DISMINORE
DISMINORE
Disusun Oleh :
Rini Rahmayanti,S. Tr. Keb
NIM. 22159011028
PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN
Dosen Pembimbing:
Trya Mia Intani, M.Keb
LAPORAN KASUS
Disusun oleh:
Disetujui:
Dosen Pembimbing:
Segala puji Syukur Atas Kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik, dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
laporan kasus ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga laporan
kasus ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan atau petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam pembuatan guna dalam memenuhi persyaratan ketuntasan Praktik
Kebidanan Fisiologi Holistik Remaja dan Pra Nikah.
Harapan penulis semoga laporan kasus ini dapat membatun menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki bentu atapun isi
tugas ini sehingga kedepanya lebih baik lagi.
Pada laporan kasus ini penulis mengakui masih banyak kekuarangan karena
keterbatasan penulis sebagai manusia biasa. Oleh karena itu penulis harapkan kepada para
pembaca untuk memaklumi serta memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PERNYATAAN PENGESAHAN PENGUJI
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
1. Tujuan Umum ....................................................................... 7
2. Tujuan Khusus ...................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
E. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dismenore (dysmenorrhea) berasal dari bahasa yunani, kata dys yang berarti
sulit, nyeri, abnormal, meno yang berarti bulan, dan orrhea yang berarti aliran.
Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid atau menstruasi yang
dapat mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang yang ditandai dengan
nyeri atau rasa sakit didaerah perut maupun panggul (Judha, 2012).
Menurut data dari WHO didapatkan kejadian sebesar 1.769.425 jiwa (90%)
wanita mengalami dismenore dengan 10-15% mengalami dismenore berat. Lebih dari
50% wanita yang menstruasi mengalami dismenore disetiap negara (Hudson, 2007).
Sebanyak 50 % wanita mengalami dismenore primer tanpa patologi pelvis, sedangkan
10 % wanita mengalami nyeri hebat selama menstruasi, sehingga membuat mereka
tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari selama 1 sampai 3 hari setiap bulannya
(Yunitasari R, 2017), Indonesia angkanya diperkirakan sebesar 64,25% yang terdiri
dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder perempuan usia
produktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi (Fitri et al., 2014), Dalam study
yang dilakukan oleh Aprillita (2013) Sebanyak 78 mahasiswi jurusan kebidanan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palangkaraya yang dipilih sebagai
responden, sebanyak 62,82% mengalami dismenorea. Dalam survey yang dilakukan
peneliti di MAN Kota Palangka Raya dari 12 orang remaja putri, terdapat 7 orang
siswi yang mengalami dismenore dan 2 diantaranya pergi ke UKS untuk beristirahat.
Faktor penyebab terjadinya dismenore yaitu keadaan psikis dan fisik yang
terganggu seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, dan kondisi tubuh yang
menurun. Pendidikan, faktor psikis seperti stress, dan kesehatan yang rendah seperti
anemia dapat memperburuk keadaan dismenorea (Yunitasari R, 2017)
Berdasarkan uraian diatas maka tenaga kesehatan terutama bidan berperan
penting dalam memberikan penanganan terkait dismenore, dimana ini ini merupakan
salah satu gangguan kesehatan reproduksi pada wanita. Salah satu terapi yang bisa
digunakan untuk penurunan nyeri yaitu menggunakan kompres air hangat, menurut
penelitian dari (Oktaviana S. Rattu, Windatania Mayasari, Epi Dusra, 2021)
Penggunaan kompres hangat diharapkan dapat meningkatkan relaksasi otot-otot dan
mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan serta memberikan rasa hangat lokal.
Umumnya panas cukup bergauna untuk pengobatan. Dismenore terjadi karena reaksi
kontraksi otot miometrium yang mengakibatkan kontraksi berlebih yang membuat
perut terasa mulas / nyeri, dan nyeri ini dapat diturunkan dengan kompres air hangat.
Suhu yang hangat dapat membuat sirkulasi darah lancar, vaskularisasi lancer dan
terjadinya vasodilatasi yang membuat relaksasi pada otot karena otot mendapat nutrisi
berlebih yang dibawa oleh darah sehingga kontraksi otot menurun.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidana Pada Nn. C Umur 19 Tahun dengan Dismenorea
C. Tujuan
1. Umum
Tujuan Laporan kasus ini untuk mengetahui asuhan kebidanan pada Nn. C
Umur 19 tahun dengan Dismenorea
2. Khusus
Tujuan laporan kasus ini untuk mengetahui asuhan kebidanan pada Nn.c Umur
19 Tahun dengan Dismenore, dengan memberika KIE mengenai pengertian nyeri
haid, apa saja penyebab, upaya pencegahan yang diterapkan untuk mengurangi
nyeri haid, dan terapi yang diberikan saat nyeri haid.
D. Manfaat
1. Klien
Diharapkan dengan diberikan asuhan kebidanan mengenai nyeri haid pada Nn.
C ini dapat mengurangi dan mencegah nyeri haid yang dialami, dan dijadikan
pelajaran jika ada nyeri haid yang akan datang dan juga upaya pencegahan agar
nyeri haid ini tidak kambuh lagi.
2. Mahasiswa
Diharapkan dengan adanya laporan kasus ini bisa dijadikan sebagai pegangan
untuk pencegahan dalam mengurangi rasa haid yang terjadi pada remaja salah
satunya haid yang normal dan juga sebagai panduan bagi mahasiswa terutama
mahasiswa Profesi Kebidanan Poltekkes Palangka Raya dalam pembuatan
laporan kasus dengan nyeri haid pada remaja
3. Lahan Praktik
Diharapkan dengan adanya laporan kasus ini bisa dijadikan panduan untuk
pengurangan dan pencegahan rasa nyeri haid pada remaja yang ada di lahan
praktik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4. Derajat Dismenorea
Setiap menstruasi menyebabkan rasa nyeri, terutama pada awal menstruasi
namun dengan kadar nyeri yang berbeda-beda. Sedangkan menurut Menurut
Karim (2009), ditinjau dari berat ringannya rasa nyeri, Dismenorea dibagi
menjadi:
a. Dismenorea ringan yaitu dismenorea dengan rasa nyeri yang
berlangsung beberapa saat sehingga perlu istirahat sejenak untuk
menghilangkan nyeri tanpa disertai pemakaian obat.
b. Dismenorea sedang yaitu dismenorea yang memerlukan obat untuk
menghilangkan rasa nyeri, tanpa perlu meninggalkan aktivitas sehari-
hari.
c. Dismenorea berat yaitu dismenorea yang memerlukan istirahat
sedemikian lama dengan akibat meninggalkan aktivitas sehari-hari
selama 1 hari atau lebih
5. Faktor Resiko Dismenorea
Banyak teori telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab
dismenorea primer, tetapi patofisiologisnya belum jelas dimengerti. Factor
yang memegang peranan sebagai penyebab dismenorea primer adalah
Prostaglandin. Prostagladin terbentuk dari asam lemak tak jenuh yang
disintesis oleh deluruh sel yang ada dalam tubuh (Anurogo dan Wulandari
2011). Hal ini menyebabkan kontraksi otot polos yang akhirnya
menimbulkan rasa nyeri.
Menurut Anurogo dkk (2011) dan Norton (2008), banyak faktor lain
yang menyebabkan dismenorea primer antara lain:
a. Faktor endokrin Pada umumnya kejang yang terjadi pada dismenorea
primer disebabkan oleh kontraksi otot uterus yang berlebihan. Hormone
estrogen merangsang kontraktiltas uterus, sedangkan hormone
progesterone menghambat atau mencegahnya.
b. Faktor konstitusi seperti anemia dan penyakit menahun juga dapat
mempengaruhi timbilnya dismenorea. Saat seseorang menderita anemia
maka sensitivitas tubuh terhadap nyeri akan meningkat. Hipersensitivitas
pada jaringan ini dipengaruhi karena adanya peningkatan kadar
prostaglandin dalam tubuh. Prostaglandin sendiri merupakan zat yang
dihasilkan oleh jaringan yang sedang terluka, sehingga peningkatan
prostaglandin dapat dipengaruhi oleh adanya kerusakan jaringan yang
disebabkan oleh anemia.
c. Merokok Rokok adalah stimula yang tidak hanya menyebabkan
ketegangan dalam system saraf, tetapi juga mendistorsi produksi
hormone yang menyebabkan produksi prostaglandin yang berlebihan.
