Anda di halaman 1dari 5

Resume Jurnal

Konsep Kepemilikan Dalam Islam

Oleh : Alvi Aulia Shofyani_41901046_AS19A

Kepemilikan adalah penguasaan atas sesuatu. Dalam islam, kepemilikan sangat dijunjung
tinggi. Dalam pandangan Al-Qur’an pun, telah banyak dijabarkan mengenai hak milik. Seperti :

 Pemanfaatan. Setiap apa yang kita miliki harus mempunyai manfaat


 Penunaian hak (zakat, infaq, shadaqah, wakaf)
 Tidak merugikan pihak lain
 Kepemilikannya sah. Tidak dilakukan dengan cara-cara curang
 Penggunaannya yang berimbang. Tidak boros dan tidak kikir

Ciri khas dari kepemilikan islam yaitu adanya nilai etika dan moral dalam pencarian
maupun tasawufnya, dan bila dipatuhi akan menjadi solusi atas ketimpangan sistem ekonomi
kapitalis dan sosialis

Implikasi konsep kepemilikan terhadap pengembangan ekonomi islam

Diantara pokok ajaran ekonomi islam adalah membebaskan manusia dari kemiskinan.
Maka dari itu, Allah menyuruh kita untuk produktif dengan cara bekerja dan berusaha untuk
memperoleh hak milik. Karena Allah tidak memberikan sesuatu siap pakai, namun harus
manusia kelola terlebih dahulu. Kepemilikan dalam konsep islam tidak menitikberatkan pada
suatu kubu saja, melainkan seimbang antara kepemilikan individu maupun umu. Tidak seperti
konsep kapitalisme yang menitikberatkan pada kebebasan inividu. Tak juga seperti sosialisme
yang mana negara memiliki kuasa secara penuh disbanding rakyatnya. Jadi, islam bertujuan
untuk memajukan ekonomi umat.

Dalam pengembangan ekonomi islam, terdapat suatu tatanan yang islami, diantaranya:
ruang lingkup ekonomi. Motvasi ekonomi, prinsip dasar ekonomi serta instrument ekonomi yang
strategis untuk mengembangkan ekonomi umat.
Fiqih muamalah memiliki beberapa instrument dalam beraktivitas ekonomi yang islami,
diantaranya :

1) Aturan tentang harta yang halal dan haram


2) Larangan menimbun harta
3) Perintah membelanjakan/mendistribusikan harta
4) Ajaran zakat
5) Aturan kewarisan
6) Pembagian harta rampasan perang
7) Perintah berhemat
8) Keterlibatan negara dalam mengatur dan memfasilitasi bidang ekonomi
9) Aturan pajak, infaq, wakaf, shadaqah

Sumber : M. Sularno, “Konsep Kepemilikan Dalam Islam”, Al-Mawarid Edisi IX Tahun 2003
Dilihat dari segi kewajiban, para pemilik harta benda pribadi, haruslah menunaikan
kewajibannya seperti zakat, pajak, dan bersedekah di jalan Allah. Penggunaan kepemilikan,
dalam Islam, kepemilikan terikat dengan aturan kemaslahatan, tidak memberikan mudharat
kepada orang lain, atau kesewanang-wenangan dalam menggunakan hak. Dan pemilik harta itu
selalu diperintahkan untuk menginfakkannya di jalan Allah baik member secara langsung atau
meninvestasikannya sehingga manfaatnya akan menyebar ke seluruh umat Islam.

1. Kepemilikan khusus dan kepemilikan umum keduanya adalah dasar dan bukan
pengecualian

Peremintah tidak boleh melakukan campur tangan terhadap sektor khusus melalui sektor
umum, kecuali sektor khusus tidak lagi dapat melakukan aktifitas dalam skala besar disanalah
sektor umum tersebut berperan.

