Warna Dalam Al Quran Perspektif Fakhr Al 7c6dfb7e
Warna Dalam Al Quran Perspektif Fakhr Al 7c6dfb7e
Abstract: Colour has a very important role in human communication with the
outside world, even more in the function of memory and brain development.
Therefore, comprehension and recognition of an event is strongly influenced by
the colours which exist. The focus of this research is the thematic character. It is a
discussion that takes a certain theme in the Qur'an and will only be limited by
mufassir (a figure). By conducting research on the figures of his work, taking his
thoughts and understanding comprehensively, namely Imam Fakhr al-Din al-Razi.
A step that will be taken is to collect the verses of the Qur’an which talks about
colour, then thoroughly explore how the interpretation is made by Imam al-Razi
related to these verses.
Keywords: Colour, interpretation. Fakhr al-Din al-Razi
Abstrak: Warna memiliki peran yang sangat penting dalam komunikasi manusia
dengan dunia luar, terlebih lagi dalam fungsi daya ingat, dan perkembangan otak.
Oleh karena itu, pemahaman dan pengenalan sebuah peristiwa sangat
dipengaruhi oleh warna yang ada. Fokus kajian penelitian ini adalah tematik
tokoh, tematik tokoh merupakan pembahasan yang mengambil tema tertentu
dalam Al-Qur’an kemudian hanya akan dibatasi oleh mufassir (tokoh). Dengan
cara melakukan penelitian tokoh dari karyanya, mengambil pemikiran dan
pemahamannya secara komprehensif, yaitu Imam Fakhr al-Din al-Razi. Langkah
yang akan dilakukan adalah dengan mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an yang
berbicara mengenai warna, kemudian mengupas tuntas bagaimana penafsiran
yang dilakukan oleh Imam al-Razi terkait ayat-ayat tersebut.
Kata Kunci: Warna, Tafsir, Fakhr al-Din al-Razi
152
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020
153
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020
3S.Askar, Kamus Arab-Indonesia al- 5 Harun Yahya, Cita rasa Seni Warna
Azhar (Jakarta: Senayan Publishing, 2009), h. Ilahi, h. 16.
812. 6 Muhammad Husain al-Amari, al-
4 Fakhrul Al-Razi, at-Tafsir al-Kabir Imam Fakhrurrazi Hayatuhu wa Atsaruhu,
aw Mafatihul Ghaib, jilid 25, h. 112. (Makkah: Majlis al-A’la li al Shu’un al-
Islamiyah, 1969 M), h. 17.
154
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020
7 Fakh al-Din al-Razi, at-Tafsir al- Syifa dalam al-Qur’ankajian Tafsir Mafatihul
Kabir aw Mafatihul Ghaib, h. 4. Ghaib Karya Fakhruddin al-Razi (Jakarta:
8 Lebih lanjut Ibnu Khalikan Kemenag RI, 2012), hlm. 25.
memberikan penjelasan yang lebih detail 9 Muhammad Husain al-Amari, al-
Haromain. Selain itu imam al-Razi Udhma, Tafsir Surat ar-Rahman Menurut
menguasai kitab al-Mustasfa, karya al- Imam Fakhruddin ar-Razi dalam Kitab
Ghazali. Imam al-Razi juga merupakan ulama Mafatihul Ghaib (skripsi) (Ilmu al-Qur’an dan
yang kuat hafalannya terutama dalam bidang Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Sunan
fiqh dan ushul fiqh. Lihat, Aswadi, Konsep Kalijaga Yogyakarta), h. 35.
155
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020
156
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020
1. Al-Mahabis al-Misriqiyah
2. Kitab Syarah Uyum al-Hikmah li Ibnu Sina.
3. Syarah Isyarah wa al-Tanbihat li Ibnu Sina.
4. Kitab Hibab al-Isyarah.
5. Nihayat al-Huqul.
6. Kitab al-Mukhalas fi al-Hikmah.
7. Kitab al-Tariqah fi al-Jaddal.
8. Kitab al-Risalah fi al-Su’al.
9. Kitab Muntakhab Tanha Lusa.
10. Mahabis al-Jaddal.
Bidang Filsafat
11. Kitab al-Ibtal al-Qiyas.
12. Kitab Risalah al-Quddus.
13. Kitab Tahjim Ta’jiz al-Falasifah.
14. Al- Barahim al-Bahaiah.
15. Kitab Syifa’al-Iyyah min al-Khilaf.
16. al-Akhlaq.
