A. Sistem Penerangan setiap 2.000 km. Berkaitan dengan hal ini, pertama-tama perlu
Latihan diperiksa apakah lampu dapat menyala ataukah tidak. Jika lampu
1. Suatu sistem atau rangkaian kelistrikan pada sepeda motor yang tidak menyala, berarti lampu harus segera diganti. Selanjutnya arah
berfungsi sebagai penerang jalan pada saat sedang mengemudi sinar lampu kepala juga perlu untuk disetel tinggi atau rendahnya.
pengemudi dan lainnya untuk ketertiban bersama dan keselamatan Arah sinar lampu kepala yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
pengendara maupun orang lain. pengendara lain dari arah depan silau serta dapat membahayakan
2. Pada saat kunci kontak dihubungkan, namun sakelar lampu sein pengendara lainnya. Sementara itu, jika arah sinar lampu kepala
masih dalam posisi “off”, arus mengalir ke L2 melalui pelat kontak P terlalu pendek akan menyebabkan jarak pandang pengendara
kemudian mengisi kapasitor. Setelah sakelar lampu sein diarahkan sepeda motor terbatas.
ke salah satu lampu, arus kemudian juga mengalir ke L1 terus ke 5. Sakelar lampu kepala ditempatkan pada holder, karena mudah dalam
lampu tanda belok, sehingga lampu menyala. Saat ini L1 menjadi pengoperasiannya.
magnet sesaat setelah kumparan L1 menjadi magnet, pelat kontak Kegiatan
(contact point) P terbuka, sehingga arus yang mengalir ke lampu Hasil kegiatan peserta didik memeriksa sistem penerangan sepeda
kecil karena melewati tahanan R. Pelat kontak tetap dalam kondisi motor pada berbagai putaran mesin untuk mengetahui pada putaran
terbuka selama kumparan L2 masih menjadi magnet yang diberikan berapa regulator mulai meregulasi dan regulator mencapai tegangan
oleh kapasitor sampai muatan dalam kapasitor habis. Setelah muatan tertinggi. Kemudian menyusun hasil kegiatan yang diperoleh dalam
kapasitor habis, kemagnetan pada kumparan hilang dan pelat kontak bentuk laporan sederhana.
akan menutup kembali. Arus yang besar mengalir kembali ke lampu, Adapun contoh format laporan yang dapat digunakan oleh peserta didik
sehingga lampu akan menyala dan juga terjadi pengisian ke dalam sebagai berikut.
kapasitor. Begitu seterusnya proses ini berulang sehingga lampu Laporan Kegiatan Kerja
tanda belok berkedip. I. Judul
3. Lampu kepala, lampu kota, lampu tanda belok (sein), lampu panel, II. Tujuan
dan lampu rem. III. Alat dan bahan
4. a. Baterai, berfungsi untuk menyediakan energi listrik. IV. Langkah kerja
b. Relay, berfungsi untuk menciptakan arus seperti yang dihasilkan V. Data/hasil pengamatan
langsung dari baterai, agar beban kerja baterai berkurang. VI. Analisis dan pembahasan
c. Sakelar pembagi (dimmer switch), berfungsi untuk menyalakan VII. Kesimpulan
lampu jarak jauh dan dekat. VIII. Daftar pustaka
d. Sakelar utama, berfungsi untuk memudahkan penyalaan lampu IX. Lampiran (jika ada)
baik lampu kota, lampu kepala, atau sebaliknya. Uji Kompetensi
e. Sekring (fuse), berfungsi sebagai pengaman apabila terjadi I.
kerusakan jaringan sistem penerangan dan hubungan 1. a 4. e 7. d 10. a 13. e
singkat. 2. d 5. c 8. d 11. a 14. b
f. Lampu depan (headlamp), berfungsi memberikan penerangan 3. e 6. e 9. d 12. c 15. c
untuk bagian depan kendaraan terutama bila berkendara II.
di malam hari dan waktu-waktu tertentu seperti cuaca 1. Switch high lamp
berkabut, hujan lebat, dan situasi lainnya yang memerlukan
Fuse Switch
penerangan.
