Anda di halaman 1dari 202

BORANG PUSKESMAS CIPETE SELATAN

UKM

PROMKES  2 UKBM lama, 1 UKBM baru


1. Tanggal : 18 Agustus 2022
Jenis UKBM : UKBM Lama
Judul Laporan Kegiatan : Peningkatan Wawasan Kader POSBINDU mengenai PTM
Latar Belakang :
Penyakit Tidak Menular atau dapat disingkat PTM merupakan suatu penyakit yang terjadi
secara kronis dan tidak dapat ditularkan. Penyakit yang tergolong PTM tidak dapat
disembuhkan, namun dapat dikontrol dengan tujuan untuk memperpanjang kualitas dan
kuantitas hidup. Beberapa contoh penyakit tidak menular adalah hipertensi, obesitas,
penyakit jantung, dan stroke. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2020, terjadi
peningkatan prevalensi PTM berdasarkan Riskesdas tahun 2007, 2013, dan 2018. Selain itu,
saat ini terjadi perubahan penyebab kematian terbanyak di Indonesia dari penyakit menular
menjadi penyakit tidak menular. Hal ini menjadi dasar pentingnya dilakukan pencegahan
terhadap Pencegahan PTM membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak. Salah satu upaya
dalam mencegah dan mengontrol PTM pada masyarakat dilakukan melalui edukasi dan
pemeriksaan kesehatan secara berkala oleh kader di Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular (Posbindu PTM). Menyadari pentingnya kader sebagai perpanjangan tangan tenaga
kesehata, Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan mengadakan acara Peningkatan Wawasan
Kader Posbindu PTM yang bertujuan untuk membina kader menjadi kader yang mandiri dan
berkualitas.

Gambaran Kegiatan :
Peningkatan Wawasan Kader Posbindu PTM dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2022 pada
jam 10.30 hingga 12.00 WIB. Acara ini dihadiri oleh kader Posbindu PTM dari 7 RW di
Kelurahan Cipete Selatan, dengan jumlah sekitar 15 orang. Acara dibuka oleh Ketua
Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan dan perwakilan petugas Kelurahan Cipete Selatan.
Selanjutnya, peserta mengerjakan pre-test untuk menilai tingkat pengetahuan kader sebelum
penyuluhan. Acara lalu dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai Pemeriksaan dan
Pengukuran Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular, Edukasi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular, dan cara pengisian data pasien baru pada website
akubugar.jakarta.go.id untuk pasien-pasien Posbindu yang baru. Setelah pemaparan, pasien
mengerjakan post-test untuk mengevaluasi bertambah atau tidaknya pengetahuan para kader
setelah dilakukan peningkatan wawasan. Pada acara ini, setiap kader juga mendapatkan satu
contoh buku kontrol rutin pasien Posbindu.

2. Tanggal : 19 Agustus 2022


Jenis UKBM : UKBM Lama
Judul Laporan Kegiatan : Pembinaan Pos UKK Toodz House, Cipete Selatan
Latar Belakang :
Pos Upaya Kesehatan Kerja atau Pos UKK merupakan sarana promosi kesehatan yang
ditujukan, dibentuk, dilaksanakan bersama pekerja sektor informal yang berada dalam
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan. Kegiatan ini berpusat pada promosi serta pencegahan
penyakit. Selain itu, kegiatan ini juga menyediakan kegiatan kuratif dan rehabilitatif secara
terbatas. Diadakannya Pos UKK bertujuan untuk mengamalkan Undang-Undang No. 36
tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya pada Bab XII tentang Kesehatan Kerja, yaitu
mengenai upaya kesehatan yang bertujuan untuk melindungi pekerja dari gangguan
kesehatan akibat lingkungan kerja agar pekerja hidup sehat.
Gambaran Kegiatan :
Pembinaan Pos UKK dilakukan di restoran Toodz House, Cipete Selatan jam 09.00-12.30.
Acara ini dihadiri oleh 15 pekerja restoran Toodz House sebagai peserta dan 2 petugas
Puskesmas selaku petugas kesehatan. Acara terdiri dari penyuluhan mengenai cara
penanganan makanan yang baik dan faktor risiko penyakit tidak menular pada usia produktif,
kegiatan pemeriksaan kesehatan yang terdiri dari pemeriksaan status gizi, tekanan darah, dan
gula darah, serta inspeksi lingkungan kerja.

3. Tanggal : 2 September 2022


Judul Laporan Kegiatan : Program Pemberantasan Jentik Nyamuk RW 6 Kelurahan Cipete
Selatan
Identitas Keluarga sebagai Binaan Rumah Sehat : Rumah Ibu M / RW 6
Latar Belakang :
Penyakit demam berdarah merupakan penyakit yang dapat menyebar secara cepat dan
menyebabkan komplikasi yang parah apabila tidak ditangani secara tepat. Penyakit ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan umumnya meningkat angka
kejadiannya terutama pada musim hujan. Hal ini dikarenakan pada musim hujan, genangan
air dengan mudah terbentuk dan menjadi habitat bagi nyamuk Aedes aegypti untuk bertelur
dan berkembang biak. Di Kelurahan Cipete Selatan sendiri, angka kejadian penyakit demam
berdarah sejak Januari hingga September 2022 cukup tinggi dengan total 10 kasus. Untuk itu,
demi mencegah terjadinya peningkatan angka kejadian demam berdarah, Puskesmas Cipete
Selatan menggalakan program pemberantasan jentik nyamuk (PSN).
Gambaran Kegiatan :
Kegiatan PSN diadakan di RW 6, Kelurahan Cipete Selatan pada jam 09.00-12.00. Pada
kegiatan ini, pencarian rumah dengan jentik nyamuk dilakukan oleh tenaga kesehatan
Puskesmas Kel. Cipete Selatan bersama dengan Puskesmas Kecamatan Cilandak dan kader
RW 6. Inspeksi dilakukan pada 70 rumah / bangunan. Berdasarkan hasil pemeriksaan,
ditemukan 9 rumah / bangunan positif jentik dengan presentasi angka bebas jentik sejumlah
87.14%. Jentik masih banyak ditemukan di daerah outdoor seperti ember, akuarium bekas,
tatakan dispenser, sepatu, plastik bekas, dan kaleng bekas. Berkenaan dengan rumah Ibu M,
jentik ditemukan di akuarium bekas yang tidak tertutup.

4. Tanggal : 01/11/22
Judul Laporan Kegiatan : Kontrol ANC Trimester ke-2 pada Kehamilan Risiko Tinggi
Identitas Keluarga sebagai Binaan Rumah Sehat : Ibu T / 27 tahun / G3P2A0
Latar Belakang :
Pemeriksaan antenatal care (ANC) atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan
rutin ibu hamil yang penting dilakukan untuk memantau perkembangan janin serta kondisi
ibu selama kehamilan, mempersiapkan persalinan sehingga ibu dapat melahirkan bayi
dengan selamat serta meminimalisir trauma. Tujuan akhir dari dilakukannya ANC adalah
untuk mencegah terjadinya kematian ibu atau bayi. Hal ini menjadi penting, karena menurut
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021, jumlah kematian ibu di Indonesia mengalai
peningkatan selama 2 tahun terakhir akibat pandemic COVID19. Selain itu, angka kematian
pada neonatal juga masih merupakan angka kematian tertinggi di kelompok usiabalita pada
tahun 2021. Untuk itu, pemeriksaan berkala menjadi penting untuk meminimalisir hal yang
tidak diinginkan dari proses kehamilan hingga nifas. Berdasarkan rekomendasi terbaru WHO
tahun 2016, pemeriksaan ANC pada ibu hamil yang direkomendasikan adalah sebanyak 8
kali, dimana 1 kali dilakukan pada trimester 1, 2 kali pada trimester 2, dan 5 kali pada
trimester 3. Pemeriksaan yang dilakukan secara rutin meliputi pemeriksaan usia kehamilan,
taksiran tanggal persalinan, pemeriksaan janin seperti detak jantung janin terutama pada usia
kandungan diatas 16 minggu, presentasi janin, jumlah janin, dan taksiran berat janin,
pemeriksaan ibu seperti pemeriksaan TTV dan status gizi, tinggi fundus uteri, riwayat
imunisasi Td, pemeriksaan laboratorium dasar, serta adanya faktor risiko yang dapat
mencegah kehamilan berjalan dengan normal. Dalam beberapa kasus, seperti pada pasien
dengan usia muda, pasien yang pernah menjalani operasi sesar atau operasi tumor pada
bagian pelvis sebelumnya, pasien dengan riwayat penyakit tertentu sebelum kehamilan
(hipertensi, kelainan darah, dan lain lain, dikategorikan sebagai kehamilan risiko tinggi dan
membutuhkan perhatian khusus selama kehamilan, persalinan, hingga post-partus.

Gambaran Kegiatan : Pasien perempuan, usia 27 tahun, G3P2A0, datang untuk kontrol
kehamilan trimester 2. HPHT pasien adalah 12/07/2022 dengan taksiran persalinan tanggal
19/04/2023. Berat badan pasien sebelum hamil adalah 70 kg. Saat ini berat badan pasien
sebesar 67 kg, tinggi badan 165, tekanan darah 100/70, detak nadi 90 bpm, dan napas 20 kali
per menit. IMT pasien 28.0, dengan status gizi normal. Setelah pemeriksaan TTV dan status
gizi, dilakukan pemeriksaan ibu dengan hasil TFU 12 cm dan refleks patella (+). Pasioen
diketahui pernah menjalani operasi pada kehamilan sebelumnya sehingga dikategorikan
sebagai kehamilan dengan risiko tinggi. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan janin, dengan
melakukan leopold dan pemeriksaan denyut jantung janin. Hasil menunjukkan presentasi
janin ballotemen, DJJ sebesar 147x/menit, janin belum memasuki PAP. Selanjutnya
dilakukan injeksi Td ke-dua. Pasien lalu diberikan suplemen dan vitamin (tablet tambah
darah, vitamin C, asam folat, kalsium laktat, dan piridoksin) dan dijadwalkan kontrol 1 bulan
lagi pada bulan Desember.

5. Tanggal : 01/11/22
Judul Laporan Kegiatan : Kontrol ANC Trimester ke-2 pada Kehamilan Normal
Identitas Keluarga sebagai Binaan Rumah Sehat : Ibu K / 36 tahun / G3P2A0
Latar Belakang :
Pemeriksaan antenatal care (ANC) atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan
rutin ibu hamil yang penting dilakukan untuk memantau perkembangan janin serta kondisi
ibu selama kehamilan, mempersiapkan persalinan sehingga ibu dapat melahirkan bayi
dengan selamat serta meminimalisir trauma. Tujuan akhir dari dilakukannya ANC adalah
untuk mencegah terjadinya kematian ibu atau bayi. Hal ini menjadi penting, karena menurut
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021, jumlah kematian ibu di Indonesia mengalai
peningkatan selama 2 tahun terakhir akibat pandemic COVID19. Selain itu, angka kematian
pada neonatal juga masih merupakan angka kematian tertinggi di kelompok usiabalita pada
tahun 2021. Untuk itu, pemeriksaan berkala menjadi penting untuk meminimalisir hal yang
tidak diinginkan dari proses kehamilan hingga nifas. Berdasarkan rekomendasi terbaru WHO
tahun 2016, pemeriksaan ANC pada ibu hamil yang direkomendasikan adalah sebanyak 8
kali, dimana 1 kali dilakukan pada trimester 1, 2 kali pada trimester 2, dan 5 kali pada
trimester 3. Pemeriksaan yang dilakukan secara rutin meliputi pemeriksaan usia kehamilan,
taksiran tanggal persalinan, pemeriksaan janin seperti detak jantung janin terutama pada usia
kandungan diatas 16 minggu, presentasi janin, jumlah janin, dan taksiran berat janin,
pemeriksaan ibu seperti pemeriksaan TTV dan status gizi, tinggi fundus uteri, riwayat
imunisasi Td, pemeriksaan laboratorium dasar, serta adanya faktor risiko yang dapat
mencegah kehamilan berjalan dengan normal.

Gambaran Kegiatan : Pasien perempuan, usia 36 tahun, G3P2A0, datang untuk kontrol
kehamilan trimester 2. HPHT pasien adalah 25/06/2022 dengan taksiran persalinan tanggal
01/04/2023. Pada kunjungan ini, pasien mengatakan tidak memiliki keluhan apapun. Berat
badan pasien sebelum hamil adalah 50 kg. Saat ini berat badan pasien sebesar 58 kg, tinggi
badan 158, tekanan darah 90/60, detak nadi 90 kali per menit, dan napas 20 kali per menit.
IMT pasien 23.23, LILA 29 cm, dengan status gizi normal. Setelah pemeriksaan TTV dan
status gizi, dilakukan pemeriksaan ibu dengan hasil TFU 14 cm dan refleks patella (+).
Pasien diketahui tidak memiliki faktor risiko kehamilan apapun selain usia > 35 tahun pada
kehamilan kali ini. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan janin, dengan melakukan leopold dan
pemeriksaan denyut jantung janin. Hasil menunjukkan presentasi janin ballotemen, DJJ
belum terdeteksi, janin belum memasuki PAP. Selanjutnya dilakukan injeksi Td ketiga.
Pasien lalu diberikan suplemen dan vitamin (tablet tambah darah, vitamin C, asam folat,
kalsium laktat, dan piridoksin) dan dijadwalkan kontrol 1 bulan lagi pada bulan Desember.

6. Tanggal : 19/09/22
Judul Laporan Kegiatan : Kontrol ANC Trimester ke-3 pada Kehamilan Normal
Identitas Keluarga sebagai Binaan Rumah Sehat : Ibu RA / 19 tahun / G1P0A0
Latar Belakang :
Pemeriksaan antenatal care (ANC) atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan
rutin ibu hamil yang penting dilakukan untuk memantau perkembangan janin serta kondisi
ibu selama kehamilan, mempersiapkan persalinan sehingga ibu dapat melahirkan bayi
dengan selamat serta meminimalisir trauma. Tujuan akhir dari dilakukannya ANC adalah
untuk mencegah terjadinya kematian ibu atau bayi. Hal ini menjadi penting, karena menurut
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021, jumlah kematian ibu di Indonesia mengalai
peningkatan selama 2 tahun terakhir akibat pandemic COVID19. Selain itu, angka kematian
pada neonatal juga masih merupakan angka kematian tertinggi di kelompok usia balita pada
tahun 2021. Untuk itu, pemeriksaan berkala menjadi penting untuk meminimalisir hal yang
tidak diinginkan dari proses kehamilan hingga nifas. Berdasarkan rekomendasi terbaru WHO
tahun 2016, pemeriksaan ANC pada ibu hamil yang direkomendasikan adalah sebanyak 8
kali, dimana 1 kali dilakukan pada trimester 1, 2 kali pada trimester 2, dan 5 kali pada
trimester 3. Sedangkan di Indonesia sendiri, kunjungan diwajibkan sebanyak 4 kali, 1 kali
pada trimester 1, 1 kali pada trimester 2, dan 2 kali pada trimester 3. Pemeriksaan yang
dilakukan secara rutin meliputi pemeriksaan usia kehamilan, taksiran tanggal persalinan,
pemeriksaan janin seperti detak jantung janin terutama pada usia kandungan diatas 16
minggu, presentasi janin, jumlah janin, dan taksiran berat janin, pemeriksaan ibu seperti
pemeriksaan TTV dan status gizi, tinggi fundus uteri, riwayat imunisasi Td, pemeriksaan
laboratorium dasar, serta adanya faktor risiko yang dapat mencegah kehamilan berjalan
dengan normal.
Gambaran Kegiatan : Pasien perempuan, usia 19 tahun, G1P0A0, datang untuk kontrol
kehamilan trimester 3. HPHT pasien adalah 05/01/2022 dengan taksiran persalinan tanggal
12/10/2022. Pada kunjungan ini, pasien mengeluhkan kram dan sakit pada bagian perut atas.
Saat ini berat badan pasien sebesar 55 kg, tinggi badan 147, tekanan darah 120/60, detak nadi
90 kali per menit, dan napas 20 kali per menit. IMT pasien 25.45. Setelah pemeriksaan TTV
dan status gizi, dilakukan pemeriksaan ibu dengan hasil TFU 30 cm dan refleks patella (+).
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan janin, dengan melakukan leopold dan pemeriksaan
denyut jantung janin. Hasil menunjukkan presentasi janin oblique, DJJ 138, janin tunggal,
belum memasuki PAP. Selanjutnya dilakukan injeksi Td kedua. Pasien lalu diberikan
suplemen dan vitamin (tablet tambah darah, vitamin C, asam folat, kalsium laktat, dan
piridoksin) dan dijadwalkan kontrol 1 bulan lagi pada bulan Oktober.

7. Tanggal : 31/10/22
Judul Laporan Kegiatan : Kontrol ANC Trimester ke-II pada Kehamilan Risiko Tinggi
(Hipertensi Kronis)
Identitas Keluarga sebagai Binaan Rumah Sehat : Ibu LS / 39 tahun / G2P1A0
Latar Belakang :
Pemeriksaan antenatal care (ANC) atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan
rutin ibu hamil yang penting dilakukan untuk memantau perkembangan janin serta kondisi
ibu selama kehamilan, mempersiapkan persalinan sehingga ibu dapat melahirkan bayi
dengan selamat serta meminimalisir trauma. Tujuan akhir dari dilakukannya ANC adalah
untuk mencegah terjadinya kematian ibu atau bayi. Hal ini menjadi penting, karena menurut
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021, jumlah kematian ibu di Indonesia mengalai
peningkatan selama 2 tahun terakhir akibat pandemic COVID19. Selain itu, angka kematian
pada neonatal juga masih merupakan angka kematian tertinggi di kelompok usia balita pada
tahun 2021. Untuk itu, pemeriksaan berkala menjadi penting untuk meminimalisir hal yang
tidak diinginkan dari proses kehamilan hingga nifas. Berdasarkan rekomendasi terbaru WHO
tahun 2016, pemeriksaan ANC pada ibu hamil yang direkomendasikan adalah sebanyak 8
kali, dimana 1 kali dilakukan pada trimester 1, 2 kali pada trimester 2, dan 5 kali pada
trimester 3. Sedangkan di Indonesia sendiri, kunjungan diwajibkan sebanyak 4 kali, 1 kali
pada trimester 1, 1 kali pada trimester 2, dan 2 kali pada trimester 3. Pemeriksaan yang
dilakukan secara rutin meliputi pemeriksaan usia kehamilan, taksiran tanggal persalinan,
pemeriksaan janin seperti detak jantung janin terutama pada usia kandungan diatas 16
minggu, presentasi janin, jumlah janin, dan taksiran berat janin, pemeriksaan ibu seperti
pemeriksaan TTV dan status gizi, tinggi fundus uteri, riwayat imunisasi Td, pemeriksaan
laboratorium dasar, serta adanya faktor risiko yang dapat mencegah kehamilan berjalan
dengan normal. Dalam beberapa kasus, seperti pada pasien dengan usia muda, pasien yang
pernah menjalani operasi sesar atau operasi tumor pada bagian pelvis sebelumnya, pasien
dengan riwayat penyakit tertentu sebelum kehamilan (hipertensi, kelainan darah, dan lain
lain, dikategorikan sebagai kehamilan risiko tinggi dan membutuhkan perhatian khusus
selama kehamilan, persalinan, hingga post-partus.

Gambaran Kegiatan : Pasien perempuan, usia 39 tahun, G2P1A0, datang untuk kontrol
kehamilan trimester 2. HPHT pasien adalah 27/07/2022 dengan taksiran persalinan tanggal
02/05/2023. Pada kunjungan ini, pasien mengatakan tidak memiliki keluhan apapun. Pasien
mengaku memiliki riwayat darah tinggi / hipertensi kronis sebelum hamil, namun tidak rutin
minum obat. Pada pemeriksaan sebelumnya dikatakan darah tinggi 150/90, sudah diberikan
obat Methyldopa. Saat ini berat badan pasien sebesar 96 kg, tinggi badan 155, tekanan darah
130/80, detak nadi 80 kali per menit, dan napas 20 kali per menit. IMT pasien 39.96. Setelah
pemeriksaan TTV dan status gizi, dilakukan pemeriksaan ibu dengan hasil TFU ballotemen
(+) dan refleks patella (+). Selanjutnya dilakukan pemeriksaan janin, dengan melakukan
leopold dan pemeriksaan denyut jantung janin. Hasil menunjukkan presentasi janin
ballotemen, DJJ belum terdeteksi, janin tunggal, belum memasuki PAP. Selanjutnya
dilakukan injeksi Td kedua. Pasien lalu diberikan suplemen dan vitamin (tablet tambah
darah, vitamin C, asam folat, kalsium laktat, dan piridoksin). Pasien juga dianjurkan untuk
menghabiskan obat darah tinggi yang telah diberikan oleh dokter dan kontrol lagi untuk
pemeriksaan tekanan darah lanjutan ec rencana rujuk atas dasar hipertensi pada kehamilan.

8. Tanggal : 16/11/22
Judul Laporan Kegiatan : Kontrol ANC K1 pada Kehamilan Normal
Identitas Keluarga sebagai Binaan Rumah Sehat : Ibu NF / 31 tahun / G1P0A0
Latar Belakang :
Pemeriksaan antenatal care (ANC) atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan
rutin ibu hamil yang penting dilakukan untuk memantau perkembangan janin serta kondisi
ibu selama kehamilan, mempersiapkan persalinan sehingga ibu dapat melahirkan bayi
dengan selamat serta meminimalisir trauma. Tujuan akhir dari dilakukannya ANC adalah
untuk mencegah terjadinya kematian ibu atau bayi. Hal ini menjadi penting, karena menurut
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021, jumlah kematian ibu di Indonesia mengalai
peningkatan selama 2 tahun terakhir akibat pandemic COVID19. Selain itu, angka kematian
pada neonatal juga masih merupakan angka kematian tertinggi di kelompok usia balita pada
tahun 2021. Untuk itu, pemeriksaan berkala menjadi penting untuk meminimalisir hal yang
tidak diinginkan dari proses kehamilan hingga nifas. Berdasarkan rekomendasi terbaru WHO
tahun 2016, pemeriksaan ANC pada ibu hamil yang direkomendasikan adalah sebanyak 8
kali, dimana 1 kali dilakukan pada trimester 1, 2 kali pada trimester 2, dan 5 kali pada
trimester 3. Sedangkan di Indonesia sendiri, kunjungan diwajibkan sebanyak 4 kali, 1 kali
pada trimester 1, 1 kali pada trimester 2, dan 2 kali pada trimester 3. Pemeriksaan yang
dilakukan secara rutin meliputi pemeriksaan usia kehamilan, taksiran tanggal persalinan,
pemeriksaan janin seperti detak jantung janin terutama pada usia kandungan diatas 16
minggu, presentasi janin, jumlah janin, dan taksiran berat janin, pemeriksaan ibu seperti
pemeriksaan TTV dan status gizi, tinggi fundus uteri, riwayat imunisasi Td, serta adanya
faktor risiko yang dapat mencegah kehamilan berjalan dengan normal. Pada pasien yang baru
pertama kali melakukan kontrol kehamilan ke fasyankes atau K1, dilakukan beberapa
pemeriksaan awal seperti pemeriksaan status gizi awal kehamilan, pemeriksaan laboratorium
dasar, pemeriksaan gigi, penapisan faktor risiko, serta konseling gizi.

Gambaran Kegiatan : Pasien perempuan, usia 31 tahun, G1P0A0, usia kehamilam 15


minggu datang untuk kontrol kehamilan K1. HPHT pasien adalah 02/08/2022 dengan
taksiran persalinan tanggal 09/05/2023. Pada kunjungan ini, pasien mengatakan tidak
memiliki keluhan apapun. Saat ini berat badan pasien sebesar 65 kg, tinggi badan 158,
tekanan darah 100/70, detak nadi 80 kali per menit, dan napas 20 kali per menit. IMT pasien
26.04, LILA: 30, dengan status gizi normal. Setelah pemeriksaan TTV dan status gizi,
dilakukan pemeriksaan ibu dengan hasil TFU 8 cm dan refleks patella (+). Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan janin, dengan melakukan leopold dan pemeriksaan denyut jantung
janin. Hasil menunjukkan presentasi janin ballotemen, DJJ belum terdeteksi, janin tunggal,
belum memasuki PAP. Selanjutnya dilakukan injeksi Td ketiga. Pasien lalu dirujuk ke Poli
Umum untuk penapisan faktor risiko dengan hasil tidak terdapat faktor risiko apapun pada
kehamilan (Skor KSPR: 2). Di poli gigi, pasien mendapatkan edukasi dan pemeriksaan gigi
dengan hasil pemeriksaan normal. Pasien lalu dievaluasi asupan nutrisi dan status gizi serta
mendapat edukasi mengenai gizi di poli Gizi. Pasien lalu diberikan suplemen dan vitamin
(tablet tambah darah, vitamin C, asam folat, kalsium laktat, dan piridoksin).

9. Tanggal : 02/11/22
Judul Laporan Kegiatan : Pemasangan KB Implan
Identitas Keluarga sebagai Binaan Rumah Sehat : Ibu S / 41 tahun
Latar Belakang :
Program keluarga berencana merupakan program pemerintah yang dilakukan untuk
mengontrol laju pertumbuhan penduduk serta meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Program ini diatur dalam UU No. 10 tahun 1992 dan diawasi oleh Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program KB dilakukan dengan cara meningkatkan
penggunaan alat kontrasepsi dengan harapan agar setiap kehamilan yang terjadi, merupakan
kehamilan yang direncanakan dan orangtua siap secara material, finansial, serta emosional.
Adapun alat kontrasepsi yang dapat dipilih seperti kondom, pil kb, IUD, KB suntik, dan KB
implan. KB implan merupakan salah satu alat kontrasepsi jenis hormonal dimana akan
dimasukan 2 buah stik atau batang plastik berisi hormon progestin yang berguna untuk
mencegah terjadinya ovulasi, mengentalkan lendir leher rahim, serta menipiskan lapisan
rahim sehingga dapat mencegah terjadinya kehamilan. KB implant dapat digunakan hingga 3
tahun, dengan efektivitas yang sangat tinggi (99%). Namun, beberapa kerugian dari
penggunaan implan adalah tindakan pemasangannya yang invasif dengan membuat sayatan
kecil pada kulit, pasien dapat menjadi tidak haid atau haid ireguler, serta tidak dapat
mencegah terjadinya penyakit IMS. Jenis KB ini cocok terutama untuk pasien yang ingin
menunda kehamilan dalam jangka waktu cukup lama, serta mereka yang mudah lupa minum
pil setiap hari
Gambaran Kegiatan : Pasien perempuan, usia 41 tahun, datang untuk melakukan
pencabutan dan pemasangan KB implan. Pasien mengaku bahwa saat ini adalah kali kedua
menggunakan KB implan dan selama penggunaan sebelumnya tidak merasakan efek samping
apapun. Sebelum menggunakan implant pasien mengatakan menggunakan KB suntik.
Setelah anamnesis singkat, dilakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu, dengan hasil tekanan
darah 120/80, tinggi badan 155 cm, berat badan 70 kg, nadi 80 kali per menit, napas 20 kali
per menit. Pasien lalu diminta untuk mencuci lengan bagian kiri terlebih dahulu. Setelah itu
dilakukan proses anestesi local pada lokasi implant sebelumnya, dilanjutkan dengan
pembuatan insisi kecil pada bagian implan lama, pencabutan implant lama, serta pemasangan
2 implant baru dengan membentuk huruf V. Setelah implan terpasang dilakukan
pengendalian pendarahan dan penutupan luka. Setelah prosedur selesai, pasien diberikan obat
pereda nyeri asam mefenamat dan diminta untuk kontrol kembali 1 minggu dari sekarang.

10. Tanggal : 19/09/22


Judul Laporan Kegiatan : Penggunaan KB Suntik 3 Bulan
Identitas Keluarga sebagai Binaan Rumah Sehat : Ibu J / 37 tahun
Latar Belakang :
Program keluarga berencana merupakan program pemerintah yang dilakukan untuk
mengontrol laju pertumbuhan penduduk serta meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Program ini diatur dalam UU No. 10 tahun 1992 dan diawasi oleh Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program KB dilakukan dengan cara meningkatkan
penggunaan alat kontrasepsi dengan harapan agar setiap kehamilan yang terjadi, merupakan
kehamilan yang direncanakan dan orangtua siap secara material, finansial, serta emosional.
Adapun alat kontrasepsi yang dapat dipilih seperti kondom, pil kb, IUD, KB suntik, dan KB
implan. KB suntik merupakan salah satu alat kontrasepsi jenis hormonal dimana dilakukan
injeksi yang berisi hormon progesteron. Fungsi dari hormon ini adalah mencegah terjadinya
ovulasi atau pelepasan indung telur, mengentalkan lendir serviks, serta menipiskan dinding
rahim, sehingga mencegah terjadinya pembuahan. Terdapat 2 jenis KB suntik diantaranya
KB suntik 1 bulan dimana injeksi dilakukan setiap 1 bulan sekali secara rutin, serta KB
suntik 3 bulan dimana injeksi dilakukan setiap 3 bulan sekali. Keuntungan dari menggunakan
KB suntik yaitu pengguanaan yang lebih praktis karena tidak harus mengkonsumsi pil setiap
hari, efektivitasnya yang cukup baik dengan tingkat kegagalan kurang dari 1% jika
digunakan dengan benar, tidak permanen, serta dapat membantu mengurangi risiko kanker
rahim dan ovarium. Beberapa kekurangan menggunakan KB suntik diantaranya adalah
adanya kemungkinan haid tidak reguler atau tidak haid sama sekali, tindakan invasif, efek
kontrasepsi agak lama hingga dapat kembali subur lagi, serta tidak dapat melindungi dari
IMS.

Gambaran Kegiatan : Pasien perempuan, usia 37 tahun, datang untuk melakukan KB


suntik. Pasien mengatakan saat ini baru pertama kali KB suntik pasca melahirkan. Pasien
sudah memiliki 4 anak, anak terakhir baru lahir bulan Mei 2022. Pasien mengatakan saat ini
tidak ada keluhan, selama KB pil juga tidak ada keluhan, namun pasien ingin agar tidak
harus minum obat setiap hari sehingga beralih ke KB suntik. Setelah anamnesis singkat,
dilakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu, dengan hasil tekanan darah 110/70, tinggi badan
155 cm, berat badan 44 kg, nadi 90 kali per menit, napas 20 kali per menit. Setelah itu
dilakukan proses asepsis dilanjutkan dengan penyuntikan KB. Setelah prosedur selesai,
pasien diperbolehkan pulang dan diminta untuk kontrol 3 bulan lagi.

11. Tanggal : 19/09/22


Judul Laporan Kegiatan : Penggunaan KB Suntik 3 Bulan
Identitas Keluarga sebagai Binaan Rumah Sehat : Ibu J / 37 tahun
Latar Belakang :
Program keluarga berencana merupakan program pemerintah yang dilakukan untuk
mengontrol laju pertumbuhan penduduk serta meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Program ini diatur dalam UU No. 10 tahun 1992 dan diawasi oleh Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program KB dilakukan dengan cara meningkatkan
penggunaan alat kontrasepsi dengan harapan agar setiap kehamilan yang terjadi, merupakan
kehamilan yang direncanakan dan orangtua siap secara material, finansial, serta emosional.
Adapun alat kontrasepsi yang dapat dipilih seperti kondom, pil kb, IUD, KB suntik, dan KB
implan. KB suntik merupakan salah satu alat kontrasepsi jenis hormonal dimana dilakukan
injeksi yang berisi hormon progesteron. Fungsi dari hormon ini adalah mencegah terjadinya
ovulasi atau pelepasan indung telur, mengentalkan lendir serviks, serta menipiskan dinding
rahim, sehingga mencegah terjadinya pembuahan. Terdapat 2 jenis KB suntik diantaranya
KB suntik 1 bulan dimana injeksi dilakukan setiap 1 bulan sekali secara rutin, serta KB
suntik 3 bulan dimana injeksi dilakukan setiap 3 bulan sekali. Keuntungan dari menggunakan
KB suntik yaitu pengguanaan yang lebih praktis karena tidak harus mengkonsumsi pil setiap
hari, efektivitasnya yang cukup baik dengan tingkat kegagalan kurang dari 1% jika
digunakan dengan benar, tidak permanen, serta dapat membantu mengurangi risiko kanker
rahim dan ovarium. Beberapa kekurangan menggunakan KB suntik diantaranya adalah
adanya kemungkinan haid tidak reguler atau tidak haid sama sekali, tindakan invasif, efek
kontrasepsi agak lama hingga dapat kembali subur lagi, serta tidak dapat melindungi dari
IMS.

Gambaran Kegiatan : Pasien perempuan, usia 37 tahun, datang untuk melakukan KB


suntik. Pasien mengatakan saat ini baru pertama kali KB suntik pasca melahirkan. Pasien
sudah memiliki 4 anak, anak terakhir baru lahir bulan Mei 2022. Pasien mengatakan saat ini
tidak ada keluhan, selama KB pil juga tidak ada keluhan, namun pasien ingin agar tidak
harus minum obat setiap hari sehingga beralih ke KB suntik. Setelah anamnesis singkat,
dilakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu, dengan hasil tekanan darah 110/70, tinggi badan
155 cm, berat badan 44 kg, nadi 90 kali per menit, napas 20 kali per menit. Setelah itu
dilakukan proses asepsis dilanjutkan dengan penyuntikan KB. Setelah prosedur selesai,
pasien diperbolehkan pulang dan diminta untuk kontrol 3 bulan lagi.

12. Tanggal : 20/09/22


Judul Laporan Kegiatan : Penggunaan KB Suntik 3 Bulan
Identitas Keluarga sebagai Binaan Rumah Sehat : Ibu M / 40 tahun
Latar Belakang :
Program keluarga berencana merupakan program pemerintah yang dilakukan untuk
mengontrol laju pertumbuhan penduduk serta meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Program ini diatur dalam UU No. 10 tahun 1992 dan diawasi oleh Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program KB dilakukan dengan cara meningkatkan
penggunaan alat kontrasepsi dengan harapan agar setiap kehamilan yang terjadi, merupakan
kehamilan yang direncanakan dan orangtua siap secara material, finansial, serta emosional.
Adapun alat kontrasepsi yang dapat dipilih seperti kondom, pil kb, IUD, KB suntik, dan KB
implan. KB suntik merupakan salah satu alat kontrasepsi jenis hormonal dimana dilakukan
injeksi yang berisi hormon progesteron. Fungsi dari hormon ini adalah mencegah terjadinya
ovulasi atau pelepasan indung telur, mengentalkan lendir serviks, serta menipiskan dinding
rahim, sehingga mencegah terjadinya pembuahan. Terdapat 2 jenis KB suntik diantaranya
KB suntik 1 bulan dimana injeksi dilakukan setiap 1 bulan sekali secara rutin, serta KB
suntik 3 bulan dimana injeksi dilakukan setiap 3 bulan sekali. Keuntungan dari menggunakan
KB suntik yaitu pengguanaan yang lebih praktis karena tidak harus mengkonsumsi pil setiap
hari, efektivitasnya yang cukup baik dengan tingkat kegagalan kurang dari 1% jika
digunakan dengan benar, tidak permanen, serta dapat membantu mengurangi risiko kanker
rahim dan ovarium. Beberapa kekurangan menggunakan KB suntik diantaranya adalah
adanya kemungkinan haid tidak reguler atau tidak haid sama sekali, tindakan invasif, efek
kontrasepsi agak lama hingga dapat kembali subur lagi, serta tidak dapat melindungi dari
IMS.

Gambaran Kegiatan : Pasien perempuan, usia 40 tahun, datang untuk melakukan KB


suntik. Pasien mengatakan sudah lama menggunakan KB suntik dan sebelumnya tidak
pernah ada keluhan ketika menggunakan KB suntik. Pasien mengatakan saat ini juga tidak
ada keluhan. Pasien tidak memiliki komorbid atau kontraindikasi menggunakan KB suntik.
Setelah anamnesis singkat, dilakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu, dengan hasil tekanan
darah 120/80, tinggi badan 145 cm, berat badan 67 kg, nadi 90 kali per menit, napas 20 kali
per menit. Setelah itu dilakukan proses asepsis dilanjutkan dengan penyuntikan KB. Setelah
prosedur selesai, pasien diperbolehkan pulang dan diminta untuk kontrol 3 bulan lagi.

13. Tanggal : 20/09/22


Judul Laporan Kegiatan : Penggunaan KB Pil
Identitas Keluarga sebagai Binaan Rumah Sehat : Ibu POV / 21 tahun
Latar Belakang :
Program keluarga berencana merupakan program pemerintah yang dilakukan untuk
mengontrol laju pertumbuhan penduduk serta meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Program ini diatur dalam UU No. 10 tahun 1992 dan diawasi oleh Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program KB dilakukan dengan cara meningkatkan
penggunaan alat kontrasepsi dengan harapan agar setiap kehamilan yang terjadi, merupakan
kehamilan yang direncanakan dan orangtua siap secara material, finansial, serta emosional.
Adapun alat kontrasepsi yang dapat dipilih seperti kondom, pil kb, IUD, KB suntik, dan KB
implan. Pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi jenis hormonal. Pil KB memiliki dua
variasi, pil kombinasi yang berisi hormon progesterone dan estrogen, serta pil kb khusus
progestin (hormon progesteron). Kedua jenis pil kb ini berfungsi untuk mencegah terjadinya
ovulasi atau pelepasan indung telur, mengentalkan lendir serviks, serta menipiskan dinding
rahim, sehingga mencegah terjadinya pembuahan. Keuntungan dari menggunakan pil KB
yaitu efektivitasnya yang cukup baik dengan tingkat kegagalan kurang dari 1% jika
digunakan dengan benar, tidak mempengaruhi kesuburan dan mudah kembali subur setelah
pil dihentikan, melancarkan siklus haid, tidak mengganggu hubungan intim, dapat membantu
mengurangi risiko kanker rahim, kanker ovarium, PCOS, serta mencegah osteoporosis.
Beberapa kekurangan menggunakan pil KB adalah harus dikonsumsi setiap hari untuk
mendapatkan hasil yang efektif, tidak melindungi dari penyakit IMS, serta pada beberapa
Wanita dapat menyebabkan naiknya berat badan.

Gambaran Kegiatan : Pasien perempuan, usia 21 tahun, datang untuk melakukan KB


suntik. Pasien mengatakan rutin menggunakan KB pil dan sebelumnya tidak pernah ada
keluhan ketika menggunakan pil KB. Pasien mengatakan saat ini juga tidak ada keluhan.
Pasien tidak memiliki komorbid atau kontraindikasi menggunakan pil KB. Setelah anamnesis
singkat, dilakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu, dengan hasil tekanan darah 110/70,
tinggi badan 160 cm, berat badan 60 kg, nadi 80 kali per menit, napas 20 kali per menit.
Setelah memastikan bahwa pasien saat ini tidak hamil, pasien diberikan pil KB dan diminta
untuk kembali kontrol pada bulan berikutnya.

14. Tanggal : 31/8/22


Judul Laporan Kegiatan : Penyuluhan Dalam Gedung Puskesmas Topik Stunting
Tema Penyuluhan : Pelayanan Gizi
Latar Belakang :
Stunting merupakan suatu kondisi kesehatan yang masih banyak dialami oleh anak di
Indonesia. Secara definisi, stunting dapat didefinisikan sebagai gangguan pertumbuhan pada
anak yang ditandai dengan tinggi badan anak yang tidak sesuai dengan potensi tinggi
badannya. Stunting dapat disebabkan karena beberapa hal, diantaranya adalah tidak
tercukupinya nutrisi anak dalam jangka panjang sejak kehamilan hingga 2 tahun pertama
kehidupan, adanya riwayat sakit infeksi berulang, serta kurangnya akses terhadap air bersih
dan lingkungan bersanitasi baik. Stunting mempengaruhi tidak hanya tinggi badan anak,
namun juga perkembangannya. Anak dengan stunting biasanya memiliki masalah kecerdasan
yang dibawa rata-rata sehingga sulit mengikuti pelajaran di sekolah, mudah sakit karena
imun lemah, dan lebih berisiko terkena obesitas, diabetes, hipertensi, jantung, stroke, dan
kanker. Stunting merupakan kondisi yang dapat dicegah, melalui perbaikan pola makan
sesuai kebutuhan gizi anak, perbaikan pola asuh, dan sanitasi. Namun sayangnya, kurangnya
pengetahuan ini menyebabkan masih adanya anak Indonesia yang terkena stunting. Untuk
itu, edukasi penting dilakukan demi menjamin terhindarnya anak-anak dari kondisi stunting.

Gambaran Kegiatan: Penyuluhan stunting dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2022.


Penyuluhan ini dilakukan pada siang hari terhadap pengunjung puskesmas yang sedang
menunggu antrian. Penyuluhan mencangkup alasan pentingnya mencegah terjadinya stunting
seperti penyebab dan efek stunting pada anak. Selain itu dipaparkan juga cara pemeriksaan
dan cara mencegah stunting. Setelah sesi pemaparan, dilakukan sesi tanya jawab.

