MAHASISWA
NO LANGKAH KEGIATAN
1 2 3 4
Kompresi Bimanual Internal (KBI)
3. Tetapkan diagnosis atonia uteri, panggil bantuan.
4. Informed consent sambil menyiapkan tindakan
0. Tidak dilakukan
1. Tidak menjelaskan informed consent secara lengkap
2. Menjelaskan tindakan apa, tujuan, dan prosedur tindakan
5. Pastikan vesika urinaria kosong.
6. Ganti sarung tangan panjang DTT (kanan saja). Celupkan tangan kanan ke dalam
larutan antiseptik dan ratakan.
7. Tangan kiri membuka vulva, masukkan tangan kanan secara obstetrik.
8. Evakuasi stolsel dan atau selaput ketuban dari vagina dan serviks.
9. Lakukan KBI yang pertama selama 5 menit.
10. Bila KBI berhasil (uterus berkontraksi) pertahankan selama 2 menit, lepas
perlahan, pantau kala IV.
11. Bila uterus tidak berkontraksi dalam 5 menit KBI, minta bantuan asisten atau
keluarga untuk membantu melakukan KBE.
Kompresi Bimanual Eksterna (KBE)
12. Cuci tangan dalam larutan klorin 0,5 %, air DTT, keringkan dengan cepat.
13. Berikan ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 600 - 1000 mcg per rektal.
Perhatikan kontraindikasi dan sebutkan alternatif bila terdapat kontraindikasi.
14. Pasang infus RL drip oksitosin 20 IU tetesan cepat/guyur.
15. Siapkan rujukan atonia uteri (sebutkan BAKSOKUDA yang sesuai dengan kasus).
16. Ganti/rangkap sarung tangan DTT terutama sebelah kanan. Celupkan ke dalam
larutan antiseptilk.
17. Ulangi KBI yang kedua selama 2 menit. Bila uterus berkontraksi lanjutkan 5 menit
KBI lalu pantau kala IV. Bila uterus tidak berkontraksi setelah 2 menit segera
rujuk.
18. Selama rujukan lanjutkan rehidrasi dengan prosedur cairan yang tersedia cukup
atau terbatas (jelaskan) dan pasang kondom kateter.
Pemasangan Kondom Kateter
19. Lakukan KBE hingga kondom kateter terpasang.
20. Dengan masih menggunakan sarung tangan, cuci tangan di larutan klorin, air
DTT, keringkan.
21. Informasikan kepada ibu dan keluarga apa yang terjadi dan tindakan yang akan
dilakukan.
22. Sebutkan persiapan alat dan bahan pemasangan kondom kateter.
MAHASISWA
NO LANGKAH KEGIATAN
1 2 3 4
23. Hubungkan infus set dengan cairan NaCl, keluarkan udaranya, kunci aliran,
lepaskan jarumnya.
24. Ganti sarung tangan steril.
25. Masukkan ujung kateter ke dalam kondom hingga ujung kateter berada pada ½
bagian kondom dan ikat mulut kondom dengan tali/karet.
26. Pasang spekulum hingga tampak porsio, minta bantuan asisten/keluarga untuk
memegang spekulum.
27. Jepit bibir porsio bagian anterior dengan ring tang.
28. Masukkan kondom–kateter ke kavum uteri sampai tiba di fundus (terasa ada
tahanan).
29. Hubungkan pangkal kateter dengan selang infus.
30. Alirkan/peras cairan NaCl melalui infus set – kateter ke dalam kondom sebanyak
250 – 350 cc hingga kavum terisi penuh.
31. Lepaskan ring tang dan spekulum.
32. Pasang bola tampon sebagai fiksasi.
33. Jepit kateter dengan klem.
34. Lepas infus set dari pangkal kateter.
35. Observasi perdarahan dan kontraksi uterus minimal sampai 24-48 jam. Berikan
drip oksitosin minimal sampai dengan 6 jam pasca tindakan.
36. Beri antibiotika tripel Amoksisilin 500 mg/6 jam, Gentamisin 80 mg/8 jam, dan
Metronidazol 500 mg/6 jam selama 7 hari.
37. Tampon dan kondom kateter dilepas secara bertahap (20 ml tiap 10-15 menit)
bila uterus berkontraksi baik dan tidak terjadi perdarahan.
38. Komunikasi selama melakukan tindakan
0. Tidak dilakukan
1. Berkomunikasi tanpa memperhatikan respon klien
2. Berkomunikasi dengan tetap memperhatikan respon klien
39. Penggunaan alat dan bahan
1 . Menggunakan alat dan bahan secara tidak efektif
2. Menggunakan alat dan bahan secara efektif
Total Skor Diperoleh (Kognitif dan Skill)
Malang, ....................................................
Pembimbing/Penguji,
(..................................................)