VIRUS
Kompetensi Dasar:
3.4 Menganalisis struktur, replikasi dan peran virus dalam kehidupan
Kata virus berasal dari bahasa Yunani yaitu virion yang berarti racun. Sejarah penemuan
virus dimulai pada tahun 1883 oleh Adolf Mayer ilmuwan dari Jerman. Mayer meneliti
penyakit mosaik pada tanaman tembakau. Penyakit mosaik menyebabkan pertumbuhan
tembakau menjadi terhambat (kerdil) dan daunnya menjadi bercak-bercak. Mayer
menyemprotkan getah yang diekstraksi dari daun tanaman yang sakit ke tanaman yang
sehat. Lalu, tanaman tersebut menjadi sakit. Melalui pengamatan mikroskop sederhana,
Mayer tidak melihat bentuk bakteri penyebab penyakit tersebut. Mayer membuat
kesimpulan bahwa penyakit mosaik tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil, yang
tidak dapat diamati dengan mikroskop biasa.
Pada tahun 1897, seorang ahli botani dari belanda bernama Martinus Beijerinck
melakukan eksperimen yang membuktikan bahwa agen penginfeksi yang terdapat di dalam
getah tembakau dapat berkembang biak. Beijerinck menyemprotkan getah yang telah
disaring ke tanaman lainnya sampai beberapa kali pemindahan. Ternyata kemampuan
patogen tidak berkurang setelah beberapa kali pemindahan. Beijerinck berkesimpulan
bahwa agen infeksi tersebut adalah partikel yang jauh lebih kecil dan sederhana daripada
bakteri. Ia menyebutnya sebagai filterable virus. Pada tahun 1935, seorang ilmuwan
Amerika, Wendell Stanley, berhasil mengkristalkan partikel penginfeksi tanaman tembakau
tersebut yang kemudian dikenal dengan nama Tobacco Mosaik Virus (TMV).
B. CIRI VIRUS
1. UKURAN DAN BENTUK TUBUH VIRUS
Virus memiliki ukuran yang sangat
renik, yaitu antara 25-300 nm ( 1 nm= 10 -9
m). Virus yang berukuran paling kecil
adalah virus polio (Poliovirus). Panjang
tubuhnya hanya 25 nm. Virus yang
berukuran besar adalah Bakteriofag yang
panjang tubuhnya 100 nm dan Tobacco
Mosaik Virus (TMV) yang panjang
tubuhnya 300 nm. Oleh karena ukuran
tubuhnya sangat renik, virus hanya dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop
Gambar 3. Ukuran dan Bentuk Virus
elektron.
Virus bukan sel (aseluler) karena tidak memiliki organel sel. Virus merupakan partikel
yang disebut virion yang bisa dikristalkan. Oleh karena itu, sebagian ilmuwan biologi
menganggap bahwa virus bukan makhluk hidup. Namun, ilmuwan biologi yang lain
berpendapat bahwa virus adalah makhluk hidup. Alasannya, virus menunjukkan ciri
kehidupan yaitu mampu memperbanyak diri, walaupun hanya dapat dilakukan dalam sel
organisme lain. Virus tersusun atas asam nukleat dan selubung protein .
a. Asam nukleat
Asam nukleat berfungsi sebagai pembawa informasi genetik. Virus hanya memiliki salah
satu asam nukelat yaitu DNA atau RNA.
b. Selubung protein (kapsid)
Kapsid terdiri dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer. Fungsi kapsid adalah
memberi bentuk virus, sebagai pelindung dari kondisi lingkungan yang merugikan dan
melindungi asam nukleat. Gabungan asam nukleat dan kapsid disebut nukleokapsid. Pada
beberapa virus, nukleokapsid dibungkus oleh suatu membran disebut sampul virus. Sampul
virus terdiri dari lipid dan protein. Virus yang memiliki sampul disebut virus berselubung misalnya
pada Orthomyxovirus. Sedangkan virus yang tidak memiliki sampul virus disebut virus tak berselubung,
contohnya TMV (Tobacco Mosaic Virus) dan Adenovirus. Berikut beberapa contoh struktur
tubuh virus:
Gambar 5. Struktur tubuh virus.
(c) (d)
C. REPLIKASI VIRUS
Replikasi virus merupakan proses penggandaan virus. Virus hanya dapat bereplikasi
pada sel organisme lain karena virus tidak memiliki sistem enzim dan tidak dapat
bermetabolisme. Replikasi virus dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu siklus yang
mengakibatkan litik dan siklus yang mengakibatkan lisogenik.
1. Siklus yang mengakibatkan litik
Siklus litik terjadi jika pertahanan sel inang lebih lemah dibandingkan infeksi virus
sehingga tahapan replikasi virus dapat berlangsung cepat. Virus yang mampu melakukan
siklus litik disebut virus virulen. Pada siklus litik, sel inang akan hancur sehingga
terbentuk virio-virion baru.
2. Siklus yang mengakibatkan lisogenik
Siklus lisogenik terjadi jika sel inang memiliki pertahanan yang lebih baik dibandingkan
infeksi virus sehingga sel inang tidak segera hancur.
Siklus litik dan siklus lisogenik terjadi melalui 5 tahap, yaitu : tahap pelekatan (adsorpsi),
penetrasi, replikasi dan sintesis, penyusunan dan lisis.
1. Tahap pelekatan (Adsorpsi)
Virion menempel pada bagian reseptor spesifik sel inang menggunakan serabut
ekornya. Tempat pelekatan virus pada sel inang disebut reseptor (protein khusus pada
membran plasma sel inang yang mengenali virus)
2. Tahap Penetrasi
Pada tahap penetrasi, selubung ekor berkontraksi untuk membuat lubang yang
menembus dinding dan membran sel inang. Selanjutnya virus menginjeksikan materi
genetiknya ke dalam sel inang sehingga kapsid virus menjadi kosong (mati).
3. Tahap Replikasi dan Sintesis (Eklifase)
Tahap replikasi dan sintesis adalah tahap perbanyakan pertikel virus di dalam sel inang.
DNA sel inang dihidrolisis dan dikendalikan oleh materi genetik virus untuk membuat
asam nukleat dan protein komponen virus.
4. Tahap penyusunan
Hasil sintesis berupa asam nukleat
dan protein dibentuk menjadi
partikel-partikel virus yang
lengkap sehingga terbentuk
virion-virion baru.
5. Tahap Lisis
Virus menghasilkan lisozim, yaitu
enzim perusak dinding sel inang.
Setelah dinding sel hancur (lisis),
virus baru keluar dan menyerang
sel inang lainnya.
Gambar 6. Tahapan Replikasi Bakteriofag
Berikut proses daur yang mengakibatkan litik dan yang mengakibatkan lisogenik pada
Bakteriofag
Keterangan :
1. Tahap adsorpsi: fag melekat pada bakteri Siklus yang mengakibatkan lisogenik:
2. Tahap penetrasi: DNA fag masuk ke dalam 3. DNA fag disisipkan pada DNA sel
sel bakteri. bakteri
4. DNA yang telah tersisipi profag
Siklus yang mengakibatkan litik: melakukan replikasi terus-menerus
3. Tahap replikasi dan sintesis: bakteri selama penggandaan sel
dikendalikan oleh DNA fag sehingga 5. Pada kondisi yang memungkinkan,
terbentuk komponen virus yaitu asam profag dapat memisahkan diri dari
nukleat dan protein untuk kapsid. DNA sel bakteri untuk memasuki
4. Tahap penyusunan yang diikuti tahap siklus litik.
pelepasan: terbentuk partikel virus yang
utuh dan sel bakteri pecah.
D. KLASIFIKASI VIRUS
Menurut ICTV (International Committee on Taxonomy of Viruses), terdapat tiga
tingkatan takson dalam klasifikasi virus, yaitu famili, genus dan spesies. Pemberian nama
pada famili menggunakan akhiran –viridae, nama genus dengan akhiran –virus, dan nama
spesies menggunakan bahasa Inggris dan diakhiri dengan –virus. Nama genus dan spesies
dicetak miring.
Contoh penulisan klasifikasi pada virus.
1. Famili : Poxviridae 2. Famili : Picornaviridae
Genus : Orthopoxvirus Genus : Enterovirus
Spesies :Variola virus (penyebab cacar) Spesies : Poliovirus (penyebab polio)
(a) (b)
Gambar 8.
(a) Poxvirus, virus yang memiilki DNA dan (b) Influenza virus, virus yang
memiliki RNA
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah dkk. 2017. Biologi 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Esis.
Irnaningtyas. 2016. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan
Ilmu Alam. Jakarta : Erlangga
Jati, Wijaya. 2018. Aktif Biologi pelajaran Biologi untuk SMA/MA. Jakarta : Ganeca Exact.)