Anda di halaman 1dari 98

lOMoARcPSD|23032632

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Inggris

Bahasa Inggris (Universitas Pakuan)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)
lOMoARcPSD|23032632

LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS


MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
SISWA KELAS X SMK DKV NEGERI 4 PINRANG

Disusun oleh:
FITRIANTI, S.Pd.I.,M.Pd.
GURU SMKN 4 PINRANG

JL. Poros Benteng Maccobbu Kecamatan Patampanua


KABUPATEN PINRANG
SULAWESI SELATAN
2020

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Judul

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI


MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) SISWA KELAS X DKV
SMK NEGERI 4 PINRANG

Disusun oleh:

FITRIANTI, S.Pd.I.,M.Pd.
GURU SMKN 4 PINRANG

Disahkan oleh:

Pinrang, 20 November 2020


Mengetahui:
Kepala SMKN 4 Pinrang, Pembimbing,

Drs. LATUWO, M.Pd. RASNA, S.Pd.


NIP. 19651231 199102 1 007 NIP. 19840508 201001 2 032

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

ABSTRAK .................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ......................................................................................... X

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Permasalahan ............................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR ......................... 6

A. Kajian Pustaka .......................................................................... 6

B. Kerangka Berpikir ..................................................................... 22

C. Hipotesis Tindakan ................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 25

A. Jenis Penelitian ......................................................................... 25

B. Subjek Penelitian ...................................................................... 25

C. Faktor yang Diselidiki ............................................................... 25

D. Definisi Operasional Variabel ................................................... 26

E. Instrumen Penelitian ................................................................. 26

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

F. Prosedur Penelitian ................................................................... 27

G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 29

H. Teknik Analisis Data .................................................................. 29

I. Indikator Keberhasilan .............................................................. 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 32

A. Hasil Penelitian ......................................................................... 32

B. Pembahasan ............................................................................. 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 55

A. Kesimpulan................................................................................. 55

B. Saran .......................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 57

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

DAFTAR TABEL

Tabel Judul
Halaman

2.1 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif................ ......


11

2.2 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif NH.......... ......


16

4.1. Statistik Skor hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa pada 28


Siklus I….

4.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar


Bahasa Inggris Siswa pada Siklus 1 39
…………………………………
4.3.
Distribusi Frekuensi dan Persentase Ketuntasan Belajar 30
Bahasa Inggris Siswa pada siklus I
4.4. …………………………
31
Statistik Skor Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa pada
4.5. Siklus II
……………………………………………………………… 32

4.6. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar


Bahasa Inggris Siswa pada Siklus II 33
…………………………………
4.7.
Distribusi Frekuensi dan Persntase Ketuntasan Belajar 35
Bahasa Inggris Siswa pada Siklus II
4.8. ……………………………

Hasil Analisis Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I 37


dan Siklus II
4.9. ………………………………………………………

Hasil Observasi Kemampuan Guru dalam Mengelola 39


Pembelajaran melalui Model Pembelajaran Kooperatif
4.10. Tipe STAD pada Siklus I dan Siklus II………
41
Hasil Analisis Observasi Kemampuan Guru Mengelola

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Pembelajaran melalui Model Pembelajaran Kooperatif


Tipe STAD pada Siklus I dan Siklus II………..

Hasil Analisis Respon Siswa Terhadap Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ……………………

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

KATA PENGANTAR

Dengan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas


limpahan rahmat dan hinaya-Nya sehingga Penelitian Tindakan Kelas
yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Inggris Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions
(Stad) Siswa Kelas X SMK DKV Negeri 4 Pinrang”, dapat diselesaikan
meski dalam bentuk sederhana. Penelitian Tindakan Kelas yang
sederhana ini diajukan untuk bahan pembelajaran bagi penulis dalam
mebuat penelitian tindakan kelas.
Tak lupa pula kita hanturkan salam dan taslim atas junjungan Nabi
besar Muhammad SAW, Nabi yang menuntun kita dari jalan yang gelap
gulita menuju jalan terang menerang.
Selama dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini, banyak
pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik secara material
maupun moril. Untuk itu, penulis berkewajiban menyampaikan ucapan
terima kasih kepada para keluarga, teman-teman yang telah memberikan
motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas.
Semoga Penelitian Tindakan Kelas bermanfaat bagi penulis dan
juga kepada para pembaca baik untuk dijadikan literature maupun untuk
dijadikan pelajaran/panduan. Sekian dan terima kasih.

Pinrang, November 2020

Penulis,

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

ABSTRAK

Fitrianti. 2020. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris


Melalui Model Pembelajaran Kooperati Tipe Students Team
Achievement Divisions (STAD) pada Siswa SMK Negeri 4
Pinrang .

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom


Action Research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar bahasa
Inggris melalui model pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams
Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas X SMK Negeri 4 Pinrang
.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 4 Pinrang
yang berjumlah 25 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.
Prosedur kerja penelitian berlangsung 4 tahap yaitu: (1) Perencanaan, (2)
Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi. Pengumpulan
data dilakukan dengan obsevasi dan memberikan tes siklus I kemudian
tes siklus II setelah diberi pembelajaran melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Data yang
dikumpulkan dianalisis dengan analisis kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara kuantitatif terjadi
peningkatan hasil belajar bahasa Inggris siswa setelah dilakukan
pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams
Achievement Divisions (STAD). Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas
belajar 17 orang (68%) dengan skor rata-rata 58,40 dari skor ideal 100
berada pada kategori tinggi dan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas 25
orang (100%) dengan skor rata-rata (73,20), meningkatnya aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Hal ini sejalan dengan
semakin meningkatnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
Jadi dengan demikian hasil penelitian ini disimpulkan bahwa hasil belajar
bahasa Inggris dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas X
SMK Negeri 4 Pinrang .

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesungguhnya siapapun tidak bisa membantah, pendidikan

sangatlah menentukan kemajuan suatu bangsa. Maju atau mundurnya

suatu bangsa sangat ditentukan oleh kemajuan dan manajemen

pendidikan di negara tersebut. Seiring dengan kemajuan zaman dan

perkembangan teknologi yang semakin pesat, perkembangan di bidang

pendidikan pun senantiasa mengalami perubahan. Perubahan-perubahan

yang terjadi salah satu diantaranya adalah perubahan kurikulum yang

sebelumnya menggunakan kurikulum 1994 pada saat ini telah

menggunakan kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompotensi), dan

kurikulum 2013.

Dalam proses pembelajaran bahasa Inggris di sekolah, seringkali

guru menemukan berbagai keluhan pada siswanya terhadap pelajaran

bahasa Inggris, diantaranya pelajaran bahasa Inggris adalah pelajaran

yang membosankan, dan tidak menarik perhatian mereka, sehingga siswa

tidak memberi respon positif terhadap pelajaran bahasa Inggris. Banyak

hal yang dapat menjadi penyebab berbagai keluhan dari siswa tersebut di

atas, diantaranya dari cara guru menyajikan materi. Guru merupakan

salah satu komponen yang besar pengaruhnya terhadap peningkatan

1
Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)
lOMoARcPSD|23032632

kemampuan siswa karena siswa berhubungan langsung dengan guru

pada proses belajar mengajar. Penciptaan suasana proses belajar

mengajar yang menunjang dapat memungkinkan siswa untuk rajin

mengikuti pelajaran bahasa Inggris.

Berdasarkan pengalaman mengajar di SMK Negeri 4 Pinrang dapat

dilihat bahwa hasil belajar bahasa Inggris di sekolah rendah, salah satu

penyebabnya adalah sangat sedikit siswa yang mampu mengerjakan soal-

soal bahasa Inggris dengan benar dan bahkan kelihatannya siswa

merasakan suatu kesulitan dan ketakutan untuk memahami pelajaran

bahasa Inggris. Hal ini mungkin dikarenakan penyajian materi bahasa

Inggris masih bersifat monoton sehingga siswa tidak tertarik belajar

bahasa Inggris.

Dalam situasi yang demikian siswa menjadi bosan karena tidak ada

dinamika inovasi, kekreatifan, dan siswa belum dilibatkan secara aktif

sehingga guru sulit untuk mengembangkan atau meningkatkan pelajaran

agar benar-benar berkualitas. Untuk itu perlu dicari solusi agar seluruh

siswa merasa menjadi bagian dalam proses belajar mengajar. Dengan

demikian, model pelajaran kooperatif merupakan salah satu solusi

terhadap masalah siswa yang beraneka ragam itu. Dalam model ini, siswa

diberi kesempatan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk

menyelesaikan, dan memecahkan suatu masalah secara bersama. Siswa

juga diberi kesempatan untuk mendiskusikan masalah menentukan

strategi pemecahannya dan menghubungkan masalah tersebut dengan

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

masalah-masalah lain yang telah diselesaikan sebelumnya.

Hubungan antara teman sebaya sangat penting dan dapat

digunakan untuk tujuan positif dalam pembelajaran bahasa Inggris.

Dorongan teman untuk mencapai prestasi akademik yang baik adalah

salah satu faktor penting dari pembelajaran kooperatif. Para siswa akan

termotivasi untuk belajar dengan baik dan menjadi penuh perhatian

selama jam pelajaran berlangsung. Pembelajaran kooperatif memberi

peluang kepada siswa yang berlatar belakang dan kondisi berbeda untuk

saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui

penggunaan struktur penghargaan kooperatif, siswa belajar untuk

menghargai satu sama lain.

Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe yaitu tipe Student

Teams Achievement Divisions (STAD), tipe Jigsaw, tipe TGT (Teams

Geams Tounaments), tipe TAI (Team Assited Individualization),dan

tipeCooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Dalam hal

inipenulis menggunakan pembelajaran yang berguna untuk

menumbuhkankemampuan kerjasama, kreatif, berfikir kritis dan memiliki

kemampuan untuk membantu teman.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian di

SMK Negeri 4 Pinrang dengah judul “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa

Inggris melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) Siswa kelas X SMK Negeri 4 Pinrang.

B. Permasalahan

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang yang telah dikemukakan,

maka masalah yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini adalah

“Apakah hasil belajar bahasa Inggris siswa dapat ditingkatkan melalui

modelpembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas X SMK Negeri

4 Pinrang ?

2. Cara Pemecahan Masalah

Masalah rendahnya hasil belajar bahasa Inggris sangat dipengaruhi

oleh penyajian guru di depan kelas, untuk memecahkan masalah tersebut

maka diadakan penelitian tindakan kelas melalui penerapan model

pembelajaran cooperative learning type STAD pada siswa kelas X SMK

Negeri 4 Pinrang .

. Adapun langkah-langkah bagaimana pengajar membimbing siswa

agar dapat menyelesaikan masalah dalam belajar bahasa Inggris adalah

sebagai berikut:

a. Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok masing-masing

terdiri dari enam atau tujuh anggota.

b. Membuat lembar kegiatan siswa (LKS) dan kuis pendek untuk

pelajaran yang telah direncanakan untuk diajarkan.

c. Meminta agar anggota tim dapat bekerja sama dalam mengerjakan

soal dan saling membimbing agar seluruh anggota tim mereka

dapat menjawab dengan benar dari soal-soal tersebut.

d. Bila tiba saatnya memberikan kuis dan memberikan waktu yang

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

cukup kepada siswa untuk menyelesaikan tes itu.

e. Membuat skor individual dan skor tim.

f. Memberikan pengakuan kepada prestasi tim.

C. Tujuan Penelitian

Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk menjawab

masalahyang telah dikemukakan di atas, secara operasional tujuan

penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris

melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas X

SMK Negeri 4 Pinrang .

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa : memberikan motivasi kepada siswa untuk dapat

lebih giat dan aktifdalam setiap kegiatan pembelajaran dan dalam

menyelesaikan tugasnya sehiggaakan memungkinkan

peningkatan pada hasil belajarnya.

2. Bagi guru : sebagai pertimbangan untuk dapat menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam memecahkan beberapa

masalah yang dihadapi dalamrangka meningkatkan hasil belajar

bahasa Inggris siswa.

3. Bagi sekolah : memberikan bahan informasi untuk dapat

membenahi dan meningkatkan proses belajar mengajar SMK

Negeri 4 Pinrang .

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Hasil Belajar

Banyak ahli telah mendefinisikan tentang pengertian belajar.

Biasanya setiap definisi berbeda satu sama lain namun, pada hakekatnya

definisi tersebut memiliki makna yang hampir sama. Dalam petunjuk

proses belajar mengajar disebutkan bahwa belajar merupakan suatu

proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya interaksi

dengan berbagai sumber belajar. Misalnya buku, teman kelas dan dengan

guru. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Puerwadarmita,1987)

”Belajar berarti berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapatkan

suatu kepandaian”.

Slameto (1995), mengemukakan bahwa belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Nasution (1987) pengertian belajaradalah :

a. Belajar adalah perubahan pengetahuan. Definisi ini banyak


dianut di sekolah-sekolah dimana guru-guru berusaha
memberikan ilmu sebanyak mungkin dan murid giat
mengumpulkannya. Seringkali belajar disamakan dengan
menghafal.
b. Belajar adalah sebagaiperubahan kelakuan berkat pengalaman
dan latihan.

