Anda di halaman 1dari 2

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM POSYANDU

Pemerintah dan Pemerintahan Daerah dinilai perlu terus mendorong dan


memfasilitasi agar menjadi basis model pengembangan posyandu dalam perspektif
lembaga kemasyarakatan yang mampu menyediakan dan memberikan berbagai
layanan dan pelayanan masyarakat secara terpadu.

"Ini sejalan dengan perkembangan posyandu sebagaimana telah dilakukan hampir


seluruh daerah, melalui pengintegrasian berbagai layanan dan pelayanan yang
disesuaikan berdasarkan situasi, kondisi kebutuhan masyarakat, dan budaya
setempat (kearifan lokal)," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim Anwar Sanusi saat membuka Rapat
Koordinasi Posyandu dan Forum Komunikasi Kader Pemberdayaan Masyarakat, di
Balikpapan, Kamis (9/2/2023).

Posyandu menjadi salah satu lembaga kemasyarakatan yang memiliki potensi untuk
dikembangakan sebagai wadah strategis dalam menyampaikan berbagai program
dan kegiatan. Sebab tujuan dan sasarannya bersentuhan langsung dengan
masyarakat.

Selanjutnya keberadaan desa/kelurahan sebagai lokus pelaksanaan kegiatan


posyandu, harus dapat merespon perkembangan posyandu secara bijak.

Khususnya bagi desa melalui UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, yang
memberikan kewenangan pada desa untuk menyelenggarakan pemerintahannya
sendiri dengan mendayagunakan seluruh potensi yang dimiliki semaksimal mungkin
dalam mempercepat pelaksanaan pembangunan desa.

Kemudian dalam pengewajantahan UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa melalui


Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 pada Pasal 150 beserta penjelasannya,
secara eksplisit menegaskan bahwa lembaga kemasyarakatan dapat mengambil
peran emansipatif dalam proses pembangunan desa.

Sejalan dengan semangat keterbukaan dan penerapan otonomi yang telah


menempatkan kesetaraan proporsi antara masyarakat, pemerintah, dan swasta
sebagai pemangku kepentingan yang berimplikasi terhadap semakin terbukanya
peluang bagi aktivitas-aktivitas sosial untuk terlibat dalam kegiatan pembangunan
berbasis kemasyarakatan melalui lembaga-lembaga dan Kader Kader
Pemberdayaan Masyarakat yang telah terbentuk sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Sementara Ketua Panitia Rosalindawaty mengatakan Rapat Koordinasi Posyandu


dan Workshop Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) merupakan agenda
kegiatan tahunan dalam mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan posyandu dan
Kader Pemberdayaan Masyarakat.
Pelaksanaan Rakor ini mempunyai arti yang penting dan strategis dalam
pengembangan pelaksanaan kegiatan posyandu yang diintegrasikan dengan
berbagai layanan sosial dasar lainnya.

"Selanjutnya Posyandu kedepan akan menjadi pusat wadah pelayanan masyarakat


yang menyediakan berbagai layanan yang sesuai dengan keinginan dan kondisi
posyandu setempat," katanya.

Pelaksanaan Rakor Posyandu dan pelaksaan Workshop Kader Pemberdayaan


Masyarakat bertujuan Meningkatkan peran kader pemberdayaan masyarakat
desa/kelurahan dalam pembangunan desa di Kalimantan Timur Tahun 2023 ini
dengan Tema “Membangun Sinergitas Posyandu Melalui Layanan Sosial Dasar.

Rapat Koordinasi Posyandu dan Workshop Kader Pemberdayaan Masyarakat


(KPM) dikuti peserta sebanyak 85 orang yang terdiri dari unsur Kepala Dinas PMD
kabupaten/kota se Kaltim, Kabid dan PSMAM yang menangani Posyandu, Lurah
dan Kades yang ditunjuk untuk mewakili Kabupaten/Kota, serta Kader
Pemberdayaan Masyarakat yang mewakili setiap Kabupaten/Kota.

Narasumber Rapat Koordinasi Posyandu dan Forum Komunikasi Kader


Pemberdayaan Masyarakat berasal dari Ditjen PMD, Dinkes, DPMPD Prov Kaltim,
Tenaga Ahli, BKKBN, Best Practice, FKKPM (Forum Komunikai Kader
Pemberdayaan Masyarakat), serta DPD LPM Prov.Kaltim.(DPMPD Kaltim/arf)

Anda mungkin juga menyukai