaatmadja mengenai rumusan perjanjian Internasional


dalam arti luas, Medefinisikan sebagai “Perjanjian yang diadakan antara anggota
masyarakat bangsa-bangsa yang bertujuan untuk mengakibatkan akibat-akibat
hukum tertentu.”

8 /0 6 /2 0 XX PITCH DECK 7
Resiko keikutsertaannya di suatu perjanjian Internasional yang langsung
mengikat negara tersebut terhadap Perjanjian Internasional yang diikuti tersebut
berdasarkan pada Konvensi Wina Tahun 1969 pada artikel 29.

Perjanjian Internasional ini memiliki beberapa hal yaitu perjanjian


yang dibentuk dalam persetujuan bangsa-bangsa dan berkekuatan
hukum publik berupa bangsa-bangsa bukan individu

Maka Indonesia jika memasuki suatu organisasi internasional maka hukum dalam
organisasi tersebut harus ditaati mengingat bahwa Organisasi Internasional
terbentuk atas perjanjian, dan Indonesia memilih untuk menyetujui dan mengikuti
perjanjian tersebut
8 /0 6 /2 0 XX PITCH DECK 8
Dalam Penerapan Most Favoured Nation di indonesia sering tidak
1 menemukan titik tengah dan seakan-akan Indonesia dianggap tidak
berkomitmen sebagai anggota World Trade Organization untuk menaati
pada peraturan GATT.

2 Salah satu contohnya adaah sengketa Impor Daging Sapi antara


Indonesia dengan Selandia Baru pada tahun 2014

Hal ini terjadi atau di mulai sejak tahun 2011 dengan tujuan agar
3 pemasok daging sapi lokal Indonesia bisa bersaing dan membuka luas
jangkauan perdagangan daging yang lebih masif dan menjaga
keamanan pangan
8 /0 6 /2 0 XX PITCH DECK 9
TINDAKAN SELANDIA BARU LANDASAN

membuat dan mengajukan sengketa hukum yang dipakai


tersebut melalui jalan Konsultasi
Selandia baru mengenai
pada 2014. dengan menyatakan
bahwa Indonesia memberlakukan sengketa ini tertuang pada
persyaratan mengenai impor daging Article 1 and 4
sapi di segi Lisensi impor non- Understanding on Rules
otomatis yang tidak bisa dibenarkan
and Procedures Governing
dan membuat perlakuan khusus
yang tidak disetujui sebelumnya dan the Settlement of Disputes,
melakukan persyaratan-pesyaratan Article XI and XXII of the
pemeriksaan dan keamanan dalam General Agreement on
pengiriman yang tidak masuk akal
Tariffs and Trade 1994
dan terbilang diskriminatif

8 /0 6 /2 0 XX PITCH DECK 10
Pa s a l t e r s e b u t
Lalu konsultasi yang
Bahwa tidak ada
dilakukan pada 19 Juni
larangan atau Maka hal ini ada
2014 antara kedua belah
pembatasan selain bea, pelarangan
pihak tidak berjalan
pajak, atau biaya pematasanan pada
dengan lancar dan tidak
lainnya, baik yag dibuat kuota, lisensi impor atau
menemukan hasil dan
efektif melalui kuota, ekspor atau tindakan
dilanjutkan pada Dsipute
lisensi impor atau ekspor laiinnya.
Settlement Body pada
atau tindakan lainnya,
20 Mei 2015 hingga 8
harus ditetapkan oleh
Oktober 2015 untuk
setiap anggota atas
membentuk sebuah
impor setiap produk dari
panel atas penyelesaian
wilayah anggota laiinnya,
kasus tersebut
8 /0 6 /2 0 XX PITCH DECK 11
• Melihat dari Garis besar kebijakan
Indonesia atas Pembatasan tersebut,
disimpulkan Tiga gugatan Selandia baru
pada Indonesia diantaranya Pembatasan
Jumlah secara Kuantitatif, Mengambat
akses market produk pertanian daging
sapi, serta prosedur impor yang tidak jelas
dan membelit pihak selandia baru.
• Maka Indonesia sekali lagi kalah dalam
runtutan Sengketa antar negara dalam
perdagangan termasuk atas selandia baru
walaupun telah mengajukan banding pada
Feburari 2017
• Selain melanggar atas Pasal XI:1 GATT
1994, Indonesia juga terjerat pada pasal
4.2 Agreement of Agriculture, dan Artikel
32 dalam impor Licensing Agreement.

8 /0 6 /2 0 XX PITCH DECK 12
Bahwa dalam Komitmen Most Favoured Nation adalah Kesetaraan dan
Kesamaan yang tidak memandang latar belakang sehingga terjadi
Diskriminasi
Dalam MFN, kemungkinan tidak bisa memandang bahwa negara tersebut
bisa dikatakan maju atau berkembang sehingga tidak ada perbedaan
termasuk dalam latar belakang
Indonesia mesti lebih mendalami dan ratifikasi GATT dalam ketaatanya dalam
berorganisasi level Worldwide termasuk memahami penerapan prinsip MFN.

8 /0 6 /2 0 XX PITCH DECK 13
Mengenai Pertanyaan, Untuk membudahkan dalam
menjawab, disediakan 3 pertanyaan

Beberapa Kata Kunci untuk memudahkan dalam membuat


pertanyaan, Penyataan, dan tangapan
SETARA SAMA DISKRIMIASI GATT SENGKETA

RATIFIKASI DSB PERJANJIAN BERKEMBANG


ISTIMEWA

8 /0 6 /2 0 XX PITCH DECK 14

Anda mungkin juga menyukai