Anda di halaman 1dari 17

Sesi 13 Perpajakan atas Transaksi Industri

tertentu
PERKEBUNAN

DADANG ABDUL MUTI


PENGANTAR
Seperti kita fahami, Perkebunan dalam usahanya pasti membutuhkan lahan pertanian, namun seperti
diatur dalam Pasal 11 ayat (1) UU PPh tahun 2008 disebutkan bahwa tanah yang memiliki status hak
guna bangunan dan hak guna usaha tidak dapat disusutkan untuk kali pertama, sehingga biaya
penyusutan atas ganti rugi tanam tumbuh dapat dibebankan sebagai biaya apabila dimasukkan ke dalam
“planting cost” dengan alasan bukan merupakan bagian dari tanah.
Namun, apabila ganti rugi tanam tumbuh dicatat sebagai tanah, maka biaya yang memiliki nilai cukup
besar ini tidak dapat disusutkan selama 1 periode hingga hak guna bangunan dan hak guna usaha
tersebut diperpanjang.
Pemerintah mensyaratkan bahwa kita perlu melakukan pembangunan perkebunan untuk masyarakat
sekitar yang biasanya dalam skema kemitraan/plasma. Pada saat melakukan pembangunan perkebunan,
biaya-biaya biasanya dialokasikan sebagai piutang kepada kemitraan/plasma dan pada setiap masa akan
menagihkan biaya tersebut kepada plasma (dalam bentuk koperasi) dan dikenakan PPN. Akan tetapi,
bila mendapatkan pinjaman dari bank, maka pinjaman ini akan digunakan sebagai pembayaran
terhadap piutang yang ada. Apabila pembayaran telah diambil alih oleh bank, maka setiap kali ada
pengiriman buah dari kebun atau plasma tersebut, dialokasikan sekian persen untuk pembayaran utang
kepada bank. Di sisi lain, apabila pembayaran tetap dilakukan oleh inti/perusahaan, maka sebagian dari
pembayaran terhadap buah dari kebun plasma tersebut dipakai untuk mengurangi piutang dari
perusahaan tersebut.
Selain daripada itu, hasil perkebunan dahulu tidak termasuk Barang Kena Pajak (BKP), namun karena
ada putusan MK tahun 2013 yang mencabut pembebasan PPN untuk hasil pertanian tertentu, maka sejak
saat itu ditetapkan bahwa hasil Perkebunan menjadi BKP.
Perlakuan PPN atas
Barang Hasil
Perkebunan,
Pertanian dan
Kehutanan
(PMK 89/PMK.010/2020)

Jakarta, 6 Agustus 2020


•Badan Kebijakan Fiskal
•Kementerian Keuangan
Saat iniKronologi Pengaturan PPN Barang Hasil Pertanian
Barang
Barang hasil pertanian
hasil awalnya(termasuk
pertanian dibebaskan PPN, namun menjadi
Perkebunan) dikenai PPN
awalnya de
dibeb
adanya Putusan MA …
namun menjadi dikenai PPN dengan adanya Putusan MA

PP1212Tahun
PP Tahun2001
2001
Putusan MA PP 81/2015
stdtd.
stdtd.
70 P/HUM/2013
PP3131Tahun
PP Tahun2007
2007

PPN dibebaskan atas Mencabut fasilitas PPN


Barang hasil pertanian dibebaskan di bidang
yang dihasilkan dari pertanian, perkebunan, Mengganti PP 31 Tahun
kegiatan usaha di dan kehutanan. 2007, kegiatan usaha di
bidang: bidang peternakan dan
•pertanian, perkebunan, Fasilitas PPN dicabut atas perikanan tetap
dan kehutanan; gugatan KADIN terkait diberikan fasilitas PPN
•peternakan, Tandan Buah Segar yang dibebaskan.
perburuan atau merasa dirugikan akibat
penangkapan, maupun diberikan fas dibebaskan.
penangkaran; atau (Asosiasisi selain TBS
•perikanan baik dari keberatan dengan
penangkapan atau keputusan MA)
budidaya,
Status PPN Barang Hasil Pertanian
Barang hasil pertanian pada umumnya Barang Kena Pajak kecuali buah-b

Produk Perkebunan
•Tanaman Perkebunan:
Kakao, Kopi, Aren, Jambu mete, TBS,
Lada, Pala, Cengkeh, Karet, Teh, Tembakau,
tebu, kapas, kapuk, kayu manis, kina, Panili,
nilam, jarak pagar, sereh, atsiri, kelapa,
tanaman perkebunan dan sejenisnya.
(Produk Perkebunan Semuanya BKP)
Status PPN Barang Hasil Pertanian
Barang hasil pertanian pada umumnya Barang Kena Pajak kecuali buah-buahan

Mengapa DPP Nilai Lain?


Sejak putusan MA No 70 P/Hum/2013 yang mencabut bara
dari list yang dibebaskan PPN, hingga saat ini petani masih
untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Kemudahan yang
ini dapat menjadi penyelesaiannya.

Sesuai dengan kebutuhan administrasinya, petani diberi pilih


menggunakan mekanisme DPP Nilai Lain, dengan kemudahan:
a.Petani hanya mengadministrasikan PPN yang dipungut
sebesar 1% harga jual.
b.Untuk penyerahan ke badan usaha industri, PPN dipun
disetorkan oleh badan usaha industri tersebut. Sehingg
perlu memungut dan menyetor PPN.
Pokok-pokok Kebijakan PMK 89/PMK.010/2020
Wajib Pajak dapat memilih menggunakan opsi DPP lain atau mekanism
normal …
TOPIK PENJELASAN

Obyek Atas Penyerahan Barang Kena Pajak Berupa barang hasil pertanian tertentu

Subyek Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menyerahkan barang hasil pertanian terte
Dapat
Tarif efektif
PPN memilih:
• Dapat menggunakan nilai lain sebagai Dasar • DPP menggunakan harga jual (m
Pengenaan Pajak (DPP). • Tarif PPN 10%
• DPP = 10% dari harga jual • Tarif efektif 10%
• Tarif PPN 10%
• Tarif efektif 1%

Pajak masukan • Untuk PKP yang memilih nilai lain sebagai DPP, maka pajak masukan tidak dapat dikreditka
• Untuk PKP yang memilih harga jual sebagai DPP, maka pajak masukan dapat dikreditkan
Pemberitahuan • PKP yang memilih nilai lain harus menyampaikan pemberitahuan kepada Kepala Kantor Pe
terdaftar.
• Pemberitahuan disampaikan paling lama pada saat batas waktu penyampaian Surat Pembe
Pajak pertama dalam Tahun Pajak dimulainya penggunaan nilai lain sebagai Dasar Pengena
Topik PENJELASAN …..
Beralih DPP • PKP yang memilih nilai lain, harus tetap menggunakan nilai lain sampai akhir tahun pajak
• PKP yang telah memilih nilai lain sebagai DPP, dapat beralih kembali untuk menggunakan Harga Jual
sebagai DPP pada awal Masa Pajak setelah Tahun Pajak penggunaan nilai lain dengan menyampaikan
pemberitahuan kembali.
• PKP yang telah memilih kembali menggunakan harga jual sebagai DPP, tidak dapat kembali
menggunakan nilai lain sebagai DPP untuk Masa-Masa Pajak dan Tahun-Tahun Pajak berikutnya

Pemungutan PPN • Badan usaha industri yang membeli barang hasil pertanian tertentu dari PKP yang menggunakan nilai
lain ditunjuk sebagai pemungut PPN
• PKP yang menggunakan nilai lain sebagai DPP dan menyerahkan barang hasil pertanian tertentu
kepada pabrik, PPN nya dipungut oleh badan usaha industri
Rincian Barang Hasil Pertanian Tertentu
Meliputi perkebunan, tanaman pangan, tanaman hias dan obat, hasil hutan …

Jenis Komodita
Perkebunan Kelapa Sawit; Kakao; Kopi; Aren; Jambu Mete; Lada; Pala; Cengkeh; Karet; Teh; Tembak
Rosella, Jute, Kenaf, Abaca dan lainnya; Kayumanis; Kina; Panili; Nilam; Jarak Pagar; Se
Perkebunan dan Sejenisnya

Tanaman Pangan Padi (Bekatul); Jagung (Tongkol ); Kacang-Kacangan; Umbi-Umbian

Tanaman Hias Dan Obat Tanaman hias; Tanaman potong; Tanaman obat

Hasil Hutan Kayu, Bambu; Rotan; Gaharu; Agathis; Shorea; Kemiri; Tengkawang
KHUSUS PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Sektor perkebunan minyak sawit, merupakan sub sektor perkebunan


yang cukup besar andilnya dalam menyokong PDB. Dan atas produk
sawit terutama Tandan Buah Segar (TBS) dikenai PPN (Pajak
Pertambahan Nilai). Dimana dalam perdagangan minyak kelapa sawit,
Dasar Pengenaan Pajak atau DPP dari PPN mencakup beberapa hal.
Yang bisa meliputi harga jual, penggantian, nilai impor, nilai ekspor
ataupun nilai lainnya. Dimana hal tersebut akan digunakan dalam
penghitungan pajak.
Keputusan Mahkamah Agung (MA) nomor 70 tahun 2014 yang
memutuskan untuk membatalkan sebagian Peraturan Presiden Nomor 31
tahun 2007 tentang Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak
Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak
Pertambahan Nilai, selanjutnya sesuai keputusan MA tersebut
menyatakan bahwa penyerahan barang hasil pertanian yang dihasilkan
dari usaha pertanian, perkebunan, dan kehutanan oleh Pengusaha Kena
Pajak (PKP) dikenai PPN.
KHUSUS PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Barang-barang lain yang meliputi produk perkebunan yakni kakao, kopi, kelapa sawit, biji
mete, lada, biji pala, buah pala, bunga pala, bunga cengkeh, tangkai/daun cengkeh, getah
karet, daun teh, daun tembakau, biji tanaman perkebunan dan sejenisnya, dan untuk
komoditas holtikultura yakni pisang, jeruk (keprok, siam, pamelo), mangga, salak, nanas,
manggis, durian dan sejenisnya. Surat Edaran (SE) dari Direktur Jenderal Pajak Nomor
SE-24/PJ/2014 tentang Pelaksanaan Putusan MA Republik Indonesia Nomor
70/P/HUM/2013 menyatakan bahwa produk yang bersangkutan terutang PPN sejak tanggal
22 Juli 2014.
Selain pengenaan PPN atas komoditas kelapa sawit, diberlakukan pula Pemotongan dan
Pemungutan (Potput) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 yang dikenakan tarif 0,25% atas
komoditas tertentu berupa sawit, dan juga membahas kewajiban PPh Badan.

Pajak Pajak Lain, seperti PPh psl 23, 24, 26 serta PPh pasal 4 ayat (2) terutama berkaitan
dengan pemotongan dan pemungutan, berlaku sama juga untuk semua perusahaan
perkebunan sesuai ketentuan Perpajakan yang belaku.
Contoh Pajak PBB untuk Perkebunan.

Soal :
PT SawoJajar merupakan sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah Jawa Barat. Adapun Perusahaan tersebut
memiliki Tanah dan bangunan dengan rincian sbb :

A. TANAH
a. Areal Kebun
Usia Tanaman 2 tahun : 100 Ha, Kelas 178 (Rp 1.700/m2), SIT (Standar Investasi Tanamnan) : Rp 2.795.000,-
/Ha
Tanaman sudah menghasilkan : 300 Ha , kelas 178, SIT Rp 5.646.000,-/Ha.

b. Area Emplasemen (area yg digunakan utk berdirinya bangunan dan sarana pelengkap lainnya).

Kantor : 0,5 Ha, Kelas 140 = Rp 14.000/M2)


Gudang : 1 Ha, Kelas 147 (Rp 10.000/M2).
Pabrik : 2 Ha, kelas 147 (Rp 10.000/M2).

B. Bangunan
a. Kantor : 500 M2, kelas 072 ( Rp 700,000,-/M2)
b. Gudang : 1.000 M2, kelas 078 (Rp 505.000,-/M2)
c. Pabrik : 4.000 M2, kelas 084 ( Rp 365.000,-/M2).

Hitunglah PBB Perkebunan tahun 2019 atas lahan perkebunan milik PT Sawojajar apablia NJOPTKP adalah Rp 12.000.000,-
JAWABAN :
A. NJOP TANAH
1. Area Kebun
a. Usia tanaman 2 tahun : 100 x 10.000 x Rp 1.700,- 1,700,000,000
* SIT : 100 x Rp 2.795.000 279,500,000
a. Tanaman Sudah Menghasilkan : 300 x 10.000 x Rp 1.700,- 5,100,000,000
* SIT : 300 x Rp 5.646.000,- 1,693,800,000

NJOP TANAH AREA KEBUN 8,773,300,000

2. Area Emplasemen
a. Kantor : 0,5 x 10.000 x Rp 14.000 70,000,000
b. Gudang : 1 x 10.000 x Rp 10.000,- 100,000,000
c. Pabrik : 2 x 10.000 x Rp 10.000 200,000,000
370,000,000
B. NJOP BANGUNAN
a. Kantor : 500 x Rp 700.000 350,000,000
b. Gudang : 1.000 x Rp 505.000,- 505,000,000
c. Pabrik : 4.000 x Rp 365.000 1,460,000,000

NJOP BANGUNAN 2,315,000,000

TOTAL NJOP TANAH & BANGUNAN 11,458,300,000


NJOPTKP 12,000,000
A. NJOP utk Perhitungan Perkebunan 11,446,300,000
Rumus (0,5% x 40% x Rp 11.446.300.000,-) 22,892,600
JADI PBB terhutang untuk PT SAWOJAJAR adalah Rp 22.892.560,-
Contoh soal PPN dan pajak lainnya untuk Industri perkebunan.

PT Asean Asri (AA) adalah perusahaan yg memiliki kebun SAWIT sendiri dan juga secara terintegrasi mempunyai pabrik
pengolahan CPO (Crude Palm Oil).
Sebagian Pemasok Sawit ke pabrik CPO adalah koperasi-koperasi yg bertugas sebagai pengepul Tandan Buah Segar (TBS).
Salahsatu Koperasi tsb adalah Koperasi Sugih Mukti beranggotakan 100 orang petani plasma yg masing-masing mengolah
perkebunan seluas 1 Ha.

Berikut data Transaksi antara Koperasi Sugih Mutki dengan PT ASEAN ASRI selama tahun 2019.

1. Setiap petani Plasama menghasilkan rata-rata 10 Kuintal TBS per bulan atau 12 ton TBS/thn
2. Harga TBS yg ditetapkan oleh PT AA adalah Rp 10.000,-/kg. 120,000,000

3. Pajak Masukan untuk Koperasi Sugih Mukti selama thn 2019 adalah Rp 1.000.000.000,-
PT AA mengharuskan Koperasi tsb menyetor TBS ke pabriknya 12,000,000,000

1,200,000,000

Koperasi Sugih Mukti sdh ditetapkan sebagai PKP oleh KPP. 120,000,000
1. Berapa PPN yg harus disetor ke kas negara oleh Koperasi Sugih Mukti selama thn 2019. (Opsi memilih pengenaan PPN spt
biasa Tarif efektif 10%).
2. Berapa PPh pasal 22 yg harus dipungut oleh PT AA dari pembelian TBS kepada Koperasi Sugih Mukti
3. Mas Paijo adalah salah seorang petani Plasma anggota koperasi Sugih Mukti, berapa uang yang dia terima selama tahun
2019, jika Koperasi meminta keuntungan dari anggotanya sebesar 2% dari hasil penjualan TBS
4. Jika Koperasi Sugih Mukti memilih pengenaan menggunakan Nilai Lain,
Berapa PPN yang harus dipungut oleh PT AA (Tarif 1%).

(KONSEKUENSI JIKA PPN MENGGUNAKAN NILAI LAIN, MAKA KOPERASI SUGIH


MUKTI TDK DAPAT MENGKREDITKAN PAJAK MASUKANNYA)

Silahkan dicoba dijawab…


Soal Quiz 2 PPN dan pajak lainnya untuk Industri perkebunan.
No. 1.
PT Asean Asri (AA) adalah perusahaan yg memiliki kebun SAWIT sendiri dan juga secara terintegrasi mempunyai pabrik
pengolahan CPO (Crude Palm Oil).
Sebagian Pemasok Sawit ke pabrik CPO adalah koperasi-koperasi yg bertugas sebagai pengepul Tandan Buah Segar (TBS).
Salahsatu Koperasi tsb adalah Koperasi Sugih Mukti beranggotakan 100 orang petani plasma yg masing-masing mengolah
perkebunan seluas 1 Ha.

Berikut data Transaksi antara Koperasi Sugih Mutki dengan PT ASEAN ASRI selama tahun 2019.

1. Setiap petani Plasama menghasilkan rata-rata 10 Kuintal TBS per bulan atau 12 ton TBS/thn
2. Harga TBS yg ditetapkan oleh PT AA adalah Rp 8.000,-/kg. 120,000,000

3. Pajak Masukan untuk Koperasi Sugih Mukti selama thn 2019 adalah Rp 1.000.000.000,-
PT AA mengharuskan Koperasi tsb menyetor TBS ke pabriknya 12,000,000,000

1,200,000,000

Koperasi Sugih Mukti sdh ditetapkan sebagai PKP oleh KPP. 120,000,000
1. Berapa PPN yg harus disetor ke kas negara oleh Koperasi Sugih Mukti selama thn 2019. (Opsi memilih pengenaan PPN spt
biasa Tarif efektif 10% dari Harga Jual).
2. Berapa PPh pasal 22 yg harus dipungut oleh PT AA dari pembelian TBS kepada Koperasi Sugih Mukti

3. Menurut Sdr Koperasi Suguh Mukti lebih baik menggunakan Harga Jual atau menggunakan NILAI LAIN ?
Soal Quiz 2
No. 2. PBB Perkebunan.

PT Sari Wangi merupakan sebuah perusahaan perkebunan teh di daerah Jawa Barat. Adapun Perusahaan tersebut per tahun
2019 memiliki Tanah dan bangunan dengan rincian sbb :

A. TANAH
a. Areal Kebun
Usia Tanaman 2 tahun : 200 Ha, Kelas 175 (nilai silahkan cek di File Pdf), SIT (Standar Investasi
Tanamnan) : Rp 2.795.000,-/Ha
Tanaman sudah menghasilkan : 400 Ha , kelas 175, SIT Rp 5.646.000,-/Ha.
b. Area Emplasemen (area yg digunakan utk berdirinya bangunan dan sarana pelengkap lainnya).
Kantor : 0,6 Ha, Kelas 135 = lihat tabel
Gudang : 1,5 Ha, Kelas 142 = lihat tabel

Pabrik : 2 Ha, kelas 147 = lihat tabel.

B. Bangunan
a. Kantor : 700 M2, kelas 070 lihat tabel
b. Gudang : 1.200 M2, kelas 075 lihat tabel.
c. Pabrik : 5.000 M2, kelas 080 liha tabel

Hitunglah PBB Perkebunan tahun 2019 atas lahan perkebunan milik PT Sari Wangi apablia NJOPTKP adalah Rp
12.000.000,-
Terima
Kasih…..Te
man …te
man.

Anda mungkin juga menyukai