15. Tanggal : 19/09/22


Judul Laporan Kegiatan : Pemasangan KB IUD
Identitas Keluarga sebagai Binaan Rumah Sehat : Ibu RA / 37 tahun
Latar Belakang :
Program keluarga berencana merupakan program pemerintah yang dilakukan untuk
mengontrol laju pertumbuhan penduduk serta meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Program ini diatur dalam UU No. 10 tahun 1992 dan diawasi oleh Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program KB dilakukan dengan cara meningkatkan
penggunaan alat kontrasepsi dengan harapan agar setiap kehamilan yang terjadi, merupakan
kehamilan yang direncanakan dan orangtua siap secara material, finansial, serta emosional.
Adapun alat kontrasepsi yang dapat dipilih seperti kondom, pil kb, IUD, KB suntik, dan KB
implan. Intrauterine Device atau disingkat IUD merupakan salah satu alat kontrasepsi yang
banyak digunakan terutama pada pasien yang ingin menunda kehamilan dalam jangka waktu
tahunan. IUD yang banyak digunakan di Indonesia sendiri merupakan alat kontrasepsi
berbentuk T yang terbuat dari bahan plastik dan dipasangkan pada rahim. IUD sendiri dapat
berupa alat kontrasepsi hormonal maupun non-hormonal, dimana IUD yang digunakan di
Puskesmas merupakan IUD non-hormonal. Pada IUD non-hormonal, biasanya batang plastik
akan dilapisi dengan tembaga. Lapisan tembaga ini nantinya akan menghasilkan ion yang
merangsang produksi sistem imun yang menyebabkan produksi cairan pada tuba falopi dan
rahim meningkat dan lebih tidak ramah terhadap sperma. Hal ini akhirnya akan menghalangi
jalannya sperma bertemu dengan indung telur. Beberapa kelebihan IUD adalah efektivitasnya
yang cukup tinggi (99%), praktis karena IUD dapat digunakan selama 5-8 tahun tergantung
jenis IUD dan hanya perlu kontrol setahun sekali untuk melihat posisi IUD. Selain itu,
setelah pelepasan, pasien dapat langsung hamil kembali terutama pada IUD non-hormonal.
IUD non-hormonal direkomendasikan terutama pada pasien yang memiliki penyakit
metabolik, riwayat endometriosis, dan ibu hamil. Beberapa kekurangan IUD diantaranya
adalah tidak melindungi dari IMS, dapat menimbulkan nyeri dan rasa tidak nyaman pada saat
pemasangan, dapat menyebabkan haid yang tidak teratur dalam beberapa bulan awal
pemasangan, dan pelepasan IUD harus dilakukan oleh tenaga medis terlatih.

Gambaran Kegiatan : Pasien perempuan, usia 37 tahun, datang untuk melakukan KB


IUD. Pasien mengatakan sebelumnya menggunakan KB suntik namun ingin beralih ke IUD
karena sudah tidak ingin hamil dan agar lebih praktis. Pasien mengatakan saat ini juga tidak
ada keluhan. Pasien tidak memiliki komorbid atau kontraindikasi menggunakan IUD. Setelah
anamnesis singkat, dilakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu, dengan hasil tekanan darah
120/80, tinggi badan 145 cm, berat badan 65 kg, nadi 90 kali per menit, napas 20 kali per
menit. Setelah memastikan bahwa pasien saat ini tidak hamil dan inform consent mengenai
pemeriksaan yang akan dilakukan, dilakukan pemeriksaan IVA terlebih dahulu, dilanjutkan
dengan pemasangan IUD. Setelah pemasangan IUD, pasien diperbolehkan untuk pulang

16. Tanggal : 31/8/22


Judul Laporan Kegiatan : Penyuluhan Dalam Gedung Puskesmas Topik Cacingan
Latar Belakang :
Cacingan merupakan penyakit yang disebabkan oleh masuknya cacing kedalam tubuh hingga
menyebabkan infeksi dan menimbulkan gejala. Penularan cacingan diketahui terjadi melalui
tanah. Menurut WHO tahun 2022, penyakit cacingan diperkirakan menjangkit 1.5 miliar
orang di seluruh dunia. Sementara itu, berdasarkan data dari Departemen Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi cacingan pada pasien berusia 1-12 tahun di
beberapa provinsi di Indonesia diketahui cukup tinggi (30-90%). Cacingan sendiri ditandai
dengan beberapa gejala diantaranya adalah sakit perut, ruam merah di pantat, gatal, lemas
dan lesu, berat badan dan tinggi badan tidak bertambah, serta anemia atau kurang darah. Hal
ini tentunya cukup berbahaya, terutama bagi anak-anak yang masih dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan. Untuk itu, penting dilakukan edukasi mengenai cacingan
untuk mencegah bertambahnya kasus cacingan di daerah Cipete Selatan.

Gambaran Kegiatan : Penyuluhan mengenai cacingan dilakukan pada tanggal 14


Oktober 2022. Penyuluhan ini dilakukan di ruang tunggu Puskesmas Kelurahan Cipete
Selatan pada pagi hari, dengan target para pengunjung puskesmas yang sedang menunggu
antrian. Penyuluhan mencangkup ap aitu penyakit cacingan, apa penyebab dan cara
penularan penyakit cacingan, gejala yang harus diperhatikan, serta cara agar tercegah dari
penyakit cacingan. Setelah dilakukan penyuluhan, dilakukan sesi tanya jawab bagi pasien
yang masih memiliki pertanyaan mengenai edukasi yang telah diberikan.

17. Tanggal : 12/9/22


Judul Laporan Kegiatan : Penyuluhan Dalam Gedung Puskesmas Topik Keluarga
Berencana
Latar Belakang :
Keluarga Berencana atau KB merupakan program pemerintah yang dilakukan dengan tujuan
mengontrol laju pertumbuhan penduduk serta meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Program KB sendiri dilakukan oleh BKKBN dan diatur dalam UU No. 10 tahun 1992.
Perencanaan kehamilan sendiri dibagi menjadi 3 dan hal ini dapat menentukan jenis KB yang
sebaiknya digunakan. Tiga fase KB ini adalah 1. Menunda kehamilan, 2. Menjarangkan
kehamilan, dan 3. Menghentikan / mengakhiri kesuburan. Selain itu, beberapa jenis KB yang
dapat dipilih diantaranya adalah kondom, pil kb, IUD, KB suntik, KB implan, tubektomi,
vasektomi, dan beberapa jenis KB natural seperti KB laktasi, menghitung tanggal, dan lain
lain. Untuk menunda kehamilan beberapa contoh jenis KB yang disarankan adalah pil KB
atau kondom, karena pada dasarnya KB ini digunakan untuk menunda kehamilan hanya pada
jangka waktu singkat. Untuk keluarga yang ingin menjarakkan kehamilan dari kehamilan
sebelumnya atau ingin menunda kehamilan lebih lama (sekitar 2 tahun) dapat menggunakan
jenis KB yang bertahan lama seperti IUD, atau KB susuk. Selanjutnya, bagi keluarga yang
ingin menghentikan / mengakhiri masa subur dapat melakukan tubektomi atau vasektomi.
KB menjadi penting karena melalui penggunaan KB diharapkan agar setiap kehamilan yang
terjadi, merupakan kehamilan yang direncanakan dan orangtua siap secara material, finansial,
serta emosional. Pentingnya KB menjadi alasan dilakukannya penyuluhan mengenai KB di
masyarakat khususnya warga Cipete Selatan.

Gambaran Kegiatan : Penyuluhan mengenai KB dilakukan pada tanggal 12 September


2022. Penyuluhan ini dilakukan di ruang tunggu Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan pada
pagi hari, dengan target para pengunjung puskesmas yang sedang menunggu antrian.
Penyuluhan mencangkup pentingnya penggunaan KB bagi ibu dan keluarga, dilanjutkan
dengan pemaparan mengenai jenis-jenis KB, kelebihan dan kekurangan, serta jenis KB yang
paling cocok sesuai dengan rencana kehamilan di keluarga. Setelah dilakukan penyuluhan,
dilakukan sesi tanya jawab bagi pasien yang masih memiliki pertanyaan mengenai edukasi
yang telah diberikan.

18. Tanggal : 25/11/22


Judul Laporan Kegiatan : Sosialisasi Rencana Program Imunisasi Polio pada Anak di
Wilayan Cipete Selatan
Latar Belakang : Polio merupakan penyakit yang diakibatkan oleh virus polio yang
termasuk dalam golongan Human Enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan
melalui tinja. Virus ini terdiri dari 3 strain yaitu strain-1 (Brunhilde), strain-2 (Lansig), dan
strain-3 (Leon).Virus ini akan menyebabkan terjadiya infeksi yang mengakibatkan kerusakan
pada motor neuron di sumsum tulang belakang. Apabila hal ini terjadi, pasien akan
mengalami kelumpuhan. Virus polio sendiri dapat menyerang setiap orang dalam usia
apapun, namun umumnya menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun. Masa inkubasi
virus polio terjadi dalam 3-6 hari dan kelumpuhan akan terjadi dalam 7-21 hari. Sekitar 90%
orang yang terjangkit virus polio biasanya tidak menimbulkan gejala atau hanya
menunjukkan gejala ringan yang sulit dikenali. Beberapa gejala awal yang dapat timbul
diantaranya adalah demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher dan nyeri
tungkai. Penyakit polio sebetulnya merupakan penyakit yang sangat mudah dicegah melalui
pemberian vaksin. Indonesia sendiri sudah dinyatakan bebas polio sejak tahun 2014. Namun,
setelah munculnya kasus baru Polio di Aceh dan melihat bahwa masih ada beberapa anak di
Cipete Selatan yang belum melakukan vaksinasi polio dan vaksinasi dasar lainnya secara
lengkap, Puskesmas Kecamatan Cilandak dan Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan merasa
penting untuk dilakukan program imunisasi terhadap anak-anak di wilayan Cilandak
khususnya Cipete Selatan untuk mencegah terjadinya infeksi polio di wilayah ini. Untuk itu,
dilakukan penyuluhan serta pemaparan rencana Puskesmas untuk melakukan program
imunisasi Polio kepada jajaran pemerintah dalam hal ini Petugas Kelurahan, RW dan RT
serta masyarakat khususnya kader-kader yang akan membantu pelaksanaan nantinya.

Gambaran Kegiatan : Sosialisasi rencana program imunisasi polio dilakukan pada


tanggal 25 November 2022. Penyuluhan ini dilakukan di lapangan RW 6 pada pagi hari,
dengan target Kepala Kelurahan Cipete Selatan beserta jajaran, Ketua RW 6, seluruh Ketua
RT wilayah RW 6, serta para Kader Posyandu, Posbindu, dan PSN. Penyuluhan dilakukan
oleh dokter-dokter internsip PKL Cipete Selatan. Penyuluhan mencangkup kondisi saat ini
dimana ditemukannya pasien Polio di Aceh, kondisi di Cipete Selatan dimana masih ada
balita yang belum melakukan vaksinasi Polio secara lengkap, dilanjutkan dengan pentingnya
dilakukan vaksin polio pada anak. Selanjutnya dipaparkan juga rencana dari Puskesmas
Kecamatan Cilandak untuk melaksanakan Vaksin Polio terhadap seluruh anak di wilayah
Cilandak, termasuk wilayah Cipete Selatan RW 6. Untuk itu, pihak Puskesmas berharap
dukungan dari seluruh pihak apabila nantinya kegiatan ini dapat dilakukan.

19. Tanggal : 4/11/22


Judul Laporan Kegiatan : Penyuluhan Luar Gedung Puskesmas Topik Gagal Ginjal Akut
pada Anak
Latar Belakang :
Gagal ginjal akut pada anak merupakan kondisi serius yang angka insidensinya cukup
meningkat pada tahun 2022 terutama di beberapa daerah di Indonesia. Berdasarkan hasil data
IDAI, diketahui bahwa sejak Agustus 2022 Kemenkes dan IDAI telah menerima laporan
peningkatan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Acute Kidney Injury (AKI)
yang tajam pada anak, utamanya dibawah usia 5 tahun yang sebelumnya hanya 1- 2 kasus per
bulan sejak januari. Peningkatan kasus ini berbeda dengan yang sebelumnya, yang
penyebabnya masih dalam penelusuran. Selain itu, diketahui juga bahwa per tanggal 26
Oktober 2022 kasus ini telah menimpa 269 anak dengan presentase meninggal yang cukup
tinggi, mencapai 58 persen atau 157 anak. Selanjutnya, diketahui bahwa dari hasil
pemeriksaan, tidak ada bukti hubungan kejadian AKI dengan Vaksin COVID-19 maupun
infeksi COVID-19. Berdasarkan hasil pengamatan Kemenkes dan BPOM, diduga bawa
penyebab kasus gagal ginjal pada anak dibawah 5 tahun ini disebabkan oleh penggunaan obat
siru yang tercemar senyawa kimia etilen glikol, dietilen glikol, dan etilen glikol butyl ether.
Di Cipete Selatan sendiri, telah ditemukan 1 kasus gagal ginjal akut. Melihat tingginya
tingkat fatalitas penyakit serta adanya kasus yang terjadi, penyuluhan ini penting untuk
dilakukan untuk mencegah terjadi penambahan kasus gagal ginjal akut.

Gambaran Kegiatan : Penyuluhan mengenai dilakukan pada tanggal 4 November 2022


kepada kader-kader PSN RW 4, Kepala Kelurahan Cipete Selatan, serta beberapa warga RW
4. Pada penyuluhan ini, dipaparkan kondisi terkini berdasarkan hasil pelaporan Kemenkes
dan IDAI di Indonesia. Selain itu, dipaparkan juga mengenai kondisi di Cipete Selatan bahwa
ada 1 kasus Gagal Ginjal Akut yang terjadi di daerah Cipete Selatan. Selanjutnya, dipaparkan
mengapa penting untuk mengenali gagal ginjal akut, disertai dengan cara mengidentifikasi
gejala kearah gagal ginjal akut pada anak. Lalu, ditekankan cara mencegah terjadinya gagal
ginjal akut, khususnya dengan menghentikan pemberian obat sirup hingga adanya informasi
lebih lanjut terkait penggunaan obat sirup dari Kemenkes. Setelah dilakukan sesi pemaparan,
dibuka sesi tanya jawab bagi para kader yang masih memiliki pertanyaan lebih lanjut
mengenai materi yang telah dipaparkan
20. Tanggal : 13/09/22
Judul Laporan Kegiatan : Penyuluhan mengenai Penyakit Jiwa di Masyarakat
Latar Belakang :
Penyakit jiwa merupakan masalah yang saat ini masih belum terselesaikan, baik di tingkat
global maupun nasional. Gangguan jiwa sendiri merupakan kondisi kesehatan yang
memengaruhi pemikiran, perasaan, perilaku, suasana hati, atau kombinasi di antaranya.
Gangguan ini dapat bervariasi dari ringan hingga parah, yang mempengaruhi kehidupan
sehari-hari. Kondisi ini dapat terjadi pada seluruh rentang usia. Menurut Badan Kesehatan
Dunia, satu dari lima anak dan remaja dan satu dari empat orang dewasa di memiliki
gangguan mental. Di Indonesia sendiri, diketahui bahwa 1 dari 5 warga Indonesia memiliki
potensi masalah kejiwaan. Beberapa jenis penyakit jiwa yang sering terjadi di masyarakat
diantaranya adalah depresi, bipolar, gangguan panik, gangguan ansietas menyeluruh, dan
skizofrenia. Di Cipete Selatan sendiri, diketahui bahwa terdapat beberapa warga yang
memiliki penyakit kejiwaan khususnya skizofrenia. Untuk itu, melalui penuluhan ini
diharapkan dapat membuka wawasan kader jiwa terhadap tanda-tanda awal penyakit jiwa,
sehingga dapat dilakukan deteksi dini terhadap pasien-pasien yang berpotensi memiliki
masalah kejiwaan di wilayah Cipete Selatan

Gambaran Kegiatan : Penyuluhan mengenai penyakit jiwa ini dilakukan pada tanggal 13
September 2022 saat pertemuan bersama dengan kader Jiwa di wilayah Cipete Selatan. Acara
ini dibuka dengan sambutan dari dr. Rizka Iradati sebagai penanggung jawab Program ODGJ
di Puskesmas Cipete Selatan. Selanjutnya dilakukan evaluasi dan pendataan pasien ODGJ
baru pada setiap RW di daerah Cipete Selatan. Setelah pendataan, penyuluhan dilakukan
terhadap seluruh kader jiwa. Penyuluhan yang diberikan mencangkup mengapa penting
untuk mengetahui penyakit jiwa yang sering terjadi di masyarakat, jenis-jenis penyakit jiwa
yang banyak terjadi di masyarakat (depresi, bipolar, gangguan panik, gangguan ansietas
menyeluruh, dan skizofrenia), serta gejala yang perlu diperhatikan dari masing-masing
penyakit jiwa. Setelah dilakukan penyuluhan, diadakan sesi tanya jawab bagi kader yang
masih memiliki pertanyaan seputar materi yang telah dipaparkan
21. Tanggal : 4 November 2022
Judul Laporan Kegiatan : Program Pemberantasan Jentik Nyamuk RW 04
Identitas Keluarga sebagai Binaan Rumah Sehat : RT 01 RW 04
Latar Belakang :
Penyakit demam berdarah merupakan penyakit yang dapat menyebar secara cepat dan
menyebabkan komplikasi yang parah apabila tidak ditangani secara tepat. Penyakit ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan umumnya meningkat angka
kejadiannya terutama pada musim hujan. Hal ini dikarenakan pada musim hujan, genangan
air dengan mudah terbentuk dan menjadi habitat bagi nyamuk Aedes aegypti untuk bertelur
dan berkembang biak. Di Kelurahan Cipete Selatan sendiri, angka kejadian penyakit demam
berdarah sejak Januari hingga September 2022 cukup tinggi dengan total 10 kasus. Untuk itu,
demi mencegah terjadinya peningkatan angka kejadian demam berdarah, Puskesmas Cipete
Selatan menggalakan program pemberantasan jentik nyamuk (PSN).

Gambaran Kegiatan :
Kegiatan PSN diadakan di RT 01 RW 04, Kelurahan Cipete Selatan pada jam 09.00-11.30.
Pada kegiatan ini, pencarian rumah dengan jentik nyamuk dilakukan oleh tenaga kesehatan
Puskesmas Kel. Cipete Selatan bersama dengan tenaga kesehatan dari Puskesmas Kecamatan
Cilandak dan kader RW 4. Inspeksi dilakukan pada 50 rumah / bangunan. Berdasarkan hasil
pemeriksaan, ditemukan 1 rumah / bangunan positif jentik dengan presentasi angka bebas
jentik sejumlah 98%. Jentik ditemukan di daerah outdoor tepatnya di dalam kaleng bekas.

22. Tanggal : 25 November 2022


Judul Laporan Kegiatan : Program Pemberantasan Jentik Nyamuk RW 06
Identitas Keluarga sebagai Binaan Rumah Sehat : RT 05 RW 06
Latar Belakang :
Penyakit demam berdarah merupakan penyakit yang dapat menyebar secara cepat dan
menyebabkan komplikasi yang parah apabila tidak ditangani secara tepat. Penyakit ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan umumnya meningkat angka
kejadiannya terutama pada musim hujan. Hal ini dikarenakan pada musim hujan, genangan
air dengan mudah terbentuk dan menjadi habitat bagi nyamuk Aedes aegypti untuk bertelur
dan berkembang biak. Di Kelurahan Cipete Selatan sendiri, angka kejadian penyakit demam
berdarah sejak Januari hingga September 2022 cukup tinggi dengan total 10 kasus. Untuk itu,
demi mencegah terjadinya peningkatan angka kejadian demam berdarah, Puskesmas Cipete
Selatan menggalakan program pemberantasan jentik nyamuk (PSN).

Gambaran Kegiatan :
Kegiatan PSN diadakan di RT 05 RW 06, Kelurahan Cipete Selatan pada jam 09.00-11.00
Pada kegiatan ini, pencarian rumah dengan jentik nyamuk dilakukan oleh tenaga kesehatan
Puskesmas Kel. Cipete Selatan bersama dengan tenaga kesehatan dari Puskesmas Kecamatan
Cilandak dan kader RW 6. Inspeksi dilakukan pada 100 rumah / bangunan. Berdasarkan hasil
pemeriksaan, ditemukan 7 rumah / bangunan positif jentik dengan presentasi angka bebas
jentik sejumlah 93%. Jentik ditemukan di daerah outdoor tepatnya di dalam kaleng bekas,
sampah-sampah makanan dan minuman, serta pada tanaman air.

23. Tanggal : 16 Desember 2022


Judul Laporan Kegiatan : Program Pemberantasan Jentik Nyamuk RT 06 RW 05
Identitas Keluarga sebagai Binaan Rumah Sehat : RT 06 RW 05
Latar Belakang :
Penyakit demam berdarah merupakan penyakit yang dapat menyebar secara cepat dan
menyebabkan komplikasi yang parah apabila tidak ditangani secara tepat. Penyakit ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan umumnya meningkat angka
kejadiannya terutama pada musim hujan. Hal ini dikarenakan pada musim hujan, genangan
air dengan mudah terbentuk dan menjadi habitat bagi nyamuk Aedes aegypti untuk bertelur
dan berkembang biak. Di Kelurahan Cipete Selatan sendiri, angka kejadian penyakit demam
berdarah sejak Januari hingga September 2022 cukup tinggi dengan total 10 kasus. Untuk itu,
demi mencegah terjadinya peningkatan angka kejadian demam berdarah, Puskesmas Cipete
Selatan menggalakan program pemberantasan jentik nyamuk (PSN).

Gambaran Kegiatan :
Kegiatan PSN diadakan di RT 06 RW 05, Kelurahan Cipete Selatan pada jam 09.00-11.30
Pada kegiatan ini, pencarian rumah dengan jentik nyamuk dilakukan oleh tenaga kesehatan
Puskesmas Kel. Cipete Selatan bersama dengan tenaga kesehatan dari Puskesmas Kecamatan
Cilandak dan kader RW 5. Inspeksi dilakukan pada 50 rumah / bangunan. Berdasarkan hasil
pemeriksaan, ditemukan 1 rumah / bangunan positif jentik dengan presentasi angka bebas
jentik sejumlah 98%. Jentik ditemukan di daerah outdoor.

24. Tanggal : 23 Desember 2022


Judul Laporan Kegiatan : Program Pemberantasan Jentik Nyamuk RT 06 RW 06
Identitas Keluarga sebagai Binaan Rumah Sehat : RT 06 RW 06
Latar Belakang :
Penyakit demam berdarah merupakan penyakit yang dapat menyebar secara cepat dan
menyebabkan komplikasi yang parah apabila tidak ditangani secara tepat. Penyakit ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan umumnya meningkat angka
kejadiannya terutama pada musim hujan. Hal ini dikarenakan pada musim hujan, genangan
air dengan mudah terbentuk dan menjadi habitat bagi nyamuk Aedes aegypti untuk bertelur
dan berkembang biak. Di Kelurahan Cipete Selatan sendiri, angka kejadian penyakit demam
berdarah sejak Januari hingga September 2022 cukup tinggi dengan total 10 kasus. Untuk itu,
demi mencegah terjadinya peningkatan angka kejadian demam berdarah, Puskesmas Cipete
Selatan menggalakan program pemberantasan jentik nyamuk (PSN).

Gambaran Kegiatan :
Kegiatan PSN diadakan di RT 06 RW 06, Kelurahan Cipete Selatan pada jam 09.00-11.00
Pada kegiatan ini, pencarian rumah dengan jentik nyamuk dilakukan oleh tenaga kesehatan
Puskesmas Kel. Cipete Selatan bersama dengan tenaga kesehatan bersama dengan kader RW
6. Inspeksi dilakukan pada 36 rumah / bangunan. Berdasarkan hasil pemeriksaan, ditemukan
2 rumah / bangunan positif jentik dengan presentasi angka bebas jentik sejumlah 94.4%.
Jentik ditemukan di daerah outdoor, terutama pada tanaman tunas yang memiliki rongga dan
dapat menampung air serta pada tanaman air.

25. Tanggal : 2 November 2022


Judul Laporan Kegiatan : Pembinaan Klinik di wilayah Cipete Selatan
Identitas Keluarga sebagai Binaan Rumah Sehat : Klinik Gigi Audy dan Klinik Hemodialisa
Latar Belakang :
Jejaring merupakan fasilitas pelayanan yang terdiri dari klinik, dokter/bidan praktik mandiri,
apotik, laboratorium, dan fasilitas kesehatan berbasis swasta lainnya. Puskesmas sebagai
pembina fasilitas kesehatan jejaring, memiliki fungsi untuk membina dan memantau praktik
layanan pada masing-masing fasilitas layanan kesehatan. Salah satu bagian dari pemantauan
dan pembinaan ini ialah memastikan bahwa setiap fasilitas pelayanan telah memenuhi
standar pelayanan dalam hal kesehatan lingkungan. Hal ini mencangkup evaluasi terhadap
standar operasional dan prosedur pemisahan dan pengolahan sampah infeksius dan non-
infeksius yang diterapkan pada masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan, proses
pembersihan dan sterilisasi alat reusable yang digunakan, serta kebersihan, keamanan, dan
sanitasi secara general pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut. Adanya pemantauan dari
puskesmas diharapkan dapat menjaga standar pelayanan yang diberikan tetap maksimal dan
sesuai dengan standar.

Gambaran Kegiatan :
Kegiatan pembinaan jejaring klinik di wilayah Cipete Selatan diadakan pada tanggal 2
November 2022. Kegiatan ini dilakukan oleh 4 orang petugas kesehatan dari Puskesmas
Kelurahan Cipete Selatan. Pada kegiatan ini, dilakukan inspeksi terhadap kondisi fasilitas
kesehatan, dalam hal ini Klinik Gigi Audy dan Klinik Hemodialisa. Pada saat inspeksi
ditemukan bahwa kedua klinik sudah menetapkan SOP yang baik terhadap sanitasi dan
pengolahan sampah dan alat reusable di fasilitas tersebut. Namun, masih ditemukan adanya
penggunaan kantong plastik yang kurang tepat (sampah infeksius masih menggunakan
plastik hitam dan bening). Dilakukan inspeksi APAR pada masing-masing klinik dan
ditemukan bahwa masing-masing klinik menyediakan APAR yang masih belum melewati
batas kadaluarsa. Setelah itu, setiap klinik diberikan checklist hal-hal yang perlu diperhatikan
dan dilengkapi untuk selanjutnya diisi dan dikumpulkan kepada pihak Puskesmas.

26. Tanggal : 14 Oktober 2022


Judul Laporan Kegiatan : Kegiatan Vaksinasi COVID-19 pada Anak SDN Cipete Selatan
03
Identitas Penerima Vaksin: An. AUH / 6 tahun / Perempuan
Latar Belakang :
COVID-19 merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus corona bernama SARS-
CoV-2. Infeksi COVID-19 pertama kali diketahui oleh Badan Kesehatan Dunia pada tanggal
31 Desember 2019, setelah mendapat laporan adanya menyusul laporan beberapa kasus
pneumonia di Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok. Adapun penyakit ini sempat memiliki
angka fatalitas yang cukup tinggi. Namun, setelah dilakukan vaksinasi secara global di
seluruh dunia, angka fatalitas COVID-19 diketahu semakin menurun. Vaksinasi COVID-19
sendiri pertama kali dimulai pada Desember 2020. Di Indonesia sendiri, vaksinasi pertama
kali dilakukan pada tanggal 13 Januari 2022, menggunakan vaksin Sinovac. Selanjutnya,
vaksinasi pada anak umur 6-11 tahun pertama kali dilakukan pada tanggal 14 Desember
2021. Di Cipete Selatan sendiri, kegiatan vaksinasi sudah dilakukan sebanyak 1 kali. Untuk
itu, acara vaksinasi kembali dilakukan untuk memberikan vaksinasi COVID-19 fosis kedua
pada anak anak, khususnya siswa SDN Cipete Selatan 03.

Gambaran Kegiatan :
Kegiatan dimulai dengan registrasi data siswa SDN Cipete Selatan 3. Selanjutnya dilakukan
skrining awal. Skrining awal dilakukan dengan mengukur suhu dan tekanan darah. Lalu
dilakukan skrining melalui pertanyaan seperti riwayat vaksin sebelumnya, riwayat COVID-
19 sebelumnya, apakah keluarga memiliki kontak dengan pasien COVID-19, apakah saat ini
ada gejala demam, batul, pilek, atau nyeri menelan, muntah, atau diare, riwayat dirawat atau
mengalami kondisi kegawatdaruratan dalam 7 hari kebelakang, riwayat gangguan imun,
penggunaan imunosupresan, riwayat alergi, dan riwayat penyakit kelainan darah sebelumnya.
Apabila anak tidak memiliki faktor risiko diatas, maka anak dapat melakukan vaksinasi.
Setelah vaksinasi dilakukan, selanjutnya dilakukan evaluasi KIPI. Apabila pasien tidak
menunjukkan gejala, maka pasien dapat pulang.

27. Tanggal : 25 November 2022


Judul Laporan Kegiatan : Kegiatan Tracing Penyakit Menular (COVID-19)
Identitas Penerima Vaksin: Tn. MJA / 50 tahun / Laki-laki
Latar Belakang :
COVID-19 merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus corona bernama SARS-
CoV-2. Infeksi COVID-19 pertama kali diketahui oleh Badan Kesehatan Dunia pada tanggal
31 Desember 2019, setelah mendapat laporan adanya menyusul laporan beberapa kasus
pneumonia di Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok. Adapun penyakit ini sempat memiliki
angka fatalitas yang cukup tinggi. Gejala yang ditimbulkan oleh COVID-19 dapat bervariasi
dari ringan hingga berat. Gejala tersering yang terjadi pada pasien COVID-19 adalah demam,
batuk kering, dan letih lesu. Gejala lain yang dapat terjadi diantaranya hilangnya indra
pengecap atau penciuman, pilek, konjungtivitis, radang tenggorokan, sakit kepala, nyeri
sendi dan myalgia, muncul ruam, mual muntah, diare, dan menggigil. Pada kasus yang berat,
pasien dapat mengalami sesak napas hingga gagal napas. Untuk mencegah dan menekan
angka terjadinya penularan, dilakukan tracing terhadap pasien dan keluarga pasien yang
terkena COVID-19.

Gambaran Kegiatan :
Kegiatan tracing pasien COVID-19 dilakukan melalui platform Whatsapp. Tracing pasien
COVID-19 dilakukan dengan cara memberikan beberapa pertanyaan seperti letak domisili
pasien, jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah, jenis gejala yang dialami pasien,
apakah pasien sudah menerima obat, jenis komorbiditas yang dimiliki bila ada, dan lokasi
pasien melakukan isolasi mandiri saat ini. Pada pasien, dikatakan bahwa pasien tinggal
bersama dengan anggota keluarga lainnya, dikatakan seluruh keluarga sudah swab semua
dengan hasil 1 orang positif. Pasien dan keluarga yang positif melakukan isoman di rumah,
sudah menerima obat dan tidak memiliki komorbiditas. Selain melakukan tracing, pasien
juga diberikan kesempatan untuk bertanya apabila memiliki pertanyaan seputar COVID-19,
Setelah memastikan bahwa kondisi pasien aman dan isolasi mandiri sudah dilakukan sesuai
standar, hasil dilaporkan kepada penanggung jawab tracing COVID-19 di Puskesmas
Kelurahan Cipete Selatan.

28. Tanggal : 21 November 2022


Judul Laporan Kegiatan : Kegiatan Tracing Penyakit Menular (COVID-19)
Identitas Penerima Vaksin: Tn. ES / 56 tahun / Laki-laki
Latar Belakang :
COVID-19 merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus corona bernama SARS-
CoV-2. Infeksi COVID-19 pertama kali diketahui oleh Badan Kesehatan Dunia pada tanggal
31 Desember 2019, setelah mendapat laporan adanya menyusul laporan beberapa kasus
pneumonia di Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok. Adapun penyakit ini sempat memiliki
angka fatalitas yang cukup tinggi. Gejala yang ditimbulkan oleh COVID-19 dapat bervariasi
dari ringan hingga berat. Gejala tersering yang terjadi pada pasien COVID-19 adalah demam,
batuk kering, dan letih lesu. Gejala lain yang dapat terjadi diantaranya hilangnya indra
pengecap atau penciuman, pilek, konjungtivitis, radang tenggorokan, sakit kepala, nyeri
sendi dan myalgia, muncul ruam, mual muntah, diare, dan menggigil. Pada kasus yang berat,
pasien dapat mengalami sesak napas hingga gagal napas. Untuk mencegah dan menekan
angka terjadinya penularan, dilakukan tracing terhadap pasien dan keluarga pasien yang
terkena COVID-19.

Gambaran Kegiatan :
Kegiatan tracing pasien COVID-19 dilakukan melalui platform Whatsapp. Tracing pasien
COVID-19 dilakukan dengan cara memberikan beberapa pertanyaan seperti letak domisili
pasien, jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah, jenis gejala yang dialami pasien,
apakah pasien sudah menerima obat, jenis komorbiditas yang dimiliki bila ada, dan lokasi
pasien melakukan isolasi mandiri saat ini. Pada pasien, dikatakan bahwa pasien tinggal
bersama dengan istri dan anak, istri sudah swab dan anak dikatakan sama sekali tidak
melakukan kontak dengan pasien. Pasien saat ini isoman di rumah, terpisah dengan keluarga
yang lain, sudah menerima obat dan tidak memiliki komorbiditas. Selain melakukan tracing,
pasien juga diberikan kesempatan untuk bertanya apabila memiliki pertanyaan seputar
COVID-19, Setelah memastikan bahwa kondisi pasien aman dan isolasi mandiri sudah
dilakukan sesuai standar, hasil dilaporkan kepada penanggung jawab tracing COVID-19 di
Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan.
29. Tanggal : 24 November 2022
Judul Laporan Kegiatan : Monitoring Bayi/Anak (Posyandu Anggur II)
Target Sasaran : Balita usia dibawah 5 tahun di RW 6 Posyandu Anggur II
Latar Belakang :
Pemantauan tumbuh kembang pada anak merupakan aspek yang sangat penting untuk
diperhatikan. Hal ini dikarenakan melalui pemantauan yang ketat, dapat dinilai apakah
seorang anak telah tumbuh dan berkembang dengan sehat dan sesuai dengan potensinya.
Selain itu, melalui pemantauan berkala, dapat diketahui juga apabila terjadi penyimpangan
yang nantinya dapat berakibat buruk pada kesehatan dan kesejahteraan anak tersebut di masa
depan. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang salah satu tujuan utamanya adalah untuk memantau status kesehatan anak
selama masa tumbuh kembang. Melalui posyandu, orangtua dapat memperoleh kemudahan
dalam mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan, khususnya kesehatan anak. Selain
itu, posyandu juga dapat menjadi sarana skrining, apabila terdapat gangguan dalam
pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Bila hal ini ditemukan, anak dapat segera di
rujuk ke fasilitas kesehatan primer terdekat seperti Puskesmas. Di Cipete Selatan sendiri,
Posyandu Balita merupakan kegiatan yang rutin dilakukan. Dengan adanya posyandu,
Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan pembina menjadi cukup terbantu dalam memastikan
kesehatan anak-anak di wilayah Cipete Selatan sesuai dengan potensinya.

Gambaran Kegiatan :
Kegiatan posyandu Anggur II di RW 6 dilakukan pada pagi hari, jam 08.00-12.00. Kegiatan
hari ini dihadiri oleh ibu-ibu kader posyandu RW 6, 2 petugas kesehatan dari Puskesmas
Kelurahan Cipete Selatan, serta bapak RT setempat. Pada kegiatan posyandu ini, dilakukan
pemeriksaan terhadap 38 anak laki-laki dan 37 anak perempuan, dengan total anak sebesar 75
orang. Pada saat datang, anak melakukan registrasi terlebih dahulu, dilanjutkan dengan
pengukuran tinggi dan berat badan. Hasil pengukuran selanjutnya dicatat, apabila hasil
kurang baik maka pada meja penyuluhan anak akan dikonsultasikan kepada petugas
kesehatan, apabila hasil normal anak dan orangtua akan diberi penyuluhan sekaligus
mengambil PMT (pemberian makanan tambahan). Pada kegiatan posyandu ini, petugas
kesehatan Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan juga melakukan skrining terhadap anak yang
belum melakukan imunisasi dasar lengkap Jika anak masih belum mendapatkan imunisasi
dasar secara lengkap dan masih berusia dibawah 3 tahun, maka anak akan diberikan
imunisasi di tempat posyandu setelah mendapat persetujuan dari orang tua. Sedangkan,
apabila anak sudah berusia lebih dari 3 tahun, maka anak disarankan untuk melakukan
imunisasi ke dokter spesialis anak. Di Puskesmas Anggur II sendiri masih ada beberapa anak
yang belum melakukan imunisasi secara lengkap.

30. Tanggal : 12 Oktober 2022


Judul Laporan Kegiatan : Monitoring Bayi/Anak (Posyandu Anggur I)
Target Sasaran : Balita usia dibawah 5 tahun di RW 6 Posyandu Anggur I
Latar Belakang :
Pemantauan tumbuh kembang pada anak merupakan aspek yang sangat penting untuk
diperhatikan. Hal ini dikarenakan melalui pemantauan yang ketat, dapat dinilai apakah
seorang anak telah tumbuh dan berkembang dengan sehat dan sesuai dengan potensinya.
Selain itu, melalui pemantauan berkala, dapat diketahui juga apabila terjadi penyimpangan
yang nantinya dapat berakibat buruk pada kesehatan dan kesejahteraan anak tersebut di masa
depan. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang salah satu tujuan utamanya adalah untuk memantau status kesehatan anak
selama masa tumbuh kembang. Melalui posyandu, orangtua dapat memperoleh kemudahan
dalam mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan, khususnya kesehatan anak. Selain
itu, posyandu juga dapat menjadi sarana skrining, apabila terdapat gangguan dalam
pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Bila hal ini ditemukan, anak dapat segera di
rujuk ke fasilitas kesehatan primer terdekat seperti Puskesmas. Di Cipete Selatan sendiri,
Posyandu Balita merupakan kegiatan yang rutin dilakukan. Dengan adanya posyandu,
Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan pembina menjadi cukup terbantu dalam memastikan
kesehatan anak-anak di wilayah Cipete Selatan sesuai dengan potensinya.

Gambaran Kegiatan :
Kegiatan posyandu Anggur I di RW 6 dilakukan pada pagi hari, jam 08.00-11.30. Kegiatan
hari ini dihadiri oleh ibu-ibu kader posyandu RW 6, 2 petugas kesehatan dari Puskesmas
Kelurahan Cipete Selatan, serta bapak RT, bapak RW, dan bapak Lurah Cipete Selatan
berserta jajarannya. Pada kegiatan posyandu ini, dilakukan pemeriksaan terhadap 23 anak
laki-laki dan 19 anak perempuan, dengan total anak sebesar 42 orang. Pada saat datang, anak
melakukan registrasi terlebih dahulu, dilanjutkan dengan pengukuran tinggi dan berat badan.
Hasil pengukuran selanjutnya dicatat, apabila hasil kurang baik maka pada meja penyuluhan
anak akan dikonsultasikan kepada petugas kesehatan, apabila hasil normal anak dan orangtua
akan diberi penyuluhan terkait hasil. Selanjutnya seluruh anak peserta Posyandu Balita dapat
mengambil PMT (pemberian makanan tambahan).

31. Tanggal : 11 Oktober 2022


Judul Laporan Kegiatan : Monitoring Bayi/Anak (Posyandu Kemuning)
Target Sasaran : Balita usia dibawah 5 tahun di RW 7 Posyandu Kemuning
Latar Belakang :
Pemantauan tumbuh kembang pada anak merupakan aspek yang sangat penting untuk
diperhatikan. Hal ini dikarenakan melalui pemantauan yang ketat, dapat dinilai apakah
seorang anak telah tumbuh dan berkembang dengan sehat dan sesuai dengan potensinya.
Selain itu, melalui pemantauan berkala, dapat diketahui juga apabila terjadi penyimpangan
yang nantinya dapat berakibat buruk pada kesehatan dan kesejahteraan anak tersebut di masa
depan. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang salah satu tujuan utamanya adalah untuk memantau status kesehatan anak
selama masa tumbuh kembang. Melalui posyandu, orangtua dapat memperoleh kemudahan
dalam mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan, khususnya kesehatan anak. Selain
itu, posyandu juga dapat menjadi sarana skrining, apabila terdapat gangguan dalam
pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Bila hal ini ditemukan, anak dapat segera di
rujuk ke fasilitas kesehatan primer terdekat seperti Puskesmas. Di Cipete Selatan sendiri,
Posyandu Balita merupakan kegiatan yang rutin dilakukan. Dengan adanya posyandu,
Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan pembina menjadi cukup terbantu dalam memastikan
kesehatan anak-anak di wilayah Cipete Selatan sesuai dengan potensinya.

Gambaran Kegiatan :
Kegiatan posyandu Kemuning di RW 7 dilakukan pada pagi hari, jam 08.00-11.30. Kegiatan
hari ini dihadiri oleh ibu-ibu kader posyandu RW 7, 5 petugas kesehatan dari Puskesmas
Kelurahan Cipete Selatan, serta bapak RT, bapak RW, dan perwakilan Kelurahan Cipete
Selatan. Pada kegiatan posyandu ini, dilakukan pemeriksaan terhadap 44 anak laki-laki dan
31 anak perempuan, dengan total anak sebesar 75 orang. Pada saat datang, anak melakukan
registrasi terlebih dahulu, dilanjutkan dengan pengukuran tinggi dan berat badan. Hasil
pengukuran selanjutnya dicatat, apabila hasil kurang baik maka pada meja penyuluhan anak
akan dikonsultasikan kepada petugas kesehatan, apabila hasil normal anak dan orangtua akan
diberi penyuluhan terkait hasil. Selanjutnya seluruh anak peserta Posyandu Balita dapat
mengambil PMT (pemberian makanan tambahan).

32. Tanggal : 15 Desember 2022


Judul Laporan Kegiatan : Monitoring Bayi/Anak (Posyandu Karang Balita)
Target Sasaran : Balita usia dibawah 5 tahun di RW 5 Posyandu Karang Balita
Latar Belakang :
Pemantauan tumbuh kembang pada anak merupakan aspek yang sangat penting untuk
diperhatikan. Hal ini dikarenakan melalui pemantauan yang ketat, dapat dinilai apakah
seorang anak telah tumbuh dan berkembang dengan sehat dan sesuai dengan potensinya.
Selain itu, melalui pemantauan berkala, dapat diketahui juga apabila terjadi penyimpangan
yang nantinya dapat berakibat buruk pada kesehatan dan kesejahteraan anak tersebut di masa
depan. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang salah satu tujuan utamanya adalah untuk memantau status kesehatan anak
selama masa tumbuh kembang. Melalui posyandu, orangtua dapat memperoleh kemudahan
dalam mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan, khususnya kesehatan anak. Selain
itu, posyandu juga dapat menjadi sarana skrining, apabila terdapat gangguan dalam
pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Bila hal ini ditemukan, anak dapat segera di
rujuk ke fasilitas kesehatan primer terdekat seperti Puskesmas. Di Cipete Selatan sendiri,
Posyandu Balita merupakan kegiatan yang rutin dilakukan. Dengan adanya posyandu,
Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan pembina menjadi cukup terbantu dalam memastikan
kesehatan anak-anak di wilayah Cipete Selatan sesuai dengan potensinya.

Gambaran Kegiatan :
Kegiatan posyandu Karang Balita di RW 5 dilakukan pada pagi hari, jam 08.00-11.30.
Kegiatan hari ini dihadiri oleh ibu-ibu kader posyandu RW 5, dan 4 petugas kesehatan dari
Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan. Pada kegiatan posyandu ini, dilakukan pemeriksaan
terhadap 39 anak laki-laki dan 39 anak perempuan, dengan total anak sebesar 78 orang. Pada
saat datang, anak melakukan registrasi terlebih dahulu, dilanjutkan dengan pengukuran tinggi
dan berat badan. Hasil pengukuran selanjutnya dicatat, apabila hasil kurang baik maka pada
meja penyuluhan anak akan dikonsultasikan kepada petugas kesehatan, apabila hasil normal
anak dan orangtua akan diberi penyuluhan terkait hasil. Selanjutnya seluruh anak peserta
Posyandu Balita dapat mengambil PMT (pemberian makanan tambahan).

33. Tanggal : 15 Desember 2022


Judul Laporan Kegiatan : Monitoring Bayi/Anak Stunting
Target Sasaran : 12 Balita stunting di Kelurahan Cipete Selatan
Latar Belakang :
Pemantauan tumbuh kembang pada anak merupakan aspek yang sangat penting untuk
diperhatikan. Hal ini dikarenakan melalui pemantauan yang ketat, dapat dinilai apakah
seorang anak telah tumbuh dan berkembang dengan sehat dan sesuai dengan potensinya.
Selain itu, melalui pemantauan berkala, dapat diketahui juga apabila terjadi penyimpangan
yang nantinya dapat berakibat buruk pada kesehatan dan kesejahteraan anak tersebut di masa
depan. Stunting sendiri merupakan suatu kondisi kesehatan yang masih banyak dialami oleh
anak di Indonesia. Secara definisi, stunting dapat didefinisikan sebagai gangguan
pertumbuhan pada anak yang ditandai dengan tinggi badan anak yang tidak sesuai dengan
potensi tinggi badannya. Stunting didiagnosis melalui pengukuran berat badan dan tinggi
badan, dengan hasil anak memiliki tinggi badan menurut umur dibawah rata-rata. Anak
dengan stunting biasanya memiliki masalah kecerdasan yang dibawa rata-rata sehingga sulit
mengikuti pelajaran di sekolah, mudah sakit karena imun lemah, dan lebih berisiko terkena
obesitas, diabetes, hipertensi, jantung, stroke, dan kanker. Pada anak stunting, dibutuhkan
monitoring dan asupan gizi yang lebih ketat untuk mengejar dan memperbaiki status gizi
anak. Selain itu, dibutuhkan juga stimulasi yang cukup untuk memastikan perkembangan
anak tetap berjalan dengan baik. Pentingnya kedua hal tersebut menjadi dasar diadakannya
acara monitoring dan stimulasi bagi anak-anak dengan stunting.
Gambaran Kegiatan :
Kegiatan monitoring dan stimulasi anak stunting ini dilakukan pada tanggal 12 Desember
2022. Acara dibuka dengan kata sambutan dari perwakilan perusahaan pemberi CSR,
perwakilan Puskesmas Cipete Selatan, serta perwakilan dari Kelurahan Cipete Selatan.
Selanjutnya, dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan terhadap 12 anak stunting yang
mengikuti acara ini. Setelah itu, dilakukan konsultasi perkembangan bersama dengan 2 orang
fisioterapi guna meningkatkan pengetahuan orangtua terhadap kondisi perkembangan serta
jenis stimulasi yang dapat dilakukan untuk masing-masing anak. Selain dilakukan
pemeriksaan dan konsultasi, anak juga diajak bermain permainan ular tangga manusia yang
juga dapat menstimulasi daya pikir dan fisik anak. Di akhir acara, diberikan PMT berupa
makanan dan susu bagi masing-masing anak.

34. Tanggal : 16 September 2022


Judul Laporan Kegiatan : Grebek Stunting Cilandak Tahun 2022
Identitas Balita : An. FAA / 1 tahun / Perempuan
Latar Belakang :
Stunting merupakan suatu kondisi kesehatan yang masih banyak dialami oleh anak di
Indonesia. Secara definisi, stunting dapat didefinisikan sebagai gangguan pertumbuhan pada
anak yang ditandai dengan tinggi badan anak yang tidak sesuai dengan potensi tinggi
badannya. Stunting didiagnosis melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan, dengan
hasil anak memiliki tinggi badan menurut umur dibawah rata-rata. Stunting dapat disebabkan
karena beberapa hal, diantaranya adalah tidak tercukupinya nutrisi anak dalam jangka
panjang sejak kehamilan hingga 2 tahun pertama kehidupan, adanya riwayat sakit infeksi
berulang, serta kurangnya akses terhadap air bersih dan lingkungan bersanitasi baik. Stunting
mempengaruhi tidak hanya tinggi badan anak, namun juga perkembangannya. Anak dengan
stunting biasanya memiliki masalah kecerdasan yang dibawa rata-rata sehingga sulit
mengikuti pelajaran di sekolah, mudah sakit karena imun lemah, dan lebih berisiko terkena
obesitas, diabetes, hipertensi, jantung, stroke, dan kanker. Stunting sendiri merupakan
penyakit yang dapat dicegah melalui monitoring dan deteksi dini kelainan pada pertumbuhan
dan perkembangan. Penatalaksanaan awal pada anak stunting juga diharapkan dapat
menurunkan efek samping yang akan dirasakan oleh anak-anak akibat permasalahan stunting
yang diderita. Untuk itu, dilakukan kegiatan grebek stunting dan pemberian suplementasi
berupa taburia untuk deteksi dini serta penanggulangan terhadap anak-anak terduga stunting.

Gambaran Kegiatan :
Kegiatan grebek stunting ini dilakukan pada tanggal 12 Desember 2022. Pada kegiatan
grebek stunting ini, dilakukan perkunjungan ke rumah-rumah anak terduga stunting untuk
melakukan pengukuran berat dan tinggi badan serta wawancara untuk mengetahui tingkat
pengetahuan ibu terhadap pentingnya pemberian asupan gizi yang cukup bagi anak. Kegiatan
ini dilakukan oleh 3 orang petugas kesehatan dari Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan dan 1
orang ibu kader. Dari hasil kegiatan, didapatkan hasil An. F memiliki tinggi badan 66 cm,
berat badan 7,2 kg, dengan hasil pengukuran tinggi badan menurut umur -4.37 (
sangat pendek). Selanjutnya dari hasil wawancara diketahui bahwa ibu memiliki pengetahuan
yang cukup baik, namun hal ini dikarenakan sebelumnya ibu sudah diberikan edukasi secara
mendalam mengenai pentingnya asupan gizi dan sanitasi lingkungan serta hal-hal yang perlu
diketahui agar An. F dapat mengejar ketertinggalan dalam pertumbuhan dan perkembangan.
Selanjutnya, dilakukan pemberian suplementasi taburia yang merupakan berisi multivitamin
dan multimineral untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral pada anak.

35. Tanggal : 16 September 2022


Judul Laporan Kegiatan : Grebek Stunting Cilandak Tahun 2022
Identitas Balita : An. NA / 3 tahun / Perempuan
Latar Belakang :
Stunting merupakan suatu kondisi kesehatan yang masih banyak dialami oleh anak di
Indonesia. Secara definisi, stunting dapat didefinisikan sebagai gangguan pertumbuhan pada
anak yang ditandai dengan tinggi badan anak yang tidak sesuai dengan potensi tinggi
badannya. Stunting didiagnosis melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan, dengan
hasil anak memiliki tinggi badan menurut umur dibawah rata-rata. Stunting dapat disebabkan
karena beberapa hal, diantaranya adalah tidak tercukupinya nutrisi anak dalam jangka
panjang sejak kehamilan hingga 2 tahun pertama kehidupan, adanya riwayat sakit infeksi
berulang, serta kurangnya akses terhadap air bersih dan lingkungan bersanitasi baik. Stunting
mempengaruhi tidak hanya tinggi badan anak, namun juga perkembangannya. Anak dengan
stunting biasanya memiliki masalah kecerdasan yang dibawa rata-rata sehingga sulit
mengikuti pelajaran di sekolah, mudah sakit karena imun lemah, dan lebih berisiko terkena
obesitas, diabetes, hipertensi, jantung, stroke, dan kanker. Stunting sendiri merupakan
penyakit yang dapat dicegah melalui monitoring dan deteksi dini kelainan pada pertumbuhan
dan perkembangan. Penatalaksanaan awal pada anak stunting juga diharapkan dapat
menurunkan efek samping yang akan dirasakan oleh anak-anak akibat permasalahan stunting
yang diderita. Untuk itu, dilakukan kegiatan grebek stunting dan pemberian suplementasi
berupa taburia untuk deteksi dini serta penanggulangan terhadap anak-anak terduga stunting.

Gambaran Kegiatan :
Kegiatan grebek stunting ini dilakukan pada tanggal 12 Desember 2022. Pada kegiatan
grebek stunting ini, dilakukan perkunjungan ke rumah-rumah anak terduga stunting untuk
melakukan pengukuran berat dan tinggi badan serta wawancara untuk mengetahui tingkat
pengetahuan ibu terhadap pentingnya pemberian asupan gizi yang cukup bagi anak. Kegiatan
ini dilakukan oleh 3 orang petugas kesehatan dari Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan dan 1
orang ibu kader. Dari hasil kegiatan, didapatkan hasil An. N memiliki tinggi badan 85 cm,
berat badan 10,2 kg, dengan hasil pengukuran tinggi badan menurut umur -3.64 (
sangat pendek). Selanjutnya dari hasil wawancara diketahui bahwa ibu memiliki pengetahuan
yang sedikit kurang mengenai beberapa hal terkait asupan gizi yang baik bagi anak.
Selanjutnya diketahui juga bahwa An. N sendiri memiliki masalah kesehatan lain sejak kecil
yaitu riwayat epilepsi dan penyakit jantung, yang diperkirakan juga ikut mempengaruhi
kondisi An. N. Setelah dilakukan wawancara, anak diberikan suplementasi taburia yang
merupakan berisi multivitamin dan multimineral untuk membantu memenuhi kebutuhan
vitamin dan mineral pada anak.

36. Tanggal : 19 September 2022


Judul Laporan Kegiatan : Imunisasi Dasar Anak dibawah 2 tahun
Identitas Balita : An. SA / 9 bulan / Perempuan
Latar Belakang :
Imunisasi dasar merupakan upaya pencegahan penyakit menular melalui pemberian vaksin
ang dapat memicu munculnya kekebalan tubuh secara alami tanpa harus terkena penyakit
tersebut terlebih dahulu. Pemberian imunisasi merupakan hal yang sangat penting untuk
diterima anak karena tanpa diberikannya imunisasi, anak akan semakin rentan terhadap
penyakit berat yang dapat dicegah atau diminimalisir gejalanya melalui imunisasi seperti
penyakit hepatitis, TBC, difteri, dan lain-lain. Hal ini juga akan menyebabkan masalah
bahkan hingga anak sudah dewasa. Selain itu, tidak dilakukannya imunisasi juga
memberikan bahaya terhadap orang-orang disekitar anak tersebut, karena anak-anak tersebut
beresiko menularkan kepada orang-orang disekelilingnya, terutama mereka yang memiliki
masalah sistem imun seperti pada lansia, pasien imunodefisiensi, dan lain lain. Pentingnya
pemberian imunisasi menjadi dasar adanya berbagai program imunisasi yang diberlakukan
oleh pemerinta, seperti program imunisasi dasar bagi anak hingga usia 18 bulan, program
bulan imunisasi dasar nasional (BIAN), dan program imunisasi dasar sekolah (BIAS).

Gambaran Kegiatan :
Kegiatan imunisasi dasar dilakukan pada tanggal 19 September 2022. Imunisasi yang
diberikan merupakan imunisasi 9 bulan (MR). Pemberian imunisasi dilakukan di Poli
Imunisasi Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan. Pertama-tama dilakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Diketahui anak sebelumnya sudah diimunisasi lengkap dan tidak pernah
memiliki gejala KIPI sebelumnya. Hasil pemeriksaan fisik yaitu berat badan 7.6 kg dan
tinggi badan 75 cm. Selanjutnya diberikan imunisasi MR. Setelah imunisasi, ibu diedukasi
bahwa anak seharusnya tidak mengalami demam, namun apabila terjadi peningkatan suhu
diatas 37.5OC maka dapat diberikan parasetamol drop sebesar 0.8 ml.

37. Tanggal : 19 September 2022


Judul Laporan Kegiatan : Imunisasi Dasar Anak dibawah 2 tahun
Identitas Balita : By. Ny. SSR / 2 bulan / Perempuan
Latar Belakang :
Imunisasi dasar merupakan upaya pencegahan penyakit menular melalui pemberian vaksin
ang dapat memicu munculnya kekebalan tubuh secara alami tanpa harus terkena penyakit
tersebut terlebih dahulu. Pemberian imunisasi merupakan hal yang sangat penting untuk
diterima anak karena tanpa diberikannya imunisasi, anak akan semakin rentan terhadap
penyakit berat yang dapat dicegah atau diminimalisir gejalanya melalui imunisasi seperti
penyakit hepatitis, TBC, difteri, dan lain-lain. Hal ini juga akan menyebabkan masalah
bahkan hingga anak sudah dewasa. Selain itu, tidak dilakukannya imunisasi juga
memberikan bahaya terhadap orang-orang disekitar anak tersebut, karena anak-anak tersebut
beresiko menularkan kepada orang-orang disekelilingnya, terutama mereka yang memiliki
masalah sistem imun seperti pada lansia, pasien imunodefisiensi, dan lain lain. Pentingnya
pemberian imunisasi menjadi dasar adanya berbagai program imunisasi yang diberlakukan
oleh pemerinta, seperti program imunisasi dasar bagi anak hingga usia 18 bulan, program
bulan imunisasi dasar nasional (BIAN), dan program imunisasi dasar sekolah (BIAS).

Gambaran Kegiatan :
Kegiatan imunisasi dasar dilakukan pada tanggal 19 September 2022. Imunisasi yang
diberikan merupakan imunisasi umur 1 bulan (BCG dan OPV-2). Hal ini dikarenakan ibu
pasien belum membawa anaknya untuk vaksinasi pada umur 1 bulan dengan alasan anak
sedang sakit pada saat jadwal imunisasi. Pemberian imunisasi dilakukan di Poli Imunisasi
Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan. Pertama-tama dilakukan anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Hasil pemeriksaan fisik yaitu berat badan 4.7 kg dan tinggi badan 53 cm. Selanjutnya
diberikan imunisasi BCG, OPV-1, dan PCV 1. Setelah imunisasi, ibu diedukasi bahwa
imunisasi dapat menimbulkan demam. Apabila terjadi peningkatan suhu diatas 37.5 OC maka
dapat diberikan parasetamol drop sebesar 0.5 ml sebanyak 3 kali per hari.

38. Tanggal : 20 September 2022


Judul Laporan Kegiatan : Imunisasi Dasar Anak dibawah 2 tahun
Identitas Balita : An. MAB / 3 bulan / Laki-laki
Latar Belakang :
Imunisasi dasar merupakan upaya pencegahan penyakit menular melalui pemberian vaksin
ang dapat memicu munculnya kekebalan tubuh secara alami tanpa harus terkena penyakit
tersebut terlebih dahulu. Pemberian imunisasi merupakan hal yang sangat penting untuk
diterima anak karena tanpa diberikannya imunisasi, anak akan semakin rentan terhadap
penyakit berat yang dapat dicegah atau diminimalisir gejalanya melalui imunisasi seperti
penyakit hepatitis, TBC, difteri, dan lain-lain. Hal ini juga akan menyebabkan masalah
bahkan hingga anak sudah dewasa. Selain itu, tidak dilakukannya imunisasi juga
memberikan bahaya terhadap orang-orang disekitar anak tersebut, karena anak-anak tersebut
beresiko menularkan kepada orang-orang disekelilingnya, terutama mereka yang memiliki
masalah sistem imun seperti pada lansia, pasien imunodefisiensi, dan lain lain. Pentingnya
pemberian imunisasi menjadi dasar adanya berbagai program imunisasi yang diberlakukan
oleh pemerinta, seperti program imunisasi dasar bagi anak hingga usia 18 bulan, program
bulan imunisasi dasar nasional (BIAN), dan program imunisasi dasar sekolah (BIAS).

Gambaran Kegiatan :
Kegiatan imunisasi dasar dilakukan pada tanggal 20 September 2022. Imunisasi yang
diberikan merupakan imunisasi umur 3 bulan (DPT-HB-Hib 2 dan OPV-3). Anak tidak
diberikan imunisasi PCV karena sebelumnya belum menerima PCV dosis 1 (umur 2 bulan)
Pemberian imunisasi dilakukan di Poli Imunisasi Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan.
Pertama-tama dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Hasil pemeriksaan fisik yaitu
berat badan 5,7 kg dan tinggi badan 59 cm. Selanjutnya diberikan imunisasi DPT-HB-Hib 2
dan OPV-3. Setelah imunisasi, ibu diedukasi bahwa imunisasi dapat menimbulkan demam.
Apabila terjadi peningkatan suhu diatas 37.5OC maka dapat diberikan parasetamol drop
sebesar 0.6 ml sebanyak 3 kali per hari.

39. Tanggal : 20 September 2022


Judul Laporan Kegiatan : Imunisasi BIAS Anak SDS Yapenka
Identitas Balita : An. RAA / 6 tahun / Perempuan
Latar Belakang :
Imunisasi dasar merupakan upaya pencegahan penyakit menular melalui pemberian vaksin
ang dapat memicu munculnya kekebalan tubuh secara alami tanpa harus terkena penyakit
tersebut terlebih dahulu. Pemberian imunisasi merupakan hal yang sangat penting untuk
diterima anak karena tanpa diberikannya imunisasi, anak akan semakin rentan terhadap
penyakit berat yang dapat dicegah atau diminimalisir gejalanya melalui imunisasi seperti
penyakit hepatitis, TBC, difteri, dan lain-lain. Hal ini juga akan menyebabkan masalah
bahkan hingga anak sudah dewasa. Selain itu, tidak dilakukannya imunisasi juga
memberikan bahaya terhadap orang-orang disekitar anak tersebut, karena anak-anak tersebut
beresiko menularkan kepada orang-orang disekelilingnya, terutama mereka yang memiliki
masalah sistem imun seperti pada lansia, pasien imunodefisiensi, dan lain lain. Pentingnya
pemberian imunisasi menjadi dasar adanya berbagai program imunisasi yang diberlakukan
oleh pemerinta, seperti program imunisasi dasar bagi anak hingga usia 18 bulan, program
bulan imunisasi dasar nasional (BIAN), dan program imunisasi dasar sekolah (BIAS).

Gambaran Kegiatan :
Kegiatan imunisasi BIAS dilakukan pada tanggal 22 September 2022. Imunisasi yang
diberikan merupakan imunisasi untuk siswa SD kelas 1 (MR dan DT). Pemberian imunisasi
dilakukan di SDS Yapenka. Sebelum kegiatan, orangtua anak sudah dimintakan inform
consent melalui pihak sekolah. Setelah memastikan bahwa inform consent sudah diberikan
oleh orang tua, anak diimunisasi. Bagi anak kelas 1, suntikan MR dan DT diberikan pada
deltoid kanan dan kiri. Setelah pemberian imunisasi dan tidak ditemukan KIPI, anak
diperbolehkan kembali ke kelas.

40. Tanggal : 22 September 2022


Judul Laporan Kegiatan : Imunisasi BIAS Anak SDS Yapenka
Identitas Balita : An. AM / 10 tahun / Perempuan
Latar Belakang :
Imunisasi dasar merupakan upaya pencegahan penyakit menular melalui pemberian vaksin
ang dapat memicu munculnya kekebalan tubuh secara alami tanpa harus terkena penyakit
tersebut terlebih dahulu. Pemberian imunisasi merupakan hal yang sangat penting untuk
diterima anak karena tanpa diberikannya imunisasi, anak akan semakin rentan terhadap
penyakit berat yang dapat dicegah atau diminimalisir gejalanya melalui imunisasi seperti
penyakit hepatitis, TBC, difteri, dan lain-lain. Hal ini juga akan menyebabkan masalah
bahkan hingga anak sudah dewasa. Selain itu, tidak dilakukannya imunisasi juga
memberikan bahaya terhadap orang-orang disekitar anak tersebut, karena anak-anak tersebut
beresiko menularkan kepada orang-orang disekelilingnya, terutama mereka yang memiliki
masalah sistem imun seperti pada lansia, pasien imunodefisiensi, dan lain lain. Pentingnya
pemberian imunisasi menjadi dasar adanya berbagai program imunisasi yang diberlakukan
oleh pemerinta, seperti program imunisasi dasar bagi anak hingga usia 18 bulan, program
bulan imunisasi dasar nasional (BIAN), dan program imunisasi dasar sekolah (BIAS).

Gambaran Kegiatan :
Kegiatan imunisasi BIAS dilakukan pada tanggal 22 September 2022. Imunisasi yang
diberikan merupakan imunisasi untuk siswa SD kelas 5 (TD). Pemberian imunisasi dilakukan
di SDS Yapenka. Sebelum kegiatan, orangtua anak sudah dimintakan inform consent melalui
pihak sekolah. Setelah memastikan bahwa inform consent sudah diberikan oleh orang tua,
anak diimunisasi. Bagi anak kelas 5, suntikan TD diberikan pada bagian deltoit. Setelah
pemberian imunisasi dan tidak ditemukan KIPI, anak diperbolehkan kembali ke kelas.

41. Tanggal : 22 September 2022


Judul Laporan Kegiatan : Imunisasi BIAS Anak SDS Yapenka
Identitas Balita : An. AM / 10 tahun / Perempuan
Latar Belakang :
Imunisasi dasar merupakan upaya pencegahan penyakit menular melalui pemberian vaksin
ang dapat memicu munculnya kekebalan tubuh secara alami tanpa harus terkena penyakit
tersebut terlebih dahulu. Pemberian imunisasi merupakan hal yang sangat penting untuk
diterima anak karena tanpa diberikannya imunisasi, anak akan semakin rentan terhadap
penyakit berat yang dapat dicegah atau diminimalisir gejalanya melalui imunisasi seperti
penyakit hepatitis, TBC, difteri, dan lain-lain. Hal ini juga akan menyebabkan masalah
bahkan hingga anak sudah dewasa. Selain itu, tidak dilakukannya imunisasi juga
memberikan bahaya terhadap orang-orang disekitar anak tersebut, karena anak-anak tersebut
beresiko menularkan kepada orang-orang disekelilingnya, terutama mereka yang memiliki
masalah sistem imun seperti pada lansia, pasien imunodefisiensi, dan lain lain. Pentingnya
pemberian imunisasi menjadi dasar adanya berbagai program imunisasi yang diberlakukan
oleh pemerinta, seperti program imunisasi dasar bagi anak hingga usia 18 bulan, program
bulan imunisasi dasar nasional (BIAN), dan program imunisasi dasar sekolah (BIAS).

Gambaran Kegiatan :
Kegiatan imunisasi BIAS dilakukan pada tanggal 22 September 2022. Imunisasi yang
diberikan merupakan imunisasi untuk siswa SD kelas 5 (TD). Pemberian imunisasi dilakukan
di SDS Yapenka. Sebelum kegiatan, orangtua anak sudah dimintakan inform consent melalui
pihak sekolah. Setelah memastikan bahwa inform consent sudah diberikan oleh orang tua,
anak diimunisasi. Bagi anak kelas 5, suntikan TD diberikan pada bagian deltoit. Setelah
pemberian imunisasi dan tidak ditemukan KIPI, anak diperbolehkan kembali ke kelas.

42. Tanggal : 12 September 2022


Judul Laporan Kegiatan : IMD dan ASI Eksklusif
Identitas Balita : Ny. SDN / 30 tahun / Perempuan
Latar Belakang :
Pemeriksaan antenatal care (ANC) atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan
rutin ibu hamil yang penting dilakukan untuk memantau perkembangan janin serta kondisi
ibu selama kehamilan, mempersiapkan persalinan sehingga ibu dapat melahirkan bayi
dengan selamat serta meminimalisir trauma. Tujuan akhir dari dilakukannya ANC adalah
untuk mencegah terjadinya kematian ibu atau bayi. Hal ini menjadi penting, karena menurut
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021, jumlah kematian ibu di Indonesia mengalai
peningkatan selama 2 tahun terakhir akibat pandemic COVID19. Selain itu, angka kematian
pada neonatal juga masih merupakan angka kematian tertinggi di kelompok usia balita pada
tahun 2021. Untuk itu, pemeriksaan berkala menjadi penting untuk meminimalisir hal yang
tidak diinginkan dari proses kehamilan hingga nifas. Berdasarkan rekomendasi terbaru WHO
tahun 2016, pemeriksaan ANC pada ibu hamil yang direkomendasikan adalah sebanyak 8
kali, dimana 1 kali dilakukan pada trimester 1, 2 kali pada trimester 2, dan 5 kali pada
trimester 3. Sedangkan di Indonesia sendiri, kunjungan diwajibkan sebanyak 4 kali, 1 kali
pada trimester 1, 1 kali pada trimester 2, dan 2 kali pada trimester 3. Pemeriksaan yang
dilakukan secara rutin meliputi pemeriksaan usia kehamilan, taksiran tanggal persalinan,
pemeriksaan janin seperti detak jantung janin terutama pada usia kandungan diatas 16
minggu, presentasi janin, jumlah janin, dan taksiran berat janin, pemeriksaan ibu seperti
pemeriksaan TTV dan status gizi, tinggi fundus uteri, riwayat imunisasi Td, serta adanya
faktor risiko yang dapat mencegah kehamilan berjalan dengan normal. Pada pasien yang baru
pertama kali melakukan kontrol kehamilan ke fasyankes atau K1, dilakukan beberapa
pemeriksaan awal seperti pemeriksaan status gizi awal kehamilan, pemeriksaan laboratorium
dasar, pemeriksaan gigi, penapisan faktor risiko, serta konseling gizi. Selain itu juga
dilakukan konseling mengenai Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI Eksklusif untuk
mempersiapkan ibu agar dapat memberikan ASI sesuai dengan anjuran kebutuhan anak.

Gambaran Kegiatan :
Pasien perempuan, usia 30 tahun, G2P1A0, usia kehamilam 16 minggu datang untuk kontrol
kehamilan K1. HPHT pasien adalah 25/05/2022 dengan taksiran persalinan tanggal
03/03/2023. Pada kunjungan ini, pasien mengatakan tidak memiliki keluhan apapun. Saat ini
berat badan pasien sebesar 78 kg, tinggi badan 160, tekanan darah 120/80, detak nadi 90 kali
per menit, dan napas 20 kali per menit. IMT pasien 30.47, LILA: 33, dengan status gizi
normal. Setelah pemeriksaan TTV dan status gizi, dilakukan pemeriksaan ibu dengan hasil
TFU 8 cm dan refleks patella (+). Selanjutnya dilakukan pemeriksaan janin, dengan
melakukan leopold dan pemeriksaan denyut jantung janin. Hasil menunjukkan presentasi
janin ballotemen, DJJ belum terdeteksi, janin tunggal, belum memasuki PAP. Selanjutnya
dilakukan injeksi Td kedua. Pasien lalu dirujuk ke Poli Umum untuk penapisan faktor risiko
dengan hasil tidak terdapat faktor risiko apapun pada kehamilan (Skor KSPR: 2). Selain
dilakukan penapisa faktor risiko, pasien juga diberikan konseling mengenai pentingnya IMD
pada kelahiran normal, serta informasi mengenai ASI eksklusif selama 6 bulan. Apabila ibu
masih memiliki pertanyaan, diberikan kesempatan juga untuk menanyakan mengenai hal
yang belum jelas seputar IMD dan ASI Eksklusif

43. Tanggal : 13 September 2022


Judul Laporan Kegiatan : IMD dan ASI Eksklusif
Identitas Balita : Ny. LDH / 24 tahun / Perempuan
Latar Belakang :
Pemeriksaan antenatal care (ANC) atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan
rutin ibu hamil yang penting dilakukan untuk memantau perkembangan janin serta kondisi
ibu selama kehamilan, mempersiapkan persalinan sehingga ibu dapat melahirkan bayi
dengan selamat serta meminimalisir trauma. Tujuan akhir dari dilakukannya ANC adalah
untuk mencegah terjadinya kematian ibu atau bayi. Hal ini menjadi penting, karena menurut
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021, jumlah kematian ibu di Indonesia mengalai
peningkatan selama 2 tahun terakhir akibat pandemic COVID19. Selain itu, angka kematian
pada neonatal juga masih merupakan angka kematian tertinggi di kelompok usia balita pada
tahun 2021. Untuk itu, pemeriksaan berkala menjadi penting untuk meminimalisir hal yang
tidak diinginkan dari proses kehamilan hingga nifas. Berdasarkan rekomendasi terbaru WHO
tahun 2016, pemeriksaan ANC pada ibu hamil yang direkomendasikan adalah sebanyak 8
kali, dimana 1 kali dilakukan pada trimester 1, 2 kali pada trimester 2, dan 5 kali pada
trimester 3. Sedangkan di Indonesia sendiri, kunjungan diwajibkan sebanyak 4 kali, 1 kali
pada trimester 1, 1 kali pada trimester 2, dan 2 kali pada trimester 3. Pemeriksaan yang
dilakukan secara rutin meliputi pemeriksaan usia kehamilan, taksiran tanggal persalinan,
pemeriksaan janin seperti detak jantung janin terutama pada usia kandungan diatas 16
minggu, presentasi janin, jumlah janin, dan taksiran berat janin, pemeriksaan ibu seperti
pemeriksaan TTV dan status gizi, tinggi fundus uteri, riwayat imunisasi Td, serta adanya
faktor risiko yang dapat mencegah kehamilan berjalan dengan normal. Pada pasien yang baru
pertama kali melakukan kontrol kehamilan ke fasyankes atau K1, dilakukan beberapa
pemeriksaan awal seperti pemeriksaan status gizi awal kehamilan, pemeriksaan laboratorium
dasar, pemeriksaan gigi, penapisan faktor risiko, serta konseling gizi. Selain itu juga
dilakukan konseling mengenai Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI Eksklusif untuk
mempersiapkan ibu agar dapat memberikan ASI sesuai dengan anjuran kebutuhan anak.

Gambaran Kegiatan :
Pasien perempuan, usia 24 tahun, G1P0A0, usia kehamilam 9 minggu datang untuk kontrol
kehamilan K1. HPHT pasien adalah 17/05/2022 dengan taksiran persalinan tanggal
24/02/2023. Pada kunjungan ini, pasien mengatakan memiliki keluhan mual. Saat ini berat
badan pasien sebesar 50 kg, tinggi badan 156, tekanan darah 90/60. IMT pasien 20.55, LILA:
24, dengan status gizi normal. Setelah pemeriksaan TTV dan status gizi, dilakukan
pemeriksaan ibu dengan hasil TFU 13 cm dan refleks patella (+). Selanjutnya dilakukan
pemeriksaan janin, dengan melakukan leopold dan pemeriksaan denyut jantung janin. Hasil
menunjukkan presentasi janin ballotemen, DJJ 152, janin tunggal, belum memasuki PAP.
Pasien lalu dirujuk ke Poli Umum untuk penapisan faktor risiko dengan hasil tidak terdapat
faktor risiko apapun pada kehamilan (Skor KSPR: 2). Selain dilakukan penapisa faktor
risiko, pasien juga diberikan konseling mengenai pentingnya IMD pada kelahiran normal,
serta informasi mengenai ASI eksklusif selama 6 bulan. Apabila ibu masih memiliki
pertanyaan, diberikan kesempatan juga untuk menanyakan mengenai hal yang belum jelas
seputar IMD dan ASI Eksklusif

44. Tanggal : 24 Agustus 2022


Judul Laporan Kegiatan : Penapisan Penyakit Tuberkulosis
Identitas Balita : An. SCE/ 4 tahun / Perempuan
Latar Belakang :
Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini merupakan penyakit yang dapat menyerang berbagai organ, namun paling sering
ditemukan menginfeksi organ paru. Penularannya yang mudah (melalui droplet) dan sulitnya
mengeradikasi bakteri menyebabkan penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang dapat
menyebabkan kematian apabila tidak ditangani dengan tepat dan cepat. Menurut Badan
Kesehatan Dunia (WHO), tuberkulosis diperkirakan menjangkit sekitar 10 juta orang di
dunia, dimana kebanyakan diantaranya berada pada usia produktif. Selain itu, WHO juga
memperkirakan bahwa sekitar 1.1 juta anak di seluruh dunia terkena tuberkulosis.
Tuberkulosis menyebabkan kematian pada 1,5 juta penderita setiap tahunnya, menempatkan
penyakit ini sebagai penyebab kematian akibat penyakit infeksius terbanyak kedua setelah
COVID19. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2021, angka temuan kasus tuberkulosis
diketahui mengalami peningkatan jumlah kasus dibandingkan dengan tahun 2020, dimana
jumlah kasus tahun 2021 dan 2020 sebesar 397.377 dan 351.936. Beberapa gejala khas yang
muncul diantaranya adalah batuk lebih dari 2 minggu, demam subfebris, berat badan yang
turun tanpa diet, nyeri dada, dan sesak napas. Tuberkulosis juga merupakan penyakit yang
berbahaya apabila tidak ditangani segera atau tidak tuntas melakukan pengobatan. Hal ini
dikarenakan infeksi bakteri tuberkulosis dapat dengan cepat merusak dan menurunkan
kemampuan fungsional paru dan mudah untuk menjadi resisten terhadap pengobatan. Untuk
itu, pada pasien yang dicurigai memiliki penyakit tuberkulosis, deteksi secara cepat dan
akurat serta penanganan yang baik harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan
parah pada paru dan resistensi di kemudian hari. Di Cipete Selatan sendiri, masih banyak
ditemukan kasus tuberkulosis, sehingga penting untuk menjadi perhatian, terutama pada
pasien yang memiliki gejala.

Gambaran Kegiatan :
Pada saat pemeriksaan di poli PAL, pasien perempuan, usia 4 tahun, datang dengan keluhan
sulitnya berat badan untuk naik disertai dengan nafsu makan yang buruk. Tante pasien
mengaku bahwa anak tidak memiliki gejala batuk, pilek, maupun demam sebelumnya. Selain
itu keluhan adanya muncul benjolan pada bagian leher atau ketiak juga disangkal. Namun,
dikatakan ibu pasien saat ini sedang dalam pengobatan tuberkulosis fase intensif.
Dikarenakan adanya kontak dan berat badan yang tidak kunjung meningkat, pasien lalu
dianjurkan untuk periksa tes Mantoux. Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui hasil positif
TB berdasarkan hasil tes Mantoux. Keluarga pasien lalu diberikan edukasi mengenai
penyakit TB pada anak serta diberikan pengobatan TB sebanyak 14 dosis, namun
dikarenakan anak sulit untuk minum obat, pasien akhirnya dirujuk ke Sp.A untuk
mendapatkan tatalaksana lebih lanjut.

45. Tanggal : 25 Agustus 2022


Judul Laporan Kegiatan : Penapisan Penyakit Tuberkulosis
Identitas Balita : Tn UG / 46 tahun / Laki-laki
Latar Belakang :
Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini merupakan penyakit yang dapat menyerang berbagai organ, namun paling sering
ditemukan menginfeksi organ paru. Penularannya yang mudah (melalui droplet) dan sulitnya
mengeradikasi bakteri menyebabkan penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang dapat
menyebabkan kematian apabila tidak ditangani dengan tepat dan cepat. Menurut Badan
Kesehatan Dunia (WHO), tuberkulosis diperkirakan menjangkit sekitar 10 juta orang di
dunia, dimana kebanyakan diantaranya berada pada usia produktif. Selain itu, WHO juga
memperkirakan bahwa sekitar 1.1 juta anak di seluruh dunia terkena tuberkulosis.
Tuberkulosis menyebabkan kematian pada 1,5 juta penderita setiap tahunnya, menempatkan
penyakit ini sebagai penyebab kematian akibat penyakit infeksius terbanyak kedua setelah
COVID19. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2021, angka temuan kasus tuberkulosis
diketahui mengalami peningkatan jumlah kasus dibandingkan dengan tahun 2020, dimana
jumlah kasus tahun 2021 dan 2020 sebesar 397.377 dan 351.936. Beberapa gejala khas yang
muncul diantaranya adalah batuk lebih dari 2 minggu, demam subfebris, berat badan yang
turun tanpa diet, nyeri dada, dan sesak napas. Tuberkulosis juga merupakan penyakit yang
berbahaya apabila tidak ditangani segera atau tidak tuntas melakukan pengobatan. Hal ini
dikarenakan infeksi bakteri tuberkulosis dapat dengan cepat merusak dan menurunkan
kemampuan fungsional paru dan mudah untuk menjadi resisten terhadap pengobatan. Untuk
itu, pada pasien yang dicurigai memiliki penyakit tuberkulosis, deteksi secara cepat dan
akurat serta penanganan yang baik harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan
parah pada paru dan resistensi di kemudian hari. Di Cipete Selatan sendiri, masih banyak
ditemukan kasus tuberkulosis, sehingga penting untuk menjadi perhatian, terutama pada
pasien yang memiliki gejala.

Gambaran Kegiatan :
Pasien laki-laki, usia 46 tahun, datang ke poli PAL dengan keluhan batuk lebih dari 2
minggu. Batuk dikatakan berdahak, berwarna kuning. Adanya riwayat batuk berdarah
disangkal. Pasien mengatakan sering merasa gerah dan berkeringat di malam hari. Selain itu,
pasien juga mengatakan adanya turun berat badan. Keluhan lain seperti demam, sesak napas,
nyeri tenggorokan, mual muntah, sakit perut, diare disangkal. Pasien juga mengatakan bahwa
pasien tidak merokok. Pasien mengatakan sebelumnya sudah pernah menderita tuberkulosis,
sudah melakukan pengobatan sebelumnya sekitar 1 tahun lalu. Riwayat penyakit seperti
diabetes dan hipertensi disangkal. Dengan adanya gejala yang menyerupai tuberkulosis,
pasien lalu diminta persetujuan untuk pemeriksaan dahak. Setelah pemeriksaan dahak
diketahui hasil positif TB.

46. Tanggal : 20 Okt 2022


Judul Laporan Kegiatan : Penapisan Penyakit Tuberkulosis
Identitas Balita : Ny. TBP / 16 tahun / Perempuan
Latar Belakang :
Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini merupakan penyakit yang dapat menyerang berbagai organ, namun paling sering
ditemukan menginfeksi organ paru. Penularannya yang mudah (melalui droplet) dan sulitnya
mengeradikasi bakteri menyebabkan penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang dapat
menyebabkan kematian apabila tidak ditangani dengan tepat dan cepat. Menurut Badan
Kesehatan Dunia (WHO), tuberkulosis diperkirakan menjangkit sekitar 10 juta orang di
dunia, dimana kebanyakan diantaranya berada pada usia produktif. Selain itu, WHO juga
memperkirakan bahwa sekitar 1.1 juta anak di seluruh dunia terkena tuberkulosis.
Tuberkulosis menyebabkan kematian pada 1,5 juta penderita setiap tahunnya, menempatkan
penyakit ini sebagai penyebab kematian akibat penyakit infeksius terbanyak kedua setelah
COVID19. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2021, angka temuan kasus tuberkulosis
diketahui mengalami peningkatan jumlah kasus dibandingkan dengan tahun 2020, dimana
jumlah kasus tahun 2021 dan 2020 sebesar 397.377 dan 351.936. Beberapa gejala khas yang
muncul diantaranya adalah batuk lebih dari 2 minggu, demam subfebris, berat badan yang
turun tanpa diet, nyeri dada, dan sesak napas. Tuberkulosis juga merupakan penyakit yang
berbahaya apabila tidak ditangani segera atau tidak tuntas melakukan pengobatan. Hal ini
dikarenakan infeksi bakteri tuberkulosis dapat dengan cepat merusak dan menurunkan
kemampuan fungsional paru dan mudah untuk menjadi resisten terhadap pengobatan. Untuk
itu, pada pasien yang dicurigai memiliki penyakit tuberkulosis, deteksi secara cepat dan
akurat serta penanganan yang baik harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan
parah pada paru dan resistensi di kemudian hari. Di Cipete Selatan sendiri, masih banyak
ditemukan kasus tuberkulosis, sehingga penting untuk menjadi perhatian, terutama pada
pasien yang memiliki gejala.

Gambaran Kegiatan :
Pasien perempuan, usia 76 tahun, datang ke poli PAL dengan keluhan batuk sekitar 2
minggu. Batuk berdahak berwarna putih, adanya riwayat batuk berdarah disangkal. Pilek
disangkal. Pasien mengatakan keluhan keringat malam dan penurunan berat badan disangkal.
Pasien mengatakan pasien sudah minum obat, namun tidak kunjung sembuh. Pasien memiliki
riwayat penyakit darah tinggi, tapi tidak memiliki diabetes. Dengan adanya gejala yang
menyerupai tuberkulosis, pasien lalu diminta persetujuan untuk pemeriksaan dahak sembari
diberikan pengobatan antibiotik. Setelah pemeriksaan dahak diketahui hasil dahak negatif
TB.
47. Tanggal : 08 Septembet 2022
Judul Laporan Kegiatan : Penapisan Penyakit Tuberkulosis
Identitas Balita : Ny. NA / 56 tahun / Perempuan
Latar Belakang :
Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini merupakan penyakit yang dapat menyerang berbagai organ, namun paling sering
ditemukan menginfeksi organ paru. Penularannya yang mudah (melalui droplet) dan sulitnya
mengeradikasi bakteri menyebabkan penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang dapat
menyebabkan kematian apabila tidak ditangani dengan tepat dan cepat. Menurut Badan
Kesehatan Dunia (WHO), tuberkulosis diperkirakan menjangkit sekitar 10 juta orang di
dunia, dimana kebanyakan diantaranya berada pada usia produktif. Selain itu, WHO juga
memperkirakan bahwa sekitar 1.1 juta anak di seluruh dunia terkena tuberkulosis.
Tuberkulosis menyebabkan kematian pada 1,5 juta penderita setiap tahunnya, menempatkan
penyakit ini sebagai penyebab kematian akibat penyakit infeksius terbanyak kedua setelah
COVID19. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2021, angka temuan kasus tuberkulosis
diketahui mengalami peningkatan jumlah kasus dibandingkan dengan tahun 2020, dimana
jumlah kasus tahun 2021 dan 2020 sebesar 397.377 dan 351.936. Beberapa gejala khas yang
muncul diantaranya adalah batuk lebih dari 2 minggu, demam subfebris, berat badan yang
turun tanpa diet, nyeri dada, dan sesak napas. Tuberkulosis juga merupakan penyakit yang
berbahaya apabila tidak ditangani segera atau tidak tuntas melakukan pengobatan. Hal ini
dikarenakan infeksi bakteri tuberkulosis dapat dengan cepat merusak dan menurunkan
kemampuan fungsional paru dan mudah untuk menjadi resisten terhadap pengobatan. Untuk
itu, pada pasien yang dicurigai memiliki penyakit tuberkulosis, deteksi secara cepat dan
akurat serta penanganan yang baik harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan
parah pada paru dan resistensi di kemudian hari. Di Cipete Selatan sendiri, masih banyak
ditemukan kasus tuberkulosis, sehingga penting untuk menjadi perhatian, terutama pada
pasien yang memiliki gejala.

Gambaran Kegiatan :
Pasien perempuan, usia 56 tahun, datang ke poli PAL dengan keluhan batuk sekitar 3
minggu. Batuk berdahak, warna putih, adanya riwayat batuk berdarah disangkal. Os
mengaku kalau batuk sakit sekali hingga dada nyeri. Pasien mengatakan kadang merasa
gerah dan berkeringat di malam hari. Adanya turun berat badan disangkal. Riwayat penyakit
seperti diabetes dan hipertensi disangkal. Dengan adanya gejala yang menyerupai
tuberkulosis, pasien lalu diminta persetujuan untuk pemeriksaan dahak. Setelah pemeriksaan
dahak diketahui hasil negatif TB.

48. Tanggal : 30 November 2022


Judul Laporan Kegiatan : Pengobatan Tuberkulosis
Identitas Balita : Ny. E / 35 tahun / Perempuan
Latar Belakang :
Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini merupakan penyakit yang dapat menyerang berbagai organ, namun paling sering
ditemukan menginfeksi organ paru. Penularannya yang mudah (melalui droplet) dan sulitnya
mengeradikasi bakteri menyebabkan penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang dapat
menyebabkan kematian apabila tidak ditangani dengan tepat dan cepat. Menurut Badan
Kesehatan Dunia (WHO), tuberkulosis diperkirakan menjangkit sekitar 10 juta orang di
dunia, dimana kebanyakan diantaranya berada pada usia produktif. Selain itu, WHO juga
memperkirakan bahwa sekitar 1.1 juta anak di seluruh dunia terkena tuberkulosis.
Tuberkulosis menyebabkan kematian pada 1,5 juta penderita setiap tahunnya, menempatkan
penyakit ini sebagai penyebab kematian akibat penyakit infeksius terbanyak kedua setelah
COVID19. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2021, angka temuan kasus tuberkulosis
diketahui mengalami peningkatan jumlah kasus dibandingkan dengan tahun 2020, dimana
jumlah kasus tahun 2021 dan 2020 sebesar 397.377 dan 351.936. Beberapa gejala khas yang
muncul diantaranya adalah batuk lebih dari 2 minggu, demam subfebris, berat badan yang
turun tanpa diet, nyeri dada, dan sesak napas. Tuberkulosis juga merupakan penyakit yang
berbahaya apabila tidak ditangani segera atau tidak tuntas melakukan pengobatan. Hal ini
dikarenakan infeksi bakteri tuberkulosis dapat dengan cepat merusak dan menurunkan
kemampuan fungsional paru dan mudah untuk menjadi resisten terhadap pengobatan. Untuk
itu, pada pasien yang dicurigai memiliki penyakit tuberkulosis, deteksi secara cepat dan
akurat serta penanganan yang baik harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan
parah pada paru dan resistensi di kemudian hari. Di Cipete Selatan sendiri, masih banyak
ditemukan kasus tuberkulosis, sehingga penting untuk menjadi perhatian, terutama pada
pasien yang memiliki gejala.

Gambaran Kegiatan :
Pasien perempuan, usia 35 tahun, datang untuk kontrol sekaligus mengambil obat TB fase
lanjutan. Riwayat diabetes dan hipertensi pada pasien disangkal. Pasien mengatakan
beberapa hari lalu baru test pack dengan hasil positif. Hasil pemeriksaan fisik sebagai
berikut: berat badan 45 kg, tinggi badan 160 cm, tekanan darah 110/80, frekuensi napas 18
kali/menit, denyut nadi 80 kali/menit, suhu 36O Celcius. Pasien lalu diedukasi bahwa
mengingat obat TB sudah masuk ke fase lanjutan (Rifampisin dan Isoniasid), maka pasien
bisa menyelesaikan pengobatan sambil melakukan pemantauan janin secara rutin. Namun,
pasien mengaku tidak ingin melakukan pemeriksaan dan pemantauan kehamilan di
Puskesmas dan memilih untuk kontrol di bidan mandiri didekat rumah. Pasien lalu diberikan
OAT KAT 1 Fase Lanjutan RH 150/150, 1x sehari 4 tab sebanyak 6 dosis.

49. Tanggal : 1 Desember 2022


Judul Laporan Kegiatan : Pengobatan Tuberkulosis
Identitas Balita : An. ASAF / 16 tahun / Laki-laki
Latar Belakang :
Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini merupakan penyakit yang dapat menyerang berbagai organ, namun paling sering
ditemukan menginfeksi organ paru. Penularannya yang mudah (melalui droplet) dan sulitnya
mengeradikasi bakteri menyebabkan penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang dapat
menyebabkan kematian apabila tidak ditangani dengan tepat dan cepat. Menurut Badan
Kesehatan Dunia (WHO), tuberkulosis diperkirakan menjangkit sekitar 10 juta orang di
dunia, dimana kebanyakan diantaranya berada pada usia produktif. Selain itu, WHO juga
memperkirakan bahwa sekitar 1.1 juta anak di seluruh dunia terkena tuberkulosis.
Tuberkulosis menyebabkan kematian pada 1,5 juta penderita setiap tahunnya, menempatkan
penyakit ini sebagai penyebab kematian akibat penyakit infeksius terbanyak kedua setelah
COVID19. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2021, angka temuan kasus tuberkulosis
diketahui mengalami peningkatan jumlah kasus dibandingkan dengan tahun 2020, dimana
jumlah kasus tahun 2021 dan 2020 sebesar 397.377 dan 351.936. Beberapa gejala khas yang
muncul diantaranya adalah batuk lebih dari 2 minggu, demam subfebris, berat badan yang
turun tanpa diet, nyeri dada, dan sesak napas. Tuberkulosis juga merupakan penyakit yang
berbahaya apabila tidak ditangani segera atau tidak tuntas melakukan pengobatan. Hal ini
dikarenakan infeksi bakteri tuberkulosis dapat dengan cepat merusak dan menurunkan
kemampuan fungsional paru dan mudah untuk menjadi resisten terhadap pengobatan. Untuk
itu, pada pasien yang dicurigai memiliki penyakit tuberkulosis, deteksi secara cepat dan
akurat serta penanganan yang baik harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan
parah pada paru dan resistensi di kemudian hari. Di Cipete Selatan sendiri, masih banyak
ditemukan kasus tuberkulosis, sehingga penting untuk menjadi perhatian, terutama pada
pasien yang memiliki gejala.

Gambaran Kegiatan :
Pasien laki-laki, usia 16 tahun, datang untuk kontrol, mengambil obat TB fase lanjutan, serta
cek dahak ke-2. Riwayat diabetes dan hipertensi pada pasien disangkal. Pasien mengatakan
saat ini tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaan fisik sebagai berikut: berat badan 45 kg, tinggi
badan 150 cm, tekanan darah 110/70, frekuensi napas 18 kali/menit, denyut nadi 80
kali/menit, suhu 36OCelcius. Setelah melakukan pengambilan dahak, pasien lalu diberikan
OAT KAT 1 Fase Lanjutan RH 150/150, 1x sehari 3 tab sebanyak 6 dosis (18 tab).

50. Tanggal : 1 Desember 2022


Judul Laporan Kegiatan : Pengobatan Tuberkulosis
Identitas Balita : Ny. K / 51 tahun / Perempuan
Latar Belakang :
Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini merupakan penyakit yang dapat menyerang berbagai organ, namun paling sering
ditemukan menginfeksi organ paru. Penularannya yang mudah (melalui droplet) dan sulitnya
mengeradikasi bakteri menyebabkan penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang dapat
menyebabkan kematian apabila tidak ditangani dengan tepat dan cepat. Menurut Badan
Kesehatan Dunia (WHO), tuberkulosis diperkirakan menjangkit sekitar 10 juta orang di
dunia, dimana kebanyakan diantaranya berada pada usia produktif. Selain itu, WHO juga
memperkirakan bahwa sekitar 1.1 juta anak di seluruh dunia terkena tuberkulosis.
Tuberkulosis menyebabkan kematian pada 1,5 juta penderita setiap tahunnya, menempatkan
penyakit ini sebagai penyebab kematian akibat penyakit infeksius terbanyak kedua setelah
COVID19. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2021, angka temuan kasus tuberkulosis
diketahui mengalami peningkatan jumlah kasus dibandingkan dengan tahun 2020, dimana
jumlah kasus tahun 2021 dan 2020 sebesar 397.377 dan 351.936. Beberapa gejala khas yang
muncul diantaranya adalah batuk lebih dari 2 minggu, demam subfebris, berat badan yang
turun tanpa diet, nyeri dada, dan sesak napas. Tuberkulosis juga merupakan penyakit yang
berbahaya apabila tidak ditangani segera atau tidak tuntas melakukan pengobatan. Hal ini
dikarenakan infeksi bakteri tuberkulosis dapat dengan cepat merusak dan menurunkan
kemampuan fungsional paru dan mudah untuk menjadi resisten terhadap pengobatan. Untuk
itu, pada pasien yang dicurigai memiliki penyakit tuberkulosis, deteksi secara cepat dan
akurat serta penanganan yang baik harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan
parah pada paru dan resistensi di kemudian hari. Di Cipete Selatan sendiri, masih banyak
ditemukan kasus tuberkulosis, sehingga penting untuk menjadi perhatian, terutama pada
pasien yang memiliki gejala.

Gambaran Kegiatan :
Pasien perempuan, usia 51 tahun, datang untuk kontrol serta mengambil obat TB fase
lanjutan. Riwayat diabetes dan hipertensi pada pasien disangkal. Pasien mengatakan saat ini
tidak ada keluhan baru. Hasil pemeriksaan fisik sebagai berikut: berat badan 50 kg, tinggi
badan 150 cm, tekanan darah 120/80, frekuensi napas 18 kali/menit, denyut nadi 80
kali/menit, suhu 36O Celcius. Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien lalu
diberikan OAT KAT 1 Fase Lanjutan RH 150/150, 1x sehari 4 tab sebanyak 6 dosis (24 tab).

51. Tanggal : 2 Desember 2022


Judul Laporan Kegiatan : Pengobatan Tuberkulosis
Identitas Balita : Tn. UG / 46 tahun / Laki-laki
Latar Belakang :
Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini merupakan penyakit yang dapat menyerang berbagai organ, namun paling sering
ditemukan menginfeksi organ paru. Penularannya yang mudah (melalui droplet) dan sulitnya
mengeradikasi bakteri menyebabkan penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang dapat
menyebabkan kematian apabila tidak ditangani dengan tepat dan cepat. Menurut Badan
Kesehatan Dunia (WHO), tuberkulosis diperkirakan menjangkit sekitar 10 juta orang di
dunia, dimana kebanyakan diantaranya berada pada usia produktif. Selain itu, WHO juga
memperkirakan bahwa sekitar 1.1 juta anak di seluruh dunia terkena tuberkulosis.
Tuberkulosis menyebabkan kematian pada 1,5 juta penderita setiap tahunnya, menempatkan
penyakit ini sebagai penyebab kematian akibat penyakit infeksius terbanyak kedua setelah
COVID19. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2021, angka temuan kasus tuberkulosis
diketahui mengalami peningkatan jumlah kasus dibandingkan dengan tahun 2020, dimana
jumlah kasus tahun 2021 dan 2020 sebesar 397.377 dan 351.936. Beberapa gejala khas yang
muncul diantaranya adalah batuk lebih dari 2 minggu, demam subfebris, berat badan yang
turun tanpa diet, nyeri dada, dan sesak napas. Tuberkulosis juga merupakan penyakit yang
berbahaya apabila tidak ditangani segera atau tidak tuntas melakukan pengobatan. Hal ini
dikarenakan infeksi bakteri tuberkulosis dapat dengan cepat merusak dan menurunkan
kemampuan fungsional paru dan mudah untuk menjadi resisten terhadap pengobatan. Untuk
itu, pada pasien yang dicurigai memiliki penyakit tuberkulosis, deteksi secara cepat dan
akurat serta penanganan yang baik harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan
parah pada paru dan resistensi di kemudian hari. Di Cipete Selatan sendiri, masih banyak
ditemukan kasus tuberkulosis, sehingga penting untuk menjadi perhatian, terutama pada
pasien yang memiliki gejala.

Gambaran Kegiatan :
Pasien laki-laki, usia 46 tahun, datang untuk kontrol serta mengambil obat TB fase lanjutan.
Pasien mengatakan ada sakit diabetes namun tidak memiliki darah tinggi. Pasien mengatakan
saat ini mengeluh lutut kiri terasa ngilu. Pasien sebelumnya sudah pernah TB, saat ini TB ke
dua kali. Hasil pemeriksaan fisik sebagai berikut: berat badan 45 kg, tinggi badan 155 cm,
tekanan darah 120/80, frekuensi napas 20 kali/menit, denyut nadi 90 kali/menit. Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan gula dengan hasil gula tinggi (GDP: 165). Setelah dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien lalu diberikan OAT KAT 1 Fase Lanjutan RH
150/150, 1x sehari 3 tab sebanyak 6 dosis, Metformin 500 mg 2x sehari, Glibenklamid 5 mg
1x sehari, dan Parasetamol 500 mg tab 3 kali sehari untuk nyeri lutut.

52. Tanggal : 2 Desember 2022


Judul Laporan Kegiatan : Pengobatan Tuberkulosis
Identitas Balita : Tn. N / 48 tahun / Laki-laki
Latar Belakang :
Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini merupakan penyakit yang dapat menyerang berbagai organ, namun paling sering
ditemukan menginfeksi organ paru. Penularannya yang mudah (melalui droplet) dan sulitnya
mengeradikasi bakteri menyebabkan penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang dapat
menyebabkan kematian apabila tidak ditangani dengan tepat dan cepat. Menurut Badan
Kesehatan Dunia (WHO), tuberkulosis diperkirakan menjangkit sekitar 10 juta orang di
dunia, dimana kebanyakan diantaranya berada pada usia produktif. Selain itu, WHO juga
memperkirakan bahwa sekitar 1.1 juta anak di seluruh dunia terkena tuberkulosis.
Tuberkulosis menyebabkan kematian pada 1,5 juta penderita setiap tahunnya, menempatkan
penyakit ini sebagai penyebab kematian akibat penyakit infeksius terbanyak kedua setelah
COVID19. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2021, angka temuan kasus tuberkulosis
diketahui mengalami peningkatan jumlah kasus dibandingkan dengan tahun 2020, dimana
jumlah kasus tahun 2021 dan 2020 sebesar 397.377 dan 351.936. Beberapa gejala khas yang
muncul diantaranya adalah batuk lebih dari 2 minggu, demam subfebris, berat badan yang
turun tanpa diet, nyeri dada, dan sesak napas. Tuberkulosis juga merupakan penyakit yang
berbahaya apabila tidak ditangani segera atau tidak tuntas melakukan pengobatan. Hal ini
dikarenakan infeksi bakteri tuberkulosis dapat dengan cepat merusak dan menurunkan
kemampuan fungsional paru dan mudah untuk menjadi resisten terhadap pengobatan. Untuk
itu, pada pasien yang dicurigai memiliki penyakit tuberkulosis, deteksi secara cepat dan
akurat serta penanganan yang baik harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan
parah pada paru dan resistensi di kemudian hari. Di Cipete Selatan sendiri, masih banyak
ditemukan kasus tuberkulosis, sehingga penting untuk menjadi perhatian, terutama pada
pasien yang memiliki gejala.
Gambaran Kegiatan :
Pasien laki-laki, usia 48 tahun, datang untuk kontrol serta mengambil obat TB fase lanjutan.
Pasien mengatakan ada sakit diabetes namun tidak memiliki darah tinggi. Pasien mengatakan
saat ini tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaan fisik sebagai berikut: berat badan 59 kg, tinggi
badan 150 cm, tekanan darah 110/70, frekuensi napas 20 kali/menit, denyut nadi 100
kali/menit. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan gula dengan hasil gula tinggi (GDP: 171).
Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien lalu diberikan OAT KAT 1 Fase
Awal RHZE 150/75/400/275, 1x sehari 4 tab sebanyak 14 tab dan Metformin 500 mg 3x
sehari.

53. Tanggal : 12 September 2022


Judul Laporan Kegiatan : Sosialisasi Imunisasi PCV pada bayi usia 2 bulan di Kelurahan
Cipete Selatan
Identitas Balita : Orangtua dengan bayi berusia dibawah 2 tahun dan berdomisili di
Kelurahan Cipete Selatan
Latar Belakang :
Menurut WHO, pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang
organ paru. Pneumonia merupakan penyakit yang menular dan dapat menyebar melalui udara
dan darah. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa hal seperti bakteri, virus, dan jamur.
Pneumonia merupakan penyebab kematian tertinggi pada anak dengan presentase kematian
36%. Di Indonesia sendiri, lebih dari 19.000 balita meninggal akibat pneumonia pada tahun
2018. Pneumonia lebih rentan terjadi pada anak dikarenakan masih belum maturnya saluran
pernapasan serta sistem imun pada anak. Gejala utama yang timbul akibat pneumonia
diantaranya adalah batuk, demam, dan sesak napas. Terdapat beberapa cara pencegahan
terjadinya pneumonia pada anak seperti pemberian ASI, asupan gizi yang cukup, serta
pemberian imunisasi. Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) merupakan
imunisasi yang dapat meningkatkan imunitas tubuh terhadap infeksi kuman pneumokokus.
Vaksin ini diketahui dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap 13 jenis bakteri
pneumokokus. Pemberian vaksin ini diberikan pada anak usia 2-3 tahun. Demi mencegah
terjadinya peningkatan angka kasus pneumonia khususnya pada anak-anak, imunisasi PCV
telah masuk kedalam salah satu imunisasi dasar yang disubsidi oleh pemerintah. Harapannya,
dengan adanya vaksinasi ini, anak-anak dapat terhindar dari kasus pneumonia.

Gambaran Kegiatan :
Kegiatan Sosialisasi Imunisasi PCV dilakukan kepada orangtua yang hadir pada Posyandu
Anggur III RW 6 tanggal 12 September 2022 oleh Kepala Puskesmas Kelurahan Cipete
Selatan, drg. Endang Ariastiwi. Pada sosialisasi kegiatan ini, dipaparkan mengenai ap aitu
penyakit, tanda-tanda serta faktor risiko pneumonia khususnya pada anak, serta cara
pencegahan terhadap penyakit pneumonia. Selanjutnya dipaparkan mengenai apa itu
vaksinasi PCV serta kategori usia anak umur berapa saja yang bisa mendapatkan vaksin PCV
secara gratis di Puskesmas. Di akhir pemaparan, para pengunjung Posyandu terutama yang
memiliki anak berusia 2 bulan dan baru akan melakukan imunisai dasar umur 2 bulan
dihimbau untuk melakukan imunisasi di Puskesmas agar mendapatkan imunisasi PCV.

54. Tanggal Pelaksanaan Paparan : 20 Desember 2022


Sumber Data : Sosialisasi Program BPJS Kesehatan
Narasumber : Dokter Pendamping
Peserta Hadir : Dokter Umum, Peserta PIDI
Nama Pendamping : dr. Rizka Iradati
Jenis Laporan : Kegiatan dipaparkan ke pembimbing
Topik Kegiatan : Medik
Judul Laporan : Laporan Kasus Bell’s Palsy
Subjective :
- KU: Mata terasa berat dan sulit menutup sejak 2 hari lalu
- RPS: Pasien perempuan, 38 tahun, datang dengan keluhan mata terasa berat dan sulit
menutup sejak 2 hari lalu. Pasien awalnya mengeluhkan mata yang terasa berat, lalu
kelamaan pasien mengeluhkan mata jadi lebih sulit menutup dan kaku, seperti ada yang
mengganjal di mata. Os juga mengeluh mata jadi sering berair. Selain itu, pasien juga
mengatakan kepala terasa pusing, dan pipi terasa nyeri. Keluhan dirasakan terjadi secara
tiba-tiba. Keluhan nyeri di telinga, gangguan pengecapan, penglihatan menurun, mata
nyeri disangkal. Keluhan lain seperti penurunan kesadaran, sakit kepala hebat, mual,
muntah, riwayat trauma, kelemahan / kelumpuhan bagian tubuh lain, pandangan ganda,
demam, keluar cairan dari telinga, kejang disangkal.
- RPD: Pasien mengatakan sebelum mengalami gejala tidak mengalami sakit apapun.
Adanya cacar atau herpes (bintil pada mulut atau kelamin) dalam waktu dekat disangkal.
Penyakit lain yang membutuhkan pengobatan rutin seperti penyakit gula, darah tinggi,
riwayat trauma, maupun riwayat tumor disangkal. Riwayat maag disangkal.
- RPK: Pasien mengaku tidak ada yang pernah mengalami gejala serupa di keluarga.
Riwayat penyakit saraf atau metabolik pada keluarga juga disangkal.
- Riwayat Sosio-Ekonomi: Pasien mengatakan kegiatan saat ini lebih banyak mengurus
keluarga. Pasien sudah menikah. Saat ini tinggal bersama dengan ibu, suami, dan anak.
Pasien menyangkal adanya kebiasaan merokok, minum alkohol, maupun penggunaan
narkoba sebelumnya. Pasien juga menyangkal adanya penggunaan tato atau riwayat
transfusi darah sebelumnya

Objective :
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/70
Frekuensi Nadi : 90 kali per menit, reguler, simetris
Frekuensi Napas : 20 kali per menit, reguler, dalam, torakoabdominal
Suhu : 36.0OC
Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan : 70 kg
IMT : 29.14
Status Gizi : Obesitas

Status Lokalis:
- Kulit: Warna kulit sawo matang, turgor baik, luka (-), deformitas (-)
- Kepala: Kepala normosefal, deformitas (-)
- Mata: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat, isokor, light reflex
(+/+), Bells phenomenon (+)
- Telinga dan Hidung: Normotia, nyeri tekan (-), keluar cairan (-); telinga dalam dan
hidung tidak diperiksa
- Gigi dan Mulut: Terdapat deviasi sudut bibir saat senyum pada sisi kanan
- Tenggorokan: tidak diperiksa
- Leher: Trakea berada di tengah, JVP tidak diukur, massa / benjolan (-)
- Dada: Tidak ada penggunaan otot bantu napas
- Paru: Vesikuler, tidak terdapat bunyi napas tambahan
- Jantung: Bunyi jantung I-II normal, tidak terdapat murmur atau gallop
- Abdomen: Supel, nyeri tekan (-), bising usus normal
- Ekstremitas: Akral hangat, tidak terdapat edema

Status Neurologis:
- GCS: Kompos Mentis E4M6V5
- TRM: Kaku kuduk (-)
- Nervus Kranialis: Paresis  n. VII dextra
- Motorik: lengan kanan dan kiri (5555 | 5555), kaki kanan dan kiri (5555 | 5555)
- Sensorik dan Otonom : dalam batas normal
- Refleks Fisiologis: dalam batas normal ( Biceps +2/+2, Triseps +2/+2, Patella +2/+2,
Achilles  +2/+2)
- Refleks Patologis: tidak terdapat refleks patologis
- Tonus ekstremitas  atas & bawah: Tonus normal pada ke-4 ekstremitas
- Trofi ekstremitas atas & bawah: Tidak terdapat atrofi maupun hipertrofi ke-4 ekstremitas

Assessment :
Berdasarkan hasil pemeriksaan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien terdiagnosis Bell’s
Palsy. Hal ini didasari dari hasil anamnesis yang menunjukkan bahwa pasien memiliki
keluhan mata terasa berat dan lama kelamaan sulit menutup, terasa seperti mengganjal dan
lebih sering berair, onset < 72 jam (2 hari lalu), dan gejala muncul secara tiba-tiba. Selain itu,
tidak ditemukan adanya gejala diagnosis banding lain seperti penurunan kesadaran, sakit
kepala hebat, mual, muntah, riwayat trauma, kelemahan / kelumpuhan bagian tubuh lain,
pandangan ganda, demam, keluar cairan dari telinga, kejang. Tidak adanya gejala ini
menunjukkan tidak adanya diagnosis kea rah stroke hemoragik maupun iskemik, otitis
media, Ramsay-Hunt Syndrome, Guillain-Barre Syndrome, maupun tumor. Selain itu,
berdasarkan pemeriksaan fisik, tidak ditemukan kelainan neurologis apapun kecuali yang
menandakan adanya paresis nervus fasialis 7 perifer (kelumpuhan otot wajah, mata tidak bisa
menutup, epiphora, melandainya lipatan dahi dan nasolabial)

Plan :
Sesuai dengan panduan Bell’s Palsy, pasien diberikan pengobatan kortikosteroid dosis tinggi
dengan dosis 50 mg (25 mg 2 kali sehari) selama 5 hari, dilanjutkan dengan tapering off
pengobatan secara bertahap. Selanjutnya pasien juga diberikan mecobalamin 2 kali sehari.
Mecobalamin sendiri merupakan vitamin B12 yang baik untuk saraf. Vitamin ini baik
diberikan terutama pada pasien yang memiliki masalah neuropati perifer seperti pasien Bell’s
Palsy serta pasien dengan defisiensi B12. Selanjutnya, pasien juga diberikan parasetamol
untuk meredakan pusing dan nyeri kesemutan pada pipi. Pasien juga diajarkan untuk
meneteskan mata secara berkala dan menutup mata secara mekanik apabila tidur untuk
mengurangi risiko terjadinya keratitis. Pasien diminta untuk kontrol kembali setelah 5 hari
pengobatan.

Partus

1
Tanggal pelayanan: 11/1/2023
Sumber Data: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. RTS, 21 tahun, P, No. RM: 1715994
Nama Pendamping: dr. Rizka Iradati
Nama DPJP: Bd. Khodijah
Diagnosa: G2P1A0 hamil 36 minggu, JPKTH
Tindakan Medis: Menolong partus normal
Ringkasan Pelaksanaan:
Pasien perempuan, 21 tahun, G2P1A0 hamil 36 minggu, JPKTH, datang dengan keluhan perut
mulas dan keluar air-air dan lendir dari jalan lahir. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan fisik,
pemeriksaan leopold, VT, pengukuran TFU, dan USG Doppler untuk mengetahui DJJ anak
dengan hasil keadaan umum: baik, kesadaran: compos mentis, tekanan darah: 110/80, frekuensi
nadi: 83x per menit, suhu: 36.7o C, TFU: 29 cm, DJJ: 136 kali per menit, presentasi kepala sudah
memasuki panggul, his: 4x10’, 40”. Hasil VT: Kepala, pembukaan 4 cm, ketuban sudah pecah
warna jernih.
Selanjutnya dilakukan inform consent dan swab antigen untuk memastikan pasien negatif dari
virus COVID19. Pasien lalu menjalani observasi selama 30 menit. Setelah 30 menit, didapatkan
pembukaan sudah lengkap, sehingga pasien suidah dapat mulai untuk meneran. SebeluPersalinan
ditolong oleh 2 orang Bidan dan 2 orang Dokter Internsip. Pada saat persalinan, dilakukan
episiotomi untuk memperluas jalan lahir. Pada jam 13.45, bayi lahir spontan, berjenis kelamin
perempuan, dengan apgar score 9 (menit 1), dan 10 (menit 5).

UKP
(1)v
22/8/22
Stase: Puskes
Data Dasar Pasien: Tn. S / Laki-laki / Usia 69 tahun
Talaks:
Farmakologi:
Farmakologi:
- Ibuprofen tab 400 mg 3x sehari prn nyeri
- Gliseril guaikolat 100 mg 3x sehari
- Kaptopril 25 mg 1x sehari
- Metformin 500 mg 2x sehari

Non-farmakologi:
- Edukasi pentingnya kontrol PTM dan menghindari faktor risiko
- Edukasi PHBS

S: Laki-laki 69 tahun datang dengan keluhan sakit kepala dan badan linu sejak 2 bulan SMRS.
Sakit kepala seperti ditimpa beban berat. Tidak terdapat nyut-nyutan, pusing berputar mual,
muntah, nyeri dibelakang mata. Pasien sering minum neuralgin dan panadol, hampir rutin 2 kali
sehari. Terdapat riwayat hipertensi dan penyakit jantung, tidak rajin kontrol. Saat ini ada batuk
kering selama kurang dari 1 minggu. Keluhan lain disangkal. Riwayat DM minum obat rutin
metformin, 2x sehari.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 151/95
TB : 160
BB : 70
IMT : 27.34
Nadi : 68
Nafas : 20
Suhu : 36.3
GDS : 88
Pemeriksaan paru dan jantung:
- Inspeksi: simetris, bentuk dan postur normal, tidak ada tanda-tanda distress pernapasan,
warna kulit sama dengan warna kulit lain, tidak ikterik/sianosis, tidak ada
pembengkakan/penonjolan/edema
- Auskultasi: Bunyi napas vesikuler, tidak terdengar ronhki dan wheezing, BJ I-II normal,
tidak terdapat murmur atau gallop

A: TTH, Diabetes, Hipertensi, Chronic ischaemic heart disease

(2)v
19/8/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Tn RA / Laki-laki / Usia 36 tahun
P:
Farmakologi:
Antihemoroid doen kombinasi tab No III, 1 dd tab 1 po
Ranitidin 150 mg tab No. X, 2 dd tab 1 po a.c

Non-farmakologi:
Jangan mengedan terlalu keras ketika BAB, diet tinggi serat (sayur, buah, yogurt), makan dalam
porsi sedikit tapi sering.

S: Pasien mengeluh perut kembung sejak 1 bulan lalu disertai mulas dan begah terutama kalau
habis makan. Selain itu pasien mengeluh BAB darah menetes, awalnya seperti jelly, saat ini
encer, darah tidak bercampur dengan feses. Nyeri ketika BAB, nyeri perut, kesulitan untuk
kentut disangkal. Pasien jarang makan sayur dan biasa merokok. Pasien ada riwayat maag.
O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 110/70
TB : 160
BB : 54
IMT : 21.09
Nadi : 80
Nafas : 20
Suhu : 36.6
PF Abdomen :
- Inspeksi: Supel, simetris kika, warna sama dengan warna kulit, tidak terdapat distensi,
benjolan, dan pelebaran vena
- Auskultasi: Bising usus positif, 10x per menit
- Palpasi: Tidak teraba adanya massa maupun nyeri tekan
- Perkusi: Timpani pada seluruh regio perut

A: Haemmorhoid, dyspepsia

(3)v
19/8/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. JA / Perempuan / Usia 21 tahun
P:
Farmakologi:
- Betametason krim 0,1% tube No. I, S u. e. 3 dd oles tipis
- Cetirizine 10 mg tab No. V, 1 dd tab 1 po malam hari
- Omeprazole 20 mg tab No. V, 1 dd tab 1 po a.c

Non-farmakologi:
Edukasi minum obat, rajin untuk memandikan kucing, jangan menggaruk luka, mandi dan cuci
tangan secara rutin, jangan mengedan terlalu keras ketika BAB, diet tinggi serat (sayur, buah,
yogurt)
S: Pasien perempuan, 36 tahun, datang dengan keluhan bentol-bentol merah di bagian dada,
perut, dan tangan sejak 1 hari lalu. Riwayat sebelumnya pernah mengalami hal yang sama.
Memiliki kucing, jarang dimandikan. Pasien juga memiliki riwayat hemoroid, sebelumnya sudah
di diagnosis, saat ini benjolan tidak dapat dimasukkan kembali dan sering berdarah terutama jika
BAB keras. Pasien mengeluh BAB cair sejak 2 hari SMRS, frekuensi 2 kali sehari, disertai nyeri
perut.
O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 110/70
TB : 160
BB : 70
IMT : 27.34
Nadi : 80
Nafas : 20
Suhu : 36.1
Status Lokalis : Makula eritema, multiple, batas tegas, pada regio tengah dada, perut, dan lengan,
ekskoriasi (-), darah (-), nanah (-)

A: Other dermatitis, Haemorrhoids, Gastroenteritis and colitis of unspecified origin

(4)v
19/8/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. RR / Perempuan / Usia 36 tahun
P:
Farmakologi:
- Parasetamol 500 mg tab No. X, 3 dd tab 1 prn nyeri
- Asam askorbat 50 mg tab No. X, 1 dd tab 1 a.c
- Kalsium laktat 500 mg tab No. X, 1 dd tab 1

Non-farmakologi:
Edukasi minum obat, istirahat setelah bekerja, rajin olahraga dan perenggangan, apabila nyeri
semakin bertambah, menjalar, tidak tertahankan, atau pasien tiba-tiba tidak sadarkan diri
langsung berobat ke IGD rumah sakit untuk penanganan kegawatdaruratan

S: Pasien perempuan, 36 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada 1 hari SMRS. Nyeri dada
dirasakan hilang timbul, hanya muncul sebentar lalu hilang. Tidak ada rasa menjalar, seperti
ditiban, tidak ada riwayat asma, pusat nyeri dapat ditunjuk. Tidak ada riwayat hipertensi
sebelumnya. Muncul terutama setelah habis bekerja. Batuk pilek tidak ada. Tidak ada riwayat
gejala sama atau riwayat sakit jantung dan paru pada keluarga pasien.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 120/80
TB : 155
BB : 72
IMT : 29,97
Nadi : 80
Nafas : 20
Suhu : 36
Status generalis: dalam batas normal
Pemeriksaan Paru dan Jantung:
- Inspeksi: simetris, bentuk dan postur normal, tidak ada tanda-tanda distress pernapasan,
warna kulit sama dengan warna kulit lain, tidak ikterik/sianosis, tidak ada
pembengkakan/penonjolan/edema
- Auskultasi: Bunyi napas vesikuler, tidak terdengar ronhki dan wheezing, BJ I-II normal,
tidak terdapat murmur atau gallop
- Palpasi: Tidak teraba massa, nyeri tekan, ekspansi simetris kanan dan kiri
- Perkusi: Sonor di seluruh lapang paru
Pemeriksaan EKG: dalam batas normal
A: Chest pain, unspecified
(5)v
22/8/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. DYH / Perempuan / Usia 22 tahun
P:
Farmakologi:
- Ibuprofen tab 400 mg No. X, 3 dd tab 1 pc prn nyeri
- Gliseril guaikolat tab 100 mg No. X, 3 dd tab 1 p.c
- Ranitidine tab 150 mg No. VI, 2 dd tab 1 a.c

Non-farmakologi:
Edukasi minum obat, edukasi 3M

S: Pasien perempuan, 22 tahun, datang dengan keluhan demam sejak 1 hari SMRS. Demam
disertai ngilu dari pinggang kebawah hingga kaki dan pusing. Pasien sudah minum obat demam
dari klinik namun tidak membaik. Pasien juga mengeluhkan adanya batuk, berdahak, berlendir
putih. Tidak terdapat radang tenggorokan Tidak ada riwayat kontak dengan pasien COVID19
sebelumnya.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 113/77
TB : 160
BB : 65
IMT : 25,39
Nadi : 108
Nafas : 20
Suhu : 36.0
Status generalis: dalam batas normal
Pemeriksaan Paru dan Jantung: Bunyi napas vesikuler, tidak terdengar ronhki dan wheezing, BJ
I-II normal, tidak terdapat murmur atau gallop.
A: Acute nasopharyngitis, Myalgia

(6) v
22/8/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: An. CAP / Perempuan / Usia 12 tahun
P:
Farmakologi:
- Parasetamol tab 500 mg No. X, 3 dd tab 1 pc prn nyeri
- Prednison tab 5 mg No. VI, 2 dd tab 1
- Asam askorbat tab 50 mg No. X, 1 dd tab 1
- Gliseril guaikolat tab 100 mg No. X, 3 dd tab 1

Non-farmakologi:
Edukasi minum obat, edukasi 3M, jangan makan yang menyebabkan gatal tenggorokan
(minuman es, cokelat, chiki-chikian, gorengan, dll)

S: Pasien anak perempuan, 12 tahun, datang dengan keluhan pusing dan tenggorokan sangat
perih sejak 1 hari SMRS. Nyeri dirasakan hingga kesulitan makan. Gejala disertai badan
meriang, namun suhu tidak diukur. Pasien tidak mengeluhkan adanya batuk, pilek, sesak, mual,
muntah, sakit perut, maupun masalah BAB dan BAK.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 116/60
TB : 154
BB : 44
IMT : 25,39
Nadi : 100
Nafas : 20
Suhu : 36.4
Status generalis: dalam batas normal
Pemeriksaan Tenggorokan: Arkus faring hiperemis, tonsil T1/T1, uvula di tengah, detritus (-),
kripta (-)
Pemeriksaan Paru: Bunyi napas vesikuler, tidak terdengar ronhki dan wheezing, BJ I-II normal,
tidak terdapat murmur atau gallop

A: Acute pharyngitis

(7) v
12/9/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. M / Perempuan / Usia 53 tahun
P:
Farmakologi:
- Metformin 500 mg tab No. 90, 3 dd tab 1
- Glibenklamid 5 mg tab No. 30, 1 dd tab 1

Non-farmakologi:
Edukasi minum obat dengan rutin meskipun gula sudah normal, hindari makan makanan manis
dan junk food, rutin olahraga dan kontrol, serta tentang komplikasi DM jika tidak rutin minum
obat dan menjaga pola makan

S: Pasien perempuan, 53 tahun, datang untuk kontrol gula. Pasien mengatakan saat ini tidak ada
ada keluhan. Pasien mengaku rutin minum obat namun masih belum mengontrol makanan.
Riwayat hipertensi disangkal.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 110/70
TB : 156
BB : 70
IMT : 28,79
Nadi : 78
Nafas : 20
Suhu : 36.5
GDS : 291
Status generalis: dalam batas normal

A: Non-insulin dependent diabetes mellitus

(8) v
12/9/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. H / Perempuan / Usia 41 tahun
P:
Farmakologi:
- Asam mefenamat kaplet No. 10, 3 dd tab 1
- Piridoksin HCL tab 10 mg No. 5, 1 dd tab 1

Non-farmakologi:
Edukasi agar perbanyak olahraga seperti berenang, turunkan berat badan, memakai sepatu yang
empuk, jangan mengangkat beban terlalu berat dan perhatikan cara mengangkat beban

S: Pasien perempuan, 41 tahun, datang dengan keluhan nyeri menjalar dari bagian pinggul
hingga ke betis dan pergelangan kaki, terutama jika digunakan. Tidak terdapat keluhan urinasi.
Pasien memiliki riwayat sering mengangkut barang-barang berat sendiri.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 90/60
TB : 155
BB : 55
IMT : 22.89
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36.0
Status Generalis
Ekstremitas Bawah:
- Inspeksi : Ekstremitas kiri dan kanan simetris, ROM aktif, nyeri ketika digerakan.
- Tes Refleks : reflex patella dan archiles positif

A: Low back pain

(9) v
12/9/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: An. MPD / Laki-laki / Usia 15 tahun
P: Rujuk lanjut kepada TS Spesialis Mata di Rumah Sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut atas
dasar pemeriksaan mata: 6/18 ODS

S: Pasien laki-laki, 15 tahun, datang dengan keluhan mata buram terutama apabila melihat papan
tulis di sekolah. Pasien tidak memiliki keluhan lain seperti mata merah maupun nyeri. Pasien
sebelumnya belum pernah memakai kacamata.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 100/70
TB : 169
BB : 75
IMT : 22.89
Nadi : 90
Nafas : 20
Suhu : 36.0
Status Generalis
Pemeriksaan Mata:
- Hasil pemeriksaan visus 6/18 ODS

A: Low vision both eyes, Disorders of refraction and accommodation

(10) v
12/9/22  kegawatdaruratan & Tindakan?
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: An. ZZ / Perempuan / Usia 18 tahun
P:
Tindakan ekstraksi corpus alineum (kapas), edukasi mengenai cara menjaga kesehatan telinga
dengan cara mengunyah di kedua sisi gigi dan jangan mengorek kuping.

