Anda di halaman 1dari 4

Tugas Minggu 1 Kelembagaan, Organisasi, dan Kepemimpinan (KPM133B)

PEMAHAMAN LEMBAGA SOSIAL, KELEMBAGAAN DAN ORGANISASI

Disusun oleh:
1. Fajar Mulya Alfiansyah A24190158
2. Ai Mulyanah I3401201039
3. Evarianti Nur Maulida I3401201048
4. Ramadhan Kamala Putra I3401201049
5. Wahidatul Laila Nur Azizah I3401201077

Dosen Praktikum:
1. Rajib Gandi, S.Kpm., M.Si.
2. Galuh Adriana Sp., M.Si.

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT


FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
IPB UNIVERSITY
2022
A. Ringkasan Bacaan Persoalan-Persoalan Institusional dan Administratif
Struktur birokrasi dan saluran-saluran administratif telah memainkan peran
yang dominan dan menentukan dalam semua program dan sektor, yang secara serius
digalakkan dengan sistem target sehingga pendekatan ini mematikan inisiatif lokal
dan partisipatif masyarakat. Isu penting bukanlah isu memahami pentingnya
intervensi negara dalam proses pembangunan, melainkan lebih bagaimana intervensi
ini diterangkan dan dipahami. Pemerintah orde baru cenderung mengarah ke
reformasi sosial dengan inisiatif dari negara dalam pembangunan demokrasi dan
liberalisme-ekonomi.
Pendekatan-pendekatan yang lebih persuasif seperti dapat diterapkan oleh
NGO-NGO kecil, hanya diberi peluang terbatas terutama dalam program-program
pembangunan berskala luas seperti proyek-proyek bendungan multi-tujuan, KB,
transmigrasi, dan penghijauan kembali. Memudarnya Institusi tradisional disebabkan
Komersialisasi rural yaitu adanya praktek panen bagi hasil merugikan kaum miskin.
sehingga, hal tersebut menyebabkan terjadinya kendala institusional karena adanya
intervensi pemerintah dalam bentuk aksi-aksi politik yang diartikan bahwa aksi
tersebut berlangsung untuk kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan politik.

B. Identifikasi Institusi, Organisasi dan Kendala Institusional Berdasarkan Bacaan


Persoalan-Persoalan Institusional dan Administratif
Lembaga atau Institusi merupakan hal-hal yang menjadi penentu dalam
perilaku manusia memenuhi kebutuhannya, berupa norma yang dilandasi nilai-nilai,
dapat berupa aturan formal dan nonformal. Institusi berorientasi pada kebutuhan
masyarakat dan berfungsi sebagai pengawasan sosial pada masyarakat. Berdasarkan
bahan bacaan dapat diidentifikasi bentuk dari institusi atau lembaga dengan adanya
kebutuhan peran dominan pemerintah dalam memainkan semua sektor dalam
masyarakat terutama pada sektor ekonomi sehingga dibentuk institusi pemerintah
yaitu badan-badan usaha negara pada akhir 1965. Pemerintah Orde baru kembali
menghidupkan kembali kebijakan ekonomi buka pintu. Hal ini dapat diIdentifikasi
bahwa ada unsur kebutuhan bersama dalam meregulasi kebutuhan-kebutuhan yang
berkaitan dengan sektor perekonomian diantaranya kegiatan ekspor-impor,
perbankkan, pemanfaatan sumber daya mineral, pembangunan infrastruktur
darat,laut,udara dan telekomunikasi dan pemanfaatan sumber daya alam seperti
kehutanan dan perkebunan.
Lembaga pemerintahan Peran dominan birokrasi pemerintahan yang
melakukan intervensi yang mengarah pada kepentingan atau tujuan politik. BPS dapat
diidentifikasi sebagai lembaga karena melalui urvei-survei yang dilakukan oleh BPS
seperti Susenas dan Supas tidak dapat dijadikan sebagai acuan yang pasti karena di
tiap daerah di Indonesia memiliki standar yang berbeda dalam hal menentukan
kemiskinan.Petani tradisional Pergeseran nilai dalam hal penggunaan alat pertanian,
dimana pemerintah menerbitkan kebijakan yang memberikan para pemilik lahan
kemudahan dalam menjalankan proses pertaniannya. akan tetapi,hal ini justru
menyengsarakan kaum miskin dimana mereka kehilangan pekerjaan mereka yang
diakibatkan oleh pergeseran nilai tersebut. NGO juga dapat diidentifikasi sebagai
Lembaga karena adanya Peluang terbatas terutama dalam program pembangunan
berskala luas seperti proyek-proyek bendungan multi-tujuan, KB, transmigrasi, dan
penghijauan kendala yang berorientasi atas kebutuhan bersama.
Organisasi merupakan sekelompok orang yang terorganisir dan berkumpul
untuk bersama mencapai tujuan yang sama. secara terstruktur organisasi memiliki
kendali dalam mengatur kinerja dengan adanya aturan dan peraturan secara formal.
pada masa Orde Baru pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi buka pintu pada
tahun 1950-an dan kemudian merancang seri Repelita tahun 1960-an. Pandangan
tersebut berasumsi bahwa kegiatan ekonomi akan terus maju berkembang, distribusi
pendapatan mungkin akan memburuk selama tahap-tahap awal dan berkembang
bertahap dengan industrialisasi yang matang dan kondisi kehidupan
kelompok-kelompok berpendapatan rendah mungkin terus meningkat hanya dengan
pendapatan perkapita keseluruhan meningkat.
Kendala konstitusional yang terjadi pada masa Orde Baru yang disebutkan
pada bacaan antara lain kebijakan pembangunan ekonomi modern yang dirasa kurang
tepat karena hasil-hasil pembangunan untuk strata yang berbeda dalam masyarakat
sangat tidak merata. Program-program pembangunan yang diimplementasikan
berbarengan dengan perluasan aparat birokrasi, sebagai contoh penciptaan pekerjaan
baru untuk personel penyuluhan dalam beragam sektor dan keterlibatan personel
militer dalam pembuatan keputusan dan kepemimpinan dimana hal tersebut
mendorong pada pembangunan monolitik birokrasi yang berdampak pada terbatasnya
peran masyarakat dalam pembangunan. Adanya ketekoran dana dan kekurangan
tenaga ahli dalam pembangunan ekonomi serta proyek-proyek pembangunan yang
tidak diarahkan ke kelompok miskin. Pendekatan 'atas-bawah' yang diadopsi
pemerintah berimplikasi bahwa kaum miskin harus menaati saat-saat yang tidak pasti
untuk menikmati keuntungan pembangunan ekonomi tersebut. Dengan itu, jurang
kemiskinan semakin melebar karena keuntungan pembangunan ekonomi nasional
tidak dibagi merata meskipun pemerintah berkomitmen terhadap konsep pemerataan.