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses perubahan dalam diri seseorang yang ditampakkan

dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku sebagai


6
peningkatan pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap, dan kebiasaan.

Haling (2004),mengemukakan ciri ciri belajar adalah :

a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.

b. Belajar itu perubahan tingkah laku relatif permanent.

c. Perubahan tingkah laku ini pada dasarnya diperoleh kecakapan baru.

d. Dalam belajar perubahan tingkah laku merupakan hasil pengalaman

dan latihan.

e. Jelas waktunya, yaitu kapan tingkah laku itu berlangsung dan

tercapai.

f. Jelas perubahan perilakunya.

g. Jelas pengukurannya.

Hasil belajar adalah istilah yang digunakan untuk mencapai tingkat

keberhasilan yang dicapai seseorang setelah melakukan usaha tertentu.

Ini sejalan dengan pendapat Mustaan (2005) : “Hasil belajar adalah

ukuran yang menyatakan beberapa jauh tujuan pengajaran telah tercapai

oleh siswa dengan pengalaman yang telah diberikan dan disiapkan oleh

sekolah.” Hasil belajar diartikan hasil optimal yang diperoleh melalui

proses belajar mengajar sehingga dapat dilakukan sebagai alat ukur maka

digunakan alat ukur berupa tes hasil belajar.

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Wood Warth dan Magiis (Abdullah,1979) mengemukakan bahwa

hasil belajar adalah kelengkapan nyata yang dapat diukur langsung

dengan alat ukur langsung dengan suatu alat dalam hal ini adalah tes.

Hasil belajar yang dicapai siswa dalam suatu mata pelajaran tertentu

biasanya mengunakan tes standar sebagai alat pengukuran keberhasilan

seorang siswa.

Bahasa Inggris merupakan ilmu terstruktur yang pokok bahasannya

berkesinambungan, memiliki suatu keteraturan dan struktur yang

terorganisir. Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas maka dapat

dikatakan bahwa hasil belajar bahasa Inggris adalah hasil yang dicapai

seorang siswa dalam waktu tertentu dalam belajar bahasa Inggris yang

diukur dengan mengunakan tes hasil belajar bahasa Inggris.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Proses dan hasil belajar adalah dua aspek yang satu sama lainnya

tidak dapat dipisahkan. Pada proses belajar terjadi suatu kegiatan yang

mengakibatkan terjadinya tingkah laku bagi individu yang melakukannya.

Syah (2006: 144) mengemukakan bahwa Faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar (proses dan hasil belajar) dipengaruhi oleh tiga

faktor yaitu: faktor internal (yang berasal dari dalam diri siswa), faktor

eksternal (yang berasal dari luar diri siswa), dan faktor pendekatan belajar

(approach to learning).

a. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa.

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

1) Faktor fisiologis.

Faktor fisiologis ini dibagi menjadi 2 macam yaitu: (a) tonus jasmani

pada umumnya, dan (b) keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu.

Keadaan tonus jasmani pada umumnya dapat dikatakan

melatarbelakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain

pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar, keadaan

jasmani yang lelah lain pengaruhnya dengan yang tidak lelah. Jadi hal

yang harus dilakukan adalah menjaga kesehatan.

Sedangkan fungsi-fungsi jasmani tertentu yang dimaksud di sini

adalah panca indra, karena panca indra dapat dimisalkan sebagai pintu

gerbang masuknya pengaruh ke dalam individu. Orang mengenal dunia

sekitarnya dan belajar dengan mempergunakan panca indranya. Baiknya

berfungsinya panca indra merupakan syarat belajar itu berlangsung

dengan baik. Dalam sistem persekolahan dewasa ini diantara panca indra

itu yang paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan

telinga.

2) Faktor- faktor psikologis.

Arden N. Frandsen (Suryabrata, 2004: 236) mengatakan bahwa hal

yang mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut:

1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas

2) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk

selalu maju.

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan

teman-teman.

4) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan

usaha yang baru, baik dengan koperasi maupuan dengan kompetisi

5) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila

menguasaipelajaran.

b. Faktor yang berasal dari luar diri siswa

faktor ini dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu: (1)Faktor-faktor non

sosialyang meliputiudara, suhu,cuaca, alat-alat yang dipakai untuk belajar,

dan sebagainya.(2)Faktor-faktor sosial yang meliputi keadaan lingkungan.

c. Faktor pendekatan belajar.

Menurut Syah (2006: 145) faktor pendekatan belajar adalah jenis

upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan pembelajaran pada materi pelajaran.

Jadi dapat dipahami bahwa ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi belajar yaitu faktor dari luar diri yang berupa keadaan

lingkungan sosial dan faktor dari dalam diri yang berupa keadaan jasmani

dan sifat-sifat siswa itu sendiri. Selain itu, faktor pendekatan belajar juga

sangat berpengaruh yang berupa strategi dan metode yang digunakan

siswa dalam belajar.

5. Model pembelajaran

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Eghen dan Kauchack (Buhaerah, 2009: 17), mengemukakan

bahwa model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau

petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu

pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam

merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.

Salah satu tujuan dan penggunaan model pembelajaran adalah

meningkatkan kemampuan siswa selama belajar. Dengan pemilihan

metode, strategi, pendekatan, serta teknik pembelajaran, diharapkan

adanya perubahan dari mengingat (memorizing), atau menghapal (rote

learning) kearah berpikir (thinking) dan pemahaman (understanding), dari

metode ceramah kependekatan discopery learning atau inquiry learning,

dan dari subject centered ke clearer centered atau terkontruksinya

pengetahuan siswa.

Weil Joyce dan Shower (Buhaerah, 2009: 18) mengemukakan 5

unsur penting dari suatu model pembelajaran, yaitu: a) sintaks, b) sistem

sosial, c) prinsip reaksi, d) sistem pendukung, dan e) dampak instruksional

dan dampak pengiring.

a. Sintaks

Sintaks merupakan fase-fase atau langkah-langkah kegiatan dalam

suatu model pembelajaran yang diwujudkan dalam rangkaian kegiatan

pembelajaran. Dengan demikian suatu sintaks pembelajaran akan

mengindikasikan dengan jelas aktivitas yang dilakukan, baik oleh guru

maupun oleh siswa.

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

b. Sistem sosial

Sistem sosial merupakan kondisi atau situasi ataupun aturan yang

berlaku dalam suatu model pembelajaran. Dapat juga dikatakan sebagai

pola hubungan komunikasi antara guru dengan siswa atau siswa dengan

siswa dalam proses belajar mengajar.

c.Prinsip reaksi

Prinsip reaksi merupakan pola kegiatan yang menggambarkan

respon guru yang wajar terhadap siswa baik secara individu dan kelompok

maupun secara keseluruhan. Prinsip reaksi juga berkaitan dengan teknik

yang diterapkan guru dalam memberi reaksi-reaksi terhadap prilaku-

prilaku siswa dalam kegiatan pemberian, seperti bertanya, menjawab,

memberi tanggapan, mengganggu teman melamun, kurang serius, dan

sebagainya.

d. Sistem pendukung

Sistem pendukung suatu model pembelajaran dengan menerapkan

model tersebut. Hal-hal yang dimaksud adalah berupa sarana, bahan,

perangkat & alat bantu atau media.

e. Dampak Instruksional dan dampak Pengiring

Dampak instruksional dalam penelitian ini adalah penguasaan

bahan ajar bahasa Inggris yang berkaitan pencapaian kompetensi dasar

dan indikator hasil belajar sebagaimana yang direncanakan dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sedangkan dampak

pengiring yang diperhatikan dalam penelitian ini adalah kemandirian

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

dalam belajar, keaktifan dalam belajar dan sikap positif terhadap bahasa

Inggris.

3. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning)

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

yang saat ini mendapatkan perhatian karena mengingat jangkauannya

bukan hanya membantu siswa untuk belajar dari segi akademik dan

keterampilan saja, tetapi juga melatih siswa untuk tujuan-tujuan hubungan

sosial. Seperti yang dikemukakan oleh Ibrahim (2000: 2) bahwa:

“pembelajaran kooperatif yang jangkauannya melampaui membantu siswa

belajar isi akademik dan keterampilan semata, namun juga melatih siswa

dalam tujuan-tujuan hubungan sosial dan manusia”.

Menurut Slavin (2008: 27), ”Cooperative learning atau

pembelajaran kooperatif adalah penempatan beberapa siswa dalam

kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah latihan atau beberapa

tugas”. Selanjutnya menurut Suherman (2001: 218) ”Pembelajaran

kooperatif adalah mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja

sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah,

menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai

tujuan bersama”. Isjoni (2007: 15) pembelajaran kooperatif adalah suatu

model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil yang berjumlah 3-5 orang secara kolaboratif sehingga

dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Berdasarkan keempat pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajarankooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang

memberi kesempatan yang luas kepada para siswa dalam kelompok kecil

yang berjumlah 3–5 orang yang tingkat kemampuan berbeda sebagai

sebuah tim untuk menyelesaikan suatu masalah, menyelesaikan suatu

tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama.

Adapun unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif

menurut Ibrahim (Irwan, 2008: 11) adalah sebagai berikut:

a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka

sehidup sepenanggungan.

b. Setiap siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lainnya dalam

kelompoknya, di samping tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri

dalam mempelajari materi yang dihadapi.

c. Siswa haruslah berpandangan bahwa semua anggota di dalam

kelompoknya memiliki tujuan yang sama.

d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di

antara anggota kelompoknya.

e. Setiap siswa akan diberikan evaluasi atau penghargaan yang akan

berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan

untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

g. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual

materi yang ditangani di dalam kelompoknya.

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa ciri-ciri atau

karakteristik dari pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim (2000: 6-7),

yaitu:

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajarnya.

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah.

c. Bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis

kelamin berbeda-beda.

d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams

Achievement Divisions)

Pembelajaran kooperatif telah menjadi salah satu pembaharuan

dalam pergerakan refomasi pendidikan. Pembelajaran kooperatif

sebenarnya merangkum banyak jenis bentuk pengajaran dan

pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif menggalakkan pelajar

belajar bersama-sama dengan berkesan melalui pembentukan kumpulan

yang heterogen. Pembelajaran kooperatif dilaksanakan dalam kumpulan

kecil supaya siswa dapat berkerjasama dalam kumpulan untuk

mempelajari isi kandungan pelajaran dengan berbagai kemahiran sosial.

Pada dasarnya, pembelajaran kooperatif melibatkan siswa bekerjasama

dalam mencapai tujuan pembelajaran (Johnson & Johnson, 1991). Tujuan

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

pembelajaran kooperatif adalah : (1) membantu siswa untuk mencapai

hasil belajar optimal dan mengembangkan keterampilan sosial siswa. (2)

mengajarkan keterampilan bekerja sama dan berkolaborasi. Dan (3)

Menberdayakan siswa kelompok atas sebagai tutor sebaya bagi kelompok

bawah.

Ada beberapa hal yang perlu dipenuhi dalam kooperatif menurut

Erman (2003), agar menjamin para siswa bekerja secara kooperatif,

meliputi:

a. Siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa

mereka adalah bagian dari suatu kelompok dan mempunyai tujuan

bersama yang harus dicapai.

b. Para siswa bergabung dalam sebuah kelompok harus menyadari

bahwa masalah yang mereka hadapi adalah masalah kelompok dan

bahwa berhasil atau tidaknya kelompok itu akan menjadi tanggung

jawab bersama oleh seluruh anggota kelompok itu.

c. Untuk mencapai hasil yang maksimum, para siswa yang tergabung

dalam kelompok itu harus berbicara satu sama lain dalam

mendiskusikan masalah yang dihadapi.

Berikut langkah-langkah atau fase-fase model pembelajaran

kooperatif menurut Slavin (Ibrahim, 2000).

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

FASE TINGKAH LAKU GURU

Fase-1
Menyampaikan tujuan Guru menyampaikan semua tujuan
dan memotivasi siswa pembelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa
Fase-2 belajar.
Menyajikan informasi
atau materi pelajaran Guru menyajikan informasi atau materi
pelajaran kepada siswa dengan jalan
Fase-3 demonstrasi, lewat bahan bacaan, atau
Mengorganisasikan ceramah.
siswa ke dalam
kelompok-kelompok Guru membagi siswa dalam beberapa
belajar kelompok dan menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya bekerjasama dalam
kelompok belajar dan membantu setiap
Fase-4 kelompok agar melakukan transisi secara
Membimbing kelompok efisien.
bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok
Fase-5 belajar yang memerlukan atau kelompok
Evaluasi yang mendapatkan kesulitan dalam
mengerjakan tugas mereka.
Fase-6 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
Memberikan materi yang telah dipelajari dengan cara
Penghargaan masing-masing kelompok mempersentasikan
hasil kerjanya.
Guru mencari cara-cara untuk menghargai
baik upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok.

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Tabel 2.1. Langkah-langkah atau Fase-fase Model Pembelajaran

Kooperatif

Salah satu tipe dalam pembelajarn kooperatif adalah STAD

(Student Teams Achievement Divisions), Metode ini dapat diterapkan

untuk menghadapi kemampuan siswa yang heterogen, di dalamnya siswa

diberi kesempatan untuk melakukan kolaborasi dengan teman sebaya

dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan.

Masing-masing kelompok beranggotakan enam atau tujuh orang siswa

yang memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin dan lain-lain yang

heterogen, sehingga dalam satu kelompok akan terdapat kemampuan

akademik dan jenis kelamin yang berbeda. Guru menyajikan pelajaran

dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa

seluruh anggota tim telah mengusai pelajaran tersebut

Setiap minggu secara individual siswa diberikan kuis materi

pelajaran yang telah diajarkan. Skor dari hasil kuis siswa tersebut

merupakan skor perkembangan tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa

tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor

mereka yang lalu dan poin di berikan berdasarkan pada seberapa jauh

siswa menyamai atau melampaui prestasi yang lalunya sendiri. Poin tiap

anggota tim ini dijumlahkan untuk mendapatkan skor tim. Hasil kuis tiap

individu dan perolehan skor tiap kelompok diumumkan dan memberikan

penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor tertinggi.

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Menurut Nur dkk. (2000), Student Teams-Achievment Division

(STAD) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Bahan pelajaran disajikan oleh guru dan siswa harus mencurahkan

perhatiannya, Karena hal itu akan mempengaruhi hasil kerja mereka di

dalam kelompok

b. Anggota kelompok terdiri empat sampai lima orang siswa, mereka

heterogen dalam berbagai hal seperti prestasi akademik dan jenis

kelamin.

c. Setelah tiga kali pertemuan diadakan tes individu berupa kuis

mingguan yang harus dikerjakan siswa sendiri-sendiri.

d. Materi pelajaran disiapkan oleh guru dalam bentuk lembar kerja siswa.

e. Penempatan siswa dalam kelompok lebih baik ditentukan oleh guru

dari pada mereka memilih sendiri.

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-

Achievment Division (STAD) dalam Pembelajaran Bahasa Inggris untuk

memperoleh hasil yang maksimal dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif, maka guru harus memahami dengan jelas langkah-langkah

penerapannya pada proses kegiatan belajar mengajar.

STAD terdiri dari sintaks kegiatan pengajaran sebagai berikut :

a. Mengajar : mempresentasikan Pelajaran

b. Belajar dalam tim : Siswa bekerja dalam tim mereka dengan dipandu

oleh lembar kegiatan siswa untuk menuntaskan materi Pelajaran.

c. Tes : Siswa mengerjakan kuis atau tugas lain secara individual

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

d. Penghargaan kelompok, sebagai penutup guru memberikan

penghargaan atas hasil kerja siswa baik secara individu maupun

kelompok.

Langkah-langkahpersiapantipe STAD (Student Teams-Achievment

Division) adalah sebagai berikut :

a. Bagilah siswa ke dalam kelompok-kelompok masing-masing terdiri dari

empat atau lima anggota. Untuk menempatkan siswa dalam kelompok,

urutkan mereka dari atas ke bawah berdasarkan kemampuan

akademik tertentu (misalnya nilai rapor yang lalu atau ujian blok) dan

bagilah daftar siswa yang telah diurut itu menjadi empat, pastikan

bahwa kelompok-kelompok yang terbentuk itu berimbang menurut

jenis kelamin, kemampuan akademik dan lain-lain.

b. Buatlah Lembar Kerja Siswa (LKS) dan kuis pendek untuk pelajaran

yang direncanakan untuk diajarkan. Selama belajar kelompok tugas

anggota kelompok adalah menguasai secara tuntas materi yang

dipresentasikan dan membantu anggota kelompok mereka menguasai

secara tuntas materi tersebut.

c. Pada saat guru melakukan pembelajaran di dalam kelas, guru terlebih

dahulu membacakan tugas-tugas yang harus dikerjakan kelompok,

yaitu:

 Meminta anggota kelompok bekerja sama mengatur bangku dan

meja kursi mereka.

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

 Membagi LKS atau materi belajar lain

 Menganjurkan agar siswa pada tiap-tiap kelompok bekerja

berpasangan apabila mereka sedang mengerjakan soal, setiap

siswa hendaknya mengerjakan soal itu kemudian saling mengecek

pekerjaannya di antara teman dalam pasangan. Apabila ada siswa

yang tidak dapat mengerjakan soal itu, teman satu kelompok siswa

itu memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan soal tersebut.

 Memberi penekanan pada siswa bahwa mereka tidak boleh

mengakhiri kegiatan belajar sampai mereka yakin bahwa seluruh

anggota kelompok dapat menguasai materi yang diajarkan.

 Memastikan siswa memahami bahwa LKS itu untuk belajar, bukan

untuk diisi dan dikumpulkan, oleh karena itu penting bagi siswa

pada akhirnya diberi lembar kunci jawaban LKS untuk mengecek

pekerjaan mereka sendiri dan teman satu kelompok mereka pada

saat mereka belajar.

 Memberi kesempatan kepada siswa untuk saling menjelaskan

jawaban mereka, tidak hanya saling mencocokkan jawaban mereka

dengan lembar kunci jawaban itu.

 Apabila siswa memiliki pertanyaan, mintalah mereka mengajukan

pertanyaan itu kepada teman satu kelompoknya sebelum

mengajukan pada siswa yang lain atau guru.

 Pada saat siswa sedang bekerja dalam kelompok, guru berkeliling

dalam kelas sambil memberikan pujian kepada kelompok yang

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

bekerja baik dan secara bergantian duduk bersama kelompok untuk

memperhatikan bagaimana anggota kelompok itu bekerja.

d. Bila tiba saatnya memberikan kuis, guru membagikan soal-soal kuis

atau bentuk evaluasi yang lain dengan alokasi waktu yang cukup bagi

setiap kelompok untuk menyekesaikan kuis itu, pada saat itu mereka

harus menunjukkan bahwa mereka telah belajar sebagai individu. Guru

mengatur posisi duduk tiap siswa dalam satu kelompok atau bila tidak

memungkinkan maka tiap siswa saling menukarkan hasil pekerjaannya

dengan siswa anggota kelompok lain atau mengumpulkan pekerjaan

itu untuk diperiksa pada kesempatan yang lain.

e. Buatlah skorindividual dan skor kelompok. Skor kelompok pada STAD

didasarkan pada peningkatan skor anggota kelompok dibandingkan

dengan skor yang lalu mereka sendiri. Perhitungan skor harus

dilakukan segera setelah pemberian kuis dan apabila memungkinkan

pengumuman hasil kuis itu dilakukan pada pertemuan pertama setelah

kuis tersebut. Perhitungan skor kelompok adalah dengan

menjumlahkan poin yang diperoleh tiap anggota kelompok dan

membagi jumlah itu dengan anggota kelompok yang mengerjakan kuis.

f. Pengakuan kepada prestasi kelompok. Setelah menghitung poin untuk

siswa dan skor untuk kelompok, guru hendaknya mempersiapkan

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

semacam lembar pengakuan kepada kelompok yang mencapai skor

tertinggi.

Setelah satu siklus berjalan dengan penerapan pembelajaran

kooperatif tipe STAD dalam kelas, guru dapat mengatur ulang kelompok-

kelompok baru untuk memberikan kesempatan kepada siswa bekerja

dengan teman sekelas yang lain dan menjaga program pengajaran tetap

segar.

B. Kerangka Pikir

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran

bahasa Inggris, guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang

optimal dengan menerapkan berbagai model pembelajaran.

Dalam pembelajaran bahasa Inggris, salah satu hal yang harus

diperhatikan oleh guru dalam mengajarkan suatu pokok bahasan adalah

pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan,

karena melihat kondisi siswa yang mempunyai karakteristik yang berbeda

antara satu dengan yang lainnya dalam menerima materi pelajaran yang

disajikan guru di kelas, ada siswa yang mempunyai daya serap cepat dan

ada pula siswa yang mempunyai daya tanggap yang lama.

Menyikapi kenyataan ini, penulis menilai perlu digunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions

(STAD), yaitu membagi siswa dalam beberapa kelompok yang terdiri dari

3–5 orang siswa dan setiap kelompok mempunyai tingkat kemampuan

yang beragam, selain itu tipe pembelajaran ini mempunyai ciri khas yaitu

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

penomoran di mana guru hanya memanggil nomor tertentu kemudian

siswa yang nomornya sesuai yang mewakili kelompoknya untuk

menjawab soal atau pertanyaan yang telah diajukan. Dan dalam

menunjuk siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa

yang akan mewakili kelompok tersebut. Sehingga siswa akan

bertanggung jawab baik secara kelompok maupun secara individu dalam

memecahkan masalah serta saling memotivasi untuk berprestasi diantara

kelompoknya. Dengan demikian, maka untuk meningkatkan hasil belajar

bahasa Inggris siswa kelas X SMK Negeri 4 Pinrang , guru perlu

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) dan diharapkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions

(STAD) setiap siswa akan mempunyai tingkat kemampuan yang relatif

sama dan pada akhirnya hasil belajar siswa akan lebih baik:

Siswa

Masalah

Rendahnya Hasil Belajar Bahasa Inggris

Faktor
Metode pembelajaran kurang tepat

Solusi

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Proses

PTK

Perencanaan

Refleksi Tindakan

Observasi dan Evaluasi

Pengumpulan dan Analisis Data

Kesimpulan

Gambar, Kerangka Pikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoritik di atas, maka hipotesis penelitian ini

adalah “jika model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) diterapkan dalam pembelajaran bahasa

Inggris pada siswa Kelas X SMK Negeri 4 Pinrang maka hasil belajar

bahasa Inggris siswa dapat meningkat”.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau Classroom Action

Research yang melibatkan kegiatan berulang, yaitu perencanaan,

tindakan, observasi dan refleksi.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 4 Pinrang

pada semester genap tahun pelajaran 2013/2020 dengan jumlah siswa

sebanyak 24 orang (12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa

perempuan).

C. Faktor Yang Diselidiki

1. Faktor siswa, melihat keaktifan dan kemampuan siswa dalam

mempelajari bahasa Inggris melalui model pembelajaran kooperatif

tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).

2. Faktor guru, dengan melihat bagaimana materi pelajaran dipersiapkan

dan teknik yang digunakan oleh guru dalam menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions

(STAD).

3. Faktor hasil belajar bahasa Inggris yaitu dengan melihat sejauhmana

keberhasilan siswa dalam belajar bahasa Inggris setelah diterapkan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

D. Defenisi Operasional Variabel


24

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan

sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya,

setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu

untuk memahami materi pelajaran.

Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions

(STAD)didefinisikan sebagai model pembelajaran kooperatif dimana siswa

sebagai peserta didik berpikir secara berkelompok sebanyak 3-5 orang

dan diberikan nomor kepala.

Hasil belajar adalah skor total yang dicapai siswa setelah mengikuti

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions

(STAD) dengan menggunakan tes hasil belajar bahasa Inggris.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil

belajar bahasa Inggris, lembar observasi dan angket. Instrumen tes hasil

belajar bahasa Inggris digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan

siswa terhadap materi pelajaran bahasa Inggris, lembar observasi

digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan angket digunakan untuk

mengetahui tanggapan siswa tentang model pembelajaran koopearatif

Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

F. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus kegiatan

yaitu : siklus I (pertama) dan siklus II (kedua), dan setiap siklus masing-

masing dilaksanakan selama 4 kali pertemuan.

Prosedur kegiatannya meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan

tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi (reflektion).

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Sebelum diadakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Mengkaji kurikulum SMP Semester Genap mata pelajaran bahasa

Inggris yang berkaitan dengan tema penelitian yang dilakukan.

2. Membuat skenario pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Divisions (STAD).

3. Membuat tes hasil belajar untuk melakukan evaluasi di setiap akhir

siklus.

4. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi atau

keadaan siswa di kelas selama diadakannya model Pembelajaran

Kooperatif dengan Tipe Student Teams Achievement Divisions

(STAD).

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

5. Membuat angket untuk mengetahui tanggapan siswa tentang model

pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

(STAD).

b. Tahap Tindakan

1. Guru menyajikan informasi umum yang terkait dengan materi yang

dipelajari.

2. Guru membagi siswa dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang

dan kepada setiap anggota diberi nomor 1-5.

3. Guru mengajukan pertanyaan kepada setiap kelompok berupa tugas

atau mengerjakan soal-soal di LKS.

4. Guru meminta kepada siswa bekerja sama dalam kelompoknya secara

efisien karena kemampuan dan keseriusan setiap anggota kelompok

akan sangat mempengaruhi.

5. Guru memberikan bimbingan seperlunya kepada suatu kelompok yang

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan sosl-soal di LKS.

6. Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu untuk menjawab

pertanyaan atau mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk

seluruh kelas.

7. Guru memberikan kesmpatan kelompok lain untuk memberi

tanggapan.

8. Guru memberikan .umpan balik berdasarkan hasil presentasi

kelompok.

