Anda di halaman 1dari 4

Terdapat buku Babad Tanah Sunda Babad Cirebon yang diciptakan P.

S
Sulendraningrat pada tahun 1984, ini merupakan penerjemahan naskah asli berbahasa
Arab. Buku ini berkisar 118 halaman dengan isi berpusat pada Kerajaan Cirebon yang
memiliki hubungan dengan Kerajaan Pajajaran. Kisahnya dimulai dengan
Walasungsang putri dari Sri Mahaprabu Siliwangi raja dari Pajajaran. Putranya
bermimpi akan laki laki yang mencerahkannya dengan nasihat keislaman yang
kemudian mendorongnya untuk belajar agama islam meski tidak ada guru yang
membimbingnya. Namun, ternyata Prabu Siliwangi tidak setuju akan putranya yang
ingin belajar agama islam dan perdebatan pun bergulir hingga Walasungsang terusir
dari kerajaan. Walasungsang pun pergi menuju hutan dengan berjalan kaki,
perjalanannya melewati hutan dan gunung terus ke arah timur. Dan hal itu kemudian
diikuti oleh adiknya, Mas Rara Santang yang mengalami nasib serupa, bermimpi akan
seorang laki laki mendorongnya untuk menerima islam bahkan akan dinubuatkan
memiliki suami beriman sekaligus putra panjul. Karena hal tersebutlah, Mas Rara
Santang kemudian mengikuti jejak saudaranya untuk mencari islam.

Kala itu, Walasungsang telah memiliki guru pembimbing untuk mengajarinya islam.
Syekh Nurjati sebagai gurunya memberinya perintah untuk menciptakan desa untuk
pemukiman penduduk dan memberikannya nama lain kepada Walasungsang yaitu Ki
Somadulllah. Berkenaan dengan itu, Walasungsang yang pergi dari Kerajaan Pajajaran
kemudian tinggal di rumah pendeta Buddha, yakni Ki Gedeng Danuwarsih. Yang
kemudian putrinya akan memiliki hubungan asmara dengan Walasungsang dan
keduanya menikah, yaitu Dewi Indang Ayu. Beriringan waktu, Walasungsang semakin
meneguhkan keimanannya dengan memenuhi salah satu rukun islam, yaitu berhaji
yang mana kemudian mengganti namanya menjadi Haji Abdullah Iman, hal itu
dilakukannya bersama adiknya, Mas Rara Santang. Yang mana kemudian Mas Rara
Santang dipinang Sultan Mesir, Maulana Sultan Muhammad atau Syarif Abdullah dan
mengikuti saudaranya, namanya berganti menjadi Syarifah Mudaim. Dan anak dari
keduanya nantinya akan menjadi Sunan Gunung Jati atau bernama asli Syarif
Hidayatullah pada tahun 1448. Sunan Gunung Jati inilah yang menjadi penyebar islam
di tanah sunda, tanah kelahiran ibunya.

Bersamaan dengan itu, Jeng Subanglarang yang merupakan ibu dari Mas Rara
Santang dan Walasungsang. Menangisi kepergian anaknya dan mendorong Prabu
Siliwangi memanggil seluruh orang dari putra sentara, bupati, patih, dan widyayakta
untuk mencari kedua anaknya yang menghilang.

Haji Abdullah Iman atau Walasungsang yang kembali dari Mekkah kemudian
membangun Keraton Pakungwati yang memiliki nama selaras dengan putrinya. Dan dia
pun menjadi Akuwu yang dijuluki Pangeran Cakrabuana yang sekaligus mendapat gelar
dari Ayahnya, yaitu Sang Mangana. Beriringan dengan itu, Syarif Hidayatullah suami
dari adiknya datang ke Indonesia dan meninggalkan kekuasaannya di Mesir pada
adiknya. Yang kemudian Syarif Hidayatullah pergi ke Sunan Ampel untuk memperkuat
keislamannya. Dan di sana terdapat Sunan lain bersama Sunan Ampel, yaitu Sunan
Kudus, Sunan Bonang, Pangeran Makdum, Syekh Lemahabang, Syekh Maulana
Maghribi. Seperti halnya Walasungsang yang mendapat perintah, Syarif Hidayatullah
juga diperintah menyebarkan islam ke daerah yang belum tersentuh keislaman. Beliau
kemudian pergi ke Cina, namun ternyata hasilnya tidak memuaskan, putri Cina yang
jatuh cinta padanya kemudian mengikutinya kembali ke Indonesia. Dan Syarif
Hidayatullah pun juga enggan menerima hadiah dari iparnya, Walasungsang akan
Kraton Pakungwati. Meski kemudian, beliau menguasai wilayah tersebut yang jadi
bagian dari Cirebon sesudah meminang putrinya, Pakungwati. Dan ia pun
mendapatkan sebutan dari Wali Songo sebagai Panetep Panata Agama Tatar Sunda
dan Sasuhunan Cirebon. Ketika kekuasaannya, Cirebon tidak mengambil lagi upeti dari
Kerajaan Galuh yang mana bagian dari tempat penyebaran islamnya.

Jawab Soal!

1. Asal nama Kerajaan Pajajaran menurut Ten Dam mengacu pada keadaan Pakuan
yang dijepit Sungai Ciliwung dengan Sungai Cisadane. Yang mana daerah yang
dilewati kedua sungai di Bogor ini sejajar. Namun, Saleh Danaswita berpendapat kalau
kerajaan Pajajaran atau Pakuan Pajajaran mempunyai artian sebagai Keraton yang
berjajar dengan lima keraton yaitu, Suradipati, Punta, Narayana, Bima, dan Madura.
Ataupun dapat diartikan pula menurut Rouffer sebagai kerajaan yang dapat
mengimbangi Kerajaan Majapahit karena tidak terkalahkan Majapahit di tengah
kekuasaan besarnya.
2. Kedua kerajaan ini pada dasarnya memang berbeda sekali. Perbedaan pertamanya
dari rentang waktunya, Kerajaan Pajajaran merupakan Kerajaan yang lebih dulu ada
dan kemunculan Sumedang Larang tepatnya setelah kehancuran Kerajaan Pajajaran.
Bisa dikatakan Kerajaan Sumedang Larang merupakan penerus dari Kerajaan
Pajajaran dan Kerajaan Pajajaran merupakan nenek moyang dari Kerajaan Sumedang
Larang. Perbedaan keduanya, Kerajaan Sumedang Larang bercorak keislaman karena
pada saat itu memang Islam sudah menyebar sementara Kerajaan Pajajaran lebih khas
pada Hindu. Lalu gadis cantik yang mungkin dimaksudkan menjadi perebutan itu Dyah
Pitaloka, sebenarnya bukan jadi perebutan tapi lebih ke perselisihan karena Gajah
Mada tidak sepakat akan keinginan Hayam Wuruk meminang Dyah Pitaloka. Dan itu
berujung pada tindakan sepihak Gajah Mada untuk berkonflik dengan rombongan Dyah
Pitaloka yang hendak ke Majapahit.

3. Untuk lokasi paling tepat belum bisa dipastikan, namun bisa dikatakan Kerajaan ini
berada di Jawa Barat, yaitu bagian Bogor. Yang mana ada yang mengatakan diapit
sungai Ciliwung dengan Cisadane. Ada pula menurut Bujangga Malik diapit Sungai
Cimapali. Di bagian Barat terdapat Selat Sunda, utaranya ada Pantai Utara Jawa
sampai Brebes, lalu selatannya Laut Hindia.

4. Nama asli dari Prabu Siliwangi yang disebutkan dalam Babad Tanah Sunda Babad
Cirebon yang saya ringkas tadi ialah Prabu Dewantaprana Sri Baduga Maharaja. Ada
juga yang menyebutkan Jaya Dewata. Yang saat muda disebut Pamanah Rasa. Dan
ketika diangkat menjadi raja kemudian Sri Baduga Maharaja Siliwangi.

5. Kelahiran Prabu Siliwangi berada di Kawali, lebih tepatnya Ciamis dan menjadi putra
mahkota dari Kerajaan Pajajaran pada saat itu. Kelahirannya pada tagyn 1401.

6. Tidak, karena kelahiran Prabu Siliwangi itu sendiri pada tahun 1401. Sementara
Gajah Mada melakukan penaklukkan nusantara saja pada rentang waktu 1336 hingga
1357.

7. Guru dari Prabu Siliwangi ialah Ki Gedeng Sindangkasih. Yang kemudian


memberikannya banyak ilmu kesaktian sebelum memegang takhta. Sementara
putranya, Walasungsang berguru pada Syekh Nurjati.

8. Istri dari Prabu Siliwangi cukup banyak diantaranya, Puteri Sindangkasih, Nyai
Subanglarang, Maraja Cinta, Ratu Widayaka Sakti, Dewi Pergilayaran Sari, Karangrari
Rasa, dan istri istri lainnya.

9. Menurut Naskah Ratu Pakuan, istri pertamanya adalah Nyi Ambet Kasih yang
berasal dari Majalengka.

10. Ada sumber yang mengatakan tidak mempunyai anak dari istri pertamanya, Nyi
Ambet Kasih. Ada pula yang mengatakan memiliki anak yaitu 2 orang putra dan 1 orang
putri, yaitu Banyak Catra (Kamandaka), Banyak Ngampar (Gagak Ngampar), dan Ratna
Pamekas (Retna Ayu Mrana).

11. Istri keduanya adalah Nyai Subang Larang. Nyai Subang Larang berasal dari
Kerajaan di Singapura.

12. Hubungan dari Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang kemudian memiliki tiga
anak yaitu Walasungsang, Kian Santang, dan Rara Santang.

14. Prabu Siliwangi meninggal pada tahun 1521 di bulan Desember tanggal 31. Yang
mana bertepatan dengan penobatan Surawesesa.
13. Anak dari Prabu Siliwangi yang menjadi penerus Kerajaan Pajajaran adalah Prabu
Surawisesa. Yang mana merupakan anak dari Ratu Mayang Sunda bersama Prabu
Siliwangi dan menjadi anak pertama dari Prabu Siliwangi.

15. Keruntuhan Kerajaan Pajajaran dikarenakan serangan dari Banten yang bergabung
kekuatan dengan Cirebon. Dan pada masa itu Kerajaan Pajajaran kian melemah juga
menurun semua kelebihannya karena pergantian kekuasaan dari Prabu Siliwangi yang
menjadi penguasa terbesar juga disegani banyak kerajaan lainnya ke putranya.
Padahal masa itu, Kerajaan Pajajaran berada di tengah perebutan kekuasaan terbesar
antara Banten dengan Cirebon yang sama sama bernafaskan islam yang tentunya
Kerajaan Pajajaran semakin terdesak pengaruhnya.

16. Kerajaan Pajajaran kemudian menjadi bagian kekuasaan dari Kerajaan Cirebon.
Yang mana Kerajaan Cirebon masa itu didirikan oleh Walasungsang sebagai putra
pertama dari Prabu Siliwangi dengan Nyai Subang Larang.

Anda mungkin juga menyukai