Diajukan Oleh :
Linda Prasiwi
30301900451
Diajukan Oleh :
Linda Prasiwi
30301900451
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................i
HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
B. Perumusan masalah.......................................................................................5
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian........................................................................................6
E. Terminologi...................................................................................................6
F. Metode Penelitian.........................................................................................9
2. Spesifikasi Penelitian................................................................................9
G. Sistematika Penulisan..............................................................................13
H. Jadwal Penelitian.....................................................................................15
1. Pengertian Perjanjian...............................................................................16
iii
1. Pengertian Kredit.....................................................................................23
2. Unsur-Unsur Kredit.................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Undang Dasar Negara Republik indosesia tahun 1945, yaitu melindungi segenap
Salah satu program tersebut adalah pemberian kredit kepada masyarakat sehingga
dana masyarakat. Dari hal tersebut dapat dilihat dari fungsi utamanya sebagai
penyalur pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus of founds) dengan pihak
v
Sesuai dengan ketentuan dalam pasal 4 Undang-Undang Perbankan yang
stabilitas nasional dalam hal ini perbankan di Indonesia mempunyai tujuan yang
sangat strategi dan tidak hanya tentang ekonomis, tetapi juga kepada hal-hal non
orang banyak.
di buat oleh pihak Kreditor atau dalam hal ini adalah bank, sedangkan Debitor
perlu mendapat perhatian dari kedua belah pihak di karenakan perjanjian kredit
mengikat kedua belah pihak dan berlaku sebagai Undang-Undang bagi keduanya.
tidaklah selalu berjalan lurus sesuai harapan sehingga dalam pelaksanaanya bank
pinjaman atau kredit kepada masyarakat sehingga dalam hal ini pihak bank
2
Ibid, hal. 20
vi
haruslah memperhatikan prinsip-prinsip penyaluran atau pemberian kredit. Prinsip
keadaan dimana Debitor lalai untuk melakukan kewajibannya atau yang biasanya
disebut wanprestasi. Fakta yang sering kali terjadi dilapangan adalah Debitor
terlambat dalam melakukan pembayaran baik cicilan maupun bunga. Oleh karena
itu setiap pemberian kredit yang cicilan maupun bunga. Oleh karena itu setiap
pemberian kredit yang disalurkan oleh bank, dalam prakteknya bank selalu
mengenai perlindungan hukum yang didapatkan oleh kedua belah pihak yaitu
masyarakat agar mereka bisa menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh
hukum atau dengan kata lain perlindungan hukum adalah berbagai upaya hukum
3
Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997,
hal. 394
vii
yang harus diberikan aparat penegak hukum untuk memberikan rasa aman, baik
secara pikiran ataupun fisik dari gangguan dan berbagai macam ancaman dari
pihak manapun.4
tempat atau wadah dalam pelaksanaannya yang sering disebut dengan sarana
perlindungan hukum.
Oleh sebab itu, penulisan berpendapat bahwa hal-hal tersebut di atas untuk
di teliti lebih lanjut yaitu mengenai perlindungan hukum terhadap Kreditor dan
menimbulkan berbagai implikasi bagi Debitor atau Kreditor salah satunya kredit
macet. oleh karena itu kredit macet harus di tanggani dengan baik yang
mencapai kesepakatan atau melalui penyelesaian secara Hukum. Dan untuk itulah
4
Satjipto Rahardjo, Penyelenggaraan Keadilan dalam Masyarakat yang Sedang Berubah,
Jurnal Masalah Hukum, Bandung, 1993, hal. 74.
5
Satjipto Rahardjo, Sisi-Sisi Lain dari Hukum di Indonesia, Kompas, Jakarta, 2003,hal.
121.
viii
B. Perumusan masalah
agar terarah secara mendalam sesuai dengan sasaran maka penulis merumuskan
perjanjian kredit yang dilakukan oleh Bank di Indonesia ditinjau dari Kitab
C. Tujuan Penelitian
perjanjian kredit yang dilakukan oleh Bank di Indonesia ditinjau dari Kitab
D. Manfaat Penelitian
ix
Manfaat penelitian adalah :
1. Manfaat Teoritis
permasalahan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat
permasalahan.
terjadi permasalahan.