S: Pasien perempuan, 18 tahun, datang dengan keluhan nyeri dan rasa tidak nyaman pada telinga
kiri. Pasien mengatakan sebelumnya melakukan korek telinga dan kapas cotton bud tertinggal di
telinga pada pagi hari sebelum ke puskesmas. Pasien tidak ada keluhan nyeri tekan pada tragus
dan mastoid. Tidak terdapat keluhan pada telinga kanan

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 100/70
TB : 156
BB : 45
IMT : 18.49
Nadi : 78
Nafas : 20
Suhu : 36.2
Status Generalis
Pemeriksaan Telinga: Liang telinga lapang, terlihat adanya corpus alineum (kapas) pada telinga
kiri, membrane timpani tidak terlihat.

A: Foreign body in ear

(11) v
12/9/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: An. IA / Laki-laki / Usia 17 tahun
P:
Farmakologi:
- Scabimite cr (Permethrin 5%) 1 tube, hari pertama ooleskan seluruh tubuh dari belakang
telinga hingga jari kaki dan diamkan selama 8 jam, ulangi setelah 1 minggu

Non-farmakologi:

S: Pasien laki-laki, 17 tahun, datang dengan keluhan gatal yang pertama muncul di bagian
bokong dan menyebar ke seluruh tubuh. Gatal dirasakan terutama pada malam hari. Sebelumnya
sudah pernah diberikan salep krim dari Puskesmas dan obat minum namun tidak membaik.
Selain itu, pasien juga mengeluh adanya batuk sudah lebih dari 2 minggu. Pasien mengaku batuk
darah sekitar 1 minggu lalu. Disertai dengan sesak napas dan keringat malam hingga baju basah.
Riwayat turun berat badan yang tidak direncanakan disangkal.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 100/70
TB : 162
BB : 46
IMT : 17.53
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36
Status Generalis
Pemeriksaan Kulit: Terdapat lesi makulopapular eritema pada bagian tangan, kaki, dan bokong,
multiple, diskret sebagian konfluens.

A: Skabies, Special Screening for TB

(12) v
12/9/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: An. ARP / Perempuan / Usia 14 tahun
P:
Farmakologi:
- Garam oralit untuk 200 ml air sachet No. 5, 3 dd sach 1 prn diare
- Zink 20 mg tab No. 5, 1 dd tab 1
- Omeprazole 20 mg caps No. 5, I dd tab 1
- Domperidon 10 mg tab No. 6, 2 dd tab 1 prn muntah

Non-farmakologi:
Perbanyak minum air, makan makanan yang berkuah, berikan oralit setiap diare. makan jangan
terlambat, sedikit-sedikit tapi sering.

S: Pasien perempuan, 14 tahun, datang dengan keluhan diare sejak 1 hari SMRS. Pasien sudah
buang air besar 3 kali di pagi hari, isi hanya cairan tanpa ampas, pada hari sebelumnya lebih
banyak lagi. Riwayat muntah 1 kali, saat ini masih merasa mual. Pasien memiliki penyakit maag,
saat ini juga terasa nyeri pada ulu hati.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 100/70
TB : 156
BB : 48
IMT : 19.72
Nadi : 90
Nafas : 22
Suhu : 36.4
Status Generalis
Pemeriksaan Abdomen:
- Inspeksi: supel, warna sama dengan warna kulit lain, tidak terdapat tonjolan dan
pelebaran vena.
- Auskultasi: bising usus (+), >10 kali per menit
- Palpasi: nyeri tekan pada ulu hati
- Perkusi: hipertimpani

A: Diare, Dyspepsia

(13) v
12/9/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: An. NA / Perempuan / Usia 15 tahun
P:
Farmakologi:
- Amoksisilin kaplet 500 mg tab No. 15, 3 dd tab 1
- Parasetamol tablet 500 mg tab No. 10, 3 dd tab 1 prn nyeri

Non-farmakologi:
Edukasi cara minum obat, jangan membersihkan teringa sendiri, jaga agar telinga tetap bersih
dan kering
S: Pasien perempuan, 15 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada telinga sebelah kiri sejak 1
hari lalu, Telinga nyeri apabila disentuh pada bagian tragus, mastoid, dan daun telinga. Tidak ada
riwayat keluar cairan dari telinga, demam, batuk, atau pilek. Gejala seperti ini baru dirasakan
pertama kali. Pasien mengatakan pendengaran sedikit menurun. Adanya keluhan lain disangkal.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 100/60
TB : 156
BB : 55
IMT : 19.72
Nadi : 80
Nafas : 22
Suhu : 36
Status Generalis
Pemeriksaan Telinga:
- Inspeksi: bentuk dan posisi simetris pada telinga kiri dan kanan, otoskopi: liang telinga
kemerahan dan bengkak, gendang telinga intak arah jam 7
- Palpasi: nyeri tekan pada daun telinga, tragus, dan mastoid

A: Otitis eksterna

(14) v
12/9/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: An. KS / Perempuan / Usia 17 tahun
P:
Farmakologi:
- Attapulgit tab No. 10, 3 dd tab 1 prn diare
- Zink 20 mg tab No. 10, 1 dd tab 1
- Parasetamol 500mg tab No. 10, 3 dd tab 1
Non-farmakologi:
Perbanyak minum air, makan makanan yang berkuah, berikan oralit setiap diare. makan jangan
terlambat, sedikit-sedikit tapi sering, perbanyak makan buah dan sayur

S: Pasien perempuan, 17 tahun, datang dengan keluhan diare dengan konsistensi BAB encer,
masih ada ampas sedikit, dan disertai perut sakit sejak 1 hari SMRS. Dalam 1 hari pasien
mengatakan BAB > 3 kali. Selain itu pasien mengeluhkan pusing. Keluhan lain seperti demam,
mual, muntah disangkal.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 100/70
TB : 165
BB : 68
IMT : 24.98
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36
Status Generalis
Pemeriksaan Abdomen:
- Inspeksi: supel, warna sama dengan warna kulit lain, tidak terdapat tonjolan dan
pelebaran vena.
- Auskultasi: bising usus (+), >10 kali per menit

A: Diare

(15) v
12/9/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. S / Perempuan / Usia 56 tahun
P:
Farmakologi:
- Parasetamol 500 mg No. 10, 3 dd tab 1 prn nyeri
- Mikonazole krim 2% No. 1, S u.e. 2 dd applic part dol oles tipis
- Cetirizine 10 mg No. 5, 1 dd tab 1 malam

Non-farmakologi:
Edukasi cara minum obat, istirahatkan sendi jika sedang nyeri, turunkan berat badan, minum
susu dan perbanyak olahraga untuk memperkuat tulang dan otot, kurangi makan makanan
berlemak, jangan garuk bagian yang gatal, jika gejala tidak membaik kembali dalam 3 hari untuk
evaluasi kolesterol dan asam urat

S: Pasien perempuan, 56 tahun, datang dengan keluhan badan terutama bagian sendi tangan,
lutut, kaki sejak 7 hari SMRS. Nyeri sendi semakin sakit kalau digunakan beraktivitas. Pasien
juga mengeluhkan sakit kepala, seperti diikat dan bahu tertekan benda berat. Pasien sebelumnya
sakit batuk pilek, sudah sembuh namun nyeri masih ada hingga saat ini. Pasien juga
mengeluhkan gatal di bagian bokong yang hilang timbul, muncul terutama jika keringatan, tidak
menentu malam atau pagi hari.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 120/80
TB : 160
BB : 70
IMT : 27.34
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36
Status Generalis
Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah:
- Inspeksi: tidak terdapat lesi, bengkak, atau kemerahan, ROM aktif, nyeri jika digerakkan
- Palpasi: tidak terdapat krepitasi
Pemeriksaan kulit: Terdapat lesi makulopapular eritematosa pada bagian bokong

A: Artritis, tinea kruris, tenson-type headache

(16) v
22/8/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Bayi Ny. SZA / Laki-laki / Usia 8 bulan
P:
Farmakologi:
R1:
1. Ambroksol tab 30 mg No. III, 2 dd pulv 1
2. Cetirizine tab 10 mg No. I, 2 dd pulv 1
3. Asam askorbat tab 50 mg No. III, 2 dd pulv 1

Non-farmakologi:
Edukasi cara minum obat, perbanyak ASI, makan dibuat lebih bervariasi dengan tekstur sesuai
usia, pastikan udara lembab

S: Pasien bayi perempuan, 8 bulan, datang dengan keluhan batuk sejak 6 hari lalu. Batuk
berdahak. Sempat demam, namun tidak diukur. Pasien sudah minum sanmol dan demam turun.
Tidak ada pilek, mual, muntah, diare. Ibu pasien mengeluh pasien tidak mau makan. Pasien
sebelumnya belum minum obat batuk pilek apapun.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 11/11
TB : 69
BB : 8,4
IMT : 17,64
Nadi : 110
Nafas : 30
Suhu : 36.2
Status Generalis
Pemeriksaan Paru:
- Inspeksi: tidak terlihat adanya retraksi
- Auskultasi: Bunyi napas vesikuler, tidak terdengar ronkhi atau wheezing

A: Acute nasopharyngitis

(17) v
22/8/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. NK / Perempuan / Usia 26 tahun
P:
Farmakologi:
- Cetirizine 10 mg tab No. 5, 1 dd tab 1 malam p.c
- Asam askorbat (vitamin C) 50 mg tab No. 5, 1 dd tab 1
Non-farmakologi:
Edukasi cara minum obat, istirahat yang cukup dan menjaga pola makan dan jenis makanan

S: Pasien perempuan, 26 tahun, hamil G1P0A0 UK 11 minggu, datang dengan keluhan meriang,
mata berat, dan pilek sejak 3 hari lalu. Pasien merasa demam namun tidak diukur suhu. Keluhan
demam, batuk nyeri kepala, pusing, nyeri tenggorokan, dan sesak disangkal. Keluhan yang
berhubungan dengan kehamilan seperti mual atau mulas disangkal.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 133/87
TB : 155
BB : 64
IMT : 26.64
Nadi : 92
Nafas : 20
Suhu : 36.5
Status Generalis
Pemeriksaan Paru:
- Inspeksi: bentuk dan postur normal, tidak ada tanda-tanda distress pernapasan
- Auskultasi: Bunyi napas vesikuler, tidak terdengar ronhki dan wheezing,

A: Acute nasopharyngitis

(18) v
25/8/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Tn. UG / Laki-laki / Usia 46 tahun
P:
Farmakologi:
- Ambroksol tab 30 mg No. 10, 3 dd tab 1
- Asam askorbat tab 50 mg No. 10, 1 dd tab 1
- (09-09-22): OAT KAT 1 FASE AWAL

Non-farmakologi:
Edukasi cara minum obat dan pentingnya minum obat teratur sampai selesai pengobatan,
istirahat yang cukup, makan makanan yang sehat

S: Pasien laki-laki, 46 tahun, datang dengan keluhan batuk lebih dari 2 minggu. Batuk berdahak,
berwarna kuning. Pasien juga mengeluhkan adanya keringat malam dan penurunan berat badan
yang tida, direncanakan. Riwayat demam, sesak napas, nyeri tenggorokan, atau batuk berdarah
disangkal. Pasien tidak memiliki riwayat merokok .
O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 102/71
TB : 167
BB : 49
IMT : 17.57
Nadi : 101
Nafas : 22
Suhu : 36.8
Status Generalis
Pemeriksaan Paru:
- Inspeksi: bentuk dan postur normal, tidak ada tanda-tanda distress pernapasan
- Auskultasi: Bunyi napas vesikuler, terdengar ronkhi
Laboratorium:
- Pemeriksaan TCM: positif

A: Respiratory tuberculosis, bacteriologically and histologically confirmed

(19) v
23/8/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: An. ANF / Perempuan / Usia 1 tahun
P:
Farmakologi:
- Gentamicin eyedrop flc No. 1, 4 dd gtt 1

Non-farmakologi:
Edukasi pemakaian obat, bersihkan mata dan belek secara teratur secara perlahan, apabila
demam atau nyeri dapat diberikan parasetamol, istirahat yang cukup, hindari es, chiki, gorengan,
dan jajanan. Perbanyak makan sayur dan buah.
S: Pasien anak perempuan usia 1 tahun datang dengan keluhan mata merah dan nyeri sejak 1 hari
yang lalu. Pasien mengatakan keluar belek yang banyak hingga sulit membuka mata, belek
berwarna keruh kekuningan. Selain keluhan mata, pasien juga mengeluhkan adanya pilek dan
badan hangat. Pilek tidak menyumbat, kadang kadang saja meler.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 11/11
TB : 11
BB : 9.5
IMT :-
Nadi : 120
Nafas : 30
Suhu : 36.8
Status Generalis
Pemeriksaan Mata:
- Inspeksi: Mata dan bola mata simetris kiri dan kanan, warna konjungtiva merah, sclera
berwarna putih, terdapat banyak cairan mukopurulen di sekitar mata
A: Conjungtivitis

(20) v
23/8/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: An. SSPH/ Perempuan / Usia 13 tahun
P:
Farmakologi:
- Ranitidin tab 150 mg tab No. 6, 2 dd tab 1
- Piridoksin HCL tab 10 mg No. 5, 1 dd tab 1
- Garam oralit untuk 200 ml air No. 5, 1 sach per muntah

Non-farmakologi:
Edukasi pemakaian obat, makan sedikit tapi sering, hindari terlambat makan dan makanan asam
serta pedas, perbanyak minum air putih untuk menghindari dehidrasi, istirahat yang cukup,
kontrol jika keluhan belum membaik dalam 3 hari.

S: Pasien anak perempuan usia 13 tahun datang dengan keluhan muntah-muntah sejak 1 hari
lalu. Keluhan disertai pusing serta nyeri pada ulu hati. Pagi ini pasien sudah muntah 2 kali,
kemarin muntah lebih banyak dari hari ini. Muntah pagi ini masih berisi makanan. Pasien masih
bisa makan.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 125/96
TB : 153
BB : 70
IMT : 29.9
Nadi : 100
Nafas : 20
Suhu : 36.2
Status Generalis
Pemeriksaan Mata:
- Inspeksi: Perut supel, tidak ikterik, tidak terdapat distensi, tonjolan, pelebaran vena, atau
massa.
- Auskultasi: bising usus (+), > 10 kali per menit
- Palpasi: nyeri tekan pada ulu hati (+)
- Perkusi: hipertimpani

A: Dyspepsia

(21) v
23/8/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: An. GNA/ Laki-laki / Usia 6 tahun
P:
Farmakologi:
- Gliseril guaikolat 100 mg tab No. 6, 3 dd tab 1/2
- Cetirizine 10 mg tab No. 3, 1 dd tab 1/2
- Asam askorbat 50 mg tab No. 5, 1 dd tab 1

Non-farmakologi:
Edukasi pemakaian obat dan 3M, makanan dibuat lebih bervariasi dan diusahakan makan
bersama orangtua agar lebih semangat untuk makan, perbanyak istirahat.

S: Pasien anak perempuan usia 6 tahun datang dengan keluhan batuk dan pilek sejak 3 hari lalu.
Batuk tidak berdahak, pilek meler berwarna putih bening. Batuk pilek disertai demam dengan
suhu 37.5-38.0OC dan sakit kepala. Pasien mengatakan di sekolah sedang banyak yang sakit
namun tidak ada yang positif COVID19.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 11/11
TB : 95
BB : 15
IMT : 16.62
Nadi : 80
Nafas : 20
Suhu : 36.6
Status Generalis
Pemeriksaan Mata:
- Inspeksi: tidak terdapat distress pernapasan atau retraksi otot ICS, tidak ada ikterik atau
sianosis
- Auskultasi: bunyi vesikuler, tidak terdapat ronkhi atau wheezing
A: Acute nasopharyngitis

(22) v
23/8/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. LHR/ Perempuan / Usia 74 tahun
P:
Farmakologi:
- Attapulgit tab No. 10, 3 dd tab 1 prn diare
- Zink 20mg tab No. 10, 1 dd tab 1
- Garam oralit untuk 200 ml air No. 5, prn diare

Non-farmakologi:
Edukasi cara minum obat, perbanyak minum air, makan makanan yang berkuah, diusahakan
untuk terus makan, berikan oralit setiap diare, perbanyak makan buah buahan berserat seperi
pisang karena dapat membantu memadatkan feses, jangan membeli makanan di luar dahulu

S: Pasien perempuan usia 74 tahun datang dengan keluhan diare sejak 4 hari lalu. Pasien
mengatakan diare lebih dari 3 kali dalam satu hari dengan konsistensi cair. Pada awal diare
dikatakan masih ada ampas ketika diare, namun saat ini yang keluar hanya air dan angin.
Riwayat diare berdarah, mual, muntah, pusing, sakit kepala, demam disangkal. Pasien
mengatakan sebelumnya jarang diare seperti ini. Pasien mengaku kurang ingat namun
mencurigai kemungkinan penyebab diare adalah salah makan sebelum gejala muncul

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 11/11
TB : 95
BB : 15
IMT : 16.62
Nadi : 80
Nafas : 20
Suhu : 36.6
Status Generalis
Pemeriksaan abdomen:
- Inspeksi: perut supel, sama dengan warna kulit, tidak terdapat distensi, benjolan, dan
pelebaran vena, maupun ikterik.
- Auskultasi: Bising usus positif, lebih dari 10x per menit
- Palpasi: Tidak teraba adanya massa maupun nyeri tekan

A: Diarrhea

(23) v
13/9/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. S / Perempuan / Usia 66 tahun
P:
Farmakologi:
- Amlodipine 5 mg tab No. 10, 1 dd tab 1 malam
- Parasetamol 500 mg tab No. 1 dd tab 1

Non-farmakologi:
Edukasi cara minum obat, kurangi makan makanan asin dan berlemak, rutin olahraga sesuai
kemampuan tubuh

S: Pasien perempuan usia 66 tahun datang untuk kontrol hipertensi. Pasien mengatakan sudah
lama menderita hipertensi, namun tidak rutin kontrol ke puskesmas. Saat ini pasien mengeluhkan
terasa pegal dan kencang di bagian belakang kepala sejak kemarin. Selain itu, pasien juga
mengatakan badan sedikit pegal karena terpeleset di kamar mandi ketika sedang ke toilet
Puskesmas. Keluhan pusing, mual, muntah, dan mata kunang-kunang, sempoyongan, debar-
debar disangkal. Pasien mengatakan sedang kurang istirahat. Riwayat penyakit lain disangkal.
O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 130/80
TB : 154
BB : 60
IMT : 25.3
Nadi : 78
Nafas : 20
Suhu : 36.4
Status Generalis
Pemeriksaan Paru:
- Auskultasi: Vesikuler, tidak terdapat ronkhi dan wheezing
Pemeriksaan Jantung:
- Auskultasi: BJ I – II normal, tidak terdengar murmur / gallop
Pemeriksaan Ekstremitas Bawah:
- Inspeksi: simetris kiri dan kanan, tidak terdapat tanda-tanda deformitas, memar, lecet,
atau luka, ROM aktif baik
- Palpasi: nyeri tekan (-), krepitasi (-), ROM pasif baik

A: Essential hypertension, myalgia, headache

(24) v
14/9/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Tn. MSS / Laki-laki / Usia 67 tahun
P:
Farmakologi:
- Amlodipine 5 mg tab No. 30, 1 dd tab 1 malam
- Metformin 500 mg tab No. 60, 2 dd tab 1
- Glibenklamid 5 mg tab No. 15, 1 dd tab 1/2
Non-farmakologi:
Edukasi cara minum obat, jauhi makanan yang manis, asin dan berlemak, kurangi minum
terutama ketika mendekati waktu tidur, kurangi minum minuman yang memicu pipis seperti kopi
dan teh, ketika pipis jangan mengejan, rutin kontrol ke dokter untuk penyakit yang diderita.

S: Pasien laki-laki usia 67 tahun datang untuk kontrol darah tinggi dan DM. Pasien mengatakan
sudah lama menderita hipertensi, DM, dan prostat dan sebelumnya sudah berobat di RS Siloam.
Saat ini tidak ada keluhan untuk darah tinggi dan DM, namun pasien mengeluh ada gangguan
pipis. Pasien mengaku saat ini jika pipis sering tidak lancar, pipis menetes, dan setelah pipis
tidak lampias. Keluhan lain seperti lebih sering pipis dan sulit menahan pipis, nyeri ketika pipis,
dan kencing berpasir atau berdarah disangkal.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 120/70
TB : 170
BB : 70
IMT : 24.2
Nadi : 80
Nafas : 20
Suhu : 36.5
Status Generalis: dalam batas normal

A: Non-insulin dependent diabetes mellitus, Hypertension, benign prostat hyperplasia

(25) v
14/9/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. P / Perempuan / Usia 61 tahun
P:
Farmakologi:
- Amlodipine 5 mg tab No. 10, 1 dd tab 1 malam
- Metformin 500 mg tab No. 30, 3 dd tab 1
- Parasetamol 500 mg tab No. 10, 3 dd tab 1 prn nyeri kepala
- Mikonazol krim 2% tube No. 1, 2 kali sehari oles tipis
- Piridoksin HCL (Vit B6) 10 mg tab No. 5, 1 dd tab 1

Non-farmakologi:
Pasien direkomendasikan untuk segera ke IGD atas dasar GDS: 408 disertai gejala lemas dan
pusing. Pasien juga diedukasi mengenai cara minum obat, kurangi makanan manis dan asin serta
berlemak, dan merutinkan olahraga serta kontrol ke dokter. Minta pasien untuk mandi secara
rutin 2 kali sehari, ganti baju jika basah / lembab, pakai pelembab untuk menjaga kelembaban
kulit, mandi dengan air suam suam kuku jangan terlalu panas.

S: Pasien perempuan usia 61 tahun datang dengan keluhan lemas dan kepala pusing sejak pagi
hari. Pasien memiliki riwayat diabetes dan hipertensi. Pasien mengatakan satu minggu yang lalu
sempat dilarikan ke IGD rumah sakit akibat keluhan yang mirip, dikatakan gula darah sangat
tinggi hingga harus dirawat, namun pasien menolak untuk dirawat. Selain keluhan pusing dan
lemas, pasien juga mengeluhkan adanya gatal pada bagian lengan kanan. Gatal dirasakan tambah
parah apabila pasien berkeringat. Keluhan lain seperti mual, muntah, nyeri perut, sesak napas
disangkal.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 140/90
TB : 168
BB : 68
IMT : 24.09
Nadi : 90
Nafas : 20
Suhu : 36
Status Generalis
Pemeriksaan kulit: Terdapat satu buah lesi makulopapular eritematosa dengan central healing
pada bagian lengan kanan dalam
Pemeriksaan GDS: 408

A: Non-insulin diabetes melitus, hypertension, tinea korporis

(26)v
15/9/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. U / Perempuan / Usia 70 tahun
P:
Farmakologi:
- Amlodipine 5 mg tab No. 30, 1 dd tab 1
- Simvastatin 10 mg tab No. 10, 1 dd tab 1
- Parasetamol 500 mg tab No. 10, 3 dd tab 1

Non-farmakologi:
Pertahankan pola hidup sehat dengan rajin berolahraga, kurangi makanan asin, gorengan, dan
makanan berlemak, perbanyak makan sayur, rutin minum obat dan kontrol.

S: Pasien perempuan usia 70 tahun datang dengan keluhan merasa pegal-pegal dan pusing sejak
kemarin. Pasien mengatakan kemarin sudah periksa di Posyandu Lansia dengan hasil kolesterol:
230, gds: 101, dan asam urat: 3,5. Selain itu, pasien juga mengatakan ada riwayat darah tinggi,
namun jarang kontrol kalau tidak ada keluhan. Pasien memiliki kebiasaan makan makanan yang
digoreng. Riwayat penyakit lain seperti diabetes disangkal.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 130/80
TB : 160
BB : 66
IMT : 25.78
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36
Status Generalis: dalam batas normal

A: Pure hypercholesterolemia, Essential hypertension

(27) v
14/9/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. S / Perempuan / Usia 61 tahun
P:
Farmakologi:
- Amlodipine 5 mg tab No. 30, 1 dd tab 1
- Kaptopril 12,5 mg tab No. 30, 1 dd tab 1

Non-farmakologi:
Pertahankan pola hidup sehat dengan rajin berolahraga, kurangi makanan asin dan berlemak,
perbanyak makan sayur, rutin minum obat dan kontrol

S: Pasien perempuan usia 61 tahun datang untuk kontrol tensi bulanan. Pasien sudah terdiagnosis
hipertensi sejak lama. Pasien mengatakan sejak bulan lalu tensi tidak terkontrol, tensi bulan
Agustus: 187/100, tensi awal bulan September: 140/100 sehingga pasien ingin kontrol kembali
apakah tensi sudah membaik. Tensi saat ini: 130/90. Os saat ini tidak memiliki keluhan, keluhan
seperti pusing, sakit kepala, lemas, badan pegal linu atau nyeri disangkal. Riwayat penyakit lain
seperti DM dan kolesterol tinggi disangkal.
O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 130/90
TB : 155
BB : 53
IMT : 22.06
Nadi : 80
Nafas : 20
Suhu : 36
Status Generalis: dalam batas normal

A: Essential hypertension

(28) v
03/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. M / Perempuan / Usia 66 tahun

P:
Farmakologi:
- Parasetamol 500 mg tab No. 10, 3 dd tab 1 prn nyeri

Non-farmakologi:
Rujuk lanjut kepada TS Obstetri dan Ginekologi di rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut
atas dasar pemeriksaan genitalia Wanita ditemukan prolaps uteri (+) hingga daerah vagina.
Edukasi agar tidak mengedan jika sedang buang air besar.

S: Pasien perempuan, usia 66 tahun, datang untuk kontrol hipertensi dan diabetes serta keluhan
nyeri pada bagian bawah perut disertai dengan rahim yang teraba pada bagian vagina. Pasien
mengatakan nyeri sudah dirasakan sekitar 1 minggu. Sebelum nyeri, pasien mengatakan ada
ambeien, disertai dengan pipis anyang-anyangan sehingga kadang ketika ke toilet sering
mengedan. Setelah gejala reda, pasien mulai merasakan adanya rahim yang turun di daerah
vagina dan nyeri pada bagian bawah perut. Nyeri dirasakan terus menerus, mengganggu
aktivitas. Pasien sebelumnya memiliki riwayat melahirkan sebanyak 9 kali.
O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 110/80
TB : 160
BB : 60
IMT : 23.44
Nadi : 80
Nafas : 20
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Genitalia Wanita:
- Inspeksi genitalia eksternal: bersih, mukosa lembab, integritas kulit baik, semetris tidak
ada edema dan tanda-tanda infeksi (pengeluaran pus /bau)
- Inspeksi vagina / serviks: prolaps uteri (+)

A: Female genital prolapse

(29) v
03/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. HZ / Perempuan / Usia 65 tahun

P:
Rujuk lanjut kepada TS Dermatovenerologi di rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut atas
dasar pemeriksaan kulit menunjukan lesi makula hingga plak eritematosa multiple, tebal,
berbatas tegas, dan baal, awalnya muncul di telinga dan menyebar ke di seluruh tubuh. Pasien
juga memiliki riwayat MH sebelumnya.

S: Pasien perempuan, usia 65 tahun, datang dengan keluhan muncul kemerahan yang terasa baal
di seluruh tubuh. Lesi muncul pertama kali di bagian telinga dan menyebar ke tangan, kaki,
badan, hingga wajah. Sebelumnya pasien dan keluarga pernah terkena Morbus Hansen, sudah
dalam pengobatan dan dinyatakan sembuh. Riwayat penyakit lain seperti hipertensi dan diabetes
sebelumnya disangkal. Saat ini di rumah tidak ada yang menunjukkan gejala seperti pasien.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 130/90
TB : 155
BB : 80
IMT : 33.3
Nadi : 80
Nafas : 16
Suhu : 36.5
Status Generalis:
Pemeriksaan Kulit:
Lesi makula hingga plak eritematosa multiple, tebal, berbatas tegas, dan baal, awalnya muncul
di telinga dan menyebar ke di seluruh tubuh.

A: Leprosy [Hansen Syndrome]

(30)v
03/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Tn. ZS / Laki-laki / Usia 84 tahun

P:
Rujuk lanjut kepada TS Oftalmologi di rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut atas dasar
keluhan mata buram seperti berkabut dan shadow test (+).

S: Pasien laki-laki, usia 84 tahun, datang ingin kontrol hipertensi bulanan. Saat ini pasien
mengaku tidak memiliki keluhan apapun. Pasien sudah terdiagnosis hipertensi sejak lama, dan
pernah dikatan memiliki penyakit jantung. Pasien mengaku rajin mengkonsumsi obat dan rutin
kontrol berobat ke Puskesmas setiap bulan. Pasien juga mengatakan sudah menjaga pola makan
agar memastikan tensi tetap stabil karena dulu tensi pernah sangat tinggi. Pasien juga memiliki
riwayat menderita asam urat, namun saat ini pasien tidak ada keluhan nyeri sendi atau pegal-
pegal. Riwayat diabetes disangkal.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 130/80
TB : 167
BB : 78
IMT : 27.97
Nadi : 80
Nafas : 20
Suhu : 36.2
Status Generalis: dalam batas normal
A: Hipertensi

(31) v
03/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Tn. BRH / Laki-laki / Usia 77 tahun

P:
Rujuk lanjut kepada TS Oftalmologi di rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut atas dasar
keluhan mata buram seperti berkabut dan shadow test (+).

S: Pasien laki-laki, usia 77 tahun, datang dengan keluhan mata kanan jika melihat kabur baik
melihat dekat maupun jauh. Pasien juga mengeluhkan penglihatan seperti berkabut dan di malam
hari menjadi silau. Pasien mengatakan keluhan sudah dirasakan sejak lama, namun semakin lama
semakin memburuk. Pasien juga mengeluhkan mata terkadang perih, namun keluhan mata atau
belekan, nyeri sangat pada mata hingga mual muntah disangkal. Pasien belum pernah
menggunakan obat apapun.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 130/90
TB : 168
BB : 72
IMT : 25.51
Nadi : 80
Nafas : 20
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Mata: Mata dan bola mata kanan dan kiri simetris, konjungtiva pink, sklera putih.
OD: shadow test (+), OS: shadow test (-)
A: Cataract

(32) v
05/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. S / Perempuan / Usia 61 tahun

P:
Farmakologi:
- Metformin 500 mg tab No. 60, 2 dd tab 1
- Glibenklamid 5 mg tab No. 30, 1 dd tab 1
- Parasetamol 500 mg tab No. 10, 3 dd tab 1
- Amlodipin 5 mg tab No. 30, 1 dd tab 1
- Simvastatin 10 mg tab No. 10, 1 dd tab 1

Non-farmakologi:
Jaga pola diet dan olahraga rutin 3 kali seminggu sesuai kemampuan tubuh, hindari makanan
manis, asin, dan berlemak.

S: Pasien perempuan, usia 61 tahun, datang dengan untuk kontrol diabetes dan hipertensi. Pasien
sudah mengalami hipertensi dan diabetes sejak lama. Pasien mengeluh pusing dan pegal pegal
yang dirasakan di seluruh tubuh sejak beberapa hari lalu. Pasien mengatakan sebelumnya pernah
dikatakan memiliki kolesterol tinggi beberapa bulan lalu namun pasien lupa angka hasil
pemeriksaannya. Beberapa hari kebelakang pasien mengaku kurang menjaga makan.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 120/80
TB : 147
BB : 52
IMT : 24.06
Nadi : 80
Nafas : 20
Suhu : 36.3
Status Generalis:
Pemeriksaan GDP: 151

A: Hypertension, Non-insulin diabetes mellitus, pure hypercholestrolemia

(33) v
05/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. HSH / Perempuan / Usia 78 tahun

P:
Rujuk lanjut kepada TS THT di rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut atas dasar keluhan
telinga berdenging disertai dengan badan terasa sempoyongan yang dirasakan beberapa minggu.
S: Pasien perempuan, usia 78 tahun, datang dengan keluhan adanya telinga berdenging yang
dirasakan sekitar 1-2 minggu terakhir. Pasien mengatakan denging dirasakan hilang timbul,
disertai dengan perasaan seperti sempoyongan hingga mau jatuh. Pasien juga mengatakan
pendengaran sedikit menurun namun masih bisa mendengar dan mengerti ucapan orang lain.
Keluhan lain seperti dinding atau ruangan berputar, nyeri kepala, riwayat mual muntah, riwanyat
sakit pada telinga sebelumnya disangkal.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 130/90
TB : 150
BB : 60
IMT : 26.67
Nadi : 80
Nafas : 20
Suhu : 36
Status Generalis: dalam batas normal

A: tinnitus

(34) v
06/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Tn. MH / Laki-laki / Usia 80 tahun

P:
Farmakologi:
- Parasetamol 500 mg tab No. 10, 3 dd tab 1 prn nyeri
- Simvastatin 10 mg tab No. 30, 1 dd tab 2
Non-farmakologi: Edukasi minum obat dan jaga pola hidup sehat dengan diet rendah garam dan
lemak serta olahraga rutin sesuai kemampuan tubuh, Hindari debu, apabila bersih-bersih rumah
menggunakan masker. Os diminta untuk periksa laboratorium, hasil menunjukkan asam urat
sehingga diedukasi tambahan mengenai diet rendah protein dengan menghindari makanan seperti
seafood, daging, kacang, dan sayur-sayuran yang menyebabkan asam urat.

S: Pasien laki-laki, usia 80 tahun, datang dengan keluhan sendi-sendi di bagian tangan dan lutut
nyeri dan kaku terutama di pagi hari. Sendi tangan nyeri terutama ketika sedang bersepeda dan
menyetir, sedangkan lutut nyeri terutama ketika akan berpindah posisi dari duduk menjadi
berdiri. Pasien juga mengeluhkan bersin-bersin terutama ketika sedang bersih-bersih rumah,
namun pilek hilang dengan sendirinya setelah selesai bersih bersih. Pasien memiliki riwayat
penyakit kolestrol yang sudah terkontrol sekitar 6 bulan kebelakang dengan menggunakan
Simvastatin 20 mg yang diberikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam, namun karena
kolesterol pasien sudah terkontrol pasien memiliki kendala harus membeli obat sendiri sehingga
pasien memohon bantuan mendapatkan simvastatin dari Puskesmas.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 110/70
TB : 150
BB : 50
IMT : 22.22
Nadi : 80
Nafas : 17
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan ekstremitas atas:
- Inspeksi: simetris kiri dan kanan, integritas kulit baik, tidak terlihat ada bengkak atau
kemerahan pada sendi, ROM aktif sendi tangan terbatas, nyeri sendi tangan (+), kekuatan
otot penuh.
- Palpasi: sendi tidak terasa panas
Pemeriksaan Laboratorium (10/10/22):
- Asam urat: 7.9 mg/dL
- GDP: 96,8 mg/dL
- Kolesterol: 136.8 mg/dL

A: Hyperuricemia, Essential hypertension, Pure Hypercholesterolemia, Allergic Rhinitis

(35)v
06/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Tn. SO / Laki-laki / Usia 69 tahun

P:
Farmakologi:
- Amlodipin 10 mg tab No. 30, 1 dd tab 1
- Sianokobalamin tab No. 10, 1 dd tab 1
-
Non-farmakologi: Edukasi minum obat dan jaga pola hidup sehat dengan diet rendah garam dan
lemak serta olahraga rutin sesuai kemampuan tubuh

S: Pasien laki-laki, usia 69 tahun, datang untuk kontrol tensi rutin per bulan. Pasien sebelumnya
mengatakan pertama kali terdeteksi memiliki hipertensi sekitar 1 tahun lalu. Pasien mengaku
sudah menjaga pola hidup sehat dan tekanan darah belakangan ini sudah terkontrol beberapa
bulan kebelakang. Pasien juga mengatakan saat ini tidak ada keluhan. Riwayat penyakit lain
seperti diabetes dan kolesterol tinggi disangkal.
O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 110/70
TB : 168
BB : 75
IMT : 25.57
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36
Status Generalis: dalam batas normal

A: Essential hypertension

(36) v
06/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Tn. BS / Laki-laki / Usia 65 tahun

P:
Farmakologi:
- Amlodipin 10 mg tab No. 30, 1 dd tab 1
- Simvastatin 10 mg tab No. 30, 1 dd tab 1

Non-farmakologi: Edukasi minum obat dan jaga pola hidup sehat dengan diet rendah garam dan
lemak serta olahraga rutin sesuai kemampuan tubuh

S: Pasien laki-laki, usia 65 tahun, datang untuk kontrol tensi rutin per bulan. Pasien sebelumnya
mengatakan pertama kali terdeteksi memiliki hipertensi sudah sejak lama. Pasien mengatakan
bahwa pasien dikatakan memiliki kolesterol tinggi pada awal tahun dan rutin minum
simvastation. Pasien juga mengaku memiliki penyakit prostat dan saat ini sedang dalam
pengobatan. Pasien saat ini tidak ada keluhan pegal-pegal, sakit kepala, nyeri di leher, maupun
keluhan lainnya. Riwayat penyakit lain seperti diabetes disangkal.
O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 131/75
TB : 160
BB : 58.5
IMT : 25.57
Nadi : 80
Nafas : 20
Suhu : 36
Status Generalis: dalam batas normal

A: Essential hypertension, pure hypercholesterolemia, benign prostate hyperplasia

(37) v
13/09/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. CJ / Perempuan / Usia 51 tahun

P:
Farmakologi:
- Amlodipin 5 mg tab No. 30, 1 dd tab 1
- Metformin 500 mg tab No. 90, 3 dd tab 1
- Glibenklamid 5 mg tab No. 60, 2 dd tab 1
- Piridoksin HCL 10 mg tab No. 5, 1 dd tab 1

Non-farmakologi: Edukasi minum obat dan jaga pola hidup sehat dengan diet rendah gula dan
olahraga rutin sesuai dengan kemampuan tubuh.

S: Pasien perempuan, usia 51 tahun, datang untuk kontrol diabetes dan hipertensi per bulan.
Pasien sebelumnya mengatakan pertama kali terdeteksi memiliki diabetes dan hipertensi sudah
sejak lama. Pasien mengatakan bahwa beberapa bulan kebelakang, gula darah puasa masih sering
tinggi. Pasien mengatakan sudah berusaha mengurangi asupan gula dengan menjaga makan nasi,
jajan jajanan, dan lain-lain. Pasien juga mengeluhkan pegal seperti kesemutan di ujung-ujung jari
terutama jari tangan. Selain kesemutan, pasien menyangkal adanya keluhan lain yang dirasakan
saat ini.
O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 130/80
TB : 154
BB : 69
IMT : 29.09
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36
Status Generalis: dalam batas normal
Pemeriksaan GDP: 108

A: Diabetes, Essential hypertension

(38) v
24/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. RA / Perempuan / Usia 44 tahun

P:
Farmakologi:
- Prednison 5 mg tab No. 6, 2 dd tab 1
- Parasetamol 500 mg tab No. 10, 3 dd tab 1 prn nyeri
- Sianokobalamin tab No. 10, 1 dd tab 1

Non-farmakologi: Edukasi minum obat dan jaga pola hidup sehat, rutin olahraga, perbanyak
istirahat.

S: Pasien perempuan, usia 44 tahun, datang dengan keluhan sakit pada bagian telapak kaki
terutama di bagian tumit. Nyeri dirasakan sudah cukup lama namun belum pernah berobat
hingga saat ini. Nyeri dikatakan tidak menjalar, dapat ditunjuk, dirasakan seperti ditusuk dan
kesemutan. Pasien tidak mengetahui penyebab nyeri. Tidak terdapat riwayat kaku pada sendi,
riwayat gula, kolesterol, dan darah tinggi. Pasien juga mengeluhkan adanya nyeri kepala dan rasa
berat di daerah tengkuk.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 120/80
TB : 152
BB : 68
IMT : 29.43
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Ekstremitas Bawah:
- Inspeksi: simetris kiri dan kanan, integritas kulit baik, tidak terlihat adanya benjolan,
tanda radang atau infeksi, maupun bekas luka. ROM dalam batas normal.
- Palpasi: nyeri tekan pada bagian tumit (+)

A: Plantar fasciitis

(39) v
24/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. IM / Perempuan / Usia 51 tahun

P:
Farmakologi:
- Omeprazole 20 mg caps No. 6, 2 dd tab 1 a.c
- Domperidon 10 mg tab No. 6, 2 dd tab 1 prn muntah
- Prednison 5 mg tab No. 6, 2 dd tab 1
- Hidrokortison 2,5% krim No. 1, 2 dd applic part dol oles tipis
- Parasetamol 500 mg tab No. 6, 3 dd tab 1

Non-farmakologi: Edukasi cara minum obat, jaga pola makan dengan makan sedikit-sedikit tapi
sering, hindari makan pedas dan asam, gunakan lotion secara rutin 2 kali sehari untuk menjaga
kelembaban, air jangan terlalu panas jika mandi

S: Pasien perempuan, usia 51 tahun, datang dengan keluhan bagian dada tengah terasa nyeri,
disertai mual, muntah, dan perut begah. Muntah jarang, masih berisi ampas. Nyeri dirasakan
terutama di bagian ulu hati. Pasien beberapa hari kebelakang mengatakan tidak makan rutin.
Pasien mengaku memiliki riwayat maag. Pasien juga mengeluhkan adanya gatal pada bagian
paha bawah, sudah diobati sebelumnya dan sudah membaik namun kembali gatal lagi. Pasien
tidak rutin menggunakan pelembab.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 110/80
TB : 158
BB : 63
IMT : 25.24
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Kulit: Pada bagian paha, terlihat lesi makula hiperpigmentasi pada bagian paha,
diskret sebagian konfluens, batas tidak tegas, berukuran 5x5 cm, dengan skuama putih kasar
diatasnya

A: Dyspepsia, Dermatitis unspecified

(40) v
24/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: An. KHA / Perempuan / Usia 13 tahun

P:
Farmakologi:
- Omeprazole 20 mg caps No. 6, 1 dd tab 1 a.c
- Piridoksin HCL 10 mg tab No. 5, 1 dd tab 1

Non-farmakologi: Edukasi cara minum obat, jaga pola makan dengan makan sedikit-sedikit tapi
sering, hindari makan pedas dan asam, hindari terlambat makan.

S: Pasien perempuan, usia 13 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada bagian ulu hati sejak 1
hari lalu. Nyeri dikatakan seperti terasa perih, hanya di bagian ulu hati. Gejala lain seperti mual,
muntah, diare, demam disangkal. Perasaan panas menjalar di bagian leher, mulut terasa pahit
juga disangkal. Gejala seperti ini baru dirasakan pertama kali, sebelumnya belum pernah seperti
ini. Pasien memiliki riwayat suka makan mie dan makanan pedas. Pasien juga dikatakan sering
terlambat makan.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 110/70
TB : 150
BB : 47
IMT : 25.24
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Abdomen:
- Inspeksi: supel, warna sama dengan warna kulit lain, tidak terdapat tonjolan dan
pelebaran vena.
- Auskultasi: bising usus (+)
- Palpasi: nyeri tekan pada ulu hati

A: Dyspepsia

(41) v
24/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. NACK / Perempuan / Usia 38 tahun

P:
Farmakologi:
- Omeprazole 20 mg caps No. 6, 2 dd tab 1 a.c
- Parasetamol 500 mg tab No. 10, 3 dd tab 1
- Domperidon 10 mg tab No. 6, 2 dd tab 1 prn muntah
- Ranitidin 150 mg tab No. 6, 2 dd tab 1 p.c
- Siprofloksasin 500 mg tab No. 10, 2 dd tab 1 p.c

Non-farmakologi: Edukasi cara minum obat, perbanyak istirahat, makan sedikit tapi sering,
hindari makan pedas dan asam, usahakan makan makanan halus dan perbanyak minum.

S: Pasien perempuan, usia 38 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada bagian perut kiri sejak 3
minggu lalu. Nyeri disertai diare cair dan tidak bisa kentut. Pasien juga mengatakan sakit amat
sangat di bagian perut, VAS saat ini 8. Pasien mengaku tidak pernah demam tinggi namun ada
meriang hilang timbul. Pasien mengatakan sudah ke RSUD namun dipulangkan dengan
diagnosis kolik abdomen. Keluhan mual, muntah (+), keluhan lain seperti pipis berpasir, nyeri
ketika pipis disangkal. Pasien mengaku pipis sempat berwarna kuning kemerahan.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 110/70
TB : 159
BB : 48
IMT : 18.99
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Abdomen:
- Inspeksi: perut buncit, warna sama dengan warna kulit lain, tidak terdapat tonjolan dan
pelebaran vena.
- Auskultasi: bising usus menurun
- Palpasi: muscular defense (+) pada bagian kiri perut
- Perkusi semua kuadran: dull (+) pada bagian kiri perut

Pemeriksaan Lab:
DPL: Segmen 73.6% (normal: 50-70%), parameter lain dalam batas normal
Pemeriksaan Urin: Leukosit urin: 3-5, eritrosit urin: 0-2, bakteri: +1, epitel: +2, urobilinogen: 0.2
A: Abdominal and pelvic pain, urinary tract infection unspecified, peritonitis

(42) v
24/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. S / Perempuan / Usia 49 tahun

P:
Farmakologi:
- Asiklovir 400 mg tab No. 70, 5 dd tab 2
- Asam arkobat 50 mg tab No. 10, 1 dd tab 1
- Metformin 500 mg tab No. 30, 1 dd tab 1
- Amlodipin 5 mg tab No. 30, 1 dd tab 1

Non-farmakologi: Edukasi cara minum obat, perbanyak istirahat, mandi seperti biasa, hindari
kontak apabila ada anak kecil di rumah yang belum terkena cacar.

S: Pasien perempuan, usia 49 tahun, datang dengan keluhan gatal disertai munculnya bitnik
merah melenting pada bagian bawah payudara kanan sejak 3 hari lalu. Bintik merah awalnya
muncul sedikit namun semakin banyak dan meluas memanjang di sepanjang bagian bawah
payudara. Pasien mengatakan lenting yang muncul terasa perih dan nyeri, beberapa lenting
ketika pecah seperti melepuh. Selain gatal dan perih, pasien juga mengeluhkan adanya badan
meriang. Pasien mengatakan sebelumnya sudah pernah menderita cacar sewaktu kecil. Pasien
juga mengaku memiliki darah tinggi dan diabetes, rutin minum obat metformin 3 kali sehari dan
amlodipine, biasa membeli di apotik luar.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 110/70
TB : 145
BB : 51
IMT : 24.26
Nadi : 78
Nafas : 20
Suhu : 36.8
Status Generalis:
Pemeriksaan Kulit:
- Inspeksi: Pada regio bawah payudara kanan, unilateral, segmental terdapat lesi papul dan
nodul eritematosa, multipel, diskret, herpetiformis, sebagian pecah dengan skuama putih
kering diatasnya.
Pemeriksaan GDS: 170

Assessment: Herpes zoster, DM, HT


(43) v
24/10/22 Kejiwaan
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. DN / Perempuan / Usia 47 tahun

P: Rujuk lanjut kepada TS Psikiatri di rumah sakit untuk pemeriksaan dan tatalaksana lebih
lanjut atas dasar gejala depresi yang mengarah kepada diagnosis distimia.

S: Pasien perempuan, usia 47 tahun, datang dengan keluhan perasaan sedih yang dirasakan
secara terus menerus sejak lama. Perasaan sedih diikuti perasaan malas untuk melakukan
kegiatan sehari-hari, tidak ingin berinteraksi dengan orang lain, sering cemas, mimpi buruk, serta
nyeri kepala yang hilang timbul. Pasien mengaku gejala sudah muncul ketika pasien masih di
bangku perkuliahan, karena stress menghadapi tuntutan kuliah. Namun, pasien mengatakan
sebelumnya masih dapat mengatasi rasa sedih dengan rajin berolahraga. Ketika sudah menikah
dan bekerja, pasien mulai kembali sulit mengatasi rasa sedih, terutama ketika masih bekerja
sebagai EO dan mengalami perceraian dengan suami. Pasien biasanya mengontrol emosi dan
rasa sedih dengan berolahraga, namun karena keluhan dirasakan sudah sangat lama dan terus
menerus muncul, pasien memutuskan untuk berobat.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 100/70
TB : 155
BB : 54
IMT : 22.48
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Paru: Vesikuler, tidak ada ronkhi maupun wheezing
Pemeriksaan Jantung: Bunyi jantung I/II normal, tidak terdengar murmur atau gallop
Pemeriksaan Abdomen: Datar, supel, tidak terlihat ada massa, distensi, benjolan, pelebaran vena,
nyeri tekan (-), timpani di seluruh kuadran, bising usus (+), normal.

Assessment: Distimia

(44)v
24/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Tn. M / Laki-laki / Usia 52 tahun

P:
Farmakologi:
- Vitamin B Kompleks tab No. V, 1 dd tab 1
- Parasetamol 500 mg tab No. X, 3 dd tab 1 prn nyeri

Non-farmakologi:
Edukasi minum obat (obat diminum hanya ketika nyeri, vitamin diminum 1x1), kompres dingin
atau hangat di bagian yang nyeri, istirahat yang cukup untuk memberi otot waktu pemulihan.

S: Pasien laki-laki, usia 52 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada bagian punggung kiri sejak
3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan badan greges, namun pasien tidak merasa demam.
Pasien mengatakan saat bekerja, bagian punggung terbentur besi. Saat ini pasien mengeluh nyeri
terutama jika bergerak, namun sedikit lebih nyaman jika dipijat atau apabila pasien sedang
istirahat. Pasien mengatakan VAS 5, sedikit mengganggu pekerjaan namun pasien masih dapat
beraktivitas dan berjalan dengan baik. Gangguan lain seperti BAK berkurang atau tidak dapat
BAK, BAK berdarah disangkal. Keluhan lain seperti demam, nyeri di daerah lain, nyeri menjalar
disangkal.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 120/80
TB : 170
BB : 74
IMT : 25.61
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Dada dan Punggung:
- Inspeksi: simetris, bentuk dan postur normal, tidak ada tanda memar, bengkak, atau
lebam.
- Palpasi : Nyeri tekan pada palpasi bagian punggung kanan, otot terasa kaku dan kencang

Assessment: Myalgia

(45) Bedahv
24/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Tn. AR / Laki-laki / Usia 22 tahun

P:
Rujuk lanjut kepada TS Oftalmologi di rumah sakit untuk pemeriksaan dan tatalaksana lebih
lanjut atas dasar bengkaknya bagian kelopak mata kiri bagian bawah dengan diagnosis kalazion.

S: Pasien laki-laki, usia 22 tahun, datang dengan keluhan bengkak pada kelopak mata kiri
bagian bawah sejak 8 bulan lalu. Pasien mengatakan bengkak dirasakan tidak nyeri maupun
panas, namun sedikit menghalangi pandangan. Keluhan lain seperti mata menjadi merah,
penglihatan menurun disangkal. Pasien mengatakan awalnya muncul seperti bintitan, nyeri dan
radang, saat itu pasien tidak menggunakan obat apapun, lama kelamaan nyeri hilang namun
bengkak tidak kunjung hilang. Pasien sebelumnya sudah pernah berobat ke dokter mata dan
disarankan untuk menjalani tindakan pengangkatan massa.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 120/80
TB : 162
BB : 50
IMT : 19.05
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Mata:
- Inspeksi: mata dan bola mata simetris kanan dan kiri, warna konjungtiva pink, warna
sclera putih, pada bagian kelopak bawah mata kiri terlihat adanya benjolan kemerahan,
tidak terlihat pus.

Assessment: Chalazion

(46) v
24/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. RNN / Perempuan / Usia 27 tahun
Kode kegiatan: Bedah

P:
Farmakologi:
- Parasetamol 500 mg tab No. 10, 3 dd tab 1 prn pegal di pundak
- Asam askorbat 5 mg tab No. 5, 1 dd tab 1
Non-farmakologi:
Edukasi bahwa FAM merupakan penyakit yang sifatnya jinak, tanda-tanda tumor ganas
(membesar dengan cepat, nyeri, hangat, bengkak, adanya retraksi kulit, dll) serta pentingnya
pemeriksaan secara berkala.

S: Pasien perempuan, usia 27 tahun, datang dengan keluhan munculnya benjolan pada bagian
payudara sebelah kanan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien mengatakan pasien tidak merasakan
nyeri, namun kadang jika tidur kearah kanan terasa ada yang mengganjal. Keluhan lain seperti
hangat pada bagian benjolan, retraksi atau luka pada kulit, dan keluar cairan dari puting
disangkal. Riwayat adanya benjolan payudara pada keluarga disangkal. Selain benjolan
payudara, pasien mengatakan bahwa saat ini merasakan pegal linu terutama di bagian bahu.
Pasien mengatakan akhir-akhir ini memang sering mengangkat beban berat.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 110/70
TB : 161
BB : 64
IMT : 24.69
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Payudara:
- Inspeksi Dada : Normal
- Palpasi Dada : Benjolan di bag bawah payudara kanan, mobile, sebesar 1x1
- Inspeksi dan Palpasi Aksila : Normal
Assessment: Fibroadenosis of breast, myalgia

(47) v
24/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Tn. W / Laki-laki / Usia 48 tahun
Kode kegiatan: Medis

P:
Farmakologi:
- Asam mefenamat 500 mg caps No. 10, 3 dd tab 1 p.c
- Sianokobalamin tab No. 5, 1 dd tab 1 p.c
- Prednison 5 mg tab No. 6, 2 dd tab 1 p.c

Non-farmakologi:
Edukasi bahwa nyeri di tangan disebabkan oleh gerakan repetitive jadi usahakan melakukan
stretching berkala, istirahatkan tangan, hindari gerakan yang membuat nyeri, boleh di kompres
dingin agar lebih nyaman.

S: Pasien laki-laki, usia 48 tahun, datang dengan keluhan tangan kiri kebas, ngilu, dan
kesemutan sudah 1 tahun. Perasaan nyeri dan ngilu terutama dirasakan di pergelangan, menjalar
ke jari-jari. Pasien mengaku akhir-akhir ini tangan menjadi kebas. Pasien juga mengaku jika
pagi-pagi sendi terasa kaku-kaku. Riwayat gula sebelumnya disangkal. Pasien mengatakan
bahwa pasien sering membawa motor dan mengangkat barang yang cukup berat. Pasien selama
ini belum ke dokter untuk keluhan ini, biasanya hanya didiamkan saja atau menggunakan obat
warung. Pasien juga belum pernah melakukan pemeriksaan kolesterol maupun asam urat.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 110/70
TB : 170
BB : 70
IMT : 24.22
Nadi : 80
Nafas : 19
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Ekstremitas Atas:
-Inspeksi Struktur Muskuloskletal : simetris kika, integritas kulit baik, ROM agak terbatas,
phalen test (+) pada tangan kiri
- Perkusi: Tinnel test (-)
- Tes Reflex : Normal : reflek bisep dan trisep positif
Pemeriksaan Laboratorium:
- Kolesterol : 192 mg/dL
- GDP : 100 mg/dL
- Asam urat : 5.7 mg/dL

Assessment: Carpal Tunnel Syndrome

(48) v
24/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. M / Perempuan / Usia 47 tahun
Kode kegiatan: Bedah / Medis

P:
Farmakologi:
- Prednison 5 mg tab No. 6, 2 dd tab 1
- Asam mefenamat 500 mg caps No. 10, 2 dd tab 1 prn nyeri
- Ranitidin 150 mg tab No. 6, 2 dd tab 1 a.c

Non-farmakologi:
Edukasi bahwa gejala lebih mengarah kepada massa jinak, edukasi tanda-tanda massa ganas
yang memerlukan penanganan lebih lanjut, edukasi cara minum obat dan sadanis.

S: Pasien perempuan, usia 47 tahun, datang dengan keluhan adanya massa pada payudara bagian
kanan yang terasa nyeri sejak 1 tahun yang lalu, memberat sejak 1 bulan lalu. Pasien mengatakan
payudara terasa ngebet, awalnya apabila pasien berbaring ke arah kanan, namun saat ini
dirasakan bahkan ketika pasien sedang diam. Penurunan BB (-), riwayat tumor pada keluarga (-),
demam (-), pasien memiliki anak 4, namun menyusui hanya sebentar. Sebelumnya pasien sudah
pernah diberikan obat amoksisilin dan pereda nyeri, namun gejala tidak dirasakan membaik.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 120/80
TB : 170
BB : 70
IMT : 24.22
Nadi : 80
Nafas : 19
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Payudara:
- Inspeksi dada: normal, warna kulit sama dengan kulit sekitar, tidak terdapat tanda
inflamasi, pembengkakak, maupun retraksi kulit
- Palpasi dada: Pada payudara kanan terdapat massa ukuran 3x3 cm, berukuran bulat,
lunak, tidak hangat, permukaan licin, mobile, nyeri tekan (+)
- Inspeksi dan Palpasi Aksila: dalam batas normal

Assessment: Benign neoplasm of breast

(49) v
24/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. D / Perempuan / Usia 60 tahun
Kode kegiatan: Medis
Lansia

P:
Farmakologi:
- Amlodipin 5 mg tab No. 30, 1 dd tab 1 p.c
- Simvastatin 10 mg tab No. 10, 1 dd tab 1 p.c
- Parasetamol 500 mg tab No. 10, 3 dd tab 1 prn ngilu

Non-farmakologi:
Edukasi pentingnya rutin minum obat, hindari makanan asin, berlemak, goreng-goreng. Edukasi
pentingnya menjaga pola hidup sehat dan olahraga sesuai dengan kemampuan tubuh. Edukasi
pentingnya kontrol rutin apabila menderita darah tinggi dan kolesterol tinggi.

S: Pasien perempuan, usia 60 tahun, datang untuk kontrol hipertensi dan kolesterol. Pasien
mengeluh badan pegal linu terutama di bagian tengkuk sejak beberapa hari yang lalu. Pasien
mengatakan sebelumnya sudah terdiagnosis hipertensi sejak beberapa tahun yang lalu, namun
tidak rutin kontrol. Pasien mengatakan belum minum obat papaun untuk linu-linunya. Pasien
sebelumnya sudah sempat periksa kolesterol di luar, dikatakan kolesterol 220. Keluhan lain
seperti badan meriang, nyeri pada sendi-sendi disangkal.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 120/80
TB : 156
BB : 70
IMT : 28.76
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Paru: Vesikuler, tidak ada ronkhi maupun wheezing
Pemeriksaan Jantung: Bunyi jantung I/II normal, tidak terdengar murmur atau gallop
Pemeriksaan Abdomen: Datar, supel, tidak terlihat ada massa, distensi, benjolan, pelebaran vena,
nyeri tekan (-), timpani di seluruh kuadran, bising usus (+), normal.
Assessment: essential hypertension, pure hypercholesterolemia

(50) v
01/11/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Tn. S / Laki-laki / usia 67 th
Kode kegiatan: Bedah

P:
Farmakologi:
- Asam mefenamat 500 mg caps No. 6, 2 dd tab 1 prn nyeri a.c
- Amoksisilin 150 mg caps No.15, 3 dd tab 1 habiskan
- Sianokobalamin No. 5, 1 dd tab 1

Non-farmakologi:
Edukasi pentingnya menjaga agar luka tetap kering, hindari gerakan yang dapat membuat luka
menjadi tambah besar, edukasi minum obat.

S: Pasien laki-laki, usia 67 tahun, datang dengan keluhan luka jahitan terbuka setelah dicabut
jahitan 1 minggu yang lalu. Sebelumnya kaki pasien sebelah kiri luka saat bekerja akibat terkena
seng. Luka sudah dijahit sebanyak 27 jahitan dan luka sudah kering, namun kaki masih sedikit
bengkak saat diangkat jahitan. Setelah jahitan pasien sudah mendapatkan obat antibiotik
Klindamisin dan pereda nyeri selama 1 minggu. Setelah 1 minggu setelah jahitan diangkat, luka
terbuka lagi, disertai dengan keluarnya nanah. Pasien mengaku luka tidak terasa nyeri. Pasien
mengatakan tidak mengetahui kenapa jahitan bisa terbuka karena selama ini pasien hanya tidur
saja di tempat tidur.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 120/80
TB : 165
BB : 47
IMT : 17.26
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36.2
Status Generalis:
Pemeriksaan Ekstremitas Bawah:
- Inspeksi: Perban tidak rembes, terlihat luka sepanjang 5 x 3 x 2 cm, disertai nanah
- Palpasi: nyeri tekan (-)

Assessment: Open wound of ankle and foot

(51) v
27/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. M / Perempuan / usia 23 th
Kode kegiatan: Bedah
P: Rujuk lanjut kepada TS Spesialis Bedah di Rumah Sakit untuk pemeriksaan dan tatalaksana
lebih lanjut atas dasar terdapat massa lunak sebesar 5x4 cm, kemerahan, tidak tampak pus, atau
luka dan tidak nyeri

S: Pasien perempuan, usia 23 tahun, datang dengan keluhan muncul massa pada bagian daun
telinga sejak bulan lalu. Awalnya massa muncul kecil seperti daging tumbuh, namun kelamaan
membesar. Massa teraba lunak, kemerahan, tidak nyeri saat inspeksi maupun palpasi, tidak
terdapat pus atau luka. Pasien mengatakan sebelumnya sudah pernah mengalami hal yang serupa
sejak beberapa tahun lalu, dan sudah melakukan tindakan operasi sebanyak 3 kali pada tempat
yang sama. Operasi terakhir dikatakan tahun 2020, namun pasien dikatakan belum pernah
menerima hasil pemeriksaan jaringan yang diangkat atau dijelaskan apa penyebab terjadinya
massa. Keluhan lain seperti berat badan turun tanpa disengaja, demam sumeng-sumeng
disangkal.
O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 120/80
TB : 150
BB : 40
IMT : 17.78
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Telinga:
- Inspeksi: Terdapat massa pada daun telinga dengan konsistensi lunak, kemerahan, tanpa
luka atau pus, fluktuasi (-), sebesar 5x4 cm
- Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan
-
Assessment: Other benign neoplasm of connective and other soft tissue of head, face and neck

(52) v
24/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: An. KNA / Perempuan / usia 13 th
Kode kegiatan: Medik
P:
Farmakologi:
- Omeprazole 20 mg caps No. 6, 1 dd tab 1 ac
- Piridoksin HCl 10 mg tab No. 5, 1 dd tab 1 pc

Non-farmakologi: Hindari makanan pedas asam, mie instan. Ubah pola makan jadi sering namun
sedikit-sedikit. Hindari terlambat makan. Edukasi untuk minum obat 30 menit sebelum makan.
S: Pasien anak perempuan, usia 13 tahun, datang dengan keluhan nyeri di perut bagian ulu hati
sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengatakan nyeri baru pertama kali dirasakan, sebelumnya belum
pernah ada riwayat maag maupun merasakan nyeri seperti saat ini. Keluhan disertai rasa pahit di
mulut dan rasa panas dan begah pada daerah tengah dada. Keluhan pencernaan lain seperti mual,
muntah, diare, sulit buang air besar, atau masalah BAK disangkal. Pasien mengaku sebelumnya
memang memiliki kebiasaan senang telat makan, dan hobi makan makanan pedas dan mie
instan.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 110/70
TB : 150
BB : 47
IMT : 20.89
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi: Supel, simetris kika, warna sama dengan warna kulit, tidak terdapat distensi,
benjolan, dan pelebaran vena
- Auskultasi: Bising usus positif, 8x per menit
- Palpasi: Nyeri tekan (+) pada ulu hati
- Perkusi: Timpani pada seluruh regio perut
Assessment: Dispepsia

(53) v
27/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: An. KA / Perempuan / usia 2 th
Kode kegiatan: Medik
P:
Farmakologi:
- Zink tab 20 mg No. 10, 1 dd tab 1
- Garam oralit untuk 200 ml air sachet No. 5, 3x1 prn diare

S: Pasien anak perempuan, usia 2 tahun, datang dengan keluhan buang air besar sejak pagi hari.
Sejak pagi pasien sudah buang air besar 4x, pup dikatakan encer, awalnya masih ada ampas lama
kelamaan hanya berisi air, berwarna kuning kecoklatan. Riwayat pup berlendir, mengeluarkan
darah / berwarna merah disangkal. Pup dikatakan lebih bau dari biasanya. Ibu pasien mengaku
ada riwayat ganti susu. Ibu pasien mengatakan tidak ada demam, ruam kulit, kemerahan di
pantat, bengkak, maupun mual muntah.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 90/60
TB : 82
BB : 11
IMT : 16.36
Nadi : 100
Nafas : 26
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi: Supel, simetris kika, warna sama dengan warna kulit, tidak terdapat distensi,
benjolan, dan pelebaran vena
- Auskultasi: Bising usus positif
- Palpasi: Nyeri tekan (-)
- Perkusi: Timpani pada seluruh regio perut
Assessment: Diarrhea
(54) v
05/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: An. AAN / Perempuan / usia 6 th
Kode kegiatan: Kegawatdaruratan
P: Orangtua pasien diedukasi untuk segera membawa anak ke IGD RS terdekat agar dapat
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terutama terhadap kecurigaan kejang yang menyebabkan
anak terjatuh.

S: Pasien anak perempuan, usia 6 tahun, datang dengan keluhan luka di dagu pasca terjatuh di
sekolah. Guru pasien mengaku pasien saat itu sedang bermain dengan teman-temannya, pasien
tiba-tiba seperti kejang, diam dan kaku, mata mendelik ke atas, lalu setelah itu terjatuh. Dagu
pasien terluka sekitar 1.5 cm di bagian dagu. Sebelumnya pasien memang dikatakan sedang sakit
dan sempat demam sebelum pergi ke sekolah. Riwayat kejang sebelumnya disangkal. Os
mengaku saat ini badan masih terasa lemas dan pusing pasca jatuh, serta nyeri pada bagian wajah
yang terluka.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 90/60
TB : 123
BB : 18
IMT : 11.90
Nadi : 80
Nafas : 20
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan Mata: pupil isokor, light reflex (+/+)
Pemeriksaan Kepala: Pada dagu terdapat luka vulnus laseratum sekitar 1.5 cm
Pemeriksaan Neurologi: Kaku kuduk (-), Refleks fisiologis normal, tidak terdapat refleks
patologis

Assessment: Open wound in face, syncope and collapse

(55) v
06/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. YA / Perempuan / usia 55 th
Kode kegiatan: Medik
P:
Farmakologi:
- Loratadin 10 mg tab No. 5, 1 dd tab 1
- Betametason 0.1% krim No. 1, 2 dd applic part dol, oles tipis
- Deksametason 0.5 mg tab No. 3, 1 dd tab 1
- Cetirizine 10 mg tab No. 5, 1 dd tab 1

Non-farmakologi: Edukasi minum obat. Apabila berkeringat segera ganti baju dan jangan
dibiarkan lembab. Sebisa mungkin jangan digaruk agar tidak menimbulkan luka.

S: Pasien perempuan, usia 55 tahun, datang dengan keluhan gatal seluruh tubuh, terdapat merah-
merah bentol, yang terasa terutama kalau keringatan. Bentol dikatakan bentuk kecil-kecil dan
cukup banyak. Bentol muncul di bagian badan, selangkangan, dan tengkuk. Keluhan lain
disangkal. Os mengatakan sebelumnya pernah muncul, namun di tempat lain. Keluhan lain
seperti nyeri pada bentol, demam disangkal. Riwayat diabetes dan hipertensi sebelumnya
disangkal. Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gejala seperti pasien.
O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 90/60
TB : 123
BB : 18
IMT : 11.90
Nadi : 80
Nafas : 20
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan kulit: lesi papul eritematosa pada bagian badan, selangkangan, dan tengkuk

Assessment: miliaria, unspecified

(56) v
06/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Tn. GYP / Laki-laki / usia 34 th
Kode kegiatan: Medik
P:
Farmakologi:
- Betametason 0.1% krim No. 1, 2 dd applic part dol oles tipis
- Asam mefenamat 500 mg caps No. 10, 2 dd tab 1

Non-farmakologi: edukasi minum obat, jangan digaruk, apabila lembab atau berkeringat segera
dikeringkan, apabila keluar rumah seperti ke daerah taman segera cuci tangan dan mandi.

S: Pasien laki-laki, usia 34 tahun, datang dengan keluhan muncul bercak merah pada leher, yang
terasa perih dan gatal sejak 1 hari SMRS. Os mengaku 1 hari sebelumnya pasien baru saja
kembali dari bermain di taman, namun riwayat terkena binatang tidak disadari oleh pasien.
Pasien mengatakan awalnya seperti melenting, muncul hanya di daerah leher saja. Pasien
mengatakan belum pernah mengalami gejala seperti ini, dan tidak tahu apakah pernah cacar atau
tidak. Keluarga pasien dikatakan tidak ada yang menunjukkan gejala seperti pasien.
O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 120/80
TB : 175
BB : 96
IMT : 31.35
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan Kulit: Pada bagian leher diatas klavikula kanan terlihat lesi makulopapular multiple
dengan dasar eritematosa, berbentuk kissing lesion, dengan lesi ekskoriasi putih kehitaman
diatasnya
Assessment: Dermatitis venenata

(57) v
01/12/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. YP / Perempuan / usia 38 th
Kode kegiatan: Medik
P:
Farmakologi:
- Prednisone tab 5 mg No. 50, 2 dd tab 5
- Mecobalamin caps 500 mcg No. 10, 2 dd tab 1
- Parasetamol 500 mg tab No. 10, 3 dd tab 1 prn sakit kepala / nyeri pipi

Non-farmakologi: edukasi untuk menjaga agar mata tetap lembab, edukasi tanda
kegawatdaruratan (apabila muncul segera ke IGD)

S: Pasien perempuan, 38 tahun, datang dengan keluhan mata terasa berat dan sulit menutup
sejak 2 hari lalu. Awalnya mengeluhkan mata hanya terasa berat, lalu kelamaan pasien
mengeluhkan mata jadi lebih sulit menutup dan kaku, seperti ada yang mengganjal di mata. Os
juga mengeluh mata jadi sering berair. Selain itu, pasien juga mengatakan kepala terasa pusing,
dan pipi terasa nyeri. Keluhan dirasakan terjadi secara tiba-tiba. Keluhan nyeri di telinga,
gangguan pengecapan, penglihatan menurun, mata nyeri disangkal. Keluhan lain seperti
penurunan kesadaran, sakit kepala hebat, mual, muntah, riwayat trauma, kelemahan /
kelumpuhan bagian tubuh lain, pandangan ganda, demam, keluar cairan dari telinga, kejang
disangkal. Riwayat sakit sebelumnya disangkal. Di keluarga tidak ada yang mengalami gejala
yang sama dengan pasien.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 110/70
TB : 155
BB : 70
IMT : 29.14 (Obesitas)
Nadi : 90
Nafas : 20
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan Wajah: Lipatan dahi kanan ketika digerakan lebih dangkal dibandingkan lipatan
dahi kiri, deviasi sudut bibir kearah kanan ketika tersenyum
Pemeriksaan Mata: konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), reflek cahaya normal, Bell’s
phenomenon (+)
Pemeriksaan Neurologis: Paresis nervus VII dextra, pemeriksaan lain dalam batas normal.

Assessment: Bell’s Palsy

(58) v
07/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Tn. MAW / Laki-laki / usia 37 th
Kode kegiatan: Medik
P:
Farmakologi:
- Ketokonazole tab 200 mg No. 7, 1 dd tab 1
- Asam askorbat tab 50 mg No. 5, 1 dd tab 1

Non-farmakologi: edukasi minum obat, jangan korek telinga menggunakan cotton bud lagi
namun sebaiknya ketika makan diseimbangkan kanan dan kiri mengunyahnya, apabila keluhan
tetap muncul atau jika muncul gejala baru bisa kontrol dalam 3 hari.

S: Pasien laki-laki, 37 tahun, datang dengan keluhan bahwa semalam pasien korek telinga
menggunakan cotton bud dan cotton bud tertinggal di dalam. Saat ini pasien mengeluh telinga
terasa penuh dan buntu, pendengaran juga menjadi kurang jelas, suara seperti mendem. Selain
itu, pasien juga merasa telinga terasa gatal. Keluhan seperti nyeri pada telinga dan tulang
belakang telinga, adanya keluar cairan pada telinga, demam, sakit kepala disangkal. Pasien
mengatakan memang hobi membersihkan telinga secara rutin. Pasien juga mengaku sebelumnya
tidak pernah ada masalah pada telinga.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 120/70
TB : 170
BB : 55
IMT : 19.03 (Ideal)
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan Telinga:
- Sebelum ekstrasi: bentuk dan posisi simetris kika, integritas kulit bagus, warna sama
dengan kulit lain, terlihat benda asing berwarna putih pada bagian bawah menutupi
setengah liang telinga, MT tidak terlihat
- Sesudah ekstraksi: Terlihat massa berwarna putih kekuningan, pekat dan kusam, MT
tidak terlihat

Assessment: Foreign body in ear, Otomikosis

(59) v
17/10/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. RUST / Perempuan / usia 37 th
Kode kegiatan: Medik
P:
Farmakologi:
- Asam mefenamat kaps 500 mg No. 10, 1 dd kaps 1
- Gliseril guaikolat tab 100 mg No. 10, 1 dd tab 1
- Simvastatin tab 10 mg No. 30, 1 dd tab 1
- Amlodipin tab 5 mg No. 30, 1 dd tab 1
- Cetirizine tab 10 mg No. 5, 1 dd tab

Non-farmakologi: edukasi minum obat, kurangi makan makanan asin dan berlemak, sementara
waktu hindari minum es, makanan dingin, jajanan, gorengan, makanan yang terlalu manis atau
berminyak.

S: Pasien perempuan, 54 tahun, datang dengan keluhan batuk pilek sejak 2 hari lalu. Batuk
dikatakan tidak berdahak, adanya batuk darah disangkal. Keluhan lain seperti radang
tenggorokan, sesak napas, nyeri ketika bernapas, sakit kepala, demam, mual, muntah, diare,
gangguan BAB dan BAK disangkal. Selain itu, pasien juga mengeluhkan adanya nyeri pada
bagian payudara sebelah kanan. Keluhan lain seperti keluar cairan dari payudara, luka atau
massa pada payudara, bengkak dan hangat disangkal. Pasien mengatakan pernah didiagnosis
fibroadenoma mammae (FAM) sebelumnya, sehingga pasien cemas akan kondisinya saat ini. Os
mengaku juga ada riwayat darah tinggi dan kolesterol, rutin minum obat amlodipin dan
simvastatin.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 130/80
TB : 145
BB : 53
IMT : 25.21 (Obesitas)
Nadi : 89
Nafas : 18
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan Dada:
- Inspeksi: Normal , tidak terlihat radang atau pembengkakan
- Palpasi: Normal, tidak teraba adanya benjolan, nyeri tekan (-)
- Inspeksi dan palpasi aksila: dalam batas normal

Assessment: Acute nasopharyngitis, Mastodynia,

(60) v
16/11/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Tn. HB/ Laki-laki / usia 53 th
Kode kegiatan: Bedah
P: Rujuk lanjut kepada TS Urologi di Rumah Sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut atas dasar
hasil pemeriksaan rectal touche terdapat perbesaran prostat sebesar 1.5 cm, teraba lunak, licin,
darah (-), nyeri (-) dan peningkatan tekanan darah pasca penggunaan tamsulosin.
S: Pasien laki-laki, 53 tahun, datang dengan keluhan peningkatan frekuensi buang air kecil
hingga 1 jam sekali terutama pada malam hari. Pasien juga mengeluhkan kesulitan untuk
menahan pipis, rasa pipis anyang-anyangan, pancaran urin menjadi lebih lemah, dan nyeri di
ujung penis ketika pipis. Pipis berpasir atau berdarah disangkal. Pasien sudah minum tamsulosin
rutin karena ingin mencoba pengobatan terlebih dahulu. Namun, setelah penggunaan tamsulosin
pasien memiliki riwayat tekanan darah meningkat hingga 160/90 meskipun sebelumnya tidak
pernah tinggi. Pasien pun akhirnya mau untuk di rujuk ke Spesialis Bedah Urologi untuk
penanganan lebih lanjut. Saat ini pasien masih mengeluhkan gejala muncul hilang timbul namun
sudah jauh lebih baik dari sebelum pemberian tamsulosin.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 120/80
TB : 167
BB : 80
IMT : 28.69 (Obesitas)
Nadi : 80
Nafas : 18
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan Rectal Touche: Perianal dan perineum dalam keadaan normal, tidak ada radang
atau luka. Sfringter ani jepitan baik, ampuls rekti tidak kolaps, mukosa rekti licin, tidak ada
benjolan atau massa, prostat teraba, pool atas tidak teraba, lunak, permukaan licin, sebesar 1.5
cm, tidak ada nyeri tekan, pada jari telunjuk tidak terdapat feces, darah, maupun lendir.

Assessment: Benign prostate hyperplasia

(61)v
22/08/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. R/ Perempuan / usia 44 th
Kode kegiatan: Kegawatdaruratan
P:
Farmakologi:
- Salbutamol 2 mg tab No. 10, 3 dd tab 1 prn sesak
- Prednison 5 mg tab No. 10, 2 dd tab 1
- Ambroksol 30 mg tab No. 10, 3 dd tab 1

Non-farmakologi: Istirahat terlebih dahulu hingga sesak hilang, apabila setelah minum obat
sesak tetap menetap dan bahkan semakin parah, segera ke rumah sakit untuk mendapatkan
nebulasi. Hindari pemicu asma kambuh seperti polusi dan asap rokok apabila sulit menghindar
gunakan masker untuk mencegah paparan

S: Pasien perempuan, 49 tahun, datang dengan keluhan sesak napas dan batuk sejak 1 hari yang
lalu. Pasien mengatakan batuk terutama pada saat malam hari, tidak berdahak, namun seperti ada
lendir sedikit. Pasien memiliki riwayat asma, pada 1 bulan ini asma dikatakan sudah kambuh
sebanyak 3 kali karena pasien memang sedang kelelahan dan banyak pekerjaan. Pasien juga
mengaku badan seperti sedikit meriang sejak kemarin, namun suhu tidak diukur. Keluhan lain
seperti pilek, nyeri tenggorokan, mual, muntah, sakit perut disangkal.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 118/88
TB : 149
BB : 49
IMT : 22.07 (Ideal)
Nadi : 133
Nafas : 30
Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Dada dan Punggung:
- Inspeksi: os terlihat sesak
- Auskultasi: Vesikuler di seluruh lapang paru, mengi (+/+), ronkhi (-), stridor (-)
- Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan atau massa, ekspansi simetris
- Perkusi: sonor di seluruh lapang paru

Assessment: Asma

(62)v
05/09/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: An. KPR / Laki-laki / usia 11 th
Kode kegiatan: Medik
P:
Farmakologi:
- Gliseril guaikolat 100 mg tab No. 10, 3 dd tab 1
- Parasetamol 500 mg tab No. 10, 3 dd tab 1
- Asam askorbat 50 mg tab No. 10, 1 dd tab 1

Non-farmakologi: Hindari makanan yang menyebabkan tenggorokan semakin nyeri seperti


makanan yang terlalu manis (coklat, kue, dll), dan makanan berminyak (goreng-gorengan),
chiki-chiki, makanan yang berbubuk. Minum air putih suam-suam kuku. Perbanyak makan buah
dan sayur serta istirahat yang cukup.