Oleh karena itu, wanita perokok lebih cenderung mengalami nyeri
menstruasi .
d. Kekurangan gizi Kekurangan gizi disebabkan oleh asupan yang kurang
pada zat gizi dan diet yang tidak sehat. Zat gizi dibagi dalam dua
golongan besar, yaitu: makro nutrient dan mikro nutrient. Kekurangan
zat gizi makro, seperti essensial fatty acid akan memicu dismenorea ,
karena essensial fatty acid ini berfungsi sebagai bahan awal untuk
mengatur hormone molekul seperti molekul (prostaglandin) yang
mengatur aktivitas sel, terdapat hubungan antara zat gizi mikro kalsium
dan vitamin C dengan kejadian dismenorea .
e. Stress psikologis dan fisiologis terhadap peristiwa yang mengganggu
keseimbangan seseorang dalam beberapa cara yang menyebabkan
ketidakseimbangan kimia dalam otak yang mengakibatkan menstruasi
tidak teratur atau kram menstruasi.
f. Status gizi Wanita yang memiliki berat badan berlebih memiliki resiko
dua kali lebih kuat mengalami nyeri menstruasi daripada wanita yang
berat badan normal. Sedangkan status gizi yang kurang dapat
memperparah keadaan dismenorea tersebut.
g. Usia menarche Menarche adalah menstruasi pertama terjadi yang
merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak
hamil. Status gizi remaja mempengaruhi terjadinya menarche baik dari
fakotr usia terjadinya menarche, adanya keluhan-keluhan selama
menarche maupun lamanya hari menarche. Usia gadis remaja pada
waktu pertama kalinya mendapat menstruasi (menarche) bervariasi lebar,
yaitu antara 10-16 tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun. Statistic
menunjukan bahwa usia menarche dipengaruhi oleh factor keturunan,
keadaan gizi dan kesehatan umum.
6. Gejala Dismenore
Gejala-gejala umum seperti rasa tidak enak badan, lelah, mual,
muntah, diare, nyeri punggung bawah, sakit kepala, kadang-kadang dapat
juga disertai vertigo atau sensasi jatuh, perasaan cemas dan gelisah, hingga
jatuh pingsan Nyeri dimulai beberapa jam sebelum atau bersamaan dengan
awitan menstruasi dan berlangsung selama 48 sampai 72 jam. Nyeri yang
berlokasi di area suprapubis dapat berupa nyeri tajam, dalam, kram, tumpul
dan sakit. Sering kali terdapat sensasi penuh di daerah pelvis atau sensasi
mulas yang menjalar ke paha bagian dalam dan area lumbosakralis. Beberapa
wanita mengalami mual dan muntah, sakit kepala, letih, pusing, pingsan, dan
diare, serta kelabilan emosi selama menstruasi (Reeder, 2013).
7. Pencegahan Dismenorea
Pencegahan dismenore menurut Anurogo (2011) yaitu
1. Menghindari stress
2. Miliki pola makan yang teratur dengan asupan gizi yang memadai,
memenuhi standar 4 sehat 5 sempurna
3. Hindari makanan yang cenderung asam dan pedas, saat menjelang haid
4. Istirahat yang cukup, menjaga kondisi agar tidak terlalu lelah, dan tidak
menguras energi yang berlebihan
5. Tidur yang cukup, sesuai standar keperluan masing-masing 6-8 jam
dalam sehari
6. Lakukan olahraga ringan secara teratur
7. Penatalaksanaan Dismenorea
Menurut Anurogo (2011), Penatalaksanaan dismenore primer meliputi
penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi, yaitu
a. Terapi Farmakologi Penanganan dismenore yang dialami oleh individu
dapat melalui intervensi farmakologi. Terapi farmakologi, penanganan
dismenore meliputi beberapa upaya. Upaya farmakologi pertama yang
dapat dilakukan adalah dengan memberikan obat analgetik yang
berfungsi sebagai penghilang rasa sakit. Obat- 20 obatan paten yang
beredar dipasaran antara lain novalgin, ponstan, acetaminophen dan
sebagainya. Upaya farmakologi kedua yang dapat dilakukan adalah
dengan pemberian terapi hormonal. Tujuan terapi hormonal adalah
menekan ovulasi, bersifat sementara untuk membuktikan bahwa
gangguan yang terjadi benar-benar dismenore primer. Tujuan ini dapat
dicapai dengan memberikan salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.
b. Terapi Non Farmakologi Selain terapi farmakologi, upaya untuk
menangani dismenore adalah terapi non farmakologi. Terapi
nonfarmakologi merupakan terapi alternatifkomplementer yang dapat
dilakukan sebagai upaya menangani dismenore tanpa menggunakan
obat-obatan kimia. Tujuan dari terapi non farmakologi adalah ntuk
meminimalisir efek dari zat kimia yang terkandung dalam obat.
Penanganan nyeri secara nonfarmakologi terdiri dari
1) Terapi es dan panas Terapi es dan terapi panas adalah dua terapi
yang berbeda. Terapi es dan terapi panas dapat dilakukan
menggunakan air hangat atau es batu yang dimasukkan ke dalam
wadah kemudian dikompreskan pada bagian yang terasa nyeri.
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat
sensitifitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera
dengan menghambat proses inflamasi.
2) Terapi panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke
suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan
memprcepat penyembuhan
3) Penjelasan dan Nasehat Penjelasan dan nasehat merupakan upaya
penambahan wawasan untuk penderita dismenore. Memberikan
edukasi kepada klien merupakan 21 tugas seorang perawat. Menurut
Judha (2012) pemberian edukasi mengenai dismenore, meliputi apa
saja yang dapat menyebabkan bertambahnya nyeri, teknik apa saja
yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. Selain itu dapat
dilakukan dengan cara berdiskusi mengenai pola makan yang benar
dan makanan yang sehat, istirahat yang cukup, serta menentukan
olahraga yang sesuai.
4) Pengobatan Herbal Pengobatan herbal tergolong pengobatan yang
paling diminati oleh masyarakat. Disamping biaya yang murah,
pengobatan herbal bisa dilakukan dengan mudah. Menurut
(Anurogo 2011) pengobatan herbal dapat dilakukan dengan
membuat minuman dari tumbuhtumbuhan seperti kayu manis
(mengandung asam sinemik untuk meredakan nyeri), kedelai
(mengandung phytoestrogens untuk menyeimbangkan hormon),
cengkeh, ketumbar, kunyit, bubuk pala, jahe. Relaksasi Sama seperti
pengobatan herbal, saat ini relaksasi merupakan cara yang banyak
dipilih untuk digunakan.
5) Relaksasi cukup mudah untuk dilakukan kapan saja dan dimana
saja. Relaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan
ketegangan. Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas
abdomen dengan frekuensi lambat, berirama, teknik relaksasi nafas
dalam (contoh: bernafas dalam-dalam dan pelan). Berbagai cara
untuk relaksasi diantaranya adalah dengan meditasi, yoga,
mendengarkan musik, dan hipnotherapy. Relaksasi juga dapat
dilakukan untuk mengontrol sistem saraf (Anurogo, 2011).
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama : NN. C
2. Umur : 19 TH
3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SI
5. Suku : Minang
6. Alamat : Painan
7. No.Hp :
9. Hidung
a. Lesi : tidak ada
b. Polip : tidak ada
10. Mulut, bibir dan gigi
a. Lesi : tidak ada
b. Kebersihan mulut : bersih
c. Stomatitis : tidak ada
d. Caries : tidak ada
11. Wajah
a. Warna kulit/pigmentasi : sao matang
b. Oedema : tidak ada
12. Telinga
a. Simetris/ tidak : ya
b. Pengeluaran cairan : tidak ada
13. Leher
a. Pembengkakan kelenjar tiroid : tidak ada
b. Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
14. Dada
a. Payudara simetris/tidak : ya
b. Retraksi/Dimpling : tidak ada
c. Aerolla mammae : normal
d. Putting susu : menonjol
15. Abdomen
a. Pembengkakan : tidak ada
b. Beka Operasi : tidak ada
16. Ekstermitas atas dan bawah
a. Simetris / tidak : ya
b. Oedema / tidak : tidak ada
c. Warna kuku : normal
d. Reflek patella kanan :+
e. Reflek patella kiri :+
17. Genitalia
a. Kebersihan : bersih
b. Massa : tidak ada
c. Pengeluaran : tidak ada
Tempat praktik :
Tanggal pengkajian :
Jam pengkajian :
A. IDENTITAS/BIODATA REMAJA
Nama : Nama Panggilan :
TTL : Umur :
Jenis Kelamin : Suku/Bangsa :
Agama :
Pendidikan : Kelas :
Pekerjaan :
Alamat Rumah:
Telepon/ Hp :
9. Apakah pernah mendapat Informasi tentang kesehatan reproduksi : Ada / tidak ada
10. Saudara mendapat informasi, menanyakan atau membicarakan hal-hal mengenai
kesehatan reproduksi kepada :
a. Teman : Ya / Tidak
b. Ibu : Ya / Tidak
c. Ayah : Ya / Tidak
d. Saudara Kandung : Ya / Tidak
e. Keluarga lainnya : Ya / Tidak
f. Guru : Ya / Tidak
g. Petugas kesehatan : Ya / Tidak
h. Pemuka agama : Ya / Tidak
i. Internet : Ya / Tidak
j. Lain-lain, sebutkan :
12. Apakah ada Pelayanan kesehatan reproduksi / wadah atau tempat memperoleh informasi
dan konsultasi mengenai kesehatan reproduksi remaja : Ya / Tidak
G. Riwayat kesehatan
1. Apakah dalam 6 bulan terakhir pernah mengalami sakit ? Ya / Tidak
2. Jika pernah, apa diagnosanya ? ..................................
3. Apakah dirawat di fasilitas kesehatan ?
4. Berapa lama ?
5. Apakah ada riwayat alergi ? Ya / Tidak
6. Jika ada, alergi apa ?
2. Pola eliminasi
Pola BAB : teratur / tidak teratur
Pola BAK : .................. x / hari
DATA OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran umum
2. Tanda-tanda Vital
Respirasi :
Nadi :
Tekanan darah :
Suhu :
3. BB sekarang :
TB :
Lila :
IMT :
4. Muka Terlihat pucat : Ya / Tidak
5. Conjungtiva pucat : Ya / Tidak
6. Telapak tangan terlihat pucat : Ya / Tidak
7. Payudara ( bila ada keluhan ) : ada benjolan / tidak ada benjolan / tidak diperiksa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium : dilakukan pemeriksaan/ tidak diperiksa
Tanggal : ............................................
Pemeriksaan Hb : ...........................g %
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Kasus Asuhan Kebidanan Remaja pada Nn. C di PMB
Septina, SST., Bdn, yang telah penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
Asuhan Kebidanan Remaja pada Ny. C yang telah dilakukan meliputi asuhan
penanganan rasa nyeri haid dimana setelah dilakukan asuhan Nn. C lebih memahami
dan mengerti apa saja yang jadi faktor resiko penyebab haid, bagimana pencegahan
nyeri haid, dan penatalaksaan yang bisa dilakukan secara mandiri dirumah, dimana
Nn. C mengatakan sudah jauh lebih memahami mengenai nyeri haid yang dialami.
B. Saran
1. Bagi Klien Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan untuk
pencegahan hadi kedepanya supaya bisa mengatasi nyeri hadi dengan mandiri
2. Bagi institusi pendidikan kiranya laporan ini sebagai bahan evaluasi dalam
menilai keterampilan mahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif agar institusi pendidikan dapat mengembangkan keterampilan
mahasiswa kebidanan agar dapat mengaplikasikan tindakan secara optimal dan
lebih terarah sesuai dengan standar operasional.
3. Bagi PMB Septina, SST., Bdn Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai
bahan evaluasi terhadap setiap asuhan yang diberikan pada klien agar dapat
memberikan pelayanan yang lebih baik lagi sehingga klien mendapatkan
kepuasan dari pelayanan yang telah diberikan. Dan diharapkan profesi bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan lebih baik lagi, mempertahankan dan
meningkatkan kompetensi dalam memberikan asuhan sesuai standar pelayanan
kebidanan.
4. Bagi Penulis Diharapkan dapat menerapkan asuhan kebidanan pada remaja yang
bisa dilakukan dari trimester pertama agar lebih baik lagi dan menambah
wawasan, menambah pengalaman nyata pada kasus nyeri haid pada remaja dan
menjadi bahan referensi atau rujukan bagi penulis selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Judha, Mohamad (2012). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Solo : Rahma
Surakarta.
Asih, S. N., Yuviska, I. A., & Astriana. (2020). Pengaruh Dark Chocolate Terhadap
Pengurangan Nyeri Haid. Jurnal Kebidanan, 6(4), 499, 501.
http://jks.fikes.unsoed.ac.id/index.php/jks/article/download/680/408%0Ahttps://
docplayer.info/42489606-Dark-chocolate-dan-nyeri-dysmenorrhea.html
Damayanti, N. K. S., Sunarsih, S., & Utami, V. W. (2020). Terapi Zinc Dalam Menurunkan
Nyeri Menstruasi (Dysmenorrhea). Jurnal Kebidanan Malahayati, 6(3), 394–400.
https://doi.org/10.33024/jkm.v6i3.1687
Fitri, S. A., Salafas, E., Rahmadini, A. F., & Maria, Y. (2014). Yoga Pada Remaja untuk
Mengatasi Dismenore. 149–156.
Fitria, F., & Haqqattiba’ah, A. (2020). Pengaruh Akupresur dengan Teknik Tuina terhadap
Pengurangan Nyeri Haid (Disminore) pada Remaja Putri. Jurnal Ners Dan Kebidanan
(Journal of Ners and Midwifery), 7(1), 073–081.
https://doi.org/10.26699/jnk.v7i1.art.p073-081
Hikma, Yani Amalia, Hapsari, A., Yunus, M., Kesehatan, I., Malang, U. N., & Koresponden,
P. (2021). Hubungan Kualitas Tidur dengan Dismenore Primer pada Santriwati Pondok
Pesantren Sabilurrosyad Malang di Masa Pandemi Covid-19. Conference.Um.Ac.Id,
April, 134–138. http://conference.um.ac.id/index.php/psi/article/view/1116
Hikma, Yani Amaliah, Yunus, M., & Hapsari, A. (2021). Hubungan Siklus Menstruasi ,
Kualitas Tidur , dan Status Gizi , Terhadap Dismenore Primer pada Remaja Putri. 3(8),
630–641. https://doi.org/10.17977/um062v3i82021p630-641
Kojo, N. H., Kaunang, T. M. D., & Rattu, A. J. M. (2021). Hubungan Faktor-faktor yang
Berperan untuk Terjadinya Dismenore pada Remaja Putri di Era Normal Baru. E-CliniC,
9(2), 429. https://doi.org/10.35790/ecl.v9i2.34433
Larasati, T. A., A., & Alatas, F. (2016). Dismenore Primer dan Faktor Risiko Dismenore
Primer pada Remaja. Majority, 5(3), 79–84.
Munthe, L., & Harahap, R. N. (2021). Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat Terhadap
Nyeri Dismenorea Para Remaja di wilayah Puskesmas Simalangalam. 1, 36–43.
Novitasari, I., Pamungkasari, E. P., & Prasetya, H. (2021). The Effectiveness of Fish Oil and
Ginger Drink in Reducing Dysmenorrhea : A Meta Analysis. 06, 353–364.
Triyani, I., Andayani, A., Apriani, T. A., Nur, A., Sari, I., Komala, D., & Bolo, M. D. (2021).
Penyuluhan Tentang Cara Mengurangi Dismenore Pada Remaja Dengan Teknik Yoga.
132–136.
Yunitasari R. (2017). Karakteristik Dan Tingkat Stres Siswi Dengan Kejadian Dismenore
Primer Di Smp N 3 Sragi Pekalongan. Seminar Nasional Pendidikan, Sains Dan
Teknologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Muhammadiyah Semarang, 398–405.
Reeder, Martin, & Koniak-Griffin. (2013) Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi
dan Keluarga Edisi 8 Vol 1. Jakarta : EGC
Anurogo, Dito & Wulandari,A (2011), Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid, CV Andi Offset ,
Jogjakarta.