Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MULOK

NAMA : ARJUNA

KELAS : VIII. B

YAYASAN PONDOK PESANTREN NURUSSOBAH NWDI KETANGGA


MADRASAH TSANAWIAH NWDI KETANGGA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengharap rahmat oleh Allah SWT, kami panjatkan puji syukur
kehadiratnya sehingga makalah muatalokal ini dapat terselesaikan. Sholawat
shalam tak lupa tercurahkan kepada junjungan alam Nabi besar Nabi Muhammad
SAW yang telah membimbing ummat untuk beribadah kepada Allah SWT,
semoga kelak kita mendapatkan syafaatnya. Aamiiin yrb.
Makalah ini kami susun sebaik dan semaksimal mungkin, itu semua tidak
luput dari bantuan berbagai pihak, maka dari itu kami sangat berterimakasih yang
sebesar-besarnya.
Terlepas dari segala hal, kami sadar sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, masih banyak yang perlu di perbaiki baik dari tata kata,
Bahasa maupun susunan kalimatnya. Oleh karena itu, dengan penuh lapang dada
kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan saran dan keritiknya
yang bersifat membangun, sehingga pada tugas-tugas selanjutnya agar lebih baik.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca
dan semoga tercatat sebagai amal ibadah kita semua aamiin.

Hormat kami
Selong, 21 Februari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.............................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................2

C. TUJUAN .................................................................................................................2

D. MANFAAT.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. KELAHIRAN MAULANA SYAIKH....................................................................3

B. KELUARGA MAULANA SYAIKH......................................................................4

C. PERNIKAHAN DAN KELUARGA BESAR MAULANA SYAIKH...................5

BAB III PENUTUP

A. SIMPULAN.............................................................................................................21

B. SARAN....................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................22

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai pedoman dasar untuk mengabstrakkan kepribadian seseorang, diperlukan
telaah awal mengenai  konsep kepribadian itu sendiri. Konsep tersebut dapat membantu
memahami pola tindak, sikap, seseorang yang secara holistic dapat dijadikan sebagai
indicator kepribadian seseorang. Gorden W. Allport, sebagaimana dikutip oleh Sarlito
Wirawan, mamandang kepribadian sebagai organisasi dinamis dalam diri individu yang
terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang unik dari
individu tersebut terhadap lngkungannya.
Adapun kepribadian dalam konteks Nahdlatul Wathan ini menunjukkan adanya suatu
tanda yang lebih di utamakan yang mesti dimiliki oleh organisasi ini, yaitu islam Ahlussunah
wal jama’ah ‘ala Mazhabil Syafi’I r.a. Kepribadian ini digali dari khazanah ajaran-ajaran
Pendiri Nahdlatul Wathan Maulanasy Syaikh Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainiddin
Abdul Majid sebagai penganut setia, penyiar tangguh dan pembela utama Islam Ahlussunnah
wal jama’ah ‘ala Mazhabil Imamisy Syafi’I r.a. kepribadian ini tercermin pada muqaddimah
dan permulaan Hizib Nahdlatul Wathan.
Hal ini termasuk keistimewaan Hizib Nahdlatul Wathan. Tidak ada dijumpai dalam
sejarah, hizib yang dengan tegas dan tandas mencantumkan landasan ide dan faham
Ahlussunnah wal jama’ah, seperti hizib Nahdlatul Wathan. Dengan demikian hendaknya
suatu organisasi khususnya organisasi ini memiliki dan mengamalkan iman dan taqwa
berdasarkan mazhab Ahlussunnah wal jama’ah itu baik dalam aqidah maupun dalam fiqh.
Menguraikan tentang suatu bentuk kepribadian organisasi Nahdlatul Wathan, tentu
dalam tulisan ini akan mengulas beberapa maupun secara keselurahan mengenai kepribadian
pendiri dari organisasi Nahdlatul Wathan karena kepribadian suatu kelompok sangat erat
kaitannya dengan kepribadian seorang pendiri atau pemimpin organisasi tersebut. Adapun
kepribadian seorang pemimpin atau pendiri suatu organisasi tidak akan jauh berbeda dengan
organisasi yang didirikan, hal ini dikarenakan oleh adanya kepribadian seseorang yang
menjadi dasar dalam mendirikan suatu organisasi khususnya Nahdlatul Wathan itu sendiri. 
Mengenai kepribadian TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid, tentu menjadi
aikon dan motivasi tersendiri oleh semua kalangan yang memang seperti yang kita ketahui
sendiri bahwasanya kepribadian tokoh ini sangat perlu di contoh dan diikuti terlebih bagi
pengikut setia Nahdlatul Wathan serta semua kaum muslimin diseluruh penjuru. Hal ini
dikarenakan oleh kepribadian maulana syaikh yang begitu kompleks baik itu kepribadian dari

1
aspek kejasmaniah maupun aspek kerohanian serta aspek kejiwaan yang luhur. Adapun
semua itu dapat dibuktikan dengan kajian perjalanan dan perjuangan beliau semasa hidupnya
hingga seperti yang kita rasakan sampai detik ini. Kesemua perjuangan beliau itu sendiri
tentu tidak terlepas dari upaya-upaya yang sangat berkaitan dengan kepribadian beliau itu
sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
Beranjak dari latar belakang di atas maka sebagai rumusan masalah pada makalah ini
yaitu:
1. Bagaimana Kelahiran Maulana Syaikh ?
2. Bagaimana Keluarga Maulana Syaikh ?
3. Bagaimana Pernikahan Dan Keluarga Besar Maulana Syaikh ?
C. TUJUAN
Tujuan di susunnya makalah ini untuk memenuh tugas mata pelajaran muatan lokal
(MULOK) yang diberikan oleh guru pengampu pelajaran untuk diajdikan sebagai acuan
penilaian.
D. MANFAAT
Manfaat dari makalah ini sebagai penambah wawasan tentang sosok seorang
pahlawan nasional yang menjadi panutan baik di pulau Lombok maupun nusantara.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KELAHIRAN MAULANA SYAIKH

Maulānāsysyāikh Tuan Guru Kyai Hajjī Muhammād Zainuddīn Abdul Madjīd (lahir


di Bermi, Pancor, Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, 5
Agustus 1898 – meninggal di Pancor, Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, 21
Oktober 1997 pada umur 99 tahun) adalah seorang ulama karismatis dari Pulau
Lombok, Nusa Tenggara Barat dan merupakan pendiri Nahdlatul Wathan, organisasi massa
Islām terbesar di provinsi tersebut. Di pulau Lombok, Tuan Guru merupakan gelar bagi para
pemimpin agama yang bertugas untuk membina, membimbing dan mengayomi umat Islām
dalam hal-hal keagamaan dan sosial kemasyarakatan, yang di Jawa identik dengan Kyai.

Seperti Hamka, beliapun memiliki nama singkatan, yaitu Hamzanwadi (Hajji


Muhammād Zainuddīn Abdul Madjīd  Nahdlatul Wathan Dīniyah Islāmiyah).

‘Al-Mukarram Mawlānāsysyāikh Tuan Guru Kyai Hajji Muhammād Zainuddīn Abdul


Madjīd’ dilahirkan di Kampung Bermi, Pancor, Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara
Barat pada tanggal 17 Rabiul Awwal 1316  Hijriah bertepatan dengan tanggal
5 Agustus 1898 Masehi dari perkawinan Tuan Guru Hajjī Abdul Madjīd (beliau lebih akrab
dipanggil dengan sebutan Guru Mu’minah atau Guru Minah) dengan seorang wanita shālihah
bernama Hajjah Halīmah al-Sa’dīyyah.

Nama kecil beliau adalah ‘Muhammād Saggāf’, nama ini dilatarbelakangi oleh suatu
peristiwa yang sangat menarik untuk dicermati, yakni tiga hari sebelum dilahirkan,
ayahandanya, TGH. Abdul Madjīd, didatangi dua walīyullāh, masing-masing
dari Hadhramaũt dan Maghrabī. Kedua walīyullāh itu secara kebetulan mempunyai nama
yang sama, yakni “Saqqāf”. Beliau berdua berpesan kepada TGH. Abdul Madjīd supaya
anaknya yang akan lahir itu diberi nama “Saqqāf”, yang artinya “Atapnya para Wali pada
zamannya”. Kata “Saqqāf” di Indonesiakan menjadi “Saggāf” dan untuk dialek
bahasa Sasak menjadi “Segep”. Itulah sebabnya beliau sering dipanggil dengan “Gep” oleh
ibu beliau, Hajjah Halīmah al-Sa’dīyyah.

Setelah menunaikan ibadah hajjī, nama kecil beliau tersebut diganti dengan ‘Hajjī
Muhammād Zainuddīn’. Nama inipun diberikan oleh ayah beliau sendiri yang diambil dari

3
nama seorang ‘ulamā‘ besar yang mengajar di Masjīd al-Harām. Akhlāq dan
kepribadian ulamā‘ besar itu sangat menarik hati ayahandanya. Nama ulamā’ besar itu
adalah Syaīkh Muhammād Zainuddīn Serawak, dari Serawak, Malaysia.

B. KELUARGA MAULANA SYAIKH

Maulānāsysyāikh TGKH. Muhammād Zainuddīn Abdul Madjīd adalah anak bungsu


dari enam bersaudara. Kakak kandungnya lima orang, yakni Siti Syarbini, Siti Cilah, Hajjah
Sawdah, Hajji Muhammād Shabūr dan Hajjah Masyitah.

Ayahandanya TGH. Abdul Madjīd yang terkenal dengan penggilan “Guru


Mu’minah”, semasa mudanya bernama Luqmānul Hakīm merupakan seorang muballigh dan
terkenal pemberani. Beliau pernah memimpin pertempuran melawan kaum penjajah,
sedangkan ibu Maulānāsysyāikh, Hajjah Halīmah al-Sa’dīyyah terkenal sangat shãlihah.
Luqmānul Hakīm membawa Maulānāsysyāikh ke Mekkah untuk menimba ilmu agama ketika
beliau berusia 9 tahun.

Sejak kecil al-Mukarram Maulānāsysyāikh TGKH. Muhammād Zainuddīn Abdul


Madjīd terkenal sangat jujur dan cerdas. Karena itu tidaklah mengherankan bila ayah-
bundanya memberikan perhatian istimewa dan menumpahkan kasih sayang yang begitu besar
kepada beliau. Ketika melawat ke Tanah Suci Mekah untuk melanjutkan studi, ayah-
bundanya ikut mengantar ke Tanah Suci. Ayahandanyalah yang mencarikan guru tempat
belajar pertama kali di Masjīd al-Harām dan sempat menemaninya di Tanah Suci sampai dua
kali musim hajji. Sedangkan ibundanya Hajjah Halīmah al-Sa’dīyyah ikut bermukim di
Tanah Suci mendampingi dan mengasuhnya sampai ibunda tercintanya itu berpulang ke
rahmātullāh tiga setengah tahun kemudian dan dimakamkan di Ma’lah, Mekkah al-
Mukarramah.

Dengan demikian, tampak jelaslah betapa besar perhatian ayah-bundanya terhadap


pendidikannya. Hal ini juga tercermin dari sikap ibundanya bahwa setiap kali beliau
berangkat untuk menuntut ilmu, ibundanya selalu mendo’ākan dengan ucapan “Mudah
mudahan engkau mendapat ‘ilmu yang barakah” sambil berjabat tangan serta terus
memperhatikan kepergian beliau sampai tidak terlihat lagi oleh pandangan mata. Pernah
suatu ketika, beliau lupa pamit pada ibundanya. Beliau sudah jauh berjalan sampai ke pintu
gerbang baru sang ibu melihatnya dan kemudian memanggil beliau untuk kembali, Gep, gep,

4
gep (nama panggilan masa kecil beliau), koq lupa bersalaman?, ucap ibundanya dengan
suara yang cukup keras. Akhirnya, beliaupun kembali menemui ibundanya sembari meminta
ma’af dan bersalamān. Kemudian, ibundanya berdo’ā’, “Mudah-mudahan anakku
mendapatkan ‘ilmu yang barokah”. Setelah itu, barulah beliau berangkat ke sekolah. Hal ini
merupakan suatu pertanda bahwa betapa besar kesadaran ibundanya akan penting dan
mustajabnya do’ā ibu untuk sang anak sebagaimana ditegaskan dalam Hadīts Rasūlullāh
SAW, bahwa do’ā’ ibu menduduki peringkat kedua setelah do’ā’ Rasūl.

C. PERNIKAHAN DAN KELUARGA BESAR MAULANA SYAIKH

Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid selama hayatnya telah
menikah sebanyak tujuh kali. Dari ketujuh perempuan yang pernah dinikahinya itu, ada yang
mendampinginya sampai wafat, ada yang wafat terlebih dahulu semasih ia hidup dan ada juga
yang diceraikannya setelah beberapa bulan menikah. Di samping itu, ketujuh perempuan
yang telah dinikahinya itu, berasal dari berbagai pelosok daerah di Lombok, dan dari
berbagai latar belakang. Ada yang berasal dari keluarga biasa dan ada pula yang berlatar
belakang bangsawan, seperti istrinya yang bernama Hajah Baiq Siti Zuhriyah Mukhtar,
berasal dari Desa Tanjung, Kecamatan Selong.

Adapun nama-nama perempuan yang pernah dinikahi oleh Tuan Guru Kyai Haji
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, adalah: 1] Chasanah; 2] Hajah Siti Fatmah; 3] Hajah
Raihan; 4] Hajah Siti Jauhariyah; 5] Hajah Siti Rahmatullah; 6] Hajah Baiq Siti Zuhriyah
Mukhtar; dan, 7] Hajah Adniyah.

Selanjutnya dari ketujuh orang perempuan yang dinikahinya, Tuan Guru Kyai Haji
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, hanya mendapatkan dua orang puteri, yakni Siti
Rauhun dari perkawinannya dengan Hajah Siti Jauhariyah dan Siti Raihanun dari
perkawinannya dengan Hajah Siti Rahmatullah.

Hajah Siti Jauhariyah adalah seorang perempuan yang tenkenal cantik, hingga pada
masa gadisnya, onang sering menyebutnya sebagai “Kembang dari Kampung Jawa”. Disebut
demikian karena ia adalah puteri dari perkawinan antara seorang wanita Selong yang
bernama Masnah dan pria berasal dan Jawa yang bernama Abdurrahim. Abdurrahim adalah

5
seorang muballigh yang mengembangkan ajaran Islam di Kampung Jawa. Tugas sehari-
harinya adalah sebagai seorang pejabat pemerintah pada waktu itu.

Hajah Siti Jauhariyah dipersunting oleh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin
Abdul Madjid pada usia yang sangat muda, yaitu ketika berusia 12 tahun. Setelah menikah
pasangan ini tidak langsung tinggal serumah. Mereka baru tinggal serumah setelah Hajah Siti
Jauhariyah berusia 19 tahun.

Pada tahun 1947, ketika Siti Jauhariyah telah berusia sekitar 20 tahun, ia dinyatakan
positif hamil. Kehamilan ini disambut dengan senang dan gembira, karena setelah lama
menikah Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zaiuddin belum juga diberikan keturunan oleh
Allah SWT. Ia bahkan pernah dikatakan mandul dan tidak akan mendapatkan keturunan.

Mendengar informasi kehamilan Siti Jauhariyah, Tuan Guru Kyai Muhammad


Zainuddin segera datang ke rumahnya untuk menantikan saat-saat kelahiran anak
pertamanya. Pucuk dicinta ulam tiba. Jabang bayi yang ditunggu-tunggu lahir dengan selamat
dan berjenis kelamin perempuan. Ia kemudian diberi nama Siti Rauhun. Nama tersebut
diambil dari bahasa Arab yang artinya “kegembiraan/ kenikmatan”.

Sedangkan puteri keduanya diberi nama Siti Raihanun, yang akrab dipanggil Ummi
Raihanun. Sebagaimana disebutkan di atas, puteri kedua adalah buah dari perkawinannya
dengan Hajah Siti Rahmatullah.

Siti Rahmatullah adalah puteri dan Guru Hasan, seorang imam khatib di Masjid
distrik Rarang. Perkenalan Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin dengan Siti
Rahmatullah tenjadi ketika pada suatu hari ayahnya datang bersilaturrahmi ke rumah Guru
Hasan di Rarang. Saat itulah ia mengutarakan keinginannya untuk menikahkan puteranya
dengan puteri Guru Hasan.

Karena waktu itu Siti Rahmatullah masih sangat kecil dan belum mempunyai
keinginan sama sekali untuk menikah, Tuan Guru Haji Abdul Madjid hanya berjanji akan
menikahkan puteranya dengan Siti Rahmatullah. Semenjak itu hubungan di antara kedua
keluarga ini terbangun dengan sangat erat. Setiap tahun Tuan Guru Haji Abdul Madjid
bersilaturrahmi ke Rarang, demikian pula sebaliknya. Setelah mencapai usia yang cukup,

6
barulah keduanya dinikahkan. Dan dari pernikahan ini kemudian lahir seorang puteri yang
diberi nama Siti Raihanun.

Adapun dari istrinya yang lain, ia tidak mendapatkan keturunan, baik putra ataupun
putri. Dan karena hanya mempunyai dua orang puteri yang bernama Siti Rauhun dan
Raihanun, ia juga populer dengan sebutan “Abu Rauhun wa Raihanun”.

Beliau mengakui bahwa nama kedua puterinya diambil dari Al-Qur’an Surat Al-
Waqi’ah ayat 89 yang berbuyi “Fa rauhun wa raiharnen wajannatu na’im”, [maka dia
memperoleh ketenteraman dan rezeki serta sorga kenikmatan].

Dari kedua orang putrinya, ia mendapatkan banyak cucu dan keturunan. Dari Siti
Rahun ia memperoleh enam orang cucu, yaitu: 1] Siti Rahmi Jalilah; 2] Syamsul Lutfi; 3] M.
Zainul Majdi; 4] M. Jamaluddin; 5] Siti Suraya; dan, 6] Siti Hidayati.

Sedangkan cucunya yang lalir dari Siti Raihanun, sebanyak tujuh orang putra dan
putri, yaitu: 1] Lalu Gede Wiresakti Amir Murni; 2] Lale Laksemining Puji Jagat; 3] Lalu
Gede Syamsul Mujahidin; 4] Lale al Yaqutunnafis; 5] Lale Syifa’un Nufus; 6] Lalu Gede
Zainuddin al-Tsani; dan, 7] Lalu Gede Muhammad Fatihin.

Keluarga Besar Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid

7
 

8
BAB II
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari berbagai uraian pembahasan bab-bab sebelumnya tentu dapat ditarik suatu bentuk
kesimpulan yang mana keperibadian yang dimiliki oleh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad
Zainuddin Abdul Majid  ini memang sangat luar biasa mulianya, karena hampir semua sisi
kehidupan beliau dipenuhi dengan berbuat kemaslahatan umat manusia terlebih bagi kaum
muslmin. Kepribadian beliau dari aspek kejasmanian, kejiwaan, dan kerohanian yang dimiliki
ini merupakan keistimewaan tersendiri yang dimana kesemua itu digunakan untuk
membangun manusia yang beraqidah dan berakhlak mulia.
Beliau sendiri merupakan sosok atau figure yang sangat tersohor dengan segala
kebaikan, kejujuran, keihlasan, keteguhan hati, kepintaran, jiwa besarnya dan kelebihan-
kelebihan lainnya baik dilingkungan sendiri maupun di Arab Saudi sekalipun sudah terkenal.
Kepribadian inipun tidak hanya terlihat dalam melakukan dakwah namun lebih dari itu juga,
kepribadian beliau terlihat dalam memimpin keluarganya hingga anak cucunya yang begitu
baik.
B. SARAN
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan Masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan
sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan karya tulis
yang bermanfaat bagi banyak orang.

9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/16/130000679/sejarah-masuknya-islam-di-
lombok?page=all Diakses pada selasa 21 Februari 2021 jam 20:30 WITA
https://pontrencendekiadlmnw.blogspot.com/2017/05/tgkh-m-zainuddin-abd-majid.html
akses pada selasa 21 Februari 2021 jam 20:45 WITA
https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Zainuddin_Abdul_Madjid akses pada selasa 21
Februari 2021 jam 20:50 WITA
https://sinar5news.com/biografi-maulanasyaikh/#:~:text=GELAR%20%3A%20Maulana
%20Syaikh%2C%20tuan%20guru,Tuan%20guru%20bajang. akses pada selasa 21 Februari
2021 jam 21.00 WITA
https://www.edukasinfo.com/2014/03/makalah-kenwan-judul-kepribadian.html akses pada
selasa 21 Februari 2021 jam 21.30 WITA
https://pontrencendekiadlmnw.blogspot.com/2017/05/tgkh-m-zainuddin-abd-majid.html
akses pada selasa 21 Februari 2021 jam 21.35 WITA
https://nwdi.or.id/sejarah/ akses pada selasa 21 Februari 2021 jam 21.45 WITA
https://nwdi.or.id/profile-maulana-syaikh-muhammad-zainuddin-abdul-madjid/ akses pada
selasa 21 Februari 2021 jam 21.55 WITA
http://biotakson.blogspot.com/2013/01/dinamika-perjalanan-nwdi-dan-nbdi.html akses pada
selasa 21 Februari 2021 jam 21.30 WITA
https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/16/130000679/sejarah-masuknya-islam-di-
lombok?page=all akses pada selasa 21 Februari 2021 jam 22.00 WITA
https://republika.co.id/berita/selarung/suluh/17/04/28/op4k5r282-pesantren-mujahidin-
embrio-nahdlatul-wathan-part1 akses pada selasa 21 Februari 2021 jam 22.30 WITA

10

Anda mungkin juga menyukai