Anda di halaman 1dari 22

MODEL PENGEMBANGAN SENSORI-MOTORIK BAGI PESERTA DIDIK SPEKTRUM AUTIS

Mata Kuliah : Pengembangan Komunikasi dan Integrasi Sosial Anak Autis


Dosen Pembimbing Mata Kulah : Erma Kumala Sari S., S.Psi, M.Psi dan Joko Yuwono, M.Pd

Di susun oleh :

Anisa Zahra Tahira

NIM K5120008

S-1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2023
1. Pengertian

Autisme merupakan suatu gangguan perkembangan perpasive yang meliputi semua aspek
tumbuh kembang anak seperti kognitif, emosi, interaksi sosial/ komunikasi, sensori-motorik, dan
bahasa. Hal ini ditandai dengan ketidaksempurnaan bahasa yang di ucapkan, tidak ada inisiatif, dan
kekeliruan dalam penggunaan kata terutama kata ganti (Monks, 2002: 378). Dalam bahasa Yunani
kata “auto” yang berarti autis berarti hidup dalam dunianya sendiri. Ahli yang menemukan istilah autis
ini bernama Leo Kanner ditahun 1943, ia mendefinisikan bahwa autis adalah ketidakmampuan untuk
berinteraksi dengan lingkungan sekitar, memiliki gangguan berbahasa ditandai dengan keterlambatan
berbicara atau berbahasa, pengulangan kata yang disebutkan orang lain atau ekolalia, membalikkan
kalimat, gerakannya yang mengulang atau stereotipe, patuh pada aturan, dan memiliki ingatan yang
kuat terhadap rute yang dilewatinya.

Gejala autis sendiri bisa muncul pada usia perkembangan anak yang umumnya mumcul pada
usia tiga tahun. Anak dengan spektrum autis memerlukan suatu model pengembangan untuk
meningkatkan kemampuan aspek tumbuh kembangnya yang dinamakan Pengembangan Program
Kebutuhan Khusus. Program kebutuhan khusus berupa Sensori Motorik bagi peserta didik dengan
spektrum autis adalah suatu upaya atau usaha memberikan bantuan yang berupa bimbingan dan
latihan secara terencana dan terprogram terhadap peserta didik autis, dalam rangka membangun diri
baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial, sehingga terwujudnya kemampuan untuk hidup
mandiri di tengah masyarakat.

2. Tujuan

Dengan model pengembangan sensori motorik untuk peserta didik ini, guru diharapkan dapat:

• Memiliki tambahan pengetahuan , ketrampilan, nilai-nilai, serta sikap untuk mendukung


terlaksananya suatu program dengan model pengembangan sensori-motorik bagi siswa
dengan spektrum autis
• Memiliki pemahaman dan ketrampilan dalam menggunakan dan menganalisis program
kebutuhan khusus bagi peserta didik dengan spektrum autis
• Menyusun, melaksanakan, mengembangkan, serta melakukan evaluasi model
pengembangan sensori motorik bagi peserta didik spektrum autis
• Mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki peserta didik dengan spektrum autis
agar mampu hidup secara mandiri

Demikian juga model pengembangan sensori motorik untuk anak dengan spektrum autis ini
bertujuan untuk:

• Meminimalisir munculnya kecenderungan untuk berperilaku negatif/ tidak bermakna dan


mengarahkan untuk perilaku fungsional/ efektif
• Memaksimalkan fungsi aspek tumbuh kembang anak yang belum muncul
• Meningkatkan kemampuan sensori-motorik peserta didik dengan spektrum autis
• Mengajarkan pendidikan karakter ke peserta didik dengan spektrum autis seperti berakhlak
mulia, mandidi, jujur, dan bertanggung jawab
• Meningkatkan kemampuan bersosialisasi peserta didik autis dengan lingkungan sekitarnya.

3. Prinsip dasar pengembangan sensori motorik


Pada umumnya pengajaran pengembangan sensori motorik pada peserta didik dengan
spektrum autis dilaksanakan dengan prinsip sebagai berikut:

1) Terstruktur: pemberian materi diberikan dengan mendahulukan dari yang mudah ke yang
paling sulit, jika anak dirasa mampu untuk menguasai materi maka diberi peningkatan
secara bertahap atau setingkat diatasnya.
2) Terpola: kegiatan peserta didik biasanya akan terbentuk jika latihan dilakukan secara
terpola dan teratur.
3) Terprogram: pada prinsipnya berguna untuk mengarahkan ke tujuan yang hendak dicapai
dan memudahkan untuk melakukan evaluasi.
4) Konsisten: guru tetap dalam bersikap, memberikan respon, dan , memperlakukan peserta
didik sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh masing masing individu. Peserta didik
dengan spektrum autis juga tetap dalam menguasai kemampuan dengan stimulasi yang
diberikan. Orang tua diharapkan pula untuk konsisten dalam melakukan pendampingan
saat anak belajar melalui program yang telah disusun bersama pengajar.
5) Kontinu: pendidikan dan pengajaran yang berkesinambungan menjadi prinsip mutlak bagi
peserta didik, berkesinambungan antara prinsip, program pendidikan, dan
pelaksanaannya yang tidak hanya disekolah tetapi juga dilanjutkan ketika dirumah secara
terpadu.

4. Ruang lingkup materi

Sensori-motorik adalah kemampuan untuk mengolah dan mengartikan seluruh rangsangan


sensori yang diterima dari tubuh ataupun lingkungan sekitar untuk merespon dengan baik. Indikasi
sensori terlihat saat mengendalikan sikap tubuh, motorik halus, dan motorik kasar serta setelah di
identifikasi anak memiliki gangguan dalam ketrampilan persepsi, kognitif, sosial, dan menerima
rangasangan dari luar. Dari kesimpulan pengertian diatas, ada beberapa hambatan yang dimiliki oleh
anak spektrum autis yaitu hambatan interaksi, komunikasi, dan perilaku. Dampak dari hambatan
tersebut menjadikan peserta didik dengan spektrum autis mengalami kesulitan dalam
mengembangkan kemandirian dan akademiknya. Dampak ini meliputi berbagai aspek kehidupan salah
satunya aspek sensori-motorik. Ruang lingkup materi pada pembahasan kali ini akan membahas
mengenai sensori motorik anak dengan autisme yang meliputi kompetensi keseimbangan, motorik
halus, motorik kasar, dan latihan sensori.

5. Capaian Pembelajaran

KOMPETENSI INDIKATOR
1. Terampil melakukan Latihan keseimbangan • Berdiri dengan satu kaki
• Melakukan kegiatan melompat
• Melakukan Gerakan menggantung/
bergelayut
• Meniti diatas papan titian
• Berjalan dengan berbagai tehnik
• Berdiri di atas papan keseimbangan
2. Mampu melakukan latihan motorik halus • Mengkoordinasikan jari-jari tangan
untuk memegang benda pipih dan kecil
• Memegang alat tulis
• Menuang air atau benda-benda yang
berukuran kecil ke suatu tempat dengan
tepat
• Meronce manik-manik dengan tepat
• Berkarya seni menggunakan media atau
lainnya
• Meremas kertas, plastisin atau kain
dengan menggerakkan seluruh jari
• Membalik, menyobek dan melipat
kertas
3. Mampu melakukan latihan motorik kasar • Melempar dan menangkap bola dengan
benar
• Menarik suatu benda
• Membuka-menutup suatu objek
• Membuat/menyusun menara dengan 5
balok atau lebih
• Berlari sambil membawa sesuatu tanpa
jatuh
• Terampil menggunakan alat-alat rumah
tangga
• Dapat berguling diatas matras
• Menguasai gerakan senam
• Mulai trampil mengendarai sepeda
• Mengangkat beban
4. Mampu membedakan kegiatan yang • Mengetahui berbagai macam rasa
menggunakan panca indera (sensoris) • Mengetahui berbagai macam sentuhan
• Mengetahui berbagai macam atribut
• Mengetahui berbagai macam aroma
• Mengetahui berbagai macam suasana
• Mengetahui berbagai macam suara

6. Prosedur pelaksanaan

Pelaksanaan program kebutuhan khusus Pengembangan Interaksi Sosial, Komunikasi, dan


Perilaku bagi peserta didik dengan spektrum autis diawali dengan tahap identifikasi dan asesmen
kemampuan pengembangan interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku dari peserta didik dengan
spektrum autis. Hasil identifikasi digunakan untuk menentukan jenis asesmen, kemudian hasil
asesmen dapat digunakan untuk menentukan program pembelajaran. Program pembelajaran dimulai
dari hal yang diperlukan peserta didik dengan spektrum autis berdasarkan skala prioritas. Dengan
demikian, setiap peserta didik dengan spektrum autis dimungkinkan mendapatkan program
Pengembangan Interaksi Sosial, Komunikasi, dan Perilaku yang berbeda-beda. Setiap akhir
pembelajaran, dilakukan evaluasi untuk menentukan tingkat keberhasilan setiap peserta didik dengan
spektrum autis, sekaligus untuk menentukan program lanjutan.
• persiapan
• pelaksanaan
Identifikasi • kesimpulan dan
evaluasi

• persiapan
• pelaksanaan
Asesmen • kesimpulan dan
rekomendasi

Profil belajar

Rumusan CP

• prota prosem
• silabus rpp
Implementasi • pelaksaan
• evaluasi
• tindak lanjut

A. Identifikasi

• Tahap Persiapan : pada tahapan ini guru membuat instrumen identifikasi kemampuan anak
autis
• Tahap Pelaksanaan : guru memilih teknik identifikasi dengan menggunakan berbagai teknik
pengumpulan data seperti tes, unjuk kerja, observasi, wawancara, ataupun dokumentasi
• Tahap evaluasi dan kesimpulan : guru dapat segera menyusun pernyataan permasalahan
utama dan kesimpulan umum

B. Asesmen

• Tahap Persiapan : guru membuat instrumen asesmen anak autis sesuai dengan aspek/
masalah yang ingin di teliti
• Tahap Pelaksanaan : guru memilih teknik identifikasi dengan menggunakan berbagai teknik
pengumpulan data seperti tes, unjuk kerja, observasi, wawancara, ataupun dokumentasi. M
elakukan penilaian lebih lanjut pada kemampuan peserta didik dengan spektrum autis
• Tahap evaluasi dan kesimpulan : guru telah mengetahui kemampuan, hambatan, dan
kebutuhan peserta didik terkait kemampuan interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku anak.

C. Profil

Hasil identifikasi dan asesmen yang telah dilakukan akan menjadi informasi awal yang dapat
dituangkan dalam profil belajar peserta didik dengan spektrum autis. Profil belajar tersebut akan
diimplementasikan dan dikembangkan dalam proses pembelajaran

D. Perumusan Capaian Pembelajaran

Capaian pembelajaran dirumuskan berdasarkan hasil rekomendasi program pada profil


belajar peserta didik dengan spektrum autis yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dengan
spektrum autis.

E. Implementasi
• Penyusunan Silabus : Silabus sedikitnya mencakup identitas mata pelajaran, elemen, tujuan,
materi, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar.
• Penyusunan Program Tahunan dan Semesteran : Penyusunan program tahunan dimulai
dengan penghitungan jumlah minggu efektif yang didasarkan pada kalender akademik tahun
berjalan. Selanjutnya, program semester disusun berdasarkan penjabaran dari program
tahunan
• Penyusunan Rencana Program Pembelajaran (RPP) : Penyusunan Rencana Program
Pembelajaran (RPP) sedikitnya mencakup identitas mata pelajaran, tujuan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan asesmen/penilaian.
• Pelaksanaan
• Evaluasi : Evaluasi dapat dilakukan secara formatif (setiap akhir pembelajaran), sumatif
(semester/kenaikan), diagnostik (mendiagnosa kesulitan belajar), dan placement
(penempatan)
• Tindak Lanjut : Tindak lanjut tersebut dapat berupa program perbaikan ataupun pengayaan.
Jika tidak maka tidak perlu diberikan pengayaan
INSTRUMEN IDENTIFIKASI KEMAMPUAN SENSORI-MOTORIK ANAK AUTIS

Nama : Arkan Ramadhan


Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Surakarta, 20 Mei 2018
Kelas : Belum sekolah
Umur : 5 tahun
Alamat : Purbayan, Baki, Sukoharjo
Tanggal Pelaksanaan : 22 Mei 2023

Kemampuan Dasar Anak


Capaian Kemampuan anak Pengamatan Keterangan
Pembelajaran Belum Mampu Mampu
(1) (2)
Dapat • Berdiri dengan satu √ Anak belum mampu
melakukan kaki
kegiatan • Melakukan kegiatan √ Mampu dengan contoh
(merespon) melompat
dengan baik • Melakukan gerakan Mampu beberapa detik
terkait dengan menggantung/ √ Dari jalan lebar ke lebih
keseimbangan bergelayut sempit
• Meniti di atas papan
titian √
• Berjalan dengan Mampu berjalan maju,
berbagai tehnik √ mundur, jalan cepat
• Berdiri di atas papan √
Tidak kesulitan dalam
keseimbangan ayunan, prosotan
• Main ayunan √
• Bermain prosotan √
Bermain jungkat- √ Tidak tahan lama saat
jungkit jungkat-jungkit
Mampu • Memasukkan kelereng √ Masih memerlukan
melakukan kedalam botol banyak intruksi
latihan • Memegang alat tulis Cara megang masih salah

Sering tidak presisi
motorik halus • Memasukkan balok √
puzle dengan tepat
• Meronce manik-manik √ Belum mampu meronce
dengan tepat Kontak Mata tidak ke alat
• Memainkan alat musik √ musik
pukul
• Meremas kertas, Belum meremas
plastisin atau kain sepenuhnya, takut

plastisin
dengan menggerakkan
seluruh jari
• Membalik, menyobek √ Sangat butuh bantuan
dan melipat kertas
Mampu • Melempar dan √ Tidak fokus, daya fokus
melakukan menangkap bola masih sangat rendah
latihan dengan benar Mampu menarik tali rafia
dibawa berjalan
motorik kasar • Menarik suatu benda √
• Dapat berguling diatas Belum mampu berguling
matras sendiri √
• Mengangkat beban √ Mampu mengangkat
beban+memindahkan
• Bersepeda √
Belum mampu
bersepaeda

Dapat • Bermain pasir √ Tidak paham konsep


melakukan • Melem √
kegiatan • Bermain lilin
(merespon) • Bermain dengan media √
dengan baik tanah liat √ Mampu memahami
terkait intruksi dan meniup
dengan lilin
sentuhan
Jumlah 14 22
Total 38 x 2 76 (SANGAT BAIK)

Penilaian :

• Skor maksimal : 50
• Skor minimal : 25

Cara Hitung Skor :

jumlah skor yang diperoleh x 2 = 100

Kategorisasi Penilaian Skor :

Skor Kategori
76-100 Sangat Baik
51-75 Baik
26-50 Cukup
0-25 Kurang

Kategori 76-100 Sangat Baik, 51-75 Baik, 26-50 Cukup, 0-25 Kurang
KESIMPULAN HASIL IDENTIFIKASI SENSORI MOTORIK
Nama : Arkan Ramadhan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Surakarta, 20 Mei 2018
Kelas : Belum sekolah
Umur : 5 tahun
Alamat : Purbayan, Baki, Sukoharjo
No Kemampuan Awal Hambatan Awal
Melakukan gerakan melompat Kesulitan saat intruksi melompat dengan
1
dengan dua kaki satu kaki

Gerakan meniti diatas papan titian Anak meminta perhatian, jika tidak ada
bagus, tidak keluar jalur. Begitu juga yang mengawasi anak tidak mau
2
dengan bermain prosotan dan melakukannya
ayunan

Memasukkan kelereng sampai habis Memasukkan kelereng kedalam botol


3 (mengerjakan tugas sampai selesai) hanya mampu dengan banyak intruksi dan
pengulangan, sering kali terjatuh

Memukul alat musik dengan sangat Anak masih sangat keras dalam memukul,
4
keras sehingga perlu pemahaman konsep

Menarik suatu tali dengan berjalan Anak terlalu perfeksionis sehingga


santai dan mampu mengangkat membutuhkan lebih lama untuk
5 serta memindahkan mainannya membereskan mainan
dengan baik dan dikembalikan ke
tempatnya secara presisi
Instrumen Asesmen Kemampuan Sensori Motorik Anak Autis

Nama : Arkan Ramadhan


Jenis Kelamin : Laki-laki
Kelas : Belum sekolah
Umur : 5 tahun
Tanggal Pelaksanaan : 25 Mei 2023

Aspek CP No Indikator Kemampuan Keterangan


M B B’
(3) (2) (1)
Mampu Memasukkan 1 Mengidentifikasi kelereng √
melakukan kelereng 2 Mengidentifikasi botol √
gerakan kedalam 3 Memasukkan kelereng satu √
motorik botol persatu
halus 4 Memasukkan kelereng √
tanpa terjatuh
5 Mengangkat kelereng √
6 Mengikuti intruksi dengan √
1x pengulangan
7 Mengikuti intruksi dengan √
2x pengulangan
8 Mata mengarah ke kelereng √
saat memasukan kedalam
botol
9 Menggunakan tangan √
kanan saat memegang
kelereng
10 Segera mengikuti perintah √
saat mendengar intruksi
Memasukkan 11 Mengidentifikasi kayu puzle √
kayu puzle 12 Mengurutkan sesuai warna √
dengan tepat
13 Menggunakan tangan √
kanan saat memegang
14 Memasangkan dengan √
presisi
15 Segera mengikuti perintah √
saat mendengar intruksi
16 Kontak Mata mengarah ke √
kayu saat memasangkan
17 Mengikuti intruksi dengan √
1x pengulangan
18 Mengikuti intruksi dengan √
2x pengulangan
19 Memasangkan tanpa √
kesalahan
20 Memagang kayu tanpa √
terjatuh
Memainkan 21 Mengidentifikasi alat musik √
Alat musik
pukul
22 Tangan memegang erat √
kayu pukul dengan benar
23 Kontak mata mengarah ke √
alat musik
24 Melakukan intruksi yang √
diperintahkan
25 Duduk tenang selama √
kegiatan berlangsung
TOTAL 18 18 10 46 (CUKUP)

M : Mandiri
B : Mampu dengan sedikit bantuan
B’ : Mampu dengan banyak bantuan
Penilaian :

• Skor maksimal : 75
• Skor minimal : 25

Cara Hitung Skor :

jumlah skor yang diperoleh x 1 = 75

Kategorisasi Penilaian Skor :

Skor Kategori
66-75 Sangat Baik
56-65 Baik
46-55 Cukup
36-45 Kurang
25-35 Sangat Kurang

Kategori 66-75 Sangat Baik, 56-65 Baik, 46-55 Cukup, 36-45 Kurang, sangat kurang 25-35
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEMAMPUAN PENGEMBANGAN DIRI

Nama : Arkan Ramadhan


Jenis Kelamin : Laki-laki
Kelas : Belum sekolah
Umur : 5 tahun
Tanggal Pelaksanaan : 25 Mei 2023

Kemampuan Dasar Interaksi Sosial Anak Autis aspek Sensori Motorik

CAPAIAN
KEMAMPUAN HAMBATAN KEBUTUHAN
PEMBELAJARAN

Mampu Perlu intruksi Latihan koordinasi


mengidentifikasi berkelanjutan mata dengan tangan
benda yang akan rentang fokus yang Latihan kontak mata
Motorik Halus
dipelajarinya, pendek dengan benda
memegang dengan (bantuan lilin)
erat benda

Mengangkat dan Rentan fokus yang Bermain dengan


menarik benda pendek saat gerakan berguling
Motorik Kasar
tanpa kesulitan memindahkan
benda

Merasa harus Menambah media/


Gerakan melompat diawasi jika tidak suasana baru untuk
Keseimbangan
dengan tinggi tidak mau latihan
melakukan keseimbangan

Asing dengan tektur Latihan dengan


Merespon/
Meniup lilin platisin/ tanah liat pengenalan macam2
sentuhan
tekstur
PROFIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN SPEKTRUM AUTIS

Identitas Peserta Didik


Nama Arkan Ramadhan
Jenis Kelamin Laki-laki
Kelas Belum sekolah
Umur 5 tahun
Tanggal Pelaksanaan 27 Mei 2023
Hasil Asesmen
A. Kemampuan awal
Anak mampu mengidentifikasi dan mengenali benda yang akan ia mainkan seperti
kelereng, balok kayu, puzzle, alat musik, dsb., mampu bertahan duduk lama lebih dari 5
menit, paham intruksi duduk, merespon ketika namanya dipanggil, mampu mengikuti
konsep kepatuhan dengan bantuan, dan memegang suatu benda dengan erat (alat pukul)

B. Kebutuhan
Latihan koordinasi mata dan tangan, latihan konsentrasi, latihan keseimbangan

Rencana Program Intervensi

A. Program Pertama
Menyusun balok kayu dengan tepat

B. Proram Kedua
Memasukkan kelereng kedalam bola

C. Program Ketiga
Bermain alat musik pukul
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan :
Kelas/ Semester :
Alokasi Waktu :
Materi : Latihan motorik halus

Kondisi Awal
Arkan mampu mengidentifikasi dan mengenali benda yang akan ia mainkan seperti
kelereng, balok kayu, puzzle, alat musik, dsb.,
Arkan mampu bertahan duduk lama lebih dari 5 menit
Arkan paham intruksi duduk dan merespon ketika namanya dipanggil
Arkan mampu memegang suatu benda dengan erat (alat pukul

A. Capaian Pembelajaran
• CP : Mampu melakukan latihan motorik halus
• Kompetensi :
- Menyusun balok kayu
- Memasukkan kelereng kedalam botol
- Bermain alat musik pukul
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kompetensi tersebut anak mampu mengkoordinasikan mata dan tangannya, latihan
konsentrasi, serta latihan keseimbangan (motorik halus) dengan baik
C. Langkah Pembelajaran

Tahap Kegiatan
Awal • Kegiatan belajar diawali dengan berdoa
• Guru membantu dan melatih siswa untuk berdoa
• Guru memberi salam kepada siswa
• Guru menyiapkan media ajar
Inti Menyusun balok kayu
• Guru mendemontrasikan cara menyusun balok kayu sesuai
warna
• Guru memberi intruksi untuk menyusun balok
• Siswa mulai melakukan intruksi
• Siswa menyelesaikan intruksi untuk menyusun balok
Memasukkan kelereng kealam botol
• Guru mendemontrasikan cara memasukkan kelereng
• Guru memberi intruksi untuk memasukkan kelereng
• Siswa mulai melakukan intruksi
• Siswa menyelesaikan intruksi
Bermain alat musik pukul
• Guru mendemontrasikan cara bermain alat musik pukul
• Guru memberi intruksi untuk memukul alat musik
• Siswa mulai melakukan intruksi
• Siswa menyelesaikan intruksi
Akhir • Guru memberikan reward kepada siswa
• Pelajaran di tutup dengan berdoa
INSTRUMEN PENILAIAN
KEMAMPUAN MOTORIK HALUS SISWA
Nama :
Usia :
Kompetensi : Menyusun Balok Kayu

Penilaian
No
Indikator Baik Sekali Baik Cukup Kurang
4 3 2 1
1 Memasukkan satu
persatu

2 Kontak mata

3 Memegang tanpa
terjatuh

4 Memegang dengan
tangan kanan

5 Mengikuti intruksi
segera

6 Duduk dengan tenang

7 Memegang benda
dengan erat

8 Kepatuhan

9 Melakukan dengan
benar

10 Mengidentifikasi
benda

SKOR

TOTAL SKOR

Maksimal skor : 40 Kategori Nilai


Minimal skor : 10 30-40 : Baik Sekali
20-29 : Baik
TOTAL = NILAI 10-19 : Perlu Ditingkatkan
INSTRUMEN PENILAIAN
KEMAMPUAN MOTORIK HALUS SISWA
Nama :
Usia :
Kompetensi : memasukkan bola kedalam botol

Penilaian
No
Indikator Baik Sekali Baik Cukup Kurang
4 3 2 1
1 Memasukkan satu
persatu

2 Kontak mata

3 Memegang tanpa
terjatuh

4 Memegang dengan
tangan kanan

5 Mengikuti intruksi
segera

6 Duduk dengan tenang

7 Memegang benda
dengan erat

8 Kepatuhan

9 Melakukan dengan
benar

10 Mengidentifikasi
benda

SKOR

TOTAL SKOR

Maksimal skor : 40 Kategori Nilai


Minimal skor : 10 30-40 : Baik Sekali
20-29 : Baik
TOTAL = NILAI 10-19 : Perlu Ditingkatkan
INSTRUMEN PENILAIAN
KEMAMPUAN MOTORIK HALUS SISWA
Nama :
Usia :
Kompetensi : bermain alat musik pukul

Penilaian
No
Indikator Baik Sekali Baik Cukup Kurang
4 3 2 1
1 Memasukkan satu
persatu

2 Kontak mata

3 Memegang tanpa
terjatuh

4 Memegang dengan
tangan kanan

5 Mengikuti intruksi
segera

6 Duduk dengan tenang

7 Memegang benda
dengan erat

8 Kepatuhan

9 Melakukan dengan
benar

10 Mengidentifikasi
benda

SKOR

TOTAL SKOR

Maksimal skor : 40 Kategori Nilai


Minimal skor : 10 30-40 : Baik Sekali
20-29 : Baik
TOTAL = NILAI 10-19 : Perlu Ditingkatkan
TABEL MEDIA
Nama : Anisa Zahra Tahira
NIM : K5120008
Kelas : A (MBKM)

No Nama Tujuan Prosedur Cara Membuat Gambar


Media/ penggunaan
alat

1 Kelereng Melatih 1. siapkan media 1. cari botol kosong


dan botol koordinasi botol dan kelereng atau botol bekas air
mata dan warna warni minum yang sudah
tangan, tidak lagi terpakai
2. pastikan ruangan
kepatuhan, kondusif, tempatkan 2. bersihkan botol
latihan anak pada meja apabila terdapat
konsentrasi khusus belaar kotoran didalamnya
3. pastikan meja 3. botol siap
bersih dari barang digunakan
barang yang 4. untuk kelereng
mengganggu bisa membeli
perhatian anak ditoko mainan
4. beri contoh untuk terdekat atau
anak cara diganti dengan
memegang, manik-manik
memasukkan warna-warni
kelereng kedalam
botol dengan benar
5. beri intruksi agar
agar anak mau
mengambil dan
memasukkan
kelereng
Cth : “ambil!”.
“lihat!”,
“masukkan!”
6. awasi anak dan
beri promp jika anak
kesulitan dalam
mengikuti intruksi
7. beri reward jika
anak mampu
menyelesaikan tugas
dengan baik

