Anda di halaman 1dari 9

”Brain Gym And Me”, Oleh. Paul E.

Dennison
Terj. Bakdi Soemanto
Judul Buku : “Brain Gym dan Aku”
Editor : A. Ariobimo Nusantara

1. Anak-Anak Tahu Apa Yang Perlu Mereka Pelajari


Holt memaparkan anak-anak dalam situasi alami dimana rasa ingin tahu
mereka mempunyai tali kekang yang bebas. Anak-anak seperti itu tidak memiliki
konsep kegagalan orang dewasa, karena mereka secara naluriah tahu bahwa
sebenarnya “kesalahan” adalah batu loncatan ke kemungkinan yang baru dan
tidak memiliki makna diluar konteks belajar. (John Holt, How Children Learn.
New York: Delacorte Press, 1995. Dalam ”Brain Gym And Me”, Paul E.
Dennison, Canada, Paul E. Dennison, 2006, Halaman 224)
.

2. Gangguan Belajar
“Hai. Namaku Hunter. Orang bilang aku ADD—dan kadang-kadang,
ketika aku bergoyang-goyang dan tidak duduk dengan benar dikursiku disekolah,
mereka bilang aku juga punya AH/DH (kurang perhatian dan hyperaktif)”.
(Hunter, Hunting The Myth Of The Hunter In AH/DH: An Educational
Kinesiology Perspective, San Francisco: Marilyn Bouchard Lugaro, 2004, Dalam
”Brain Gym And Me”, Paul E. Dennison, Canada, Paul E. Dennison, 2006,
Halaman 246).

3. Nilai Drama dan Musik


Drama dan pementasan musik harusnya menjadi bagian integral dari
kurikulum. Musik, ritme, dan lagu mengintegrasi otak; kita menyanyikan melodi
dengan hemisfer kanan dan menjaga ritme dengan hemisfer kiri. (”Brain Gym And
Me”, Paul E. Dennison, Canada, Paul E. Dennison, 2006, Halaman 250).

4. Beberapa Ide Praktis Untuk Penggunaan Brain Gym Di Kelas


Ribuan guru di Amerika Serikat dan diseluruh dunia telah menggabungkan
suatu bentuk Brain Gym ke dalam kelas mereka.
Sarana-sarana tentang caranya membawa Brain Gym kedalam kelas ini
didasarkan pada pengalaman yang luas, dan sudah terbukti berjalan dengan baik.
(”Brain Gym And Me”, Paul E. Dennison, Canada, Paul E. Dennison, 2006,
Halaman 251).

5. Pengajaran Ritmis
Menurut Brewer dan Campbell, "Metode yang dipakai dalam pengajaran
ritmis mempertinggi banyak aspek belajar. Perubahan dalam irama dan intonasi
suara kita mengubah kemampuan dalam berkonsentrasi dan mendengarkan.
Pengulangan informasi secara ritmis memungkinkan informasi dilatih secara
berulang-ulang, yang akan meningkatkan kemampuan memori. Siklus di dalam
presentasi kita menciptakan suasana seperti naik kereta api yang ritmis. Persiapan
sistem tubuh-pikiran menciptakan keadaan relaksasi yang siaga, dan perubahan
langkah yang periodik dalam metode pengajaran mempertahankan tingkat
perhatian yang optimal. Menggunakan isyarat waktu sepanjang hari dapat
membantu kita memelihara arus yang sinkronis dengan orang lain. Semua teknik
pengajaran ritmis ini bercampur bersama dan menciptakan tarian pendidikan yang
sinkronis". (Brewel, Chris, dan Don G. Campbell, Brewer, Chris, dan Don G.
Campbell, Rhythms of Learning: Creative Tools for Developing Lifelong Skills.
Tucson: Zephyr Press, 1991. (”Brain Gym And Me”, Paul E. Dennison, Canada,
Paul E. Dennison, 2006, Halaman 230).

6. Bermain dan Memori


Saya beruntung sekali dapat bekerja dengan spesialis permainan O. Fred
Donaldson, yang risetnya tentang bermain dengan anak anak dan binatang liar
mendapat pengakuan internasional. Fred adalah pengarang buku Playing by Heart
yang masuk nominasi hadiah Pulitzer, dan sudah menulis lebih dari tiga puluh
artikel tentang apa yang ia beri istilah permainan asli. Ia menggambarkan
permainan sebagai "menjadi milik dan menyentuh dunia yang berhubungan
dengan kita." Kata Fred selanjutnya, "Permainan yang asli merupakan praktik
kebaikan hati, yang menembus semua hubungan yang dimiliki oleh seseorang.
Permainan yang asli memperkuat perasaan yang selalu diperbarui tentang pesona
dan keterlibatan dengan dunia”. (Freed, Jeffrey, dan Laurie Parsons. Right-
Brained Children in a Left Brained World: Unlocking the Potential of Your ADD
Child. New York: Simon & Schuster, 1998). Dalam (”Brain Gym And Me”, Paul
E. Dennison, Canada, Paul E. Dennison, 2006, Halaman 207).

7. Hubungan Yang Tidak Kasat Mata


Stress dan kompetisi itu menular karena koherensi otak dan jantung antar
orang disampaikan melalui hubungan yang tidak kasat mata.
Wayne Muller dalam buku kecilnya yang indah, The Sabbath: Finding
Rest, Renewal and Delight in our Busy Lives-tentang me nyisihkan sehari dalam
seminggu untuk beristirahat dan merayakan hidup menekankan bahwa kita tidak
bisa meng ambil keputusan yang baik kalau kita terlalu letih. Karya Muller
mengilhami saya untuk berjalan-jalan di kebun selama lima menit sehari dan
sekadar memerhatikan apa yang saya lihat di sana, dan saya sering mengundang
murid-murid yang menghadiri lokakarya saya untuk melakukan hal yang sama.
(Muller, Wayne. Sabbath: Restoring the Sacred Rhythms of Rest. New York:
Bantam Books, 1999). Dalam (”Brain Gym And Me”, Paul E. Dennison, Canada,
Paul E. Dennison, 2006, Halaman 191).
8. Ilmu Jantung
Jantung terlihat berinteraksi dengan seluruh system tubuh dalam banyak
cara. HeartMath Institute, didirikan oleh Doc. Childre, sudah lebih dari 30 tahun
mengadakan riset tentang kekuatan jantung, dilengkapi dengan para kardiologi
yang bekerjasama dengan para ahli fisika. Dalam buku mereka yang berjudul The
Heartmath Solution: How To Unlock The Hidden Intelegence Of Your Heart.
(Childre, Doc, dan Howard Martin bersama Donna Beech. The HeartMath
Solution. San Francisco: HarperCollins, 1999). Dalam (”Brain Gym And Me”,
Paul E. Dennison, Canada, Paul E. Dennison, 2006, Halaman 181).

9. “Sudah Kuduga Aku Bisa, Sudah Kuduga Aku Bisa”


Hidup adalah sebuah proses berkelanjutan dari perseneling rendah ke
perseneling tinggi.
Inilah tahap dimana kita memanjat gunung dengan hati-hati sampai gunung itu
terbentuk dalam tubuh. Ketika mencapai puncak perseneling tinggi, kita
menikmati pengalaman “sudah kuduga aku bisa, sudah kuduga aku bisa”. Dari
The Little Engine That Could. (”Brain Gym And Me”, Paul E. Dennison, Canada,
Paul E. Dennison, 2006, Halaman 266).

10. Kehidupan Yang Melimpah


Ketika saya mengikuti pelatihan guru Touch for helath, saya diminta
menulis surat kepada diri sendiri, yang berisi sasaran-sasaran saya untuk tahun
mendatang. Didalam surat itu saya menyatakan bahwa saya mau menulis buku
tentang pekerjaan saya (yang waktu itu saya sebut Edu-Kinesthetics). Surat itu
disegel dan disimpan selama setahun. Ketika akhirnya surat itu saya buka
kembali, saya terpanah, karena menyadari bahwa pada tahun itu saya telah
memenuhi janji saya buat diri saya sendiri. Dalam (”Brain Gym And Me”, Paul E.
Dennison, Canada, Paul E. Dennison, 2006, Halaman 289).