5. Prinsip kerja lampu halogen adalah gas halogen terlihat diantara
gas-gas lainnya dalam lampu halogen. Secara kimia, gas halogen
Switch low lamp
(butir merah) akan bereaksi dengan uap tungsten (butir hitam)
yang kemudian menghasilkan halida tungsten. Pada saat filamen Baterai
tungsten membara, tungsten akan menguap. Gas halogen mengikat
uap tungsten tadi menjadi tungsten halida. Ketika halida tersebut Rangkaian lampu kepala
menyentuh tungsten filamen yang sedang membara, senyawa 2. Apabila arus lampu kepala diperoleh dari baterai, maka tidak perlu
tersebut kembali terpecah di mana gas halogen kembali terlepas menyalakan mesin untuk menyalakan lampu kepala. Namun, baterai
sementara tungsten kembali melekat pada filamen. Siklus ini berulang menjadi boros karena konsumsi listrik besar.
terus-menerus yang menghasilkan cahaya lampu yang stabil dan 3. Prinsip kerja dari lampu biasa (tungsten) adalah daya listrik membuat
umur lampu yang panjang. filamen membara. Pada saat filamen membara, tungsten akan
B. Perawatan Sistem Penerangan menguap. Tungsten yang menguap, kemudian terkondensasi pada
Latihan dinding kaca yang lebih dingin. Hal ini terjadi terus-menerus selama
1. Tegangan penerangan yang diatur adalah sebesar: 10,5 - 14,5 V pada lampu menyala, sehingga semakin lama kaca lampu akan terlihat
5.000 rpm. menghitam, kemudian hingga suatu saat filamen tungsten akan terus
2. Sistem penerangan sepeda motor terdiri atas lampu kepala (head menipis dan akhirnya putus dan lampu mati.
lamp), lampu kota bagian belakang, serta lampu instrumen/lampu 4. Lampu LED, bohlam, lampu halogen, transistor, kapasitor, relay, dan
panel. sebagainya.
3. Baterai masih dalam batas toleransi (OK). 5. Pengontrol dari rangkaian lampu kota adalah kunci kontak. Arus
4. Perawatan lampu kepala dapat dilakukan dengan memeriksa dan tidak berasal dari baterai melainkan dari alternator, sehingga aliran
menyetel (bila perlu) arah sinar lampu kepala setelah menempuh arusnya adalah dari alternator, regulator, kunci kontak, kemudian
jarak 500 km, 2.000 km, 4.000 km, 8.000 km, dan seterusnya menuju bola lampu kota dan berakhir di massa, sehingga lampu
kota akan menyala.
A. Sistem Pengapian d. Tidak sensitif terhadap air karena komponen sistem pengapian
Latihan dapat dikemas kedap air.
1. Sistem pengapian CDI (Capacitor Discharge Ignition) adalah sebuah 5. Fungsi thyristor switch adalah sebagai sakelar elektronik yang
rangkaian pengapian pada mesin bensin baik pada mobil atau motor bekerja lebih cepat daripada kontak platina (sakelar mekanik)
yang memanfaatkan penyimpanan arus bertegangan tinggi untuk dan kapasitor men-discharge sangat cepat. Karena itu, tegangan
melakukan induksi pada ignition coil. tinggi yang dihasilkan semakin besar karena kumparan pengapian
2. Faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan sistem pengapian, antara sekunder terinduksi dengan cepat, sehingga loncatan bunga api
lain percikan bunga api harus kuat, timing yang pas, dan komponen yang dihasilkan pada busi menjadi lebih kuat.
yang kuat dan tahan dengan kondisi pengapian yang panas. Kegiatan
3. Prinsip kerja pengapian CDI adalah saat kunci kontak berada pada Hasil kegiatan praktik peserta didik untuk mengetahui rangkaian
posisi ON, akan terjadi aliran arus dari baterai CDI unit. Sebelum kelistrikan pada sistem pengapian beserta komponen-komponen
masuk ke CDI unit, arus baterai akan melewati converter. Tujuanya penyusun dan fungsinya. Hasil kegiatan yang diperoleh peserta didik
untuk menaikkan tegangan dari baterai hingga 300 volt. berupa pemeriksaan sistem pengapian yang menggunakan platina
4. Kabel busi berfungsi menghantarkan listrik tegangan tinggi yang sesuai dengan SOP.
dibuat sedemikian rupa agar tidak ada tegangan yang hilang. Uji Kompetensi
5. Tegangan tinggi yang dihasilkan oleh kumparan sekunder koil I.
pengapian setelah melalui rangkaian tegangan tinggi akan 1. a 3. b 5. a 7. e 9. c
dikeluarkan di antara elektrode tengah (elektrode positif) dan 2. e 4. e 6. e 8. d 10. c
II.
elektrode sisi (elektrode negatif) busi berupa percikan bunga api.
1. Hubungan sumber tegangan dengan rangkaian sistem pengapian
Loncatan bunga api terjadi disebabkan adanya perbedaan tegangan
terputus, maka tidak ada arus yang mengalir sehingga motor tidak
di antara kedua kutub elektrode busi (10.000 volt).
dapat dihidupkan.
B. Sistem Pengapian Konvensional 2. Timing pengapian yang tepat adalah saat busi memercik pada waktu
Latihan yang tepat, yaitu sesaat/beberapa derajat sebelum piston mencapai TMA
1. Sistem pengapian konvensional merupakan sistem pengapian yang di akhir langkah kompresi. Hal tersebut diperuntukkan bagi perambatan
masih menggunakan platina dan belum menggunakan transistor. api membakar seluruh campuran bahan bakar, sehingga pada saat
2. Arus dari sumber tegangan (baterai/sistem pengisian) → kunci kontak piston mencapai TMA pada saat itu terjadi ledakan yang paling kuat.
→ kumparan primer koil pengapian → kontak platina → massa. 3. Keduanya terdiri atas beberapa buah kumparan kawat yang berbeda-
Akibatnya, pada kumparan primer koil pengapian terjadi beda jumlah lilitannya sesuai dengan fungsinya masing-masing, dan
kemagnetan. akan menghasilkan arus listrik apabila ada kutub-kutub magnet yang
3. Komponen sistem pengapian konvensional AC yaitu alternator, kunci memengaruhi kumparan tersebut. Kutub ini didapat dari rotor magnet
kontak, kumparan pengapian, kontak platina, nok platina, kondensor, yang ditempatkan pada poros engkol dan biasanya dilengkapi
dan busi. dengan empat atau enam buah magnet permanen dan arus listrik
4. Ketika kunci kontak dihubungkan, maka rangkaian primer pada AC yang dihasilkan dapat berubah-ubah sekitar 50 kali per detik.
sistem pengapian terhubung dengan massa kunci kontak (sebagai 4. Secara umum, perawatan busi dapat dilakukan dengan menyervis
catatan bahwa sistem pengapian konvensional dengan alternator busi secara berkala. Servis yang dilakukan terhadap busi untuk
menggunakan pengendali negatif). Meskipun kendaraan distarter, 4.000 km pertama, yaitu dengan membersihkan dan menyetel
arus listrik yang dihasilkan oleh alternator akan mengalir ke massa celah busi. Standar celah busi antara 0,7-0,8 mm. Jika kondisi busi
melalui kunci kontak dan tidak ada arus listrik yang mengalir ke sudah tidak baik sebaiknya dilakukan penggantian dengan busi yang
rangkaian primer pada koil walaupun kontak platina membuka dan baru.
menutup, sehingga tidak terjadi induksi pada kumparan pengapian 5. Unit DC-CDI berfungsi sebagai sakelar rangkaian primer pengapian,
dan motor tidak dapat dihidupkan. menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang dimanfaatkan
5. Kontak platina membuka, sehingga arus primer dari alternator untuk melakukan pengisian (charge) dan pengosongan (discharge)
yang mengalir ke massa melalui kontak platina terputus. Arus listrik muatan kapasitor.