Catatan : tugas guru disini adalah tidak boleh melewatkan pandangan kepada anak, ditakutkan
barang akan tertelan oleh anak jika tidak diawasi, semakin sering berlatih maka semakin sering
terbentuk konsentrasi sang anak, ada kemungkinan anak akan bosan dengan permainan sehingga
diharapkan guru mampu memberi dukungan dan membuat suasana menjadi hangat (cth:
memberi reward) agar perkembangan anak menjadi lebih optimal
Prasyarat :
- anak memiliki gangguan komunikasi dan integrasi
- anak memiliki gangguan konsentrasi, atau berkesulitan dalam belajar
Rekomendasi :
- dapat digunakan mulai usia anak 3 tahun keatas
- dapat mulai digunakan ketika anak mulai memahami intruksi

2 Tabung Melatih 1. persiapkan media Untuk alat dan


kayu koordinasi kayu silinder beserta media bahan ini
mata dan papannya dapat dibeli di toko
tangan, mainan anak secara
2. pastikan ruangan
kepatuhan, online/ offline
kondusif, tempatkan
latihan dengan kisaran
anak pada meja
konsentrasi harga 30.000
khusus belaar
3. pastikan meja
bersih dari barang
barang yang
mengganggu
perhatian anak
4. guru memberi
contoh untuk
memasukkan
kedalam lubang
5. guru memberi
intruksi agar anak
mau mengambil dan
memasukkan benda
Cth : “lihat!”,
“ambil!”,
“masukkan!”
6. guru memberi
promp jika anak
kesulitan dalam
mengikuti intruksi
7. beri reward jika
anak mampu
menyelesaikan tugas
dengan baik

Catatan : mungkin anak akan bosan dengan siklus yang dilakukan secara monoton, apalagi jika
semakin banyak kayu yang harus dimasukkan ke anak. Permainan ini wajib diselesaikan sampai
tidak ada sisa kayu. guru wajib memberi reward berupa pujian atau sentuhan fisik berupa tos agar
anak mau menyelesaikan tugasnya
Prasyarat :
- anak memiliki gangguan komunikasi dan integrasi
- anak memiliki gangguan konsentrasi, atau berkesulitan dalam belajar
Rekomendasi :
- dapat digunakan mulai usia anak 3 tahun keatas
- dapat mulai digunakan ketika anak mulai memahami intruksi

3 Alat musik Penguatan 1. persiapkan media Untuk alat dan


pukul otot tangan, berupa alat musik media bahan ini
melatih pukul dapat dibeli di toko
konsentrasi, mainan anak secara
2. pastikan kondisi
kepatuhan, online/ offline
meja bersih tidak
kooordinasi ada barang lain yang
mata dan
dapat mengganggu
tangan konsentrasi anak
3. letakkan alat
musik diatas meja
dan minta anak
untuk memegang
alat pukulnya
4. guru memberi
contoh cara
memukul
5. beri intruksi siswa
dengan jelas “lihat!”,
“pegang!”, “ayo
pukul”. “tirukan!”
6. beri promp jika
anak kesulitan
menerima intruksi
7. beri reward jika
anak mampu
melakukan dengan
baik

Catatan : dengan ini anak menerima intruksi dan melakukannya (imitasi), jika anak mampu artinya
kepatuhan pada anak mengalami peningkatan, melatih koordinasi mata dan tangan, serta
mengasah konsentrasi anak. Pelaksanaan harus sambil diawasi ditakutkan anak akan memukul
dirinya sendiri
Prasyarat :
- anak memiliki gangguan komunikasi dan integrasi
- anak memiliki gangguan konsentrasi, atau kurang patuh
Rekomendasi :
- dapat digunakan mulai usia anak 2 tahun keatas
- tidak untuk anak dengan gangguan motorik pada tangan

Anda mungkin juga menyukai