Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HUKUM BISNIS

(Hukum Perbankan)

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Dr. Munajat, SE., M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 8

Irma Rukia Sinaga (7212344002)


Rendy Indrawan S. Siahaan (7212444008)
Revelya W.Y Marbun (7211144013)
Windah Sulastri Gultom (7213344002)

PRODI S-1 PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
APRIL 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Pendahuluan .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan .................................................................................. 1
1.3 Manfaat Penulisan ................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2
2.1 Pengertian Hukum Perbankan .............................................................. 2
2.2 Fungsi Utama Perbankan ...................................................................... 2
2.3 Asas-asas Hukum Perbankan ................................................................ 3
2.4 Istilah-istilah Dalam Hukum Perbankan ............................................... 4
2.5 Usaha Bank Umum ............................................................................... 7
2.6 Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) .............................................. 10
2.7 Pendirian, Merger, dan Akuisisi Bank ................................................ 10
2.8 Pelanggaran dan Sanksi ...................................................................... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 13
3.2 Saran ................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 14

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Bank merupakan badan usaha yang mengelola dana masyarakat sehingga
pengelo- laannya harus hati-hati. Meskipun bank dikelola dengan karakter swasta,
namun ia men- jalankan usaha yang bersifat publik karena menyangkut
kepentingan masyarakat dan negara. Karena itu, nasabah mendapat perlindungan
khusus dari pemerintah. Sebagai wujud perlindungan negara atas nasabah bank
maka dibentuklah undang-undang perbankan.

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,


perbankan Indonesia melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan
menggunakan prinsip kehati-hatian. Sedangkan fungsi utama perbankan Indonesia
adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Perbankan Indonesia
bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui hukum perbankan yang berlaku seusai dengan UUD
1945 tentang Hukum Perbankan.
2. Untuk mengetahui setiap teori yang ada didalam Hukum Perbankan.

1.3 Manfaat Penulisan


1. Menambah wawasan mengenai hukum perbankan.
2. Sebagai referensi pendukung dalam menyususn suatu laporan penelitian.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hukum Perbankan
Menurut Djumhana, hukum perbankan adalah sebagai kumpulan peraturan
hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank yang meliputi segala
aspek, dilihat dari segi esensi, dan eksistensinya, serta hubungannya dengan
bidang kehidupan yang lain.

Munir Fuady merumuskan hukum perbankan adalah seperangkat kaidah


hukum dalam bentuk peraturan perundang-undangan, yurisprudesi, doktrin, dan
lain-lain sumber hukum, yang mengatur masalah-masalah perbankan sebagai
lembaga dan aspek kegiatannya sehari-hari, rambu-rambu yang harus dipenuhi
oleh suatu bank, prilaku petugas-petugasnya, hak, kewajiban, tugas dan tanggung
jawab para pihak yang tersangkut dengan bisnis perbankan, apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukan oleh bank, eksistensi perbankan, dan lain-lain yang
berkenan dengan dunia perbankan.

2.2 Fungsi Utama Perbankan


Fungsi utama perbankan Indonesia sebagai yang tercantum di dalam Nomor
10 Tahun 1998 tentang perbankan mengemukakan bahwa fungsi utama perbankan
Indonesia sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Dari ketentuan
tersebut tercermin bahwa fungsi bank sebagai intermediasi pihak-pihak yang
memiliki kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak-pihak yang kekurangan
dana (lack of funds).
Sedangkan mengenai tujuan dari perbankan Indonesia tidak semata-mata
berorientasi ekonomi, tetapi juga berorientasi kepada hal-hal yang nonekonomis
masalah menyangkut stabilitas nasional yang mencakup antara lain stabilitas
politik dan stabilitas sosial. Secara lengkap mengenai hal ini diatur dalam
ketentuan pasal 4 Undang-undang Perbankan yang berbunyi, “Perbankan
Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

2
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

2.3 Asas-asas Hukum Perbankan


1. Asas Demokrasi Ekonomi, pasal 2 Undang-Undang Perbankan
mengatakan bahwa perbankan Indonesia dalam melakkukan kegiatan
usahanya berdasarkan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip
kehati-hatian ini berarti, fungsi dan usaha perbankan diarahkan untuk
melaksanakan prinsip-prinsip yang terkandung dalam demokrasi ekonomi
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

2. Asas Kepercayaan, asas kepercayaan adalah asas yang menyatakan


bahwa usaha bank dilandasi oleh hubungan kepercayaan antara bank dan
nasabahnya. Bank terutama bekerja dengan dana dari masyarakat yang
disimpan padanya atas dasar kepercayaan, sehingga setiap bank perlu terus
menjaga kesehatannya dengan tetap memelihara kesehatannya dan
mempertahankan kepercayaan masyarakat kepadanya.

3. Asas Kerahasiaan, asas kerahasiaan adalah asas yang mengharuskan atau


mewajibkan merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
keuangan dan lain-lain dari nasabah bank yang menurut kelaziman dunia
perbankan wajib dirahasiakan.Kerahasiaan ini adalah untuk kepentingan
sendiri, karena nasabah bank memerlukan kepercayaan uangnya pada bank
atau memanfaatkan jasa bank apabila bank menajmin bahwa tidak ada
penyalahgunaan pengetahuan bank tentang simpanannya.

4. Asas Kehati-hatian, dalam Pasal 29 Undang-Undang Perbankan


dinyatakan bahwa bank wajib melalukan kegiatan usaha sesuai dengan
prinsip kehati-hatian. Hal ini bertujuan agar bank selalu dalam keadaan
likuid dan solvent. Dengan diberlakukannya prinsip kehatu-hatian
diharapkan kadar kepercayaan masyarakat terhadap bank tetap tinggi,
sehingga masyarakat bersedia dan tidak ragu-ragu menyimpan dana di
bank serta kepentingan nasabahterlindungi.

3
2.4 Istilah-istilah Dalam Hukum Perbankan
Dalam UU No. 10 Tahun 1998 dijelaskan beberapa istilah yakni:
1. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya.

2. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.

3. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara


konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

4. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha


secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

5. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank


berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito,
sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lain yang sama dengan itu. Giro
adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat

6. Dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya,


atau dengan pemindahbukuan.

7. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada


waktu tertentu berdasarkan perjanjian Nasabah Penyimpan dengan bank.

8. Sertifikat Deposito adalah simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat


bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan.

9. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut


syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet
giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

4
10. Surat Berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi,
sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu
kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam
pasar modal dan pasar uang.

11. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan
itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam- meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

12. Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan
yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil.

13. Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara
bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan/atau pembiayaan kegiatan
usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara
lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan
berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang
dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang
modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan
adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak
bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).

14. Penitipan adalah penyimpanan harta berdasarkan perjanjian atau kontrak


antara Bank Umum dengan penitip, dengan ketentuan Bank Umum yang
bersangkutan tidak mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut.

15. Wali Amanat adalah kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank Umum
dengan penitip, dengan ketentuan Bank Umum yang bersangkutan tidak
mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut.

16. Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank.

5
17. Nasabah Penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank
dalam bentuk simpanan berdasar perjanjian dan ketentuan yang berlaku.

18. Pihak Terafiliasi adalah:


a. Anggota dewan komisaris, pengawas, direksi atau kuasanya, pejabat, atau
karyawan bank;
b. Anggota pengurus, pengawas, pengelola atau kuasanya, pejabat, atau
karyawan bank, khusus bagi bank yang berbentuk hukum koperasi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Pihak yang memberikan jasanya kepada bank, antara lain akuntan publik,
penilai, konsultan hukum dan konsultan lainnya;
d. Pihak yang menurut penilaian BI turut serta memengaruhi pengelolaan
bank, antara lain pemegang saham dan keluarganya, keluarga komisaris,
keluarga pengawas, keluarga direksi, keluarga pengurus.

19. Agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan Nasabah Debitur kepada
bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah.

20. Lembaga Penjamin Simpanan adalah badan hukum yang menyelenggarakan


kegiatan penjaminan atas simpanan Nasabah penyimpan melalui skim
asuransi, dan penyangga, atau skim lainnya.

21. Merger adalah penggabungan dari dua bank atau lebih, dengan cara tetap
mempertahankan berdirinya salah satu bank dan membubarkan bank-bank
lainya dengan atau tanpa melikuidasi.

22. Konsolidasi adalah penggabungan dari dua bank atau lebih, dengan cara
mendirikan bak baru dan membubarkan bank-bank tersebut dengan atau tanpa
likuidasi.

23. Akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan suatu bank.

24. Rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan
mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya.

6
2.5 Usaha Bank Umum
Kegiatan usaha bank secara umum adalah pengumpulan dana, pemberian
kredit mepermudah system pembayaran dan penagihan, serta pemberian jasa
keuangan lainnya. Misalnya, berupa pemberian bank garansi, menyewakan tempat
penyimpanan barang-barang berharga (safe deposit box), melakukan kegiatan
penyertaan modal, berusaha dalam kegiatan dana pensiun, kegiatan penitipan
untuk kepentingan pihak lain berdasarkan kontrak (trust), dan sebagainya. Secara
garis besar kegiatan jasa perbankan tersebut jika dilihat dari segi pendapatannya,
dikenal denga jasa yang menghasilkan pendapatan berupa bunga, seperti
pemberian kredit dan pendapatan nonbunga (free based income), seperti dari
menyewakan safe deposit box, transaksi valuta asing, bank garansi, dan
sebagainya.
Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku mengatur bahwa
kegiatan usaha perbankan Indonesia harus sesuai dengan jenis banknya, yaitu
bahwa jenis bank menentukan kegiatan usaha yang dapat dilakukannya maka
kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank berdasarkan prinsip syariah.
Begitu pula kegiatan usaha Bank Umum akan banyak berbeda pula dengan usaha
yang dapat dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat.Ketentuan Pasal 6 Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, mengatur bahwa usaha bank
umum meliputi hal-hal berikut:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu;
2. Memberikan kredit;
3. Menerbitkan surat pengakuan utang;
4. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya:
a. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa
berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-
surat dimaksud.

7
b. Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya
tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.
c. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.
d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
e. Obligasi.
f. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun g. Instrumen
surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun.
5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah.
6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana
kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi
maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.
7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan antarpihak ketiga.
8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
kontrak.
10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali
amanat.
12. Menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain berdasarkan
Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BI.
13. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

8
Bank umum atau yang lebih dikenal dengan nama bank konvensional
merupakan bank yang paling banyak beredar di Indonesia. Bank umum juga
memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan BPR, baik dalam bidang
ragam pelayanan maupun jangkauan wilayah operasinya. Artinya bank umum
memiliki kegiatan pemberian jasa yang paling lengkap dan dapat beroperasi di
seluruh wilayah Indonesia.Dalam prakteknya ragam produk tergantung dari status
bank yang bersangkutan.

Menurut status bank umum dibagi ke dalam dua jenis, yaitu bank umum
devisa dan bank umum non-devisa. Masing-masing status memberikan pelayanan
yang berbeda. Bank umum devisa misalnya memiliki jumlah layanan jasa yang
paling lengkap seperti dapat melakukan kegiatan yang berhubungan dengan jasa
luar negeri. Sedangkan bank umum non-devisa sebaliknya tidak dapat melayani
jasa yang berhubungan dengan luar negeri.

Kegiatan bank umum secara lengkap meliputi kegiatan sebagai berikut.


1. Menghimpun Dana (Funding), kegiatan menghimpun dana merupakan
kegiatan membeli dana dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal juga dengan
kegiatan funding. Kegiatan membeli dana dapat dilakukan dengan cara
menawarkan berbagai jenis simpanan. Simpanan sering disebut dengan nama
rekening atau account.
2. Menyalurkan Dana (Lending), menyalurkan dana merupakan kegiatan
menjual dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal
dengan nama kegiatan Lending. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank
dilakukan melalui pemberian pinjaman yang dalam masyarakat lebih dikenal
dengan nama kredit. Kredit yang diberikan oleh bank terdiri dari beragam
jenis, tergantung dari kemampuan bank yang menyalurkannya. Demikian pula
dengan jumlah serta tingkat suku bunga yang ditawarkan.
3. Memberikan Jasa-Jasa Bank Lainnya (Services), jasa-jasa bank lainnya
merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran kegiatan
menghimpun dan menyalurkan dana. Sekalipun sabagai kegiatan penunjang,
kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi bank dan nasabah,

9
bahkan dewasa ini kegiatan ini memberikan kontribusi keuntungan yang tidak
sedikit bagi keuntungan bank, apalagi keuntungan dari spread based semakin
mengecil, bahkan cenderung negatif spread (bunga simpanan lebih besar dari
bunga kredit). Semakin lengkap jasa-jasa bank yang dapat dilayani oleh suatu
bank, maka akan semakin baik.

2.6 Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


Dalam sistem perbankan Indonesia, Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
melakukan usaha-usaha sebagai berikut:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana ber- dasarkan prinsip syariah,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh bl.
4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat BI (SBI). Deposito berjangka,
sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.

Bank Perkreditan Rakyat dilarang: menerima simpanan berupa giro dan ikut
serta dalam lalu lintas pembayaran:
1. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
3. Melakukan penyertaan modal.
4. Melakukan usaha perasuransian.
5. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha yang telah ditetapkan.