9. Guru memberikan soal latiahan untuk dikerjakan secara individu.

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

10. Guru memberikan pujian kepada kelompok yang menjawab soal

dengan benar dan memberi semangat kepada kelompok yang belum

berhasil dengan baik.

c. Tahap Observasi dan Evaluasi

1. Mengamati tiap kegiatan siswa melalui lembar observasi.

2. Pengumpulan data melalui tes.

3. Angket untuk mengetahui tanggapan siswa tentang model

pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

(STAD).

d. Tahap Refleksi

Data yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dikumpulkan

serta dianalisis. Hasil analisis data yang dilaksanakan pada tahap ini akan

dipergunakan guru sebagai acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya.

2. Siklus II

Kegiatan yang dilakukan pada siklus II pada dasarnya adalah

mengulang tahap-tahap pada siklus I, tetapi dilakukan pula sejumlah

rencana baru untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat

pada siklus I.

G. Teknik Pengumpulan Data

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Data mengenai perubahan sikap, kehadiran, keaktifan siswa dan

respon siswa di dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar diambil

dengan cara pengamatan atau observasi dan angket. data diambil dari

hasil ulangan harian siswa sebelum tindakan, data hasil belajar juga

diperoleh dengan tes yangdiberikan kepada siswa, pada akhir siklus I dan

siklus II.

H. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa macam data yang diperlukan

dengan analisis yang berbeda, yaitu:

1. Data berupa lembar observasi yaitu:

Data hasil penilaian pengamat untuk aktivitas siswa selama pembelajaran

di analisis dengan menggunakan rumus:

PTa =
Ta x100 %
T
Dengan:

PTa = persentase aktivitas siswa untuk melakukan suatu jenis aktivitas

 Ta = jumlah jenis aktivitas yang dilakukan siswa setiap pertemuan


T = jumlah seluruh aktivitas setiap pertemuan

2. Untuk data yang diperoleh dari tes hasil belajarakan dianalisis

melalui kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik deskriftif, berupa

rata-rata, simpangan baku, nilai terendah, dan nilai tertinggi. Selanjutnya

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

untuk mengetahui tingkat penguasaan dan hasil belajar bahasa Inggris

siswa digunakan kategorisasi standar sebagai berikut:

Penguasaan 85 ≤ x ≤ 100 berada pada kategori“sangat tinggi”

Penguasaan 75 ≤ x < 85 berada pada kategori “tinggi”

Penguasaan 60 ≤ x < 75 berada pada kategori “sedang”

Penguasaan 45 ≤ x < 60 berada pada kategori “kurang”

Penguasaan 0 ≤ x < 45 berada pada kategori “sangat kurang”

Sedangkan untuk analisis kualitatif adalah dengan melihat perubahan

sikap siswa pada setiap siklus baik dari segi perhatian, kehadiran,

keantusiasan, keaktifan maupun kesungguhan siswa dalam mempelajari

dan menyelesaikan masalah bahasa Inggris.

I. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Meningkatnya skor rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II.

2. Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dari siklus I

ke siklus II.

3. Meningkatnya ketuntasan belajar siswa. yang dimaksud dengan

tuntas belajar apabila telah mencapai penguasaan 75% atau skor 75

dari skor ideal 100 dan siswa dikatakan tuntas secara klasikal

apabila mencapai 85% siswa yang tuntas belajar.

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Belajar Siswa setelah diterapkan Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Divisions (STAD

Data yang diperoleh dari tes pada setiap akhir siklus untuk

menggambarkan tingkat pemahaman siswa melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

(STAD) pada mata pelajaran bahasa Inggris, adapun penyajiannya

sebagai berikut:

a. Tes Hasil Belajar Siklus I

Pada siklus I dilakukan tes hasil belajar yang berbentuk soal essai.

Pelaksanaan tes tersebut dilakukan setelah selesai penyajian materi limit

fungsi aljabar di satu titik. Analisis statistik deskriptif hasil belajar bahasa

Inggris siswa berdasarkan hasil tes pada siklus I dapat dilihat pada tabel

4.1 berikut.

Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa pada

Siklus I

2 Nilai Statistik

Subjek 25

Skor Ideal 100

Skor Tertinggi 80

Skor Terendah 40

Rentang Skor 40

Skor Rata-rata 58,40

Standar Deviasi 10,48

Berdasarkan Tabel 4.1, dapat 31


dilihat bahwa skor rata-rata hasil

belajar bahasa Inggris siswa setelah diterapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)adalah

sebesar 58,40 dengan standar deviasi 10,48 skor terendah 40 dan skor

tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 80 dari skor ideal yang

mungkin dicapai yaitu 100.

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Apabila hasil belajar bahasa Inggris dikelompokkan dalam lima kategori,

maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar bahasa

Inggris siswa pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Bahasa


Inggris Siswa pada Siklus I
Skor Kategori Frekuensi Persentase

84 < x ≤ 100 Sangat Tinggi 0 0

74 < x ≤ 84 Tinggi 3 12

59 < x ≤ 74 Sedang 11 44

44 < x ≤ 59 Rendah 9 36

0 ≤ x ≤ 44 Sangat Rendah 2 8

Total 25 100

Berdasarkan Tabel 4.2, menunjukkan bahwa frekuensi dan

persentase skor hasil belajar bahasa Inggris siswa setelah diberikan

tindakan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siklus I diperoleh

bahwa tidak seorangpun siswa yang masuk kategori hasil belajar sangat

tinggi, terdapat 3 orang (12%) siswa yang masuk dalam kategori tinggi 11

orang atau (44%) siswa yang dkategorikan rendah, dan 9 atau 36 % siswa

yang dikategorikan rendah serta 2 orang siswa atau (8%) yang

dikategorikan sebagai sangat rendah, dari total siswa 25 orang.

Jika skor rata-rata hasil belajar bahasa Inggris siswa pada Tabel 4.1

berdasarkan lima kategori menurut Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, maka skor rata-rata siswa berada dalam kategori sedang.

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Selanjutnya, jika hasil belajar bahasa Inggris siswa pada siklus I

dianalisis dengan persentase ketuntasan belajar bahasa Inggris siswa,

maka dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Ketuntasan Belajar


Bahasa Inggris Siswa pada Siklus I

Interval skor Kategori Frekuensi Persentase


65 < x ≤100 Tuntas 17 68
0 ≤ x ≤ 65 Tidak tuntas 8 32
Jumlah 2 100

Berdasarkan Tabel 4.3, menunjukkan bahwa ada 17 siswa atau

68% dari 25 siswa yang termasuk dalam kategori tidak tuntas dan hanya 8

siswa atau 32% yang termasuk dalam kategori tuntas. Jika ketuntasan

tersebut berdasarkan kategori ketuntasan klasikal sebagaimana telah

disebutkan pada bab III, maka hasil belajar bahasa Inggris siswa setelah

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) berdasarkan materi yang telah dijelaskan

guru pada siklus I dapat dikatakan belum tuntas.

b. Tes Hasil Belajar Siklus II

Pada siklus II dilakukan tes hasil belajar yang berbentuk soal essai.

Pelaksanaan tes tesebut dilakukan setelah selesai penyajian pada mata

pelajaran bahasa Inggris, analisis statistik deskriptif hasil belajar bahasa

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Inggris siswa berdasarkan hasil tes pada siklus II dapat dilihat pada tabel

4.4 halaman berikut.

Tabel 4.4 Statistik Skor Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa pada
Siklus II

Statistik Nilai Statistik

Subjek 25

Skor Ideal 100

Skor Tertinggi 95

Skor Terendah 50

Rentang Skor 45

Skor Rata-rata 73,20

Standar Deviasi 11,53

Berdasarkan Tabel 4.4, dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil

belajar bahasa Inggris siswa setelah diterapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah

sebesar 73,20 dengan standar deviasi 11,53 skor terendah 50 dan skor

tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 95 dari skor ideal yang

mungkin dicapai yaitu 100.

Apabila hasil belajar bahasa Inggris siswa dikelompokkan dalam lima

kategori menurut Depdiknas, maka diperoleh distribusi frekuensi dan

persentase seperti pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Bahasa


Inggris Siswa pada Siklus II

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Skor Kategori Frekuensi Persentase

84 < x ≤ 100 Sangat Tinggi 5 20

74 < x ≤ 84 Tinggi 9 36

59 < x ≤ 74 Sedang 9 36

44 < x ≤ 59 Rendah 2 8

0 ≤ x ≤ 44 Sangat Rendah 0 0,00

Total 25 100

Berdasarkan Tabel 4.5, menunjukkan bahwa frekuensi dan

persentase skor hasil belajar bahasa Inggris siswa setelah diberikan

tindakan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Divisions pada siklus II diperoleh siswa yang

masuk kategori hasil belajar sangat tinggi sebanyak 5 orang (20%), tinggi

9 orang (36%), sedang 9 orang (36%), dan rendah 2 orang (8%), tidak

ada siswa yang berada pada kategori sangat rendah dari total siswa 25

orang.

Jika skor rata-rata hasil belajar bahasa Inggris siswa pada Tabel 4.4

berdasarkan lima kategori menurut Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, maka skor rata-rata siswa berada dalam kategori tinggi.

Selanjutnya, jika hasil belajar bahasa Inggris siswa pada siklus II

dianalisis dengan persentase ketuntasan belajar bahasa Inggris siswa,

maka dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Ketuntasan Belajar


Bahasa Inggris Siswa pada Siklus II

Interval skor Kategori Frekuensi Persentase


65 < x ≤100 Tuntas 20 80
0 ≤ x ≤ 65 Tidak tuntas 5 20
Jumlah 25 100

Berdasarkan Tabel 4.6, menunjukkan bahwa ada 20 siswa atau

80% dari 25 siswa yang termasuk dalam kategori tuntas dan 5 siswa atau

20,00% yang termasuk dalam kategori tidak tuntas. Jika ketuntasan

tersebut berdasarkan kategori ketuntasan klasikal sebagaimana telah

disebutkan pada bab III, maka hasil belajar bahasa Inggris siswa setelah

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions pada siklus II telah mencapai ketuntasan secara

klasikal.

Untuk melihat peningkatan hasil belajar bahasa Inggris siswa dari

siklus I ke siklus II setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Divisions, akan digambarkan dengan

diagram 1 berikut:

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

100 95 99 100
86.72
81.41 78.1
80 75
70

60

40

20 Siklus I
0 Siklus II
Skor Maksimum Skor Minimum Skor Rata-rata Skor Ketuntasan
Diagram 1. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa pada Siklus I
dan Siklus II

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa peningkatan dari

siklus I ke siklus II yaitu dari 70 menjadi 75. Selanjutnya skor rata-rata

mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu 58,40 menjadi 73,20.

Skor ketuntasan juga meningkat dari siklus I ke siklus II yaitu dari 60%

menjadi 80%. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar bahasa Inggris siswa

mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II setelah diterapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions.

2. Deskripsi Hasil Observasi

Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa yang telah diperoleh

digunakan untuk mengamati perubahan sikap siswa dalam proses

pembelajaran pada siklus I dan siklus II sedangkan data hasil observasi

aktivitas guru yang telah diperoleh digunakan untuk mengamati

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran melalui penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Divisions.

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

a. Hasil Analisis Observasi Aktivitas Siswa

Untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris, tidak dapat

terlepas dari perilaku siswa. Perubahan perilaku belajar siswa tersebut

diperoleh dari lembar observasi pada setiap pertemuan yang dicatat oleh

observer pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan pada tiap

pertemuan dengan rincian tiga kali pertemuan pada siklus I dan tiga kali

pertemuan pada siklus II.

Pada siklus I dan II, keaktifan siswa dapat dilihat pada hasil

observasi yang ditunjukkan pada tabel 4.7 di bawah ini:

Tabel 4.7 Hasil Analisis Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I dan
II

NO Faktor yang diteliti Pertemuan Jumla Persentase


1 2 3 h (%)
1 Siswa yang hadir pada I 20 22 25 67 89,33
proses pembelajaran. II 23 24 25 72 96
Siswa yang memperhatikan I 20 21 24 65 86,67
2 atau mendengarkan II 23 24 25 72 96
penjelasan dari guru
Siswa yang menjawab I 4 5 6 15 20
3 pertanyaan lisan guru II 5 7 8 20 26,67
4 Siswa yang mampu I 2 3 3 8 10,67
menyelesaiakn/mengerjak II 3 3 4 10 13,33
an soal latihan di papan
tulis
5 Siswa yang meminta I 5 3 1 9 12
bantuan kepada teman II 7 6 4 17 22,67
pada saat kerja kelompok
6 Siswa yang memberi I 7 6 4 17 22,67
bantuan saat kerja II 5 3 1 9 12
kelompok
7 Siswa yang mampu I 3 4 5 12 16
mengerjakan soal dengan II 5 6 8 19 25,33

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

benar di papan tulis hasil


kerja kelompok saat
mempersentasikannya

Adapun perbandingan persentase aktivitas siswa pada setiap siklus

I dan siklus II dapat dilihat pada diagram 2 di bawah ini:

100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00 Siklus I
10.00
0.00 Siklus II

Diagram 2. Perbandingan Persentase Aktivitas Siswa yang


Sesuai Pembelajaran Siklus I dan Siklus II (Aktivitas 1 - 7)

Berdasarkan Diagram 2, dapat dilihat bahwa persentase siswa

yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung mengalami

peningkatan yakni 89,33% pada siklus I menjadi 96% pada siklus II,

persentase Siswa yang memperhatikan atau mendengarkan penjelasan

dari guru adalah 86,67% pada siklus I menjadi 96% pada siklus II,

persentase Siswa yang menjawab pertanyaan lisan guru yaitu 20% pada

siklus I menjadi 26,67% pada siklus II, persentase Siswa yang mampu

menyelesaiakn/mengerjakan soal latihan di papan tulis 10, 67% pada

siklus I menjadi 13,33% pada siklus II. Adapun persentase Siswa yang

meminta bantuan kepada teman pada saat kerja kelompok 12% pada

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

siklus I menjadi 22, 67% pada siklus II, persentase siswa Siswa yang

memberi bantuan saat kerja kelompok adalah 22, 67% pada siklus satu

mengalami penurunan menjadi 12 pada siklus II, dan Siswa yang mampu

mengerjakan soal dengan benar di papan tulis hasil kerja kelompok saat

tournament adalah 16% pada siklus I dan 25% pada siklus II.

b. Hasil Analisis Observasi Kemampuan Guru Mengelola


Pembelajaran melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Divisions

Pada penelitian ini observasi kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan, yaitu, pada siklus

I sebanyak 3 kali pertemuan, dan siklus II juga 3 kali pertemuan. Adapun

deskripsi hasil observasi terhadap kemampuan guru mengelola

pembelajaran adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Observasi Kemampuan Guru Mengelola


Pembelajaran Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Teams Achievement Divisionspada Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus II
Aspek yang dinilai
Skor Pertemuan Skor pertemuan

1 2 3 1 2 3

Kegiatan Pendahuluan:
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 3 3 4 4 4 4
b. Memberikan apersepsi tentang materi
pembelajaran yang lalu dan memotivasi. 3 3 3 4 4 4
Jumlah Skor Kegiatan Awal (KA) 6 6 7 8 8 8

Rata-rata Skor Kegiatan Awal (KA) 3 3 3,5 4 4 4

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Kegiatan Inti:
a. Kemampuan guru menyajikan informasi 3 3 4 4 4 4
tentang materi yang dipelajari.
3 4 4 4 4 4
b. Kemampuan guru memberikan contoh
3 3 3 4
soal.
3 4
c. Kemampuan guru mengarahkan siswa
3 3 3 4
untuk menanyakan hal-hal yang kurang 4 4
dipahami. 3 4
3 4
d. Kemampuan guru membentuk siswa 4 4
kedalam kelompok yang heterogen. 4 4
4 4
e. Kemampuan guru mengarahkan siswa 4 4
bekerja sama dalam kelompok. 3 3 3
3
3 4
f. Kemampuan guru memberikan
3 4 4
bimbingankepada setiap kelompok. 4
4 4 4 4
g. Kemampuan guru mengrahkan siswa 4 4
4 4
mempresentasikan hasil kerjanya.
4 4
h. Kemampuan guru mengarahkan 4 4
4 4
kelompok yang lain untuk memberi
4 4
tanggapan. 4 4
i. Kemampuan menyajikan soal latihan. 4 4

j. Kemampuan mengarahkan siswa untuk


menyelesaikan latihan yang diberikan.
k. Kemampuan guru memberikan
penghargaan bagi kelompok yang
berhasil dan memberi pengarahan bagi
kelompok yang belum berhasil
Jumlah Skor Kegiatan Inti (KI) 37 39 41 42 43 44

Rata-rata Skor Kegiatan Inti (KI) 3.36 3,54 3,72 3,81 3,90 4

Kegiatan Penutup:
4 4 4 4 4 4
a. Kemampuan mengarahkan siswa untuk
membuat rangkuman. 3 4 4 4 4 4
b. Kemampuan memberikan tugas mandiri
(PR)menarik kesimpulan.

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Jumlah Skor Kegiatan Penutup (KP) 7 8 8 8 8 8

Rata-rata Skor Kegiatan Penutup (KP) 3.5 4 4 4 4 4

Kemampuan Mengelola Waktu: 4 4 4 4 4 4

Nilai Rata-rata 4 4 4 4 4 4

Tabel 4.9 Hasil Analisis Observasi Kemampuan Guru Mengelola


Pembelajaranmelalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Teams Achievement DivisionspadaSiklus I
dan Siklus II.

Siklus I Siklus II

Kegiatan 3 3 3,5 Kegiatan 4 4 4

Pendahuluan Pendahuluan

Kegiatan Inti 3,36 3,54 3,72 Kegiatan Inti 3,8 3,90 4

Kegiatan Pnutup 3,5 4 4 Kegiatan Pnutup 4 4 4

Alokasi Waktu 4 4 4 Alokasi Waktu 4 4 4

Jumlah 13,8 14,5 15,2 Jumlah 15, 15,9 16

6 4 2 81

Rata-rata 3,64 Rata-rata 3,98

Adapun perbandingan rata-rata aktivitas guru mengelola

pembelajaran siklus I dan siklus II, dapat dilihat pada diagram 3 berikut ini.

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

4.10
3.98
4.00

3.90

3.80

3.70 3.64 Siklus I


3.60 Siklus II

3.50

3.40
Kemampuan Guru
Diagram 3. Perbandingan Rata-rata Kemampuan Guru
Mengelola Pembelajaran Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran mengalami peningkatan

yaitu 3,64 pada siklus I menjadi 3,98 pada siklus II.

Jadi berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan

bahwakemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Divisionspada siklus I maupun siklus II

berada pada kategori “sangat baik”

3. Hasil Analisis Respon Siswa terhadap Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

Pemberian angket respon siswa terhadap model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisionsdilakukan pada akhir

pertemuan siklus II. Jumlah siswa yang hadir pada saat itu adalah 25

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

orang. Adapun gambaran mengenai respon siswa tersebut dipaparkan

sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Analisis Respon Siswa Terhadap Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Divisions

Frekuensi Persentase Keterang


Pertanyaan
No pilihan (%) an
A B C A B C
1 Menurut pendapat saya,
pembelajaran yang
diterapkan guru pada saat 25 0 0 100 0 0
sekarang ini (STAD) itu….

2 Dalam pembelajaran
melalui penerapan STAD, 25 0 0 100 0 0
saya….
3 Ketika guru selesai
menyajikan materi 24 1 0 96 4 0
pembelajaran dikelas,
saya….
4 Setelah pembelajaran
melalui penerapan 25 0 0 100 0 0
STAD,saya anggap….

5 Guru yang saya harapkan


dalam proses belajar
mengajar melalui
20 5 0 80 20 0
penerapan STAD adalah
guru yang….
6 Penerapan STAD pada
pembelajaran bahasa 22 3 0 88 12 0
Inggris,sebaiknya….
7 Setelah pembelajaran
melalui penerapan STAD
pada pembelajaran 25 0 0 100 0 0
bahasa Inggris,maka
dalam pembelajaran
saya….
8 Menurut sayapenerapan
STAD pada pembelajaran
25
dapat…… 0 0 100 0 0

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

9 Setelah mengikuti
pembelajaran melalui
penerapan 16 9 0 64 36 0
STAD,…tentang materi
pelajaran
10 Setelah pembelajaran
melalui penerapan STAD, 25
0 0 100 0 0
PR yang diberikan
guru,…….
Rata-rata 92,8 7,2

Dari tabel pengamatan berdasarkan angket yang disebarkan

kepada siswa kebanyakan siswa memilih pilihan A yang menunjukkan

tanggapan siswa berminat belajar bahasa Inggris melalui penerapan

Student Teams Achievement Divisionsyaitu sebanyak 92,8%. Dan

terdapat pula siswa yang memilih pilihan B yang menunjukkan tanggapan

siswa kurang berminat dalam pembelajaran tersebut, ada sebanyak

7.,2%. kemudian tidak terdapat siswa yang memilih pilihan C yang

menunjukkan tanggapan siswa tidak berminat dalam pembelajaran

tersebut.

4. Refleksi terhadap Pelaksanaan Pembelajaran

a. Refleksi Siklus I

Siklus I ini dilaksanakan selama empat kali pertemuan dimana tiga

kali pertemuan diadakan proses pembelajaran dan satu kali pertemuan

untuk tes hasil belajar siswa. Pada siklus I, siswa dibagi kedalam delapan

kelompok heterogen (tingkat prestasi tinggi, sedang dan rendah), tiap

kelompok terdiri dari empat orang siswa. Pembagian kelompok ini

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

dimaksudkan agar seluruh siswa lebih mudah dalam menyelesaikan tugas

berupa lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru dengan adanya

proses berpikir bersama serta memudahkan guru dalam proses

pembelajaran.

Setelah seluruh proses pembelajaran pada siklus I selesai

dilaksanakan, temuan pelaksanaan penelitian dianalisis untuk

menentukan tingkat keberhasilan penelitian dengan menggunakan

indikator keberhasilan yang telah ditetapkan serta untuk menentukan

kelemahan yang terdapat pada siklus I. Adapun refleksi yang dapat

diperoleh pada siklus I adalah sebagai berikut.

1) Refleksi terhadap kelompok belajar

Kegiatan refleksi dimaksud agar guru dan peneliti secara kolaboratif

membahas hasil pengamatannya selama kegiatan berlangsung.

Pembelajaran yang kurang efektif disebabkan oleh situasi yang tidak

terkontrol karena adanya siswa yang tidak menerima siswa

berkemampuan rendah menjadi anggota kelompoknya.

Dari hasil belajar diperoleh dari tes akhir siklus pada dasarnya ada

yang sudah mencapai target yang ditetapkan. Namun masih ada anggota

kelompok yang malu jika nomornya dipanggil untuk mempresentasikan

hasil kerja kelompoknya. Pada siklus I ini, siswa dengan pemberian

penghargaan pada kelompok yang berhasil dan memberi semangat pada

kelompok yang belum dapat meningkatkan minat dan semangat siswa

dalam mengikuti pelajaran. Hal ini disebabkan karena siswa baru

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

mengenal model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions yang sebelumnya tidak pernah diberikan.

2) Refleksi terhadap ketuntasan belajar

Untuk hasil belajar bahasa Inggris siswa yang dinilai melalui tes

pada akhir siklus I menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah

mencapai ketuntasan belajar, namun kriteria ketuntasan secara klasikal

belum tercapai. Ketidaktercapaian tersebut disebabkan karena terdapat

beberapa siswa yang tidak berperan aktif dalam mengerjakan tugas, baik

itu tugas kelompok maupun tugas individu sehingga berdampak pada

penguasaan siswa terhadap materi yang belum maksimal.

3) Refleksi terhadap hasil pengamatan aktivitas siswa

Berdasarkan hasil observasi masih banyak siswa yang melakukan

tindakan yang tidak sesuai dengan pembelajaran. Ada beberapa siswa

yang tidak mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, tidak

membaca/mencermati LKS, dan tidak bekerja sama dalam kelompoknya.

4) Refleksi terhadap hasil pengamatan kemampuan guru mengelola

pembelajaran

Hasil observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran melalui

model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Divisionsmenunjukkan bahwa guru mampu melaksanakan pembelajaran

dengan baik, meskipun beberapa aspek masih perlu ditingkatkan. Hasil

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

observasi terhadap kemampuan guru mengelola pembelajaran tidak

digunakan untuk menentukan keberhasilan penelitian, tetapi digunakan

untuk perbaikan kinerja pada siklus berikutnya.

Karena pada siklus I masih terdapat beberapa kekurangan, maka

peneliti berupaya untuk melakukan perbaikan terhadap kekurangan-

kekurangan tersebut pada siklus berikutnya.

b. Refleksi Siklus II

Siklus II ini dilaksanakan selama empat kali pertemuan dimana tiga

kali pertemuan diadakan proses pembelajaran dan satu kali pertemuan

untuk tes hasil belajar siswa. Pada siklus II, pembagian kelompok siswa

tetap sama seperti kelompok pada siklus I.

Setelah seluruh proses pembelajaran pada siklus II selesai

dilaksanakan, temuan pelaksanaan penelitian dianalisis untuk

menentukan tingkat keberhasilan penelitian dengan menggunakan

indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Selanjutnya hasil temuan

dimanfaatkan untuk menentukan perlu atau tidaknya penelitian dilanjutkan

ke siklus berikutnya. Adapun refleksi yang dapat diperoleh pada siklus II

adalah sebagai berikut.

1) Refleksi terhadap kelompok belajar

Pada tahap awal sudah melakukan proses pembelajaran dengan

lancar, setiap kelompok sudah menerima tiap anggota kelompoknya.

Siswa berkemampuan tinggi mulai membimbing teman kelompoknya

yang berkemampuan rendah. Keberhasilan pada siklus II ini merupakan

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

hasil refleksi pada siklus I dengan berbagi usaha untuk memperbaiki

pembelajaran pada siklus II. Usaha yang dilakukan dengan memberikan

kesempatan kepada siswa yang berkemampuan rendah untuk aktif dalam

mempresentasikan hasil pekerjaannya.

Dalam hal ini peningkatan pemahaman siswa tentang materi

pelajaran yang disajikan dengan memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti.

2) Refleksi terhadap ketuntasan belajar

Untuk hasil belajar bahasa Inggris siswa yang dinilai melalui tes

pada akhir siklus II menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa sudah

tercapai, baik secara individual maupun secara klasikal.

3) Refleksi terhadap hasil pengamatan aktivitas siswa

Berdasarkan hasil observasi, terjadi peningkatan aktivitas siswa

yang sesuai dengan pembelajaran.

4) Refleksi terhadap hasil pengamatan kemampuan guru mengelola

pembelajaran

Hasil observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran melalui

model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Divisionsmenunjukkan bahwa guru mengalami peningkatan kemampuan

dalam mengelola pembelajaran. Kemampuan guru akan berkorelasi positif

terhadap peningkatan hasil belajar bahasa Inggris siswa.

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa guru telah melakukan

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Achievement Divisionssecara dan hasilnyapun maksimal, hal ini tercermin

dari hasil tes siklus I dan tes siklus II yang ketuntasan belajar siswa secara

klasikal meningkat 68% menjadi 80%. Dengan temuan ini, maka indikator

keberhasilan yang telah ditentukan di awal penelitian telah tercapai,

sehingga kegiatan penelitian tindakan kelas dalam rangka meningkatkan

hasil belajar bahasa Inggris melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Divisionspada siswa kelas X SMK Negeri 4

Pinrang tidak dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil

belajar bahasa Inggris siswa. Tindakan yang digunakan untuk mencapai

tujuan tersebut adalah melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Divisions. Model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Divisionsadalah tipe pembelajaran kooperatif

yang terdiri atas empat tahap yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan,

berpikir bersama, dan menjawab yang digunakan untuk mereview fakta-

fakta dan informasi dasar yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola

interaksi siswa dengan ciri utama yaitu penomoran (berkepala nomor) dan

proses berpikir bersama.

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisionsmerupakan sesuatu

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

yang baru bagi siswa kelas X SMK Negeri 4 Pinrang , meskipun mereka

biasa kerja kelompok.

Pada dasarnya kemampuan siswa di kelas ini sudah banyak yang

tuntas belajar sebelum penulis menerapkan pembelajaran kooperatif

Student Teams Achievement Divisions. Hal ini tercermin dari hasil

uluangan harian yaitu 23 siswa yang tuntas belajar dari 25 siswa atau

68% dengan demikian masih dibawah standar yang ditentukan oleh

sekolah tersebut yaitu 80%, jadi dengan kemampuan yang dimiliki siswa

tersebut peneliti tidak terlalu mengalami kesulitan dalam menerapkan

kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions, dan meskipun

pada siklus I, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran termasuk

dalam kategori sangat baik. Namun belum mampu mengaktifkan seluruh

siswa dalam pembelajaran. Hal ini diduga peneliti disebabkan karena

siswa belum terbiasa dengan pola pembelajaran yang digunakan oleh

guru.

Pencapaian hasil belajar bahasa Inggris siswa yang diperoleh dari

tes siklus I menunjukkan bahwa dari 25 siswa sebagai subjek penelitian,

17 siswa yang mencapai ketuntasan belajar dan 8 siswa yang belum

mampu mencapai kriteria ketuntasan belajar.

Berdasarkan pencapaian hasil belajar bahasa Inggris siswa pada

siklus I yaitu jumlah siswa yang tuntas belajar 17 orang (68%) dengan

skor rata-rata 58,40 dari skor ideal 100 berada pada kategori tinggi , maka

peneliti yang juga berperan sebagai guru berdiskusi dengan guru bahasa

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Inggris di SMK Negeri 4 Pinrang yang bertindak sebagai pengamat dalam

penelitian ini untuk mencari solusi dalam mengatasi ketidaktercapaian

target yang telah ditetapkan dalam penelitian ini pada siklus I. Hasil

diskusi tersebut diputuskan bahwa proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisionstetap dilanjutkan dengan perbaikan pada aspek-

aspek yang masih kurang dan yang belum tercapai pada siklus I.

Adapun yang perlu ditingkatkan dari siklus I, diantaranya

bagaimana cara agar siswa dapat lebih aktif dalam melakukan aktivitas

yang sesuai dengan proses pembelajaran, dalam hal ini siswa

memperhatikan penjelasan guru, aktif mengerjakan tugas kelompok pada

saat pembelajaran berlangsung, aktif mengerjakan tugas individu, dan

lain-lain.

Pada siklus II dilakukan beberapa tindakan agar siswa tidak

melakukan hal seperti yang terjadi pada siklus I. Dalam hal ini peneliti

lebih membimbing siswa agar siswa dapat lebih aktif dalam melakukan

aktivitas yang sesuai dengan proses pembelajaran, melakukan tindakan

agar siswa menanyakan haal-hal yang kurang dipahami, melakukan

tindakan arahan kepada siswa pada saat mempersentasikan hasil

kerjanya serta lebih memberi pemahaman terhadap materi daripada

hanya dimengerti saja. Terlihat hasil tes akhir siswa sudah mencapai

target yang ingin dicapai dan ini dikarenakan tingkat kepercayaan pada

diri sendiri dalam mengerjakan soal sudah meningkat.

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Siklus II dilaksanakan pada pertemuan kelima sampai kedelapan

termasuk pemberian tes pada akhir siklus II. Pelaksanaan pembelajaran

pada siklus ini sudah lebih baik jika dibandingkan dengan siklus I, ditinjau

dari segi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas

siswa. Hal ini sesuai dengan hasil observasi terhadap aktivitas siswa yang

sesuai dengan pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan semua

aspek aktivitas yang dilakukan siswa dari siklus I ke siklus II ditambah

dengan dukungan atau minat belajar bahasa Inggris siswa dengan

penerapan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisionshal

ini tercermin dari hasil analisis respon siswa tehadap model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisionsdimana siswa yang

setuju dengan model tersebut atau memilih pilihan A sebanyak 92,8 %.

Dan siswa yang memilih pilihan B yang menunjukkan tanggapan siswa

kurang berminat atau biasa saja dalam mengikuti pembelajaran tersebut

sebanyak 7,2 % . kemudian tidak terdapat siswa yang memilih pilihan C

yang menunjukkan tanggapan siswa tidak berminat dalam pembelajaran

tersebut.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisionsdapat meningkatkan

aktivitas dan motivasi siswa selama pembelajaran berlangsung.

Peningkatan keaktifan dan motivasi siswa pada siklus II ini tidak terlepas

dari peran guru yang juga semakin baik dalam mengelola pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions. Hasil observasi terhadap kemampuan guru

mengelola pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Divisionsberada pada kategori baik pada

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

siklus I dan mengalami peningkatan pada kategori sangat baik pada siklus

II.

Aktivitas siswa serta kemampuan guru mengelola pembelajaran

ditambah dengan dukungan minat siswa mengikuti pembelajaran dengan

model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisionsselama

proses pembelajaran berlangsung berdampak baik pada hasil belajar

bahasa Inggris siswa pada siklus II. Dengan melihat ketercapaian hasil

belajar bahasa Inggris yang diperoleh siswa pada siklus II telah

mengalami peningkatan dari siklus I, di mana dari jumlah keseluruhan

subjek penelitian, 20 siswa telah mencapai kriteria ketuntasan, sesuai

dengan indikator keberhasilan pada penelitian ini yaitu meningkatnya skor

rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II, meningkatnya aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II. dan ketuntasan

hasil belajar bahasa Inggris siswa yaitu 80% tuntas secara klasikal telah

tercapai. Karena indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai,

maka peneliti yang merangkap sebagai guru memutuskan untuk

menghentikan atau tidak melanjutkan kegiatan pembelajaran ke siklus

berikutnya.

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

bahasa Inggris dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran kooperatif

tipe Student Teams Achievement Divisions pada siswa kelas X SMK

Negeri 4 Pinrang . Hal ini ditunjukkan oleh:

1. Meningkatnya skor rata-rata hasil belajar bahasa Inggris siswa dari

siklus I ke siklus II, yaitu 58,40 pada siklus I menjadi 73,20 pada siklus

II.

2. Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dari siklus I

ke siklus II.

3. Meningkatnya ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II yaitu

pada siklus I dari 25 siswa terdapat 17 orang siswa atau (68%) dan

pada siklus II jumlah siswa yang tuntas 20 0rang (80%). yang

dimaksud dengan tuntas belajar apabila telah mencapai penguasaan

65% atau skor 65 dari skor ideal 100 dan siswa dikatakan tuntas

secara klasik apabila mencapai 65% ketuntasan belajarnya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan

penelitian ini, maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

53
Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)
lOMoARcPSD|23032632

1. Diharapkan kepada guru bidang studi pada umumnya dan guru

bahasa Inggris khususnya agar lebih mengintensifkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD sejak dini untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal bahasa Inggris dan

memacu siswa agar lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.

2. Kepada pihak sekolah, agar memberikan kesempatan kepada peneliti

yang ingin melaksanakan penelitian demi peningkatan kualitas

pembelajaran.

3. Kepada peneliti di bidang pendidikan diharapkan untuk melakukan

penelitian pada materi-materi yang berbeda, baik pada jenjang

pendidikan yang sama ataupun yang berbeda.

4. Diharapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisionsdapat diterapkan secara luas dalam

pembelajaran.

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah.1979. Pengaruh minat motivasi belajar berprestasi dan kapasitas


kecerdasan terhadap belajar dalam kelompok akademik pada SMA
Negeri Sul-Sel (disertasi) SPB. Malang:IKIP Malang

Departemen Pendidikan Nasional.2005.Undang-undang SIKDIKNAS 2003


(UU RI No. 20 Th. 2003). Jakarta : Sinar Garfika.

Gojwan, Asep.2004. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif


pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Lanjutan
Tingkat
Pertama.ThesisBandungProgramStudiPengembanganKurikulum.

Haling, Abd. 2004. Belajar dan Pembelajaran (Suatu Ringkasan).


Makassar : Fakultas Ilmu Pendidikan UNM.

Ibrahim Muslimin, dkk. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:


Universitas Negeri Surabaya.

Nasution, S. 1987. Teknologi Pendidikan. Bandung: Bandung Jemmars

Nurhadi, dkk.2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam


KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Poerwadarmita,W.J.S.1987. KamusBesar Bahasa Indonesia. Jakarta:


Balai Pustaka

Purwanto,M. Ngalim. 2004. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi


Pengajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Rahman,M.Asfah. 2004. ”Penelitian tindakan kelas”. Makalah


Disampaikan pada Pelatihan Metodologi Penelitian Tingkat
Nasionsal LPM Penalaran UNM Agustus 2004.

Salam. 2005. Konsep dan Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Pada


Pelatihan Pembuatan Jurnal LPM Penalaran UNM Desember
2005.Makassar.

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.


Jakarta: Rineka Cipta.

Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SEKOLAH : SMK NEGERI 4 PINRANG


MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS
KELAS/SEMESTER : X/GANJIL
MATERI POKOK :UNGKAPAN SAPAAN, DAN PAMITAN, SERTA RESPONNYA
ALOKASI WAKTU : 2 X 40 (4 JP)

A. KOMPETENSI DASAR
1.1. Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa
pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar.
1.2. Menghargaiperilaku santun dan perduli dalam melaksanakan komunikasi antar
pribadi dengan guru dan teman.
1.3. Menghargai perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalammelaksanakan komunkasi transaksional dengan guru dan geman.
1.4. Menghargai perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam
melaksanakan komunikasi fungsional.
1.5. Memahami teks lisan berupa sapaan, pamitan, ucapan terima kasih dan
permintaan maaf serta responnya
1.6. Menyusun teks lisan untuk mengucapkan dan merespon sapaan dan pamitan
ucapan terima kasih dan permintaan maaf dengan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks.

