Anda di halaman 1dari 11

F3- KESEHATAN KELUARGA

Tgl Pelaksanaan Kegiatan: 13 Oktober 2022

Nama Pendamping : dr. HJ Adolfina

Identitas Pasien : NY. E, Perempuan, 25 tahun, BB 55 kg, TB 152,5 cm, P1A0, pekerjaan:
IRT

LATAR BELAKANG :

Salah satu masalah yang cukup besar di Indonesia adalah tentang jumlah penduduk yang
padat. Hal ini menimbulkan berbagai macam masalah. Untuk itu pemerintah mencanangkan
program keluarga berencana (KB) yaitu program pemberantasan jumlah anak yakni dua anak
untuk setiap keluarga. Program KB di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat dan
diakui keberhasilannya di tingkat internasional. Hal ini terlihat dari angka keikutsertaan ber-KB
yang meningkat dari 26% pada tahun 1980 menjadi 50% pada tahun 1991, dan terakhir 57%
ditahun 1997.

Keluarga berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta


masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesehatan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Agar dapat
mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah atau
menunda kehamilan. Cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan atau
perencanaan kehamilan. Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahi sel telur oleh sel sperma
(konsepsi), atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim.

Pemilihan jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaan yaitu menunda


kehamilan pasangan dengan istri dibawah 20 tahun, menjarangkan kehamilan (mengatur
kesuburan), mengakhiri kesuburan. Pada saat sekarang ini telah banyak beredar berbagai
macam alat kontrasepsi, khususnya alat kontrasepsi metode efektif yaitu pil, suntik IUD, dan
implant. Alat kontrasepsi hendaknya memenuhi syarat yaitu aman pemakaiannya dan dapat
dipercaya, efek samping yang merugikan tidak ada, lama kerjanya dapat diatur menurut
keinginan, tidak mengganggu hubungan seksual , harganya murah, dan dapat diterima oleh
pasangan suami istri. Meskipun demikian, masih banyak dari pasangan usia subur (PUS) yang
masih enggan untuk menggunakan alat kontrasepsi, hal ini tidak hanya karena terbatasnya
metode yang tersedia tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan
keamanan metode kontrasepsi tersebut, berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk
status kesehatan.
KB implant adalah batang silastik lembut untuk pencegah kehamilan yang pemakaiannya
dilakukan dengan jalan pembedahan minor untuk insersi (pemasangan) dan pencabutan.
Pemakaian kontrasepsi implant dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti
setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum
waktunya jika memang ingin hamil lagi.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan presentase pemakaian alat kontrasepsi yaitu
dengan cara melakukan komunikasi yang efektif, memberikan informasi dan edukasi mengenai
manfaat kontrasepsi serta konseling. Hal ini sangat diperlukan dalam pelayanan keluarga
berencana.

PERMASALAHAN: Penggunaan kontrasepsi belum mencapai 100% hal ini dipengaruhi oleh
banyak faktor pertimbangan, antara lain dari faktor pasangan, faktor kesehatan, faktor
pekerjaan, persepsi, efektifitas, persepsi efek samping, dan faktor dari metode kontrasepsi itu
sendiri.

Identitas Pasien :

Nama : Ny. E
Umur: 25 Tahun
Pekerjaan : IRT
Jumlah anak: 1

PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN: Kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu Anak (KIA) serta
Keluarga Berencana (KB) di Puskesmas Banabungi adalah program dasar minimal yang harus
dilaksanakan setiap puskesmas. Dimana kegiatan ini ditunjukan untuk semua masyarakat yang
berada di wilayah kerja puskesmas.

Kegiatan : Pemasangan KB Implan

Hari/Tanggal : Kamis, 13 Oktober 2022, pukul 10.30 WITA s/d selesai

Tempat : Ruangan KIA/KB Puskesmas Banabungi

Metode : KB Implan

Proses pelaksanaan : Kegiatan ini diawali dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik,
edukasi efek samping pemasangan KB implant. Untuk akseptor baru diberikan penjelasan
melalui alat batu pengambilan keputusan ber-KB. Pasien menginginkan dilakukannya
pemasangan KB implant. Maka selanjutnya dilakukan pemasangan KB Implan, jika tidak ada
kontraindikasi.

Nama akseptor: Ny. E

Umur: 25 tahun

Alamat: Banabungi

a. Anamnesis :
-Keluhan utama: Pasien Ingin melakukan menjarangkan kehamilan

-Riwayat sekarang : pasien datang dengan tujuan untuk memeriksakan kesehatannya


dan ingin melakukan kontrasepsi. Pasien baru saja melahirkan anak pertama dengan
pervaginam 1 minggu yang lalu. Saat ini pasien ingin menjarangkan kehamilannya.
Keluhan saat ini tidak ada, sakit kepala dan pusing tidak ada, mual dan muntah tidak
ada, batuk dan sesak tidak ada, demam tidak ada. penuruan berat badan bermakna
setelah melahirkan ada, buang air besar dan buang air kecil lancar. Saat ini pasien masih
masa nifas dan belum pernah melakukan hubungan seksual dengan suami setelah
melahirkan.

