Identitas Pasien : NY. E, Perempuan, 25 tahun, BB 55 kg, TB 152,5 cm, P1A0, pekerjaan:
IRT
LATAR BELAKANG :
Salah satu masalah yang cukup besar di Indonesia adalah tentang jumlah penduduk yang
padat. Hal ini menimbulkan berbagai macam masalah. Untuk itu pemerintah mencanangkan
program keluarga berencana (KB) yaitu program pemberantasan jumlah anak yakni dua anak
untuk setiap keluarga. Program KB di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat dan
diakui keberhasilannya di tingkat internasional. Hal ini terlihat dari angka keikutsertaan ber-KB
yang meningkat dari 26% pada tahun 1980 menjadi 50% pada tahun 1991, dan terakhir 57%
ditahun 1997.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan presentase pemakaian alat kontrasepsi yaitu
dengan cara melakukan komunikasi yang efektif, memberikan informasi dan edukasi mengenai
manfaat kontrasepsi serta konseling. Hal ini sangat diperlukan dalam pelayanan keluarga
berencana.
PERMASALAHAN: Penggunaan kontrasepsi belum mencapai 100% hal ini dipengaruhi oleh
banyak faktor pertimbangan, antara lain dari faktor pasangan, faktor kesehatan, faktor
pekerjaan, persepsi, efektifitas, persepsi efek samping, dan faktor dari metode kontrasepsi itu
sendiri.
Identitas Pasien :
Nama : Ny. E
Umur: 25 Tahun
Pekerjaan : IRT
Jumlah anak: 1
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN: Kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu Anak (KIA) serta
Keluarga Berencana (KB) di Puskesmas Banabungi adalah program dasar minimal yang harus
dilaksanakan setiap puskesmas. Dimana kegiatan ini ditunjukan untuk semua masyarakat yang
berada di wilayah kerja puskesmas.
Metode : KB Implan
Proses pelaksanaan : Kegiatan ini diawali dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik,
edukasi efek samping pemasangan KB implant. Untuk akseptor baru diberikan penjelasan
melalui alat batu pengambilan keputusan ber-KB. Pasien menginginkan dilakukannya
pemasangan KB implant. Maka selanjutnya dilakukan pemasangan KB Implan, jika tidak ada
kontraindikasi.
Umur: 25 tahun
Alamat: Banabungi
a. Anamnesis :
-Keluhan utama: Pasien Ingin melakukan menjarangkan kehamilan
-Riwayat obstetri:
Riwayat haid dahulu dimulai sejak usia 12 tahun, Riwayat haid teratur sebelumnya
dengan siklus normal 28 hari dengan lama haid kurang lebih 7 hari. Kira kira 2 sampai 3
kali ganti pembalut setiap harinya.
Saat ini pasien masih dalam masa nifas. Riwayat melahirkan anak pertama dengan
pervaginam 1 minggu yang lalu.
Riwayat penyakit dahulu: riwayat penyakit alergi tidak ada ,asma tidak ada, hipertensi
dan diabetes tidak ada, riwayat kelaian perdarahan tidak ada, riwayat kanker atau
tumor sebelumnya tidak ada. riwayat penyakit hati dan ginjal tidak ada.
b. Pemeriksaan fisis:
Kondisi umum: kesadaran kompos mentis , sehat dan gizi baik.
Tanda Vital:
Tekanan darah : 120/80 mmhg
Nadi: 80x/menit
Pernafasan: 20x/menit
Suhu: 36,5 *C
Kepala dan leher: Konjungtiva pucat(-), sklera ikterik (-), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1,
pembesaran KGB (-).
Thorax: Rh (-/-) Wh (-/-) BJ I/II Reguler
Abdomen: Cembung, nyeri tekan tidak ada, fundus tidak teraba
Ekstremitas: tidak ada kelainan, edema tidak ada, CRT< 2 det, turgor kulit baik
Alat:
-2 mangkok
Bahan:
-Larutan antiseptic
-Lidocain 1%
-Spuit 3 cc
1. kegiatan pemasangan implant pada akseptor KB baru dilaksanakan di ruangan KIA dan
KB puskesmas Banabungi berjalan sesuai jadwal dan dimulai tepat waktu.
2. Petugas puskesmas hadir tepat waktu sebelum pelayanan dimulai.
IMPLANT 2
F3- KESEHATAN KELUARGA
LATAR BELAKANG :
Salah satu masalah yang cukup besar di Indonesia adalah tentang jumlah penduduk yang
padat. Hal ini menimbulkan berbagai macam masalah. Untuk itu pemerintah mencanangkan
program keluarga berencana (KB) yaitu program pemberantasan jumlah anak yakni dua anak
untuk setiap keluarga. Program KB di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat dan
diakui keberhasilannya di tingkat internasional. Hal ini terlihat dari angka keikutsertaan ber-KB
yang meningkat dari 26% pada tahun 1980 menjadi 50% pada tahun 1991, dan terakhir 57%
ditahun 1997.
KB implant adalah batang silastik lembut untuk pencegah kehamilan yang pemakaiannya
dilakukan dengan jalan pembedahan minor untuk insersi (pemasangan) dan pencabutan.