C. Perbedaan Institusi, Organisasi dan Kendala Institusional Berdasarkan Bacaan


Persoalan-Persoalan Institusional dan Administratif
Institusi merupakan hal-hal yang menjadi penentu dalam perilaku manusia
memenuhi kebutuhannya, berupa norma yang dilandasi nilai-nilai, dapat berupa
aturan formal dan nonformal. Keseluruhan ini menjadi pedoman dalam berperilaku
aktor (individu dan organisasi), memberi peluang (empower) namun sekaligus
membatasi (constraint) aktor. Berdasarkan bahan bacaan institusi ini tidak terbatas
pada bagaimana unit-unit administratif formal melaksanakan sesuatu yang berkaitan
dengan upaya-upaya pengurangan kemiskinan, melainkan juga mengobservasi
dampak-dampak kebijakan-kebijakan pemerintah atas jajaran luas atas
institusi-institusi sosial rural. Secara sederhana institusi juga dapat dikatakan sebagai
upaya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mengatasi masalah. Institusi
juga berperan menguatkan tatanan sosial yang ada. Sehingga, institusi ini juga
dikatakan sebagai peran dominan birokrasi pemerintahan yang melakukan intervensi
yang mengarah pada kepentingan atau tujuan politik.
Organisasi adalah kelompok sosial yang sengaja dibentuk oleh sekelompok
orang, memiliki anggota yang jelas, dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu, dan
memiliki aturan yang dinyatakan tegas (biasanya tertulis). Organisasi adalah aktor
sosial dalam masyarakat sebagaimana individu. Berdasarkan bahan bacaan organisasi
seperti NGO. NGO ini memiliki peluang terbatas terutama dalam program
pembangunan berskala luas seperti proyek-proyek bendungan multi-tujuan, KB,
transmigrasi, dan penghijauan kendala.
Kendala institusional merupakan undang-undang, kebijakan, pedoman atau
prosedur yang secara sistematis merugikan kelompok orang tertentu. Berdasarkan
pengalaman 25 tahun pembangunan nasional terencana Indonesia telah
mengupayakan pembangunan ekonomi modern. Tetapi, hasil pembangunan untuk
strata yang berbeda dalam masyarakat masih tidak merata. Koeksistensi pembangunan
dan kemiskinan jelas merupakan ciri-ciri sistem ekonomi barat. Pada tingkat
implementasi program, beberapa persoalan administratif bersumber dari sistem target
yang bergerak dari tingkat nasional turun ke bawah tingkat desa. Target-target yang
dibuat di tingkat nasional sering tidak harmonis dengan kebutuhan-kebutuhan di
tingkat desa. Kebijakan resmi debirokratisasi yang diimplementasikan dari tahun 1988
berjalan bergandengan dengan deregulasi ekonomi, yang mendapatkan keterlibatan
lebih besar dari sektor swasta dan bantuan yang lebih besar oleh kekuatan-kekuatan
pasar pada umumnya. Tidak ada organisasi lain kecuali birokrasi yang telah aktif
dalam merealisasikan target-target pembangunan. Larangan terkait dengan
organisasi-organisasi politik dimulai dari pertengahan tahun 1960 an dan organisasi
kemasyarakatan dilegalisasi kembali sekitar tahun 1988. Kendala institusional yang
terdapat dalam bacaan tersebut terlihat dari adanya intervensi pemerintah dalam
bentuk aksi-aksi politik yang diartikan bahwa aksi tersebut berlangsung untuk
kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan politik. Seperti contohnya kegiatan
perbankan, pemanfaatan sumberdaya mineral, pembangunan infrastruktur, investasi
dll didominasi oleh BUMN.

D. Penyebab Memudarnya Institusi Berdasarkan Bacaan Persoalan-Persoalan


Institusional dan Administratif
Memudarnya Institusi tradisional disebabkan Komersialisasi rural. Adanya
praktek panen bagi hasil merugikan kaum miskin. Perubahan yang terjadi ialah
beberapa aspek perubahan seperti penggantian institusi tradisional seperti konsep
memanen, bagi hasil, dan praktek memanen lainnya; petani yang pada awalnya
memakai konsep terbuka bagi semua orang, namun sekarang banyak petani yang
membatasi partisipasi keluarga dan temannya agar mendapatkan keuntungan lebih.
Hal ini pada era modern semakin terjadi terlebih lagi semakin meningkatnya
penggunaan teknologi. Institusi tradisional juga meredup ketika negara
memperlangsungkan infrastruktur ilegal yang menyebabkan ekonomi, struktur politik,
dan sosial saling membatasi antar satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai