Anda di halaman 1dari 2

RUU KUHP

1. PROF. ANDI HAMZAH PAKAR HUKUM PIDANA


2. NATALIUS PIGAI MANTAN KOMISIONER KOMNAS HAM
3. TEUKU NASRULLAH PAKAR HUKUM PIDANA
4. NASIR DJAMIL ANGGOTA DPR
5. ACHMAD NUR HIDAYAH PENGAMAT KEBIJAKAN PUBLIK
6. KAPITRA AMPERA PRAKTISI HUKUM

KARNI ILYAS

RUU KUHP yang rencananya awal bulan Juli 2022 akan di sahkan oleh DPR, namun sampai saat ini apa isi
RUU tersebut masih misterius dan dirahasiakan. UU diharapkan ada partisipasi public, namun ini
ditutup. Penjara menunggu penghina presiden sampai pejabat public.

1. NASIR DJAMIL ANGGGOTA PANJA RKUHP


Tidak ada yang dirahasiakan. Periode lalu berharap agar dapat disahkan. Sudah dibahas sesuai
mekanisme tentang UU pembentukan UU. Pembahasan sudah selesai semua. Pengambilan
keputusan tingkat pertama komisi 3 DPR RI sudah, menuju ke tingkat dua yaitu paripurna. 2019
agustus sampai sekarang tidak ada jawaban dari pemerintah. Komisi 3 DPR Ri inisiatif
mengambil keputusan mengundang pemerintah, kemenkumham, dihadiri wakil. Apakah
pemerintah terganggu dengan pasal kontroversi? Tidak. Sehingga dapat dilanjutkan. Komisi 3
bersurat ke pimpinan DPR RI terkait nasib perubahan KUHP ini. Ada keinginan untuk
mengesahkannya dalam paripurna DPR. Muncul beberapa isu yang periode lalu berkembang,
soal penghinaan presiden, dll. Perubahan KUHP masuk program legislasi nasional prioritasi
tahun 2022 no urut 29. Tahun 2022 sisa 6 bulan sehingga masi ada waktu mengakhiri tahun
2022. UU ini masuk carry over merujuk UU no 15 tahun 2019. Tidak membutuhkan pembahasan
seperti sebelumnya sehingga tidak mengulang dari awal. Menghemat anggaran dan waktu. Ini
merupakan usulan pemerintah sehingga pemerintah juga ikut bertanggung jawab. Rakyat tidak
bisa mendapatkan draft baru karena masih draft lama. Tidak ada perubahan dari 2019. Sejumlah
parlemen DPR mengingkan RKUHP segera disahkan. Pemerintah Bersama DPR harusnya
membuka akses hasil perubahan RUU KUHP meskipun tidak ada perubahan.
Awalnya dari delik umum berubah menjadi delik aduan. DPR mempersoalkan soal ini karena
berpotensi sangat lentur, menjadi pasal karet. Mengancam kebebasan sipil, mengancam
kebebasan bersuara. Dari pemerintah hal ini masih kita butuhkan karena kita demokrasi
Pancasila ada gotong royong dan kekeluargaan sehingga kultur Indonesia yang menghargai dan
menghormati pimpinannya meskipun ini warisan colonial. DPR sudah meminta batas yang tegas
bagaimana bentuk penghinaan. Penghinaan dan kritik beda tipis. Ingin mengembalikan kultur
demokrasi ala Indonesia. Bukan ingin menyalahkan pemerintah namun seharusnya tidak
menutup dan tidak membuat masyarakat kebingungan mengenai draft RUU KUHP.

RKUHP warisan lama. Sudah sejak 1970 dirumuskan.


2. NATALIUS PIGAI MANTAN KOMISIONER KOMNAS HAM
Yang disampaikan oleh pak nasir merupakan self defense. Pertama, persoalan mengapa
Lembaga tertinggi yang mewakili rakyat dimana anggotanya adalah wakil rakyat, mereka
menyembunyikan sesutau yang menyangkut rakyat. Nasib ditentukan wakil rakyat. Perlu
direnungkan anggota DPR RI secara keseluruhan. Kedaulatan dipegang rakyat. Jangan DPR
mengambil keputusan seakan representasi rakyat. Dalam suasana begini, anggota DPR adalah
artikulator kepentingan rakyat dan akselelator kebijakan pemerintah. Keterbukaan menjadi
penting. Dalam konteks hak asasi manusia, ada Right to know hak untuk mengetahui nasib
dirinya. Right to know ada dua : ada aspek tertentu yang tidak boleh disampaikan ke public
contohnya rahasia negara karena non derivabel . Tapi kalau UU negara begini menyangkut
kepentingan rakyat itu derivable right, rakyat harus tahu. Kalau dari 2019 sudah selesai
bahannya, kenapa tidak di putuskan sejak 2020. Berati ada permasalahan aspek substansi atau
formilnya. 2 tahun adalah jeda untuk melakukan perbaikan, uji public, tanya pada akademisi,
LSM, masyarakat adat, Ibu-ibu, anak 18 th kebawah, yang telah melakukan aborsi. Kenapa dialog
khusus tidak dijadikan catatan kecil DPR. Apabila dokumen RUU KUHP tidak dibuka, DPR
melanggar right to know.
Kedua, persoalan pasal penghinaan. Dalam konteks hak asasi manusia, negara atau pejabat
negara adalah obligation holder. Rakyat right holder. Yang punya hak adalah rakyat. Pemerintah
tidak memiliki hak dalam konteks hukum HAM internasional. Tidak diberikan hak karena pejabat
negara telah diberikan otorotas, kekayaan. Wajib melindungi rakyat yang ada di dalamnya,
diwilayahnya. Wajib menghormati hak asasinya kepada rakyat. Wajib memenuhi kewajibannya
kepada rakyat. Karena itu rakyat selalu mengkritik penguasa. Seorang penguasa itu dia sudah
kawin dengan negara. Seluruh kekayaan dan otoritas sudah melekat ke penguasa. Menghina
presiden, presidentidak ada hak. Negara sudah melindungi presiden secara otomatis dengan
otoritas, keakyaan, paspampers. Kenapa perlu ada pasal penghinaan. Ini adalah abuse of power.
Menggunakan kewenangan dan otoritasnya untuk mengancam rakyat. Pasal pasal krusial harus
dipertimbangkan betul-betul. Khususnya pasal penghinaan agar dihapuskan.

3. PROF. ANDI HAMZAH

Anda mungkin juga menyukai