Anda di halaman 1dari 2

*5 Januari 2019. Sabtu. Carolus Houben, Yohanes Neuman. 1Yoh. 3:11-21; Mzm. 100:2,3,4,5; Yoh.

1:43-
51*

1. *Ikutlah Aku!* Yesus kembali ke Galilea. Di pesisir Danau Galilea, di Betsaida, Ia bertemu Filipus, dan
memanggilnya (Yoh 1:43), _“Ikutlah Aku!”_, _Sequere me_. PanggilanNya selalu bertujuan sama :
mengikuti Yesus. Menanggapi ajakan Yesus, Filipus tinggal bersamaNya. Ia mulai mengenal pribadi
Yesus dan mengimaniNya. Baginya, Yesus adalah _“Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan
oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret”_ (Yoh 1:45).

Perlu dicatat pula bahwa jemaat Gereja Perdana suka mencatat asal muasal para murid pertama. Filipus,
Andreas dan Simon Petrus berasal dari Betsaida (Yoh 1: 44). Nathanael atau Bartolomeus dalam Mat
10:3 dan Luk 6:14 berasal dari Kana. Sedangkan Yesus sebut dari Nazaret. Daerah asal masing-masing
selalu bermakna dalam upaya pengenalan akan identitas seseorang.

*Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?* Filipus bersuka cita atas pengenalannya akan
Yesus. Suka cita itu lalu diberitakan pada sahabatnya, Natanael (Yoh 1:45). Filipus mungkin
mengharapkan jawaban yang penuh semangat. Tetapi, ternyata, jawaban sahabatnya bernada penuh
keraguan. _“Mungkinkah suatu yang baik berasal dari Nazaret?”_ (Yoh 1: 46) selalu bermakna bahwa
Mesias yang diharapkan bangsa Yahudi tidak mungkin berasal dari desa kecil di Galilea. Di samping itu,
ajaran para rabbi yang ia terima menyatakan bahwa Mesias akan datang dari Betlehem di Yudea (Mi 5:1;
Yoh 7:42). Tidak mungkin Ia dilahirkan dan berasal dari Nazaret di Galilea (Yoh 7:41). Filipus menanggapi
dengan mengulang sabda Yesus pada dua orang murid yang telah dipanggil lebih dahulu, Andreas dan
Simon, yang disebut Petrus. Kata Filipus, _“Mari dan lihatlah!”_ (Yoh 1: 47). Sekali lagi, Filipus
mengajak sahabatnya untuk berjumpa, mengalami, berbagi rasa dan pikir, bersaksi dan, akhirnya,
menuntun pada pengenalan pribadi dengan Yesus.

*Engkau Raja orang Israel!* Ketika Yesus melihat Natanael dan menjumpainya, Ia bersabda (Yoh 1:47),
_“Inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!”_, _Ecce vere Israelita, in quo dolus non
est_. Yesus menyebutnya sebagai Israel sejati Yakub, yang diberi nama Israel (Kej 37:10), karena ia haus
akan Allah dan percaya pada janji-Nya. Dalam Perjanjian Lama, Yakub selalu percaya pada Allah, tidak
ada kepalsuan kakaknya, Esau (Kej 25:27). Yesus telah mengenal Natanael, yang penuh keraguan,
telebih dahulu. Sapaan ini membuka percakapan yang lebih panjang di bandingkan dengan percakapan
Yesus dengan tiga murid yang dipanggil lebih dulu.

Natanael bertanya bagaimana cara Yesus mengenalnya, karena ia merasa belum pernah berjumpa
dengan Yesus. Ternyata, Yesus pernah melihatnya duduk di bawah pohon ara (Yoh 1: 48). Bagi bangsa
Israel, pohon ara merupakan lambang damai sejahtera berkat yang melimpah dari Allah ( 1 Raj 4:24b-25;
Mi 4:4; Za 3:10). Pohon yang menjulang tinggi dengan daun lebat selalu menjadi tempat berteduh di
bawah terik matahari siang. Di bawah naungannya, orang dapat beristirahat, berdoa dan merenungkan
sabda Allah. Para rabbi sering mengumpulkan anak-anak dan mengajar di bawah naungan pohon yang
berbuah manis ini.

Orang Israel sejati adalah dia yang selalu bersedia untuk meninggalkan pertimbangan dan pikirannya
sendiri dan menjadikan pertimbangan dan pikiran Allah menjadi miliknya. Ia mengharapkan Mesias
seperti yang diajarkan oleh para rabbi yang mengajarnya saat itu (bdk. Yoh 7: 41-42.52). Tetapi, ketika ia
berjumpa dengan Yesus, ia mengakui bahwa apa yang dipercayainya lebih dahulu adalah palsu atau
salah. Ia mengganti dengan pertimbangan dan pikiran Allah. Maka, Natanael percaya (Yoh 1: 49), _“Rabi,
Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!”_, _Rabbi, tu es Filius Dei, tu rex es Israel!_. Pengakuan
iman bahwa Yesus adalah Raja orang Israel menjadi kunci pengenalan akan Yesus. Kelak Ia wafat di kayu
salib dengan penegasan yang tertulis di papan kayu (Yoh 19:19), _”Yesus, Orang Nazaret, Raja orang
Yahudi”_, _Iesus Nazarenus Rex Iudaeorum_.
Natanael, seperti Yakub, akhirnya juga mengalami penglihatan bahwa langit terbuka dan para malaikan
naik dan turun di hadapan Anak Manusia. Ia mengalami bahwa Yesus menyatukan Allah dengan
manusia di kayu salib dan kebangkitanNya. Apa yang dimimpikan Yakub menjadi nyata dalam Yesus (Kej
28:10-22).

2. Pada kita ada tantangan :

a. “Yesus, siapakah Engkau?” atau “Siapakah aku bagiMu?”


b. Apa yang perlu aku lakukan untuk semakin mengenal dan mengasihi Yesus?
c. Tuhan, melalui Yesus Kristus, Putera-Mu, Engkau telah membuka jalan ke sorga bagiku. Sebagaimana
Engkau menyingkapkan diri-Mu kepada para bapa kaum beriman dan para Rasul, berkenanlah
menyingkapkan diri-Mu padaku, agar aku mengenali kehadiran-Mu dan mengenal Kerajaan-Mu
dalam hidupku. Amin.

_Respondit ei Nathanael:_ _“Rabbi, tu es Filius Dei, tu rex es Israel!_ - Ioannem 1: 49

3. *Katekese*: _Tuhan para malaikat_, Santo Yohanes Chrysostomus, 347-407 :

Apakah engaku tahu bagaimana Ia [Yesus] menuntunnya [Nathanael] sedikit demi sedikit dari bumi dan
membuatnya tidak lagi membayangkan-Nya hanya sekedar sebagai manusia? Bagi Seseorang kepada
siapa malaikat melayani dan kepada siapa malaikat naik dan turun, bagaimana mungkin Dia hanya
sekedar manusia? Inilah alasan mengapa Ia bersabda, _”Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar
dari pada itu”_. Dan untuk membuktikan ini, Ia memperkenalkan pelayanan para malaikat. Apa yang Dia
maksudkan adalah sesuatu seperti ini: Hai Nathanael, apakah ini, bagimu suatu hal yang besar, dan
apakah kamu telah mengakui Aku sebagai Raja Israel? Apa yang akan engkau katakan ketika engkau
melihat _malaikat naik dan turun kepada-Ku?_ Dia meyakinkan Nathanael dengan sabda ini untuk
menerima-Nya sebagai Tuhan, dan berlaku juga bagi para malaikat. Karena kepada diri-Nya sama seperti
pada Putra Raja sendiri, para pelayan Kerajaan naik dan turun, sekali pada saat penyaliban, lagi pada
saat kebangkitan dan kenaikan, dan sebelum ini juga, ketika mereka _datang dan melayani Dia_ (Mat
4:11). Mereka juga naik dan turun ketika mereka memberitakan Kabar Suka Cita tentang kelahiran-Nya
dan berseru, _”Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara
manusia yang berkenan kepada-Nya”_ (Luk 2:14). Ketika para malaikat mendatangi Maria, mereka juga
mendatangi Yusuf. .. Tuhan kita menjadikan masa kini sebagai bukti masa depan. Setelah kekuasaan
yang telah dinyatakan-Nya, Nathanael siap untuk percaya percaya bahwa lebih banyak hal yang jauh
lebih dahsyat akan mengikuti” (dikutip dari _Homilies On the Gospel of John_ 21.1)

4. Salve. ac eko wahyono. canisii seminarium. 1982-1986. 081233052768. ac.eko.wahyono@gmail.com

dapat juga diakses pada web yang dikelola Paroki Mater Dei, Lampersari, Keuskupan Agung Semarang :
https://materdeilampersari.org/

Anda mungkin juga menyukai