Anda di halaman 1dari 4

KHAWARIJ

Pengertian

Kata Khawarij sendiri berasal dari kata khoroja yang berarti keluar. khawarij adalah satu
sakte pengikut Ali Bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena ketidak sepakatan
terhadap keputusan Ali yang menerima arbitrase (tahkim), dalam Perang Shifin melawan
kelompok bughat (pemberontak) Muawiyah bin Abi sufyan perihal persengketaan khilafah.

Sejarah Kemunculan

Awal kemunculan golongan ini tidak lepas dari peristiwa perang shiffin yang terjadi
antara pasukan ali dan muawiyah. Perang shiffin meletus karena muawiyah menolak berbaiat
kepada Ali sebagai khalifah pengganti usman bin affan. Muawiyah menganggap khlaifah Ali
ikut terlibat dalam bertanggung jawab atas terbunuhnya khalifah usman. Saat pasukan Ali bin
Abi Thalib hampir mencapai titik kemenangan, tiba-tiba Amr bin Ash, sbg utusan muawiyah
mengangkat al-Qur‘an ke atas sebagai tanda kekalahan dan meminta damai dengan cara tahkim. Setelah
itu, Ali memutuskan menghentikan serangan dan menerima tahkim tersebut. kemudian Ali mengirim
Abu Musa Al-Asyari sebagai utusannya dalam perencaan tahkim. Peristiwa ini di satu sisi sangat
menguntungkan bagi Muawiyah dan pengikutnya, namun sebaliknya sangat merugikan bagi Ali dan
pasukannya . Ali berhenti sebagai Khalifah dan Mu‘awiyah diangkat sebagai Penggantinya, selain itu,
tahkim juga telah menyebabkan terjadinya perpecahan di kalangan Ali sendiri. Kemudian, pasukan Ali
pulang ke Kuffah, sedangkan Kaum yang tidak setuju dengan keputusan Ali, yaitu Kaum Khawarij
merasa kecewa dan saat itu pula mereka menyatakan keluar dari golongan Ali Ibn Abi Thalib.

Mereka beranggapan bahwa tahkim yang dilakukan tidak berdasarkan al-Quran. Mereka
mengatakan la hukma illa lillah (tidak ada hukum selain dari hukum Allah) atau la hakama illa Allah (tidak
ada pengantara selain Allah). Kata-kata itu selanjutnya menjadi semboyan mereka. Mereka langsung
menuju Hurura (Kufah) dan mengangkat Abdullah Ibn Wahhab ar-Rasyibi sebagai pemimpin mereka.

Khawarij memandang empat tokoh yaitu Ali, Mu'awiyah dan Amru Ibn Ash, dan Abu Musa al-
Asy’ari serta orang-orang yang menerima arbitrase adalah kafir. Karena mereka berpegang pada ayat
‫ٰۤل‬
‫َو َم ْن َّلْم َيْح ُك ْم ِبَم ٓا َاْنَز َل ُهّٰللا َفُاو ِٕىَك ُهم اْلٰك ِفُرْو ن‬

Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu
adalah orang-orang yang kafir.

Keempat tokoh di atas dipandang kafir oleh mereka maka wajib dibunuh. Namun, dari
keempatnya, yang berhasil terbunuh adalah ali bin Abi Thalib yang dibunuh oleh Abdullah bin Muljam
dan wafat pada tanggal 19 Ramadlan 40 H/ 661 M dalam usia 63 tahun setelah mengemban jabatan
Khalifah selama 4 tahun 9 bulan.
Doktrin-doktrin pokok Khawarij diantaranya adalah:

a. Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam.

b. Khalifah tidak harus brasal dari keturunan Arab.

c. Khalifah dipilih secara permanen selama bersikap adil dan menjalankan syri’at Islam.

d. Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar, dan Utsman) adalah sah, tetapi setelah tahun ketujuh dari
masa kekhalifahannya, Utsman dianggap telah menyeleweng.

e. Khalifah Ali Ibn Abi Thalib sah, tapi setelah arbitase (tahkim), ia dianggap telah menyeleweng.

f. Muawiyah, Amr Ibn al-Ash, serta Abu Musa al-Asy’ari dianggap menyeleweng dan telah menjadi kafir.

g. Pasukan Jamal yang melawan Ali juga kafir.

h. Seorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh. Yang sangat anarkis,
mereka menganggap bahwa seorang muslim dapat menjadi kafir jika tidak mau membunuh muslim lain
yang telah dianggap kafir sehingga ia harus dilenyapkan pula.

i. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan mereka, bila tidak ia wajib diperangi.

j. Seorang muslim harus menghindar dari pemimpin yang menyeleweng.

k. Adanya wa’ad dan wa’id (orang baik harus masuk surga dan orang jahat harus masuk neraka).

l. Amar ma’ruf nahi munkar.

m. Memalingkan ayat al-Quran yang Mutasyabihat (samar)

n. Al-Quran adalah mahluk

o. Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.


SYIAH

Pengertian

Syi’ah merupakan satu aliran dalam Islam yang meyakini bahwa Ali bin Abi Thalib dan
keturunannya adalah imamimam atau para pemimpin agama dan umat setelah Nabi Muhammad SAW.
Menurut Thabathabai, istilah Syi’ah untuk pertama kalinya ditujukan pada para pengikut Ali (Syiah Ali),
pemimpin pertama ahl al-Bait pada masa Nabi Muhamad SAW. Para pengikut Ali yang disebut Syiah itu
di antaranya adalah Abu Dzar al-Ghifari, Miqad bin al-Aswad dan Ammar bin Yasir.

Sejarah Kemunculan

Ada beberapa pendapat mengenai awal mula timbulnya golongan Syiah. Syi’ah pertama kali
muncul setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, yaitu pada saat perebutan kekuasaan antara golongan
Muhajirin dan Anshar di Saqifah Bani Saidah. Saat itu muncul suara dari Bani Hasyim dan sejumlah kecil
Muhajirin yang menuntut kekhalifahan bagi Ali bin Abi Thalib karena beliau sebagai ahlul bait. Tetapi
pada akhirnya suara yang paling banyak menyatakan Abu bakar yang pantas menggantikan Nabi. Akan
tetapi, pendapat yang paling popular mengatakan Syi’ah lahir setelah kegagalan peristiwa tahkim atau
arbitrase di Siffin. Mereka adalah kebalikan dari aliran khawarij. Mereka golongan yg tetap setia kepada
khalifah disebut Syi’atu Ali (pengikut Ali).

Syiah memiliki lima perkara pokok atau rukun Islam, yaitu:

1. Tauhid, bahwa Tuhan adalah Maha Esa.


2. Al-‘Adl, bahwa Tuhan adalah Mahaadil.
3. An-Nubuwwah, bahwa kepercayaan Syiah meyakini keberadaan para nabi sebagai
pembawa berita dari Tuhan kepada umat manusia.
4. Al-Imamah, bahwa Syiah meyakini adanya imam yang senantiasa memimpin umat
sebagai penerus risalah kenabian.
5. Al-Ma'ad, bahwa akan terjadinya Hari Kebangkitan
MURJI’AH

Pengertian

Pengertian Murji'ah sendiri berasal dari kata arja'a yaitu menunda ataupun menangguhkan atau
juga penangguhan keputusan atas perbuatan seseorang sampai di pengadilan Allah SWT kelak.
afirkan seorang Muslim yang berdosa besar, sebab yang berhak menjatuhkan hukuman terhadap
seorang pelaku dosa hanyalah Allah SWT, sehingga seorang Muslim, sekalipun berdosa besar,
dalam kelompok ini tetap diakui sebagai Muslim

Aliran Murji’ah muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau terlibat dalam upaya kafir
mengkafirkan terhadap orang yang melakukan dosa besar, sebagaimana hal yang dilakukan oleh aliran
Khawarij. Aliran ini menangguhkan penilaian terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim
di hadapan Tuhan, karena hanya Tuhanlah yang mengetahui keadaan iman seseorang. Demikian pula
orang mukmin yang melakukan dosa besar masih dianggap mukmin di hadapan mereka. Kaum Murjiah
tidak membenarkan pendirian kaum Khawarij. Menurut kaum Murjiah Ali maupun Muawiyah jika
dipandang melakukan dosa besar, mereka tetap mukmin. Pada dasarnya kaum Murjiah berpendapat
bahwa apabila imam diangkat secara sah dan mukmin, maka sekalipun dia menyimpang dari ajaran
agama dalam kehidupan sehari-harinya tetap wajib ditaati dengan syarat dalam melaksanakan
pimpinannya bertindak adil dan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur‘an dan Sunnah Rasul

Doktrin-doktrin Murji’ah

Ajaran pokok Murji’ah pada dasarnya ada dua, yaitu tentang pelaku dosa besar dan tentang iman:

1. Tentang pelaku dosa besar, bahwa selama seseorang meyakini tiada Tuhan selain Allah SWT dan
Muhammad adalah Rasul-Nya, maka ia dianggap mu’min bukan kafir, karena amal tidak sampai merusak
iman. Kalaupun ia tidak diampuni Allah SWT dan dimasukkan ke dalam neraka, ia tidak kekal di
dalamnya seperti orang kafir.

2. Iman adalah keyakinan dalam hati bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad SAW adalah
rasul-Nya.

Anda mungkin juga menyukai