Anda di halaman 1dari 39

DESAIN STUDI

EPIDEMIOLOGI
Praktikum Critical Appraisal
Arifah Alfi Maziyya
11171010000019

Kelompok 1
Praktikum Wanda Septi Oktavia
11171010000068
Critical
Appraisal
Fidah Syadidurrahmah
11171010000107

Halwa Ainaya Addiina


11171010000112
Today’s Case Report

Agenda Case Series


Ekological Studi
Cross Sectional

Cross Sectional
Observational Case Contol
Analitik Cohort
DESAIN STUDI DESKRIPTIF
DEFINISI
• Merupakan desain studi yang bekaitan dengan
menggambarkan karakteristik individu atau
kelompok tertentu.
• Pada penelitian kesehatan -> desain ini
digunakan untuk mengetahui keadaan
prevalensi kejadian penyakit atau masalah
kesehatan lainnya
• Timbulnya pertanyaan yang berkaitan dengan
morbiditas dan mortalitas, terutama pada
penelitian epidemiologis merupakan
penyebab adanya penelitian deskriptif
Ciri-Ciri Studi Deskriptif

• Merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan variabel-


variabel utama subjek studi
• Tidak membutuhkan kelompok kontrol sebagai pembanding
• Hasil penelitian disajikan sesuai dengan data yang diperoleh tanpa dilakukan
analisis mendalam
• Pengumpulan data dilakukan dalam satu saat atau satu periode tertentu dan
setiap subjek studi hanya diamati satu kali
KELEBIHAN KELEMAHAN
• Relatif mudah dilaksanakan. • Pengamatan pada subjek penelitian hanya
• Tidak membutuhkan kelompok kontrol dilakukan satu kali sehingga tidak dapat
sebagai pembanding. diketahui perubahan-perubahan yang terjadi
• Diperoleh banyak informasi penting yang seiring berjalannya waktu.
dapat digunakan untuk perencanaan program • Tidak dapat menentukan hubungan sebab
pelayanan kesehatan pada masyarakat, akibat
mengadakan perbandingan status kesehatan,
ataupun sebagai penelitian pendahuluan
untuk penelitian analitik atau penelitian
eksperimental.
1. CASE REPORT
• Laporan kasus atau case report
merupakan studi gambaran klinis yang
terdiri dari satu pasien/penderita.
• Penelitian dengan desain studi laporan
kasus sering kali terjadi setelah seorang
ahli atau peneliti memperhatikan Beberapa hal yang menyebabkan
sesuatu yang aneh dalam pasien tertentu
suatu hal menjadi tidak biasa:
atau dalam penampilan sekelompok
peristiwa yang tidak biasa. • Munculnya penyakit dalam populasi yang
tidak biasa
• Identifikasi sindrom atau penyakit yang
sebelumnya tidak dikenali
• Penularan penyakit dengan cara yang
tidak terlihat atau dicurigai secara
umum
KELEBIHAN KELEMAHAN

Banyak diteliti untuk penyakit- • Tidak diketahuinya waktu dan


penyakit yang tidak biasa serta dosis pajanan
pajanannya lebih mudah di • Tidak memiliki kelompok
investigasi dari laporan kasus pembanding
2. CASE SERIES
• Merupakan studi gambaran klinis dari
beberapa kasus dengan diagnosis
serupa yang diamati .
• Kasus seri dapat terdiri dari kumpulan
laporan kasus individual, yang mungkin
terjadi dalam waktu yang cukup singkat.
Rancangan ini memiliki kepentingan
historis dalam epidemiologi, karena
sering digunakan sebagai cara awal
untuk mengidentifikasi awal atau
keberadaan epidemi.
KELEBIHAN KELEMAHAN
• Lebih maju dari laporan kasus dalam arti, • Tidak memiliki kelompok pembanding
mencakup n (n> 1) jumlah individu yang
meningkatkan generalisasi studi
3. ECOLOGICAL STUDI
•Merupakan studi dengan unit
analisis merupakan suatu kelompok
atau populasi
•Bertujuan untuk mendeskripsikan
hubungan korelatif antara
karakteristik populasi dengan
frekuensi masalah kesehatan
tertentu
• Populasi berbeda namun dalam
periode waktu yang sama
• Populasi yang sama namun pada
periode yang berbeda
Populasi
Berbeda
Periode
Sama
Populasi
Sama,
Periode
Berbeda
KELEBIHAN KELEMAHAN
• Biaya relative murah dan mudah dilakukan • Kurangnya data yang memadai atau hilangnya
• Pengukuran yang tidak dilakukan pada data
individu • Kesalahan klasifikasi dalam kelompok
• Efek ekologis di tingkat populasi menjadi • Kontrol Confounding tidak dapat dilakukan
kepentingan yang utama • Ambiguitas temporal.
• Analisis dan presentasi yang sederhana • Kekeliruan Ekologis.
• Seringkali bermanfaat untuk menghasilkan
hipotesis baru untuk penelitian lebih lanjut

• Dapat digunakan untuk evaluasi profrgram


dan pembentukan regulasi
4. CROSS SECTIONAL
DESKRIPTIF

• Studi yang dilakukan pada satu titik waktu


• Bertujuan untuk mengetahui prevalensi penyakit ataupun
masalah kesehatan
• Menggambarkan permasalahan kesehatan berdasarkan orang,
tempat dan waktu
DESAIN STUDI OBSERVATIONAL
ANALITIK
DEFINISI
Studi yang digunakan untuk mencari factor
penyebab dan hubungan sebab akibat
terjadinya penyakit ataupun masalah
kesehatan

Beberapa ciri desain studi analitik:


• Dilakukan pada dua kelompok atau lebih
• Menghubungkan satu variabel dengan
variabel lain (correlative studi)
• Memerlukan hipotesis, sehingga
memerlukan uji hipotesis atau uji statistic
• Membandingkan satu kelompok dengan
kelompok lainnya (comparative studi)
• Pertanyaan yang digunakan ialah why
1. CROSS SECTIONAL ANALITIK
• Pengumpulan data dilakukan satu kali pada
periode yang sama
• Bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
factor – factor tertentu dengan penyakit atau
masalah kesehatan
• Langkah – Langkah dilakukans ecara sistematis
KELEBIHAN KELEMAHAN
• Mudah dan murah • Kesulitan menentukan hubungan efek kausal
• Dapat dilakukan dalam waktu yang singkat • Impractical untuk penelitian dengan kasus yang
• Memungkinkan untuk dilakukan penelitian jarang
terhadap beberapa factor risiko ataupun • Ada masalah selective survival
penyebab pada satu waktu
• Bagus untuk program perencanaa, budgeting
dll
2. CASE CONTROL
• Case control adalah penelitian yang dilakukan dengan cara
membandingkan antara dua kelompok yaitu kelompok kasus dan
kelompok kontrol (Notoatmodjo, 2010).

• Penelitian ini menggunakan pendekatan longitudinal dan bersifat


observasional mengikuti perjalanan penyakit kearah belakang
(retrospektif ) untuk menguji hipotesis spesifik tentang adanya
hubungan paparan terhadap faktor risiko di masa lalu dengan
timbulnya penyakit.

• Penelitian ini banyak digunakan untuk mencari penyebab penyakit


yang belum diketahui, terutama penyakit yang jarang didapat
seperti pada berbagai jenis penyakit kanker (Masriadi, 2012).
Desain case control menjadi strategi penting untuk mengidentifikasi
faktor risiko, terutama untuk penyakit langka dan, penyakit dengan
waktu induksi yang lama.
KELEBIHAN KELEMAHAN
• Waktu yang digunakan relatif • Data terkait paparan didasarkan atas
lebih singkat sehingga biaya lebih ingatan orang yang sedang menderita
murah sakit atau telah lama berlalu, sehingga
• Informasi mudah didapat dari tidak akurat dan sering terjadi bias
penderita maupun keluarga/ • Populasi kasus yang diteliti hanya mereka
kerabat penderita yang masih hidup (prevalensi), sehingga
• Dapat cepat selesai dapat menimbulkan bias
• Kelompok control seringkali tidak berasal
dari populasi yang sama, sehingga juga
dapat menimbulkan bias.
3. COHORT
• Penelitian cohort disebut juga penelitian
prospektif karena dilakukan dengan
penelusuran dan pemantauan aksi agent
terhadap populasi untuk mencari kemungkinan
terjadinya efek kesehatan/ penyakit. Penelitian
cohort atau sering disebut penelitian prospektif
menurut Zodpey (2000) termasuk dalam
penelitian survey (non eksperimen) yang paling
baik dalam mengkaji hubungan antara faktor
resiko dengan efek (penyakit).

• Pada penelitian kohort, partisipan diikuti


kesehatannya dan apabila terjadi penyakit
diperiksa untuk melihat sesuai tidaknya
penyakit tersebut dengan yang didefinisikan
sebelum penelitian dimulai. Kasus yang dicatat
adalah yang diinginkan dan nantinya akan
diperbandingkan terhadap jumlah kasus
penyakit yang berada dalam kategori kontrol.
KELEBIHAN KELEMAHAN
• Dapat dikuantifikasi dengan akurat jumlah • Waktu follow- up bisa sangat lama sebelum terjadi
paparan yang diterima populasi penyakit, karenanya menjadi mahal
• Penyakit yang terjadi dapat diperiksa dan • Populasi banyak yang tidak tetap berada di
dibuat diagnosis secara teliti lingkungan terpapar, atau berpindah sehingga sulit
• Tidak terjadi bias seperti pada kasus kendali memperkirakan paparan individual
• Hubungan sebab dan akibat lebih jelas pasti • Kemungkinan populasi pindah dan meninggal akibat
dan lebih meyakinkan penyakit lain, menyebabkan banyak “drop- out” yang
• Merupakan pengukuran risiko yang sangat mungkin sulit untuk diganti dan data enjadi sangat
langsung sedikit
• Apabila penyakit jarang sekali didapat, maka waktu
penelitian akan semakin panjang
• Jumlah drop- out biasanya sebanding dengan
lamanya penelitian
• Melihat keuntungan dan kerugian case control dan
cohort, maka biasanya penelitian cohort dilakukan
setelah selesai penelitian retrospektif.
DESAIN STUDI EKSPERIMEN
DEFINISI
• Penelitian yang memberikan perlakuan khusus pada
suatu objek atau sasaran yang di teliti.
• Peneliti dapat mengatur perlakuan apa yang akan
diberikan sesuai dengan keinginanya.
• Peneliti dapat mengamati proses kejadian secara
langsung, baik pada individu maupun kelompok
STUDI EKSPERIMENTAL (Noor, 2008)

Eksperimental Murni Eksperimental Semu


• Penelitian eksperimental yang sering • Eksperimental semu (quasy experimental)
dilakukan di laboratorium maupun klinik merupakan penelitian eksperimental yang
dengan menggunakan randomisasi. dilakukan tanpa menggunakan
• Randomisasi dilakukan agar setiap randomisasi.
individu dalam penelitian tersebut • eksperimental semu dapat dilakukan
mempunyai kesempatan yang sama untuk terhadap kelompok populasi tertentu
terpilih dalam kelompok kasus atau (tidak hanya pada binatang)
kontrol
Studi Eksperimen Berdasarkan Kelompok
Sampel (Gertsman, 2013)

Pararel Cross Over Faktorial Desain Bertingkat


Pengalaman antara Treatment pertama kali Digunakan untuk Perlakuan yang
kelompok perlakuan dan dilakukan secara acak, menilai secara diberikan diacak dalam
kelompok kontrol kemudian diikuti bersamaan efek dari dua strata terpisah atau
dibandingkan secara periode “washout” atau lebih perawatan “blok”. Misalnya adalah
bersamaan setelah observasi dan desain blok dengan blok
pengukuran , dimana yang terdiri dari strata
efek pengobatan pria dan wanita
mereda. Setelah itu,
diikuti dengan peralihan
pengobatan alternatif
oleh subjek penelitian
MEMINIMALISIR BIAS
(Marchevsky, 2000)
• Dalam mengurangi terjadinya bias dalam
penelitian eksperimental, maka dapat dilakukan
dengan cara blinding (masking).
• Blinding (masking) merupakan teknik studi
dimana berbagai pihak tidak mengetahui jenis
perlakuan yang diterima setiap subjek penelitian.
• Terdapat istilah single blinding, double blinding,
dan triple blinding.
• Pada single blinding
Pasien tidak menyadari perawatan apa yang akan
diberikan kepada mereka atau peneliti yang mengukur
hasil yang diminati seharusnya tidak menyadari jenis
intervensi yang diterima oleh subjek (pasien).
• Pada double blinding
Subjek dan peneliti sama-sama tidak menyadari perlakuan
apa yang diberikan kepada subjek.
• Pada triple blinding
Dilakukan dengan menutupi informasi pengobatan atau
perlakuan dari pihak tambahan, seperti ahli epidemiologi,
ahli statistik yang bertanggung jawab untuk menafsirkan
data, dan lain-lain.
JENIS STUDI
EKSPERIMEN

01
Randomized Controlled Trial

02
Uji Lapangan

03
Uji Coba Komunitas
1. Randomized
Controlled Trial
(Bonita, et.al 2006)
Studi eksperimen epidemiologi yang
dirancang untuk mempelajari efek
dari intervensi tertentu. Subjek
dalam populasi penelitian secara
acak dibagikan ke kelompok
intervensi dan kontrol, dan hasilnya
dinilai dengan membandingkan
outcome.
SKEMA
RANDOMIZED
CONTROLL
TRIAL
2. UJI COBA LAPANGAN (Bonita,
et.al, 2006)
• Uji coba lapangan difokuskan untuk mencegah
terjadinya suatu penyakit atau dampak merugikan
pada kesehatan seseorang
• Uji coba lapangan melibatkan orang-orang sehat
tetapi dianggap berisiko
• Pengumpulan data uji coba lapangan dilakukan
secara langsung di lapangan diantara orang-orang
non-institusional pada populasi umum
• Uji coba lapangan dapat digunakan untuk
mengevaluasi intervensi yang bertujuan untuk
mengurangi paparan tanpa perlu mengukur
terjadinya efek kesehatan.
3. UJI COBA KOMUNITAS (Bonita,
et.al 2006)
• Kelompok perlakuan adalah komunitas (bukan lagi
individu).
• Uji coba komunitas cocok untuk penyakit yang
dipengaruhi oleh kondisi sosial. Seperti penyakit
kardiovaskular
• Kelemahan uji coba komunitas adalah hanya sejumlah
kecil komunitas yang dapat diikutsertakan dalam
penelitian dan pembagian komunitas secara acak
biasanya tidak dapat dilakukan.
• Besarnya derajat/dosis pemaparan dapat diatur sesuai
dengan keinginan peneliti
• Pengaruh faktor pemaparan dapat dimanipulasi melalui
standardisasi perlakuan
KELEBIHAN • pengaruh faktor luar yang tidak diinginkan dapat
STUDI dikontrol dengan berbagai cara tertentu (seperti
pemilihan subjek yang ketat).
• Pada penelitian eksperimen dengan randomisasi, sampel
yang memenuhi syarat akan memberikan peluang
sebesar-besarnya untuk mengamati berbagai
faktor/pengaruh luar.
• Pada penelitian eksperimental tanpa randomisasi,
populasi target dan kontrol lebih mudah dipilih dengan
jumlah yang relatif lebih kecil.
• Bentuk penelitian sering tidak dapat dilakukan uji coba pada
manusia karena faktor etika.
• Pengaruh faktor yang tidak diinginkan yang terdapat pada
manusia sebagai makhluk sosial/sifat perilaku individu,
KELEMAHAN kadang-kadang tidak dapat dikontrol.
STUDI • Hasil yang dicapai pada suatu populasi tertentu mungkin
tidak berlaku secara umum pada populasi lainnya.
• Pada eksperimental dengan randomisasi adalah masalah
etika terutama pada pemilihan subjek secara random.
• Pada eksperimental semu (tanpa randomisasi), kesalahan
yang terjadi sulit dikoreksi melalui ketentuan analisis
statistik yang ada, dan kemungkinan terjadinya hasil
semu/salah karena kesalahan memilih kelompok studi
maupun kontrol dapat berakibat sangat fatal dalam
mengambil kesimpulan
THANK YOU!
Referensi
• Bonit a , R. , Beagleh ole , R. , Kjellströ m , T. , Organiz a ti o n , W. H. , 2006. Basic Epidemi o l og y. World Health
Organiz a ti o n , Geneva , Switz erla n d.
• Cui, Y. et al. (2003) ‘A ir polluti o n and c ase fatality of SARS in the P eople’s Republic of China: An
ec ologic s tudy’, Envir o n m e n t al Health: A Global Ac c ess Sc ienc e Sourc e, 2, pp. 1 –5. doi: 10. 1186/14 7 6 -
069X-2- 1.
• Dales, L. , Ham m er, S. J. and Smith, N. J. (2002) ‘Time trends in autism and in MMR immuniz at i o n
c overage in Califor n i a. ’ , Journal of Develo pm e n tal and Behavi o ra l P ediatr ic s , 23(1), p. 62. doi:
10. 1097/0000 47 03 - 200 20 2 000 -00 01 8.
• Gerstm an , B. B. , 2013. Epidemi o l ogy Kept Simple: An Intro du c ti o n to Tradit i o n al and Moder n
Epidem i o l o gy. John Wiley & Sons.
• Lapau , B. (2013) Metode Penelitia n Kes ehatan : Metod e Ilmiah P enulis a n Sk rips i , Tes is , dan Dis ertas i .
2nd edn. Yogyak ar ta : Yayas an P ustak a Obor Indo nes i a. Availabl e at:
https:/ / b o ok s . g o o gl e. c o. i d / b o o k s ? i d =z X Mb D AA AQ B A J& p r i n tse c = f r o n tc o v e r& hl = i d # v= o n e pa ge & q &f = fa l
se
• Marc hevs k y , D. , 2000. Critic a l Appraisa of Medic al Literat u re. Springe r Sc ienc e, New York .
• Masriad i . 2012. Epidem i ol o g i . Yogyak ar ta : P enerbi t Ombak
• Noor, N. N. , 2008. Epidem i ol o g i . P T Rinek a Cipta , Jak arta
• Notoatm o d j o , S. 2010. Metodo l og i P enelitia n Kes ehatan. Jak arta : Rinek a Cipta
• P ai, M. (2011) ‘Ec olo g ic a l Studies ’. Mc Gill Univers i ty. doi: 10. 1017/c b o 97 8 051 1530 2 34. 01 2.
• Rejek i, D. S. S. et al. (2012) ‘ Studi Epidem i o l og i Desk ript if Talasem ia ’ , Kesm as : Nation al P ublic
Health Journal , 7(3), p. 139. doi: 10. 21109/k es m as . v 7 i3. 61 .
• Sinaga , M. and Lim bong , D. (2019) Dasar Epidem i ol o g i . Yogyak art a : Deepublis h . Available at:
https:/ / b o ok s . g o o gl e. c o. i d / b o o k s ? i d =15 He D wA AQ B A J& p r i n tse c = f r o n tc o v er & hl = i d# v = o n e pa ge & q &f = fals
e.
• Swarjana , I. K. (2012) Metod ol o g i P eneliti a n Kes ehata n. Yogyak art a : P enerbit ANDI.
• Zodpey , Sanjay. 2000. Study Design Optio ns in Observat i o n al Oc c upati o n al Health. India n Journal
of Oc c upat i o na l and Envir o n me n t al Medic i n e. Vol. 4 Hal. 151 - 157

Anda mungkin juga menyukai