Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK

Persiapan Sibling/Saudara Kandung

Diajukan untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan

Dosen Pembimbing :

Sri Rahayu, S.Kep.Ns, M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 3 Kelas I A
Nama Anggota :

1. Iva Nurul Rofiathun (1502450017)


2. Dwi Wulan Isro’tullaila (1502450018)
3. Vindy Redina Kity Anggi (1502450019)
4. Ainur Rosyidah (1502450020)
5. Miftakul Fira Maulidia (1502450021)
6. Citra Bella Nova C. (1502450022)
7. Putri Nurbaiti (1502450023)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2016
TUGAS KELOMPOK

Persiapan Sibling/Saudara Kandung

Diajukan untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan

Dosen Pembimbing :

Sri Rahayu, S.Kep.Ns, M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 3 Kelas I A
Nama Anggota :

1. Iva Nurul Rofiathun (1502450017)


2. Dwi Wulan Isro’tullaila (1502450018)
3. Vindy Redina Kity Anggi (1502450019)
4. Ainur Rosyidah (1502450020)
5. Miftakul Fira Maulidia (1502450021)
6. Citra Bella Nova C. (1502450022)
7. Putri Nurbaiti (1502450023)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2016
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini telah dipresentasikan/diseminarkan

Pada tanggal ……….......... dan di baca, di koreksi serta di setujui oleh:

Pembimbing

(Sri Rahayu, S.Kep.Ns,M.Kes)


NIP. 19671010 199003 2 002
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
KaruniaNya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul
“Persiapan Sibling atau Saudara Kandung” dengan baik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan dosen
mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan yang telah membantu dan
membimbing kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran
yang membangun sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 10 Maret 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2

1.3 Tujuan........................................................................................................ 2

1.4 Manfaat ......................................................................................................2

1.5 Metode Penulisan........................................................................................2

1.6 Batasan Masalah........................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Sibling Relationship....................................................................................3

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Sibling ......................................................................................5

3.2 Persiapan Sibling ........................................................................................5

3.3 Dampak tidak Terlaksananya Persiapan Sibling.........................................7

3.4 Dampak dari Sibling Rivalry.....................................................................9

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan...............................................................................................10

4.2 Saran..........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuh kembang anak usia 1-3 tahun atau toddler mengalami berbagai
perubahan1. Perubahan tumbuh kembang anak usia toddler meliputi
perubahan fisik, kognitif, dan psikososial2. Pertumbuhan tinggi badan anak
usia toddler mencapai 7,5 cm per tahun dan berat badan 2,5 kg per tahun1.
Seiring dengan pertumbuhan tinggi dan berat badan, kemampuan kognitif
anak usia toddler juga mengalami peningkatan. Salah satu perkembangan
kognitif anak usia toddler yaitu pada usia 15 bulan anak dapat mengikuti
percakapan yang dilakukan orang dewasa dan mampu mengerti 100-150
kata3. Perkembangan psikososial anak usia toddler terlihat dari rasa terikat
dan sangat dekat dengan orang tua sehingga merasa takut untuk berpisah 2.
Keterikatan dan kedekatan dengan orang tua kepada anak usia toddler akan
mengalami perubahan ketika dalam suatu keluarga lahir anggota baru4.

Kehadiran anggota baru dalam keluarga mengakibatkan anak usia toddler


mulai beradaptasi dengan perubahan baru yang terjadi 2. Proses adaptasi yang
tidak dipersiapkan dengan baik oleh keluarga dapat memicu rasa cemburu
pada anak usia toddler terhadap anggota baru tersebut yang tidak lain adalah
adik kandungnya5. Rasa cemburu yang ditimbulkan anak usia toddler ini
merupakan wujud dari rasa kekhawatiran dikarenakan perhatian orang tua
yang dahulu hanya berpusat pada anak usia toddler kini harus terbagi kepada
adik kandungnya. Perubahan baru tersebut menunjukkan anak usia toddler
mulai beradaptasi dengan hubungan persaudaraan (sibling relationships).

1
Muscari, 2004
2
Potter&Perry, 2005
3
Kyle, 2008
4
Wong et al, 2005
5
Anderson, 2006
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertiansibling/saudara kandung?
1.2.2 Bagaimana persiapan sibling/saudara kandung?
1.2.3 Bagaimana dampak tidak terlaksananya persiapan sibling?
1.2.4 Apa saja dampak dari sibling rivalry?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran sibling rivalry pada sepasang saudara


kandung.

1.3.2 Tujuan khusus


Untuk mengetahui secara lebih dalam gambaran sibling rivalry
agar keluarga dapat menemukan cara untuk mengatasi sibling rivalry
yang dialami oleh pasangan saudara kandung.

1.4 Manfaat
1.4.1 Memberikan informasi bagi keluarga terutama untuk orang tua
mengenai sibling rivalry dan dampaknya bagi perkembangan anak.
1.4.2 Menemukan cara untuk mengatasi sibling rivalry yang dialami oleh
pasangan saudara kandung.

1.5 Metode Penulisan


Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode naturalistik
atau kuantitatif yaitu metode pengumpulan data yang bersifat obyektif dan
impiris.

1.6 Batasan Masalah


Dalam makalah ini ada beberapa batasan masalah yaitu hanya membahas
seputar persiapan sibling/saudara kandung.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Sibling Relationship (4)


Sibling relationship atau hubungan antara saudara kandung merupakan
salah satu hubungan yang bersifat timbal balik dimana satu pihak lain
mempunyai derajat yang sama6.
Sibling relationship adalah hubungan keterikatan dengan saudara
kandung, baik itu kakak ataupun adik paling lama yang dimiliki
seseorang7. Hal ini disebabkan karena interaksi antar saudara kandung
dimulai ketika anak masi kecil dan terus berlanjut sepanjang hidup 8.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sibling relationship
merupakan hubungan antara saudara kandung yang bersifat timbal balik
dalam rentang waktu yang paling lama pada anak.
Gambaran tipe hubungan saudara kandung meliputi hubungan
persahabatan, hubungan permusuhan dan hubungan persaingan9.
Karakteristik hubungan persahabatan yaitu adanya kondisi kehangatan
atau warmth antara saudarakandung10. Hubungan persahabatan antar
saudara kandung dapat memberikan efek penyesuaian menjadi jauh lebih
baik pada anak11. Gambaran hubungan ini adalah adanya keterlibatan antar
saudara kandung, hubungan yang sangat hangat, adanya rasa empati dan
adanya komunikasi terbuka antar saudara kandung 9.2
Dengan demikian dapat dikatakan tipe hubungan persahabatan
merupakan tipe hubungan kandung yang positif. Hubungan permusuhan
merupakan adanya situasi konflik antara Sibling relationships adalah
hubungan keterikatan dengan saudara kandung, baik itu kakak atau pun
adik paling lama yang dimiliki seseorang 7. Yelland & dallay (2009) dalam
penelitiannya mengemukakan bahwa dampak adanya hubungan
persaudaraan mempengaruhi psikologis anak. Dampak hubungan
26
(Bee & Boyd, 2004)
7
(Sanders, 2002 dalam Edwards et al., 2006)
8
(Zanden, 2003)
9
(Sunarti, 2004)
10
( Dunn, 1983 dalam Yelland & Dalley, 2009)
11
(Pike et al., 2005)
persaudaraan yang terjadi pada usia anak toddler yaitu muncul rasa
cemburu yang menimbulkan perasaan menganggap adiknya sebagai
saingan atau rival dalam mendapatkan kasih sayang orang tua 4.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Sibling

Menurut cicirelli 1996, sibling adalah saudara kandung yang tradisional


dimana dua individu atau lebih mempunyai orang tua biologis yang sama.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) sibling adalah saudara
kandung.(1) Sedankan menurut Suryati,2011sibling adalah rasa persaingan
diantara saudara kandung akibat kelahiran anak berikutnya. Biasanya terjadi
pada usia 2-3 tahun. Sibling ini biasanya ditunjukkan dengan penolakan
terhadap kelahiran adiknya, menangis, menarik diri dari lingkungannya,
menjauh dari ibunya, atau melakukan kekerasan terhadap adiknya (memukul,
menindih, mencubit, dll).(5)

3.2 Persiapan Sibling(2, 3, 6)


Jika memutuskan untuk mempunyai bayi lagi, kekuatan dari ikatan batin
antara ibu dan anak pertama akan terbukti sangat penting. Anak-anak yang
lebih tua, yang telah membentuk semacam independensi dan ikatan batin
yang kuat biasanya tidak begitu merasa terancam oleh kedatangan bayi baru
daripada anak-anak yang belum mencapai kekuatan ikatan batin yang sama.
Anak-anak berusia 3 tahun atau lebih akan cenderung menunggu-nunggu
kelahiran seorang bayi baru, sedangkan anak-anak yang lebih muda dari itu
mungkin merasa cemas menantikan peristiwa itu.
Kenyataannya semua anak merasa terancam oleh kedatangan seorang
bayi baru, meskipun dengan derajat yang berbeda-beda, bayi selama
kehamilan maupun setelah kelahiran, perlu diyakini bahwa ibu masih
mencintai mereka.
Untuk mempersiapkan sang kakak dalam menerima adiknya dapat
dilakukan dengan:
1. Ceritakan mengenai calon adik yang disesuikan dengan usia dan
kemampuannya untuk memahami, tapi tidak pada usia kehamilan
muda karena anak akan cepat bosan.
2. Jangan sampai dia mengetahui tentang calon adiknya dari orang lain.
3. Biarkan dia merasakan gerakan dan bunyi jantung adiknya.
4. Gunakan gambar-gambar mengenai cara perawatan bayi.
5. Sediakan buku yang menjelaskan dengan mudah tentang kehamilan,
persalinan dan perawatan bayi.
6. Menunjukkan foto anak semasa bayi, sehingga dapat membantunya
membayangkan kecilnya tubuh adiknya.
7. Mengajaknya menengok teman yang sedang memiliki bayi, sehingga
anak dapat menyentuhnya dan melihat bagaimana bayi disususi,
diganti pakaiannya, dan mandikan. Dirumah bayi anak laki-laki
ataupun perempuan dapat menggunakan boneka untuk
mempergerakannya.
8. Biarkan sang kakak membantu menyiapkan kamar dan pakaian calon
adiknya.
9. Bila akan menggunakan kamarnya, siapkan beberapa bulan
sebelumnya agar kakak tidak merasa tersisih.
10. Yakinlah bahwa ibu tetap mencintainya setelah adiknya lahir.
11. Apabila bayi kembar atau cacat, maka persiapkan sedini mungkin sang
kakak untuk lebih mandiri.
12. Bila anak sudah cukup besar ajarkan anak cara memakai dan melepas
baju sendiri, makan ataupun membantu membawakan sesuatu agar
anak mandiri ketika ibu bersalin.
13. Memperkenalkan pengasuh.
14. Beri kesempatan suami untuk turut mengurusnya agar anak sadar
bahwa bukan ibu yang dapat menyiapkan makannya atau menemani
tidurnya, tetapi ayah juga bisa.
15. Perlihatkan cinta ibu pada anak tertua.
16. Apabila sang kakak mengatakan ketidaksukaan pada sang adik, maka
jangan panik.
17. Tidak boleh memberikan kesan bahwa ada hal yang mungkin akan
rasakan tapi tidak dapat dibicarakan.
18. Tetapkan jadwal mandi dan jadwal tidur bersama-sama dengan anak
beberapa bulan sebelum tiba saat melahirkan, sehingga anak terbiasa
dengan rutinitas yang terjadi setelah melahirkan.
19. Jika punya kesempatan,mulailah menempatkan anak dalam kelompok
bermain sebelum bayi lahir.
20. Upayakan waktu berjauhan dengan anak sesingkat mungkin, agar anak
merasa tidak diabaikan.
21. Ajaklah anak untuk mengnjungi adiknya di Rumah Sakit, dengan
memastikan bahwa ibu tidak sedang menyusui, tetapi biarkan bayi
tetap diboxnya.
22. Ketika anak mengunjungi adiknya di Rumah Sakit tunjukkanlah
perhatian pada anak, dan katakanlah bahwa ibu sangat rindu padanya,
atau berikan hadiah kecil dari adiknya.

3.3 Dampak Tidak Terlaksananya Persiapan Sibling

Jika saudara kandung tidak dipersiapkan dari awal untuk menerima


kehadiran adiknya, dikhawatirkan akan terjadi apa yang disebut sibling
rivalry, yaitu suatu perasaan cemburu atau menjadi pesaing dengan bayi atau
saudara kandung yang baru dilahirkan. Perasaan cemburu ini pun dapat
timbul terhadap sang ayah.

Sibling rivalry adalah persaingan antara saudara kandung antara


merebutkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Sibling rivalry
menjadi fenomena tersendiri, karena sebagai makhluk sosial yang menuntut
manusia hidup berkelompok dan bermasyarakat. Meskipun ruang lingkupnya
kecil, keluarga adalah kumpulan orang, persaingan antara saudara kandung
otomatis tidak bisa dihindari, baik positif maupun negatif12.3
Sibling rivalry adalah rasa persaingan saudara kandung terhadap
kelahiran adiknya. Biasanya terjadi pada anak dengan usia toddler (2-3
tahun), yang juga dikenal dengan “ usia nakal “ pada anak. Anak yang
mendemonstrasikan sibling rivalry dengan berperilaku tempramental,
misalnya menangis keras tanpa sebab, berperilaku ekstrim untuk menarik
perhatian orang tuanya atau dengan melakukan kekerasan terhadap adiknya13.

312
(Marni, 2012)
Sibling rivalry adalah kecemburuan dan kemarahan yang lazim terjadi
pada anak karena kehadiran anggota keluarga baru dalam keluarga, yang
dalam hal ini adalah saudara kandungnya14.(1,7)
Menurut Marmi (2012), banyak faktor yang menyebabkan sibling
rivalry, yaitu masing – masing anak bersaing untuk menentukan pribadi, anak
merasa kurang mendapat perhatian, disiplin dan merasa hubungan dengan
orang tua terancam oleh kedatangan anggota keluarga baru atau adiknya.
Tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi dapat mempengaruhi
proses kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain. Faktor lain karena
tidak memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota
keluarga baru, orang tua stres dalam menjalani hidupnya dan cara orang tua
memperlakukan anak dalam menangani konflik yang terjadi pada kakak dan
adik. Menurut Suherni dkk (2009), sibling rivalry bisa terjadi karena
beberapa hal yaitu :
1. Kompetensi atau kemampuan kaitannya dengan kecemburuan.
2. Ciri emosional yaitu temperamen seperti halnya mudah bosan,
mudah frustasi, mudah marah atau sebaliknya tidak mudah bosan
dan tidak mudah marah.
3. Sifat perasaan anak sampai dengan 2-3 tahun, yakni apa yang
disenangi adalah miliknya, harus dipahami benar oleh orang tua.
4. Kelemahan perkembangan seperti halnya lemahnya atau lambatnya
kemampuan bahasa, kurang bisanya dalam interaksi sosial,
sehingga mudah terjadi friksi dan konflik

Hal – hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya persaingan saling


menonjolkan diri. Terjadinya kekerasan fisik, mungkin karena pengaruh dari
televisi yang menayangkan kekerasa fisik. Sifat meniru anak – anak sangat
besar.4(1)

413
(Sulistyawati, 2009)
14
(Bahiyatun, 2009)
Hal terpenting untuk meminimalkan masalah yang akan datang anak
perlu dipersiapkan untuk menerima saudaranya yang baru lahir dimulai sejak
masa kehamilan, ini ditujukan untuk meneruskan jaminan bahwa anak yang
lebih tua masih mendapatkan kasih sayang walaupun hadir adiknya nanti.(3)

3.4 Dampak dari Sibling Rivalry (1)

Menurut Wolfsoon (2004), suka atau tidak anak sulung akan terkena
dampak atas kehadiran saudara yang lebih muda dalam keluarga. Dampak
tersebut ada dalam berbagai bentuk, misalnya :
1. Perhatian, suatu kenyataan bahwa orang tua tidak bisa memberi anak
sulung perhatian sebesar dulu ketika anak sulung merupakan anak satu-
satunya dalam keluarga.
2. Kesabaran, orang tua mungkin merasa lebih mudah marah dan kurang
sabar, mudah membentak anak sulung hanya karena orang tua kurang
tidur.
3. Rutinitas, sulit untuk melanjutkan hidup keluarga seperti sebelum
kelahiran anak ke-2.
4. Kegaduhan, bayi menangis, itulah cara bayi berkomunikasi. Anak
sulung bisa saja merasa tidak nyaman dengan hal ini karena
menganggap adik bayinya sedang marah.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Persiapan sibling atau saudara kandung merupakan persiapan anak
untuk bias menerima anggota baru setelah sebelumnya hanya ada dirinya,
ayah dan ibu dalam kelurga. Persiapan ini harus dilakukan sejak dini, sejak
ibu hamil anak harus diikutsertakan dalam upaya pengenalan supaya
ketika adiknya lahir anak tidak merasa bahwa kasih sayang yang selalu dia
dapat kini telah beralih hanya untuk adiknya.
Disisi lain, ketika perkenalan kepada calon adiknya tidak berjalan
dengan baik maka akan terjadi kecemburuan (sibling rivalry) yang
diekspresikan berbeda oleh setiap anak misalnya; menangis keras tanpa
sebab, berperilaku ekstrim untuk menarik perhatian orang tuanya sampai
dengan melakukan kekerasan terhadap adiknya. Dari sibling rivalry
tersebut juga berdampak pada kelangsungan keluarga tersebut. Orang tua
biasanya kurang bersabar dalam memahami anak, cenderung marah dan
membentak anak. Padahal mereka sedang membangun pertahanannya
melindungi apa yang jadi miliknya.

4.2 Saran
Menurut (Marmi, 2012; Suherni dkk,2009) peran bidan dalam
mengatasi sibling rivalry antara lain membantu menciptakan terjadinya
ikatan antara ibu pada bayinya dalam jam pertama sesudah kelahiran dan
memberikan dorongan pada ibu, keluarga untuk memberikan respon
positif tentang bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Haryani(2012). “Sibling Rivalry pada Anak Usia Toddler”.


Diakses 8 Maret 2016: https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://lib.ui.ac.id/..
2. Indrayani. 2011.Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jakarta : Trans Info
Media.
3. Irianto, Koes. 2014. Biologi Reproduksi. Bandung: Alfabeta.
4. Kartika Anisa Putri (2015).“Pengetahuan Ibu tentang Sibling
Rivalry”.Diakses 8 Maret 2016: https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.uinjkt.ac.id/.
5. Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta:
Nuha Medika.
6. Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan Edisi
Revisi. Jakarta: Trans Info Media.
7. Sulistyawati, Ari. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.
Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai