Anda di halaman 1dari 2

Analisis Pertumbuhan dan Perkembangan Pendidikan Islam pada Masa Dinasti Umayyah"

A. Umar Bin Abdul Aziz Dipandang Sebagai Sosok Yang Saleh Dan Kerap Disebut Sebagai
Khulafaurrosyidin Kelima dan disebut juga sebagai Lentera Negara.
Umar bin Abdul Aziz atau Umar II adalah khalifah ke delapan yang memimpin Dinasti Umayyah.
Umar berasal dari Bani Umayah cabang Marwani, dan merupakan sepupu dari khalifah sebelumnya,
Sulaiman.
Umar bin Abdul Aziz lahir di Madinah pada tahun 682 dari pasangan Abdul Aziz bin Marwan bin Al-
Hakam dan Ummu Ashim binti Ashim bin Umar bin Al-Khattab.

Di Usianya yang ke 36 tahun, Umar bin Abdul Aziz diangkat mejadi kahlifah pada dinasti Umayyah,
dan memimpin dari tahun 717 sampai 720. Meski masa kekuasaannya yang terbilang singkat (2,5
tahun), namun Umar mampu mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Umar merupakan salah satu
khalifah yang paling dikenal dalam sejarah Islam.
Dia dipandang sebagai sosok yang saleh dan kerap disebut sebagai khulafaurrosyidin kelima
1. Wara' adalah sifat menahan diri dari hal-hal yang dapat menimbulkan madharat lalu
menyeretnya kepada hal-hal yang haram dan syubhat.
Sifat wara’ Umar bin Abdul Aziz diantaranya adalah kehati-hatian Umar terhadap hal-hal
syubhat. Umar tidak pernah menggunakan fasilitas negara untuk urusan pribadi dan
keluarganya, Umar pun enggan menerima hadiah dari para pejabat maupun dari ahlul dzimmah
karena dapat dianggap suap.
Sifat waro' Umar bin Abdul Aziz telah membentuk pribadi Umar sebagai pribadi yang dapat
memisahkan antara harta pribadi dan harta negara. Umar bin Abdul Aziz merupakan sosok yang
tegas menolak menggunakan fasilitas negara untuk keperluan pribadi, meskipun hanya sekedar
sebuah lentera.
2. Menolak Hadiah
menolak hadiah yang diberikan kepadanya walaupun hanya sebatas buah Apel.
3. Sangat Memegang Teguh Pada Kebenaran Al Qur’an dan Sunah Nabi Muhammad Saw.
Tatkala Umar dibaiat sebagai khalifah, ia berdiri di hadapan umat Islam seraya memuji kepada
Allah dan mengatakan, “Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya tidak ada satu kitab suci pun
setelah Al-Qur'an, dan tidak ada nabi setelah Nabi Muhammad Saw. Ketahuilah bahwa saya
bukan pembuat undang-undang, saya hanyalah pelaksana. Saya bukan pembuat ajaran baru
(bid'ah), saya hanya pengikut. Saya bukan yang terbaik di antara kalian, saya justru memikul
beban berat. Orang yang melarikan diri dari pemimpin zalim bukanlah seorang yang zalim.
Ketahuilah, tidak ada ketaatan kepada makhluk jika berbuat kemaksiatan (As-Suyuthi, 2013:
295).
B. Aliran fikih ada dua yaitu ahlul atsar dan ahlu Ro’yu
1. Ahlul Atsar.
Mereka ahlus sunnah disebut dengan ahlul atsar dikarenakan mereka mengambil aqidah yang al
ma'tsur (turun-temurun) bersumber dari Al-Quran, sunnah nabi dan dari apa yang yang telah tetap
kebenarannya dari para salafus sholih yaitu para sahabat, tabiin dan tabi'ut tabi'in.
Nama- Nam Yang Sama Dengan Ahlu Atsar Adalah Ahlu Sunnah Wal Jamaah, Ahlul Hadits, Al
Firqotun Najiyah Dan Salafi
2. Ahlul Ra’yi adalah sebuah fatwa terhadao ilmu fiqih banyak menggunakan pemikiran.
Sebuah gerakan pemikiran keislaman yang berpusat di Baghdad, Irak, yang dalam mengambil sebuah
fatwa terhadap ilmu fiqih lebih dominan berpikir dengan akal daripada hadist. Tetapi, setiap fatwa
yang dikemukakan tidaklah menyimpang dari nilai-nilai keislaman.
C. KUTAB
Kuttab adalah pola pendidikan klasik yang sudah ada sebelum masa Rasulullah SAW. Sistem inilah
yang diadopsi menjadi pembelajaran dasar

Anda mungkin juga menyukai