11. Proses Belajar Yang Alami Diruangan Kelas


Masalah-masalah dalam belajar bukanlah penyakit. Masalah-masalah
tersebut adalah “kabel-kabel yang menyilang” didalam jaringan kerja komunikasi
yang menghubungkan seorang anak dengan dunianya. Dikutip dari (“Switching
On: The Whole-Brain Answer to Dyslexia”, Paul E. Dennison, Ventura, Calif.:
Edu-Kinesthetics, Inc., 1981). Dalam (”Brain Gym And Me”, Paul E. Dennison,
Canada, Paul E. Dennison, 2006, Halaman 218).

12. Akses Fisik Ke Fungsi Otak


Lateralitas, Selama ribuan tahun kita, manusia, telah mengembangkan suatu
keterampilan yang menakjubkan kemampuan untuk memfokus kan perhatian kita
dan memusatkan tubuh kita di dalam ruang sebagai basis yang stabil untuk
berpikir, sambil menggunakan kedua tangan dan kedua mata kita di bidang tengah
karena kita juga mengoordinasikan kedua saluran pendengaran kita. Lateralitas
adalah gerakan kanan-ke-kiri dan kiri-ke-kanan kita dan kemampuan untuk
menyeberangi garis tengah vertikal tubuh dengan tenang dan nyaman.
Ketikhemisfer kanan dan kiri be kerja bersama-sama, kita memiliki kemampuan
untuk ber komunikasi dan menggunakan peralatan untuk merekam pikiran atau
rancangan kita melalui tulisan atau gambar dan mengeksplorasi pikiran atau
gambar orang lain melalui bacaan.

Bidang tengah lateral kita adalah tempat di mana bidang kinestetik,


pendengaran, penglihatan kanan dan kiri tumpang tindih, sehingga kita dapat
menggunakan gerakan kontralateral dan bilateral serta membawa bersama-sama
gambar dan bahasa untuk mendengarkan, berpikir, dan berbicara. Ketika bertemu,
bidang visual kanan dan kiri kita memberi kita keindahan dan kesegeraan dari
kedalaman persepsi dan dunia visual; ketika bidang pendengaran kanan dan kiri
kita bertemu, kita menerima komunikasi linguistik dan semua informasi bunyi
yang kaya; dan ketika kedua tangan kita terkoordinasi di bidang tengah, kita dapat
menyentuh, berkreasi dengan alat-alat, dan berinteraksi didalam lingkungan kita.
Dalam (”Brain Gym And Me”, Paul E. Dennison, Canada, Paul E. Dennison,
2006, Halaman 112)
.

13. Kita Belajar Dengan Memperhatikan


Inti ketidaktahuan tampaknya adalah kegagalan dalam memperhatikan dan
kemudian gagal untuk memperhatikan bahwa kita telah gagal dalam
memperhatikan. Dikutip dari (“Commonweal Journal” Sidney Callahan). Dalam
(”Brain Gym And Me”, Paul E. Dennison, Canada, Paul E. Dennison, 2006,
Halaman 60).

14. Fokus
Dimensi pemfokusan memberikan kita inteligensi perhatian. Sebagai manusia,
kita sudah berkembang dengan kemampuan unik untuk merencanakan, memenuhi
tujuan, memiliki niat dan menemukan makna dalam hidup. Otak mengatur dirinya
sendiri untuk mengfokuskan perhatian kita agar tampil secara terarah dan
efisiensi. Dimensi pemfokusan tergantung pada hubungan timbale balik lobus
frontal, tempat visi dari niat akhir kita menetap tanpa dibebani rasa takut, dan
batang otak. Dalam (”Brain Gym And Me”, Paul E. Dennison, Canada, Paul E.
Dennison, 2006, Halaman 137).

15. Belajar Hanya Untuk Kesenangan


Didasari oleh keadaan fisik dan pikiran yang sehat, ditemani oleh kegembiraan
dan perasaan, memperhatikan pemahaman yang tajam, memuaskan melalui
keindahan, berharga dan langkah, memperjelas, bagus sekali, banyak akal, unggul,
tanpa cacat, menghasilkan, esoteris, terampil, bersemangat, lembut, sarinya,
ekstasi, melampaui kepedihan, ya yang setulusnya. “Paul dan Gail Dennison”.
Dalam (”Brain Gym And Me”, Paul E. Dennison, Canada, Paul E. Dennison,
2006, Halaman 24).

16. Orang-Orangan Sawah : Cara Kita Berkomunikasi


Kalau sisi kanan dan kiri otak dan tubuh selebihnya bekerja bersama-sama,
maka komunikasi entah secara lisan atau tertulis menjadi lebih jelas dan
bersemangat. Dalam keterampilan kerja kami Gail dan Saya menyebutkan
interaksi kanan dan kiri sebagai dimensi lateralitas. Dikutip dalam (”Brain Gym
And Me”, Paul E. Dennison, Canada, Paul E. Dennison, 2006, Halaman 98).

17. Kerjasama Pikiran, Jantung, Dan Tubuh


Pikiran, hati, dan tubuh harus bekerjasama dengan cara seperti itu, dengan
nalar, focus, dan perasaan, jika kita mau mengatasi hambatan-hambatan hidup
yang menghadang. Dikutip dalam (”Brain Gym And Me”, Paul E. Dennison,
Canada, Paul E. Dennison, 2006, Halaman 104).

18. Memanggil Kekuatan Pribadi


Hidup meminta kita untuk menghadapi ketakutan kita yang paling gelap.
Setelah melakukannya, kita akan menemukan bahwa rasa takut ini tidak
mempunyai kekuatannya sendiri; ia telah merampas kekuatan yang sebelumnya
adalah milik kita. Dikutip dalam (”Brain Gym And Me”, Paul E. Dennison,
Canada, Paul E. Dennison, 2006, Halaman 108).

19. Pembaruan Pola Lateralitas Menurut Dennison


Pembaruan pola Lateritas menurut Dennison dapat memberi banyak manfaat
pada kehidupan seseorang. Ketika reaksi pertama system saraf kita lari dari stress,
kita masuk kedalam regresi pertahanan hidup yang dikenal sebagai keadaan
pemprosesan parallel atau homolateral. Dikutip dalam (”Brain Gym And Me”,
Paul E. Dennison, Canada, Paul E. Dennison, 2006, Halaman 117).

20. Pelaksanaan DLR


Ketika kita sedang stress, mata kita bergerak secara lateral, mencari-cari
bahaya dipinggiran. Jika ada yang meminta kita untuk membaca sedang dalam
keadaan tertekan, kita hanya menggunakan mata kita yang tidak dominan, karena
fungsi primer manusia adalah bertahan hidup. Mata dominan kita mulai mencari-
cari bahaya, yang membuat focus mata tengah atau kerjasama mata menjadi
mustahil. Dengan begitu, kita kehilangan ketenangan membaca dan pemahaman.
Dikutip dalam (”Brain Gym And Me”, Paul E. Dennison, Canada, Paul E.
Dennison, 2006, Halaman 120).

21. Perbedaan Daerah Otak Yang Valid


Menurut saya ada perbedaan yang berguna antara otak kanan dan otak kiri
yang dapat menyelesaikan hampir semua spekulasi yang sudah ada sebelumnya.
Otak kanan, yang lebih berhubungan dengan pengalaman sensoris, terbuka pada
pengetahuan dan pengalaman baru, dengan memproses kebaruan dengan suatu
cara yang imajinatif, kinestetik, dan spontan, sedangkan otak kiri, yang lebih
terlibat dalam penampilan, menyandi informasi baru sebagai satu cetak biru untuk
digunakan dimasa yang akan datang, langkah demi langkah namun tepat waktu,
logis, dan linear. Dikutip dalam (”Brain Gym And Me”, Paul E. Dennison,
Canada, Paul E. Dennison, 2006, Halaman 125).

22. Kesatuan, Bukan Kesamaan


Pola-pola dominansi otak mempunyai perbedaan-perbedaan individual: ada
orang yang mengutamakan tangan kanan dan mata kiri, ada orang yang
mengutamakan tangan kanan dan mata kanan, dan seterusnya. Versi tepat dari
sisi kuat seseorang menunjukkan pola dominasinya. Dikutip dalam (”Brain Gym
And Me”, Paul E. Dennison, Canada, Paul E. Dennison, 2006, Halaman 126).

23. Cara Menetapkan Profil Dominansi Otak Anda Sendiri


Dominasi mata: fokuskan penglihatan pada satu benda dikejauhan, sambil
memandang melalui lubang diantara kedua tangan yang ditakukan dan ditahan
sepanjang lengan. Secara bergantian, tutup satu mata dan kemudian mata yang
satunya lagi mata mana yang memfokuskan lewat lubang itu?.
Dominasi telinga: angkat telfon dan dengarkan nada panggilan. Telinga mana
yang anda pakai untuk mendengarkan?.
Dominasi tangan: tangan mana yang anda pakai menulis?
Dominasi kaki: berdirilah dengan kedua kaki dan biarkan diri anda mulai jatuh
kedepan. Kaki mana yang melangkah maju untuk mencegah anda jatuh?.
Dominasi hemisferis: setiap orang memiliki satu hemisferis yang memimpin, yang
lain mengikuti. Tanyalah pada diri anda sendiri; ketika aku sedang stress, perlukah
aku mengatakan tentangnya dan membayangkannya sebelum aku bersedia
melakukan tindakan?. Jika iya, ini berarti kemungkinan besar anda dominan
hemisferis kiri. Jika anda cenderung bertindak spontan, mungkin anda lebih
dominan otak kanan dalam orientasi anda terhadap kehidupan. Dikutip dalam
(”Brain Gym And Me”, Paul E. Dennison, Canada, Paul E. Dennison, 2006,
Halaman 130).
24. Memori Jangka Pendek
Memori jangka pendek kita adalah memori sadar atau memori “bekerja” kita,
yang melibatkan perasaan kita, menghubungkan kita dengan masa lalu; akal sehat
kita, yang menghubungkan kita dengan saat sekarang; dan pikiran kita, yang
membantu kita merencanakan masa depan yang diharapkan. Dikutip dalam
(”Brain Gym And Me”, Paul E. Dennison, Canada, Paul E. Dennison, 2006,
Halaman 203).

25. Brain Gym Disekolah


Awalnya saya mendesain program Brain Gym sebagai serangkaian gerak
untuk dipakai disekolah, dan ternyata berhasil. Sebagian dari daya tariknya adalah
bahwa ini dapat memunculkan perbaikan yang menakjubkan disebuah wilayah
presentasi akademik, dan tidak bertentangan dengan metodologi disekolah yang
sudah mapan itu. Dikutip dalam (”Brain Gym And Me”, Paul E. Dennison,
Canada, Paul E. Dennison, 2006, Halaman 232).

26. Pengetahuan Tentang Kode


Program keterampilan yang diterapkan oleh guru yang peka terhadap asumsi
diatas dapat menjadi alat yang sangat berharga. Program keterampilan tersebut
dapat membantu pekerjaan guru bersama anak. Dikutip dalam (”Brain Gym And
Me”, Paul E. Dennison, Canada, Paul E. Dennison, 2006, Halaman 233).

27. Pendidikan Bagi Makhluk Yang Utuh


Kecepatan, simulasi, dan realitas yang sesungguhnya telah menggantikan
dunia alami masa lalu, ketika orang melewatkan waktu dengan menyanyi, menari,
dan saling membantu dalam kehidupan. Waktu itu kehidupan terjadi dalam dunia
interaksi yang gembira dan pengalaman asli yang konkret. Saya ingin tahu
bagaimana kita sampai bisa menganggap ruangan sekolah sebagai ban berjalan
tempat kita mengambil produk ”yang sudah jadi” pada hari wisuda. Dikutip dalam
(”Brain Gym And Me”, Paul E. Dennison, Canada, Paul E. Dennison, 2006,
Halaman 237).

28. Bagaimana Tujuan Mendatangkan Kelimpahan


Apakah anda bekerja demi uang? Jika anda menjawab “ya” mungkin sejauh
ini anda tidak mendapatkan pelajaran paling penting tentang kehidupan yang
melimpah. Anda dapat bekerja demi uang dan mungkin anda bahkan mendapat
uang dengan cara ini. Dikutip dalam (”Brain Gym And Me”, Paul E. Dennison,
Canada, Paul E. Dennison, 2006, Halaman 291).
29. Dominasi Campuran
Dominansi campuran terjadi ketika mata, telinga, tangan, dan kaki yang
dominan tidak berada di sisi yang sama. Lebih dari 50 persen populasi yang
mengalami cacat belajar adalah dominans campuran, karena pola ini mengundang
kebingungan dan kekacauan, terutama dalam keadaan pemrosesan paralel.
Masalahnya akan menjadi akut ketika seorang anak dominan mata kiri dan
tangan kanan. Kompensasi (dari sudut pandang murid ini) untuk proses tidak
alami dalam membaca dari kiri ke kanan adalah menutup mata dominan dengan
tujuan membimbing dengan mata kanan. Memori visual dan keterampilan gestalt
lainnya kemudian akan bisa dipakai secara minimal. . Dikutip dalam (”Brain
Gym And Me”, Paul E. Dennison, Canada, Paul E. Dennison, 2006, Halaman
133).

30. Respons Terhadap Stress Negatif


Hampir semua orang yang datang ke kantor saya, bahkan anak kecil,
berbicara tentang stres, cemas, atau takut. Dalam dunia modern di mana orang
berpikir dan bergegas, stres negatif sudah menjadi masalah kronis. Karena ini
membuat kita mundur keadaan otak yang lebih primitif, stres semacam itu akan
membuat mayarakat kita juga mundur. Dikutip dalam (”Brain Gym And Me”,
Paul E. Dennison, Canada, Paul E. Dennison, 2006, Halaman 155).

31. Menyaksikan Struktur Otak Lewat Cerita Dan Musik


Sisten utama dalam otak meliputi satu korteks serebral kanan
dan kiri, satu otak tengah juga dikenal sebagai sistem limbik), dan sahabatang
otak Seperti kita lihat di Bab Tiga, bagian depan kortek itu dikenal sebagai
konteks prefrontal atau lobus frontal-bagian dari korteks yang memberi kita
kemampuan untuk memerhati kan, bergerak dengan cara-cara yang baru,
mengambil keputusan dan, yang paling penting menjadi sadar diri. Dikutip dalam
(”Brain Gym And Me”, Paul E. Dennison, Canada, Paul E. Dennison, 2006,
Halaman 150).

32. Hubungan-Hubungan Yang Penuh Semangat


Ku Kan Mengecewakanmu Kumau kau tahu ku kan mengecewakamu,
kubuat kau bingung akan keberanian aksi, kumau kau tahu bahwa aku akan
meninggalkanmi entah dalam kematian atau dalam debu jalanku kumau kau tahu
bahwa aku tak bisa membetulkanma atau menyelesaikan teka-teki hidupmu tapi
jangan kau berani mencoretku, saudara, saudari, ayah, bu, kekasih karena aku
pelacak yang memburu jiwa. Menuntut kembali semua galih yang hilang di tepi
jalan untuk menyala sekali lagi dalam api sang suci. Jeffrey Scharetg, ©2002
dalam (”Brain Gym And Me”, Paul E. Dennison, Canada, Paul E. Dennison, 2006,
Halaman 297).

Anda mungkin juga menyukai