Anda di halaman 1dari 19

JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020

WARNA DALAM AL-QUR’AN PERSPEKTIF


FAKHR AL-DIN AL-RAZI
Khairunnas Jamal
Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Suka Riau, Indonesia
irunjamal@gmail.com

Najamuddin Siraj Harahap


Alumni UIN Suka Yogyakarta, Indonesia
najamharahap@gmail.com

Derhana Bulan Dalimunthe


Alumni UIN Suka Yogyakarta, Indonesia
derhanabulan1995@gmail.com

Abstract: Colour has a very important role in human communication with the
outside world, even more in the function of memory and brain development.
Therefore, comprehension and recognition of an event is strongly influenced by
the colours which exist. The focus of this research is the thematic character. It is a
discussion that takes a certain theme in the Qur'an and will only be limited by
mufassir (a figure). By conducting research on the figures of his work, taking his
thoughts and understanding comprehensively, namely Imam Fakhr al-Din al-Razi.
A step that will be taken is to collect the verses of the Qur’an which talks about
colour, then thoroughly explore how the interpretation is made by Imam al-Razi
related to these verses.
Keywords: Colour, interpretation. Fakhr al-Din al-Razi

Abstrak: Warna memiliki peran yang sangat penting dalam komunikasi manusia
dengan dunia luar, terlebih lagi dalam fungsi daya ingat, dan perkembangan otak.
Oleh karena itu, pemahaman dan pengenalan sebuah peristiwa sangat
dipengaruhi oleh warna yang ada. Fokus kajian penelitian ini adalah tematik
tokoh, tematik tokoh merupakan pembahasan yang mengambil tema tertentu
dalam Al-Qur’an kemudian hanya akan dibatasi oleh mufassir (tokoh). Dengan
cara melakukan penelitian tokoh dari karyanya, mengambil pemikiran dan
pemahamannya secara komprehensif, yaitu Imam Fakhr al-Din al-Razi. Langkah
yang akan dilakukan adalah dengan mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an yang
berbicara mengenai warna, kemudian mengupas tuntas bagaimana penafsiran
yang dilakukan oleh Imam al-Razi terkait ayat-ayat tersebut.
Kata Kunci: Warna, Tafsir, Fakhr al-Din al-Razi

152
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020

Pendahuluan dari perut lebah yang difungsikan


Tujuan akhir dari setiap sebagai bahan dasar sarang. Cairan
ciptaan Allah adalah untuk mengenal yang serupa lilin tersebut terdapat
pada perutnya dan diangkat melalui
Tuhan pencipta alam semesta. Agama
mendorong sains, menjadikannya kaki-kakinya menuju mulut yang
alat untuk mempelajari keagungan kemudian dikunyah dan diletakkan
ciptaan Allah. Salah satu ciptaan untuk merakit lubang.1
Allah yang setiap hari dilihat dalam Fenomena warna dalam Al-
interaksi kehidupan adalah warna. Qur’an menjadi sebuah pesan untuk
Keanekaragaman warna manusia dan menjadi jalan untuk
memberikan nuansa kehidupan yang mengingat Allah, warna juga
indah dan merupakan kesempurnaan menyajikan sebuah tujuan dalam
ciptaan Allah. dunia spritual manusia. Ayat Al-
Hal ini kemudian bisa diamati Qur’an yang berbicara tentang hal ini
lagi dalam penafsiran-penafsiran tercantum dalam surah az-Zumar:
Fakhr al-Din al-Razi tentang 21, yang disimpulkan dalam arti “...
kepentingan dan peran warna dalam sesungguhnya ini adalah sebuah
kehidupan. Seperti surah al-Nahl: 69 tanda untuk manusia yang berpikir
yang terjemahnya sebagai berikut: dan memahami tanda-tanda Allah”.
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap Manusia harus mampu membaca
(macam) buah-buahan dan warna yang terdapat di lingkungan
tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah alam kehidupan manusia. Langkah
dimudahkan (bagimu). Dari perut yang akan dilakukan adalah dengan
lebah itu ke luar minuman (madu) mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an
yang bermacam-macam warnanya, di yang berbicara mengenai warna,
dalamnya terdapat obat yang kemudian mengupas tuntas
menyembuhkan bagi manusia. bagaimana penafsiran yang
Sesungguhnya pada yang demikian dilakukan oleh Imam al-Razi terkait
itu benar-benar terdapat tanda ayat-ayat tersebut.
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang Pengertian Warna
yang memikirkan” Warna merupakan sebuah
Al-Razi dalam tafsirnya: konsep yang dilekatkan kepada
Bentuk sarang yang terdiri benda untuk mengenalinya secara
atas lubang segi enam segi tiga jelas. Pengertian warna menurut
(heksagon) bertujuan menghindari etimologi yaitu ( ‫) لون‬, adalah bentuk
celah yang berkemungkinan masdar yang berasal dari kata ( – ‫الن‬
dimasuki serangga. Pada ‫ لون‬-‫ ) يلون‬yang memiliki arti warna.2
permukaannya ditutup dengan Dalam kamus Arab-Indonesia al-
lapisan wax (lilin) yang dihasilkan Azhar yang disusun oleh S. Askar

1Fakhr al-Din al-Razi, at-Tafsir al- 2 Kamus Mutahar, Arab-Indonesia

Kabir aw Mafatihul Ghaib, jilid 20 (Beirut: (Jakarta: Hikmah, 2005), h. 935.


Darul Fikr, 1981 M), h. 73-75.

153
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020

bahwa ( ‫ ) الوان – لون‬yang memiliki arti mengetahui qudrat dan iradah-Nya


warna, rupa, macam dan jenis. Dalam Allah.4
penjelasannya bahwa warna Pengertian warna secara
merupakan zat untuk memperindah terminologi (istilah) adalah suatu
sesuatu, seperti pada makanan konsep yang membantu mengenali
supaya sedap dipandang.3 sifat berbagai objek dan
Keanekaragaman warna yang mendefinisikannya dengan lebih
ada di alam semesta sangat tepat. Setiap benda yang hidup
bervariasi. Untuk menentukan maupun yang mati pasti memiliki
variasi tersebut perlu kiranya warna sehingga dapat diketahui.5
pengelompokkan agar dapat
Biografi Imam Fakhr al-Din al-Razi
dipelajari secara mudah. Terdapat
teori dalam pengklasifikasian ragam Beliau bernama Imam Abu
warna yang ada. Bahkan dalam Al- Abdillah Muhammad bin ‘Umar bin
Qur’an disebutkan beberapa warna, al-Husain al-Razi anak dari Khatib al-
seperti merah (‫)احمر‬, putih (‫)ابيض‬, Rayyi yang mempunyai laqab atau
hijau (‫)اخضر‬, biru (‫)ازرق‬, kuning gelar sebagai (Fakhr al-Din, al-Razi,
(‫)اصفر‬, hitam (‫)اسود‬, derivasi warna dan Syaikul Islam). Sehingga ia lebih
tersebut terletak di beberapa ayat- dikenal sebagai Fakhr al-Din al-Razi.
ayat Al-Qur’an. Imam Fakhr al-Din al-Razi lahir di
Imam Fakhr al-Din al-Razi Ray pada tanggal 25 Ramadan tahun
juga memberikan penjelasan dalam 544 H dan ada yang berpendapat
tafsirnya Mafatihul Ghaib, mengenai pada tahun 553 H, al-Razi wafat di
warna yang terdapat dalam ayat di Herat pada tahun 606 H.6
atas. Warna merupakan bentuk Imam Fakhr al-Din al-Razi
pebedaan-perbedaan ciptaan Allah memiliki paham mazhab Syafi’iyyah
terhadap basyar (manusia). Juga yaitu ahlussunnah wal-jama’ah. Al-
untuk mengetahui sesuatu sangatlah Razi berasal dari keluarga yang
butuh pembeda, seperti perbedaan berpendidikan, sehingga tidak aneh
suara, perbedaan bahasa, seperti jika sewaktu kecil al-Razi sudah
bahasa Arab, Persia dan Rum. Al-Razi bergelut dengan ilmu agama.
memberikan perumpamaan Ayahnya bernama zhiya al-Din Umar
mengenai warna dengan perbedaan, seorang ulama bermazhab Syafi’iyah
karena dengan warna yang berbeda yang sekaligus gurunya.
dapat dijadikan sebagai bahasa juga Pendidikan pertamanya
pengenal, dan itu semua untuk didapatkan dari sosok ayah yang
membesarkannya, ayahnya adalah

3S.Askar, Kamus Arab-Indonesia al- 5 Harun Yahya, Cita rasa Seni Warna
Azhar (Jakarta: Senayan Publishing, 2009), h. Ilahi, h. 16.
812. 6 Muhammad Husain al-Amari, al-
4 Fakhrul Al-Razi, at-Tafsir al-Kabir Imam Fakhrurrazi Hayatuhu wa Atsaruhu,
aw Mafatihul Ghaib, jilid 25, h. 112. (Makkah: Majlis al-A’la li al Shu’un al-
Islamiyah, 1969 M), h. 17.

154
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020

seorang tokoh ilmu yang bermazhab membuatnya mampu menguasai


Asy’ari dalam bidang kalam, juga berbagai bidang ilmu seperti: ilmu
seorang tokoh bermazhab Syafi’i fikih dan usul fikih, ilmu kalam, ilmu
dalam bidang Fiqih. Berbagai ilmu filsafat dan mantik, ilmu kedokteran
telah dipelajarinya seperti Fiqih dan (al-Tibbi), ilmu hadis, dan ilmu
Ushul Fiqih dari sang ayah sampai arabiyah (ulumul ‘arabiyah).9
wafatnya tahun 559 H. Aktivitas keilmuan al-Razi
sudah tampak dari sejak pertama kali
Setelah ayahnya wafat al-Razi
meninggalkan kota kelahirannya
belajar dari banyak ulama besar,
guna mencari ilmu di sekitar Persia.
yaitu Mahya al-Sunnah Muhammad
Meskipun tidak menetap lama,
al-Baghwi, dan Majid al-Zaili yang
namun al-Razi tercatat pergi ke al-
telah memberikan pengetahuan
Khawarizm, Bukhara, Samarkand,
untuknya mengenai hikmah dan ilmu
Gazual, dan India. Pada akhirnya ia
kalam. Al-Razi menguasai dan
kembali ke tanah kelahirannya yaitu
menghafal berbagai bidang ilmu,
Herat (Ray) sampai ia wafat. Di setiap
seperti ilmu kalam dari kitab as-
kesempatannya ia selalu melakukan
Syamil karya Imam Haromain. Ia juga
tukar pikiran dan berdiskusi kepada
menguasai ilmu kedokteran (al-
ulama-ulama yang berbeda mazhab
Mustashfa) karya Imam al-Ghazali,
dengannya, khususnya kalangan
juga di bidang ushul fiqih, dan kitab
Mu’tazilah dan Karamiyah.10
al-Mu’tamad karya Abil Husain al-
Bishri. Selain itu, ia juga menguasai
Karya-karya Imam Fakhr al-Din al-
kitab Kamal al-Sammani.7
Razi
Al-Razi belajar berbagai ilmu
Sepanjang hidupnya, Imam
pengetahuan dari berbagai ulama
ar-Razi telah menulis berbagai
terkemuka di antaranya, mendalami
macam karya dari berbagai disiplin
ilmu teologi dan filsafat pada al-Majid
ilmu. Seperti dalam bidang Tafsir,
al-Zili, al-Simani, al-Baghwi dan
Ilmu Kalam, Filsafat, Mantik, Fiqh dan
seorang ulama besar lainnya
Ushul Fiqh, ilmu kesehatan, ilmu
termasuk al-Suhrawardi.8
matematika dan astronomi. Di antara
Kemampuan al-Razi dalam
karangannya yang populer dalam
memahami pelajaran dan
bidang tafsir adalah Mafatihul Ghaib.
kecintaannya terhadap ilmu

7 Fakh al-Din al-Razi, at-Tafsir al- Syifa dalam al-Qur’ankajian Tafsir Mafatihul
Kabir aw Mafatihul Ghaib, h. 4. Ghaib Karya Fakhruddin al-Razi (Jakarta:
8 Lebih lanjut Ibnu Khalikan Kemenag RI, 2012), hlm. 25.
memberikan penjelasan yang lebih detail 9 Muhammad Husain al-Amari, al-

mengenai perjalanan keilmuan imam al-Razi, Imam Fakhrulrazi hayatuhu wa atsaruhu,..h.


bahwa al-Razi benar-benar menguasai ilmu 42-57.
kalam yang ia peroleh dari gurunya Imam 10Nujaimatul Adzkiya’ Biminnatil

Haromain. Selain itu imam al-Razi Udhma, Tafsir Surat ar-Rahman Menurut
menguasai kitab al-Mustasfa, karya al- Imam Fakhruddin ar-Razi dalam Kitab
Ghazali. Imam al-Razi juga merupakan ulama Mafatihul Ghaib (skripsi) (Ilmu al-Qur’an dan
yang kuat hafalannya terutama dalam bidang Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Sunan
fiqh dan ushul fiqh. Lihat, Aswadi, Konsep Kalijaga Yogyakarta), h. 35.

155
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020

Adapun kitab-kitab karya Imam al-Razi secara terperinci sebagai berikut11:

1. Tafsir al-Qur’an al-Kabir (Mafatihul Ghaib)


2. Tafsir al-Fatihah, yang sekarang merupakan jilid pertama dari
tafsir Mafatihul Ghaib
3. Tafsir surat al-Baqarah, tafsir ini tercakup satu jilid, tetapi
sekarang berdiri sendiri.
4. Tafsir al-Qur’an al-Sagir atau dikenal dengan Asrar al-Ta’wil
wa al-Anwar al-Tanzil, nama terahir mirip mirip dengan nama
Bidang Tafsir
tafsir karya al-Badhawi
5. Kitab Tafsir Asma Allah al-Husna
6. Kitab al-Ayat al-Bayyinat
7. Risalah fi al-Tanbih Ala Ba’di Asrar al-Mauidah fi al-Qur’an
kitab ini merupakan gabungan tafsir kalam dengan ide-ide sufi
tentang metafisika yang didasarkan pada surat al-Tin,
rekaman pekerjaan manusia berdasarkan pada surat al-Asr.

1. Muhassal Afkar al-Mutaqaddimin wa al-Muta’akhirin min al-


Ulama’ wa al-Hukama al-Mutakallimin.
2. Al-Mu’allimin Fi Ushul al-Din
3. Tanbih Al-Isyarat fi Ushul al-Din
4. Kitab al-Arba’in fi Ushul al-Din
5. Kitab Subdat al-Afkar Wa Umdat al-Nuzzar.
6. Kitab Asas al-Taqdis
7. Kitab Tahdib al-Dala’il Wa Uyum al-Masa’il
8. Mabahis al-Wujud wa al-Adam
9. Kitab Jawab Al-Ghailany
Karya Teologi 10. Lawami al-Bayyinat fi Sarh Asma Allah wa al-Sifat
11. Kitab al-Qada wa al-Qadar
12. Kitab al-Khalq wa al-Ba’as
13. Masa’il Khamsum fi Ushul al-Din (ditulis dalam bahasa persia)
14. Kitab Ismat al-Anbiya
15. Kitab al-Riyyad al-Mu’niqat fi Milal wa al-Nihal.
16. Kitab al-Bayan wa al-Burhan fi al-Radd Ala Ahl al-Zaiq al-
Tughyan
17. Kitab Irsyad al-Nuzzar Ila Lata’if al-Asrar.
18. I’tiqad Farq al-Muslimin wa al-Musyrikin (tentang studi
perbandingan Agama).
19. Risalah fi al-Nubuwwah.