B. INDIKATOR
Siswa mampu menggunakan Ungkapan Sapaan, Pamitan, dan ucapan terima
kasih, serta Responnya untuk melakukan komunikasi transaksional yang mencakup
aspek:
Sikap
menunjukkan kesantunan, kepedulian, jujur, disiplin, percaya diri, tanggung jawab,
kerjasama, dan cinta damai.
Pengetahuan
menyebutkanUngkapan Sapaan, pamitan, ucapan terima kasih.
Keterampilan
1. membuat dialog tentang ungkapanSapaan, dan Pamitan, ucpan terima kasih,
serta responnya
2. Mendemonstrasikan dialog yang telah dibuat.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa terampil menggunakan Ungkapan Sapaan, dan Pamitan, serta Responnya
untuk melakukan komunikasi interpersonal dengan struktur teks yang runtut dengan
unsur kebahasaan yang benar; kesantunan, keperdulian dengan guru dan teman

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

D. MATERI PEMBELAJARAN
Fungsi sosial:
Menjaga hubungan interpersonal dengan guru dan teman

Struktur teks:
(ungkapanhafalan, tidak perlu dijelaskan tata bahasanya)
a. Good morning. How are you?, Fine, thank you. And you? dan semacamnya
b. Goodbye. Bye. See you later. See you. Take care., dan semacamnya
Unsur kebahasaan:
Ucapan, tekanan kata, intonasi, Ejaan, Tanda baca, Dn tulisan tangan dan cetak
yang jelas dan rapi
Topik
Ungkapan Sapaan, dan Pamitan, terima kasih, serta Responnya
E. METODE PEMBELAJARAN:
1. Pendekaan : Scientific
2. Strategi : observe – practice
3. Metode : Inquiry / expriencial learning

F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
- Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi :
Memberi salam, berdo’a, mengecek kehadiran siswa, mengecek
pemahaman siswa terhadap Ungkapan Sapaan, dan Pamitan, serta Responnya
Kegiatan Inti
SISWA Catatan
Guru menyediakan contoh model
Mengamati
menyapa/berpamitan
 Siswa mendengarkan/ menonton interaksi 1.Guru menyapa/berpamitan kepada siswanya
sapaan, dan pamitan, dalam BI
2. Guru menunjukkan teks percakapan
3. Guru menayangkan video
Menanya
siswa mempertanyakan antara lain perbedaan
antar berbagai ungkapan sapaan,dan Guru membimbing dan memberi arahan
pamitan, dan gerima kasih dalam bahasa
Inggris, perbedaan ungkapan dengan yang
ada dalam bahasa Indonesia,
Eksploring/eksperimenting/mencoba mengingatkan siswa untuk menyapa/berpamitan
Siswa menyapa, dan berpamitan, mengucapkn setiap kali ada kesempatan
terima kasih dengan bahasa Inggris dalam 1. memberi penguatan
konteks simulasi, role-play, dan kegiatan lain 2. memimpin melakukan refleksi
yang terstruktur. 3. memberikan penilaian unjuk kerja
Mengasosiasikan/membandingkan/menghu
-
bungkan - Memperlihatkan variasi menyapa, berpamitan,
1. membandingkan ungkapan yang telah mengucapkan terima kasih dan membimbing
dipelajari dengan yang ada di sumber lain siswa untuk menganalisis fungsi, struktur teks,
2. membandingkan ungkapan dan pilihan bahasanya.
menyapa/berpamitan dalam bahasa Inggris - Guru menanyakan pertanyaan yang
dan dalam bahasa siswa berhubungan dengan wacana
3. mendiskripsikan diri sendiri.
Mengkomunikasikan:
 Siswa menyapa, dan berpamitan, dengan

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

bahasa Inggris, di dalam dan di luar kelas. - Memotivasi siswa untuk tetap menggunakan
 Siswa menuliskan permasalahan dalam ungkapan menyapa/ berpamitan baik di dalam
menggunakan bahasa Inggris untuk kelas, di luar kelas maupun di lingkungan sekitar
menyapa, dan berpamitan, dalam jurnal setelah pembelajaran selesai.
belajar (learning journal).  - Memberikan penguatan/umpan balik
 Menuliskan permasalahan yang dihadapi
dalam rangka terampil
menyapa/berpamitan dalam jurnal
belajarnya
Penutup
 Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran,
 Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram,
 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,
 Memberikan tugas, baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik,
 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

G. Alat dan sumber Pembelajaran


- Alat dan bahan
1. Buku
2. Video Pembelajaran
3. Real Object
4. Laptop
5. LCD

- SUMBER BELAJAR
Gunawan, Asep., Khatimah, Yuli R., Wachidah, Siti. Bahasa Inggris: When
English Rings the Bell. 2013: Politeknik Negeri Media Kreatif, Jakarta.

H. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


a Teknik:
 Tes lisan
 Tes tertulis
b Bentuk Instrumen:
 Merespon ungkapan secara Lisan
 Role play
 Complete the sentence
c Pedoman Penilaian
 Tiap Jawaban benar skor 3
 Jumlah skor maksimal : 3 x Jumlah nomor
 Nilai Siswa = skor Perolehan x 100
Skor maximal

Selanjutnya penilaian tersebut dapat dirinci ke dalam penilaian otentik untuk


proses dan hasil belajar
- Sikap
observasi, penilaian diri, teman sejawat menggunakan daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang disertai rubrik (lihat Rubrik)
- Pengetahuan:
Lisan, dan tulis.
- Keterampilan:
Unjuk kerja/Praktik

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

a. Sikap

Penilaian dari Aspek Sikap (Attitude)


No Aspek yang Dinilai Kriteria Score
Sangat sering menunjukan sikap disiplin 5
Sering menunjukan sikap disiplin 4
1 Disiplin (Discipline) Beberapa kali menunjukan sikap disiplin 3
Pernah menunjukan sikap disiplin 2
Tidak pernah menunjukan sikap disiplin 1
Sangat sering menunjukan sikap percaya diri 5
Sering menunjukan sikap percaya diri 4
Percaya Diri
2 Beberapa kali menunjukan sikap percaya diri 3
(Confidence)
Pernah menunjukan sikap percaya diri 2
Tidak pernah menunjukan sikap percaya diri 1

b. Pengetahuan
No Aspek yang Dinilai Kriteria Score
sangat memahami 5
Memahami 4
1 Tujuan Komunikatif cukup memahami 3
kurang memahami 2
tidak memahami 1
struktur teks yang digunakan sangat runtut 5
struktur teks yang digunakan runtut 4
2 Keruntutan Teks struktur teks yang digunakan cukup runtut 3
struktur teks yang digunakan kurang runtut 2
struktur teks yang digunakan tidak runtut 1
sangat variatif dan tepat 5
variatif dan tepat 4
3 Pilihan Kosa Kata cukup variatif dan tepat 3
kurang variatif dan tepat 2
tidak variatif dan tepat 1

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

pilihan tata bahasa sangat tepat 5


pilihan tata bahasa tepat 4
4 Pilihan Tata Bahasa pilihan tata bahasa cukup tepat 3
pilihan tata bahasa kurang tepat 2
pilihan tata bahasa tidak tepat 1

c. Ketrampilan
Kemampuan Menulis (Writing Skill)
No Aspek yang Dinilai Kriteria Score
Sangat original 5
Original 4
1 Originalitas Penulisan Cukup original 3
Kurang original 2
Tidak original 1
Isi sangat sesuai dengan judul 5
Isi sesuai dengan judul 4
Kesesuaian isi
2 Isi cukup sesuai dengan judul 3
dengan judul
Isi kurang sesuai dengan judul 2
Isi tidak sesuai dengan judul 1
Keruntutan teks sangat tepat 5
Keruntutan teks tepat 4
3 Keruntutan Teks Keruntutan teks cukup tepat 3
Keruntutan teks kurang tepat 2
Keruntutan teks tidak tepat 1
Pilihan kosa kata sangat tepat 5
Pilihan kosa kata tepat 4
4 Pilihan Kosa Kata Pilihan kosa kata cukup tepat 3
Pilihan kosa kata kurang tepat 2
Pilihan kosa kata tidak tepat 1
Pilihan tata bahasa sangat tepat 5
Pilihan tata bahasa tepat 4
5 Pilihan Tata Bahasa Pilihan tata bahasa cukup tepat 3
Pilihan tata bahasa kurang tepat 2
Pilihan tata bahasa tidak tepat 1
Penulisan kosa kata sangat tepat 5
Penulisan kosa kata tepat 4
6 Penulisan Kosa Kata Penulisan kosa kata cukup tepat 3
Penulisan kosa kata kurang tepat 2
Penulisan kosa kata tidak tepat 1

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Tulisan rapih dan mudah terbaca 5


Tulisan tidak rapih tetapi mudah terbaca 4
7 Kerapihan Tulisan
Tulisan rapih tetapi mudah terbaca 3
Tulisan tidak rapih dan sulit terbaca 2

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

RENCANA PELAKSANAAN PEMBEAJARAN SIKLUS II

SEKOLAH : SMK NEGERI 4 PINRANG


MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS
KELAS/SEMESTER : X/GANJIL
MATERI POKOK :UNGKAPAN SAPAAN, DAN PAMITAN, SERTA RESPONNYA
ALOKASI WAKTU : 2 X 40 (4 JP)

A. KOMPETENSI DASAR
1.1 Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa
pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar.
1.2 Menghargai perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi antar
pribadi dengan guru dan teman. (saran lawan bicaranya, tidak hanya guru dan
teman)
1.3 Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan
sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, serta
responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya.
1.4 Menyusun teks lisan sederhana untuk mengucapkan dan merespon sapaan,
pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, dan unsurkebahasaan yang benar
dansesuaikonteks.

B. INDIKATOR
Siswa terampil menggunakan ungkapan (3) ucapan terima kasih, (4) permintaan
maaf untuk melakukan komunikasi transaksional mencakup aspek:
Sikap
Menunjukkan kesantunan
Pengetahuan
Menggunakan ungkapan terima kasih
Menggunakan ungkapan permintaan maaf.

Keterampilan
Membuat dialog tentang ucapan terima kasih dan permintaan maaf.
Mendemonstrasikan dialog yang sudah dibuat di depan kelas

C. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa terampil menggunakan ucapan terima kasih dan permintaan maaf serta
responnya untuk melakukan komunikasi transaksional dengan struktur teks yang
runtut dan dengan unsur kebahasaan yang benar; dilandasi sikap santun dan peduli
D. MATERI PEMBELAJARAN
(Ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi)
Fungsi sosial:
Menjaga hubungan interpersonal dengan guru dan teman.
Struktur teks:
(Ungkapan hafalan, tidak perlu dijelaskan tata bahasanya)
a. Thank you. You are welcome., dan semacamnya
b. I’m sorry. That’s fine, okay. Allright., dan semacamnya
Unsur kebahasaan:

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, tanda baca dan tulisan tangan dan cetak
yang jelas dan rapi.
Topik
ucapan terima kasih dan permintaan maaf serta responnya untuk melakukan
komunikasi transaksional dengan struktur teks yang runtut dan dengan unsur
kebahasaan yang benar; dilandasi sikap santun dan peduli
E. METODE PEMBELAJARAN:
1. Pendekaan : Scientific
2. Strategi : observe – practice
3. Metode : Inquiry / expriencial learning

F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
G. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi :
Memberi salam, berdo’a, mengecek kehadiran siswa, mengecek
pemahaman siswa terhadap Ungkapan tentang (3) ucapan terima kasih, (4)
permintaan maaf, serta Responnya

Kegiatan inti
SISWA CATATAN
Observing (Mengamati)
 Siswa mendengarkan/ menonton
 Guru memantau kegiatan siswa
interaksi ucapan terima kasih, dan
permintaan maaf

Questioning (Menanya)
 Siswa mempertanyakan antara lain  Guru memancing siswa untuk bertanya
perbedaan antar berbagai ungkapan dengan pertanyaan
ucapan terima kasih, dan  ”What will you say if your mother gives
permintaan maaf dalam bahasa you a present in your birthday? And
Inggris, perbedaan ungkapan what is her respond?”
dengan yang ada dalam bahasa  “What will you say if you broke
Indonesia, kemungkinan someone’s glass? And what is her/his
menggunakan ungkapan lain, dsb. respond?

Experimenting (Mencoba)
 Siswa mengucapkan terima kasih,  Guru membagi kelas menjadi
dan meminta maaf dengan bahasa kelompok kecil untuk nelatih siswa
Inggris dalam konteks simulasi, role- berkomunikasi dalam konteks yang
play, dan kegiatan lain yang tepat melalui simulasi, role play
terstruktur. dan/atau kegiatan lain.
 Guru berusaha menerapkan teknik
atau menggunakan media sehingga
anak bisa menggunakan ungkapan
ucapan terima kasih dan meminta
maaf dalam bahasa Inggris dalam
proses pembelajaran.

Associating (Mengasosiasikan)
 Siswa membandingkan ungkapan
 Memperlihatkan variasi ungkapan
ucapan terima kasih, dan
permintaan maaf yang telah ucapan terima kasih, dan
dipelajari dengan yang ada di
permintaan maaf dalam bahasa
berbagai sumber lain.

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

 Siswa membandingkan antar Inggris dengan bahasa Indonesia


ungkapan ucapan terima kasih, dan
permintaan maaf dalam bahasa
Inggris dan dalam bahasa siswa.

Communicating (Mengomunikasikan)
 Siswa mengucapkan terima kasih,
 Memotivasi siswa untuk tetap
dan meminta maaf dengan bahasa
Inggris, di dalam dan di luar kelas. menggunakan ungkapan ucapan
 Siswa menuliskan permasalahan terima kasih, dan permintaan maafbaik
dalam menggunakan bahasa Inggris
untuk mengucapkan terima kasih, di dalam kelas, di luar kelas maupun di
dan merminta maaf dalam jurnal lingkungan sekitar setelah
belajar (learning journal).
pembelajaran selesai.
 Memberikan penguatan/umpan balik
4. MEDIA PEMBELAJARAN
- Bahan dan alat
1. Buku
2. Video pembelajaran
3. LCD
4. LAPTOP
5. Real object
- SUMBER BELAJAR
a. Gunawan, Asep., Khatimah, Yuli R., Wachidah, Siti. Bahasa Inggris: When
English Rings the Bell. 2013: Politeknik Negeri Media Kreatif, Jakarta.
b. BSE
c. Internet

5. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


a Teknik:
 Tes lisan
 Tes tertulis
b Bentuk Instrumen:
 Merespon ungkapan secara Lisan
 Role play
 Complete the sentence
c Pedoman Penilaian
 Tiap Jawaban benar skor 3
 Jumlah skor maksimal : 3 x Jumlah nomor
 Nilai Siswa = skor Perolehan x 100
Skor maximal

(Penilaian otentik untuk proses dan hasil belajar)


Sikap = observasi, penilaian diri, teman sejawat (Menggunakan daftar cek atau
skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik). (lihat rubrik santun)
Pengetahuan:
- Tes lisan (lihat rubrik ketrampilan berbicara)
Keterampilan:
- Unjuk kerja/Praktik (lihat rubrik ketrampilan berbicara)
(Penilaian proses dimulai sejak aktivitas mengamati, menanya, mencoba,
mengasosiasi, mengkomunikasikan yang cara penilaiannya dapat dilihat di
rubrik.)

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

6. Rubrik penilaian:
a.Sikap
Penilaian dari Aspek Sikap (Attitude)
No Aspek yang Dinilai Kriteria Score
Sangat sering menunjukan sikap disiplin 5
Sering menunjukan sikap disiplin 4
1 Disiplin (Discipline) Beberapa kali menunjukan sikap disiplin 3
Pernah menunjukan sikap disiplin 2
Tidak pernah menunjukan sikap disiplin 1
Sangat sering menunjukan sikap percaya diri 5
Sering menunjukan sikap percaya diri 4
Percaya Diri
2 Beberapa kali menunjukan sikap percaya diri 3
(Confidence)
Pernah menunjukan sikap percaya diri 2
Tidak pernah menunjukan sikap percaya diri 1
b.Pengetahuan

No Aspek yang Dinilai Kriteria Score


sangat memahami 5
Memahami 4
1 Tujuan Komunikatif cukup memahami 3
kurang memahami 2
tidak memahami 1
struktur teks yang digunakan sangat runtut 5
struktur teks yang digunakan runtut 4
2 Keruntutan Teks struktur teks yang digunakan cukup runtut 3
struktur teks yang digunakan kurang runtut 2
struktur teks yang digunakan tidak runtut 1
sangat variatif dan tepat 5
variatif dan tepat 4
3 Pilihan Kosa Kata cukup variatif dan tepat 3
kurang variatif dan tepat 2
tidak variatif dan tepat 1
pilihan tata bahasa sangat tepat 5
pilihan tata bahasa tepat 4
4 Pilihan Tata Bahasa pilihan tata bahasa cukup tepat 3
pilihan tata bahasa kurang tepat 2
pilihan tata bahasa tidak tepat 1

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Lampiran 2 Instrumen Penelitian

I. Read the text below and answer the questions!


The text is for number 1-5

Mrs. Julie
Mrs Julie is my aunt. She is an English teacher at SMPN
Sukabumi . She is 35 years old. She is tall and beautiful. She
has round eyes, and a pointed nose. She has straight hair.
Her hair is fairly black. She has white skin. She is very smart.
She is also very diligent and patient. She never angry to her
student. She is a kind teacher and we love her very much.

1. What is Mrs. Julie?


2. How old is she?
3. How does her nose look like?
4. Is she beautiful?
5. What is the colour of her skin?

II. Choose the right answer by crossing the letter a, b, c or d!


6. I'm very thirsty. I need ... of water.
a. a plate of b. a bowl of
c. a piece of d. a glass of

7. (+) She reads a magazine everyday.


(-) ...................................................
a. She doesn't read a magazine everyday.
b. Does she read a magazine everyday?
c. She don't read a magazine everyday.
d. She didn't read a magazine everyday.

8. My pet likes to eat so it is very....


a. thin b. short
c. funny d. fat

9. I have ... orange in my bag.


a. a b. an
c. some d. any

10. There are three ... in the classroom.


a. box b. boxs
c. boxes d. boxies

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Lampiran 3 Kunci Jawaban

1. Mrs Julie is a teacher

2. She is 35 years old

3. a pointed nose

4. Yes, she is

5. She has white skin

6. d. a glass of

7. a. She doesn't read a magazine everyday

8. d. fat

9. b. an

10. c. boxes

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Lampiran 4

Hasil Analisis Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I dan II

NO Faktor yang diteliti Pertemuan Jumla Persentase


1 2 3 h (%)
1 Siswa yang hadir pada I 20 22 25 67 89,33
proses pembelajaran. II 23 24 25 72 96
Siswa yang memperhatikan I 20 21 24 65 86,67
2 atau mendengarkan II 23 24 25 72 96
penjelasan dari guru
Siswa yang menjawab I 4 5 6 15 20
3 pertanyaan lisan guru II 5 7 8 20 26,67
4 Siswa yang mampu I 2 3 3 8 10,67
menyelesaiakn/mengerjak II 3 3 4 10 13,33
an soal latihan di papan
tulis
5 Siswa yang meminta I 5 3 1 9 12
bantuan kepada teman II 7 6 4 17 22,67
pada saat kerja kelompok
6 Siswa yang memberi I 7 6 4 17 22,67
bantuan saat kerja II 5 3 1 9 12
kelompok
7 Siswa yang mampu I 3 4 5 12 16
mengerjakan soal dengan II 5 6 8 19 25,33
benar di papan tulis hasil
kerja kelompok saat
mempersentasikannya

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Lampiran 5

Hasil Analisis Observasi Kemampuan Guru dalam Mengelola


Pembelajaran melalui model kooperatif tipe STAD pada Siklus I dan
Siklus II.

Siklus I Siklus II
Aspek yang dinilai Skor Pertemuan Skor
pertemuan
1 2 3 1 2 3
Kegiatan Pendahuluan:
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 3 3 4 4 4 4
d. Memberikan apersepsi tentang materi
3 3 3 4 4 4
pembelajaran yang lalu dan memotivasi.
Jumlah Skor Kegiatan Awal (KA) 6 6 7 8 8 8
Rata-rata Skor Kegiatan Awal (KA) 3 3 3,5 4 4 4
Kegiatan Inti:
l. Kemampuan guru menyajikan informasi tentang
materi yang dipelajari. 3 3 4 4 4 4
m. Kemampuan guru memberikan contoh soal. 3 4 4 4 4 4
n. Kemampuan guru mengarahkan siswa untuk
3 3 3 3 4 4
menanyakan hal-hal yang kurang dipahami.
o. Kemampuan guru membentuk siswa kedalam
3 3 3 4 4 4
kelompok yang heterogen.
p. Kemampuan guru mengarahkan siswa bekerja
3 3 4 4 4 4
sama dalam kelompok.
q. Kemampuan guru memberikan bimbingan 4 4 4 4 4 4
kepada setiap kelompok.
r. Kemampuan guru mengrahkan siswa 3 3 3 3 3 4
mempresentasikan hasil kerjanya.
s. Kemampuan guru mengarahkan kelompok yang 3 4 4 4 4 4

lain untuk memberi tanggapan. 4 4 4 4 4 4

t. Kemampuan menyajikan soal latihan.


4 4 4 4 4 4

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

u. Kemampuan mengarahkan siswa untuk


menyelesaikan latihan yang diberikan.
4
4 4 4 4 4
v. Kemampuan guru memberikan penghargaan
bagi kelompok yang berhasil dan memberi
pengarahan bagi kelompok yang belum berhasil
Jumlah Skor Kegiatan Inti (KI) 37 39 41 42 43 44
Rata-rata Skor Kegiatan Inti (KI) 3.36 3,54 3,72 3,81 3,90 4
Kegiatan Penutup:
4 4 4 4 4 4
c. Kemampuan mengarahkan siswa untuk
membuat rangkuman.
3 4 4 4 4 4
d. Kemampuan memberikan tugas mandiri
(PR)menarik kesimpulan.
Jumlah Skor Kegiatan Penutup (KP) 7 8 8 8 8 8
Rata-rata Skor Kegiatan Penutup (KP) 3.5 4 4 4 4 4
Kemampuan Mengelola Waktu: 4 4 4 4 4 4
Nilai Rata-rata 4 4 4 4 4 4

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Lampiran 6
ANALISIS HASIL TES SIKLUS I DAN SIKLUS II

DAFTAR NAMA-NAMA SISWA SMP NEGERI 4 PINRANG


KELAS X.3
Nilai
No NIS NAMA Siklus Siklus
1 2
1 142992 ABDUL MUHAIMIN 60 75
2 142993 ANDI NAFIISAH NABILA SAID 65 80
3 142994 ANNY SAFITRI 60 70

4 142995 ARJUN 55 60

5 142996 ASHAR 40 50

6 142997 ASWANDI SAMIR 55 70


7 142998 HASNAWATI 60 80
8 142999 HASRAH ASRI 45 60
9 143000 HEDRIYANTI DEWI 65 75
10 143001 IMRAN LAUSA 45 60
11 143002 MAHARANI PUTRI ARUM 60 75
12 143003 MAHDIN 40 50
13 143004 MUH. ARKAN 55 65
14 143005 NANANG EDY 60 75
15 143006 NUR AMELINA JAPARENG 55 75
16 143007 NUR ATIKA 65 85
17 143008 NURUL AISYAH 50 70
18 143009 NURUL RAHMADANI 80 95
19 143010 NOPIANTI 75 90
20 143011 RUSMAN 50 70
21 143012 SRI ULFA LADE 70 85
22 143013 SUPRIANTO 65 80
23 143014 SULKIFLI 50 70
24 143015 ZULVIANI SAFITRI 60 75

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

25 143018 FAHRI 75 90

Lampiran 7
Hasil Analisis Respon Siswa Terhadap Model Kooperatif Tipe STAD
Frekuensi Persentase
Pertanyaan Ktr
No pilihan (%)
A B C A B C
1 Menurut pendapat saya,
pembelajaran yang diterapkan
guru pada saat sekarang ini 25 0 0 100 0 0
(STAD)itu….
2 Dalam pembelajaran melalui
penerapan STAD, saya…. 25 0 0 100 0 0

3 Ketika guru selesai menyajikan


materi pembelajaran dikelas, 24 1 0 96 4 0
saya….
4 Setelah pembelajaran melalui
penerapan STAD,saya anggap…. 25 0 0 100 0 0

5 Guru yang saya harapkan dalam


proses belajar mengajar melalui
penerapan STAD adalah guru 20 5 0 80 20 0
yang…
6 Penerapan Numbered Heads
Togetherpada pembelajaran 22 3 0 88 12 0
bahasa Inggris,sebaiknya….
7 Setelah pembelajaran melalui
penerapan STAD pada
pembelajaran bahasa 25 0 0 100 0 0
Inggris,maka dalam
pembelajaran saya….
8 Menurut sayapenerapan STAD
pada pembelajaran dapat…… 25 0 0 100 0
9 Setelah mengikuti pembelajaran
melalui penerapan STAD 16 9 0 64 36 0
,…tentang materi pelajaran
10 Setelah pembelajaran melalui
penerapan STAD, PR yang 25 0 0 100 0 0
diberikan guru,…….

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Rata-rata 92,8 7,2

Lampiran 8 Hasil Analisis Deskriptif setiap Siklus


Analisis Deskriptif Siklus I

Valid 25
N
Missing 0
Mean 58.4000
Std. Error of Mean 2.09603
Median 60.0000
Mode 60.00
Std. Deviation 10.48014
Variance 109.833
Skewness .108
Std. Error of Skewness .464
Range 40.00
Minimum 40.00
Maximum 80.00
Sum 1460.00
25 50.0000

Percentiles 50 60.0000

75 65.0000
VAR00003

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

40.00 2 8.0 8.0 8.0

45.00 2 8.0 8.0 16.0

50.00 3 12.0 12.0 28.0


Valid
55.00 4 16.0 16.0 44.0

60.00 6 24.0 24.0 68.0

65.00 4 16.0 16.0 84.0

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

70.00 1 4.0 4.0 88.0

75.00 2 8.0 8.0 96.0

80.00 1 4.0 4.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Statistics
VAR00004

Valid 25
N
Missing 0
Mean 73.2000
Std. Error of Mean 2.30723
Median 75.0000
Mode 75.00
Std. Deviation 11.53617
Variance 133.083
Skewness -.250
Std. Error of Skewness .464
Range 45.00
Minimum 50.00
Maximum 95.00
Sum 1830.00
25 67.5000

Percentiles 50 75.0000

75 80.0000

VAR00004

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

50.00 2 8.0 8.0 8.0

60.00 3 12.0 12.0 20.0

65.00 1 4.0 4.0 24.0

70.00 5 20.0 20.0 44.0

Valid 75.00 6 24.0 24.0 68.0

80.00 3 12.0 12.0 80.0

85.00 2 8.0 8.0 88.0

90.00 2 8.0 8.0 96.0

95.00 1 4.0 4.0 100.0

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Total 25 100.0 100.0

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

DOKUMENTASI

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

FOTO PELAKSANAAN SEMINAR

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)


lOMoARcPSD|23032632

Downloaded by Robi Aulia Abdi (bintang7kos@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai