Makalah Kelompok 3
Makalah Kelompok 3
Disusun Oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
"Perkembangan Teori Belajar Sebelum Dan Sesudah Abad 20".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga karya makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu aktifitas atau kegiatan dimana terdapat sebuah
proses dan tahapan dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi
mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal sesuai
dengan tujuan kegiatan tersebut. Belajar adalah merupakan proses perubahan
yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku atau pemikiran
sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar adalah dampak dari adanya interaksi antara rangsangan dan
tanggapan. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan perilakunya. Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi saat ini terjadi sangat pesat. Hal ini menuntut perubahan cara
pembelajaran dalam dunia pendidikan, baik oleh pendidik maupun peserta
didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa ciri-ciri teori belajar sebelum abad 20
2. Apa ciri-ciri teori belajar setelah abad 20
3. Bagaimana perbandingan teori belajar sebelum dan sesudah abad 20
4. Siapa tokoh dan teori belajar sebelum abad 20
5. Siapa tokoh dan teori belajar sesudah abad 20
C. Tujuan
1. Mengetahui ciri-ciri teori belajar sebelum abad 20
2. Mengetahui ciri-ciri teori belajar setelah abad 20
3. Mengetahui perbandingan teori belajar sebelum dan sesudah abad 20
4. Mengetahui tokoh dan teori belajar sebelum abad 20
5. Mengetahui tokoh dan teori belajar sesudah abad 20
BAB II
PEMBAHASAN
e. Teori Medan
Teori medan yang mula-mula dikembangkan oleh Kurt Lewin
adalah perkembangan khusus daripada psikologi gestalt (Suryabrata, 1983 :
29). Formula teori ini adalah B=F (P,E), artinya, perilaku (B=Behavior)
sebagai perolehan belajar adalah F(fungsi) individu P(person) dan E
(environment) yaitu lingkungan. Jadi, hasil belajar dipengaruhi oleh faktor
lingkungan (Sudjana, 200 : 47 ).
f. Teori field
1) Belajar dimulai dari suatu keseluruhan.
2) Keseluruhan memberikan makna kepada bagian-bagian, bagian-bagian
terjadi dalam suatu keseluruhan.
3) Individuasi bagian-bagian dari suatu keseluruhan.
4) Siswa/anak belajar dengan menggunakan pemahaman (Hamalik, 2001 :
41-42).
IV. Teori Konstruktivistik
Konstruktivistik menekankan pada proses dan kebebasan dalam
menggali pengetahuan serta upaya dalam mengkonstruksi pengalaman
atau dengan kata lain memberikan keaktifan kepada siswa untuk belajar
menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain
yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. Teori ini lebih
menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam,
pengetahuan sebagai konstruksi aktif yang dibuat siswa. Jika seseorang
tidak aktif membangun pengetahuannya, meskipun usianya tuatetap saja
tidak akan berkembang pengetahuannya.suatu pengetahuan dianggap
benar bila pengetahuan itu berguna untuk mengahadapi dan memecahkan
persoalan atau fenomena yang sesuai.
Unsur penting dalam teori konstruktivistik:
a. Memperhatikan dan memanfaatkan pengetahuan awal siswa.
b. Pengalaman belajar yang autentik dan bermakna.
c. Adanya lingkungan social yang kondusif.
d. Adanya dorongan agar siswa mandiri.
e. Adanya usaha untuk mengenalkan siswa tentang dunia ilmiah.
V. Teori Humanistik
Menurut teori humanistic proses belajar harus dimulai dan
diajukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh
sebab itu, teori belajar humanistic sifatnya lebih abstrak dan lebih
mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi
daripada bidang kajian psikologi belajar. Teori humanistic sangat
mementingkan isi yang dipelajari daripada proses belajar itu sendiri serta
lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk
membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar
dalam bentuk yang paling ideal. Teori humanistic bersifat sangat elektik
yaitu memanfaatkan atau merangkumkan berbagai teori belajar dengan
tujuan untuk memanusiakan manusia dan mencapai tujuan yang
diinginkan.
Tokoh -tokoh penganut aliran humanistic berikut pandangannya :
1) Kolb
Pandangannya tentang belajar dikenal dengan “Belajar empat tahap”:
a. Tahap pandangan konkret. Seseorang mampu mengalami suatu
peristiwa tetapi belum menyadari hakikat tentang peristiwa itu.
b. Tahap pengamatan aktif dan reflektif. Seseorang mampu
melakukan observatif tentang suatu peristiwa yang dialaminya.
c. Tahap konseptualisasi. Seseorang mampu mebuat abstraksi,
mengembangkan konsep, fakta, prinsip, prosedur tentang suatu
objek dan cara berpikirnya induktif.
d. Tahap eksperimentasi aktif. Seseorang sudah mampu
mengaplikasikan konsep, teori, dan aturan dalam kehidupan nyata
dan cara berpikirnya deduktif.
2) Honey dan Mumford
a. Menggolongkan orang yang belajar kedalam 4 macam golongan:
b. Kelompok aktivis. Senang berpatisipasi aktif dalam kegiatan
untuk memperoleh pengalaman baru.
c. Kelompok reflector. Berlawanan dengan kelompok aktivis, sangat
berhati-hati dan penuh pertimbangan.
d. Kelompok teoris. Sangat kritis, suka menganalisis, berpikir
rassional dengan menggunakan penalaran.
e. Kelompok pragmatis. Bersifat praktik, tidak suka berpanjang lebar
dengan teori, konsep, dalil dan sebagainya.
3) Hobermas
a. Belajar baru akan terjadi jika terjadi interaksi individu dengan
lingkungan. Ada tiga tipe belajar, ssb:
b. Belajar teknis. Balajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi
dengan lingkungan alamnya.
c. Belajar praktis. Balajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi
dengan lingkungan sosialnya.
d. Belajar emansipotoris. Belajar yang menekankan upayaagar
seseorang mencapai suatu pemahamandan kesadaran tinggi akan
terjadinya perubahanatau transformasi budaya dengan lingkungan
sosialnya.
4) Bloom dan Krathwohl
Menekankan perhatiannya pada apa yang mesti dikuasi oleh
individu (sebagai tujuan belajar, setelah melalui peristiwa-peristiwa
belajar. Tujuan belajarnya dikemukakan dengan taksonomi Bloom,
yaitu:
1) Domain Kognitif, terdiri atas 6 tingkatan:
a. Pengetahuan
b. Pemahaman
c. Aplikasi
d. Analisis
e. Sintesis
f. Evaluasi
2) Domain Psikomotor, terdiri atas 5 tingkatan:
a. Peniruan
b. Penggunaan
c. Ketepatan
d. Perangkaian
e. Naturalisasi
3) Domain Afektif
a. Pengenalan
b. Merespon
c. Penghargaan
d. Pengorganisasian
e. Pengalaman
Dalam praktiknya teori ini cenderung mengarahkan siswa
untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta
membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar.
X. Teori Elaborasi
Teori elaborasi mempreskripsikan cara pengorganisasian
pengajaran dengan mengikuti urutan umum ke khusus. Menurut Reigeluth
dan Stein (1983) ada 7 komponen strategi yang diintegrasikan kedalam
teori elaborasi ini:
a. Urutan elaborasi
b. Urutan prasyarat belajar
c. Rangkuman
d. Sintesis
e. Analogi
f. Pengaktif strategi kognitif
g. Kontrol belajar (Lufri.2007:15).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Belajar merupakan suatu proses atau aktivitas individu dalam bentuk
interaksi dengan lingkungannya sehingga terjadi pengalaman belajar. Pembelajaran
merupakan hal membelajarkan yang artinya mengacu kesegala daya upaya
bagaimana membuat seseorang belajar, bagaimana menghasilkan terjadinya
peristiwa belajar di dalam diri orang tersebut. Hasil belajar merupakan pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap, apresiasi, kemampuan (ability),
dan keterampilan.
Ada tiga teori belajar yang terkenal sebelum abab ke-20, yaitu: (1) teori
disiplin mental, (2) teori pengembangan alamiah (natural unfoldment) atau self-
actualization, dan (3) teori apersepsi. Dan ada dua kelompok teori belajar yang
berkembang pda abad ke-20 ini, yaitu: (1) teori perilaku (behavioristik), yang berupa
teori-teori stimulus-respons (S-R) condition, dan (2) teori-teori kognitif (kelompok
Gestalt-field).
DAFTAR PUSTAKA
Ratna Wilis dahar.Teori - Teori Belajar & Pembelajaran / Prof. Dr. Ratna Wilis
Dahar, M.Sc.2011
Gredler,M.E.Bell. 1991. Belajar Dan Membelajarkan. Jakarta : Rajawali.