2.7 Pendirian, Merger, dan Akuisisi Bank


1. Merger
Merger berasal dari bahasa Inggrisyaitu Merge yang berarti
penggabungan. Merger adalah proses difusi atau penggabungan beberapa
perusahaan dengan salah satu diantaranya tetap berdiri tanpa adanya
likuidasi dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan

10
segala nama dan kekayaannya dimasukan dalam perseoran yang tetap
berdiri tersebut.
Contoh: 1) Bank Niaga dan Bank Lippo tahun 2008 menjadi PT. Bank
CIMB Niaga Tbk, 2) Bank Danamon dari gabungan (Bank Tiara, PT.
Bank Duta Tbk, PT. Bank Rama Tbk, PT. Bank Tamara Tbk, PT. Bank
Nusa Nasional Tbk, PT. Bank Pos Nusantara, PT. Jayabank Internasional
dan PT. Bank Risjad Salim Internasional).
2. Konsolidasi
Merupakan perbuatan hukum oleh beberapa perusahaan yang meleburkan
diri dan mendirikan suatu perusahaan baru, tanpa likuidasi.
Contoh: PT. Bank Mandiri Tbk, berasal dari (Bank BDN, Bank Bumi
Daya, Bank Exim, dan Bank Bapindo). 2) Konsolidasi Perusahaan
Smartfren dari gabungan (PT. Mobile-8 Telecom Tbk dan PT. Smart
Telecom).

3. Akuisisi
akuisisi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Inggris acquisition yang
berarti pengambilalihan. Merupakan pengambilalihan perusahaan dengan
cara membeli saham mayoritas perusahaan sehingga menjadi pemegang
saham pengendali. Berbeda dengan merger dan konsolidasi, akuisisi tidak
ada badan hukum yang eksistensinya hilang. Badan hukum yang diambil
alih dengan badan hukum yang mengambil alih keduanya masih berdiri
sebagai badan hukum yang terpisah, yang berubah hanya pihak yang
menjadi pengendali dari perusahaan tersebut.
Contoh: 1) 2005, pengambilalihan saham mayoritas dari PT. HM
Sampoerna oleh Philip Morris Ltd. 2) 2006, Aqua diakuisisi oleh Danone.
3) 2007, Akuisisi BenQ terhadap Siemens. 4) 2008, Akuisisi PT. Semen
Gresik dan Thang Long Cement. 5) PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
(INDF) mengakuisisi PT. PP London Sumetras Tbk (LSIP).

11
2.8 Pelanggaran dan Sanksi
Anggota dewan komisaris, direksi, atau pegawai bank yang sengaja:
1. Membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau
dalam proses laporan, maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha,
laporan transaksi atau rekening suatu bank.
2. Menghilangkan atau tidak memasukkan atau menyebabkan tidak dilakukannya
pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan, maupun dalam dokumen
atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening suatu bank.
3. Mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, menghapus, atau menghilangkan
adanya suatu pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan, maupun dalam
dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening suatu
bank, atau dengan sengaja mengubah, mengaburkan, menghilangkan,
menyembunyikan atau merusak catatan pembukuan tersebut, diancam dengan
pidana penjara sekurang- kurangnya 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima
belas) tahun serta denda minimal Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
dan paling banyak Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah).

Barangsiapa menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan


tanpa izin usaha dari pimpinan BI diancam dengan pidana penjara sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun serta denda
sekurang-kurangnya Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan paling
banyak Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah).

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hukum perbankan adalah seperangkat kaidah hukum dalam bentuk peraturan
perundang-undangan, yurisprudesi, doktrin, dan lain-lain sumber hukum, yang
mengatur masalah-masalah perbankan sebagai lembaga dan aspek kegiatannya
sehari-hari, rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh suatu bank, prilaku petugas-
petugasnya, hak, kewajiban, tugas dan tanggung jawab para pihak yang tersangkut
dengan bisnis perbankan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh bank,
eksistensi perbankan, dan lain-lain yang berkenan dengan dunia perbankan.
Fungsi utama perbankan Indonesia sebagai yang tercantum di dalam Nomor
10 Tahun 1998 tentang perbankan mengemukakan bahwa fungsi utama perbankan
Indonesia sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Dari ketentuan
tersebut tercermin bahwa fungsi bank sebagai intermediasi pihak-pihak yang
memiliki kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak-pihak yang kekurangan
dana (lack of funds).

3.2 Saran
Sebagai calon sarjana yang memiliki keahlian pada bidang ekonomi kajian ini
sangatlah bagus sebagai bahan ajar dan penanaman teori mendasar dari hukum
perbankan. Tidak hanya untuk calon sarjana saja tetapi kajian ini juga ditujukan
kepada setiap pembaca yang membaca untuk dapat memahami setiap teori yang
terkadung didalamnya terkait dengan Hukum Perbankan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Simanjuntak, Agustinus. (2021). HUKUM BISNIS Sebuah


Pemahaman Integratif antar Hukum dan Praktik Bisnis. Depok:
Rajawali Press.

14

Anda mungkin juga menyukai