Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENERAPAN ETIKA BISNIS

Diajukan untuk memenuhi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Studi Teknik


Elektro Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

DISUSUN OLEH :

RIDWAN FAUZY MAHA

2007220055

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATER UTARA
MEDAN
2023
Bab 1
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, memanfaatkan jabatan dalam
berbisnis telah menjadi topik yang relevan dan menarik perhatian banyak pihak.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan jabatan dalam bisnis haruslah dilakukan
dengan etika yang baik dan bertanggung jawab. Etika berbisnis menjadi landasan
penting dalam menjalankan bisnis dengan integritas, transparansi, dan tanggung
jawab sosial.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menganalisis penerapan etika berbisnis
dalam konteks memanfaatkan jabatan dalam berbisnis. Kami akan membahas
konsep etika berbisnis dan bagaimana penerapannya dapat mempengaruhi
penggunaan jabatan secara positif. Selain itu, kami juga akan mengeksplorasi
contoh aplikasi penerapan etika berbisnis dalam lingkungan masyarakat dan
lingkungan pekerjaan.

C. Rumusan Masalah
Dalam konteks memanfaatkan jabatan dalam berbisnis, terdapat beberapa
permasalahan yang muncul terkait dengan etika berbisnis. Beberapa pertanyaan
yang akan dijawab dalam makalah ini antara lain:
1. Apa pengertian dari etika berbisnis dan mengapa penerapannya penting dalam
memanfaatkan jabatan?
2. Bagaimana hubungan antara penerapan etika berbisnis dan kesuksesan bisnis?
3. Apa contoh konkretnya aplikasi penerapan etika berbisnis dalam
memanfaatkan jabatan di lingkungan masyarakat dan pekerjaan?
4. Apa solusi yang dapat diambil untuk memastikan penerapan etika berbisnis
dalam memanfaatkan jabatan?

D. Batasan Konsep
Dalam makalah ini, kita akan membatasi pembahasan pada penerapan etika
berbisnis dalam memanfaatkan jabatan dalam konteks bisnis. Pembahasan tidak
akan mencakup seluruh aspek etika berbisnis secara menyeluruh, tetapi akan fokus
pada aspek yang terkait dengan pemanfaatan jabatan dalam berbisnis. Selain itu,
pembahasan juga akan didasarkan pada contoh aplikasi etika berbisnis di
lingkungan masyarakat dan lingkungan pekerjaan.

Dengan demikian, Bab 1 ini memberikan latar belakang tentang topik makalah,
tujuan penulisan, rumusan masalah yang akan dijawab, dan batasan konsep yang
akan digunakan. Hal ini akan memberikan landasan yang kuat untuk pembahasan
lebih lanjut mengenai penerapan etika berbisnis dalam memanfaatkan jabatan
dalam berbisnis.
Bab 2
Penerapan Etika Berbisnis dalam Memanfaatkan Jabatan
dalam Berbisnis

A. Definisi Etika Berbisnis:

- Etika berbisnis merujuk pada prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang


digunakan dalam konteks bisnis untuk mengatur perilaku individu dan organisasi
dalam mengambil keputusan bisnis.

- Etika berbisnis melibatkan pertimbangan tentang keadilan, integritas,


transparansi, tanggung jawab sosial, dan dampak sosial dari kegiatan bisnis.

B. Pentingnya Penerapan Etika Berbisnis dalam Memanfaatkan Jabatan:

- Penerapan etika berbisnis dalam memanfaatkan jabatan dalam bisnis adalah


penting untuk memastikan tindakan yang bertanggung jawab, adil, dan bermanfaat
bagi semua pihak yang terlibat.

- Etika berbisnis membantu menjaga integritas, meminimalkan risiko hukum dan


reputasi, membangun hubungan bisnis yang kuat, dan menciptakan lingkungan
kerja yang sehat.

C. Hubungan Antara Penerapan Etika Berbisnis dan Kesuksesan Bisnis:

- Penerapan etika berbisnis yang baik dapat membantu menciptakan kepercayaan


dan loyalitas pelanggan, mitra bisnis, dan karyawan.
- Etika berbisnis yang kuat juga dapat meningkatkan reputasi perusahaan,
membangun merek yang kuat, dan mendukung keberlanjutan bisnis jangka
panjang.

- Sementara itu, pelanggaran etika berbisnis dapat menyebabkan kerugian


finansial, kehilangan pelanggan, dan merusak reputasi perusahaan.
Bab 3
Studi Kasus

A. Contoh Aplikasi Etika Berbisnis dalam Memanfaatkan Jabatan di Lingkungan


Masyarakat:

1. Menggunakan jabatan dalam berbisnis untuk memberikan kontribusi positif


kepada masyarakat, seperti melalui program tanggung jawab sosial perusahaan
(CSR) atau inisiatif keberlanjutan.

2. Menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan sumber daya


perusahaan yang terkait dengan jabatan.

3. Menerapkan etika berbisnis dalam hubungan dengan mitra bisnis dan pihak
ketiga untuk memastikan kemitraan yang adil dan saling menguntungkan.

4. Menjalin kemitraan dengan komunitas lokal: Memanfaatkan jabatan dalam


berbisnis untuk membangun kemitraan yang kuat dengan komunitas lokal,
mendengarkan kebutuhan mereka, dan memberikan kontribusi positif melalui
program sosial, donasi, atau kegiatan kebersihan lingkungan.

5.Prinsip keberlanjutan dalam bisnis: Menerapkan prinsip keberlanjutan dalam


operasional bisnis dengan meminimalkan dampak negatif pada lingkungan,
menjaga keberlanjutan sumber daya, dan mengadopsi praktik bisnis yang
bertanggung jawab secara sosial.

6.Etika dalam pemasaran dan iklan: Menggunakan jabatan dalam berbisnis secara
etis dalam strategi pemasaran dan iklan, dengan menghindari praktik manipulatif
atau menyesatkan yang dapat merugikan konsumen atau pesaing.
Berikut adalah contoh isi untuk Bab 4 dalam makalah "Penerapan Etika Berbisnis
dalam Memanfaatkan Jabatan dalam Berbisnis":

IV. Solusi dalam Memanfaatkan Jabatan dengan Etika Berbisnis

A. Membangun Kesadaran Etika Berbisnis:

1. Mengadakan pelatihan dan workshop tentang etika berbisnis untuk seluruh


anggota organisasi guna meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya
etika berbisnis dalam memanfaatkan jabatan.

2. Mendorong dialog terbuka dan diskusi tentang dilema etis yang mungkin
muncul dalam memanfaatkan jabatan dalam berbisnis.

B. Menetapkan Kode Etik Organisasi:

1. Membuat dan menerapkan kode etik yang jelas dan komprehensif yang
mengatur perilaku karyawan terkait dengan pemanfaatan jabatan dalam bisnis.

2. Memastikan bahwa kode etik tersebut mencakup prinsip-prinsip etika bisnis,


konflik kepentingan, transparansi, integritas, dan tanggung jawab sosial.

C. Melakukan Pelatihan Etika Berbisnis:

1. Mengadakan pelatihan rutin tentang etika berbisnis yang mencakup skenario


dan kasus nyata yang relevan dengan pemanfaatan jabatan dalam berbisnis.
2. Memperkenalkan studi kasus etika berbisnis di lingkungan masyarakat dan
pekerjaan yang mengilustrasikan penerapan etika berbisnis dalam konteks
memanfaatkan jabatan.

D. Menerapkan Sistem Pengawasan dan Pertanggungjawaban:

1. Membangun mekanisme pengawasan internal yang efektif untuk memastikan


bahwa pemanfaatan jabatan dalam berbisnis dilakukan dengan etika berbisnis yang
baik.

2. Menetapkan aturan, prosedur, dan pelaporan yang jelas untuk melaporkan


pelanggaran etika berbisnis dan mengatasi konflik kepentingan yang mungkin
timbul.

E. Menghargai Keterbukaan dan Transparansi:

1. Membangun budaya organisasi yang mendorong keterbukaan dan transparansi


dalam segala aspek bisnis, termasuk dalam pemanfaatan jabatan.

2. Mengkomunikasikan secara jelas kebijakan, keputusan, dan tindakan yang


berkaitan dengan pemanfaatan jabatan kepada semua pihak yang terkait.

Dengan menerapkan solusi-solusi ini, organisasi dapat memastikan bahwa


pemanfaatan jabatan dalam berbisnis dilakukan dengan etika berbisnis yang baik.
Solusi-solusi ini melibatkan pembangunan kesadaran, penetapan kebijakan,
pelatihan, pengawasan, dan transparansi yang semuanya berkontribusi untuk
menciptakan budaya bisnis yang etis dan bertanggung jawab.
Pada bab selanjutnya, kita akan merangkum temuan dan implikasi dari penerapan
etika berbisnis dalam memanfaatkan jabatan dalam berbisnis.B. Contoh Aplikasi
Etika Berbisnis dalam Memanfaatkan Jabatan di Lingkungan Pekerjaan:

1. Etika dalam Pemberian Kesempatan Kerja:

- Memastikan adanya kesetaraan peluang dalam pengambilan keputusan terkait


perekrutan, promosi, dan pengembangan karier.

- Menghindari diskriminasi berdasarkan jenis kelamin, ras, agama, atau faktor


lainnya.

