Makalah Standar Mutu Simbol K3 Pada Laboratorium Dan Rumah Sakit
Makalah Standar Mutu Simbol K3 Pada Laboratorium Dan Rumah Sakit
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah K3 dan patien safety
Disusun Oleh :
Naia Hafidah Rahma
P17334122033
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahma dan
hidaya-Nya, atas izinya lah pembuatan makalah makalah yang berjudul “ Makalah Standar Mutu
Simbol K3 di Laboratorium dan Rumah Sakit” dapat terselesaikan. Tujuan ditulisnya makalah
ini yaitu unntuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah K3 dan Patien Safety Poltekkes
Kemenkes Bandung.
Penulis berterima kasih kepada Bapak dosen K3 dan Patient safety Lubis Bambang,
SKM., M.Kes, yang sudah memberikan arahan agar makalah ini terselesaikan.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca dan
khususnya bagi penulis mengenai standar mutu symbol K3 di laboratorium dan rumah sakit
Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna serta masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi terusunnya makalah dengan baik dimasa mendatang
9 September 2022
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan kerja dan kesehatan kerja merupakan salah satu pemikiran dan upaya untuk
menjamin ketuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan
maupun kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman
dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan ole pekerja tersebut,
resikonta dapat dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman apabila pekerja tersebut dapat melakukan
pekerjaana dengan nyaman dan betah sehingga pekerja tidak mudah lelah.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang
diatur dalam Undang – Undan No.13 tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi penendalian
keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai kesehatan fisik, daya
kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Jadi, unsur yag ada dalam keselamatan kerja tidak
hanaya pada unsur fisik, namun juga unsur psikologinya.
Meskipun ketentuan mengenai kesehata dan keselamatan kerja telah diatur sedemikian rupa,
tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan, di Indonesia sendiri menurut mentri
ketenaga kerjaan 8 orang setiap harinya meninggal akibat kecelakaan kerja. Begitu banyak faktor
dilapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja,seperti faktor manusia,
lingkungan dan managemen. Masih banyak perusahaan yang tidak memenuhi standar
keselamatan dan kesehatan kerja.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat
dan aman baik itu bagi pekerjanya, perusahan, maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar
pabrik atau tempat kerja tersebut.
Menurut Mangkunegara
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia
pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur
Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan
dimana kira bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan
keselamatan, dan kondisi pekerja
Kesehatan dan keselamatan kerja adlah ilmpu pengetahuan dan penerapan dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakt akibat kerja ditempat kerja (Lalu
Husni,2003:138)
B. Definisi Rambu K3
Rambu – rambu kesehatan dan keselamatan kerja merupakan tanda tanda yang dipasang di
tempat kerja/laboratorium, guna mengingatkan ata mengidentifikasi pada semua pelaksana
kegiatan disekeliling tempat tersebut terhadap kondisi, resiko, yang terkait dengan keselamatan
dan kesehatan kerja.
3
Rambu – rambu yang biasa digunakan didalam laboratorium antara lain berbentuk
poster/gambar, logo/slogan atau symbol. Sebagain tanda harus dipasang sebagian yang
dipersyaratkan dari aturan kesehatan dan keselamatan kerja untuk membantu mengurangirisiko
berbahaya, adapun poster merupakan penjelasan yang menjelaskan aktivitas dalam bentuk sebab
dan akibat. Semua hal tersebut diterapkan dalam rangka mengingatkan tentang prosedur kerja
yang sesuai dengan Undang – Undang.
C. Tujuan Rambu K3
Larangan
Peringatan
Pertolongan
Prasyarat
Keempat rambu tersebut haru dipatuhi dan dicermati agar tidak terjadi kecelakaan kerja yang
tidak diinginkan . pemasangan hars sesuai dengn standar rambu – rambu keselamatan kerja yang
berlaku, dan dapat dipahami secara internasional.
Penggolongan rambu bisa di golongkan dalam dua bagian yaitu warna dan bentuk
4
Penggolangan rambu berdasarkan warna meliputi:
Bentuk Segitiga
Bentuk Lingkaran
5
Tanda Informasi Sebuah bujursangkar yang
bertujuan menyampaikan
sebuah informasi
Bentuk Bujursangkar
E. Strategi dalam K3
Undang-Undang K3
6
2. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1978 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dalam Pengangkutan dan Penebangan Kayu.
3. Permenakertrans RI No 3 Tahun 1978 tentang Penunjukan dan Wewenang Serta
Kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Ahli
Keselamatan Kerja.
4. Permenakertrans RI No 1 Tahun 19879 tentang Kewajiban Latihan Hygienen
Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi Tenaga Paramedis Perusahaan.
5. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1980 tentang Keselamatan Kerja pada Konstruksi
Bangunan.
6. Permenakertrans RI No 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
7. Permenakertrans RI No 4 Tahun 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
8. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
Kerja.
9. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1982 tentang Bejana Tekan.
10. Permenakertrans RI No 2 Tahun 1982 tentang Kualifikasi Juru Las.
11. Permenakertrans RI No 3 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
12. Permenaker RI No 2 Tahun 1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis.
13. Permenaker RI No 3 Tahun 1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pemakaian Asbes.
14. Permenaker RI No 4 Tahun 1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.
15. Permenaker RI No 5 Tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
16. Permenaker RI No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
17. Permenaker RI No 1 Tahun 1988 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator
Pesawat Uap.
18. Permenaker RI No 1 Tahun 1989 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator
Keran Angkat.
19. Permenaker RI No 2 Tahun 1989 tentang Pengawasan Instalasi-instalasi Penyalur
Petir.
7
20. Permenaker RI No 2 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan
Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
21. Permenaker RI No 4 Tahun 1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
22. Permenaker RI No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
23. Permenaker RI No 1 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan
Bagi Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih Dari Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar
Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
24. Permenaker RI No 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan
Kecelakaan.
25. Permenaker RI No 4 Tahun 1998 tentang Pengangkatan, Pemberhentian dan tata
Kerja Dokter Penasehat.
26. Permenaker RI No 3 Tahun 1999 tentang Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lift untuk Pengangkutan Orang dan Barang.
8
6. Kepmenaker RI No 51 Tahun 1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di
Tempat Kerja.
7. Kepmenaker RI No 186 Tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja.
8. Kepmenaker RI No 197 Thun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya.
9. Kepmenakertrans RI No 75 Tahun 2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional
Indonesia (SNI) No SNI-04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi
Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja.
10. Kepmenakertrans RI No 235 Tahun 2003 tentang Jenis-jenis Pekerjaan yang
Membahayakan Kesehatan, Keselamatan atau Moral Anak.
11. Kepmenakertrnas RI No 68 Tahun 2004 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
HIV/AIDS di Tempat Kerja.
Melalui survei/penilaian/safety sign assessment di area kerja, Anda dapat menentukan kebutuhan
rambu K3 yang diperlukan. Anda juga bisa mendapatkan berbagai informasi seperti jenis, desain,
ukuran, material, jumlah rambu hingga lokasi pemasangan rambu yang tepat. Melalui survei ini,
Anda juga bisa mendapatkan manfaat lain di antaranya:
Mengetahui rambu K3 lama yang tidak dibutuhkan lagi atau Anda pun bisa
mengombinasikan rambu K3 baru yang sesuai untuk area kerja tersebut.
Mengetahui rambu K3 lama yang hilang atau rusak dan perlu diganti.
9
terpasang di area kerja Anda sudah sesuai dengan standar terbaru dari OSHA/ANSI, ISO,
atau BSI.
Mengetahui kebutuhan rambu K3 baru. Hal ini tidak hanya berlaku untuk perusahaan
atau area kerja baru, bila Anda merasa rambu K3 yang sekarang terasa kurang efektif
atau tidak memadai, Anda bisa menggantinya dengan yang baru berbasis standar
internasional.
Terhindar dari pemborosan yang dapat terjadi karena pemasangan ratusan bahkan ribuan
rambu yang mubazir akibat salah dalam memilih bahan (bahan tidak sesuai kondisi
lingkungan), tempat pemasangan yang kurang strategis, rambu yang susah/tidak mudah
terbaca, gambar tidak tepat dan tidak standar, dan lain-lain.
One panel sign: rambu didesain satu panel dengan mencantumkan teks atau
piktogram/simbol saja.
Two panel sign: rambu didesain dua panel dengan mencantumkan teks dan
piktogram/simbol atau teks berisi kata kunci dan teks sebagai penjelas (harus
memasukkan informasi berupa tipe bahaya, konsekuensi dan pernyataan untuk
menghindari bahaya tersebut).
Three panel sign: rambu didesain tiga panel dengan mencantumkan:
10
3. Piktogram/simbol
3. Teks
Pertimbangkan teks atau signal word yang tercantum pada rambu K3. Rambu K3 yang mengacu
pada regulasi OSHA/ANSI menggunakan signal word DANGER/BAHAYA,
WARNING/PERINGATAN, atau CAUTION/WASPADA untuk menunjukkan tingkat
keparahan risiko atau bahaya, dan kata-kata tersebut harus disertakan pada rambu K3 Anda.
Rambu K3 harus mengandung pesan (dan simbol-simbol) yang menyatakan sifat bahaya,
konsekuensi bila pekerja kontak dengan bahaya tersebut, dan instruksi cara menghindarinya
secara jelas. Pertimbangkan juga ukuran huruf yang digunakan, pastikan cukup besar untuk
dibaca dari jarak baca yang aman atau dalam kondisi penerangan yang tidak memadai.
4. Material
Selain desain, pemilihan material rambu K3 yang tepat sesuai kondisi dan lokasi pemasangan
juga penting diperhatikan. Sebab, jika Anda salah memilih material rambu K3, bisa Anda
bayangkan seberapa sering Anda harus mengganti rambu K3 di perusahaan karena materialnya
yang mudah rusak atau tidak tahan lama.
5. Lokasi pemasangan
11
Ketika menempatkan rambu K3 di area yang relevan, perlu diingat bahwa signal
word (WARNING, CAUTION, DANGER) harus dapat dibaca dari setidaknya dengan jarak 1,52
meter. Ini karena seseorang yang melihat rambu harus memiliki cukup waktu untuk mengikuti
instruksi rambu dengan cepat dan aman.
6. Pelatihan
Berikan pelatihan kepada semua pekerja tentang arti rambu dan label yang dipasang di area
kerja. Setiap orang harus paham dengan arti warna dan pesan pada rambu K3, dan memahami
tindakan pencegahan yang disampaikan oleh setiap rambu.
F. Indikator Simbol K3
12
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat
kerja .
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien .
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.
Sehingga di masa yang akan datang, baik dalam waktu dekat ataupun nanti, penerapan K3
di Indonesia dapat dilaksanakan secara nasional dari Sabang sampai Meraoke.
13
BAB III
DOKUMEN TERKAIT
Surat Edaran dan Keputusan Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan terkait K3
Simbol – symbol K3
14
BAB IV
KESIMPULAN
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk upaya menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental, maupun
emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan.
Jadi berbicara mengenai kesehatan dan keselamatan kerja bukan hanya membicarakan masalah
kesalamatan fisik pekerja saja, tetapi menyangkut berbagai unsur daan pihak. Macam – macam
rambu K3 yang sering dijumpai antara lain : Rambu larangan, peringatan, persyaratan, dan
pertolongan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Internet acces. Sistem manajemen keselamatan kerja
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/11/kumpulan-
perundang-undangan-k3.html diakses tanggal 10 September 2022
internet acces. https://www.google.com/search?
q=simbol+k3+di+laboratorium+dan+rumah+sakit&tbm=isch&chips=q:simbol+k3+di+la
boratorium+dan+rumah+sakit,online_chips:gambar+rambu+k3:tKkbNfnWOvg
%3D&rlz=1C1CHBD_enID922ID922&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwi8t6f50Yr6AhXpgGMG
HfESCZ8Q4lYoDHoECAEQOw&biw=1349&bih=578#imgrc=lwE6eaA9FJsY3M diaksess
tanggal 10 September 2022.
Internet acces. https://www.academia.edu/29512315/MAKALAH_K3_RS diakses tanggal 10
September 2022
16
17