S: Pasien laki-laki, 11 tahun, datang dengan keluhan demam, batuk, serta sakit tenggorokan
sejak 1 hari lalu. Demam dikatakan tidak diukur karena tidak memiliki thermometer. Batuk tidak
berdahak, dan tidak ada suara grok-grok. Di keluarga sebelumnya dikatakan tidak ada yang
mengalami gejala seperti pasien, namun disekolah beberapa sedang sakit. Riwayat COVID19 di
keluarga atau teman disangkal. Keluhan lain seperti pilek, sesak, sakit kepala, mual muntah, sakit
perut, dan diare disangkal. Os dikatakan senang jajan di luar.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 90/60
TB : 140
BB : 32
IMT : 16.33
Nadi : 102
Nafas : 20
Suhu : 37
Status Generalis:
Pemeriksaan Dada dan Punggung:
- Inspeksi: Dada simetris, ekspansi kanan dan kiri simetris, tidak terlihat adanya
penggunaan otot bantu napas atau distress napas
- Auskultasi: Vesikuler di seluruh lapang paru, mengi (-), ronkhi (-), stridor (-)
- Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan atau massa, ekspansi simetris
- Perkusi: sonor di seluruh lapang paru
Pemeriksaan Mulut dan Bibir: nasofaring hiperemis, T2-T2, tidak terlihat adanya detritus dan
kripta

Assessment: Acute Nasopharyngitis

(63)v
24/08/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: An. MHS / Laki-laki / usia 10 th
Kode kegiatan: Medik
P:
Farmakologi;
- Ambroksol 30 mg tab No. 10, 3 dd tab 1
- Cetirizine 10 mg tab No. 5, 1 dd tab 1 malam
- Parasetamol 500 mg tab No. 10, 3 dd tab 1 prn demam dan nyeri
- Antasida DOEN tablet kunyah No. 10, 3 dd tab 1 ac
Non-farmakologi:
Hindari makanan yang menyebabkan tenggorokan semakin nyeri seperti makanan yang terlalu
manis (coklat, kue, dll), dan makanan berminyak (goreng-gorengan), chiki-chiki, makanan yang
berbubuk. Minum air putih suam-suam kuku. Perbanyak makan buah dan sayur serta istirahat
yang cukup. Hindari makanan pedas dan asam, makan sedikit-sedikit tapi sering, jangan sampai
telat makan.

S: Pasien laki-laki, 10 tahun, datang dengan keluhan batuk pilek sejak 1 hari yang lalu. Batuk
dikatakan berdahak. Pasien juga mengeluhkan adanya radang tenggorokan serta mual dan
muntah sebanyak 2 kali kemarin. Pasien mengatakan perut terasa tidak nyaman. Namun, nafsu
makan dikatakan masih baik. Riwayat COVID19 di keluarga atau teman disangkal. Keluhan lain
seperti sesak, sakit kepala, demam, dan diare disangkal. Os dikatakan senang jajan di luar.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 90/60
TB : 125
BB : 60
IMT : 38.4
Nadi : 80
Nafas : 20
Suhu : 36.2
Status Generalis:
Pemeriksaan Dada dan Punggung:
- Inspeksi: Dada simetris, ekspansi kanan dan kiri simetris, tidak terlihat adanya
penggunaan otot bantu napas atau distress napas
- Auskultasi: Vesikuler di seluruh lapang paru, mengi (-), ronkhi (-), stridor (-)
- Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan atau massa, ekspansi simetris
- Perkusi: sonor di seluruh lapang paru
Pemeriksaan abdomen: supel, nyeri tekan ulu hati (+), bising usus normal
Tenggorokan: faring hiperemis, T1-T1, tidak ada detritus atau kripta
Assessment: Acute Nasopharyngitis

(64)
24/08/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: An. SCE / Perempuan / usia 4 th
Kode kegiatan: Medik
P:
Direncanakan pemeriksaan tes Mantoux untuk menilai apakah pasien terkonfirmasi memiliki
tuberkulosis atau tidak. Tes dilakukan di Puskesmas Kecamatan Cilandak. Hasil tes Mantoux
positif, namun karena pasien tidak dapat minum obat dengan baik, maka pasien dirujuk ke Sp.A
untuk penanganan lebih lanjut

S: Pasien perempuan, 4 tahun, datang dengan keluhan berat badan yang terus turun dan nafsu
makan yang sangat buruk. Gejala ini baru dirasakan beberapa minggu kebelakang. Ibu pasien
baru saja terkonfirmasi memiliki penyakit tuberkulosis dan saat ini sedang dalam pengobatan
fase intensif. Skoring TB: +3. Keluhan lain seperti batuk lama, demam yang tidak diketahui
penyebabnya, pembesaran kelenjar getah bening, pembengkakan tulang/sendi disangkal.
Keluarga pasien ingin agar anak juga diperiksakan TB untuk memastikan bahwa anak tidak
tertular dari ibu.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 90/60
TB : 105
BB : 17
IMT : 15.42
Nadi : 110
Nafas : 20
Suhu : 36.5
Status Generalis:
Pemeriksaan Dada dan Punggung:
- Inspeksi: Dada simetris, ekspansi kanan dan kiri simetris, tidak terlihat adanya
penggunaan otot bantu napas atau distress napas
- Auskultasi: Vesikuler di seluruh lapang paru, mengi (-), ronkhi (-), stridor (-)
- Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan atau massa, ekspansi simetris
- Perkusi: sonor di seluruh lapang paru

Assessment: Tuberkulosis
(65)
24/08/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: An. AB / Perempuan / usia 9 th
Kode kegiatan: Medik
P:
Farmakologi;
R1:
- Ambroksol 30 mg tab No. 6, 3 dd tab 1/2
- Parasetamol 500 mg tab No. 5, 3 dd tab 1/2 prn demam dan nyeri
- Klorfeniramin Maleat (CTM) 4 mg tab No. 6, 3 dd tab 1

Non-farmakologi:
Hindari makanan yang menyebabkan tenggorokan semakin nyeri seperti makanan yang terlalu
manis (coklat, kue, dll), dan makanan berminyak (goreng-gorengan), chiki-chiki, makanan yang
berbubuk. Minum air putih suam-suam kuku. Perbanyak makan buah dan sayur serta istirahat
yang cukup. Hindari makanan pedas dan asam, makan sedikit-sedikit tapi sering, jangan sampai
telat makan.

S: Pasien perempuan, 9 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak, pilek, serta demam sejak
1 hari yang lalu. Batuk dikatakan keluar berwarna putih, riwayat batuk darah disangkal. Dahak
dikatakan sulit untuk keluar, dan jika batuk kadang sulit berhenti hingga pasien muntah 1 kali.
Demam dikatakan tidak diukur menggunakan termometer. Keluhan lain seperti sakit perut,
kepala pusing, nyeri tenggorokan, diare, dan gangguan berkemih disangkal. Pasien mengatakan
nafsu makan masih baik.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 90/60
TB : 125
BB : 36
IMT : 23.04
Nadi : 110
Nafas : 20
Suhu : 36.5
Status Generalis:
Pemeriksaan Dada dan Punggung:
- Inspeksi: Dada simetris, ekspansi kanan dan kiri simetris, tidak terlihat adanya
penggunaan otot bantu napas atau distress napas
- Auskultasi: Vesikuler di seluruh lapang paru, mengi (-), ronkhi (-), stridor (-)
- Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan atau massa, ekspansi simetris
- Perkusi: sonor di seluruh lapang paru

Assessment: Acute nasopharyngitis

(66)
06/09/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: An. ASAF / Laki-laki / usia 16 th
Kode kegiatan: Medik
P:
Farmakologi;
- Gliseril guaikolat 100 mg tab No. 10, 3 dd tab 1
- Asam askorbat 50 mg tab No. 10, 2 dd tab 1
- (23/9/22) OAT KAT Fase Awal RHZE 150/75/400/275, 1 dd tab 3 2 jam sebelum makan
(14 dosis)

Non-farmakologi:
Edukasi cara mengeluarkan dahak (kumur-kumur selama 1 menit dengan air garam atau air
gula). Hingga hasil lab keluar, sebaiknya menggunakan masker terlebih dahulu. Hindari
makanan yang menyebabkan tenggorokan semakin nyeri seperti makanan yang terlalu manis
(coklat, kue, dll), dan makanan berminyak (goreng-gorengan), chiki-chiki, makanan yang
berbubuk. Minum air putih suam-suam kuku. Perbanyak makan buah dan sayur serta istirahat
yang cukup. Jika hasil positif, harus minum obat secara rutin sesuai jadwal selama 6 bulan.

S: Pasien laki-laki, 16 tahun, datang dengan keluhan batuk selama 3 minggu. Batuk dikatakan
berdahak, namun batuk berdarah disangkal. Pasien juga mengeluhkan adanya perasaan sering
gerah dan berkeringat terutama ketika bangun tidur. Selain itu, pasien juga mengatakan adanya
penurunan berat badan. Saat ini pasien mengeluhkan sesak napas, terutama jika pasien kelelahan.
Kakak pasien dikatakan baru saja enyelesaikan pengobatan tuberkulosis. Riwayat penyakit lain
seperti diabetes dan hipertensi disangkal. Pasien bersedia untuk melakukan pemeriksaan dahak.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 90/60
TB : 125
BB : 36
IMT : 23.04
Nadi : 110
Nafas : 20
Suhu : 36.5
Status Generalis:
Pemeriksaan Dada dan Punggung:
- Inspeksi: Dada simetris, ekspansi kanan dan kiri simetris, tidak terlihat adanya
penggunaan otot bantu napas atau distress napas
- Auskultasi: Vesikuler di seluruh lapang paru, mengi (-), ronkhi (+), stridor (-)
- Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan atau massa, ekspansi simetris
- Perkusi: sonor di seluruh lapang paru
Pemeriksaan Dahak (TCM): positif

Assessment: Tuberkulosis

(67)
08/09/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. DIP / Perempuan / usia 25 th
Kode kegiatan: Bedah
P:
Farmakologi;
- Fitometadion (Vit. K1) 10 mg tab No. 5, 1 dd tab 1
- Parasetamol 500 mg tab 10, 1 dd tab 1
- Antasida DOEN kombinasi alumunium tab kunyah No. 10, 3 dd tab 1 a.c

Non-farmakologi:
Karena antihemoroid di puskesmas habis, pasien disarankan untuk membeli antihemoroid di
apotik. Setelah itu dilakukan edukasi minum obat, pasien diminta untuk tidak ngeden ketika
BAB, perbanyak makanan berserat (buah dan sayur), hindari makan makanan pedas dan asam,
makan sedikit tapi sering, jangan sampai telat makan.

S: Pasien perempuan, 25 tahun, datang dengan keluhan keluar darah setiap BAB. Darah
dikatakan menetes, tidak bercampur dengan feses. Pasien juga kadang mengeluhkan adanya
benjolan di bagian anus yang muncul hilang timbul. Benjolan dikatakan masih masuk dengan
sendirinya. Selain itu, pasien juga merasakan terkadang sering meriang, sering mual terutama
apabila makan pedas. Os mengatakan belakangan ini kadang kambuh, namun saat pemeriksaan
pasien sedang tidak merasakan sakit. Pasien memang sedang banyak pekerjaan akhir-akhir ini,
dan sedang tidak ada teman cerita.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 115/85
TB : 148
BB : 45
IMT : 20.54
Nadi : 85
Nafas : 20
Suhu : 36.4
Status Generalis:
Pemeriksaan Abdomen:
- Inspeksi: Supel, simetris kika, warna sama dengan warna kulit, tidak terdapat distensi,
benjolan, dan pelebaran vena
- Auskultasi: Bising usus positif, 10x per menit
- Palpasi: Tidak teraba adanya massa maupun nyeri tekan
- Perkusi: Timpani pada seluruh regio perut

Assessment: Hemoroid, dyspepsia

(68)
21/09/22
Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: Ny. EB / Perempuan / usia 35 th
Kode kegiatan: Kegawatdaruratan
P:
Farmakologi;
- Klorfeniramin Maleat (CTM) 4 mg tab No. 10, 3 dd tab 1
- Ambroksol 30 mg tab No. 10, 3 dd tab 1
- Salbutamol 2 mg tab No. 6, 2 dd tab 1
- Parasetamol 500 mg tab No. 10, 3 dd tab 1
- Vitamin B Komplek tab No. 10, 1 dd tab 1

Non-farmakologi: Edukasi minum obat, istirahat terlebih dahulu hingga sesak hilang, apabila
setelah minum obat sesak tetap menetap dan bahkan semakin parah, segera ke rumah sakit untuk
mendapatkan penangaan gawat darurat. Hindari pemicu asma kambuh seperti polusi dan asap
rokok apabila sulit menghindar gunakan masker untuk mencegah paparan.

S: Pasien perempuan, 35 tahun, datang dengan keluhan sesak sejak 3 hari SMRS. Awalnya
pasien mengalami batuk dan pilek, lalu pasien merasakan asma kambuh. Saat ini pasien
mengaku masih batuk dan pilek. Batuk dikatakan berdahak, namun dahak agak sulit untuk
keluar, apabila dahal keluar berwarna kuning kehijauan. Pasien memiliki riwayat asma sejak
lulus SMA. Pada bulan ini, pasien mengatkan asma sudah kambuh 2 kali. Dikatakan kambuh
terutama kalau pasien sedang sakit batuk pilek seperti saat ini. Pasien juga mengeluhkan adanya
pegal linu. Keluhan lain seperti demam, nyeri tenggorokan, dan masalah pencernaan disangkal.

O:
Keadaan : Kompos Mentis
TD : 115/85
TB : 148
BB : 45
IMT : 20.54
Nadi : 85
Nafas : 20
Suhu : 36.4
Status Generalis:
Pemeriksaan Dada dan Punggung:
- Inspeksi: Os terlihat sesak, ekspansi dada simetris, penggunaan otot bantu napas (-)
- Auskultasi: Vesikuler di seluruh lapang paru, mengi (+), ronkhi (-), stridor (-)
- Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan atau massa, ekspansi simetris
- Perkusi: sonor di seluruh lapang paru

Assessment: Asma

(69)

05/12/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: Ny. T / Perempuan / usia 49 th 


Kode kegiatan: Bedah

P:

Farmakologi;

-       Parasetamol 500 mg tab No. 10, 3 dd tab 1

-       Sianokobalamin tab No. 5, 1 dd tab 1

Non-farmakologi: Edukasi minum obat, edukasi bahwa saat ini pasien tidak memiliki gejala

tiroid sehingga pasien tidak perlu cemas, namun jika gejala tiroid muncul (tremor, berat badan

turun/bertambah, mudah berkeringat, jantung berdebar, cepat lelah, mudah dingin, rambut

rontok, suara serak, masalah menstruasi, adanya pembesaran, nyeri) segera konsultasi kembali

dengan dokter. Pasien juga diminta diet makanan berlemak dan istirahat yang cukup.

S:  Pasien perempuan, 49 tahun, datang dengan keluhan pusing sejak 4 hari yang lalu. Pasien

mengatakan memiliki riwayat kolesterol, sempat kambuh dan kemarin masih terasa agak kaku di

bagian tengkuk, namun saat ini keluhan sudah membaik. Pasien juga mengeluhkan adanya

benjolan pada bagian leher berjumlah 1 buah yang muncul sejak 1 bulan lalu. Benjolan dikatakan

bergerak ketika pasien menelan, tidak membesar, tidak terasa nyeri, dan tidak teraba hangat atau

berbenjol-benjol. Selain itu pasien juga mengatakan tidak memiliki gejala penyakit tiroid seperti
berat badan turun atau naik, gemetar, mudah berkeringat, berdebar, cepat lelah, mudah

kedinginan, rambut rontok)

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 110/80

TB                   : 150

BB                   : 50

IMT                 : 22.22

Nadi                : 80

Nafas               : 20

Suhu                : 36.6

Status Generalis:

Pemeriksaan Leher:

-       Inspeksi leher: kulit berwarna sama dengan sekitar, integritas kulit baik, terlihat

adanya sedikit benjolan pada bagian leher

-       Inspeksi dan Palpasi Kelenjar Tiroid: Pembesaran kelenjar godok sebesar 2x1 cm

bergerak ketika menelan, lunak, permukaan licin.

Assessment: Nontoxic single thyroid nodule

(70)

21/09/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: Ny. YEW/ Perempuan / usia 43 th 

Kode kegiatan: Bedah

P:
Farmakologi;
- Asam mefenamat kaplet 500 mg No. 10, 2 dd tab 1

- Amoksisilin kaplet 500 mg No. 15, 3 dd tab 1

- Asam askorbat 50 mg tab No. 10, 2 dd tab 1

Non-farmakologi: Dilakukan tindakan insisi abses setelah dilakukan penjelasan tindakan adan

inform consent. Setelah selesai tindakan, pasien diberi edukasi cara minum obat, edukasi agar

luka pasca tidak jangan terkena air terlebih dulu serta perbanyak makan protein (telur, ikan,

daging, dll). Pasien juga dianjurkan untuk menjaga higienitas.

S:  Pasien perempuan, 43 tahun, datang dengan keluhan jari tangan kanan telunjuk sakit sejak 1

minggu yang lalu. Awalnya pasien mengatakan ada bisul kecil berjumlah 1 buah, muncul

dibagian bawah kuku dekat kutikula. Lalu, pasien menggunakan salep yang direkomendasikan

oleh teman serta salep hitam, namun pasien mengatakan keluhan tidak membaik dan jari malah

terlihat membengkak dan berwarna putih serta semakin nyeri. Keluhan lain seperti adanya

demam, luka atau bisul lain di tempat lain disangkal.

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 110/80

TB                   : 148

BB                   : 55

IMT                 : 25.11

Nadi                : 80

Nafas               : 20

Suhu                : 36

Status Generalis:
Pemeriksaan Ekstremitas Atas:

-       Inspeksi: Pada manus kanan digiti 2 bagian bawah kuku terdapat bengkak kemerahan

dengan vesikel berwarna keputihan isi pus dan luka kemerahan diatasnya

-       Palpasi: nyeri tekan (+), teraba fluktuasi

Assessment: Abses

(71)

06/12/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: An. MLI / Perempuan / usia 7 th 

Kode kegiatan: Medik

P:

Farmakologi;
- Amoksisilin kaplet 500 mg No. 8, 3 dd tab ½, habiskan 5 hari

Non-farmakologi: Edukasi minum obat, edukasi agar bisul jangan digaruk atau dipegang-pegang.

Jaga kebersihan dan perbanyak konsumsi makanan yang tinggi vitamin C untuk meredakan

radang (sayur dan buah-buahan)

S:  Pasien perempuan, 7 tahun, datang dengan keluhan hidung nyeri sejak 1 hari yang lalu. Ibu

pasien mengatakan anak setiap pagi sering bersin-bersih sehingga sering menyeka hidung. Ibu

pasien juga mengatakan terlihat seperti ada benjolan kemerahan di bagian lubang hidung sebelah

kanan, yang apabila ditekan terasa nyeri. Keluhan lain seperti batuk, pilek, radang tenggorokan,

badan demam, nyeri di bagian wajah yang lain, sesak napas disangkal.

O:

Keadaan          : Kompos Mentis


TD                   : 110/70

TB                   : 126

BB                   : 26

IMT                 : 16.38

Nadi                : 80

Nafas               : 20

Suhu                : 36.4

Status Generalis:

Pemeriksaan Hidung dan Sinus:


- Inspeksi: Pada kavum nasi sebelah kanan, terdapat 1 buah bisul, berwarna kemerahan,

belum pecah
- Palpasi: nyeri tekan (+)

Assessment: Abses hidung

(72)

06/12/22

Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: An. NQN / Perempuan / usia 16 th 

Kode kegiatan: Kegawatdaruratan

P:

Farmakologi;
- Amoksisilin kaplet 500 mg No. 15, 3 dd tab 1, habiskan 5 hari

- Asam askorbat 50 mg tab No. 10, 2 dd tab 1

- Asam mefenamat 500 mg kap No. 10, 3 dd tab 1

 
Non-farmakologi: Dilakukan GV luka, Edukasi minum obat, edukasi agar luka jangan sampai

basah terkena air terlebih dahulu, jaga kebersihan dan istirahat yang cukup, makan makanan

yang tinggi protein (telur, ayam, ikan, dll)

S:  Pasien perempuan, 16 tahun, datang dengan keluhan luka pada bagian kaki. Os mengaku baru

saja jatuh dari motor. Keluhan seperti kepala sakit, pusing, mual muntah, pandangan mengabur,

dan lemas disangkal. Os juga mengaku ketika jatuh tidak mendengar adanya suara “krek” atau

sesuatu patah saat sedang terjatuh. Saat ini os merasa nyeri pada bagian kaki disertai dengan

bengkak.

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 120/80

TB                   : 160

BB                   : 82

IMT                 : 32.03

Nadi                : 80

Nafas               : 20

Suhu                : 36

Status Generalis:

Pemeriksaan Ekstremitas Bawah:


- Inspeksi: Kaki terlihat bengkak, terdapat luka VE dengan krusta hitam dan ekskoriasi

diatasnya
- Palpasi: nyeri tekan (+)

Assessment: open wound of ankle and foot

(73)
06/12/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: An. NRD / Perempuan / usia 18 th 

Kode kegiatan: Bedah

P:

Farmakologi;
- Amoksisilin kaplet 500 mg No. 15, 3 dd tab 1, habiskan 5 hari

- Asam askorbat 50 mg tab No. 5, 1 dd tab 1

- Asam mefenamat 500 mg kap No. 10, 3 dd tab 1

Non-farmakologi: edukasi minum obat, jaga agar daerah tetap bersih dan kering. Jangan

dipecahkan secara mandiri. Perbanyak makanan yang mengandung vitamin c (sayur dan buah),

kontrol kembali apabila bisul tidak membaik. Gunakan bra yang sesuai ukuran, dan kalau di

rumah tidak perlu menggunakan bra.

S:  Pasien perempuan, 18 tahun, datang dengan keluhan terdapat bisul pada payudara sejak 3 hari

lalu. Bisul dikatakan terasa agak nyeri, teraba hangat, dan terasa agak keras. Os sebelumnya

belum pernah memiliki gejala seperti saat ini. Os mengatakan memiliki kebiasaan menggunakan

bra yang cukup ketat dan kadang kalau berkeringat tidak cepat ganti baju atau mandi. Keluhan

lain seperti bisul atau teras nyeri di tempat lain, dan demam disangkal.

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 100/70

TB                   : 151

BB                   : 56

IMT                 : 24.56
Nadi                : 80

Nafas               : 20

Suhu                : 36

Status Generalis:

Pemeriksaan Ekstremitas Bawah:


- Inspeksi: Pada payudara kiri dekat areola terdapat lesi kemerahan, terlihat bengkak

dengan batas tegas


- Palpasi: Lesi teraba hangat dan teraba agak keras

Assessment: cutaneous abscess, furuncle, and carbuncle

(74)

05/12/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: An. THK / Perempuan / usia 14 th 

Kode kegiatan: Medik

P:

Farmakologi;
- Kloramfenikol tetes telinga 3% flc No. 1, 3 dd gtt 1

- Parasetamol 500 tab No. 10, 3 dd tab 1

- Vitamin B komplek tab No. 5, 1 dd tab 1

Non-farmakologi: lanjutkan tetes telinga, edukasi minum obat, jaga agar daerah telinga tetap

bersih, apabila keluar cairan atau setelah tetes telinga boleh berbaring kearah telinga yang sakit

hingga terasa lebih nyaman. Apabila ada keluhan seperti penurunan pendengaran, nyeri semakin

parah bisa langsung ke puskesmas kembali


S:  Pasien perempuan, 14 tahun, datang dengan keluhan keluar cairan dari telinga sejak 1 minggu

yang lalu. Os sebelumnya sudah ke dokter, keluhan awalnya dirasakan telinga sakit dan nyeri,

badan terasa meriang dan diberikan obat tetes telinga namun sampai sekarang keluhan masih

belum membaik. Keluhan lain seperti demam, sakit kepala disangkal. Os juga mengaku

sebelumnya tidak ada batuk pilek. Pasien mengaku masih bisa mendengar dengan baik.

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 110/80

TB                   : 156

BB                   : 56

IMT                 : 23.01

Nadi                : 80

Nafas               : 20

Suhu                : 36

Status Generalis:

Pemeriksaan Telinga:
- Inspeksi: liang telinga terlihat bengkak dan kemerahan, membrane timpani tidak terlihat

- Palpasi: Nyeri tekan pada bagian tragus dan mastoid serta ketika daun telinga ditarik

disangkal

Assessment: otitis eksterna

(75)

05/12/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: An. ZAH / Perempuan / usia 11 th 


Kode kegiatan: Medik

P:

Rujuk lanjut kepada TS Spesialis Anak di Rumah Sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut atas dasar

adanya keluhan haid yang tidak kunjung berhenti sejak 1 bulan lalu. Pasien juga diedukasi untuk

menjaga pola makan serta mengelola stres karena haid dipengaruhi oleh hormon yang sangat

berkaitan dengan kondisi fisik dan mental secara keseluruhan. Selain itu perbanyak makan tinggi

zat besi seperti daging merah, hati, bayam, dll

S:  Pasien perempuan, 11 tahun, datang dengan keluhan haid sejak 1 bulan yang lalu. Os

mengatakan saat ini merupakan haid pertama kali. Os mengaku pasien selama ini haid sangat

banyak sampai sering tembus dari pembalut. Keluhan lain seperti merasa pusing, lemas, cepat

lelah, mudah pingsan, nyeri perut disangkal. Adanya riwayat kelainan darah pada pasien atau

keluarga serta riwayat sulit berhenti ketika menstruasi di keluarga disangkal. Pasien mengaku

belum minum obat apapun sebelumnya.

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 110/80

TB                   : 120

BB                   : 20

IMT                 : 13.89

Nadi                : 80

Nafas               : 20

Suhu                : 36

Status Generalis:
PF Abdomen :
- Inspeksi: Supel, simetris kika, warna sama dengan warna kulit, tidak terdapat distensi,
benjolan, dan pelebaran vena
- Auskultasi: Bising usus positif, 10x per menit
- Palpasi: Tidak teraba adanya massa maupun nyeri tekan pada seluruh regio perut
- Perkusi: Timpani pada seluruh regio perut

Assessment: excessive, frequent and irregular menstruation

done

(76)

07/12/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: Tn. MSAF / Laki-laki / usia 21 th 

Kode kegiatan: Bedah

P:

Farmakologi:
- Amoksisilin 500 mg kaplet tab No. 15, 3 dd tab 1 habiskan

- Asam askorbat 50 mg tab No. 10, 2 dd tab 1

- Parasetamol 500 mg tab No. 10, 3 dd tab 1

Non-farmakologi: Edukasi minum obat, perbanyak makanan yang tinggi vitamin c (sayur dan

buah-buahan) untuk membantu meredakan radang.

S:  Pasien laki-laki, 21 tahun, datang dengan keluhan adanya benjolan di bagian bawah dagu

sejumlah 2 buah. Benjolan dikatakan muncul sejak 1 minggu yang lalu, muncul secara tiba-tiba,

tidak ada keluhan batuk, demam, atau nyeri sebelumnya. Benjiolan dikatakan terasa sepertia da

yang mengganjal namun tidak seperti ditusuk-tusuk, teraba kenyal dan hangat. Pasien juga
mengeluh adanya keluhan kepala pusing. Keluhan lain seperti demam, batuk, pilek, penurunan

nafsu makan dan berat badan, benjolan pada tempat lain disangkal. Pasien mengatakan belum

pernah mengalami hal seperti ini dan belum minum obat apapun

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 110/70

TB                   : 168

BB                   : 65

IMT                 : 23.03

Nadi                : 80

Nafas               : 18

Suhu                : 36
Status Generalis:
PF Leher :
- Inspeksi: Warna sama dengan kulit lain, integritas kulit baik, bentuk simetris, terdapat
bejolan dibawah daerah submental,
- Palpasi: Benjolan teraba kenyal, hangat, licin, mobile, 2 buah (1 2x1, 1 1.5x1)

Assessment: nonspecific lymphadenitis

done

(77)

19/12/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: An. MKA/ Laki-laki / usia 1 th 

Kode kegiatan: Kegawatdaruratan

P:
Farmakologi:

R1 (Jumlah Permintaan: 6)
1. Amoksisilin kap 500 mg No. 4.5, 2 dd pulv 1

R2 (Jumlah Permintaan: 10)

1. Parasetamol tab 500 mg No. 2, 3 dd pulv 1

R3 (Jumlah Permintaan: 10)

1. Gliseril guaikolat tab 100 mg No. 1, 2 dd pulv 1

2. Cetirizine tab 10 mg No. 1, 2 dd pulv 1

3. Asam askorbat tab 50 mg No. 2, 2 dd pulv 1

Non-farmakologi: Edukasi minum obat, perbanyak makanan yang tinggi vitamin c (sayur dan

buah-buahan), apabila napas anak terlihat cepat, sesak, dan sulit bernapas, sela iga mencekung ke

dalam, segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Os juga

diedukasi agar tidak memberi obat sirup dahulu dan menggunakan obat dari puskesmas.

S:  Pasien laki-laki, 1 tahun, datang dengan keluhan adanya batuk, pilek, dan demam sejak 3 hari

lalu. Ibu pasien mengatakan batuk tidak berdahak, dan tidak ada bunyi grok-grok. Demam

diukur, suhu paling tinggi 39.0OC. Ibu pasien sudah memberikan obat sanmol sirup, tidak ada

minum obat lain. Keluhan lain seperti mual, muntah, diare disangkal. Anak dikatakan masih mau

makan. Riwayat COVID di keluarga atau adanya anggota keluarga yang memiliki gejala seperti

pasien disangkal.

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 80/60

TB                   : 72 cm

BB                   : 8.5 kg
IMT                 : 16.4

Nadi                : 120

Nafas               : 60

Suhu                : 38.5

Status Generalis:
Pemeriksaan Dada dan Punggung:
- Inspeksi: retraksi dada (+)
- Auskultasi: Vesikuler di seluruh lapang paru, ronkhi (+/+), mengi (-), stridor (-)
- Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan atau massa, ekspansi simetris
- Perkusi: sonor di seluruh lapang paru

Assessment: Pneumonia
Done

(78)

19/12/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: An. SSA/ Perempuan / usia 4 th 

Kode kegiatan: Medik

P:

Farmakologi:

R1 (Jumlah Permintaan: 10)


1. Kotrimoksazol tab 480 mg No. 1.5, 2 dd pulv 1

R2 (Jumlah Permintaan: 10)

1. Parasetamol tab 500 mg No. 3, 3 dd pulv 1

R3 (Jumlah Permintaan: 10)

1. Ambroksol tab 30 mg No. 2, 2 dd pulv 1

2. Asam askorbat tab 50 mg No. 2, 2 dd pulv 1


Garam oralit untuk 200 ml air sachet No. 5, 1 dd sachet 1 prn diare

Zink 20 mg tab No. 10, 1 dd tab 1

Non-farmakologi: Edukasi minum obat, perbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi,

jika anak menjadi lebih sering tidur, kurang ingin minum, bila menangis air mata tidak keluar,

mata mencekung, jari jika ditekan berwarna putih dan tidak cepat kembali merah segera larikan

ke rumah sakit terdekat.

S:  Pasien perempuan, 4 tahun, datang dengan keluhan demam setiap malam, pusing, dan diare

sejak 4 hri lalu, Demam dikatakan tidak diukur suhunya. BAB dikatakan mencret, berlendir,

keluar tidak ada ampas maupun darah. Dikatakan di keluarga juga ada yang mengalami gejala

seperti pasien. Pasien juga memiliki gejala batuk pilek, dahak dikatakan kadang keluar kadang

sulit, apabila keluar Riwayat keluarga atau orang di sekitar rumah terkena COVID19 diisangkal,

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 100/70

TB                   : 100 cm

BB                   : 14 kg

IMT                 : 14

Nadi                : 130

Nafas               : 30

Suhu                : 39

Status Generalis:
Pemeriksaan Dada dan Punggung:
- Inspeksi: tidak terlihat adanya tanda distress pernapasan atau penggunaan otot bantu
napas
- Auskultasi: Vesikuler di seluruh lapang paru, ronkhi (-), mengi (-), stridor (-)
- Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan atau massa, ekspansi simetris
- Perkusi: sonor di seluruh lapang paru

Pemeriksaan Abdomen:
- Inspeksi: distensi (+), simetris kika, warna sama dengan warna kulit, tidak terdapat
distensi, benjolan, dan pelebaran vena
- Auskultasi: Bising usus positif, 10x per menit
- Palpasi: kembung (+), nyeri tekan (-)
- Perkusi: Timpani pada seluruh regio perut

Assessment: Amebiasis dysentery, acute nasopharyngitis

(79)

19/12/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: An. AMS / 3 tahun / laki-laki

Kode kegiatan: Medik

P:

Farmakologi:

R1 (Jumlah Permintaan: 10)

1. Parasetamol tab 500 mg No. 2, 3 dd tab 1 prn nyeri

Non-farmakologi: Edukasi lanjutkan obat dari Puskesmas Kecamatan Cilandak, jaga agar luka

tetap kering dan bersih, perbanyak makanan berprotein seperti ayam, telur, ikan.
S:  Pasien laki-laki, 3 tahun, datang dengan keluhan jari jempol kaki bernanah sejak 5 hari lalu.

Ibu pasien mengatakan luka awalnya cantengan, namun dibiarkan sehingga saat ini jadi putih

seperti bernanah di dalamnya dan terasa nyeri. Dua hari sebelumnya, pasin juga baru jatuh ke got

dan terbentur di bagian belakang kepala. Os dijahit di Puskesmas Kecamatan Cilandak dan sudah

mendapatkan pengobatan parasetamol dan antibiotik, saat ini obat masih diminum. Ibu pasien

menyetujui jika hari ini dilakukan tindakan GV jahitan di belakang kepala dan insisi abses jari

jempol kaki.

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 90/60

TB                   : 100 cm

BB                   : 11 kg

IMT                 : 11

Nadi                : 80

Nafas               : 20

Suhu                : 36

Status Generalis:
Pemeriksaan Kepala:
- Inspeksi: terdapat luka robel VL yang dijahit sebanyak 4 buah pada bagian occipital
kepala
Pemeriksaan Ekstremitas Atas:
- Inspeksi: Pada bagian jempol kaki digiti 1 dekat kutikula terdapat abses
- Palpasi: fluktuasi (+)

Assessment: Abses dan surgical follow-up care


Done

(80)

16/11/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: An. ZM / 2 tahun / laki-laki

Kode kegiatan: Kegawatdaruratan

P:

Edukasi agar tidak mengorek telinga sendiri di rumah, apabila makan diajarkan untuk

mengunyah menggunakan kedua sisi mulut). Apabila gejala kembali muncul, bawa ke dokter

untuk dibersihkan secara aman dan profesional

S:  Pasien laki-laki, 2 tahun, datang dengan keluhan tidak nyaman dan gatal pada bagian telinga

kanan dan kiri sejak beberapa hari lalu. Ibu os mengaku sebelumnya kadang membersihkan

telinga pasien menggunakan cotton bud, namun akhir-akhir ini seperti lebih kotor dari biasanya.

Keluhan lain seperti nyeri apabila telinga disentuh, demam, sakit kepala, keluar cairan dari

telinga, serta penurunan pendengaran disangkal. Os 2 hari lalu sudah berobat dan diminta untuk

kembali setelah meneteskan obat selama 3 hari untuk melunakkan kotoran telinga.

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 90/60

TB                   : 93 cm

BB                   : 17 kg

IMT                 : 19.66

Nadi                : 100

Nafas               : 28

Suhu                : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Telinga:
- Inspeksi: serumen prop (+) kanan dan kiri, membran timpani tidak terlihat
- Palpasi: nyeri tekan (-)

Assessment: Impacted serumen

Done

(81)

19/12/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: Tn. AAS / 35 tahun / Laki-laki

Kode kegiatan: Kegawatdaruratan

P:

Rujuk lanjut kepada TS Spesialis Bedah atas dasar nyeri perut yang dirasakan pada bagian kanan

bawah perut serta demam yang tidak kunjung sembuh. Os diedukasi untuk segera ke IGD karena

gejala mengarah ke apendisitis, terutama jika pasien merasa nyeri pada bagian perut semakin

parah dan tidak membaik meskipun telah minum obat.

S:  Pasien laki-laki, 35 tahun, datang dengan keluhan demam sejak 2 hari yang lalu. Os mengaku

demam tidak diukur, namun pasien merasa menggigil. Pasien juga mengeluhkan adanya nyeri

kepala yang dirasakan terus menerus terutama pada bagian pelipis kanan dan kiri, terasa nyut-

nyutan seperti ditusuk-tusuk. Demam disertai dengan nyeri pada bagian kanan bawah perut,

terasa nyeri terutama jika di tekan. Adanya nyeri ketika bagian perut lain ditekan, mual, muntah,

diare disangkal.
O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 120/80

TB                   : 178 cm

BB                   : 80 kg

IMT                 : 25.25

Nadi                : 76

Nafas               : 20

Suhu : 37

Status Generalis:
Pemeriksaan Dada dan Punggung:
- Inspeksi: Dada simetris, ekspansi kanan dan kiri simetris, tidak terlihat adanya
penggunaan otot bantu napas atau distress napas
- Auskultasi: Vesikuler di seluruh lapang paru, mengi (-), ronkhi (-), stridor (-)
- Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan atau massa, ekspansi simetris
- Perkusi: sonor di seluruh lapang paru
Pemeriksaan abdomen:
- Inspeksi: Supel, simetris kika, warna sama dengan warna kulit, tidak terdapat distensi,
benjolan, dan pelebaran vena
- Auskultasi: Bising usus positif, 10x per menit
- Palpasi: McBurney sign (+), nyeri tekan di kuadran lain (-)
- Perkusi: Timpani pada seluruh regio perut

Assessment: unspecified abdominal pain, appendicitis

Done

(82)
9/12/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: Ny. K / 57 tahun / Perempuan

Kode kegiatan: Bedah

P:

Rujuk lanjut kepada TS Spesialis Bedah atas dasar adanya massa berwarna putih kehitaman

dengan diameter 6 cm, konsistensi padat lunak, tidak mobile, permukaan licin pada lengan kanan

bagian dalam

S:  Pasien perempuan, 57 tahun, datang dengan keluhan adanya benjolan pada bagian lengan

kanan bagian medial yang sudah dirasakan sejak pasien kelas 1 SD. Awalnya muncul seperti

bisul pada lengan dalam karena digigit binatang, setelah itu diobati dengan diberi kapur siri dan

sabun colek namun bisul tidak sembuh. Pasien lalu dibawa ke dokter dikatakan bisul jinak dan

hanya bisa diangkat saja tidak perlu obat. Namun, karena keluarga pasien tidak ada biaya, maka

bisul tidak diangkat dan akhirnya didiamkan. Semakin lama benjolan semakin besar, namun

tidak pernah sakit. Setahun terakhir pasien baru merasakan ngebet pada benjolan, dan benjolan

semakin lama semakin besar. Awalnya sakit pada benjolan saja, namun sejak 1 bulan lalu mulai

nyeri merambat ke daerah ketiak dam dada samping kiri terutama bila pasien kelelahan. Benjolan

di tempat lain disangkal. Turun BB (-), riwayat kanker atau tumor di keluarga (-).

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 110/70

TB                   : 152 cm

BB                   : 55 kg

IMT                 : 23.81

Nadi                : 80
Nafas               : 18

Suhu : 36

Status Generalis:
Pemeriksaan Leher:
- Inspeksi: Tidak terlihat perbesaran kelenjar KGB maupun tiroid pada leher dan supra
serta infraklavikular
- Palpasi: Tidak teraba adanya massa atau benjolan, nyeri tekan (-)
Pemeriksaan Dada dan Aksila:
- Inspeksi: Dada simetris, ekspansi kanan dan kiri simetris, tidak terlihat adanya massa atau
benjolan pada dada dan aksila, tidak terdapat penggunaan otot bantu napas / tanda
distress napas lain
- Auskultasi: Vesikuler di seluruh lapang paru, mengi (-), ronkhi (-), stridor (-)
- Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan atau massa, ekspansi simetris
- Perkusi: sonor di seluruh lapang paru
Pemeriksaan Ekstremitas Atas:
- Inspeksi: Massa berwarna putih kehitaman dengan diameter 6 cm, konsistensi padat
lunak, tidak mobile, permukaan licin pada lengan kanan bagian dalam
- Palpasi: Nyeri tekan (-)

Assessment: Other benign neoplasms of connective and other soft tissue


Done

(83)

14/10/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: Tn. AS / 48 tahun / Laki-laki

Kode kegiatan: Bedah

P:

Farmakologi:
- Amoksisilin kaplet 500 mg No. 15, 3 dd tab 1

- Parasetamol tab 500 mg No. 10, 3 dd tab 1 prn nyeri

- Sianokobalamin tab No. 5, 1 dd tab 1

Non-farmakologi:

Dilakukan hecting sebanyak 3 buah pada luka vulnus laseratum di kaki kanan pasien setelah

dilakukan penjelasan prosedur dan pembuatan inform consent. Selanjutnya, pasien diberi edukasi

cara minum obat, diminta untuk menjaga agar luka tetap kering, dan kontrol 3 hari pasca hecting

untuk ganti verban (GV). Os juga diminta perbanyak makan makanan berprotein tinggi (ikan,

ayam, telur)

S:  Pasien laki-laki, 48 tahun, datang dengan keluhan kaki kanan luka sejak 1 hari lalu. Os

mengatakan kemarin saat sedang bekerja tidak menyadari adanya besi, saat sedang

memindahkan barang kaki robek terkena besi tajam. Os sudah pergi ke klinik sebelumnya namun

tidak dijahit dan hanya diberikan obat. Namun, karena darah tidak kunjung berhenti dan terus

merembes, pasien lalu memutuskan ke puskesmas. Os mengaku saat ini merasa agak pusing

keliyengan. Setelah dilakukan penjelasan singkat mengenai tindakan yang akan dilakukan,

pasien menyetujui dan memberikan inform consent untuk dilakukan tindakan hecting

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 120/80

TB                   : 160 cm

BB                   : 53 kg

IMT                 : 20.7

Nadi                : 80

Nafas               : 20

Suhu : 36.8
Status Generalis:
Pemeriksaan Ekstremitas Bawah:
- Inspeksi : Ekstremitas kiri dan kanan simetris, terlihat luka vulnus laseratum pada
bagian kaki kanan dekat tulang tibia berukuran 3 cm, kedua ujung lancip, pendarahan (+),
nyeri (+)

Assessment: Open wound of lower leg

Done

(84)

20/12/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: An ZKR / 16 tahun / Perempuan

Kode kegiatan: Medik

P:

Farmakologi:
- Antasida DOEN I tablet kunyah No. 10, 3 dd tab 1 ac

- Hiosin-n-butilbromida tab 10 mg N0. 6, 2 dd tab 1 prn nyeri perut

- Vitamin B komplek No. 5, 1 dd tab 1

Non-farmakologi:

Edukasi minum obat, pasien diminta untuk perbanyak konsumsi makanan yang tinggi (sayur dan

buah), hindari makanan yang bisa memicu konstipasi (daging, gorengan, fastfood, kopi, teh,

pisang, apel, dll). Perbanyak minum air putih minimal 2 liter (8 gelas belimbing). Perbanyak

olahraga dan aktivitas fisik.


S:  Pasien perempuan, 16 tahun, datang dengan keluhan perut kram dan terasa agak keras dan

kencang sejak 1 bulan lalu. Pasien mengatakan akhir-akhir ini juga sulit buang air besar,

biasanya baru BAB per 2-3 hari. Dikatakan BAB konsistensi tidak keras, keluar tidak kecil-kecil

seperti tai kambing namun frekuensinya menurun. Nyeri ketika BAB, nyeri pada perut ketika

ditekan, adanya darah ketika BAB disangkal. Pasien mengaku jarang mengkonsumsi sayur dan

buah-buahan. Pasien juga sering kurang minum dan kurang olahraga.

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 110/70

TB                   : 179 cm

BB                   : 50 kg

IMT                 : 15.61

Nadi                : 90

Nafas               : 19

Suhu : 36.4

Status Generalis:
Pemeriksaan Abdomen:
- Inspeksi: supel, warna sama dengan warna kulit lain, tidak terdapat tonjolan dan
pelebaran vena.
- Auskultasi: bising usus (+), 5-7 kali per menit
- Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada seluruh regio perut, teraba massa keras (curiga feccal)
pada regio iliaca dextra dan sinistra
- Perkusi: redup pada regio iliaca dextra dan sinistra

Assessment: Constipation
Done

(85)
22/12/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: An EJK / 1 tahun / Perempuan

Kode kegiatan: Medik

P:

Farmakologi:

R1 (Jumlah Permintaan: 10)


1. Kotrimoksazol tab 480 mg No. 1, 2 dd pulv 1 habiskan dalam 5 hari

R2 (Jumlah Permintaan: 10)

1. Parasetamol tab 500 mg No. 2.5, 3 dd pulv 1

Garam oralit untuk 200 ml air sachet No. 5, 3 dd sachet 1 prn diare

Zink 20 mg tab No. 10, 1 dd tab 1

Non-farmakologi: Edukasi minum obat, perbanyak makan makanan berkuah dan minum air

putih untuk mencegah dehidrasi, Frekuensi pemberian ASI diperbanyak. Jika anak menjadi lebih

sering tidur, kurang ingin minum, bila menangis air mata tidak keluar, mata mencekung, jari jika

ditekan berwarna putih dan tidak cepat kembali merah segera larikan ke rumah sakit terdekat.

S:  Pasien perempuan, 1 tahun, datang dengan keluhan demam sejak 1 hari lalu. Semalam

dikatana demam diukur, tertinggi mencapai 38.7 derajat celcius. Ibu pasien juga mengatakan

pada pagi ini pasien sudah muntah 2 kali dan diare 3 kali, semalam sudah muntah dan diare lebih

banyak lagi. Muntahan yang keluar masih berupa makanan. Diare masih ada ampasnya namun

konsistensi cair, berlendir, tapi tidak ada darah. Dikatakan BAB seperti berbau lebih busuk dari

biasanya. Di keluarga sedang tidak ada yg memiliki gejala serupa dengan pasien. Keluhan lain

seperti batuk, pilek disangkal

O:

Keadaan          : Kompos Mentis


TD                   : 90/60

TB                   : 78 cm

BB                   : 11 kg

IMT                 : 18.08

Nadi                : 109

Nafas               : 24

Suhu : 36.9

Status Generalis:
Pemeriksaan Abdomen:
- Inspeksi: distended, warna sama dengan warna kulit lain, tidak terdapat tonjolan dan
pelebaran vena.
- Auskultasi: bising usus (+), >10 kali per menit
- Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada seluruh regio perut, turgor kulit masih baik
- Perkusi: kembung/hipertimpani (+)
Assessment: Dysentry
Done

(86)

22/12/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: An. MLA / 1 tahun / Laki-laki

Kode kegiatan: Kegawatdaruratan

P:

Farmakologi:

R1 (Jumlah Permintaan: 6)
1. Amoksisilin kaplet 500 mg tab No. 5, 2 dd tab 1

R2 (Jumlah Permintaan: 10)


1. Parasetamol tab 500 mg No. 2, 3 dd pulv 1

R3 (Jumlah Permintaan: 10)

1. Ambroksol tab 30 mg No. 1, 2 dd tab 1

2. Cetirizine tab 10 mg No. 1, 2 dd tab 1

3. Asam askorbat tab 50 mg No. 2, 2 dd tab 1

Non-farmakologi: Edukasi minum obat, perbanyak makanan yang tinggi vitamin c (sayur dan

buah-buahan), apabila napas anak terlihat semakin cepat, sesak, dan sulit bernapas, sela iga

mencekung ke dalam, segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Os juga diedukasi agar kontrol 2 hari lagi meskipun pasien sudah membaik

S:  Pasien laki-laki, 1 tahun, datang dengan keluhan batuk yang tidak kunjung sembuh sejak 1

minggu lalu. Pasien mengatakan sudah berobat 1 minggu yang lalu, namun tidak ada perubahan.

Saat ini batuk kering, menurut ibu pasien tidak ada bunyi grok-grok. Pasien juga mengalami

pilek dan demam, demam tidak diukur namun menurut ibu pasien kemarin demam tinggi. Anak

dikatakan agak rewel akhir-akhir ini. Keluhan lain seperti mual muntah, diare, sakit perut

disangkal.

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 80/60

TB                   : 69 cm

BB                   : 8.9 kg

IMT                 : 18.69

Nadi                : 184

Nafas               : 68

Saturasi : 99%

Suhu : 38.1
Status Generalis:
Pemeriksaan Dada dan Punggung:
- Inspeksi: simetris, bentuk normal, napas terlihat cepat, retraksi dada (+)
- Auskultasi: Vesikuler, ronkhi (+), wheezing (-)
- Palpasi: tidak ada nyeri tekan, massa, atau tanda peradangan, ekspansi simetris
- Perkusi: Sonor di seluruh lapang paru
Assessment: Pneumonia
Done

(87)

22/12/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: An. ZZM / 4 tahun / Perempuan

Kode kegiatan: Kegawatdaruratan

P:

Farmakologi:

Amoksisilin kaplet 500 mg tab No. 6, 2 dd tab 1

R1 (Jumlah Permintaan: 10)

1. Parasetamol tab 500 mg No. 3, 3 dd pulv 1

R3 (Jumlah Permintaan: 10)

1. Ambroksol tab 30 mg No. 2, 2 dd tab 1

2. Cetirizine tab 10 mg No. 1, 2 dd tab 1

3. Asam askorbat tab 50 mg No. 2, 2 dd tab 1

Non-farmakologi: Edukasi minum obat, perbanyak makanan yang tinggi vitamin c (sayur dan

buah-buahan), apabila napas anak terlihat semakin cepat, sesak, dan sulit bernapas, sela iga
mencekung ke dalam, segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Os juga diedukasi agar kontrol 2 hari lagi meskipun pasien sudah membaik

S:  Pasien perempuan, 4 tahun, datang dengan keluhan batuk dan pilek sejak 2 hari lalu. Anak

sebelumnya juga batuk pilek minggu lalu seperti adiknya, sudah sempat membaik namun flu

kembali muncul. Batuk dikatakan berdahak, pilek tidak terlalu mampet. Keluhan lain seperti

demam, sesak napas, diare, mual muntah, malas makan, sakit kepala disangkal. Ibu pasien

mengatakan anak masih sangat aktif, makan masih oke.

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 90/60

TB                   : 99 cm

BB                   : 13.2 kg

IMT                 : 13.47

Nadi                : 134

Nafas               : 22

Saturasi : 93%

Suhu : 36.9

Status Generalis:
Pemeriksaan Dada dan Punggung:
- Inspeksi: simetris, bentuk normal, napas terlihat cepat, retraksi dada (+)
- Auskultasi: Vesikuler, ronkhi (+), wheezing (-)
- Palpasi: tidak ada nyeri tekan, massa, atau tanda peradangan, ekspansi simetris
- Perkusi: Sonor di seluruh lapang paru
Assessment: Pneumonia
Done
(88)

22/12/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: Tn. A / 64 tahun / Laki-laki

Kode kegiatan: Kegawatdaruratan

P:

Farmakologi:
- Salbutamol 2 mg tab No. 6, 3 dd tab 1

- Deksametason tab 0.5 mg No. 6, 2 dd tab 1

- Parasetamol tab 500 mg No. 10, 3 dd tab 1

Non-farmakologi: Edukasi minum obat. Istirahat terlebih dahulu hingga sesak hilang, apabila

setelah minum obat sesak tetap menetap dan bahkan semakin parah, segera ke rumah sakit untuk

mendapatkan nebulasi. Hindari pemicu asma kambuh seperti polusi dan asap rokok apabila sulit

menghindar gunakan masker untuk mencegah paparan

S:  Pasien laki-laki, 64 tahun, datang dengan keluhan pusing nyut-nyutan dibagian belakang

kepala sejak 15 hari yang lalu. Pasien mengaku sempat berobat darah tinggi ke Puskesmas

Kecamatan Cilandak bulan lalu. Pasien juga mengatakan bahwa memiliki penyakit asma, asma

dikatakan hampir tiap bulan selalu kambuh. Pasien juga sebelumnya merokok namun saat ini

sudah tidak merokok lagi. Pasien mengaku akhir-akhir ini memang sedang banyak pikiran.

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 130/80

TB                   : 160 cm

BB                   : 65 kg

IMT                 : 25.39
Nadi                : 84

Nafas               : 22

Saturasi : 95%

Suhu : 36.8

Status Generalis:
Pemeriksaan Dada dan Punggung:
- Inspeksi: ps terlihat sesak, dada simetris, bentuk normal, napas terlihat cepat
- Auskultasi: Vesikuler, ronkhi (-), wheezing (+)
- Palpasi: tidak ada nyeri tekan, massa, atau tanda peradangan, ekspansi simetris
- Perkusi: Sonor di seluruh lapang paru
Assessment: Asthma
Done

(89)

02/1/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: An. ARD / 6 tahun / Laki-laki

Kode kegiatan: Kegawatdaruratan

P:

Dilakukan tindakan ear toilet pasca pemberian fenol gliserol tetes selama 3 hari pada telinga

kanan setelah pasien dan orangtua dijelaskan mengenai prosedur yang akan dilakukan dan

dimintakan inform consent. Setelah tindakan, pasien diminta untuk menjaga kebersihan telinga

dengan makan menggunakan gigi sebelah kanan dan kiri secara seimbang dan apabila ingin

membersihkan telinga bisa langsung ke dokter. Hindari membersihkan telinga sendiri

S:  Pasien laki-laki, 6 tahun, datang dengan keluhan telinga terasa nyeri dan gatal sejak 2 minggu

lalu. Sebelumnya dikatakan ibu ada cairan hitam apabila ibu membersihkan telinga, namun sejak
2 minggu lalu cairan hitam mengeras dan ibu tidak berani membersihkan sendiri. Pasien

mengatakan sebelumnya memang sering dibersihkan telinganya dengan ibu. Pendengaran

dikatakan agak sedikit menurun namun masih bisa mendengar dengan baik. Keluhan lain seperti

demam, nyeri kepala, keluar cairan dari telinga disangkal.

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 90/60

TB                   : 116 cm

BB                   : 16.5 kg

IMT                 : 12.26

Nadi                : 90

Nafas               : 20

Suhu : 36

Status Generalis:
Pemeriksaan Telinga:
- Inspeksi: AD: terlihat serumen prop hitam menutupi liang, MT tidak terlihat. AS normal
- Palpasi: nyeri tekan pada mastoid, tragus, dan daun telinga disangkal
Assessment: Serumen prop
Done

(90)

26/12/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: Tn. PRP / 31 tahun / Laki-laki

Kode kegiatan: Kegawatdaruratan

P:
Farmakologi;
- Asam mefenamat kaplet 500 mg No. 10, 2 dd tab 1

- Amoksisilin kaplet 500 mg No. 15, 3 dd tab 1

- Asam askorbat 50 mg tab No. 10, 2 dd tab 1

- Gentamicyn Salep Kulit No. 1, 2 dd tab 1

Non-farmakologi: Dilakukan tindakan insisi abses setelah dilakukan penjelasan tindakan adan

inform consent. Setelah selesai tindakan, pasien diberi edukasi cara minum obat, edukasi agar

luka pasca tidak jangan terkena air terlebih dulu serta perbanyak makan protein (telur, ikan,

daging, dll). Pasien juga dianjurkan untuk menjaga higienitas

S:  Pasien laki-laki, 31 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada bagian telunjuk tangan kiri sejak

2 minggu lalu. Pasien mengatakan sebelumnya menggunting kuku terlalu dalam sehingga

terkena bagian samping kulit, lama kelamaan jadi membengkak, menjadi putih, dan terasa nyeri.

Pasien mengatakan sebelummya sudah pernah seperti ini juga, sudah pernah menjalani prosedur

insisi abses dan pasien bersedia apabila dilakukan tindakan. Riwayat darah tinggi dan diabetes

pada pasien disangkal. Keluhan lain disangkal

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 110/80

TB                   : 170 cm

BB                   : 85 kg

IMT                 : 29.41

Nadi                : 80

Nafas               : 20

Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan Kuku:
- Inspeksi: Pada bagian bantalan jari telunjuk kanan kiri terdapat abses berisi nanah
- Palpasi: fluktuasi pada abses (+), nyeri tekan (+), CRT < 2 detik.

Assessment: Cutaneous Abses


Done

(91)

12/26//22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: Tn. S / 40 tahun / Laki-laki

Kode kegiatan: Kegawatdaruratan

P:

Farmakologi:
- Parasetamol tab 500 mg No. 10, 3 dd tab 1

- Omeprazole kapsul 20 mg No. 6, 2 dd tab 1

- Vitamin B komplek tab No. 5, 1 dd tab 1

Non-farmakologi: Dilakukan pemeriksaan laboratorium fungsi hati, darah perifer lengkap,


HbsAG, Anti-HCV, dan panel HIV untuk mencari penyebab jaundice. Apabila keluhan

memburuk, nyeri perut tidak tertahankan dapat segera ke IGD untuk penanganan lebih lanjut.

Untuk saat ini usahakan menjaga makan dan istirahat yang cukup, Setelah pemeriksaan

didapatkan bahwa fungsi hati meningkat, panel infeksi non-reaktif. Tanggal 31/12/22 pasien lalu

dirujuk ke TS Penyakit Dalam atas dasar mata dan badan ikterik dan BAK berwarna teh,

S:  Pasien laki-laki, 40 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada bagian perut dan mata kuning.

Keluhan dirasakan tiba-tiba kemarin, muncul nyeri terutama pada bagian kanan perut hingga ulu
hati, mata tiba-tiba berwarna kuning. Sebelumnya pasien memang ada maag, sudah berobat dan

sudah sembuh. Keluhan seperti demam, nyeri kepala, diare, kelainan BAK dan BAB disangkal.

Pasien memiliki riwayat minum alkohol dahulu, namun setelah menikah sudah berhenti minum.

Os tidak pernah menggunakan narkoba, melakukan transfusi darah, dan berhubungan dengan

pasangan selain istri. Setelah pemeriksaan lanjutan pada tanggal 31/12/22, pasien mengatakan

BAK berwarna seperti teh.

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 110/80

TB                   : 168 cm

BB                   : 54 kg

IMT                 : 19.13

Nadi                : 80

Nafas               : 20

Suhu : 36

Status Generalis:
PF Abdomen :
- Inspeksi: Supel, terlihat ikterik, tidak terlihat massa, benjolan, atau pelebaran vena
- Auskultasi: Bising usus positif, 10x per menit
- Palpasi: Nyeri tekan pada kuadran atas kanan dan tengah, perbesaran hepar (+),
Mcburney (-)
- Perkusi: Timpani di seluruh lapang paru
Hasil Lab:
- SGPT: 237
- SGOT: 108
- HbsAg: non-reaktif
- Anti HCV: non-reaktif
- Hemoglobin: 16.0 g/dL
- Hematokrit: 42.9%
- Leukosit: 9.37 ribu/L
- Eritrosit: 5.48 juta/L
- Trombosit: 328 ribu/L
- Hitung Jenis: 0/3/69/20/8
- HIV: non-reaktif

Diagnosis: Unspecified Jaundice


Done

(92)

26/12/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: An. PAW/ 16 tahun / Perempuan

Kode kegiatan: Kegawatdaruratan

P:

Farmakologi;
- Asam mefenamat kaplet 500 mg No. 10, 3 dd tab 1

- Ranitidin tablet 150 mg No. 6, 2 dd tab 1

- Vitamin B kompleks tab No. 10, 1 dd tab 1

Non-farmakologi: Pasien diminta untuk istirahat terlebih dahulu agar penyembuhan dapat

maksimal. Saat ini progress penyembuhan sudah baik, apabila nyeri dapat minum obat anti nyeri.

Apabila terdapat sakit kepala yang parah, muntah yang seperti menyembur, dapat dibawa ke

IGD.
S:  Pasien perempuan, 16 tahun, datang ingin kontrol pasca jatuh saat sedang menjadi flyer

cheerleader di sekolah. Pasien mengatakan sekitar 1 minggu lalu jatuh saat sedang Latihan

cheers, kepala bagian kiri terbentur aspal lapangan. Saat ini terdapat lebam pada mata kiri. Os

mengaku setelah jatuh muntah menyembur sebanyak 2 kali dan sempat kejang. Pasien sudah

dibawa ke RS Fatmawati sebelumnya dan dinyatakan tidak ada kegawatdaruratan. Tiga hari lalu

pasien juga sudah berobat ke Puskesmas, saat itu mengeluhkan adanya nyeri di bagian mata,

leher, dan bahu kanan jika ditekan, namun tidak ditemukan tanda-tanda berbahaya yang

mengancam nyawa. Keluhan seperti pandangan ganda atau mengabur disangkal. Saat ini pasien

mengeluhkan masih pusing terutama jika berbaring kearah kiri (bagian yang terpentok). Selain

itu, pasien merasa jika melihat cahaya dari dekat terasa berkilau dan tidak nyaman. Muntah dan

nyeri di bagian mata sudah tidak ada.

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 110/80

TB                   : 162 cm

BB                   : 54 kg

IMT                 : 20.58

Nadi                : 80

Nafas               : 20

Suhu : 36

Status Generalis:
Pemeriksaan Kepala: Cephal hematoma (+) pada bagian temporal
Pemeriksaan mata: ekimosis pada mata kanan, sulit melirik ke kiri ec ada perasaan mengganjal
Pemeriksaan telinga: Normal, tidak terlihat ada cairan atau darah, MT intak, reflek cahaya
terlihat pada arah jam 5 dan jam 7 pada ADS

Assessment: Superficial injury of unspecified body region


Done

(93)

26/12/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: An. AK/ 1 tahun / Perempuan

Kode kegiatan: Kegawatdaruratan

P:

Dilakukan aff hecting sebanyak 2 buah. Aff hecting dilakukan setelah dilakukan penjelasan

mengenai prosedur dan inform consent. Pasien diminta untuk menjaga agar luka tetap kering,

istirahat yang cukup dan perbanyak konsumsi makanan berprotein tinggi seperti ayam, ikan, dan

telur. Os diminta datang 3 hari lagi untuk aff hecting 2 jahitan terakhir.

S:  Pasien perempuan, 1 tahun, datang ingin kontrol jahitan pada bagian tengah dani. Os

mengatakan pasien dijahit akibat jatuh dan terantuk tembok saat sedang bermain. Pasien lalu

dibawa ke Puskesmas Kebayoran lama dan dijahit sebanyak 4 jahitan. Ibu pasien mengatakan

sudah memberikan makanan tinggi protein pada pasien. Pasien dikatakan sering membuka

perban penutup luka sehingga ibu pasien sering harus mengganti sendiri perban, namun luka

dikatakan sudah mulai mengering. Setelah dilakukan penjelasan mengenai kondisi pasien, ibu

pasien setuju untuk dilakukan pengangkat jahitan parsial (2 buah)

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 90/60

TB                   : 72 cm

BB                   : 9 kg

IMT                 : 17.36

Nadi                : 80
Nafas               : 20

Suhu : 36

Status Generalis:
Pemeriksaan Kepala:
- Inspeksi: Pada bagian tengah dahi ditemukan luka VL sepanjang 2 cm dengan jahitan
sebanyak 4 buah, luka sudah mengering

Assessment: Other surgical follow-up care (aff hecting)


Done

(94)

27/12/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: Tn. S / 47 tahun / Laki-laki

Kode kegiatan: Kegawatdaruratan

P:

Farmakologi:
- Asam askorbat tab 50 mg No. 10, 2 dd tab 1

Nonfarmakologi: Dilakukan aff hecting sebanyak 3 buah jahitan. Aff hecting dilakukan setelah

dilakukan penjelasan mengenai prosedur dan inform consent. Pasien diminta untuk menjaga agar

luka tetap kering, istirahat yang cukup dan perbanyak konsumsi makanan berprotein tinggi

seperti ayam, ikan, dan telur. Os diminta datang 3 hari lagi untuk GV luka karena luka belum

menutup dan belum sembuh sempurna.

S:  Pasien laki-laki, 47 tahun, datang ingin kontrol jahitan pada kaki kiri bagian mata kaki. Os

mengatakan pasien dijahit sebanyak 10 jahitan awalnya akibat tersayat keramik.Pasien dijahit di
klinik Tangerang. Awalnya dikatakan kaki sangat bengkak saat ini sudah sangat mendingan

namun luka masih belum menutup sempurna namun sudah tidak nyeri. Dua hari lalu pasien

sudah ke Puskesmas Kecamatan Cilandak dan 7 jahitan sudah diangkat karena sudah 12 hari

dijahit. Saat pemeriksaan merupakan hari ke 14 pasien dijahit dan pasien bersedia melakukan

cabut jahitan untuk 3 jahitan sisanya.

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 120/80

TB                   : 165 cm

BB                   : 70 kg

IMT                 : 25.71

Nadi                : 80

Nafas               : 28

Suhu : 36

Status Generalis:
Pemeriksaan Kepala:
- Inspeksi: Pada bagian ankle terdapat luka VL sepanjang 6 cm, dengan jahitan sebanyak 3
buah. Luka masih dalam keadaan terbuka
- Palpasi: Pada saat ditekan, luka mengeluarkan cairan serosa

Assessment: Other surgical follow-up care


Done
(95)

24/11/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: Ny. WS / 24 tahun / Perempuan

Kode kegiatan: Kebidanan


P:

Farmakologi:
- Asam askorbat tab 50 mg No. 10, 1 dd tab 1

- Asam folat 1 mg tab No. 30, 1 dd tab 1

- Kalsium laktat tab 500 mg No. 30, 1 dd tab 1

- Tablet tambah darah kombinasi No. 30, 1 dd tab 1

Nonfarmakologi: Edukasi pentingnya inisiasi menyusui dini (IMD) dan ASI eksklusif pada 6

bulan pertama kehidupan, edukasi minum obat secara rutin, jaga asupan gizi agar seimbang dan

cukup untuk ibu dan anak, hindari stress dan pekerjaan berat yang berlebihan. Hindari makanan

yang mentah

S:  Pasien perempuan, 24 tahun, datang untuk kontrol K1. Saat ini kehamilan G2P1A0, 30

minggu, anak pertama lahir normal, dengan berat lahir 2500 mg. Kehamilan dan kelahiran

sebelumnya tidak ada masalah dan komplikasi. Pasien sebelumnya kontrol di kampung. Saat ini

pasien mengeluh kadang-kadang sesak dan agak ngap karena perut sudah besar. Berdasarkan

hasil K1, pasien tidak memiliki faktor risiko yang berarti pada kehamilan saat ini.

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 110/70

TB                   : 145 cm

BB                   : 66 kg

IMT                 : 31.39

Nadi                : 80

Nafas               : 20

Suhu : 36
Status Generalis:
Pemeriksaan KIA:
IBU:
- TFU: 20 cm
- LILA: 30
- Status Gizi: normal
- Refleks Patella: +/+
BAYI:
- Jumlah janin: tunggal
- DJJ bayi: 137 kali per menit
- Presentasi: Kepala, belum masuk panggul

Assessment: Supervision of normal pregnancy


Done

(95)

26/12/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: Ny. DY / 27 tahun / Perempuan

Kode kegiatan: Kebidanan

P:

Farmakologi:
- Asam askorbat tab 50 mg No. 10, 1 dd tab 1

- Asam folat 1 mg tab No. 15, 1 dd tab 1

- Kalsium laktat tab 500 mg No. 15, 1 dd tab 1

- Tablet tambah darah kombinasi No. 30, 1 dd tab 1

- Piridoksin tab No. 10, 1 dd tab 1


Nonfarmakologi: Edukasi pentingnya inisiasi menyusui dini (IMD) dan ASI eksklusif pada 6

bulan pertama kehidupan, edukasi minum obat secara rutin, jaga asupan gizi agar seimbang dan

cukup untuk ibu dan anak, hindari stress dan pekerjaan berat yang berlebihan. Hindari makanan

yang mentah dan berhenti merokok

S:  Pasien perempuan, 24 tahun, datang untuk kontrol K1. Saat ini kehamilan G1P0A0, usia

kehamilan 13 minggu, HPHT 28/09/22 dan taksiran persalinan 5/7/2023. Pasien saat ini memiliki

keluhan nyeri pada bagian bawah perut namun tidak ada flek atau keluar air-air. Berdasarkan

hasil K1, pasien tidak memiliki faktor risiko yang signifikan pada kehamilan saat ini. Pasien

mengatakan akan melakukan kontrol kehamilan rutin di Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan.

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 100/80

TB                   : 152 cm

BB                   : 37 kg

IMT : 15.81

Nadi                : 80

Nafas               : 20

Suhu : 36.2

Status Generalis:
Pemeriksaan KIA:
IBU:
- TFU: belum dapat diukur
- LILA: 21.5
- Status Gizi: KEK
- Refleks Patella: +/+
BAYI:
- Jumlah janin: tunggal
- DJJ bayi: belum terdengar
- Presentasi: ballotement

Assessment: Supervision of normal pregnancy


Done

(96)

27/11/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: Ny. NM / 38 tahun / Perempuan

Kode kegiatan: Kebidanan

P:

Farmakologi: (Os masih ada obat)


- Asam askorbat tab 15 mg No. 10, 1 dd tab 1

- Asam folat 1 mg tab No. 30, 1 dd tab 1

- Kalsium laktat tab 500 mg No. 30, 1 dd tab 1

- Tablet tambah darah kombinasi No. 30, 1 dd tab 1

- Vitamin B Komplek tab No. 15, 1 dd tab 1

Nonfarmakologi: Edukasi pentingnya inisiasi menyusui dini (IMD) dan ASI eksklusif pada 6

bulan pertama kehidupan, edukasi minum obat secara rutin, jaga asupan gizi agar seimbang dan

cukup untuk ibu dan anak, hindari stress dan pekerjaan berat yang berlebihan. Hindari makanan

yang mentah dan hindari asap rokok. Kontrol sesuai jadwal.


S:  Pasien perempuan, 38 tahun, datang untuk kontrol K1. Saat ini kehamilan G2P1A0, 30

minggu, anak pertama lahir normal. Kehamilan dan kelahiran sebelumnya tidak ada masalah dan

komplikasi, dan anak tumbuh sehat. Saat ini pasien tidak memiliki keluhan apapun.. Berdasarkan

hasil K1, pasien memiliki faktor risiko hamil di umur >35 tahun (geriatric pregnancy). Faktor

risiko lain disangkal

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 120/70

TB                   : 155 cm

BB                   : 66 kg

IMT                 : 27.47

Nadi                : 78

Nafas               : 18

Suhu : 36

Status Generalis:
Pemeriksaan KIA:
IBU:
- TFU: 24 cm
- LILA: 21.5
- Status Gizi: Normal
- Refleks Patella: +/+
BAYI:
- Jumlah janin: tunggal
- DJJ bayi: 145 kali per menit
- Presentasi: Kepala
- TBJ: 1705
- Kepala terhadap PAP: belum masuk

Assessment: Supervision of normal pregnancy


Done

(97)

27/11/22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: Ny. N / 39 tahun / Perempuan

Kode kegiatan: Kebidanan

P:

Farmakologi:
- Asam askorbat tab 15 mg No. 10, 1 dd tab 1

- Asam folat 1 mg tab No. 30, 1 dd tab 1

- Kalsium laktat tab 500 mg No. 30, 1 dd tab 1

- Tablet tambah darah kombinasi No. 30, 1 dd tab 1

- Vitamin B Komplek tab No. 15, 1 dd tab 1

Nonfarmakologi: Edukasi pentingnya inisiasi menyusui dini (IMD) dan ASI eksklusif pada 6

bulan pertama kehidupan, edukasi minum obat secara rutin, jaga asupan gizi agar seimbang dan

cukup untuk ibu dan anak, hindari stress dan pekerjaan berat yang berlebihan. Hindari makanan

yang mentah dan hindari asap rokok. Kontrol kembali sesuai jadwal.

S:  Pasien perempuan, 39 tahun, datang untuk kontrol K1. Saat ini kehamilan G3P2A0, 17

minggu, anak pertama dan kedua lahir normal. Kehamilan dan kelahiran sebelumnya tidak ada

masalah dan komplikasi, dan anak tumbuh sehat. Saat ini pasien memiliki keluhan pusing, mulut
pahit dan gusi agak radang. Berdasarkan hasil K1, pasien memiliki faktor risiko hamil di umur

>35 tahun (geriatric pregnancy). Faktor risiko lain disangkal.

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 100/70

TB                   : 155 cm

BB                   : 58 kg

IMT                 : 24.14

Nadi                : 78

Nafas               : 18

Suhu : 36

Status Generalis:
Pemeriksaan KIA:
IBU:
- TFU: 9 cm
- LILA: 29
- Status Gizi: Normal
- Refleks Patella: +/+
BAYI:
- Jumlah janin: tunggal
- DJJ bayi: 158 kali per menit
- Presentasi: Ballotement
- Kepala terhadap PAP: belum masuk

Assessment: Supervision of normal pregnancy


Done
(98)

19/09//22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: Ny. F / 24 tahun / Perempuan

Kode kegiatan: Kebidanan

P:

Farmakologi:
- Asam askorbat tab 15 mg No. 10, 1 dd tab 1
- Asam folat 1 mg tab No. 15, 1 dd tab 1

- Kalsium laktat tab 500 mg No. 15, 1 dd tab 1

- Tablet tambah darah kombinasi No. 30, 1 dd tab 1

Nonfarmakologi: Edukasi minum obat secara rutin, jaga asupan gizi agar seimbang dan cukup

untuk ibu dan anak, hindari stress dan pekerjaan berat yang berlebihan. Hindari makanan yang

mentah dan hindari asap rokok. Kontrol sesuai jadwal.

S:  Pasien perempuan, 39 tahun, datang untuk kontrol kunjungan ke-3. Saat ini kehamilan

G1P0A0, 20 minggu. Trimester 2, HPHT pasien tanggal 1/5/22 dan rencana persalinan tanggal

8/2/2023. Pasien berencana untuk melakukan persalinan di puskesmas dengan bidan. Saat ini

pasien mengatakan tidak memiliki keluhan apapun. Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit

yang berhubungan dengan alat reproduksi seperti myoma dan kista, penyakit kronis seperti

hipertensi dan DM, serta alergi.

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 110/70

TB                   : 150 cm
BB                   : 52 kg

IMT                 : 23.11

Nadi                : 85

Nafas               : 20

Suhu : 36

Status Generalis:
Pemeriksaan KIA:
IBU:
- TFU: 16 cm
- LILA: 31
- Status Gizi: Normal
- Refleks Patella: +/+
BAYI:
- Jumlah janin: tunggal
- DJJ bayi: 147 kali per menit
- Presentasi: Ballotement
- TBJ: 465
- Kepala terhadap PAP: belum masuk

Assessment: Supervision of normal pregnancy


Done

(99)

19/09//22

Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: Ny. AM / 34 tahun / Perempuan

Kode kegiatan: Kebidanan

P:
Farmakologi: (obat masih ada)
- Asam askorbat tab 15 mg No. 10, 1 dd tab 1

- Asam folat 1 mg tab No. 15, 1 dd tab 1

- Kalsium laktat tab 500 mg No. 15, 1 dd tab 1

- Tablet tambah darah kombinasi No. 30, 1 dd tab 1

- Piridoksin tab No. 10, 1 dd tab 1

Nonfarmakologi: Edukasi minum obat secara rutin, jaga asupan gizi agar seimbang dan cukup

untuk ibu dan anak, hindari stress dan pekerjaan berat yang berlebihan. Hindari makanan yang

mentah dan hindari asap rokok. Kontrol sesuai jadwal.

S:  Pasien perempuan, 39 tahun, datang untuk kontrol kunjungan ke-1. Saat ini kehamilan

G2P1A0, 17 minggu. Trimester 2, HPHT pasien tanggal 25/5/22 dan rencana persalinan tanggal

3/3/2023. Pasien berencana untuk melakukan persalinan di puskesmas dengan bidan. Saat ini

pasien mengatakan tidak memiliki keluhan apapun. Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit

yang berhubungan dengan alat reproduksi seperti myoma dan kista, penyakit kronis seperti

hipertensi dan DM, serta alergi. Berdasarkan analisis faktor risiko, pasien memiliki faktor risiko

kehamilan usia tua > 35 tahun (geriatric pregnancy).

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 120/80

TB                   : 160 cm

BB                   : 69 kg

IMT                 : 26.95

Nadi                : 88

Nafas               : 20
Suhu : 36

Status Generalis:
Pemeriksaan KIA:
IBU:
- TFU: 14 cm
- LILA: 33
- Status Gizi: Normal
- Refleks Patella: +/+
BAYI:
- Jumlah janin: tunggal
- DJJ bayi: 134 kali per menit
- Presentasi: Ballotement
- Kepala terhadap PAP: belum masuk

Assessment: Supervision of normal pregnancy


Done

(100)

30/12//22
Stase: Puskesmas

Data Dasar Pasien: An. MZQF / 16 tahun / Laki-laki

Kode kegiatan: Bedah

P:

Farmakologi:
- Asam askorbat tab 50 mg No. 10, 2 dd tab 1

- Amoksisilin kaplet 500 mg No. 15, 3 dd tab 1 habiskan

- Asam mefenamat kaplet 500 mg tab No. 10, 2 dd tab 1


Nonfarmakologi: Dilakukan tindakan eksisi mata ikan setelah dilakukan penjelasan tindakan dan

inform consent. Ditemukan bahwa tidak terdapat mata pada mata ikan, sehingga di DD dengan

warts/ kutil. Setelah selesai tindakan, pasien diberi edukasi cara minum obat, edukasi agar luka

pasca tidak jangan terkena air terlebih dulu serta perbanyak makan protein (telur, ikan, daging,

dll). Pasien juga dianjurkan untuk menjaga higienitas. Kontrol kembali dalam 3 hari. Gunakan

sepatu atau sendal jika beraktivitas

S:  Pasien laki-laki, 16 tahun, datang dengan keluhan muncul mata ikan pada kaki kanan sejak 2

minggu lalu. Mata ikan dikatakan hanya berjumlah 1 buah yang nyeri, namun ada beberapa

kapalan juga di kaki. Kapalan yang lain dikatakan pasien tidak nyeri, Pasien mengatakan mata

ikan sangat nyeri, terutama jika tertekan atau dipegang. Pasien merupakan siswa pesantren,

tinggal di pesantren, jadi sering tidak menggunakan alas kaki apabila sedang melakukan

kegiatan.

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 120/80

TB                   : 161 cm

BB                   : 67 kg

IMT                 : 25.85

Nadi                : 88

Nafas               : 18

Suhu : 36

Status Generalis:
Pemeriksaan Ekstremitas Bawah:
- Inspeksi: Lesi clavus pada bagian kaki kanan sebanyak 1 buah pada bagian metatarsal.
Lesu callous, multiple, pada bagian metatarsal dan tarsal
- Palpasi: Nyeri tekan (+) pada bagian clavus

Assessment: Clavus (ddx warts)

101

24/11/22

Stase: Puskesmas
Data Dasar Pasien: By. Ny. DF / 13 hari / Laki-laki

Kode kegiatan: Kebidanan dan Perinatal

P:

Edukasi pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada 6 bulan pertama, tanda-tanda yang perlu

diperhatikan dalam 28 hari pertama masa kehidupan (badan kuning > 2 minggu, BAB dempul,

BAK seperti teh, dan lain-lain), penjadwalan imunisasi pertama pada umur 1 bulan.

S:  Pasien laki-laki, 13 hari, datang untuk kontrol pasca kelahiran. Berdasarkan pemeriksaan,

didapatkan anak sehat, tidak terdapat tanda-tanda kelainan seperti kuning, sesak napas,

permasalahan BAB, perut kembung, stabilitas pinggul, dll), berat badan dan tinggi badan naik

sesuai dengan kriteria minimum kenaikan berat badan. Selanjutnya, dilakukan juga pemeriksaan

pendengaran dengan membunyikan mainan yang berbunyi di sebelah kanan dan kiri telinga anak

untuk melihat reaksi anak terhadap suara.

O:

Keadaan          : Kompos Mentis

TD                   : 80/60

TB                   : 51 cm
BB                   : 3.9 kg

Nadi                : 130

Nafas               : 40

Suhu : 36

Status Generalis:
Mata: sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak pucat
Dada: Napas normal, mottling (-), sianosis (-), tidak ada penggunaan otot bantu napas
Paru: Vesikuler, tidak terdapat bunyi napas tambahan
Jantung: Bunyi jantung I-II normal, tidak terdapat murmur atau gallop
Abdomen: Supel, nyeri tekan (-), bising usus normal
Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik, ikterik (-)

Assessment: Routine Child Health Examination

Tindakan Medis
TINDAKAN:
- IBU TATI ATIKAH

Anda mungkin juga menyukai