Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

WELL ORGANIZED PRINCIPLE

Disusun untuk memenuhui tugas mata kuliah :

Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spritual

Dosen Pengampu :
DR. Asrul Haq Alang. M. Pd. I

Disusun Oleh: Kelompok 09


1. Fira Hafizah (50200121028)
2. Khaerunnisa (50200121032)

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2023

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “ Well Organized Principle” dengan baik.

Shalawat serta salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW, serta
para sahabatnya dan pengikutnya yang telah menjadi tauladan bagi seluruh umat
manusia yang telah membawa kita dari alam yang gelap menuju alam yang terang
benderang seperti saat ini.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spiritual. Dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih sebesar-bersarnya kepada dosen mata kuliah
Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spritual yaitu Bapak Asrul Haq Alang, M.
Pd.I yang telah memberikan tugas kepada penulis.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan


baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis diarapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.

Samata, 13 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................ii

DAFTAR ISI .................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................1


B. Rumusan Masalah ................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................3

A. Pengertian Keteraturan ........................................................3


B. Prinsip Keteraturan ..............................................................4
C. Hasil Dari Prinsip Keteraturan ............................................6

BAB III KESIMPULAN ..............................................................8

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebelum mengungkap konsep keteraturan, Sebagai perumpamaan, jika alam


semesta diibaratkan sebagai sebuah gua yang dipenuhi dengan air, batu, dan debu
dibiarkan untuk waktu yang lama, maka dapat dipastikan setelah ratusan atau bahkan
ribuan tahun kemudian akan didapati bahwa gua dengan segala isinya dalam kondisi
yang berantakan. Inilah yang disebut dengan entropi, dan akal manusia dapat
menerimanya. Namun, jika beberapa miliar tahun kemudian, didapati kenyataan
bahwa batuan yang ada di dalam gua telah diukir menjadi sebuah patung yang indah
dengan ukiran yang sangat rumit, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari realitas ini
adalah; bahwa keteraturan tidak dapat dijelaskan dengan hukum-hukum alam. Satu-
satunya penjelasan yang masuk akal adalah "adanya kekuatan yang maha besar
dibalik kejadian atau realitas ini". Dalam pandangan Islam, kekuatan yang maha
besar inilah yang dimaksud dengan "Kuasa Allah". Dengan kuasa yang dimiliki-Nya,
Allah mengatur alam semesta ini dengan sangat rapih dan teratur.1

B. Rumusan masalah

Dari latar belakang diatas maka didapat suatu rumusan masalah antara lain:

1. Apa saja prinsip keteraturan ?


2. Bagaimana hasil dari prinsip keteraturan ?

1
Ary Ginanjar Agustin, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual
ESQ : Emotinal Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, ( Jakarta: Arga
Wijaya Persada, 2005), h. 65

1
C. Tujuan

Dari rumusan masalah didapat suatu tujuan diantaranya :

1. Untuk mengetahui enam prisip keteraturan


2. Untuk mengetahui hasil dari prinsip keteraturan

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keteraturan

Untuk pembuktian wujud Tuhan dengan metode argumen keteraturan,


maka dapat katakan: "Keteraturan itu berlaku di alam semesta. Dan setiap
keteraturan membutuhkan pengatur. Maka pengatur keteraturan ini, harus
meliputi alam semesta. Dan dia adalah Tuhan". Untuk membuktikan ilmu Tuhan
dari metode teori keteraturan, dapat katakan: "Di alam semesta terdapat
keteraturan. Dan setiap keteraturan muncul dari kecerdasan dan kesadaran. Jadi,
pengatur alam semesta, harus mempunyai kecerdasan dan kesadaran". Asas
argumen pertama adalah "setiap fenomena membutuhkan pemula". Karena
"keteraturan" merupakan sebuah fenomena maka dia membutuhkan pemula, yaitu
pengatur. Dengan ibarat lain, argumen keteraturan pada hakekatnya adalah sebuah
manifestasi dari argumen sebab dan akibat, dan bukannya sebuah argumen berada
di sampingnya. Oleh karena itu salah satu dari pilar dan dasar justifikasi argumen
keteraturan adalah penerimaan argumen kausalitas, yaitu menerima sebab fâ'ili
(subyek, pelaku) untuk fenomena-fenomena alam eksistensi.2