-Riwayat obstetri:
Riwayat haid dahulu dimulai sejak usia 12 tahun, Riwayat haid teratur sebelumnya
dengan siklus normal 28 hari dengan lama haid kurang lebih 7 hari. Kira kira 2 sampai 3
kali ganti pembalut setiap harinya.

Saat ini pasien masih dalam masa nifas. Riwayat melahirkan anak pertama dengan
pervaginam 1 minggu yang lalu.

Ini pertama kalinya pasien menggunakan KB.

Riwayat penyakit dahulu: riwayat penyakit alergi tidak ada ,asma tidak ada, hipertensi
dan diabetes tidak ada, riwayat kelaian perdarahan tidak ada, riwayat kanker atau
tumor sebelumnya tidak ada. riwayat penyakit hati dan ginjal tidak ada.

b. Pemeriksaan fisis:
Kondisi umum: kesadaran kompos mentis , sehat dan gizi baik.
Tanda Vital:
Tekanan darah : 120/80 mmhg
Nadi: 80x/menit
Pernafasan: 20x/menit
Suhu: 36,5 *C
Kepala dan leher: Konjungtiva pucat(-), sklera ikterik (-), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1,
pembesaran KGB (-).
Thorax: Rh (-/-) Wh (-/-) BJ I/II Reguler
Abdomen: Cembung, nyeri tekan tidak ada, fundus tidak teraba
Ekstremitas: tidak ada kelainan, edema tidak ada, CRT< 2 det, turgor kulit baik

Pemeriksaan laboratorium: tidak dilakukan pemeriksaan khusus

Diagnosis: Pemasangan Implan

Alat:

-Inform consent sebelum pemasangan/tindakan

-2 kapsul implant kemasan steril

-Kain penutup/doek steril

-2 mangkok

-Trokar dengan pendorong

-Pisau bedah (bisturi)

Bahan:

-1 pasang sarung tangan

-Larutan antiseptic

-Lidocain 1%

-Spuit 3 cc

-Pola untuk menandai posisi kapsul (huruf V)

-Band aid atau kain kasa steril dan plaster


-Kasa pembalut

Alur pemasangan: Informed consent sebelum pemasangan implant-Persiapan akseptor –


tentukan tempat pemasangan- siapkan alat serta kapsul – mencuci tangan – pakai sarung
tangan - oles larutan antiseptic pada tempat insisi- pasang doek – beri anestesi lidocaine 1% -
anestesi dengan membentuk huruf V – melakukan insisi-trokar dipasang dan masukan ujungnya
pada luka insisi – masukan kapsul 1 ke trocar dengan pendorongnya ke arah ujung sampai ada
tahanan – tarik trocar mendekati pangkal insisi – masukan kapsul II – melepas sarung tangan –
rendam alat dalam baskom-awasi akseptor 15 menit – tutup kedua tepi luka insisi dengan band
aid –keluarkan trocar pelan-pelan –pastikan semua terpasang-cuci tangan-KIE

MONITORING DAN EVALUASI:

1. kegiatan pemasangan implant pada akseptor KB baru dilaksanakan di ruangan KIA dan
KB puskesmas Banabungi berjalan sesuai jadwal dan dimulai tepat waktu.
2. Petugas puskesmas hadir tepat waktu sebelum pelayanan dimulai.

Evaluasi selanjutnya adalah dengan penentuan jadwal kontrol untuk pemasangan


implan,dan jadwal aff atau pencabutan implan, perawatan pasca pemasangan, efek samping
dan komplikasi pelayanan KB khususnya bagi akseptor baru. Setelah pemasangan implan pasien
juga diberikan pengobatan tambahan berupa : asam mefenamat 500 mg 3 dd 1, vitamin c tablet
1 dd 1, dan amoxicilin tab 500 mg 3 dd 1. Pada pasien ini dianjurkan untuk datang kontrol rutin
jika ada keluhan bermakna atau terdapat keluhan yang memberat. Selanjutnya datang kontrol
3 hari kedepan untuk memastikan luka tetap bersih bebas infeksi dan mengganti atau melepas
verban. Sesuai jadwal selanjutnya yaitu pada tanggal 17 Oktober 2022. Jika tidak ada keluhan,
ibu bisa melepas implannya pada 13 Oktober 2025.