2. Kepemilikan khusus dan kepemilikan umum keduanya bukan tanpa kendali, akan tetapi
tetap terkait dengan kemaslahatan umum

Beda mazhab ekonomi Islam dengan mazhab dan sistim ekonomi lainnya adalah:

Bentuk kepemilikan khusus dalam islam

Allah adalah pemilik segala sesuatu, baik di langit, di bumi dan seisinya. Namun, Allah
membertikan kepemilikan itu kepada manusia sebagai titipan agar manusia mengelola dan
memakmurkannya.Allah menitipkannya kepada manusia agar sebagai bentuk tanggung jawab
dan amanah yang akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak. Manusia juga dimperintahkan
untuk tidak menimbun harta mereka, karena di dalam harta orang kaya terdapat hak-hak
mustahiq. Hal ini juga sebagi bentuk pengabdian atas karunia yang telah Allah berikan.
sebagaimana Allah berfirman yang artinya :

Dan berilah mereka sebagian harta yang telah Allah karuniakan kepada kalian! (Q.S. An-
Nuur:33)

Sejauh mana islam memelihara kepemilikan pribadi


Islam memberlakukan hukuman yang ketat bagi seorang pensuri, karena islam
menjunjung tinggi hak milik pribadi. Islam juga memberlakukan adil suat harta warisan. Tidak
sepeti komunis yang bebas semaunya pemilik warisan. Dalam islam, laki-laki meperoleh warisan
dua kali lipat lebih banyak dari perempuan, karena beban yang di tanggung anak laki-laki lebih
berat daripada wanita.

Islam Tidak Menghargai Kekayaan Kecuali Setelah Ada Jaminan Terpenuhinya


Kebutuhan Sandang Pangan yang Cukup Bagi Masyarakat.

Kekayaan Pribadi Terkait Dengan Terpenuhi Kecukupan Keperluan Pokok Masyarakat

Islam tidak mengizinkan seseorang untuk kaya kecuali setelah terpenuhinya kebutuhan
pokok masyarakat. Yaitu terpenuhinya sandang dan pangan dengan layak dan pantas untuk
masyarakat disesuaikan dengan waktu dan tempat

Islam Tidak Menentukan Batas Maksimum Terhadap Kepemilikan dan Kekayaan

Tidak masalah memiliki kekayaan, bagi orang yang bertaqwa. (HR. Ahmad 23228, Ibnu Majah
2141, dan dihasankan Syuaib alArnauth).

Batasan Kepemilikan Pribadi

Allah menyeru hambanya untuk senantiasa berbagi. Karena kepemilikan harta kita
hanyalah titipan. Maka islam mewajibkan untuk zakat, infaq serta membayar pajak. Zakat
dikelola oleh Negara untuk membebaskan manusia dari perbudakan, sebagai jaminan sosial.
Sedangkan infak bergantung pada pertolongan pribadi terhadap orang lain,

Kepemilikan umum

Yang dimaksudkan kepemilikan umum adalah, mengalokasikan harta untuk kepentingan


umum, hal ini berseberangan dengan kepentingan khusus yang hanya dimanfaatkan untuk
kepentingan pribadi. Bentuk kepemilikan umum mencakup bentuk-bentuk sebagai berikut:

a) Kepemilikan Negara atau Sektor Umum


b) Kepemilikan Masyarakat seperti yang ada di Yugoslavia, seperti kepemilikan lahan
pertanian untuk para petani secara kolektif, bukan secara pribadi.
c) Kepemilikan umum, fasilitas umum seperti jalan, sungai rumah ibadah, yang mana setiap
masyarakat berhak untuk memanfaatkannya.
d) Kepemilikan Koorperatif

Bentuk kepemilikan umum lama :

a) Kepemilkan tanah yang tidak ada pemiliknya,


b) Kepemilikan Tambang dan Hasil Perut Bumi
c) Kepemilikan Fasilitas Publik (Air, Listrik dan Pengadaan Kebutuhan Pokok)

Bentuk baru kepemilikan umum : masjid, tanah hima, wakaf khairi, wakaf ahli, lahan hasil
penaklukan.

Sumber : Meirison, “Jenis Kepemilikan Dalam Sistem Ekonomi Islam”, Maqdis: Jurnal Kajian
Ekonomi Islam -Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai