Mid-A04222011-Waode Asrina Azizah Tasrif
Mid-A04222011-Waode Asrina Azizah Tasrif
Mata Kuliah
Manajemen Pendapatan Daerah
Makalah
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan rahmat- Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan Makalah Mata Kuliah
Manajemen Pendapatan Daerah yang berjudul “Retribusi Izin Mendirikan Bangunan”
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas final
test pada mata kuliah Manajemen Pendapatan Daerah yang dibimbing oleh dosen Dr.
Retno Nofrianti, SE., M.Si. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi teman-teman mahasiswa Kelas A pada umumnya.
Penulis menyadari, bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pendapatan daerah dalam bentuk PAD sebagai salah satu sumber penerimaan
daerah sebelumnya kurang mendapat Perhatian, keadaan ini disebabkan
ketergantungan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, sumber dana
pembangunan daerah sebagian besar diperoleh dari pemerintah pusat sementara
kewenangan pemerintah daerah dalam mengatur penggunaan dana tersebut relatif
terbatas. Kemandirian pemerintah kabupaten/kota dapat dilihat dari besarnya PAD
yang diperoleh pemerintah kabupaten/kota tersebut. Semakin besar PAD yang
diperoleh oleh kabupaten dan kota tersebut untuk membiayai pengeluaran dalam
melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya kepada masyarakat, maka akan
mengurangi ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan dari pemerintah
pusat. Dari berbagai alternatif sumber penerimaan yang mungkin dipungut oleh daerah
seperti pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Disamping itu dengan semakin meningkatnya
pelaksanaan pembangunan kegiatan penyediaan jasa pelayanan oleh Pemerintah
Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum diarahkan agar tidak
menghambat bahkan sebaliknya dapat menunjang usaha peningkatan pertumbuhan
perekonomian daerah. Dengan demikian pengenaan retribusi daerah atas penyediaan
jasa Pemerintah Daerah perlu disederhanakan berdasarkan penggolongan jasa yang
disediakan oleh Pemerintah Daerah, yaitu golongan jasa umum, jasa usaha dan
perizinan tertentu (Putri, 2013). Langkah-langkah ini diharapkan akan dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemungutan retribusi daerah melalui potensi-
potensi retribusi daerah yang ada guna meningkatkan mutu serta jenis pelayanan
umum kepada masyarakat, sehingga upaya ini akan mampu meningkatkan
pendapatan daerah yang berpotensi terhadap peningkatan penerimaan Pendapatan
Asli Daerah.
Subjek Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi atau Badan yang
menggunakan/menikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan. Sedangkan
yang dimaksud dengan Wajib Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi atau
Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi
diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau
pemotong.
2.2.3. Retribusi Jasa Perizinan Tertentu
a) Retribusi Perizinan Tertentu
Retribusi Perizinan Tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah
daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan
atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang,
prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum
dan menjaga kelestarian lingkungan.
b) Kriteria Perizinan Tertentu
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Pasal 18 ayat 3 huruf c,
retribusi perizinan tertentu ditentukan berdasarkan kriteria berikut ini:
1. Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintah yang diserahkan
kepada daerah dalam rangka asas desentralisasi.
2. Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan
umum.
3. Biaya yang menjadi beban daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut dan
biaya untuk menanggulangi dampak negatif dari pemberian izin tersebut
cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi perizinan.
c) Jenis-Jenis Retribusi Perizinan Tertentu
Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi perizinan tertentu
didasarkan pada tujuan untuk menutup beban penyelenggaraan pemberian izin
yang bersangkutan. Beberapa jenis retribusi Izin usaha tertentu disinggung
dalam Pasal 141 UU PDRD, berikut ini yang termasuk dalam retribusi perizinan
tertentu adalah:
1. Retribusi Izin Gangguan.
2. Retribusi Tempat Penjualan Minuman Beralkohol.
3. Retribusi izin Mendirikan Bangunan.
4. Retribusi Izin usaha Perikanan.
5. Retribusi Izin Trayek.
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
c. Bagian laba pengelolaan asset daerah yang. Dipisahkan
d. Lain-lain PAD yang sah
Pada dasar nya terdapat beberapa prinsip dasar yang perlu di perhatikan
pemerintah daerah dalam membangun system manajemen penerimaan darah, yaitu :
Potensi adalah sebuah kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang sangat
mungkin untuk dikembangkan, sehingga pada intinya potensi sendiri berarti suatu
kemampuan yang masih bisa dikembangkan menjadi lebih baik lagi. potensi memiliki
arti kemampuan dasar dari seseorang yang masih terpendam dan menunggu untuk
dimunculkan menjadi kekuatan yang nyata. Potensi dapat diartikan sebagai
kemampuan yang masih terpendam dan siap untuk diwujudkan dan dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan manusia itu sendiri. Dalam hal ini potensi diartikan
sebagai kekuatan yang masih terpendam yang dapat berupa kekuatan, minat, bakat,
kecerdasan, dan lain-lain yang masih belum digunakan secara optimal, sehingga
manfaatnya masih belum begitu terasa.
Potensi sendiri ada beberapa macam dan jenisnya, salah satu jenisnya adalah
potensi berpikir. Potensi berpikir sendiri dimiliki oleh semua manusia di dunia, hal ini
membuat manusia dimungkinkan untuk mempelajari hal-hal baru dan juga
menghasilkan ide-ide dan juga pemikiran baru ataupun informasi baru. Selain itu ada
juga potensi fisik yang merupakan potensi yang dimiliki dalam sisi fisik yang biasanya
dapat melakukan gerakan yang efektif dan efisien. Orang atau organisasi yang
memiliki potensi fisik akan mudah mengetahui kebutuhan dan keinginan yang akan
dicapai.
2.7 Strategi
b. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan
kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam
menjalankan misinya.
e. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan
jangka panjang.
2.8 Optimalisasi
b. Resouces (sumber daya), dalam hal ini meliputi empat komponen yaitu terpenuhinya
lumlah staf dan kualitas mutu, informasi yang diperlukan guna pengambilan keputusan
atau kewenangan yang cukup guna melaksanakan tugas sebagai tanggung jawab dan
fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan;
diatas, maka dapat peneliti menyimpulkan bahwa optimalisasi adalah suatu proses,
melaksanakan program yang telah direncanakan dengan terencana guna mencapai
tujuan/target sehingga dapat meningkatkan kinerja secara optimal.
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah pembayaran atas pemberian izin mendirikan
bangunan oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan termasuk
merubah bangunan dan membongkar bangunan.
Dasar Hukum Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Retribusi Perizinan Tertentu dimana Izin Mendirikan Bangunan (IMB) terdapat di
dalamnya.
1. Pengertian Izin Mendirikan
Bangunan(IMB)
Adalah perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten kepada orang pribadi
atau badan untuk mendirikan bangunan sesuai dengan persyaratan administrasi dan
persyaratan teknis yang berlaku.
3.1 Lokasi
Dalam penulisan makalah ini, penulis memilih Retribusi Izin
Mendirikan Bangunan oleh Pemerintah Kabupaten Buton Selatan
3.2 Pelaku
Adapun yang menjadi pelaku dalam Penerimaan Retribusi Izin
Mendirikan Bangunan adalah :
REALISASI
PRESENTASE
NO URAIAN RETRIBUSI TAHUN
(%)
2021
Dinas Kelautan Dan
1 167.290.000 201.55
Perikanan
2 Dinas Kesehatan 1.187.024.000 50.06
3 Rumah Sakit Umum Daerah 1.941.276.500 161.77
4 Dinas Perhubungan 4.615.000 46.15
Badan Penanaman Modal
5 Dan Pelayanan Terpadu Satu 15,107,765 50.36
Pintu
Dinas Pekerjaan Umum Dan
6 - -
Penataan Ruang
Dinas Koperasi, Ukm,
7 Perindustrian Dan 48.185.500 99.87
Perdagangan
Dinas Pariwisata Dan
8 5.190.900 103.82
Ekonomi Kreatif
Jumlah 3.368.689.665 89.90
REALISASI
PRESENTASE
NO URAIAN RETRIBUSI TAHUN
(%)
2022
Badan
30.000.00 15,107,7 31.123.1
5 Penanaman 50.36 103.74
0 65 78
Modal Dan
Pelayanan
Terpadu Satu
Pintu
Dinas
Pekerjaan
6 Umum Dan - - - - -
Penataan
Ruang
Dinas
Perindustrian 48.250.00 48.185.5 89.396.5
7 99.87 689.26
Dan 0 00 00
Perdagangan
Dinas
Pariwisata 10.000.00 5.190.90 3.964.20
8 103.82 39.64
Dan Ekonomi 0 0 0
Kreatif
4.070.16 3.368.68 89.90 89.90
Jumlah
8.510 9.665
1.000.000.000,00
0,00
Dinas Perhubungan
Rumah Sakit Umum
Badan Penanaman
Dinas Kelautan Dan
Dinas Kesehatan
Dinas Pekerjaan
Dinas Perindustrian
Dan Perdagangan
Modal Dan…
Ekonomi Kreatif
Perikanan
Daerah
1 2 3 4 5 6 7 8
PERSEN PERSEN
JENIS TASE TASE
NO RETRIBUSI TARGET 2021 2022 OPTIMA OPTIMAL
DAERAH LISASI ISASI
2021 2022
Badan
Penanaman
Modal Dan 30.000.00 15,107,7 31.123.1
1 50.36 103.74
Pelayanan 0 65 78
Terpadu Satu
Pintu
Persentase Kriteria
Kinerja
Keuangan
Diatas 100% Sangat
Efektif
90% - 100% Efektif
80% - 90% Cukup Efektif
60% - 80% Kurang
Efektif
Kurang dari 60% Tidak Efektif
Berdasarkan kriteria optimalisasai kinerja keuangan untuk retribusi IMB
dengan persentase lebih dari 100 % dianggap sangat efektif. Hanya pada
tahun 2021 nilai persentase 50,36 % dengan kriteria tidak efektif. Ini
dikarenakan masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk membuat
IMB. Apalagi masyarakat yang tinggal di dalam gang dan pinggiran
sungai, mereka menganggap tidak perlunya mengurus IMB. Masyarakat
menganggap pengurusan IMB hanya untuk memperoleh pinjaman di
perbankan. Selama mereka tidak mempunyai keinginan untuk melakukan
pinjaman, perolehan IMB dianggap tidak perlu bagi masyarakat.
1. Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian yang diterapkan di Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Buton Selatan sebagai
berikut :
3. Kegiatan pengendalian
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Buton Selatan telah melaksanakan kegiatan pengendalian secara efektif,
karena dalam kegiatan pengendalian dari DPMPTSP setiap kejadian-
kejadian dan transaksi-transaksi disertai otorisasi oleh pihak yang
berwenang agar tidak terjadinya penyimpangan dari retribusi daerah,
adanya pemisahan tugas yang telah disusun pada job description yang
menjadi acuan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dan
dokumen dan catatan yang memadai. Sehingga hal ini mendukung
jalannya sistem dan prosedur pemungutan retribusi izin mendirikan
daerah yang memadai.
4. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi yang berkualitas dan efektif dapat
mempengaruhi kemampuan pimpian untuk membuat keputusan yang
tepat dan membantu pegawai untuk mampu memahami tugas dan
tanggung jawabnya pada akhirnya mampu memperkuat sistem
pengendalian itu sendiri. Untuk dapat menciptakan komunikasi dan
informasi yang efektif berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2008 dengan
kriteria yaitu mampu menyediakan dan memanfaatkan berbagai sarana
dan komunikasi dan mampu mengelola, mengembangkan dan
memperbaharui sistem informasi secara terus menerus.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Buton Selatan telah menerapkan suatu sistem informasi yang berbasis
komputer dan teritegrasi dengan sistem-sistem lainnya. Adapun
alternative lain dalam proses komunikasi dan penyampaian informasi
dapat diakses pada web resmi DPMPTSP. Adanya web diharapkan
menunjang kinerja pegawai serta menyediakan informasi bagi
masyarakat. Namun pengelolaan situs web dari Dinas ini tidak
dilaksanakan dengan baik. Data yang termuat didalam tidak pernah
diperbaharui. Web yang seharusnya mencerminkan bagaimana kinerja
pegawai dan menjadi penunjang pelaksanaan kegiatan jika digunakan
sebagai media untuk sosialisasi program pemerintah.
5. Pemantauan
Bagi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Buton Selatan pemantauan dilakukan untuk mengoptimalkan
penerimaan daerah. Pemantauan dilaksanakan oleh petugas pengawasan
khusus pada seksi pengkajian dan verifikasi perizinan teknis dan non
teknis, seksi peninjauan perizinan teknis dan non teknis serta seksi
penetapan perizinan teknis dan non teknis, petugas tersebut di berikan
tanggung jawab dalam bentuk melakukan Waskat (Pengawasan Melekat)
dimana pegawai ditunjuk langsung untuk memantau dan mensurvei ke
pemohon- pemohon perizinan atas izin yang diajukan, dengan tujuan
untuk meningkatkan pendapatan daerah dan juga pengendalian internal
retribusi daerah agar supaya dapat mengoptimalkan pendapatan daerah.
Ada juga penegasan yang diberikan agar tidak terjadinya pelanggaran
yang dilakukan pemohon perizinan. Adanya audit eksternal yaitu BPK (
Badan Pemeriksa Keuangan) selaku pihak yang berkewajiban melakukan
pengawasan dan pemeriksaan untuk memantau perkembangan
DPMPTSP Kabupaten Buton Selatan serta memastikan pelaksanaan
aktivitas setiap bagian terutama pemungutan retribusi dilaksanakan sesuai
dengan sistem dan prosedur yang berlaku. Dalam hal ini, Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Buton
Selatan melaksanakan pemantauan dengan cukup baik.
5.1 Kesimpulan
5.2 Rekomendasi
INTERNET
http://www.jdih.kememkeu.go.id/fullText/2007/03-PMK.07-2007Per.HTM
Mahmudi (2009).
JURNAL
https://
jurnal.fordebi.or.id/index.php/home/article/view/114/73
Jurnal :
Agus Dwiyanto, “. P.-1. (2005). “Mengapa
E-BOOK
Buku
Sugiyono. (2008). Metode Penelitan Kualitatif. bandung: alfabeta.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
peraturan pemerintah nomor 115 tahun 2000, bagian bagian daerah dari
PPh