MODEL PENGEMBANGAN SENSORI Revisi
MODEL PENGEMBANGAN SENSORI Revisi
Di susun oleh :
NIM K5120008
2023
1. Pengertian
Autisme merupakan suatu gangguan perkembangan perpasive yang meliputi semua aspek
tumbuh kembang anak seperti kognitif, emosi, interaksi sosial/ komunikasi, sensori-motorik, dan
bahasa. Hal ini ditandai dengan ketidaksempurnaan bahasa yang di ucapkan, tidak ada inisiatif, dan
kekeliruan dalam penggunaan kata terutama kata ganti (Monks, 2002: 378). Dalam bahasa Yunani
kata “auto” yang berarti autis berarti hidup dalam dunianya sendiri. Ahli yang menemukan istilah autis
ini bernama Leo Kanner ditahun 1943, ia mendefinisikan bahwa autis adalah ketidakmampuan untuk
berinteraksi dengan lingkungan sekitar, memiliki gangguan berbahasa ditandai dengan keterlambatan
berbicara atau berbahasa, pengulangan kata yang disebutkan orang lain atau ekolalia, membalikkan
kalimat, gerakannya yang mengulang atau stereotipe, patuh pada aturan, dan memiliki ingatan yang
kuat terhadap rute yang dilewatinya.
Gejala autis sendiri bisa muncul pada usia perkembangan anak yang umumnya mumcul pada
usia tiga tahun. Anak dengan spektrum autis memerlukan suatu model pengembangan untuk
meningkatkan kemampuan aspek tumbuh kembangnya yang dinamakan Pengembangan Program
Kebutuhan Khusus. Program kebutuhan khusus berupa Sensori Motorik bagi peserta didik dengan
spektrum autis adalah suatu upaya atau usaha memberikan bantuan yang berupa bimbingan dan
latihan secara terencana dan terprogram terhadap peserta didik autis, dalam rangka membangun diri
baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial, sehingga terwujudnya kemampuan untuk hidup
mandiri di tengah masyarakat.
2. Tujuan
Dengan model pengembangan sensori motorik untuk peserta didik ini, guru diharapkan dapat:
Demikian juga model pengembangan sensori motorik untuk anak dengan spektrum autis ini
bertujuan untuk:
1) Terstruktur: pemberian materi diberikan dengan mendahulukan dari yang mudah ke yang
paling sulit, jika anak dirasa mampu untuk menguasai materi maka diberi peningkatan
secara bertahap atau setingkat diatasnya.
2) Terpola: kegiatan peserta didik biasanya akan terbentuk jika latihan dilakukan secara
terpola dan teratur.
3) Terprogram: pada prinsipnya berguna untuk mengarahkan ke tujuan yang hendak dicapai
dan memudahkan untuk melakukan evaluasi.
4) Konsisten: guru tetap dalam bersikap, memberikan respon, dan , memperlakukan peserta
didik sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh masing masing individu. Peserta didik
dengan spektrum autis juga tetap dalam menguasai kemampuan dengan stimulasi yang
diberikan. Orang tua diharapkan pula untuk konsisten dalam melakukan pendampingan
saat anak belajar melalui program yang telah disusun bersama pengajar.
5) Kontinu: pendidikan dan pengajaran yang berkesinambungan menjadi prinsip mutlak bagi
peserta didik, berkesinambungan antara prinsip, program pendidikan, dan
pelaksanaannya yang tidak hanya disekolah tetapi juga dilanjutkan ketika dirumah secara
terpadu.