17. Al-Munzarah.
18. Risalah al-Jauhar al-Fard.
19. Syarah Musadirah Iqlidis.
20. Kitab Syarah Qist al-Zarid li al-Ma’ari.
157
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020
Penafsiran Imam Fakhr al-Din al- berada dalam rahmat Allah (surga);
Razi Mengenai Keanekaragaman mereka kekal di dalamnya.
Warna dalam Tafsir Mafatihul
Imam Fakhr al-Din al-Razi
Ghaib
mengawali penafsirannya dengan
a. Putih ()ابيض mengatakan bahwa tatkala Allah
memerintahkan orang Yahudi
(Ali Imran: ayat 106-107)
dengan sebagian perkara, kemudian
melarang kepada sebagian. Hal itu
ْ ض ُو ُجوهٌ َوتَس َْودُّ ُو ُجوهٌ ۚ َفأ َ َّما ٱ َّلذِينَ ٱس َْود
َّت ُّ َي ْو َم تَ ْب َي
۟ ُُو ُجو ُه ُه ْم أ َ َكفَ ْرتُم َب ْعدَ ِإي َٰ َمنِ ُك ْم فَذُوق juga dimaksudkan kepada orang
َ َوا ْٱل َعذ
اب ِب َما ُكنت ُ ْم
muslim, ketika Allah memerintahkan
َت َ ْكفُ ُرون
sebagian perkara dan melarang
Artinya: pada hari yang di waktu itu
kepada sebagian lainnya.
ada muka yang putih berseri, dan ada
pula muka yang hitam muram. Selanjutnya, dalam
Adapun orang-orang yang hitam menafsirkan ayat ُّض ُو ُجوهٌ َوتَس َْود ُّ يَ ْو َم تَ ْب َي
muram mukanya (kepada mereka ٌ ُو ُجوهImam al-Razi menjelaskan
dikatakan): "Kenapa kamu kafir terdapat beberapa masalah. Masalah
sesudah kamu beriman? Karena itu pertama, tentang kata “yauma”.
rasakanlah azab disebabkan Terdapat dua pendapat yaitu,
kekafiranmu itu. pertama, bahwasanya kata yauma
dinashabkan ia karena menempati
َّت ُو ُجو ُه ُه ْم فَ ِفى َرحْ َم ِة ٱللَّ ِه ُه ْم فِي َها
ْ َوأَ َّما ٱلَّذِينَ ٱ ْبيَض bentuk zhorof,12 dan taqdirnyanya “
ََٰ َخ ِلد ُون ”ولَ ُه ْم َعذَابٌ َع ِظي ٌم في هذا اليوم
َ taqdir ini
menghasilkan dua faedah, yang
Artinya: Adapun orang-orang yang
pertama adalah
putih berseri mukanya, maka mereka
هذا اليوم انتبيض فيه وجوه وتسود وجوه
12 Zhorof dalam ilmu nahwu terbagi atas dua, yaitu zhorof zaman, dan zhorof makan.
158
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020
Faedah yang kedua adalah dan orang kafir. Contoh ayat dalam
dinashabkan karena disembunyikan penjelasan makna tersebut terdapat
kata " "اذكر. dalam surah Abasa 39:
- ٌ َو ُو ُجوهٌ َي ْو َم ِئ ٍذ َعلَ ْي َها َغ َب َرة- ٌاحكَةٌ ُّم ْستَ ْبش َِرة ِ ض َ
Masalah yang kedua, terdapat
ٌت َْر َهقُ َها قَت ََرة
beberapa pandangan mengenai kata
ٌض ُو ُجوهٌ َوتَس َْودُّ ُو ُجوه
ُّ َي ْو َم تَ ْب َيdi antaranya
Pada pendapat yang pertama
firman Allah dalam surah az-Zumar
bahwa kata ghabarah-qotarah adalah
ayat 60:
penandaan sebuah majas, namun
pendapat yang kedua makna kedua
ُوا َعلَى ٱللَّ ِه ُو ُجو ُه ُهم ۟ َويَ ْو َم ْٱل ِق َٰيَ َم ِة ت ََرى ٱلَّذِينَ َكذَب kata tersebut adalah kata
َْس فِى َج َهنَّ َم َمثْ ًوى ِل ْل ُمتَكَبِ ِرين
َ ُّمس َْودَّة ٌ ۚ أَلَي perbandingan ()مقابال.
Seperti satu perkataan yang
Imam al-Razi menjelaskan
mengatakan apabila seseorang
tentang kata ( نضرة-قترة-غبرة-سود-)بيض,
melihat putih (berseri-seri) di wajah
dengan beberapa pendapat kalangan
seseorang, mereka akan mengetahui
mufassir bahwa kata tersebut
bahwa orang tersebut adalah ahli
diartikan sebagai berikut: pertama,
pahala atau orang yang baik, maka
putih ( )بيضsebagai majas untuk
akan bertambah pula ketakjuban
menunjukkan orang yang cerdas dan
mereka. Begitulah penjelasan warna
gembira. Selanjutnya, hitam ()سود
putih tersebut dalam penafsiran
sebagai majas dari duka cita, dan ini
Imam al-Razi.13
dinamakan majas musta’mal. Seperti
Masalah Ketiga, kata bayad
firman Allah dalam surah an-Nahal
dan sawad. Al-Razi menjelaskan
َ َو ِإذَا بُش َِر أَ َحدُهُم ِب ْٱْلُنث َ َٰى
58: ظ َّل َوجْ ُههۥُ ُمس َْودًّا َوه َُو
bahwa ada dua golongan manusia
ك َِظي ٌم. Surah tersebut menjelaskan
pada hari kiamat, yaitu golongan
kata muswaddah sebagai majas
mukmin dan golongan kafir.
dukacita.
Sebagaimana Mu’tazilah juga
Pendapat kedua, kata putih
memberikan penjelasan tentang
( )بيضdan hitam ( )سودditujukan
pembagian ahli kiamat, yang pertama
sebagai identitas antara orang-orang
orang-orang mukmin yang datang
mukmin dan orang-orang kafir. Jika
dengan wajah putih (berseri-seri),
kata bayad dan sawad dijelaskan
sedangkan yang kedua adalah orang-
sebagai majas pada pendapat yang
orang kafir yang datang dengan
pertama, maka pendapat yang kedua
bermuka hitam (muram).
makna kedua kata tersebut adalah
hakikat, dan tidak ada alasan untuk
َّت ُو ُجو ُه ُه ْم أَ َكفَ ْرتُم بَ ْعدَ إِي َٰ َم ِن ُك ْم
ْ فَأ َ َّما ٱلَّذِينَ ٱس َْود
meninggalkan hakikat. Hakikat dari ۟ ُفَذُوق
َ َوا ْٱلعَذ
َاب بِ َما ُكنت ُ ْم تَ ْكفُ ُرون
kedua kata tersebut adalah
Artinya: Adapun orang-orang yang
menandakan antara orang mukmin
hitam muram mukanya (kepada
159
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020
mereka dikatakan): "Kenapa kamu َ َو ِإذَا بُش َِر أَ َحدُهُم ِب ْٱْلُنثَ َٰى
ظ َّل َوجْ ُه ۥهُ ُمس َْودًّا َوه َُو
kafir sesudah kamu beriman? Karena ك َِظي ٌم
itu rasakanlah azab disebabkan
Artinya: Dan apabila seseorang dari
kekafiranmu itu.
mereka diberi kabar dengan
(kelahiran) anak perempuan,
Dalam ayat tersebut
hitamlah (merah padamlah)
memberikan penjelasan tentang
mukanya, dan dia sangat marah.
ancaman yang berlaku untuk orang
kafir asli, dan kafir sesudah beriman Imam Fakhr al-Din al-Razi
(murtad). Ayat ini menjelaskan menjelaskan dalam tafsirnya bahwa
tentang ancaman kepada orang- التبشيرsecara bahasa adalah kabar.
orang kafir, bahwasanya azab Pembagian kabar dibagi menjadi dua
tersebut hanya diberikan kepada bentuk yaitu kabar gembira dan
orang-orang kafir. kabar duka. Kabar gembira adalah
kabar yang memberikan faedah
َّت ُو ُجو ُه ُه ْم فَ ِفى َرحْ َم ِة ٱللَّ ِه ُه ْم فِي َها
ْ َوأَ َّما ٱلَّذِينَ ٱ ْبيَض kebahagiaan (kabar gembira). Kabar
ََٰ َخ ِلد ُون gembira tersebut dapat merubah
keadaan atau aura wajah seseorang
Ayat ini menjelaskan tentang dari yang muram menjadi berseri-
apa yang dimaksud dengan rahmat seri.
Allah. Imam ar-Razi mengutip Demikian pula ketika
pendapat Ibnu Abbas bahwa yang seseorang mendengar kabar buruk
dimaksud rahmat Allah itu adalah (berita kesedihan) akan merubah
surga. Imam ar-Razi juga mengutip keadaan atau ekspresi seseorang dari
al-Muhaqqiqun yang mengatakan, yang berseri-seri menjadi bersedih.
“Ini adalah isyarat kepada seorang Selanjutnya, Imam al-Razi
hamba yang sangat taat, dia tidak َ
menjelaskan mengenai ظ َّل َوجْ ُه ۥهُ ُمس َْودًّا
akan masuk syurga kecuali dengan makna tersebut adalah menjelaskan
rahmat Allah. Tidak bisa dikatakan tentang perubahan ekspresi-ekspresi
perbuatan seorang hamba yang wajah dari berseri-seri menjadi
memasukkannya ke dalam surga.” sedih, gelap dan muram.
Dengan begitu bisa disimpulkan Imam al-Razi juga
bahwa tidaklah seseorang masuk ke memberikan perumpamaan ketika
dalam surga kecuali dengan fadilah- seseorang berjumpa dengan orang
fadilah Allah dengan rahmat-Nya. 14 yang dibenci, maka sungguh hitam
wajahnya yaitu ekspresi murung,
b. Hitam ()اسود
muram, dan sedih. Imam al-Razi juga
(An-Nahl: ayat 58) memberikan penjelasan mengenai
اسوداد الوجهadalah kinayah (sindiran)
160
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020
dari dukacita, hal itu dilakukan untuk Artinya: Pada hari yang di waktu itu
menutupi keadaan tersebut. ada muka yang putih berseri, dan ada
Namun, Imam al-Razi pula muka yang hitam muram.
memberikan penjelasan yang lebih Adapun orang-orang yang hitam
detail bahwa setiap berita yang muram mukanya (kepada mereka
didapatkan oleh seseorang akan dikatakan): “Kenapa kamu kafir
mampu diterima dengan kelapangan sesudah kamu beriman? Karena itu
dada (bahagia) apabila orang rasakanlah azab disebabkan
tersebut kuat dalam menerimanya. kekafiranmu itu.
Namun, apabila seorang tersebut
Imam al-Razi juga
lemah, maka ketika kabar buruk
menjelaskan tentang arti “hitam”
diberitakan kepadanya, dia akan
dalam surah Ali Imran yang sudah
merespon dengan ekspresi
dijelaskan sebelumnya pada
kesedihan yang mendalam.
penafsiran tentang warna putih.
Imam al-Razi
dalam ayat ini Imam al-Razi
mendefinisikan mengenai ekspresi
menjelaskan bahwa hitam adalah
wajah yang muncul di setiap keadaan
sebagai bentuk simbol yang
yang dialami seseorang adalah
menyimbolkan berita kedukaan atas
ungkapan ruh yang menyatu dalam
berita buruk yang disampaikan.
zahir setiap manusia. Pada dasarnya
Imam al-Razi menjelaskan
Imam al-Razi ingin menyebutkan
tentang kata ( نضرة-قترة-غبرة-سود-)بيض,
bahwa setiap ekspresi yang terjadi
dengan beberapa pendapat kalangan
dalam wajah manusia adalah sebuah
mufassir bahwa kata tersebut
ungkapan kejadian dari berita yang
diartikan sebagai berikut: pertama,
diperolehnya.
putih ( )بيضsebagai majas untuk
Keadaan putih bercahaya,
menunjukkan orang yang cerdas dan
adalah bentuk ungkapan sindiran
gembira. Selanjutnya, hitam ()سود
terhadap ekspresi kegembiraan
sebagai majas dari duka cita, dan ini
seseorang. Begitu pula halnya dengan
dinamakan majas musta’mal.
keadaan hitam pekat, atau murung
Penjelasan kata ( )سودjuga
dan muram, adalah sebagai bentuk
ditujukan sebagai pembeda identitas
ungkapan sindiran terhadap ekspresi
antara orang mukmin dan orang
kesedihan seseorang. Selanjutnya,
kafir. Putih dan hitam di sini
َ artinya: sangat
ظ َّل َوجْ ُههۥ ُ ُمس َْودًّا َوه َُو ك َِظيم
digunakan untuk perbandingan
berduka cita dan sangat sedih. 15
antara orang mukmin dan orang
kafir, yang di mana pada hari akhir
َّتْ ض ُو ُجوهٌ َوتَس َْودُّ ُو ُجوهٌ َفأ َ َّما الَّذِينَ اس َْود ُّ َيَ ْو َم ت َ ْبي
ْ ُ ُ َ orang mukmin wajahnya becahaya
اب بِ َما ُك ْنت ُ ْم
َ َُو ُجو ُه ُه ْم أ َكفَ ْرت ُ ْم بَ ْعدَ إِي َمانِ ُك ْم فَذوقوا العَذ
berseri-seri, sedangkan orang kafir
َت َ ْكفُ ُرون
datang berwajah hitam muram.
161
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020
162
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020
163
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020
sebagai kiasan yang hanya berbentuk yang ditampung oleh bumi, sehingga
kisah. Karena tidak mungkin sebuah terciptalah sumber mata air yang
yang dikisahkan dalam Al-Qur’an berada dibumi, dari hujan
tidak benar kejadiannya.18 tersebutlah tercipta sumber mata air
di seluruh tempat yang ada dibumi.
(Q.S. Az-Zumar: ayat 21)
Kemudian sumber air
tersebut mengalir ke seluruh akar-
سلَ َكهُ يَنَابِي َع فِي اللَّهَ أَلَ ْم ت ََر أ َ َّن َ َاء َما ًء ف
ِ س َم َّ أ َ ْنزَ َل ِمنَ ال akar tumbuhan. Dari kejadian
ض ث ُ َّم ي ُْخ ِر ُج بِ ِه زَ ْرعًا ُم ْخت َ ِلفًا أَ ْل َوانُهُ ث ُ َّم يَ ِهي ُج ِ ْاْل َ ْر tersebut akan menghasilkan
َٰ
طا ًما ۚ إِ َّن فِي ذَلِكَ لَ ِذ ْك َر َٰى َ صفَ ًّرا ث ُ َّم يَجْ عَلُهُ ُح
ْ فَت ََراهُ ُم berbagai macam tanaman yang
ِ ِْلُو ِلي ْاْل َ ْل َبا
ب tumbuh dari bumi. Dari aliran air
tersebut juga yang menumbuhkan
Artinya: Apakah kamu tidak
berbagai macam tumbuhan yang
memperhatikan bahwa
memiliki beragam warna yaitu hijau,
sesungguhnya Allah menurunkan air
merah, kuning, dan putih, dan lain-
dari langit, maka diaturnya menjadi
lainnya.
sumber-sumber air di bumi
kemudian ditumbuhkan-Nya dengan Maka dari itu, siapapun
air itu tanam-tanaman yang orang yang berpikir dan
bermacam-macam warnanya, lalu menyaksikan keadaan tumbuhan
menjadi kering lalu kamu melihatnya yang hidup tersebut, akan
kekuning-kuningan, kemudian merefleksikannya terhadap
dijadikan-Nya hancur berderai-derai. kehidupan dirinya menjadi sebuah
Sesungguhnya pada yang demikian pelajaran hidup, karena kejadian
itu benar-benar terdapat pelajaran tersebut adalah petunjuk kebesaran
bagi orang-orang yang mempunyai Allah. Juga proses tersebut
akal. merupakan gambaran kehidupan
manusia. Tujuan tersebut
Dalam ayat ini Imam al-Razi
merupakan untuk menguatkan cita-
menafsirkan bahwa akhirat
cita seseorang untuk tidak terlalu
merupakan sebuah keadaan yang
cinta keapada kehidupan dunia yang
tidak diketahui oleh manusia
hanya sementara dan agar senantiasa
kejelasannya, namun Allah telah
selalu taat keapada Alllah.19
memberikan tanda-tanda sifat yang
dimiliki akhirat untuk orang-orang e. Merah ()احمر
yang mau berpikir.
(Q.S. Fathir: 27)
Tanda-tanda tersebut salah
اء َما ًء ۚ فَأ َ ْخ َرجْ نَا بِه َّ أَلَ ْم ت ََر أَ َّن اللّٰهَ أ َ ْنزَ َل ِمنَ ال
ِ س َم
satunya adalah Allah menurunkan air
ٌ ت ُّم ْختَ ِلفًا أ َ ْل َوانُ َها ۗ َو ِمنَ ْال ِجبا ِل ُجدَدٌ بِي
ْض َّو ُح ْم ٌر ٍ ثَ َم َٰر
dari langit yaitu hujan. Allah
ُ ُف أ َ ْل َوانُ َها َوغ ََرابِيْب
ٌ س ْود ٌ ُّم ْختَ ِل
menurunkannya ke beberapa tempat
18 Fakh al-Din al-Razi, at-Tafsir al- 19 Fakh al-Din al-Razi, at-Tafsir al-
Kabir aw Mafatihul Ghaib, jilid 2 Juz 3-4, h. Kabir aw Mafatihul Ghaib, jilid 12, juz 23-24,
104. h. 161.
164
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020
165
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020
166
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020
22
Harun Yahya, Kesempurnaan Seni Kasus Harvard University, University of
Warna Ilahi, terj. Tatacipta Dirgantara Cambridge dan National Taiwan University
(Bandung: Dzikra, 2004), h. 15. (Yogyakarta: Pasca STMIK Amikom, 2013), h.
72.
24 Arif Ranu Wicaksono, Komposisi
167
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020
168
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020
169
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020
170