akan mengalir ke kondensor untuk mengisi sesaat sampai muatan Soal Remidi
kondensor penuh dan menuju ke kumparan primer koil pengapian. 1. Hal yang membedakan pengapian konvensional dengan pengapian
Begitu muatan kondensor penuh, kondensor melepaskan muatannya elektronik adalah penggunaan platina dan transistor.
ke kumparan primer koil sehingga timbul gaya kemagnetan sesaat 2. Kontak platina berfungsi untuk memutuskan arus listrik yang
pada kumparan primer. Hal ini menyebabkan pada kumparan pengapian mengalir melalui kumparan primer dari kumparan pengapian untuk
sekunder akan terjadi induksi tegangan tinggi (10.000 volt) yang menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder
diteruskan ke busi melalui kabel tahanan tinggi (kabel busi). dengan cara induksi elektromagnet.
C. Sistem Pengapian Elektronik 3. Kekurangan sistem pengapian elektronik CDI adalah apabila
D. Prosedur Umum Melaksanakan Perawatan Berkala terjadi kerusakan terhadap salah satu komponen di dalam unit CDI,
E. Pemeriksaan dan Perawatan Sistem Pengapian berakibat seluruh rangkaian CDI tidak dapat bekerja dan harus diganti
Latihan satu unit. Selain itu, biaya penggantian unit CDI relatif lebih mahal.
1. Sistem pengapian elektronik (transistor) adalah sistem pengapian 4. Komponen sistem pengapian konvensional DC, yaitu sumber
yang memanfaatkan komponen transistor sebagai sakelar tegangan (baterai), kunci kontak, kumparan pengapian, kontak
elektronik sebagai pemutus arus primer untuk menghasilkan induksi platina, nok platina, kondensor, dan busi.
elektromagnetik. 5. Busi dingin digunakan untuk mesin yang cenderung memiliki suhu
2. Bagian dari CDI yang berfungsi untuk menentukan waktu pengapian kerja yang sangat panas, sedangkan busi panas digunakan untuk
adalah pembangkit pulsa (pulsar). mesin yang memiliki suhu kerja yang cenderung dingin.
3. Berikut langkah-langkah membersihkan permukaan platina. Soal Pengayaan
a. Bukalah tutup rumah platina, putarlah poros engkol dengan 1. Pada pengapian CDI, peran platina telah digantikan oleh thyristor
kunci yang sesuai sehingga platina pada posisi menutup. sebagai sakelar elektronik dan pulser coil atau pick up coil (koil pulsa
b. Bersihkan platina dengan menggunakan kikir platina. generator) yang dipasang dekat flywheel generator atau rotor alternator
c. Lepaskan kikir pembersih lalu periksa apakah permukaan kontak (kadang-kadang pulser coil menyatu sebagai bagian dari komponen
platina sudah bersih. Jika belum bersihkan ulang dan bersihkan dalam piringan stator, kadang-kadang dipasang secara terpisah).
permukaan platina dengan tiupan udara dari kompresor. 2. Bila suhu elektrode tengah melebihi 800oC, maka akan terjadi
4. Keuntungan mekanik sistem pengapian elektronik sebagai berikut. peningkatan kotoran oksida dan terbakarnya elektrode tersebut.
a. Tidak terdapat gerakan mekanik/gesekan antarkomponen pada 3. Penggantian busi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
SCR, sehingga tidak terjadi keausan komponen. a. Setel jarak renggang busi dengan lidah pengukur.
b. Tidak memerlukan perawatan/penyetelan dalam jangka waktu Catatan: Jangan memasang busi terlalu kencang.
yang pendek seperti pada sistem pengapian konvensional. b. Pasang busi baru, kemudian putar dengan jari-jari terlebih
c. Kerja sistem pengapian elektronik stabil (karena tidak ada dahulu sampai kencang kemudian kencangkan dengan kunci
keausan komponen), sehingga bahan bakar relatif ekonomis busi sebanyak kira-kira setengah putaran.
karena pembakaran lebih sempurna. c. Pasang kembali tutup kepala busi.