5. Capaian Pembelajaran
KOMPETENSI INDIKATOR
1. Terampil melakukan Latihan keseimbangan • Berdiri dengan satu kaki
• Melakukan kegiatan melompat
• Melakukan Gerakan menggantung/
bergelayut
• Meniti diatas papan titian
• Berjalan dengan berbagai tehnik
• Berdiri di atas papan keseimbangan
2. Mampu melakukan latihan motorik halus • Mengkoordinasikan jari-jari tangan
untuk memegang benda pipih dan kecil
• Memegang alat tulis
• Menuang air atau benda-benda yang
berukuran kecil ke suatu tempat dengan
tepat
• Meronce manik-manik dengan tepat
• Berkarya seni menggunakan media atau
lainnya
• Meremas kertas, plastisin atau kain
dengan menggerakkan seluruh jari
• Membalik, menyobek dan melipat
kertas
3. Mampu melakukan latihan motorik kasar • Melempar dan menangkap bola dengan
benar
• Menarik suatu benda
• Membuka-menutup suatu objek
• Membuat/menyusun menara dengan 5
balok atau lebih
• Berlari sambil membawa sesuatu tanpa
jatuh
• Terampil menggunakan alat-alat rumah
tangga
• Dapat berguling diatas matras
• Menguasai gerakan senam
• Mulai trampil mengendarai sepeda
• Mengangkat beban
4. Mampu membedakan kegiatan yang • Mengetahui berbagai macam rasa
menggunakan panca indera (sensoris) • Mengetahui berbagai macam sentuhan
• Mengetahui berbagai macam atribut
• Mengetahui berbagai macam aroma
• Mengetahui berbagai macam suasana
• Mengetahui berbagai macam suara
6. Prosedur pelaksanaan
• persiapan
• pelaksanaan
Asesmen • kesimpulan dan
rekomendasi
Profil belajar
Rumusan CP
• prota prosem
• silabus rpp
Implementasi • pelaksaan
• evaluasi
• tindak lanjut
A. Identifikasi
• Tahap Persiapan : pada tahapan ini guru membuat instrumen identifikasi kemampuan anak
autis
• Tahap Pelaksanaan : guru memilih teknik identifikasi dengan menggunakan berbagai teknik
pengumpulan data seperti tes, unjuk kerja, observasi, wawancara, ataupun dokumentasi
• Tahap evaluasi dan kesimpulan : guru dapat segera menyusun pernyataan permasalahan
utama dan kesimpulan umum
B. Asesmen
• Tahap Persiapan : guru membuat instrumen asesmen anak autis sesuai dengan aspek/
masalah yang ingin di teliti
• Tahap Pelaksanaan : guru memilih teknik identifikasi dengan menggunakan berbagai teknik
pengumpulan data seperti tes, unjuk kerja, observasi, wawancara, ataupun dokumentasi. M
elakukan penilaian lebih lanjut pada kemampuan peserta didik dengan spektrum autis
• Tahap evaluasi dan kesimpulan : guru telah mengetahui kemampuan, hambatan, dan
kebutuhan peserta didik terkait kemampuan interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku anak.
C. Profil
Hasil identifikasi dan asesmen yang telah dilakukan akan menjadi informasi awal yang dapat
dituangkan dalam profil belajar peserta didik dengan spektrum autis. Profil belajar tersebut akan
diimplementasikan dan dikembangkan dalam proses pembelajaran
E. Implementasi
• Penyusunan Silabus : Silabus sedikitnya mencakup identitas mata pelajaran, elemen, tujuan,
materi, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar.
• Penyusunan Program Tahunan dan Semesteran : Penyusunan program tahunan dimulai
dengan penghitungan jumlah minggu efektif yang didasarkan pada kalender akademik tahun
berjalan. Selanjutnya, program semester disusun berdasarkan penjabaran dari program
tahunan
• Penyusunan Rencana Program Pembelajaran (RPP) : Penyusunan Rencana Program
Pembelajaran (RPP) sedikitnya mencakup identitas mata pelajaran, tujuan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan asesmen/penilaian.
• Pelaksanaan
• Evaluasi : Evaluasi dapat dilakukan secara formatif (setiap akhir pembelajaran), sumatif
(semester/kenaikan), diagnostik (mendiagnosa kesulitan belajar), dan placement
(penempatan)
• Tindak Lanjut : Tindak lanjut tersebut dapat berupa program perbaikan ataupun pengayaan.
Jika tidak maka tidak perlu diberikan pengayaan
INSTRUMEN IDENTIFIKASI KEMAMPUAN SENSORI-MOTORIK ANAK AUTIS
Penilaian :
• Skor maksimal : 50
• Skor minimal : 25
Skor Kategori
76-100 Sangat Baik
51-75 Baik
26-50 Cukup
0-25 Kurang
Kategori 76-100 Sangat Baik, 51-75 Baik, 26-50 Cukup, 0-25 Kurang
KESIMPULAN HASIL IDENTIFIKASI SENSORI MOTORIK
Nama : Arkan Ramadhan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Surakarta, 20 Mei 2018
Kelas : Belum sekolah
Umur : 5 tahun
Alamat : Purbayan, Baki, Sukoharjo
No Kemampuan Awal Hambatan Awal
Melakukan gerakan melompat Kesulitan saat intruksi melompat dengan
1
dengan dua kaki satu kaki
Gerakan meniti diatas papan titian Anak meminta perhatian, jika tidak ada
bagus, tidak keluar jalur. Begitu juga yang mengawasi anak tidak mau
2
dengan bermain prosotan dan melakukannya
ayunan
Memukul alat musik dengan sangat Anak masih sangat keras dalam memukul,
4
keras sehingga perlu pemahaman konsep
M : Mandiri
B : Mampu dengan sedikit bantuan
B’ : Mampu dengan banyak bantuan
Penilaian :
• Skor maksimal : 75
• Skor minimal : 25
Skor Kategori
66-75 Sangat Baik
56-65 Baik
46-55 Cukup
36-45 Kurang
25-35 Sangat Kurang
Kategori 66-75 Sangat Baik, 56-65 Baik, 46-55 Cukup, 36-45 Kurang, sangat kurang 25-35
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEMAMPUAN PENGEMBANGAN DIRI
CAPAIAN
KEMAMPUAN HAMBATAN KEBUTUHAN
PEMBELAJARAN
B. Kebutuhan
Latihan koordinasi mata dan tangan, latihan konsentrasi, latihan keseimbangan
A. Program Pertama
Menyusun balok kayu dengan tepat
B. Proram Kedua
Memasukkan kelereng kedalam bola
C. Program Ketiga
Bermain alat musik pukul
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan :
Kelas/ Semester :
Alokasi Waktu :
Materi : Latihan motorik halus
Kondisi Awal
Arkan mampu mengidentifikasi dan mengenali benda yang akan ia mainkan seperti
kelereng, balok kayu, puzzle, alat musik, dsb.,
Arkan mampu bertahan duduk lama lebih dari 5 menit
Arkan paham intruksi duduk dan merespon ketika namanya dipanggil
Arkan mampu memegang suatu benda dengan erat (alat pukul
A. Capaian Pembelajaran
• CP : Mampu melakukan latihan motorik halus
• Kompetensi :
- Menyusun balok kayu
- Memasukkan kelereng kedalam botol
- Bermain alat musik pukul
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kompetensi tersebut anak mampu mengkoordinasikan mata dan tangannya, latihan
konsentrasi, serta latihan keseimbangan (motorik halus) dengan baik
C. Langkah Pembelajaran
Tahap Kegiatan
Awal • Kegiatan belajar diawali dengan berdoa
• Guru membantu dan melatih siswa untuk berdoa
• Guru memberi salam kepada siswa
• Guru menyiapkan media ajar
Inti Menyusun balok kayu
• Guru mendemontrasikan cara menyusun balok kayu sesuai
warna
• Guru memberi intruksi untuk menyusun balok
• Siswa mulai melakukan intruksi
• Siswa menyelesaikan intruksi untuk menyusun balok
Memasukkan kelereng kealam botol
• Guru mendemontrasikan cara memasukkan kelereng
• Guru memberi intruksi untuk memasukkan kelereng
• Siswa mulai melakukan intruksi
• Siswa menyelesaikan intruksi
Bermain alat musik pukul
• Guru mendemontrasikan cara bermain alat musik pukul
• Guru memberi intruksi untuk memukul alat musik
• Siswa mulai melakukan intruksi
• Siswa menyelesaikan intruksi
Akhir • Guru memberikan reward kepada siswa
• Pelajaran di tutup dengan berdoa
INSTRUMEN PENILAIAN
KEMAMPUAN MOTORIK HALUS SISWA
Nama :
Usia :
Kompetensi : Menyusun Balok Kayu
Penilaian
No
Indikator Baik Sekali Baik Cukup Kurang
4 3 2 1
1 Memasukkan satu
persatu
2 Kontak mata
3 Memegang tanpa
terjatuh
4 Memegang dengan
tangan kanan
5 Mengikuti intruksi
segera
7 Memegang benda
dengan erat
8 Kepatuhan
9 Melakukan dengan
benar
10 Mengidentifikasi
benda
SKOR
TOTAL SKOR
Penilaian
No
Indikator Baik Sekali Baik Cukup Kurang
4 3 2 1
1 Memasukkan satu
persatu
2 Kontak mata
3 Memegang tanpa
terjatuh
4 Memegang dengan
tangan kanan
5 Mengikuti intruksi
segera
7 Memegang benda
dengan erat
8 Kepatuhan
9 Melakukan dengan
benar
10 Mengidentifikasi
benda
SKOR
TOTAL SKOR
Penilaian
No
Indikator Baik Sekali Baik Cukup Kurang
4 3 2 1
1 Memasukkan satu
persatu
2 Kontak mata
3 Memegang tanpa
terjatuh
4 Memegang dengan
tangan kanan
5 Mengikuti intruksi
segera
7 Memegang benda
dengan erat
8 Kepatuhan
9 Melakukan dengan
benar
10 Mengidentifikasi
benda
SKOR
TOTAL SKOR
Catatan : tugas guru disini adalah tidak boleh melewatkan pandangan kepada anak, ditakutkan
barang akan tertelan oleh anak jika tidak diawasi, semakin sering berlatih maka semakin sering
terbentuk konsentrasi sang anak, ada kemungkinan anak akan bosan dengan permainan sehingga
diharapkan guru mampu memberi dukungan dan membuat suasana menjadi hangat (cth:
memberi reward) agar perkembangan anak menjadi lebih optimal
Prasyarat :
- anak memiliki gangguan komunikasi dan integrasi
- anak memiliki gangguan konsentrasi, atau berkesulitan dalam belajar
Rekomendasi :
- dapat digunakan mulai usia anak 3 tahun keatas
- dapat mulai digunakan ketika anak mulai memahami intruksi
Catatan : mungkin anak akan bosan dengan siklus yang dilakukan secara monoton, apalagi jika
semakin banyak kayu yang harus dimasukkan ke anak. Permainan ini wajib diselesaikan sampai
tidak ada sisa kayu. guru wajib memberi reward berupa pujian atau sentuhan fisik berupa tos agar
anak mau menyelesaikan tugasnya
Prasyarat :
- anak memiliki gangguan komunikasi dan integrasi
- anak memiliki gangguan konsentrasi, atau berkesulitan dalam belajar
Rekomendasi :
- dapat digunakan mulai usia anak 3 tahun keatas
- dapat mulai digunakan ketika anak mulai memahami intruksi
Catatan : dengan ini anak menerima intruksi dan melakukannya (imitasi), jika anak mampu artinya
kepatuhan pada anak mengalami peningkatan, melatih koordinasi mata dan tangan, serta
mengasah konsentrasi anak. Pelaksanaan harus sambil diawasi ditakutkan anak akan memukul
dirinya sendiri
Prasyarat :
- anak memiliki gangguan komunikasi dan integrasi
- anak memiliki gangguan konsentrasi, atau kurang patuh
Rekomendasi :
- dapat digunakan mulai usia anak 2 tahun keatas
- tidak untuk anak dengan gangguan motorik pada tangan