A. SYIAH
Ada lima pemikiran teologis Syi'ah seputar kekhalifahan:
1. Imamah merupakan salah satu rukun iman. Oleh karena itu imamah tidak
termasuk di antara kepentingan-kepentingan umum yang pemilihannya
dapat diserahkan kepada umat. Adalah kewajiban Nabi untuk menetapkan
imam sebagai pengganti dirinya.
2. Seorang imam adalah orang yang ma'shum, yakni orang-orang suci yang
terpelihara dari segala perbuatan dosa dan kesalahan, yang besar
ataupun yang kecil. Semua yang bersumber dari imam, baik berupa
ucapan ataupun tindakannya adalah merupakan nash. Hadits dalam
pandangan Syi'ah adalah sabda Nabi dan sabda para Imam yang suci.
3. Ali bin Abi Thalib adalah imam pertama yang ditetapkan oleh Nabi Saw
dengan nash yang jelas.
B. KHAWARIJ
Ada enam pemikiran kaum Khawarij, yaitu:
1. Khalifah Abu Bakar dan Umar adalah sah, sementara khalifah Utsman
telah menyimpang dari keadilan dan kebenaran di masa akhir
kekhilafahannya. Karena itu selayaknya khalifah Utsman dibunuh dan
dimakzulkan. Demikian juga khalifah Ali telah melakukan dosa besar
dengan men-tahkim-kan selain Allah. Dan bahwasanya kedua hakim
penengah (Amr bin 'Ash dan Abu Musa Al-Asy'ari) serta orang-orang yang
telah menunjuk mereka sebagai hakim penengah (Mu'awiyah dan Ali bin
Abi Thalib), juga orang-orang yang telah menyetujui pen-tahkim-an
mereka (seluruh pengikut Ali dan Mu'awiyah), semua mereka adalah
orang-orang yang berdosa besar. Demikian juga semua orang yang ikut
dalam perang Jamal, termasuk Thalhah, Zubair dan Siti Aisyah, telah
melakukan dosa yang amat besar.
3. Khilafah tidak sah kecuali dengan adanya pemilihan bebas di antara kaum
muslimin, dan tidak dengan cara apa pun selain dengan cara pemilihan
bebas itu.
4. Syarat menjadi khalifah haruslah laki-laki yang saleh dan dipilih oleh kaum
muslimin. Tidak peduli apakah dari suku Quraisy atau bukan.
6. Al-Qur'an adalah salah satu sumber hukum Islam. Adapun tentang hadits
dan ijma', merekmemiliki cara yang berbeda dari kaum muslimin lainnya.
C. MURJI’AH
D. MU’TAZILAH
Mu'tazilah sebagai salah satu aliran yang berciri rasional dan filosofis selalu
mengedepankan rasio (akal) dalam memberikan bantahan terhadap lawan-
lawannya. Mu'tazilah sebagai salah satu aliran dalam islam yang lahir sehubungan
dengan persoalan dosa besar yang dihadapi oleh golongan khawarij dan Murji'ah.
Khawarij mengatakan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir dalam arti
keluar dari Islam. Oleh karena itu wajib dibunuh. Muncul aliran Murji'ah yang
menegaskan bahwa orang yang buat dosa besar tetap mukmin dan bukan kafir.
Persoalan dosa yang dilakukannya terserah kepada Allah SWT. Mu'tazilah tidak
menerima pendapat tersebut. Mereka yang berbuat dosa besar bukan kafir tetapi
pula bukan mukmin (posisi diantara dua posisi). Pandangan-pandangan inilah yang
memberikan corak bagi masing-masing aliran tersebut.