Pemakaian kontrasepsi implant dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti
setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum
waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan presentase pemakaian alat kontrasepsi yaitu
dengan cara melakukan komunikasi yang efektif, memberikan informasi dan edukasi mengenai
manfaat kontrasepsi serta konseling. Hal ini sangat diperlukan dalam pelayanan keluarga
berencana.
PERMASALAHAN: Penggunaan kontrasepsi belum mencapai 100% hal ini dipengaruhi oleh
banyak faktor pertimbangan, antara lain dari faktor pasangan, faktor kesehatan, faktor
pekerjaan, persepsi, efektifitas, persepsi efek samping, dan faktor dari metode kontrasepsi itu
sendiri.
Identitas Pasien :
Nama : Ny. AH
Umur: 27 Tahun
Pekerjaan : IRT
Jumlah anak: 2
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN: Kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu Anak (KIA) serta
Keluarga Berencana (KB) di Puskesmas Banabungi adalah program dasar minimal yang harus
dilaksanakan setiap puskesmas. Dimana kegiatan ini ditunjukan untuk semua masyarakat yang
berada di wilayah kerja puskesmas.
Metode : KB Implan
Proses pelaksanaan : Kegiatan ini diawali dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik,
edukasi efek samping pemasangan KB implant. Untuk akseptor baru diberikan penjelasan
melalui alat batu pengambilan keputusan ber-KB. Pasien menginginkan dilakukannya
pemasangan KB implant. Maka selanjutnya dilakukan pemasangan KB Implan, jika tidak ada
kontraindikasi.
Alamat: Banabungi
a. Anamnesis :
-Keluhan utama: Pasien Ingin melakukan menjarangkan kehamilan
Riwayat sekarang : pasien datang dengan tujuan untuk memeriksakan kesehatannya dan
ingin melakukan Kontrasepsi. Pasien baru saja melakukan section caesaria 2 bulan yang
lalu, yaitu anak kedua dengan indikasi Riwayat SC sebelumnya. Saat ini pasien ingin
menjarangkan kehamilannya. Keluhan saat ini tidak ada, sakit kepala dan pusing tidak
ada, mual dan muntah tidak ada, batuk dan sesak tidak ada, demam tidak ada.
Penurunan berat badan bermakna setelah melahirkan ada, buang air besar dan buang
air kecil lancar. Saat ini pasien belum pernah haid sejak melakukan Operasi SC , dan
belum pernah melakukan hubungan seksual dengan suami sejak 2 bulan setelah operasi.
-Riwayat obstetri:
Riwayat haid dahulu dimulai sejak usia 15 tahun, Riwayat haid teratur sebelumnya
dengan siklus normal 28 hari dengan lama haid kurang lebih 7 hari. Kira kira 2 sampai 3
kali ganti pembalut setiap harinya.
Riwayat penyakit dahulu: riwayat penyakit alergi tidak ada ,asma tidak ada, hipertensi
dan diabetes tidak ada, riwayat kelaian perdarahan tidak ada, riwayat kanker atau
tumor sebelumnya tidak ada. riwayat penyakit hati dan ginjal tidak ada.
b. Pemeriksaan fisis:
Kondisi umum: kesadaran kompos mentis , sehat dan gizi baik.
Tanda Vital:
Tekanan darah : 120/80 mmhg
Nadi: 80x/menit
Pernafasan: 20x/menit
Suhu: 36,5 *C
Kepala dan leher: Konjungtiva pucat(-), sklera ikterik (-), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1,
pembesaran KGB (-).
Thorax: Rh (-/-) Wh (-/-) BJ I/II Reguler
Abdomen: Cembung, nyeri tekan tidak ada, fundus tidak teraba
Ekstremitas: tidak ada kelainan, edema tidak ada, CRT< 2 det, turgor kulit baik
Alat:
-2 mangkok
Bahan:
-Larutan antiseptic
-Lidocain 1%
-Spuit 3 cc
-Kasa pembalut
Alur pemasangan: Informed consent sebelum pemasangan implant-Persiapan akseptor –
tentukan tempat pemasangan- siapkan alat serta kapsul – mencuci tangan – pakai sarung
tangan - oles larutan antiseptic pada tempat insisi- pasang doek – beri anestesi lidocaine 1% -
anestesi dengan membentuk huruf V – melakukan insisi-trokar dipasang dan masukan ujungnya
pada luka insisi – masukan kapsul 1 ke trocar dengan pendorongnya ke arah ujung sampai ada
tahanan – tarik trocar mendekati pangkal insisi – masukan kapsul II – melepas sarung tangan –
rendam alat dalam baskom-awasi akseptor 15 menit – tutup kedua tepi luka insisi dengan band
aid –keluarkan trocar pelan-pelan –pastikan semua terpasang-cuci tangan-KIE
1. kegiatan pemasangan implant pada akseptor KB baru dilaksanakan di ruangan KIA dan KB
puskesmas Banabungi berjalan sesuai jadwal dan dimulai tepat waktu.
2. Petugas puskesmas hadir tepat waktu sebelum pelayanan dimulai.