IMPLANT 2
F3- KESEHATAN KELUARGA

Tgl Pelaksanaan Kegiatan: 17 Oktober 2022

Nama Pendamping : dr. HJ Adolfina


Identitas Pasien : NY. AH, Perempuan, 27 tahun, BB 50 kg, TB 155 cm, P2A0, pekerjaan:
IRT

LATAR BELAKANG :

Salah satu masalah yang cukup besar di Indonesia adalah tentang jumlah penduduk yang
padat. Hal ini menimbulkan berbagai macam masalah. Untuk itu pemerintah mencanangkan
program keluarga berencana (KB) yaitu program pemberantasan jumlah anak yakni dua anak
untuk setiap keluarga. Program KB di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat dan
diakui keberhasilannya di tingkat internasional. Hal ini terlihat dari angka keikutsertaan ber-KB
yang meningkat dari 26% pada tahun 1980 menjadi 50% pada tahun 1991, dan terakhir 57%
ditahun 1997.

Keluarga berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta


masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesehatan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Agar dapat
mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah atau
menunda kehamilan. Cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan atau
perencanaan kehamilan. Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahi sel telur oleh sel sperma
(konsepsi), atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim.

Pemilihan jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaan yaitu menunda


kehamilan pasangan dengan istri dibawah 20 tahun, menjarangkan kehamilan (mengatur
kesuburan), mengakhiri kesuburan. Pada saat sekarang ini telah banyak beredar berbagai
macam alat kontrasepsi, khususnya alat kontrasepsi metode efektif yaitu pil, suntik IUD, dan
implant. Alat kontrasepsi hendaknya memenuhi syarat yaitu aman pemakaiannya dan dapat
dipercaya, efek samping yang merugikan tidak ada, lama kerjanya dapat diatur menurut
keinginan, tidak mengganggu hubungan seksual , harganya murah, dan dapat diterima oleh
pasangan suami istri. Meskipun demikian, masih banyak dari pasangan usia subur (PUS) yang
masih enggan untuk menggunakan alat kontrasepsi, hal ini tidak hanya karena terbatasnya
metode yang tersedia tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan
keamanan metode kontrasepsi tersebut, berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk
status kesehatan.

KB implant adalah batang silastik lembut untuk pencegah kehamilan yang pemakaiannya
dilakukan dengan jalan pembedahan minor untuk insersi (pemasangan) dan pencabutan.
Pemakaian kontrasepsi implant dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti
setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum
waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan presentase pemakaian alat kontrasepsi yaitu
dengan cara melakukan komunikasi yang efektif, memberikan informasi dan edukasi mengenai
manfaat kontrasepsi serta konseling. Hal ini sangat diperlukan dalam pelayanan keluarga
berencana.

PERMASALAHAN: Penggunaan kontrasepsi belum mencapai 100% hal ini dipengaruhi oleh
banyak faktor pertimbangan, antara lain dari faktor pasangan, faktor kesehatan, faktor
pekerjaan, persepsi, efektifitas, persepsi efek samping, dan faktor dari metode kontrasepsi itu
sendiri.

Identitas Pasien :

Nama : Ny. AH
Umur: 27 Tahun
Pekerjaan : IRT
Jumlah anak: 2

PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN: Kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu Anak (KIA) serta
Keluarga Berencana (KB) di Puskesmas Banabungi adalah program dasar minimal yang harus
dilaksanakan setiap puskesmas. Dimana kegiatan ini ditunjukan untuk semua masyarakat yang
berada di wilayah kerja puskesmas.

Kegiatan : Pemasangan KB Implan

Hari/Tanggal : Senin, 17 Oktober 2022, pukul 10.00 WITA s/d selesai

Tempat : Ruangan KIA/KB Puskesmas Banabungi

Metode : KB Implan

Proses pelaksanaan : Kegiatan ini diawali dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik,
edukasi efek samping pemasangan KB implant. Untuk akseptor baru diberikan penjelasan
melalui alat batu pengambilan keputusan ber-KB. Pasien menginginkan dilakukannya
pemasangan KB implant. Maka selanjutnya dilakukan pemasangan KB Implan, jika tidak ada
kontraindikasi.

Nama akseptor: Ny. AH


Umur: 27 tahun

Alamat: Banabungi

Diagnosis: Pemasangan Implan

a. Anamnesis :
-Keluhan utama: Pasien Ingin melakukan menjarangkan kehamilan

Riwayat sekarang : pasien datang dengan tujuan untuk memeriksakan kesehatannya dan
ingin melakukan Kontrasepsi. Pasien baru saja melakukan section caesaria 2 bulan yang
lalu, yaitu anak kedua dengan indikasi Riwayat SC sebelumnya. Saat ini pasien ingin
menjarangkan kehamilannya. Keluhan saat ini tidak ada, sakit kepala dan pusing tidak
ada, mual dan muntah tidak ada, batuk dan sesak tidak ada, demam tidak ada.
Penurunan berat badan bermakna setelah melahirkan ada, buang air besar dan buang
air kecil lancar. Saat ini pasien belum pernah haid sejak melakukan Operasi SC , dan
belum pernah melakukan hubungan seksual dengan suami sejak 2 bulan setelah operasi.

-Riwayat obstetri:
Riwayat haid dahulu dimulai sejak usia 15 tahun, Riwayat haid teratur sebelumnya
dengan siklus normal 28 hari dengan lama haid kurang lebih 7 hari. Kira kira 2 sampai 3
kali ganti pembalut setiap harinya.

Ini pertama kalinya pasien menggunakan KB

Riwayat penyakit dahulu: riwayat penyakit alergi tidak ada ,asma tidak ada, hipertensi
dan diabetes tidak ada, riwayat kelaian perdarahan tidak ada, riwayat kanker atau
tumor sebelumnya tidak ada. riwayat penyakit hati dan ginjal tidak ada.

b. Pemeriksaan fisis:
Kondisi umum: kesadaran kompos mentis , sehat dan gizi baik.
Tanda Vital:
Tekanan darah : 120/80 mmhg
Nadi: 80x/menit
Pernafasan: 20x/menit
Suhu: 36,5 *C
Kepala dan leher: Konjungtiva pucat(-), sklera ikterik (-), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1,
pembesaran KGB (-).
Thorax: Rh (-/-) Wh (-/-) BJ I/II Reguler
Abdomen: Cembung, nyeri tekan tidak ada, fundus tidak teraba
Ekstremitas: tidak ada kelainan, edema tidak ada, CRT< 2 det, turgor kulit baik

Pemeriksaan laboratorium: tidak dilakukan pemeriksaan khusus

Alat:

-Inform consent sebelum pemasangan/tindakan

-2 kapsul implant kemasan steril

-Kain penutup/doek steril

-2 mangkok

-Trokar dengan pendorong

-Pisau bedah (bisturi)

Bahan:

-1 pasang sarung tangan

-Larutan antiseptic

-Lidocain 1%

-Spuit 3 cc

-Pola untuk menandai posisi kapsul (huruf V)

-Band aid atau kain kasa steril dan plaster

-Kasa pembalut
Alur pemasangan: Informed consent sebelum pemasangan implant-Persiapan akseptor –
tentukan tempat pemasangan- siapkan alat serta kapsul – mencuci tangan – pakai sarung
tangan - oles larutan antiseptic pada tempat insisi- pasang doek – beri anestesi lidocaine 1% -
anestesi dengan membentuk huruf V – melakukan insisi-trokar dipasang dan masukan ujungnya
pada luka insisi – masukan kapsul 1 ke trocar dengan pendorongnya ke arah ujung sampai ada
tahanan – tarik trocar mendekati pangkal insisi – masukan kapsul II – melepas sarung tangan –
rendam alat dalam baskom-awasi akseptor 15 menit – tutup kedua tepi luka insisi dengan band
aid –keluarkan trocar pelan-pelan –pastikan semua terpasang-cuci tangan-KIE

MONITORING DAN EVALUASI:

1. kegiatan pemasangan implant pada akseptor KB baru dilaksanakan di ruangan KIA dan KB
puskesmas Banabungi berjalan sesuai jadwal dan dimulai tepat waktu.
2. Petugas puskesmas hadir tepat waktu sebelum pelayanan dimulai.

Evaluasi selanjutnya adalah dengan penentuan jadwal kontrol untuk pemasangan


implan,dan jadwal aff atau pencabutan implan, perawatan pasca pemasangan, efek samping
dan komplikasi pelayanan KB khususnya bagi akseptor baru. Setelah pemasangan implan pasien
juga diberikan pengobatan tambahan berupa : asam mefenamat 500 mg 3 dd 1, vitamin c tablet
1 dd 1, dan amoxicilin tab 500 mg 3 dd 1. Pada pasien ini dianjurkan untuk datang kontrol rutin
jika ada keluhan bermakna atau terdapat keluhan yang memberat. Selanjutnya datang kontrol
3 hari kedepan untuk memastikan luka tetap bersih bebas infeksi dan mengganti atau melepas
verban. Sesuai jadwal selanjutnya yaitu pada tanggal 20 Oktober 2022. Jika tidak ada keluhan,
ibu bisa melepas implannya pada 17 Oktober 2025.

Anda mungkin juga menyukai