2. Etika dalam Pengambilan Keputusan Bisnis:

- Menyikapi masalah etis dengan mengutamakan kepentingan pelanggan,


karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya.

- Menghindari keputusan yang melanggar hukum atau norma etika dalam


mencapai tujuan bisnis.

3. Etika dalam Pengelolaan Konflik Kepentingan:

- Menghindari konflik kepentingan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan


perusahaan.

- Transparansi dan pengungkapan terkait dengan potensi konflik kepentingan yang


mungkin timbul.
4. Etika dalam hubungan kerja: Menerapkan prinsip-prinsip etika berbisnis dalam
hubungan antar karyawan, termasuk menghormati keberagaman, menjaga
kerahasiaan informasi pribadi, dan mencegah perilaku diskriminatif atau
pelecehan.

5. Kompensasi yang adil: Memastikan adanya sistem kompensasi yang adil dan
transparan, dengan mempertimbangkan kinerja, tanggung jawab, dan kontribusi
setiap individu, serta mematuhi undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku.

6. Etika dalam kebijakan dan prosedur: Mengembangkan kebijakan dan prosedur


yang mencerminkan standar etika bisnis yang tinggi, seperti menghindari korupsi,
penyuapan, atau praktik ilegal lainnya, dan memastikan adanya mekanisme
pengaduan yang efektif.

Melalui studi kasus ini, dapat dilihat bagaimana etika berbisnis diterapkan
dalam memanfaatkan jabatan dalam berbisnis. Contoh aplikasi di lingkungan
masyarakat dan lingkungan pekerjaan memberikan ilustrasi konkret tentang
bagaimana penerapan etika berbisnis dapat menciptakan keuntungan sosial,
meminimalkan risiko, dan menjaga integritas dalam berbisnis. Dan kita dapat
melihat bahwa penerapan etika berbisnis dalam memanfaatkan jabatan tidak hanya
melibatkan hubungan dengan masyarakat luas, tetapi juga lingkungan internal
perusahaan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip etika berbisnis dalam berbagai
aspek bisnis, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih adil, bertanggung
jawab, dan berkelanjutan.
Bab 4

Solusi dalam Memanfaatkan Jabatan dengan Etika Berbisnis

A. Membangun Kesadaran Etika Berbisnis:

1. Mengadakan pelatihan dan workshop tentang etika berbisnis untuk


seluruh anggota organisasi guna meningkatkan pemahaman mereka tentang
pentingnya etika berbisnis dalam memanfaatkan jabatan.

2. Mendorong dialog terbuka dan diskusi tentang dilema etis yang mungkin
muncul dalam memanfaatkan jabatan dalam berbisnis.

B. Menetapkan Kode Etik Organisasi:

1. Membuat dan menerapkan kode etik yang jelas dan komprehensif yang
mengatur perilaku karyawan terkait dengan pemanfaatan jabatan dalam bisnis.

2. Memastikan bahwa kode etik tersebut mencakup prinsip-prinsip etika


bisnis, konflik kepentingan, transparansi, integritas, dan tanggung jawab sosial.

C. Melakukan Pelatihan Etika Berbisnis:

1. Mengadakan pelatihan rutin tentang etika berbisnis yang mencakup


skenario dan kasus nyata yang relevan dengan pemanfaatan jabatan dalam
berbisnis.
2. Memperkenalkan studi kasus etika berbisnis di lingkungan masyarakat
dan pekerjaan yang mengilustrasikan penerapan etika berbisnis dalam konteks
memanfaatkan jabatan.
D. Menerapkan Sistem Pengawasan dan Pertanggungjawaban:

1. Membangun mekanisme pengawasan internal yang efektif untuk


memastikan bahwa pemanfaatan jabatan dalam berbisnis dilakukan dengan etika
berbisnis yang baik.

2. Menetapkan aturan, prosedur, dan pelaporan yang jelas untuk melaporkan


pelanggaran etika berbisnis dan mengatasi konflik kepentingan yang mungkin
timbul.

E. Menghargai Keterbukaan dan Transparansi:

1. Membangun budaya organisasi yang mendorong keterbukaan dan


transparansi dalam segala aspek bisnis, termasuk dalam pemanfaatan jabatan.

2. Mengkomunikasikan secara jelas kebijakan, keputusan, dan tindakan yang


berkaitan dengan pemanfaatan jabatan kepada semua pihak yang terkait.

Dengan menerapkan solusi-solusi ini, organisasi dapat memastikan bahwa


pemanfaatan jabatan dalam berbisnis dilakukan dengan etika berbisnis yang baik.
Solusi-solusi ini melibatkan pembangunan kesadaran, penetapan kebijakan,
pelatihan, pengawasan, dan transparansi yang semuanya berkontribusi untuk
menciptakan budaya bisnis yang etis dan bertanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai