Anda di halaman 1dari 2

1.

Pemeriksaan Tingkat Kasasi Demi Kepentingan Hukum

Andi Hamzah dalam bukunya (hal. 303) menyatakan sebagai upaya hukum luar biasa,
kasasi demi kepentingan hukum ialah untuk mencapai kesatuan penafsiran hukum oleh
pengadilan. Kasasi demi kepentingan hukum diajukan jika sudah tidak ada upaya
hukum biasa yang dapat dipakai.

Pasal 259 ayat (1) KUHAP menjelaskan pemeriksaan kasasi demi kepentingan hukum
berlaku terhadap semua putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dari
pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung, yang dapat diajukan satu kali
permohonan kasasi oleh jaksa agung.

Menurut ketentuan KUHAP, kasasi demi kepentingan hukum pada dasarnya hanya bisa
diajukan oleh jaksa agung kepada Mahkamah Agung yang diajukan secara tertulis
melalui panitera pengadilan negeri yang telah memutus perkara dalam tingkat pertama
disertai risalah yang memuat alasan permintaan itu.[4] Kemudian, panitera
menyampaikan salinan risalah kepada yang berkepentingan.[5] Setelah itu, ketua
pengadilan negeri yang bersangkutan segera meneruskannya kepada Mahkamah
Agung.[6]

Kasasi demi kepentingan hukum diajukan apabila putusan pengadilan negeri terdapat:
[7]

1.
1. suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan, tidak
sebagaimana mestinya;
2. apakah cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-
undang.
3. pengadilan melampaui wewenangnya.

Jika Mahkamah Agung menerima permohonan kasasi demi kepentingan hukum,


selanjutnya Mahkamah Agung membatalkan putusan pengadilan yang lebih rendah,
dengan demikian terjawablah keraguan atau hal yang dipermasalahkan itu.[8]

Baca juga: Kapan Putusan Pengadilan Berkekuatan Hukum Tetap?

 
2. Peninjauan Kembali Putusan Pengadilan yang Telah Memperoleh
Kekuatan Hukum Tetap (herziening)

Upaya hukum peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh


kekuatan hukum tetap (herziening) diatur dalam Pasal 263-269 KUHAP.

Ketentuan Pasal 263 ayat (1) KUHAP menentukan bahwa terhadap putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, kecuali putusan bebas atau lepas dari
segala tuntutan hukum, terpidana atau ahli warisnya dapat mengajukan permintaan
peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung.

Anda mungkin juga menyukai