Karena maksud dari keteraturan argumen keteraturan adalah dalam


keteraturan yang melingkupi alam materi dan alam fisik, maka argumen
keteraturan pada akhirnya memberikan kesimpulan berikut bahwa keteraturan ini
membutuhkan pengatur dari luar alam materi. Hal ini dikarenakan keteraturan
merupakan akibat yang berakal dan sadar. Sedangkan materi merupakan esensi
yang kosong dari keberpikiran. Jadi, pengatur haruslah lebih luas dari alam
materi. Dari sini argumen keteraturan pada hakikatnya merupakan salah satu dari

2
Putri Wahyuningtyas, “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional (EQ) dan Motivasi
Belajar dengan perilaku Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama di SMP 01 Jenangan
Ponogoro” , ( Vol. 12 No. 1 Januari- Juni 2014), h. 50-51

3
dalil-dalil yang membatalkan filsafat materialis, dan termasuk dalam argumen
pembuktian alam metafisi.3

B. Prinsip Keteraturan

1. Mulailah dengan tujuan

Bahwa suatu aktivitas haruslah dimulai dengan tujuan yang cukup jelas
karena visi harus didahulukan dari pada manajemen. Suatu aktivitas
membutuhkan kepemimpinan dan visi sebagai auto pilot. Banyak orang yang
sering berfikir kebalik, karena memang lebih mudah untuk memperbaiki apa yang
sudah kelihatan didepan mata ketimbnag mewujudkan sebuah visi yang sama
sekali belum ada dan belum terlihat secara kasat mata.

2. Semua melalui proses

“Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setitik mani,


kemudian la jadikan kamu perpasang- pasangan(Q.S. Faathir ayat 11)”.4 Banyak
orang memahami takdir sepotong-sepotong, dengan secara beranggapan bahwa
keberhasilan atau kegagalan sseorang semata-mata adalah takdir Tuhan. Secara
prinsip memang benar, namun tentu saja tidak boleh berfikir sempit, kita harus
sadar bahwa sebelum mencapai suatu keberhasilan atau mengalami kegagalan ada
suatu proses yang mesti dilalui satu persatu.

3. Bebaskan belenggu itu

Ada juga orang yang sudah tidak mau lagi mengevaluasi pikiran dan
tindakannya, karena ia sudah merasa dirinya suci dan terbaik lagi, inilah yang
disebut belenggu pikiran. Kesadaran diri, bahwa hanya Allah-lah yang paling
sempurna, akan membuat ia menjadi sebuah gelas kosong, yang siap untuk diisi
3
Ary Ginanjar Agustin, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power : Sebuah Inner Journey
Melalui Al- Ihsan, ( Jakarta: Penerbit Arga , 2003), h. 77
4
Kementerian Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, ( Jakarta : Direktorat Jendral
Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, 2012), h. 350

4
dengan ilmu pengetahuan yang segat dan baru, sehingga siap untuk membuat
suatu langkah penyempurna. Seperti salah satu hadits Nabi Muhammad SAW
yang berbunyi: "Apabila hari ini sama dengan kemarin itu adalah merugi'.

4. Kepastian Hukum Alam

Ini disebabkan apa yang dilakukan oleh tangan-tanganmu lebih dahulu.


Allah tiada pernah menganiaya hamba- hamba-Nya. (Q.S. Ali Imron: 182).
Masalah takdir tidaklah sesederhana seperti apa yang diperkirakan. Adalah suatu
permasalah yang tidak tuntas hanya sekejap saja dalam membaca persoalan
manusia. Manusia telah terpengaruh pada literatur- literatur yang tidak
berorientasi pada kebenaran Al-Qur'an yang telah memuat hal-hal yang mencakup
permasalahan- permasalahan yang ada dialam ini.5

5. Sistem sinergi Allah

la-Lah yang menjadikan matahari bersinar, dan bulan bercahaya, (la-Lah


yang) menentukan manzilah-manzilah baginya, supaya kamu tahu julah tahun dan
perhitungan (waktu). Tiada Allah menciptakan ini, kecuali dngan sebenarnya.
(Demikian) la menjelaskan ayat-ayat bagi orang yang mengetahui. (Q.S. yusuf:
5). Semua Sistem dibumi dibuat dalam satu kesatuan yang saling mengikat, yang
disebut sifat ke_Esa_an Tuhan. Allah telah pula menetapkan misi- Nya yaitu
'rahmatan lil 'alamin', kemudian ditugaskan manusia sebagai 'manajer- Nya', serta
alam sebagai resources-Nya. Takdir sebagai rules-Nya, kemuliyaan sebagai
motivasinya.6

6. Teladani sistem manajemen alam semesta

Allah pencipta segala sesuatu, dan ia pemelihara segala sesuatu.(Q.S. az


Zumar: 62). Sesuatu hal itu memiliki 'ruh' -nya sendiri, rahasia yang mendasar

5
Ahmad Rivauzi, MA, Wawasan Studi Keislaman, ( Jakarta: Sakata Cendikia, 2015), h. 149
6
Dewi Rossa lia, Dkk, Master Kisi-kisi UN, ( Jakarta: Penerbit Cmedia, 2018), h. 766

5
untuk suksesnya sebuah tujuan harus memahami tingkat integritas dan kejujuran
setiap patner sehingga timbul rasa saling percaya.

7. Memelihara Sistem

Disini semua prinsip akan digunakan dengan saling keterkaitan satu sama
yang lain, karena apabila dari salah satu prinsip tidak digunakan, itu akan
berakibat kurang sempurnanya untuk memelihara suaatu sistem dan lebih parah
lagi bisa timbul suatu keputusan yang kesan otoriter.7

8. Kendala utama

Dan barang siapa berbuat dosa, ia sungguh melakukan atas kerugian


sendiri. Allah Maha Tahu, Maha Bijaksana (Q.S. An Nisa': 111). Dorongan yang
berlebhan untuk mencapai sesuatu keinginan, seperti harata, kediududkan, dan
kehormaatn, dengan mengabaikan keseimbangan hukum ketepatan Tuhan,
terbukti hanya akan menghasilkan kegagalan bahkan sebuah kehancuran.

C. Hasil Dari Prinsip Keteraturan

1. Memiliki kesadaran
2. Ketenangan dan keyakinan dalam berusaha Karena pengetahuan akan
Kepastian.
3. Hukum alam dan hukum sosial
4. Sangat memahami akan arti penting sebuah proses yang harus dilalui
5. Selalu berorientasi pada pembentukan sistem
6. Selalu berupaya menjaga sistem yang telah terbentuk.8

7
Agustin, A. G. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ
Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, ( Jakarta: Arga Wijaya Persada ,2005), h. 224
8
Goelman, D, Emosinal Intelligence, terj. Hermaya, T., Kecerdasan Emosional, ( Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2000), h. 21

6
BAB III

KESIMPULAN

1. Prinsip Keteraturan antara lain: mulailah dengan tujuan. Semua melalui


proses. Bebaskan belenggu itu. Kepastian Hukum Alam. Teladani sistem
manajemen alam semesta. Memelihara Sistem, disini semua prinsip akan
digunakan dengan saling keterkaitan satu sama yang lain, karena apabila dari
salah satu prinsip tidak digunakan, itu akan berakibat kurang sempurnanya
untuk memelihara suaatu sistem dan lebih parah lagi bisa timbul suatu
keputusan yang kesan otoriter. Kendala utama, dorongan yang berlebihan
untuk mencapai sesuatu keinginan, seperti harata, kediududkan, dan
kehormaatn, dengan mengabaikan keseimbangan hukum ketepatan Tuhan,
terbukti hanya akan menghasilkan kegagalan bahkan sebuah
2. Hasil Dari Prinsip Keteraturan antara lain: memiliki kesadaran, Ketenangan
dan keyakinan dalam berusaha Karena pengetahuan akan kepastian, Hukum
alam dan hukum sosial, Sangat memahami akan arti penting sebuah proses
yang harus dilalui Selalu berorientasi pada pembentukan sistem dan Selalu
berupaya menjaga sistem yang telah terbentuk.

7
DAFTAR PUSTAKA

D, Goelman, Emosinal Intelligence, terj. Hermaya, T., Kecerdasan Emosional,


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000

Ginanjar Agustin, Ary, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan


Spiritual ESQ : Emotinal Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5
Rukun Islam, Jakarta: Arga Wijaya Persada, 2005

Rossa lia, Dewi , Dkk, Master Kisi-kisi UN, Jakarta: Penerbit Cmedia, 2018

Kementerian Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta : Direktorat Jendral
Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, 2012

Wahyuningtyas, Putry, “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional (EQ) dan


Motivasi Belajar dengan perilaku Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan
Agama di SMP 01 Jenangan Ponogoro” , Vol. 12 No. 1 Januari- Juni 2014

http://wali-derossy.blogspot.com/2011/05/prinsip-keteraturan.html?m=1

http://groups.yahoo.com/group/sd-Islam/message/27732

Anda mungkin juga menyukai