Anda di halaman 1dari 2

KONSEP METODE MENGAJAR DAN PENTINGNYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Adapun tentang perkara pertama, yaitu yang bersangkut-paut dengan konsep dan pentingnya
pengajaran dalam pendidikan Islam, maka buku-buku pendidikan Islam yang lama yang telah
kami baca, tidak mengandung takrif (definition) yang menyeluruh dan lengkap-melengkapi.
Atau menurut kata ahli-ahli logika, tidak terdapat di dalamnya takrif yang melingkupi dan
membatasi bagi metode mengajar. Yang kita dapati hanya gambaran umum tentang metode ini
atau sebahagian kegiatan-kegiatan dan cara-cara yang termasuk dalam konsepnya, keterangan
atas sebahagian prinsip-prinsip pendidikan dan psikologi yang harus diperhatikan dalam
metode mengajar; uraian tentang sebahagian metode umum dalam mengajar seperti metode
terperinci, metode perbandingan, metode kuliah, metode dialog dan berbincang, metode
ceritera; dan uraian tentang sebahagian prinsip-prinsip yang menadi dasar metode ini. Tetapi
sekalipun tidak ada takrif yang menyeluruh dan membatasi bagi metode mengajar pada buku-
buku pendidikan Islam, penyelidik tentang buku-buku ini dan kandungannya tentang hambaran
umum bagi metode mengajar dan prinsip-prinsip pengajaran akan membentuk takrif atau
beberapa takrif bagi metode mengajar yang sesuai dengan jiwa dan falsafah pendidikan Islam.
Yang menyebabkan mudahnya ia sampai kepada takrif ini adalah karena ia juga menelaah
buku-buku pendidikan modern yang mengandung banyak takrif bagi metode mengajar. Kita
sebutkan beberapa diantaranya dibawah ini :
1. Prof. Mohd. Athiyah Al-Abrasyi mentakrifkan metode mengajar dalam bukunya “Ruh
Attarbiyah Watta’lim : “Ia adalah jalan yang kita ikuti untuk memberi faham kepada
murid-murid segala macam pelajaran, dalam segala mata pelajaran. Ia adalah rencana yang
kita buat untuk diri kita sebelum kita memasuki kelas, dan kita terapkan dalam kelas itu
sesudah kita memasukinya.”
2. Prof. Mohd. Abd. Rahim Ghunaimah metakrifkan metode mengajar sebagai : “Cara-cara
yang praktis yang menjalankan tujuan-tujuan dan maksud-maksud pengajaran.”
3. Prof. Ali Al-Jumbalathy dan Abu Al-Fath Attawanisy mentakrifkan metode mengajar
sebagai “Cara-cara diikuti oleh guru untuk menyampaikan maklumat ke otak murid-
murid.”
4. Prof. Saleh Abd. Aziz dan Dr. Abd. Aziz Abd. Majjd meminjam dua makna metode
mengajar dari pendidik Amerika Kilpatrick, yaitu makna yang sempit yang bertujuan
menyampaikan maklumat, dan makna yang luas dan menyeluruh, yaitu memperoleh
maklumat-maklumat ditambah dengan pandangan, kebiasaan berfikir dan lain-lainnya.”
Dan pandangan-pandangan atau sikap ini seperti cinta pada ilmu, guru dan sekolah,
menghormati dan mencintai orang lain, dan bergantung pada diri sendiri.
5. Edgar Bruce Wesley mentakrifkan metode dalam bidang pendidikan sebagai : “Rentetan
kegaitan terarah bagi guru yang menyebabkan timbulnya proses belajar pada murid-murid,
atau ia adalah proses yang pelaksanaannya yang sempurna mengasilkan proses belajar,
atau ia adalah jalan yang dengannya pengajaran itu menjadi berkesan”.
Inilah sebahagian takrif yang disebutkan oleh pendidik-pendidik modern tentang metode
mengajar. Kalau kita coba analisa takrif-takrif ini kepada unsur-unsurnya yang utama maka
kita akan dapati dia mengandung unsur-unsur atau fakta-fakta berikut :
1. Bahwa metode menngajar adalah jalan seorang guru untuk memberi faham kepada murid-
muridnya dan merobah tingkah lakunya sesuai dengan tujuan-tujuan yang diinginkan.
2. Bahwa metode mengajar mempunyai arti lebih daripada hanya sebagai alat untuk
menyampaikan maklmat dan pengetahuan kepada otak murid. Atau lebih tepat lagi untuk
menolong murid-murid memperolhe maklumat dan pengetahuan. Selain dari itu ia
bermakna juga sebagia alat untuk menolong pelajar-pelajar memperoleh keterampilan-
keterampilan, kebiasaan-kebiasaan, sikap, minat dan nilai-nilai yang diinginkan. Sebab
semua perkara ini dapat diperoleh, berubah dan bertukar, dan disengajakan dalam
perkembangan dan perubahannya oleh proses pendidikan dan proses pengajaran yang
menajdi suatu bahagian yang tak terpisah dari proses pendidikan dan merupakan langkah
pertamanya.
3. Bahwa pelaksanaan pengajaran yang baik atau peruahan yang diinginkan pad atingkah
laku pelajar adalah tujuan asasi bagi proses pengajaran. Kejayaan pengajaran dan
metodenya hanya dapat diukur menurut kadar dan kualitas proses belajar yang dihasilkan
oleh pengajaran pada pelajar.
4. Bahwa kegiatan pengajaran adalah kegiatna yang terarha dan sekaligus mempunyai
berbagai segi, bertujuan untuk mencapai proses belajar yang diinginkan. Di antara
kegaitan-kegiatan yang terkandung di dalamnya adalah : bercakap dan berbincang,
menguraikan, menggambarkan, melukiskan, menjelaskan, memberi misal, menjalankan
percobaan, menunjukkan, memberi dikte, menulis, membimbing, membanding, meneliti
secara terperinci, mengambil kesimpulan, mengambil bandingan, dan lain sebagainya.
5. Bahwa metode mengajar adalah suatu proses lebih dari segala-galanya. Oleh sebab ia
adalah proses maka ia haruslah terdiri dari sebagai langkah. Dan banyak di antara langkah-
langkah dan unsur-unsur yang digunakan pada metode tertentu dalam pengajaran betul-
betul digunakan a tau dapat digunakan pada metode-metode yang lain. Dan mengaitkan
unsur-unsur ini dalam suatu “proses” yang dinamis itulah tanggungjawab utama seorang
guru.

Anda mungkin juga menyukai