E. Terminologi
1. Tinjauan Yuridis
Kamus Hukum, kata yuridis berasal dari kata Yuridisch yang berarti
menurut hukum atau dari segi hukum. Dapat disimpulkan tinjauan yuridis
x
berarti mempelajari dengan cermat, memeriksa (untuk memahami), suatu
2. Pelaksanaan
Pelaksana berasal dari kata laksana yang berarti bautan, sifat, dan tanda.
Ditambah awalan pe- dan akhiran –an yang berfungsi membentuk kata
3. Perjanjian
dapat terwujud.8
4. Kredit
6
M. Marwan dan Jimmy P, Kamus Hukum, Reality Publisher, Surabaya, 2009, hal. 651.
7
W,J,S, Poerwaarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2003,
Hal. 553.
8
R. Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 1979, hal.1.
xi
Istilah kredit berasal dari bahasa Latin “credere” yang berarti kepercayaan.
5. Upaya
Upaya adalah usaha atau syarat untuk menyampaikan sesuatu atau maksud
(akal, ikhtiar).10
6. Penyelesaian
alternatif atau opsi yang mendekati kebenaran atau dianggap benar untuk
F. Metode Penelitian
9
Daeng Naja, Hukum Kredit dan Bank Garansi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005, hal.
123
10
Baskoro, Wahyu, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Setia Kawan, Jakarta, 2005, hal.
902
11
Anita Maulidya, Berpikir Dan Problem Solving, Ihya al-Arabiyah: Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Arab volume :4 (1), 2018, hal.18.
xii
Metode Penelitian merupakan hak atau suatu usaha yang dilakukan oleh
Berikut hal yang menjadi bagian dari metode penelitian yang akan
merupakan penelitian yang mengacu pada studi kepustakaan yang ada atau
normatif tentang hubungan Antara suatu peraturan dengan peraturan lain dan
2. Spesifikasi Penelitian
kenyataan-kenyataan yang ada atau kegiatan yang dilakukan oleh obyek yang
12
https://www.statistikian.com/ 2017 / 02 / metode – penelitian - metodologi-
penelitian.html diakses pada tanggal 14 Mei 2023 Pukul 13.00 WIB
13
Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1995, hal. 97
xiii
diteliti. Penelitian yang bersifat deskritif merupakan salah satu jenis penilitian
penyelesaiannya.
data yang digunakan adalah jenis data sekunder, yang diambil dengan cara
studi pustaka dan studi dokumentasi. Data sekunder yang dipakai dalam
xiv
5) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
olahan pendapat atau pikiran para pakar atau ahli yang mempelajari suatu
makalah, doktrin atau pendapat para ahli hukum yang terkait dengan
bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum tersier yang terdapat
a. Studi Pustaka
15
Ibid
xv
Pengumpulan bahan hukum dalam penelitian studi pustaka adalah
b. Studi Dokumentasi
Data yang diperoleh dari penelitian, kemudian data tersebut akan diteliti
kembali. Hal ini guna menjamin data yang diperoleh tersebut sudah dapat
16
Lexy J. Meleong, Metodologi penelitian kualitatif, PT. Remaja Rodakarya, Bandung,
2010, hlm.186
17
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, PT Alfabet, Bandung,
2016, hlm. 240
xvi
Metode analisis data dilakukan dengan menghimpun data melalui
Bahan hukum yang telah terkumpul akan dianalisis, dalam penelitian ini
menggunakan metode analisis data kualitatif yaitu analisa terhadap data yang
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pustaka.
xvii
perjanjian, tinjauan tentang kredit, tinjauan tentang perlindungan
dan Kreditor.
BAB IV PENUTUP
pembahasan
xviii
H. Jadwal Penelitian
1 Persiapan
2 Penyusunan proposal
3 Riset
4 Penyusunan skripsi
5 Ujian skripsi
6 Revisi dan Penggandaan
xix
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Perjanjian
Dari Kontrak Atau Perjanjian, mulai Pasal 1313 sampai dengan Pasal 1351,
berbunyi: “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang
atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.”
atau 2 (dua) pihak yang membuat perjanjian, sedangkan perikatan yang lahir
ketentuan di atas adalah tidak lengkap dan juga terlalu luas. Pada Pasal 1313
ketentuan Pasal ini, “perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang
18
Suharnoko, Hukum Perjanjian, Prenada Media, Jakarta, 2004, hal. 117.
19
C.S.T. Kansil, Modul Hukum Perdata Termasuk Asas-Asas Hukum Perdata, PT.
Pradnya Paramita, Jakarta, 2006, hal. 35.
20
Ibid, hal. 36.
xx
Suatu perjanjian akan menerbitkan perikatan bagi para pihak yang
orang atau lebih lainnya”. Kata kerja “mengikatkan” sifatnya hanya dating
dari satu pihak saja, tidak dari kedua belah pihak. Seharusnya perumusan
janji kawin, yang diatur dalam lapangan hukum keluarga. Padahal yang
harta kekayaan saja. Perjanjian yang dikehendaki Buku III KUH Perdata
xxi
d. Tanpa menyebut tujuan. Dalam perumusan perjanjian tersebut tidak
perjanjian dapat disebut sebagai suatu perikatan yang sah. Syarat kesepakatan
syarat yang subjektif, dalam hal syarat subjektif tersebut tidak dapat
Akan tetapi hal ini tidak serta merta menyebabkan perjanjian tersebut
dimintakan pembatalan oleh salah satu pihak. Syarat tersebut berbeda dengan
xxii
berhubungan langsung dengan objeknya atau keberadaan dari pokok
persoalan yang merupakan objek yang diperjanjikan (hakikat barang atau jasa
dalam perjanjian). Apabila salah satu dari syarat objektif tersebut tidak dapat
Perikatan tidak sah, jika objeknya tidak tertentu atau tidak dapat
menganut asas-asas, yaitu asas pacta sun servanda dan asas kebebasan
berkontrak yang tercantum dalam Pasal 1338 KUH Perdata.Jika makna pacta
serta dikaitkan dengan perjanjian, maka terdapat beberapa asas yang sangat
terhadap pelaksanaan perjanjian yang mereka buat maka sengketa apapun yang
penyelesaiannya.
tercantum dalam Pasal 1320 KUH Perdata, dan menimbulkan akibat hukum,
yaitu:25
23
Ibid, hal. 94.
24
Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 1986, hal. 88.
25
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000,
hal. 9.
xxiii
a. Berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
b. Tidak dapat ditarik kembali secara sepihak. Perjanjian yang dibuat secara
sah mengikat para pihak yang membuatnya dan tidak dapat ditarik
lainnya.
dasar kehendak para pihak dalam mencapai tujuan. Beberapa asas perjanjian
Kebebasan yang dimiliki oleh para pihak untuk membuat atau tidak
xxiv
“Hukum perjanjian memberikan kebebasan yang seluas-luasnya
b. Asas Konsensualisme
Asas konsensualisme ini terdapat dalam Pasal 1320 ayat (1) KUH
Perdata. Perkataan ini berasal dari perkataan Latin consensus yang berarti
tercapainya kesepakatan.”27
Akibat dari asas Pacta Sunt Servanda telah tertuang dalam Pasal
1338 ayat (2) KUH Perdata yaitu suatu perjanjian tidak dapat ditarik
kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-
26
Soebekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 1987, .hal 13.
27
Ibid, hal. 15.
xxv
d. Asas personalitas/kepribadian
perjanjian. Menurut Pasal 1315 KUH Perdata, pada umumnya tak seorang
suatu janji daripada untuk dirinya sendiri dan asas ini dikenal dengan asas
kepribadian.
dalam Pasal 1340 ayat (2) KUH Perdata bahwa suatu perjanjian tidak
ketiga mendapat manfaat karenanya, selain dalam hal diatur dalam Pasal
e. Itikad baik
terdapat dalam Pasal 1338 KUH Perdata ayat (3) yang menyatakan suatu
perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik. Asas itikad baik dibagi
1) Dalam arti subyektif, yaitu sikap batin seseorang pada saat dimulainya
28
H.S. Salim, Hukum Kontrak, Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Cetakan Ketiga,
Sinar Grafika, Jakarta, 2006, hal. 26.
xxvi
2) Dalam arti obyektif, yaitu itikad baik dalam pelaksanaan perjanjian,
harus berjalan diatas rel yang benar. Asas itikad baik dalam arti
1. Pengertian Kredit
Kata kredit berasal dari Bahasa Romawi, yakni credere yang artinya
datang.30
29
Badrulzaman dan Mariam Darus, Perjanjian Kredit Bank, Alumni, Bandung, 1978,
hal.19
30
Adrian Sutedi, Hukum Hak Tanggungan, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hal. 19
xxvii
kepada orang lain dengan tujuan memperoleh kembali apa yang
diserahkannya itu.” 31
pihak kepada pihak lainnya dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada
adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
dan nasabah sebagai Debitor. Dalam perjanjian ini, bank sebagai pemberi
31
Badrulzaman dan Mariam Darus, Perjanjian Kredit Bank, Citra Aditya Bakti, Bandung,
1991, hal. 24
32
Mgs. Edy Putra, Kredit Perbankan Suatu Tinjauan Yuridis, Liberty, Yogyakarta,
1986, hal. 1
33
Ibid, hal.2
xxviii
kredit percaya terhadap nasabah dalam jangka waktu yang disepakatinya
2. Unsur-Unsur Kredit
adalah:35
perbankan.
perjanjian kredit.
disertai dengan jumlah bunga atau imbalan. Bagi Bank Syariah atau
1) Kepercayaan
adanya keyakinan oleh bank bahwa kredit tersebut akan dapat dibayar
34
Adrian Sutedi, Hukum Hak Tanggungan, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hal.21
35
Sutarno, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Alfabeta, Bandung, 2003, hal.95
36
Daeng Naja, Hukum Kredit Dan Bank Garansi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005
hal. 124
xxix
kembali oleh Debitornya sesuai dengan jangka waktu yang telah
diperjanjikan.
2) Waktu
tenggang waktu.
3) Risiko
Risiko disini berarti bahwa setiap pelepasan kredit jenis apapun akan
jangka waktu antara pelepasan kredit dan pembayaran kembali. Hal ini
tersebut.
4) Prestasi
Prestasi disini berarti bahwa setiap kesepakatan terjadi antara bank dan
Debitornya mengenai suatu pemberian kredit, maka pada saat itu pula
untuk melangsungkan kegiatan usahanya dan salah satu sumber dana yang
dapat dimanfaatkan adalah sumber dana dari fasilitas kredit bank. Sebelum sebuah
petugas bank terlebih dahulu akan menganalisis calon Debitor untuk menentukan
xxx
kemauan dan kemampuan calon Debitor tersebut untuk membayar kembali
perbankan ditegaskan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam rangka
(prudential principle).
diberikan oleh hukum atau dengan kata lain perlindungan hukum adalah
berbagai upaya hukum yang harus diberikan aparat penegak hukum untuk
37
Melantik Rompegading, Telaah Kritis Perlindungan Hukum Hak Tanggungan
Dalam Kepailitan Debitor, Kreasi Total Media, Yogyakarta, 2007, hal. 40
xxxi
memberikan rasa aman, baik secara pikiran ataupun fisik dari gangguan dan
serta pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh subjek
kumpulan peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari
dimulai saat berada dalam kandungan ibunya dan berakhir pada saat is
menunggal dunia, hal ini berlangsung selama dia hidup. Setiap anak
Indonesia adalah aset bangsa yang sangat berharga, generasi penerus dan
sumber daya manusia Indonesia yang bakal menjadi penentu masa depan
pembangunan.
hak-hak anak agar dapat hidup, berkembang dan partisipasi secara optimal
38
Satjipto Rahardjo, Penyelenggaraan Keadilan dalam Masyarakat yang Sedang Berubah,
Jurnal Masalah Hukum, Bandung, 1993, hal. 74.
39
Philipus M. Hadjon. Perlindungan hukum bagi rakyat di Indonesia.Bina Ilmu, Surabaya,
1987, hal. 25
xxxii
kekerasan dan diskriminasi demi terwujudnya anak Indonesia yang
masyarakat. Masyarakat yang dapat melakukan dengan baik dan benar makan
peraturan demikian batal demi hukum, artinya dianggap tidak pernah ada
sehingga akibat yang terjadi karena adanya peraturan itu harus dipulihkan
seperti sediakala. Akan tetapi, apabila pemerintah tetap tidak mau mencabut
aturan yang telah dinyatakan, hal itu akan berubah menjadi masalah politik
xxxiii
lembaga perwakilan rakyat sebagai pembentuk undang-undang tidak
tersebut.41
tempat atau wadah dalam pelaksanaannya yang sering disebut dengan sarana
perlindungan hukum.
hukum adalah segala bentuk upaya pengayoman terhadap harkat dan martabat
a. Adanya Perlindungan
xxxiv
Contohnya adalah dengan menerapkan sistem peradilan yang jujur dan
adil.
b. Adanya Jaminan
tidak jelas status dari pihak yang terlibat. Kepastian hukum ini penting
sehingga setiap orang tidak terjebak dalam status hukum yang tidak
pasti.
Pemberian sanksi bagi para pelanggar hukum juga termasuk salah satu
masyarakat luas.
xxxv
hakim. Hal ini meliputi hak mendapat pengacara, hak diperlakukan
sama di mata hukum, hak mendapat proses pengadilan yang jujur dan
internasional saat ini mengacu pada sistem bunga dalam prose pembayarannya.
Maka perspektif islam terhadap perkreditan yang dilakukan masyarakat luas saat
bahwa bunga bank yang dipungut dan diberikan kepada nasabah jauh lebih kecil
dibandingkan dengan jumlah bunga atau riba yang diperlakukan pada masa
bank tidak akan membuat bank dan nasabah itu sendiri memperoleh keuntungan
besar dan sebaliknya bank dan nasabah samasama tidak dirugikan atas adanya
bunga tersebut. Oleh sebab itu tidak sepantasnya bunga bank diharamkan. Sebab
sama sekali jauh dari yang pernah dipraktekkan di jahiliyyah yang diharamkan
42
https://www.seluncur.id/unsur-unsur-perlindungan-hukum/) diakses pada tanggal 25 Mei
2023 pukul 18.20 WIB
43
Al-Jurjawi, Syaikh ‘Ali Ahmad. Hikmah Dibalik Hukum Islam. Mustaqiim, Jakarta,
1994, hal. 31
xxxvi
dalam al-Quran itu, dan bunga bank lebih tepat dianalogikan dengan jual beli yang
bogor bahwa bunga bank sepanjang dipergunakan dalam kondisi darurat dan
kepentingan umum, maka status hukumnya adalah mubah, tetapi jika syarat yang
diajukan tersebut tidak terpenuhi, maka bunga bank secara otomatis berstatus
hukum haram.
Terlepas dari pro kontra pandangan umat islam terhadap kredit serta suku
bunga didalamnya, maka penulis berpendapat bahwa sistem kredit yang dilakukan
44
Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam. PT Gelora Aksara Pratama, Erlangga.
2012, hal 52- 53
xxxvii
Demikian pula, karena Nabi Muhammad SAW membolehkan jual beli As-
1. QS. ar-Rum: 39
Artinya: Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia menambah
pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah…’
mendapat keberuntungan
3. Pada tahap terakhir, riba diharamkan secara total dalam berbagai bentuknya.
dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang
yang beriman.”
xxxviii
Inilah ayat paling klimaks tentang pengharaman riba dalam berbagai
bentuk riba, sehingga baik sedikit maupun banyak tetap berhukum haram.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Daeng Naja, Hukum Kredit Dan Bank Garansi, Citra Aditya Bakti, Bandung,
2005 .
H.S. Salim, Hukum Kontrak, Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Cetakan
Ketiga, Sinar Grafika, Jakarta, 2006.
Kartini Muljadi & Gunawan Widjaja, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian,
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004.
xxxix
Melantik Rompegading, Telaah Kritis Perlindungan Hukum Hak
Tanggungan Dalam Kepailitan Debitor, Kreasi Total Media, Yogyakarta,
2007.
Satjipto Rahardjo, Sisi-Sisi Lain dari Hukum di Indonesia, Kompas, Jakarta, 2003.
Wahyu Baskoro, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Setia Kawan, Jakarta, 2005.
B. Peraturan Perundang-Undangan
xl
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
C. Jurnal Ilmiah
D. Internet
xli