AgusHadiPrayitnoS - Pt.m.sc. 0017088706 BukuPanduanTeknologiSilase
AgusHadiPrayitnoS - Pt.m.sc. 0017088706 BukuPanduanTeknologiSilase
net/publication/346584515
CITATION READS
1 4,376
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
HOW RUMINAL ACIDOSIS CAN ALTER THE ABSORPTION OF MYCOTOXINS AND THEIR DETOXIFICATIONS? View project
Hibah Bersaing in 2015 of Directorate Research and Higher Education View project
All content following this page was uploaded by Agus Hadi Prayitno on 15 December 2020.
2020
• Buku Panduan •
Teknologi Silase
• Buku Panduan •
Teknologi Silase
Penulis:
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
2.2.1 Alat ................................................................... 14
2.2.2 Bahan................................................................ 14
2.2.3 Cara kerja ......................................................... 14
2.3 Manfaat Silase .............................................. 15
2.4 Kualitas Silase............................................... 15
2.4.1 Warna ............................................................... 16
2.4.2 Aroma .............................................................. 16
2.4.3 Tekstur ............................................................. 17
2.4.4 Nilai pH ........................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................ 18
v
PENDAHULUAN
1
Buku Panduan Teknologi Silase
2
BAHAN PAKAN TERNAK
1.1 Rumput
Rumput adalah tumbuhan dari jenis ilalang yang memiliki
batang kecil, banyak jenisnya, batangnya beruas, daunnya sempit
panjang, bunganya berbentuk bulir dan buahnya dapat berupa
biji-bijian. Pakan ternak yang berasal dari rumput terbagi menjadi
2 yaitu rumput yang tumbuh bebas (tidak sengaja dibudidayakan)
dan rumput yang sengaja dibudidayakan. Rumput sebagai hijauan
pakan yang banyak dibudidayaakan di Indonesia yaitu rumput
gajah (Pennisetum purpureum), rumput raja (Pennisetum purpuroides),
rumput benggala (Panicum maximum), rumput signal (Brachiaria
decumbens), dan rumput paitan (Paspalum conjugatum).
3
Buku Panduan Teknologi Silase
4
Buku Panduan Teknologi Silase
1.2 Legum
Legum merupakan jenis tumbuhan yang memilki kandungan
protein kasar tinggi di atas 18% yang dapat digunakan sebagai
pakan ternak ruminansia. Legum yang banyak digunakan sebagai
5
Buku Panduan Teknologi Silase
1.2.1 Gamal
Gamal (Gliricidia sepium) merupakan jenis legum yang dapat
tumbuh dengan cepat pada daerah kering. Kandungan protein
kasar 18 sampai 24% pada waktu musim hujan dan 17 sampai
22% pada waktu musim kemarau. Kandungan serat kasar dari
gamal sekitar 30,83%. Gamal juga telah banyak digunakan
sebagai hijauan suplementasi untuk hijauan pakan yang memiliki
kualitas rendah dan menjadi sumber hijauan pakan pada lahan
kering.
1.2.2 Lamtoro
Lamtoro (Leucaena leucocephala) merupakan jenis legum yang
berasal dari Amerika tropis dan dikenal juga dengan petai cina.
Lamtoro mengandung nutrien yang lebih baik daripada rumput
lapangan. Kandungan protein kasar dari lamtoro yaitu 25 sampai
35% dengan kandungan serat kasar berkisar antara 33 sampai
6
Buku Panduan Teknologi Silase
1.2.3 Kaliandra
Kaliandra (Calliandra calothyrsus) merupakan salah satu jenis
legum yang berasal dari Guatemala. Kaliandra memiliki tingkat
pertumbuhan yang cepat setelah ditanam dan toleran terhadap
pemotongan dan bahkan akan meningkat jumlah anak cabangnya
daripada jenis legum yang lain. Kaliandra telah banyak digunakan
sebagai pakan ternak dengan kandungan protein kasar sekitar 20
sampai 25%. Kaliandra mengandung zat antinutrisi yaitu tanin.
Kandungan tanin pada kaliandra sekitar 11%. Tingkat kecernaan
kaliandra bervariasi antara 30% sampai 60%.
1.2.4 Turi
Turi (Sesbania grandiflora) merupakan jenis legum yang berasal
dari Asia Tenggara. Tanaman turi di Indonesia banyak tumbuh
di sawah, tepi jalan, dan ditanam sebagai pembatas pekarangan.
Daun turi dapat dijadikan sebagai hijauan pakan ternak dengan
kandungan protein kasar sekitar 31,29% dan serat kasar sekitar
22,4%. Penggunaan dari daun turi sebagai bahan pakan ternak
7
Buku Panduan Teknologi Silase
1.2.5 Sentro
Sentro (Centrosema pubescens) merupakan legum yang berasal
dari Amerika selatan yang mudah berbunga dan berbiji. Sentro
dapat digunakan sebagai tanaman campuran dengan tanaman
jenis rumput dan juga bisa sebagai tanaman sisipan pada padang
pengembalaan. Sentro memiliki kandungan protein kasar sekitar
11 sampai 24%. Sentro juga mengandung bahan kering sekitar
88,99% dengan kandungan serat kasar sekitar 12,47%.
8
Buku Panduan Teknologi Silase
9
Buku Panduan Teknologi Silase
10
Buku Panduan Teknologi Silase
kasar, 2,67% lemak kasar, 16,62% serat kasar, dan 52,09% TDN.
Jerami kacang tanah memiliki palatabilitas yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan jerami pagi sehingga disukai oleh ternak
dan secara alami memberikan pengaruh yang lebih baik.
11
Buku Panduan Teknologi Silase
12
TEKNOLOGI SILASE
1.4 Definisi
Teknologi silase adalah salah satu teknologi yang digunakan
untuk mengawetkan hijauan pakan ternak dengan prinsip hijauan
pakan ternak diperam dalam kondisi anaerob atau kedap udara
sehingga dapat digunakan pada waktu mengalami kekurangan
hijauan pakan ternak seperti musim kemarau atau musim kering.
Hijauan pakan ternak di musim penghujan ketersediaannya
berlimpah dengan adanya upaya pengawetan hijaun segar melalui
teknologi silase diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk
mengantisipasi kekurangan hijauan segar pada musim kemarau
yang sulit mendapatkan pakan.
Teknologi silase bertujuan untuk mempertahankan kualitas
atau juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas dari pakan
tersebut. Fungsi dari ketersediaan dan kualitas pakan yang terjaga
merupakan hal yang penting untuk menjaga produktivitas ternak.
Proses dalam teknologi pembuatan silase disebut ensilase.
Proses pembuatan silase atau yang disebut juga ensilage akan
dapat berjalan secara optimal apabila pada saat proses ensilage
dapat diberi penambahan akselerator. Akselerator dapat berupa
inokulum bakteri asam laktat ataupun karbohidrat mudah larut.
Tujuan penambahan akselerator adalah untuk menambahkan
bahan kering sehingga dapat mengurangi kadar air dari silase,
13
Buku Panduan Teknologi Silase
1.5.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk membuat silase yaitu hijauan
segar, dedak padi, molases, dan EM4.
14
Buku Panduan Teknologi Silase
15
Buku Panduan Teknologi Silase
memiliki bau yang segar dan tidak berbau busuk, tengik atau
apek, berwarna hijau kekuning-kuningan, dan apabila dipegang
terasa lembut serta empuk tetapi tidak basah atau berlendir,
sedangkan ciri-ciri untuk silase yang memiliki kualitas rendah
secara penampakan akan terlihat ada jamur, berwarna kehitaman,
berair, dan beraroma tidak sedap.
1.7.1 Warna
Warna silase adalah salah satu parameter dari kualitas fisik
silase. Warna silase yang seperti warna asal yaitu berwarna hijau
atau hijau kekuning-kuningan merupakan silase dengan kualitas
yang baik. Silase dengan warna yang menyimpang dari warna asal
seperti berwarna kehitaman merupakan silase yang berkualitas
rendah.
1.7.2 Aroma
Aroma silase merupakan salah satu parameter dalam
menentukan kualitas fisik silase. Aroma silase dapat dijadikan
sebagai petunjuk ada tidaknya penyimpangan yang terjadi pada
silase. Aroma pada silase memiliki aroma yang asam karena pada
proses ensilase berlangsung terjadi proses fermentasi. Selain itu,
silase yang berkualitas baik memiliki bau yang segar tidak berbau
busuk, tengik, atau apek. Silasae dengan aroma yang tidak sedap
merupakan silase berkualitas rendah.
16
Buku Panduan Teknologi Silase
1.7.3 Tekstur
Tekstur silase adalah salah satu indikator yang menjadi
penentu dari kualitas fisik silase. Tekstur silase yang semakin
padat menunjukkan bahwa silase memiliki kualitas yang baik,
tetapi untuk silase yang bertekstur tidak padat menunjukkan
bahwa silase tersebut memiliki kualitas yang rendah.
1.7.4 Nilai pH
Nilai pH silase merupakan salah satu parameter untuk
menentukan kualitas silase. Nilai pH silase yang berkualitas baik
yaitu antara 4,2 sampai 4,5. Nilai pH silase yang tinggi lebih dari
4,8 dan nilai pH silase yang rendah kurang dari 4,1 menunjukkan
bahwa silase tesebut memiliki kualitas yang rendah.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Buku Panduan Teknologi Silase
19
Buku Panduan Teknologi Silase
20
Buku Panduan Teknologi Silase
21
Buku Panduan Teknologi Silase
22
2020