Anda di halaman 1dari 30

Tanggung Jawab

Pemasaran 2
Intan Permana, S.Pd., M.M
Today’s Class

13.1 Cause-related Marketing


13.2 Manfaat dan Biaya Cause-marketing
13.3 Merancang Cause-program
13.1
Cause-related
Marketing
Cause-related Marketing
Cause-related marketing (CRM) adalah kolaborasi yang saling menguntungkan antara
perusahaan dan organisasi nonprofit yang dirancang untuk mempromosikan penjualan
perusahaan dan sebuah isu (biasanya isu sosial).

Istilah cause-related marketing pertama kali dikenalkan oleh American Express pada tahun
1983 dengan membuat kampanye mengumpulkan uang untuk restorasi Patung Liberty.
Restorasi Patung Liberty
Caranya adalah American Express akan menyumbangkan satu sen untuk restorasi patung
liberty setiap kali seseorang menggunakan kartu kreditnya.

Hasilnya, dana terkumpul lebih dari $1,7 juta dan penggunaan kartu American Express
naik 27%.

Satu studi menemukan bahwa lebih dari 9 dari 10 konsumen cenderung beralih merek ke
merek yang terkait dengan tujuan yang baik, dengan asumsi kualitas sebanding dengan
harga yang dibayarkan.
Cause-related Marketing
Singkatnya cause–related marketing adalah sebuah metode pemasaran yang memiliki ciri
khas penyelarasan bisnis dengan sebuah isu (biasanya isu sosial).

Gagasan di balik penggunaan strategi cause marketing adalah berkolaborasi dengan tujuan
amal, dimana hal ini akan membantu sebuah bisnis tampak lebih sadar dan bertanggung
jawab secara sosial.

Jika dijalankan dengan benar, cause-related marketing ini akan membantu banyak pihak.

Namun, tidak jarang strategi cause-related marketing mendapat kritik karena bisnis hanya
peduli untuk memperbaiki citranya.
Contoh
Salah satu contoh Kegiatan perusahaan yang melakukan Cause Related Marketing di masa
Pandemi COVID-19 adalah Unilver yang mengajak masyarakat untuk membeli Pepsodent Edisi
Spesial Merah Putih.

Unilver mengajak masyarakat untuk mempromosikan program CRM tersebut dengan


memposting foto dan memberi hastag #MerdekaSenyumKeluargaIndonesia dalam rangka
menyambut Kemerdekaan Indonesia yang ke-75.

Perusahaan Unilever mendonasikan 2,5% laba penjualan pepsodent edisi khusus Merah Putih
ini untuk mendukung Kesehatan dan kesejahteraan para pemulung dan keluarganya.

Kampanye ini dilakukan berdasarkan data dari Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) dimana
penghasilan 4 juta pemulung berkurang drastis akibat pandemi COVID-19 karena menurunnya
harga jual sampah.
13.2

Manfaat dan Biaya


Cause-related Marketing
Manfaat Cause-related Marketing
Program cause-related marketing yang berhasil dapat meningkatkan

● Kesejahteraan sosial ● Menciptakan cadangan niat baik

● Menciptakan pemosisian merek yang ● Meningkatkan moral internal dan


berbeda karyawan

● Membangun ikatan konsumen yang ● Mendorong penjualan


kuat
● Meningkatkan nilai pasar perusahaan.
● Meningkatkan citra publik perusahaan
Manfaat Cause-related Marketing
Konsumen dapat mengembangkan ikatan yang kuat dan unik dengan perusahaan yang
melampaui transaksi pasar normal.

Secara khusus, dari sudut pandang branding, cause marketing dapat

1) Membangun kesadaran merek


2) Meningkatkan citra merek
3) Membangun kredibilitas merek
4) Membangkitkan perasaan merek
5) Menciptakan rasa komunitas merek
6) Memunculkan keterlibatan merek
Membangun Kampanye Cause-related
Marketing yang Sukses
Kampanye yang sukses dapat membawa banyak manfaat, mulai dari menghasilkan prospek
baru, menciptakan loyalitas dan kepercayaan pelanggan, membantu bisnis dan mitra non-
profit.

Namun, penting untuk membuat rencana pemasaran strategis sebelum meluncurkan


kampanye untuk memastikan bahwa kedua belah pihak akan mendapatkan hasil maksimal
dari kolaborasi tersebut.
1) Identifikasi penyebab (cause)
Kampanye pemasaran harus mencerminkan nilai-nilai perusahaan dan pelanggan.

Kampanye akan terlihat lebih asli jika penyebabnya (atau isunya) terkait dengan merek.

Mengetahui audiens dan membangun kampanye berdasarkan nilai-nilai mereka tidak


hanya akan membantu organisasi non-profit, tetapi juga akan meningkatkan loyalitas
terhadap merek.
2) Tentukan kontribusi perusahaan
Kontribusi moneter bukan satu-satunya cara perusahaan dapat membantu suatu tujuan.

Seringkali uang tidak cukup untuk meyakinkan konsumen, dan hadiah uang bisa tampak
tidak jujur atau bahkan malas.

Selain itu, banyak usaha kecil mungkin tidak memiliki anggaran dalam jumlah besar.

Perusahaan dapat menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar uang. Berikut adalah
beberapa kontribusi lain yang dapat diberikan:
● Layanan video untuk acara amal ● Ide kampanye iklan

● Kampanye surat langsung ● Copywriting untuk media cetak dan

● Kampanye pemasaran email media sosial

● Perencanaan acara ● Sumbangan produk dan layanan

● Fotografi untuk media sosial ● Kelompok sukarelawan dari perusahaan


3) Libatkan audiens
Audiens dapat menjadi kekuatan pendorong dalam kampanye pemasaran.

Dengan menggunakan media sosial atau membuat arahan khusus, perusahaan dapat
memotivasi audiens untuk berpartisipasi dalam banyak cara.

● Menyumbang untuk amal


● Membagikan postingan di media sosial
● Berinteraksi dengan mitra non-profit
● Berpartisipasi dalam suatu acara
4) Lakukan promosi bersama dengan organisasi non-profit
Kampanye akan mendapatkan lebih banyak daya tarik jika perusahaan dan mitra
mempromosikannya secara bersama-sama.

● Tag satu sama lain di posting media sosial.


● Umumkan afiliasi perusahaan.
● Kirim siaran pers bersama ke outlet berita.
● Tulis postingan blog tentang pengalaman tersebut.
● Gunakan logo satu sama lain dalam kampanye pemasaran.
13.3

Merancang
Cause-program
Rancangan Cause-related Marketing
Perusahaan harus membuat sejumlah keputusan dalam merancang dan
mengimplementasikan program cause-marketing, seperti berapa banyak dan penyebab
mana yang harus dipilih.

Beberapa ahli percaya bahwa dampak positif dari pemasaran terkait penyebab akan
terdilusi jika sebuah perusahaan hanya sesekali terlibat dalam sejumlah penyebab.

Banyak perusahaan berfokus pada satu atau beberapa penyebab utama untuk
menyederhanakan eksekusi dan memaksimalkan dampak.
10 Tips untuk Cause Branding
Cone, agen komunikasi strategis berbasis di Boston yang berspesialisasi dalam cause branding
dan tanggung jawab perusahaan, menawarkan tip berikut untuk mengembangkan program yang
autentik dan substantif:

1. Pilih area fokus yang selaras dengan misi, sasaran, dan organisasi Anda.

2. Evaluasi “keinginan” dan sumber daya kelembagaan Anda. Jika Anda dan karyawan Anda
tidak percaya atau berinvestasi pada tujuan organisasi Anda, maka audiens Anda juga tidak.

3. Analisis posisi penyebab pesaing Anda. Ada beberapa ruang terbuka lebar yang dapat
membantu Anda menemukan kebutuhan masyarakat atau elemen yang belum
dimanfaatkan yang dapat Anda kembangkan.
10 Tips untuk Cause Branding
4. Pilih mitra Anda dengan hati-hati. Cari mitra yang memiliki kesamaan dalam nilai, misi, dan
kemauan. Uraikan peran dan tanggung jawab masing-masing dengan hati-hati dan sejelas
mungkin.

5. Jangan remehkan nama program Anda—ini adalah kunci identitas kampanye Anda.
Kembangkan beberapa kata yang mengatakan dengan tepat apa yang Anda lakukan dan
ciptakan identitas visual yang sederhana namun mudah diingat.

6. Untuk membuat program yang berkelanjutan dan efektif, mulailah dengan


mengembangkan tim strategi lintas fungsi. Sertakan perwakilan dari kantor CEO, urusan
publik, sumber daya manusia, pemasaran, hubungan masyarakat, penelitian, manajemen
program dan sukarelawan.
10 Tips untuk Cause Branding
7. Manfaatkan aset Anda dan aset mitra Anda untuk menghidupkan program. Aset dapat mencakup
sukarelawan, donasi tunai dan barang, sumber daya mitra, dan dukungan pemasaran/iklan. Dan, ingat,
emosi adalah salah satu aset terbesar Anda. Ini dapat membantu Anda terhubung dengan audiens.

8. Berkomunikasi melalui setiap saluran yang memungkinkan. Ciptakan kata-kata dan visual yang memikat
karena gambar yang menggugah dapat menembus hati. Kemudian bawa pesan Anda di luar outlet media
tradisional dan jadilah multidimensi!

9. Go lokal. Libatkan warga/sukarelawan pada kegiatan langsung di acara lokal, sehingga akan menyebabkan
promosi di kalangan lokal.

10. Berinovasi. Para pemimpin penyebab sejati terus-menerus mengembangkan program mereka untuk
menambah energi, peluang keterlibatan baru, dan konten agar tetap relevan dan membangun
keberlanjutan.
Contoh
Cause-related Marketing
Danone Aqua meluncurkan program “Satu untuk Sepuluh” (SUS) pada tahun 2007 yang
mempromosikan hidup sehat dengan menyediakan akses air bersih dan pendidikan kesehatan.
Program lanjutan ini digelar di beberapa desa, di empat kecamatan di Provinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT).
Qubtan adalah merek pakaian lokal Palestina dimana sebagian dari penjualan digunakan
untuk mendukung dan menjaga warisan Palestina.
Dompet Dhuafa melakukan kolaborasi
bersama Blanja.com untuk membuat
kampanye “Belanja untuk Negeri”.

Kolaborasi berlangsung selama Ramadhan


tahun 2016.

Tujuan: mengajak masyarakat yang melek


akan teknologi untuk berdonasi
menggunakan layanan e-commerce.

Penghimpunan dana hasil donasi ini


nantinya digunakan untuk membantu biaya
pendidikan anak-anak di Indonesia.
Belanja Sambil Berdonasi untuk Korban Gempa Palu (2018)
Bad Example of
Cause-related Marketing
Mastercard menjalankan kampanye
sebagai bagian dari Piala Dunia FIFA
2018.

Merek mengusulkan untuk


menyumbangkan 10.000 makanan
untuk kelaparan di negara berkembang
untuk setiap gol yang dicetak oleh
Messi atau Neymar Jr di turnamen
tersebut.

Hal ini menyebabkan protes sosial, menunjukkan bahwa perusahaan multi-miliar dolar
seperti mastercard harusnya menyumbangkan makanan terlepas dari skor pemain mana.
Kesalahan dalam cause-related marketing dapat terjadi ketika strategi pemasaran yang
digunakan tidak efektif.

Jika perusahaan besar melakukan kesalahan, mereka masih bisa memperbaiki diri karena
reputasi sudah baik, merek sudah dikenal banyak orang, konsumer tetap (langganan) sudah
banyak, uang kas perusahaan banyak, dll.

Tapi jika perusahaan atau bisnis kecil yang membuat kesalahan, akan sangat sulit untuk
memperbaikinya karena kehilangan respect dari pelanggan atau calon pelanggan sangat
berpengaruh.

Oleh karena itu, jika ingin menggunakan cause-related marketing, strategi harus direncanakan
sebaik mungkin.

Jangan sampai blunder.

Anda mungkin juga menyukai