11Karya-karya Imam Fakhr al-Din al- Hayatuhu wa Atsaruhu. Lihat, Muhammad


Razi termaktub dalam berbagai tulisan, baik Husain al-Amari, al-Imam Fakhrulrazi
dalam bentuk jurnal, makalah, skripsi, dan Hayatuhu wa Atsaruhu, (Makkah: Majlis al
juga buku. Salah satunya dapat ditemukan a’la li al Shu’un al-Islamiyah, 1969 M), h. 210-
dalam kitab Muhammad Husain al-Amari, 211.
yang berjudul al-Imam Fakhrulrazi

156
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020

20. Kitab Syarah al-Wajiz li al-Ghazali, (al-Razi tidak menuntaskan


karya ini tetapi ia menulis tiga jilid yang memuat tentang
ibadah dan pernikahan).

1. Kitab al-Mahsul fi al-Ilm Ushul Fiqh.


Bidang Fiqh 2. Kitab al-Ma’alim fi Ushul Fiqh.
3. Al-Kitab Ihkam Ahkam.

1. Kitab Munaqih al-Imam al-Azm al-Syafi’i.


Bidang Sejarah
2. Kitab al-Fadhail al-Sahabah al-Rasyidin.

1. Kitab al-Muhassal fi Syarh al-Kitab al-Mufassal li al-


zamakhsyari.
Bidang Sastra
2. Syarh Najh al-Balagah.
dan Bahasa
3. Nihayat al-I’Jaz fi Dirayyat al-I’jaz (fi Ulum al-Balaghah Bayan
I’jaz al-Qur’an al-Syarif).

1. Kitab al-Rasalah al-Kamaliyah fi al-Haqiq al-Ilahiyah.


2. Risalah Naftat al-Masadir.
3. Kitab Risalah fi Gamm al-Dunya.
4. Risalah al-Majdiyah.
Ilmu Tasawuf 5. Tahsil al-Haqq.
dan Umum 6. Mabahis Imadiyah fi al-Matalib al-Ma’diyah.
7. Kitab Lataif al-Gilatiyyah
8. Siraj Qulub
9. Ajwibuh al-Masa’il al-Tijariyah
10. Risalah al-Suhubiyah

1. Al-Mahabis al-Misriqiyah
2. Kitab Syarah Uyum al-Hikmah li Ibnu Sina.
3. Syarah Isyarah wa al-Tanbihat li Ibnu Sina.
4. Kitab Hibab al-Isyarah.
5. Nihayat al-Huqul.
6. Kitab al-Mukhalas fi al-Hikmah.
7. Kitab al-Tariqah fi al-Jaddal.
8. Kitab al-Risalah fi al-Su’al.
9. Kitab Muntakhab Tanha Lusa.
10. Mahabis al-Jaddal.
Bidang Filsafat
11. Kitab al-Ibtal al-Qiyas.
12. Kitab Risalah al-Quddus.
13. Kitab Tahjim Ta’jiz al-Falasifah.
14. Al- Barahim al-Bahaiah.
15. Kitab Syifa’al-Iyyah min al-Khilaf.
16. al-Akhlaq.
17. Al-Munzarah.
18. Risalah al-Jauhar al-Fard.
19. Syarah Musadirah Iqlidis.
20. Kitab Syarah Qist al-Zarid li al-Ma’ari.

157
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020

1. Kitab Syarah Kullyah al-Qanun


2. Al-Jami’ al-Kabir al-Maliki fi al-Tibb.
3. Jami’al-Ulum.
4. Kitab Sir al-Maktum.
5. Kitab an-Nabad.
Bidang Ilmu- 6. Lubub fi al-Handasah.
Ilmu Eksak 7. Kitab al-Ikhtiyarah al-Ilahiyah fi al-Tatirah al-Samawiyah
(Astrologi).
8. Risalah fi al-Nafs.
9. Ilm al-Firasah.
10. Kitab fi al-Raml.
11. Tasrih min al-Ra’is ila al-Haqq.

Penafsiran Imam Fakhr al-Din al- berada dalam rahmat Allah (surga);
Razi Mengenai Keanekaragaman mereka kekal di dalamnya.
Warna dalam Tafsir Mafatihul
Imam Fakhr al-Din al-Razi
Ghaib
mengawali penafsirannya dengan
a. Putih (‫)ابيض‬ mengatakan bahwa tatkala Allah
memerintahkan orang Yahudi
(Ali Imran: ayat 106-107)
dengan sebagian perkara, kemudian
melarang kepada sebagian. Hal itu
ْ ‫ض ُو ُجوهٌ َوتَس َْودُّ ُو ُجوهٌ ۚ َفأ َ َّما ٱ َّلذِينَ ٱس َْود‬
‫َّت‬ ُّ ‫َي ْو َم تَ ْب َي‬
۟ ُ‫ُو ُجو ُه ُه ْم أ َ َكفَ ْرتُم َب ْعدَ ِإي َٰ َمنِ ُك ْم فَذُوق‬ juga dimaksudkan kepada orang
َ َ‫وا ْٱل َعذ‬
‫اب ِب َما ُكنت ُ ْم‬
muslim, ketika Allah memerintahkan
َ‫ت َ ْكفُ ُرون‬
sebagian perkara dan melarang
Artinya: pada hari yang di waktu itu
kepada sebagian lainnya.
ada muka yang putih berseri, dan ada
pula muka yang hitam muram. Selanjutnya, dalam
Adapun orang-orang yang hitam menafsirkan ayat ُّ‫ض ُو ُجوهٌ َوتَس َْود‬ ُّ ‫يَ ْو َم تَ ْب َي‬
muram mukanya (kepada mereka ٌ‫ ُو ُجوه‬Imam al-Razi menjelaskan
dikatakan): "Kenapa kamu kafir terdapat beberapa masalah. Masalah
sesudah kamu beriman? Karena itu pertama, tentang kata “yauma”.
rasakanlah azab disebabkan Terdapat dua pendapat yaitu,
kekafiranmu itu. pertama, bahwasanya kata yauma
dinashabkan ia karena menempati
‫َّت ُو ُجو ُه ُه ْم فَ ِفى َرحْ َم ِة ٱللَّ ِه ُه ْم فِي َها‬
ْ ‫َوأَ َّما ٱلَّذِينَ ٱ ْبيَض‬ bentuk zhorof,12 dan taqdirnyanya “
َ‫َٰ َخ ِلد ُون‬ ‫”ولَ ُه ْم َعذَابٌ َع ِظي ٌم في هذا اليوم‬
َ taqdir ini
menghasilkan dua faedah, yang
Artinya: Adapun orang-orang yang
pertama adalah
putih berseri mukanya, maka mereka
‫هذا اليوم انتبيض فيه وجوه وتسود وجوه‬

12 Zhorof dalam ilmu nahwu terbagi atas dua, yaitu zhorof zaman, dan zhorof makan.

“yauma”adalah zhorof zaman.

158
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020

Faedah yang kedua adalah dan orang kafir. Contoh ayat dalam
dinashabkan karena disembunyikan penjelasan makna tersebut terdapat
kata " ‫"اذكر‬. dalam surah Abasa 39:
- ٌ ‫ َو ُو ُجوهٌ َي ْو َم ِئ ٍذ َعلَ ْي َها َغ َب َرة‬- ٌ‫احكَةٌ ُّم ْستَ ْبش َِرة‬ ِ ‫ض‬ َ
Masalah yang kedua, terdapat
ٌ‫ت َْر َهقُ َها قَت ََرة‬
beberapa pandangan mengenai kata
ٌ‫ض ُو ُجوهٌ َوتَس َْودُّ ُو ُجوه‬
ُّ ‫ َي ْو َم تَ ْب َي‬di antaranya
Pada pendapat yang pertama
firman Allah dalam surah az-Zumar
bahwa kata ghabarah-qotarah adalah
ayat 60:
penandaan sebuah majas, namun
pendapat yang kedua makna kedua
‫ُوا َعلَى ٱللَّ ِه ُو ُجو ُه ُهم‬ ۟ ‫َويَ ْو َم ْٱل ِق َٰيَ َم ِة ت ََرى ٱلَّذِينَ َكذَب‬ kata tersebut adalah kata
َ‫ْس فِى َج َهنَّ َم َمثْ ًوى ِل ْل ُمتَكَبِ ِرين‬
َ ‫ُّمس َْودَّة ٌ ۚ أَلَي‬ perbandingan (‫)مقابال‬.
Seperti satu perkataan yang
Imam al-Razi menjelaskan
mengatakan apabila seseorang
tentang kata ( ‫نضرة‬-‫قترة‬-‫غبرة‬-‫سود‬-‫)بيض‬,
melihat putih (berseri-seri) di wajah
dengan beberapa pendapat kalangan
seseorang, mereka akan mengetahui
mufassir bahwa kata tersebut
bahwa orang tersebut adalah ahli
diartikan sebagai berikut: pertama,
pahala atau orang yang baik, maka
putih (‫ )بيض‬sebagai majas untuk
akan bertambah pula ketakjuban
menunjukkan orang yang cerdas dan
mereka. Begitulah penjelasan warna
gembira. Selanjutnya, hitam (‫)سود‬
putih tersebut dalam penafsiran
sebagai majas dari duka cita, dan ini
Imam al-Razi.13
dinamakan majas musta’mal. Seperti
Masalah Ketiga, kata bayad
firman Allah dalam surah an-Nahal
dan sawad. Al-Razi menjelaskan
َ ‫َو ِإذَا بُش َِر أَ َحدُهُم ِب ْٱْلُنث َ َٰى‬
58: ‫ظ َّل َوجْ ُههۥُ ُمس َْودًّا َوه َُو‬
bahwa ada dua golongan manusia
‫ك َِظي ٌم‬. Surah tersebut menjelaskan
pada hari kiamat, yaitu golongan
kata muswaddah sebagai majas
mukmin dan golongan kafir.
dukacita.
Sebagaimana Mu’tazilah juga
Pendapat kedua, kata putih
memberikan penjelasan tentang
(‫ )بيض‬dan hitam (‫ )سود‬ditujukan
pembagian ahli kiamat, yang pertama
sebagai identitas antara orang-orang
orang-orang mukmin yang datang
mukmin dan orang-orang kafir. Jika
dengan wajah putih (berseri-seri),
kata bayad dan sawad dijelaskan
sedangkan yang kedua adalah orang-
sebagai majas pada pendapat yang
orang kafir yang datang dengan
pertama, maka pendapat yang kedua
bermuka hitam (muram).
makna kedua kata tersebut adalah
hakikat, dan tidak ada alasan untuk
‫َّت ُو ُجو ُه ُه ْم أَ َكفَ ْرتُم بَ ْعدَ إِي َٰ َم ِن ُك ْم‬
ْ ‫فَأ َ َّما ٱلَّذِينَ ٱس َْود‬
meninggalkan hakikat. Hakikat dari ۟ ُ‫فَذُوق‬
َ َ‫وا ْٱلعَذ‬
َ‫اب بِ َما ُكنت ُ ْم تَ ْكفُ ُرون‬
kedua kata tersebut adalah
Artinya: Adapun orang-orang yang
menandakan antara orang mukmin
hitam muram mukanya (kepada

13 Fakh al-Din al-Razi, Mafatihul

Ghaib, juz 7-8, (Beirut: Dar al-Kutub al-


‘Ilmiyyah), h. 149.

159
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020

mereka dikatakan): "Kenapa kamu َ ‫َو ِإذَا بُش َِر أَ َحدُهُم ِب ْٱْلُنثَ َٰى‬
‫ظ َّل َوجْ ُه ۥهُ ُمس َْودًّا َوه َُو‬
kafir sesudah kamu beriman? Karena ‫ك َِظي ٌم‬
itu rasakanlah azab disebabkan
Artinya: Dan apabila seseorang dari
kekafiranmu itu.
mereka diberi kabar dengan
(kelahiran) anak perempuan,
Dalam ayat tersebut
hitamlah (merah padamlah)
memberikan penjelasan tentang
mukanya, dan dia sangat marah.
ancaman yang berlaku untuk orang
kafir asli, dan kafir sesudah beriman Imam Fakhr al-Din al-Razi
(murtad). Ayat ini menjelaskan menjelaskan dalam tafsirnya bahwa
tentang ancaman kepada orang- ‫ التبشير‬secara bahasa adalah kabar.
orang kafir, bahwasanya azab Pembagian kabar dibagi menjadi dua
tersebut hanya diberikan kepada bentuk yaitu kabar gembira dan
orang-orang kafir. kabar duka. Kabar gembira adalah
kabar yang memberikan faedah
‫َّت ُو ُجو ُه ُه ْم فَ ِفى َرحْ َم ِة ٱللَّ ِه ُه ْم فِي َها‬
ْ ‫َوأَ َّما ٱلَّذِينَ ٱ ْبيَض‬ kebahagiaan (kabar gembira). Kabar
َ‫َٰ َخ ِلد ُون‬ gembira tersebut dapat merubah
keadaan atau aura wajah seseorang
Ayat ini menjelaskan tentang dari yang muram menjadi berseri-
apa yang dimaksud dengan rahmat seri.
Allah. Imam ar-Razi mengutip Demikian pula ketika
pendapat Ibnu Abbas bahwa yang seseorang mendengar kabar buruk
dimaksud rahmat Allah itu adalah (berita kesedihan) akan merubah
surga. Imam ar-Razi juga mengutip keadaan atau ekspresi seseorang dari
al-Muhaqqiqun yang mengatakan, yang berseri-seri menjadi bersedih.
“Ini adalah isyarat kepada seorang Selanjutnya, Imam al-Razi
hamba yang sangat taat, dia tidak َ
menjelaskan mengenai ‫ظ َّل َوجْ ُه ۥهُ ُمس َْودًّا‬
akan masuk syurga kecuali dengan makna tersebut adalah menjelaskan
rahmat Allah. Tidak bisa dikatakan tentang perubahan ekspresi-ekspresi
perbuatan seorang hamba yang wajah dari berseri-seri menjadi
memasukkannya ke dalam surga.” sedih, gelap dan muram.
Dengan begitu bisa disimpulkan Imam al-Razi juga
bahwa tidaklah seseorang masuk ke memberikan perumpamaan ketika
dalam surga kecuali dengan fadilah- seseorang berjumpa dengan orang
fadilah Allah dengan rahmat-Nya. 14 yang dibenci, maka sungguh hitam
wajahnya yaitu ekspresi murung,
b. Hitam (‫)اسود‬
muram, dan sedih. Imam al-Razi juga
(An-Nahl: ayat 58) memberikan penjelasan mengenai
‫ اسوداد الوجه‬adalah kinayah (sindiran)

14 Fakh al-Din al-Razi, Mafatihul

Ghaib, jilid 4. juz 7-8, h. 149.

160
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020

dari dukacita, hal itu dilakukan untuk Artinya: Pada hari yang di waktu itu
menutupi keadaan tersebut. ada muka yang putih berseri, dan ada
Namun, Imam al-Razi pula muka yang hitam muram.
memberikan penjelasan yang lebih Adapun orang-orang yang hitam
detail bahwa setiap berita yang muram mukanya (kepada mereka
didapatkan oleh seseorang akan dikatakan): “Kenapa kamu kafir
mampu diterima dengan kelapangan sesudah kamu beriman? Karena itu
dada (bahagia) apabila orang rasakanlah azab disebabkan
tersebut kuat dalam menerimanya. kekafiranmu itu.
Namun, apabila seorang tersebut
Imam al-Razi juga
lemah, maka ketika kabar buruk
menjelaskan tentang arti “hitam”
diberitakan kepadanya, dia akan
dalam surah Ali Imran yang sudah
merespon dengan ekspresi
dijelaskan sebelumnya pada
kesedihan yang mendalam.
penafsiran tentang warna putih.
Imam al-Razi
dalam ayat ini Imam al-Razi
mendefinisikan mengenai ekspresi
menjelaskan bahwa hitam adalah
wajah yang muncul di setiap keadaan
sebagai bentuk simbol yang
yang dialami seseorang adalah
menyimbolkan berita kedukaan atas
ungkapan ruh yang menyatu dalam
berita buruk yang disampaikan.
zahir setiap manusia. Pada dasarnya
Imam al-Razi menjelaskan
Imam al-Razi ingin menyebutkan
tentang kata ( ‫نضرة‬-‫قترة‬-‫غبرة‬-‫سود‬-‫)بيض‬,
bahwa setiap ekspresi yang terjadi
dengan beberapa pendapat kalangan
dalam wajah manusia adalah sebuah
mufassir bahwa kata tersebut
ungkapan kejadian dari berita yang
diartikan sebagai berikut: pertama,
diperolehnya.
putih (‫ )بيض‬sebagai majas untuk
Keadaan putih bercahaya,
menunjukkan orang yang cerdas dan
adalah bentuk ungkapan sindiran
gembira. Selanjutnya, hitam (‫)سود‬
terhadap ekspresi kegembiraan
sebagai majas dari duka cita, dan ini
seseorang. Begitu pula halnya dengan
dinamakan majas musta’mal.
keadaan hitam pekat, atau murung
Penjelasan kata (‫ )سود‬juga
dan muram, adalah sebagai bentuk
ditujukan sebagai pembeda identitas
ungkapan sindiran terhadap ekspresi
antara orang mukmin dan orang
kesedihan seseorang. Selanjutnya,
kafir. Putih dan hitam di sini
َ artinya: sangat
‫ظ َّل َوجْ ُههۥ ُ ُمس َْودًّا َوه َُو ك َِظيم‬
digunakan untuk perbandingan
berduka cita dan sangat sedih. 15
antara orang mukmin dan orang
kafir, yang di mana pada hari akhir
‫َّت‬ْ ‫ض ُو ُجوهٌ َوتَس َْودُّ ُو ُجوهٌ َفأ َ َّما الَّذِينَ اس َْود‬ ُّ َ‫يَ ْو َم ت َ ْبي‬
ْ ُ ُ َ orang mukmin wajahnya becahaya
‫اب بِ َما ُك ْنت ُ ْم‬
َ َ‫ُو ُجو ُه ُه ْم أ َكفَ ْرت ُ ْم بَ ْعدَ إِي َمانِ ُك ْم فَذوقوا العَذ‬
berseri-seri, sedangkan orang kafir
َ‫ت َ ْكفُ ُرون‬
datang berwajah hitam muram.

15 Fakh al-Din al-Razi, Mafatihul

Ghaib, jilid 10, juz 19-20, h. 43.

161
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020

Arah makna warna hitam tidak ada yang membedakan derajat


dalam penafsiran Imam al-Razi manusia dalam kondisi apapun.
merupakan bentuk simbol
Selanjutnya, Imam al-Razi
penyebutan suatu yang buruk dan
menjelaskan tentang neraka, bahwa
gelap. Ketiadaan cahaya yang
َ ‫ش َج ِر ْاْل َ ْخ‬
‫ض ِر‬ َّ ‫ ِمنَ ال‬yaitu menjadikan api
menyinari wajah orang kafir menjadi
dari kayu yang hijau. Neraka di sini
penyebab kemuraman wajahnya. Hal
diilustrasikan sebagai kerusakan
tersebut terjadi akibat keingkaran
yang diperbuat oleh manusia. Allah
mereka terhadap Allah Swt.
menciptakan kayu (tumbuhan) dan
juga menciptakan api, sebagai
c. Hijau (‫)اخضر‬
petunjuk bagi manusia atas
kebesaran Allah. Namun, manusia
(Q.S. Yasin: ayat 80)
sangat ceroboh yaitu menyalakan api
darinya, sehingga terjadilah
ُ‫َارا فَإِذَا أَ ْنت ُ ْم ِم ْنه‬ َ ‫ش َج ِر ْاْل َ ْخ‬
ً ‫ض ِر ن‬ َّ ‫الَّذِي َجعَ َل لَ ُك ْم ِمنَ ال‬
kerusakan olehnya.
َ‫تُوقِد ُون‬
Artinya: yaitu Tuhan yang Sungguh penciptaan langit
menjadikan untukmu api dari kayu dan bumi lebih dahsyat daripada
yang hijau, maka tiba-tiba kamu penciptaan manusia, maka ini adalah
nyalakan (api) dari kayu itu". sebagai bukti kebesaran Allah yang
Imam al-Razi menjelaskan memilki sifat lembut dan penyayang
bahwa manusia adalah makhluk yang bagi makhluknya.16
memiliki jiwa yang utuh dalam
(Q.S. Hajj: ayat 63)
jasadnya. Dengan jasad manusia itu
menjadi tiang yang kokoh dalam ُ ‫ص ِب ُح ْٱْل َ ْر‬
‫ض‬ َّ ‫أَلَ ْم ت ََر أَ َّن ٱللَّهَ أَنزَ َل ِمنَ ٱل‬
ْ ُ ‫س َما ٓ ِء َما ٓ ًء فَت‬
kehidupannya untuk dapat ٌ ‫يف َخ ِب‬
‫ير‬ ٌ ‫ض َّرة ً ۗ ِإ َّن ٱللَّهَ لَ ِط‬
َ ‫ُم ْخ‬
merasakan kehidupan dengan wujud
Artinya: Apakah kamu tiada melihat,
yang diciptakan oleh Allah sesuai
bahwasanya Allah menurunkan air
hukum-Nya.
dari langit, lalu jadilah bumi itu hijau.
Al-Razi memaparkan ayat
Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi
tersebut sebagai penjelasan sifat
Maha Mengetahui.
dasar manusia. Dengan
mengumpamakan seorang budak Dalam ayat ini Imam al-Razi
perempuan yang memiliki semangat menjelaskan bahwa ‫ أَلَ ْم ت ََر‬memiliki
untuk hidup, jika manusia masih tiga bentuk. pertama, sebagai
menganggap sifat dasar tersebut memandang sebagai hakikat, Imam
dimiliki oleh budak perempuan, al-Razi memberikan contoh seperti
maka setiap manusia juga sama dan kita melihat air yang turun dari langit
(hujan). Maka kata ‫ أَلَ ْم ت ََر‬di sini sebagai
perintah kepada manusia untuk

16 Fakh al-Din al-Razi, at-Tafsir al-

Kabir aw Mafatihul Ghaib, jilid 13, juz 25-26,


h. 96-98.

162
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020

melihat secara mendalam. Jika dilihat d. Kuning (‫)اصفر‬


sekilas tanpa mendalam air hanya
(Q.S. Al-Baqarah: ayat 69)
sekedar zat cair yang membasahi
bumi, namun jika dilihat secara ‫ع لَنَا َربَّكَ يُ َب ِين لَّنَا َما لَ ْونُ َها ۚ قَا َل ِإنَّهۥُ َيقُو ُل‬ُ ْ‫وا ٱد‬ ۟ ُ‫قَال‬
mendalam air itu mampu َٰ
َ‫س ُّر ٱلنَّ ِظ ِرين‬ُ َ ‫ص ْف َرآ ُء فَاقِ ٌع لَّ ْونُ َها ت‬
َ ٌ ‫ِإنَّ َها َبقَ َرة‬
menumbuhkan tumbuhan sehingga
Artinya: Mereka berkata:
menghijau.
"Mohonkanlah kepada Tuhanmu
Kedua, sebagai perintah untuk kami agar Dia menerangkan
untuk memberitakan sebuah kepada kami apa warnanya". Musa
informasi. Ketiga, yaitu sebagai ‘alam menjawab: "Sesungguhnya Allah
ta’lam’ sebagai kata tanya, apakah berfirman bahwa sapi betina itu
kalian tidak mengetahui tentang adalah sapi betina yang kuning, yang
sebuah informasi tersebut. kuning tua warnanya, lagi
menyenangkan orang-orang yang
Imam al-Razi menjelaskan
memandangnya".
penafsiran terhadap kata ‫ أَلَ ْم ت ََر‬di sini
pun sudah terdapat perbedaan di Adapun penafsiran ayat di
kalangan para mufassir. Pendapat atas memiliki beberapa maksud
mengenai kasus yang pertama yaitu menurut Imam al-Razi. Pertama
‫ أَلَ ْم ت ََر‬sebagai pandangan yang hakikat. adalah perintah penyembelihan sapi
Pendapat ini mengatakan bahwa yang sudah ditentukan jenis sapi
hakikat di sini lebih tepat dikatakan yang hendak disembelih. Kedua, ayat
sebagai pandangan sesuai ilmu. tersebut bukan hanya menjelaskan
mengenai jenis sapi saja, namun
Kajian dalam ayat ini Imam
menjelaskan hewan yang boleh
al-Razi merangkumnya menjadi dua
disembelih itu juga terdapat sejenis
masalah yaitu masalah (‫)أَلَ ْم ت ََر‬, yaitu
sapi.
sesuai dengan bahasan di atas.
Masalah kedua adalah mengenai Ketiga, menurut pendapat
َ ‫ ُم ْخ‬yang akan dibahas di bawah
ً‫ض َّرة‬ kebanyakan orang-orang arab,
ini. bahwa ‫ص ْف َرآ ُء‬
َ ٌ ‫ َبقَ َرة‬adalah hanya sebuah
kiasan dan hanya sebuah kisah yang
َ ‫ ُم ْخ‬disini diartikan
Kata ً‫ض َّرة‬
bersifat fiktif kebenarannya. Namun,
oleh Imam al-Razi sebagai tumbuhan
pendapat tersebut dibantah dengan
yang memiliki zat hijau yang tumbuh
argumen bahwa, jika itu hanya
di atas tanah yang terdapat hewan-
sebatas kiasan dan kisah, maka tidak
hewan. Zat hijau di sini tumbuh
ada manfaat (faedah) yang
karena air yang diturunkan menimpa
ditawarkan dari informasi tersebut.
bumi sebagai sumber kehidupan
Selain itu, juga dijelaskan bahwa ayat
tumbuhan hijau.17
tersebut tidak dapat dikatakan

17 Fakh al-Din al-Razi, at-Tafsir al-

Kabir aw Mafatihul Ghaib, jilid 12, juz 23-24,


h. 54.

163
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020

sebagai kiasan yang hanya berbentuk yang ditampung oleh bumi, sehingga
kisah. Karena tidak mungkin sebuah terciptalah sumber mata air yang
yang dikisahkan dalam Al-Qur’an berada dibumi, dari hujan
tidak benar kejadiannya.18 tersebutlah tercipta sumber mata air
di seluruh tempat yang ada dibumi.
(Q.S. Az-Zumar: ayat 21)
Kemudian sumber air
tersebut mengalir ke seluruh akar-
‫سلَ َكهُ يَنَابِي َع فِي اللَّهَ أَلَ ْم ت ََر أ َ َّن‬ َ َ‫اء َما ًء ف‬
ِ ‫س َم‬ َّ ‫أ َ ْنزَ َل ِمنَ ال‬ akar tumbuhan. Dari kejadian
‫ض ث ُ َّم ي ُْخ ِر ُج بِ ِه زَ ْرعًا ُم ْخت َ ِلفًا أَ ْل َوانُهُ ث ُ َّم يَ ِهي ُج‬ ِ ‫ْاْل َ ْر‬ tersebut akan menghasilkan
َٰ
‫طا ًما ۚ إِ َّن فِي ذَلِكَ لَ ِذ ْك َر َٰى‬ َ ‫صفَ ًّرا ث ُ َّم يَجْ عَلُهُ ُح‬
ْ ‫فَت ََراهُ ُم‬ berbagai macam tanaman yang
ِ ‫ِْلُو ِلي ْاْل َ ْل َبا‬
‫ب‬ tumbuh dari bumi. Dari aliran air
tersebut juga yang menumbuhkan
Artinya: Apakah kamu tidak
berbagai macam tumbuhan yang
memperhatikan bahwa
memiliki beragam warna yaitu hijau,
sesungguhnya Allah menurunkan air
merah, kuning, dan putih, dan lain-
dari langit, maka diaturnya menjadi
lainnya.
sumber-sumber air di bumi
kemudian ditumbuhkan-Nya dengan Maka dari itu, siapapun
air itu tanam-tanaman yang orang yang berpikir dan
bermacam-macam warnanya, lalu menyaksikan keadaan tumbuhan
menjadi kering lalu kamu melihatnya yang hidup tersebut, akan
kekuning-kuningan, kemudian merefleksikannya terhadap
dijadikan-Nya hancur berderai-derai. kehidupan dirinya menjadi sebuah
Sesungguhnya pada yang demikian pelajaran hidup, karena kejadian
itu benar-benar terdapat pelajaran tersebut adalah petunjuk kebesaran
bagi orang-orang yang mempunyai Allah. Juga proses tersebut
akal. merupakan gambaran kehidupan
manusia. Tujuan tersebut
Dalam ayat ini Imam al-Razi
merupakan untuk menguatkan cita-
menafsirkan bahwa akhirat
cita seseorang untuk tidak terlalu
merupakan sebuah keadaan yang
cinta keapada kehidupan dunia yang
tidak diketahui oleh manusia
hanya sementara dan agar senantiasa
kejelasannya, namun Allah telah
selalu taat keapada Alllah.19
memberikan tanda-tanda sifat yang
dimiliki akhirat untuk orang-orang e. Merah (‫)احمر‬
yang mau berpikir.
(Q.S. Fathir: 27)
Tanda-tanda tersebut salah
‫اء َما ًء ۚ فَأ َ ْخ َرجْ نَا بِه‬ َّ ‫أَلَ ْم ت ََر أَ َّن اللّٰهَ أ َ ْنزَ َل ِمنَ ال‬
ِ ‫س َم‬
satunya adalah Allah menurunkan air
ٌ ‫ت ُّم ْختَ ِلفًا أ َ ْل َوانُ َها ۗ َو ِمنَ ْال ِجبا ِل ُجدَدٌ بِي‬
‫ْض َّو ُح ْم ٌر‬ ٍ ‫ثَ َم َٰر‬
dari langit yaitu hujan. Allah
ُ ُ‫ف أ َ ْل َوانُ َها َوغ ََرابِيْب‬
ٌ ‫س ْود‬ ٌ ‫ُّم ْختَ ِل‬
menurunkannya ke beberapa tempat

18 Fakh al-Din al-Razi, at-Tafsir al- 19 Fakh al-Din al-Razi, at-Tafsir al-

Kabir aw Mafatihul Ghaib, jilid 2 Juz 3-4, h. Kabir aw Mafatihul Ghaib, jilid 12, juz 23-24,
104. h. 161.

164
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020

Artinya: Tidakkah engkau melihat Kami akan mengumpulkan pada hari


bahwa Allah menurunkan air dari itu orang-orang yang berdosa dengan
langit lalu dengan air itu Kami muka yang biru muram.
hasilkan buah-buahan yang beraneka
Imam al-Razi menafsirkan
macam jenisnya. Dan di antara
bahwa ayat tersebut menjelaskan
gunung-gunung itu ada garis-garis
tentang hari akhir, yaitu hari
putih dan merah yang beraneka
ditiupnya terompet sangkakala.
macam warnanya dan ada (pula)
Terdapat perbedaan cara pembacaan
yang hitam pekat.
dalam kata ‫ يُنفَ ُخ‬yaitu tiga perbedaan
Imam al-Razi menafsirkan cara pembacaan. Pertama, sesuai
dalam ayat ini mengenai kejadian dengan teks yang ada, yaitu ‫يُنفَ ُخ‬.
buah-buahan yang tumbuh di muka Kedua, dengan membaca ‫( ي‬ya)
bumi. Perbedaan buah-buahan yang dengan harokat fathah, menjadi ‫يَنفَ ُخ‬
terdapat di muka bumi diakibatkan bacaan tersebut dibaca oleh Abu
karena berbedanya kejadian yang Umar. Ketiga, yaitu dengan membaca
dialami dalam proses kejadiannya. merubah ‫( ي‬ya) menjadi ‫( ن‬nun),
Apakah engkau tidak sehingga dibaca jadi ‫ننفَ ُخ‬.
memperhatiakan bahwa sebagian
Penjelasan mengenai kata ‫نفَ ُخ‬
tumbuh-tumbuhan tidak tumbuh di
artinya adalah satu kali tiupan,
sebagian negeri, seperti kunyit, dan
tiupan yang dimaksud adalah
sebagainya.
terompet sangkakala. Sedangkan,
Menurut penafsiran Imam penjelasan yang lain mengenai kata
al-Razi, dasar dari segala warna yang tersebut disandingkan terhadap
ada adalah putih, merah, dan hitam. surah an-Naba ayat 18;
Dari ketiga warna tersebut akan
‫ور فَتَأْتُونَ أ َ ْف َوا ًجا‬
ِ ‫ص‬ُّ ‫َي ْو َم يُنفَ ُخ فِى ٱل‬
menghasilkan warna yang berbeda-
beda. Bahan dasar dari segala warna Artinya: yaitu hari (yang pada waktu
juga terdapat perbedaan, seperti itu) ditiup sangkakala lalu kamu
halnya warna putih, terdapat dari datang berkelompok-kelompok.
putih kapur dan putih tanah. Ketiga
Tiupan yang dimaksud di sini
warna tersebutlah yang membentuk
adalah sebagai tanda kepada seluruh
beberapa warna yang ada.20
manusia untuk mengumpulkan
f. Biru (‫)ازرق‬ manusia-manusia yang sudah
dibangkitkan dan datang
(Q.S. Thaha: ayat 102)
berkelompok-kelompok. Penjelasan
‫ش ُر ْٱل ُمجْ ِر ِمينَ يَ ْو َمئِ ٍذ ُز ْرقًا‬
ُ ْ‫ور ۚ َونَح‬
ِ ‫ص‬ُّ ‫يَ ْو َم يُنفَ ُخ فِى ٱل‬ selanjutnya dijelaskan bahwa salah
satu kelompok tersebut adalah
Artinya: (yaitu) di hari (yang di
waktu itu) ditiup sangkakala dan

20 Fakh al-Din al-Razi, at-Tafsir al-

Kabir aw Mafatihul Ghaib, jilid 13, juz 25-26,


h. 19.

165
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020

golongan orang-orang yang berdosa kehausan yang amat berat, sehingga


dengan wajah yang biru muram. penglihatannya menjadi biru muram,
pendapat ini pun didasarkan pada
Selanjutnya, yaitu
surah al-A’raf: 57.
penjelasan kata ‫ ُز ْرقًا‬dan terdapat
perbedaan pendapat mengenai kata ‫وق ْٱل ُمجْ ِر ِمينَ ِإلَ َٰى َج َهنَّ َم ِو ْردًا‬
ُ ‫س‬ُ َ‫َون‬
‫( ُز ْرقًا‬biru muram). Pendapat yang
Artinya: dan Kami akan menghalau
pertama yaitu dikatakan wajahnya
orang-orang yang durhaka ke neraka
hitam legam, matanya buta memar,
Jahannam dalam keadaan dahaga.21
dan itu adalah seburuk-buruknya
wajah. Pendapat kedua yaitu
berwajah yang buta matanya, Imam Analisis
al-Razi mengumpamakan seperti Warna merupakan konsep
anjing yang bermuka biru muram aturan terhadap benda hidup dan
dan tidak dapat melihat ( ‫كلبي زرقا اي‬ benda mati. Adapun yang termasuk
‫)عميا‬. kedalam aturan tersebut adalah
aturan alam dan aturan sosial.
Pendapat mengenai wajah
Dengan kata lain penulis membagi
yang bermuka muram dan buta
aturan yang ditawarkan oleh
matanya berdasarkan surah Ibrahim:
keanekaragaman warna dari
42.
penafsiran yang terdapat dalam Al-
َّ َٰ ‫َو َال تَحْ َسبَ َّن ٱللَّهَ َٰ َغ ِف ًال َع َّما يَ ْع َم ُل ٱل‬
‫ظ ِل ُمونَ ۚ ِإنَّ َما‬ Qur’an melalui tafsir “Mafatihul
َ َٰ ‫َص فِي ِه ْٱْل َ ْب‬
‫ص ُر‬ ُ ‫ي َُؤ ِخ ُر ُه ْم ِليَ ْو ٍم ت َ ْشخ‬ Ghaib” menjadi dua yaitu; pertama,
aturan alam, Kedua, aturan sosial
Artinya: Dan janganlah sekali-kali
yang pada akhirnya kedua aturan
kamu (Muhammad) mengira, bahwa
tersebut tertuju kepada sunnatullah.
Allah lalai dari apa yang diperbuat
Aturan sosial ini berlaku
oleh orang-orang yang zalim.
terhadap semua makhluk hidup.
Sesungguhnya Allah memberi
Semua organisme memiliki perilaku,
tangguh kepada mereka sampai hari
perilaku merupakan bentuk respon
yang pada waktu itu mata (mereka)
terhadap lingkungan internal dan
terbelalak.
eksternalnya. Aturan alam ini
Pendapat selanjutnya, yaitu meliputi setiap makhluk hidup.
pendapat ketiga oleh Abu Muslim, Seperti terhadap manusia, hal ini bisa
mengatakan bahwa kata ‫ ُز ْرقًا‬adalah dilihat pada perbedaan warna kulit.
penglihatan mata yang terbelalak Selain pada manusia, aturan alam
dengan wajah yang biru muram. juga terjadi terhadap hewan.
Setiap warna memiliki peran
Pendapat keempat yaitu
yang berbeda, seperti warna putih,
dikatakan wajah yang biru muram itu
hijau, merah, hitam. kuning, dan biru:
adalah orang yang kondisinya sangat

21 Fakh al-Din al-Razi, at-Tafsir al-

Kabir aw Mafatihul Ghaib, jilid 11, juz 21-22,


h. 98-99.

166
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020

Pertama, warna putih. Warna manusia. Sehingga warna hitam


ini adalah lambang kesucian, dan juga menjadi bagian dari warna primer.23
merupakan warna asas yang belum Hal ini bisa saja diterima
tercampur dengan warna-warna lain. karena memang pada dasarnya hitam
Warna putih juga melambangkan adalah warna yang gelap. Di sisi lain,
kemurnian. Warna putih sangat hitam memiliki manfaat yang
identik dengan cahaya, maka cahaya berkonotasi positif juga. Positifnya
memiliki sifat-sifat yang sangat adalah kekuatan, kekuasaan, dan
bermanfaat untuk kehidupan. Di misteri. Jika malam dianggap sebagai
antaranya, cahaya dapat menerangi sesuatu yang berbahaya, namun
kegelapan, memberikan keindahan adanya malam memberikan manfaat
terhadap dunia, sebab pelangi terjadi yang sangat besar untuk kehidupan
karena peristiwa penguraian cahaya di dunia, seperti malam sebagai
atau yang disebut dispersi. Dispersi waktu istirahat dan lain-lain.24
ini adalah penguraian cahaya putih Ketiga, warna hijau. Warna
menjadi berbagai warna yang disebut hijau adalah warna kehidupan dan
dengan pelangi. Pelangi yang melambangkan kesuburan. Warna
menunjukkan spektrum warna hijau sangat erat kaitannya dengan
dengan urutan rapi pada lingkungan dan alam, sebab biasanya
kenyataannya adalah ilusi warna. warna hijau memberikan nuansa
Dari sudut positifnya, warna putih membumi. Warna hijau adalah
memberikan rasa bersih dan segar lambang kesejukan, damai, dan
sedangkan dari sudut negatifnya tenang. Penafsiran al-Razi terhadap
warna putih ini memberikan rasa warna hijau terfokus kepada
dingin dan ketiadaan kehidupan.22 lingkungan. Air hujan yang jatuh dari
Kedua, warna hitam. Hitam langit mengalir ke bumi dan dari
adalah lawan dari warna putih. Jika dalam tanah keluarlah tumbuhan
warna putih melambangkan cahaya yang menghijau. Tumbuhan yang
justru hitam melambangkan telah tumbuh menyerap kembali air
kegelapan. Hitam identik sebagai yang mengalir pada bumi. Air
sindiran terhadap ekspresi tersebut dikeluarkan oleh akar-akar
kesedihan. Hitam juga dipakai dalam tumbuhan dan mengalir di bumi yang
simbol-simbol berita buruk. Warna membentuk sungai-sungai yang
hitam adalah bagian dari simbol panjang.
ekspresi wajah. Ekspresi menjadi Selain memberikan
bagian dari ungkapan ruh yang kehidupan, al-Razi juga menjelaskan
menyatu dalam dzhahir setiap bahwa manusia adalah perusak alam

22
Harun Yahya, Kesempurnaan Seni Kasus Harvard University, University of
Warna Ilahi, terj. Tatacipta Dirgantara Cambridge dan National Taiwan University
(Bandung: Dzikra, 2004), h. 15. (Yogyakarta: Pasca STMIK Amikom, 2013), h.
72.
24 Arif Ranu Wicaksono, Komposisi

warna Website Universitas Kelas Dunia, Studi

167
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020

yang ulung. Penjelasan mengenai Al-Razi mengumpamakan


َ ‫ش َج ِر ْاْل َ ْخ‬
ayat ‫ض ِر‬ َّ ‫ ِمنَ ال‬yaitu manusia kejadian tersebut sebagai petunjuk
merusak alam dengan membakar kepada manusia agar selalu berpikir
hutan dan itu adalah sifat dan menjadi jalan bertakwa kepada
kecerobohan manusia. Tumbuhan Allah Swt. Imam al-Razi
hijau berasal dari alam dan menjadi menyebutkan bahwa proses kejadian
sumber kehidupan makhluk hidup tersebut sama halnya seperti
didalamnya. Tumbuhan memiliki zat kehidupan manusia. Manusia yang
hijau, itulah yang dinamakan sebagai baru lahir ke dunia akan mengalami
kloroflas (zat hijau daun) zat hijau pertumbuhan sampai penuaan dan
tersebut yang digunakan oleh pada akhirnya akan mengalami
tumbuhan untuk melakukan kematian.26
fotosintesis. 25 Kelima, warna merah. Merah
adalah warna yang paling kuat
Keempat, warna kuning.
sekaligus cerah. Warna merah adalah
Kuning adalah warna yang ceria dan
warna primer dalam perspektif
menyenangkan. Kuning juga
Imam al-Razi. Selain merah, hitam
merupakan warna yang
dan putih adalah warna primer. Dari
melambangkan kekuatan. Warna
ketiga warna tersebut akan
kuning ini biasanya digunakan untuk
menghasilkan warna yang berbeda.
mendapatkan perhatian dari orang.
Biasanya warna merah digunakan
Kuning merupakan warna yang
sebagai efek psikologi panas, berani,
sangat dekat kaitannya terhadap
dan berteriak. Warna merah juga
dunia tumbuhan. Kuning juga
melambangkan produktivitas dan
merupakan sebagai tanda kesuburan
keberanian warna. positifnya warna
tumbuhan. Tumbuhan yang
merah melambangkan semangat,
menghijau akan melalui proses
cinta, energi, kekuataan. Warna
pertumbuhan hingga pada akhirnya
merah secara psikologis
mengalami penuaan sampai
menunjukkan penyerbuan atau
kematian. Penuaan yang terjadi pada
peperangan. Dalam tradisi warna
tumbuhan melalui proses perubahan
merah selalu menunjukkan karakter
warna hijau menjadi kuning. Hal
kuat, berani, dan semangat.27
tersebut bisa kita lihat pada
Keenam, warna biru. Warna
pertumbuhan padi, pertumbuhan
biru melambangkan ketenangan dan
padi dimulai dari zat hijau padanya
bersifat penyendiri. Dalam warna
hingga lama-kelamaan akan
biru terdapat konotasi negatif. Warna
mengalami penuaan dan menjadi
biru sering di anggap sebagai warna
kuning.

25Fakh al-Din al-Razi, at-Tafsir al- 26


Fakh al-Din al-Razi, at-Tafsir al-
Kabir aw Mafatihul Ghaib, jilid 13, juz 25-26 Kabir aw Mafatihul Ghaib, jilid 2, juz 3-4, h.
(Beirut: Darul al-Kutb al-‘Alamiah, 1891 M), 104.
h. 96-98. 27 Akhmad Mukhtar Umar, al-

Lughah wa al-laun (Pakistan: Alim Kutub,


1997), h. 167.

168
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020

yang sedih karena langit biru di DAFTAR PUSTAKA


malam hari. Biru juga berkonotasi al-Amari, Muhammad Husain, al-
dengan racun. Selain konotasi Imam Fakhrulrazi hayatuhu
negatif, biru juga memiliki konotasi wa atsaruhu, Makkah: Majlis al
positif. Biru memiliki kesamaan a’la li al Shu’un al-Islamiyah,
dengan warna merah yaitu sebagai 1969 M.
lambang kekuatan, kepercayaan, Askar, S. Kamus Arab-Indonesia al-
konservatif, keamanan, teknologi, Azhar, Jakarta: Senayan
kebersihan, dan keteraturan. Publishing, 2009.
Basri Jumin, Hasan. “Sains dan
Kesimpulan Teknologi dalam Islam”,
Dari penafsiran al-Razi bisa Jakarta: PT Raja Grafindo
diketahui bahwa setiap warna Persada, 2012.
memiliki peran dan pembelajaran Darmaprawira, Sulasmi. “Warna
untuk menjaga kelestarian alam dan Teori dan Kreativitas
keberlangsungan hidup manusia. Hal Penggunanya”, Bandung:
ini juga didapati ketika al-Razi Penerbit ITB, 2002.
menjelaskan di penghujung ayat yang
Hidayat, Hamdan. “Simbolisasi
berbicara tentang warna selalu
Warna Dalam al-Qur’an Kajian
mengakhirinya dengan perintah Tafsir Tematik” (skripsi) , UIN
untuk selalu berfikir sebagai SUKA: Fakultas Ushuluddin,
makhluk hidup yang dianugrahkan 2015.
akal pikiran. Hal ini menunjukkan
Kamus Mutahar Arab-Indonesia,
bahwa warna bukan hanya sebuah
Jakarta: Hikmah, 2005.
keindahan dari sekian keindahan,
tetapi keindahan yang harus al-Razi, Fakh al-Din, Mafatihul Ghaib,
Beirut: Darul al-kutb al-
dilestarikan dan pelajari sehingga
‘Alamiah, 1891 M .
terciptanya hidup yang aman dan
damai. al-Razi, Fakhr al-Din, At-Tafsir al-
Kabir aw Mafatihul Ghaib,
Seluruh penafsiran dalam
Beirut: Darul Fikr, 1981 M.
tafsir Mafatihul Ghaib dalam ayat-
ayat warna tersebut, sangat erat Udhma, Nujaimatul Adzkiya’
Biminnatil, Tafsir Surat ar-
kaitannya terhadap gejala sains, dan
Rahman Menurut Imam
juga sebagai petunjuk kepada Fakhruddin ar-Razi dalam
seluruh umat manusia agar selalu Kitab Mafatihul Ghaib, Skripsi
meningkatkan takwa kepada Allah Ilmu al-Qur’an dan Tafsir
Swt. dengan memikirkan setiap Fakultas Ushuluddin UIN
tanda-tanda yang diberikan Allah Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Swt. adalah untuk selalu berpikir Wicaksono, Arif Ranu, Komposisi
dalam setiap kehidupan manusia, Warna Website Universitas
sebagai makhluk yang Kelas Dunia, Studi Kasus
Harvard University, University
dianugerahkan akal pikiran.
of Cambridge dan National

169
JURNAL AQLAM – Journal of Islam and Plurality – Volume 5, Nomor 2, Desember 2020

Taiwan University, Yahya, Harun, Kesempurnaan Seni


Yogyakarta: Pasca STMIK Warna Ilahi, terj. Tatacipta
Amikom, 2013. Dirgantara, Bandung: Dzikra,
2004,

170

Anda mungkin juga menyukai