Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

WELL ORGANIZED PRINCIPLE

Memenuhi tugas mata kuliah ESQ

Oleh kelompok 9

RADIMAN

MUH. RIJAL SYAMSUL

HAFSA RAZAK

BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kita panjatkan hanya kepada Allah SWT atas segala
pertolongan serta nikmatnya yang telah Allah berikan kepada kita, sehingga apabila laut
dijadikan tinta untuk menulis segala nikmatnya dan ilmunya takkan cukup. Shalawat
serta salam semoga tercurahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing kita dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang benderang, juga
segenap sahabat, keluarga, dan semua orang yang mengikuti petunjuknya sampai hari
kemudian.

Makalah ini saya buat dengan tujuan untuk mempermudah rekan-rekan


mahasiswa/ fakultas dakwah dan komunikasi utamanya jurusan bimbingan dan
penyuluhan islam khususnya dalam memahami mata kuliah ESQ dalam pembahasan
“WELL ORGANIZED PRINCIPLE”. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu
kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan makalah
selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Amin

Samata,6 MEI 2017

penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………….……………………………………………………...
B. Rumusan Masalah………………………………………..……………..…..….
C. Tujuan…………………………………………...………………...……....…...

BAB II PEMBAHASAN

A. Penegertian keteraturan ..……………………….……………………………


B. Prinsip keteraturan ...……………………….………………………………...

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………..……………………….…..
B. Saran……………………………………………..…………………….........

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sebelum mengungkap konsep keteraturan, Sebagai perumpamaan, jika alam


semesta diibaratkan sebagai sebuah gua yang dipenuhi dengan air, batu, dan debu
dibiarkan untuk waktu yang lama, maka dapat dipastikan setelah ratusan atau bahkan
ribuan tahun kemudian akan didapati bahwa gua dengan segala isinya dalam kondisi yang
berantakan. Inilah yang disebut dengan entropi, dan akal manusia dapat menerimanya.
Namun, jika beberapa miliar tahun kemudian, didapati kenyataan bahwa batuan yang ada
di dalam gua telah diukir menjadi sebuah patung yang indah dengan ukiran yang sangat
rumit, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari realitas ini adalah; bahwa keteraturan
tidak dapat dijelaskan dengan hukum-hukum alam. Satu-satunya penjelasan yang masuk
akal adalah “adanya kekuatan yang maha besar dibalik kejadian atau realitas ini”. Dalam
pandangan Islam, kekuatan yang maha besar inilah yang dimaksud dengan “Kuasa
Allah”. Dengan kuasa yang dimiliki-Nya, Allah mengatur alam semesta ini dengan santat
rapih dan teratur.

B. Rumusan masalah

1. Pengertian keteraturan

2. Apa saja prinsip keteraturan

C. Tujuan

1. Menegtahui pengertian keteraturan .

2. Apa saja prinsip keteraturan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Well Organized Prinsiple ( Prinsip Keteraturan )


Untuk pembuktian wujud Tuhan dengan metode argumen
keteraturan, maka dapat katakan:
“Keteraturan itu berlaku di alam semesta. Dan setiap keteraturan membutuhkan
pengatur. Maka pengatur keteraturan ini, harus meliputi alam semesta. Dan dia adalah
Tuhan”
Untuk membuktikan ilmu Tuhan dari metode teori keteraturan, dapat katakan:
“Di alam semesta terdapat keteraturan. Dan setiap keteraturan muncul dari kecerdasan
dan kesadaran. Jadi, pengatur alam semesta, harus mempunyai kecerdasan dan
kesadaran”.
Asas argumen pertama adalah “setiap fenomena membutuhkan pemula”. Karena
“keteraturan” merupakan sebuah fenomena maka dia membutuhkan pemula, yaitu
pengatur. Dengan ibarat lain, argumen keteraturan pada hakekatnya adalah sebuah
manifestasi dari argumen sebab dan akibat, dan bukannya sebuah argumen berada di
sampingnya. Oleh karena itu salah satu dari pilar dan dasar justifikasi
argument keteraturan adalah penerimaan argumen kausalitas, yaitu menerima
sebab fâ’ili (subyek, pelaku ) untuk fenomena-fenomena alam eksistensi.
Karena maksud dari keteraturan dalam argumen keteraturan adalah
keteraturan yang melingkupi alam materi dan alam fisik, maka argumen keteraturan pada
akhirnya memberikan kesimpulan berikut bahwa keteraturan ini membutuhkan pengatur
dari luar alam materi. Hal ini dikarenakan keteraturan merupakan akibat yang berakal
dan sadar. Sedangkan materi merupakan esensi yang kosong dari keberpikiran. Jadi,
pengatur haruslah lebih luas dari alam materi. Dari sini argumen keteraturan pada
hakikatnya merupakan salah satu dari dalil-dalil yang membatalkan filsafat materialis,
dan termasuk dalam argumen pembuktian alam metafisi
Percaya pada Qadha & Qadar Menurut bahasa qadha memiliki beberapa arti yaitu
hukum, ketetapan, perintah, kehendak, pemberitahuan, dan penciptaan. Sedangkan
menurut istilah, qadha adalah ketentuan atau ketetapan Allah SWT dari sejak zaman azali
tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya sesuai dengan iradah
(kehendak-Nya), meliputi baik dan buruk, hidup dan mati, dan seterusnya.
Menurut bahasa, qadar berarti kepastian, peraturan, dan ukuran. Sedangkan menurut
istilah, qadar adalah perwujudan ketetapan (qadha) terhadap segala sesuatu yang
berkenaan dengan makhluk-Nya yang telah ada sejak zaman azali sesuai dengan iradah-
Nya. Qadar disebut juga dengan takdir Allah SWT yang berlaku bagi semua makhluk
hidup, baik yang telah, sedang, maupun akan terjadi.
Ketika hendak melakukan pekerjaan perlu dimulai dengan membuat tujuan. Dalam
mencapai tujuan tersebut diperlukan pula sebuah proses yang dapat terdiri dari beberapa
sub proses. Setiap sub proses ini melalui sebuah upaya. Setiap akhir dari sub proses akan
terdapat hasil yang kemudian merupakan input ke sub proses berikutnya. Pada akhirnya
akan diketahui apakah hasil akhir merupakan keberhasilan atau kegagalan. Disini dapat
ditangkap satu pengertian bahwa bila ingin berhasil diperlukan upaya dan melibatkan
berbagai komponen dalam satu sistem yang sinergi. Hasil akan dapat diperoleh bila kita
telah dapat menyusun sistem yang (sinergis), memeliharanya serta menerapkan secara
teratur sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah dibahas sebelumnya. Prinsip keteraturan
mirip dengan kerja sebuah sistem yang memiliki komponen-kompanen yang saling
tergantung dan membutuhkan. Bila satu komponen tidak berjalan dengan baik atau
berjalan sendiri-sendiri, maka hasil akhir yang dicapai akan jauh dari harapan.

Dalil-dalil menegenai qadha dan qadar:

a. Q.S Ar-Ra’d ayat 11 : Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan
apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang
dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

b. Q.S Al-A’laa ayat 3 : Artinya :"Dan yang menentukan kadar (masing-masing)


dan memberi petunjuk.”
B. Prinsip Keteraturan
1. Mulailah dengan tujuan
Bahwa suatu aktivitas haruslah dimulai dengan tujuan yang cukup jelas karena
visi harus didahulukan dari pada manajemen. Suatu aktivitas membutuhkan
kepemimpinan dan visi sebagai auto pilot. Banyak orang yang sering berfikir kebalik,
karena memang lebih mudah untuk memperbaiki apa yang sudah kelihatan didepan mata
ketimbnag mewujudkan sebuah visi yang sama sekali belum ada dan belu terlihat secara
kasat mata.
2. Semua melalui proses
Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setitik mani, kemudian Ia
jadikan kamu perpasang-pasangan.....(Q.S. Faathir ayat 11)
Banyak orang memahami takdir secara sepotong-sepotong, dengan beranggapan
bahwa keberhasilan atau kegagalan sseorang semata-mata adalah takdir Tuhan. Secara
prinsip memang benar, namun tentu saja tidak boleh berfikir sempit, kita harus sadar
bahwa sebelum mencapai suatu keberhasilan atau mengalami kegagalan ada suatu proses
yang mesti dilalui satu persatu.
3. Bebaskan belenggu itu
Ada juga orang yang sudah tidak amu lagi mengevaluasi pikiran dan tindakannya,
karena ia sudah merasa dirinya suci dan terbaik lagi, inilah yang disebut belenggu
pikiran. Kesaaran diri , bahwa hanya Allah-lah yang paling sempurna, akan membuat ia
menjadi sebuah gelas kosong, yang siap untuk diisi dengan ilmu pengtahuan yang segat
dan baru, sehingga siap untuk membuat suatu langkah penyempurna. Seperti salah satu
hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :
“Apabila hari ini sama dengan kemarin itu adalah merugi’.
4. Kepastian Hukum Alam
Ini disebabkan apa yang dilakukan oleh tangan-tanganmu lebih dahulu. Allah
tiada pernah menganuiaya hamba-hamba-Nya. (Q.S. Ali Imron : 182)
Masalah takdir tidaklah sesederhana seperti apa yang diperkirakan. Adalah suatu
permasalah yang tidak tuntas hanya sekejap saja dalam membaca persoalan manusia.
Manusia telah terpengaruh pada literatur-literatur yang tidak berorientasi pada kebenaran
Al-Qur’an yang telah memuat hal-hal yang mencakup permasalahan-permasalahan yang
ada dialam ini.
5. Sistem sinergi Allah
Ia-Lah yang menjadikan matahari bersinar, dan bulan bercahaya, (Ia-Lah yang)
menentukan manzilah-manzilah baginya, supaya kamu tahu julah tahun dan perhitungan
(waktu). Tiada Allah menciptakan ini, kecuali dngan sebenarnya. (Demikian) Ia
menjelaskan ayat-ayat bagi orang yang mengetahui. (Q.S. yusuf : 5)
Semua Sistem dibumi dibuat dalam satu kesatuan yang saling mengikat, yang
disebut sifat ke_Esa_an Tuhan. Allah telah pula menetapkan misi-Nya yaitu ‘rahmatan lil
‘alamin’, kemudian ditugaskan manusia sebagai ‘manajer-Nya’, serta alam sebagai
resources-Nya. Takdir sebagai rules-Nya, kemuliyaan sebagai motivasinya.
6. Teladani sistem manajemen alam semesta
Allah pencipta segala sesuatu, dan ia pemelihara segala sesuatu.(Q.S. az Zumar :
62)
Sesuatu hal itu memiliki ‘ruh’ –nya sendiri, rahasia yang mendasar untuk
suksesnya sebuah tujuan harus memahami tingkat integritas dan kejujuran setiap patner
sehingga timbul rasa saling percaya.
6. Memelihara sistem
Disini semua prinsip akan digunakan dengan saling keterkaitan satu sama yang
lain, karena apabila dari salah satu prinsip tidak digunakan , itu akan berakibat kurang
sempurnanya untuk memelihara suaatu sistem dan lebih parah lagi bisa timbul suatu
keputusan yang kesan otoriter.
8. Kendala utama
Dan barang siapa berbuat dosa, ia sungguh melakukan atas kerugian sendiri.
Allah Maha Tahu, Maha Bijaksana (Q.S. An Nisa’ : 111)
Dorongan yang berlebhan untuk mencapai sesuatu keinginan, seperti harata,
kediududkan, dan kehormaatn, dengan mengabaikan keseimbangan hukum ketepatan
Tuhan, terbukti hanya akan menghasilkan kegagalan bahkan sebuah kehancuran.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Buat semuanya serba teratur dalam suatu sistem
2. Tentukan rencana atau tujuan anda secara jelas
3. Bagaimana organisasinya, dan faktor-faktor pendukung lainya. Jadikan dalam
satu kesatuan yang harus dibangun dan dipelihara.
4. Bagaimana sistem motivasinya, agar semuanya bergerak sesuai harapan?
5. Bagaimana sistem pengawasan dan kontrolnya agar sesuai dengan rencana?
6. Laksanakan dengan sangat dislipin, karena kesadaran diri, bukan karena orang
lain.

B. Saran
Kami menyadari bahwasanya penyusun makalah ini hanyalah manusia yang
tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik
Allah SWT sehingga dalam penulisan dan ptienyusunannya masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran konstruktif akan senantiasa penyusun
nantikan dalam upaya evaluasi diri.
kami hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan penulisan dan
penyusunan makalah ini adalah ditemukan suatu yang dapat memberikan manfaat
atau bahkan hikmah bagi penyusun maupun pembaca
DAFTAR PUSTAKA

(http://www.harunyahya.com/indo/buku/semesta011.htm).

Diroktorat jendral, emotional spiritual quotient. 2001,arga : jakarta

http://groups.yahoo.com/group/sd-islam/message/27732

Al-Qur’an dan Al-Hadits

Anda mungkin juga menyukai