Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia yakni suatu kondisi di mana jumlah dan ukuran sel darah merah

atau konsentrasi hemoglobin di bawah nilai batas normal, akibatnya dapat

mengganggu kapasitas darah untuk mengangkut oksigen ke sekitar tubuh. Anemia

merupakan indikator untuk gizi buruk dan kesehatan yang buruk. Anemia pada

ibu hamil sangat terkait dengan mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi,

termasuk risiko keguguran, lahir mati, prematuritas dan berat bayi lahir rendah

(Nurmasari & Sumarmi, 2019)

Menurut World Health Organization (WHO) (2021) 40% kematian ibu

dinegara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan disebabkan oleh

defisiensi besi dan perdarahan akut. Ibu hamil yang mengalami defisiensi besi

sekitar 35% - 75% dan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia

kehamilan. Prevalensi anemia pada ibu hamil mencapai 41,8% di dunia, dan Asia

menduduki peringkat kedua di dunia setelah Afrika dengan persentase prevalensi

penderita anemia dalam kehamilan 48,2 %. Kebanyakan anemia dalam kehamilan

disebabkan oleh defisiensi zat besi dan pendarahan akut. Anemia dalam

kehamilan merupakan masalah yang utama dinegara berkembang dengan tingkat

morbiditas tinggi pada ibu hamil. Tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil

merupakan masalah yang tengah di hadapi pemerintah Indonesia (Harahap, D. A.,

Afrinis, N. and Hamidi, 2021).

1
2

Dampak anemia bagi ibu pada saat kehamilan diantaranya Hemorragi

Post DPartum (HPP) 28%, syok 24%, partus lama 20%, atonia uteri 11%, insersia

uteri 8%, sisanya Dkarena penyebabDpenyebab lain 5%, sedangkan dampak

anemia pada Ybayi baru dilahirkan diantaranya BBLR, 11 %, cacat bawaan 7 %,

dampak jangka Ypanjang Yyang Ybisa terjadi adalah perubahan fungsi otak danR

sel RtubuhR akibat kekurangan zat besi selama di dalam kandungan gangguan

atau hambatanDpada pertumbuhan (stunting) (Astapani, Harahap Anggriani,

2020).

Anemia dalam kehamilan yang paling sering terjadi di Indonesia

disebabkan oleh defisensi zat besi sebanyak 62,3 %, serta mempunyai

pengaruh yang dapat berakibat fatal jika tidak segera diatasi di antaranya

dapat menyebabkan keguguran, partus prematus, inersia uteri, partus

lama, atonia uteri dan menyebabkan perdarahan serta syok (Fitriani, 2020).

Anemia pada ibu hamil disebabkan oleh anemia defisiensi besi pada ibu hamil

sebesar 12% - 28%, dampak yang diakibatkan adalah kematian perinatal 30% dan

7% - 10% angka kematian neonatal (Proverawati, 2019). Prevalensi anemia dalam

kehamilan di Indonesia tahun 2018 sebesar 37,1%. Diantaranya terjadi pada pada

trimester satu sebanyak 13,8%, trimester dua 10,6% dan trimester tiga 26,8%

(Riskesdas, 2018). Sementara itu kejadian Anemia pada ibu hamil di Provinsi

Riau adalah sebesar 49,8% (Dinkes Riau, 2021).

Kabupaten Kampar merupakan salah satu kabupaten yang berada di

Provinsi Riau. Kabupaten ini memiliki persentase anemia pada Ibu hamil

melampaui dari angka nasional. Pada tahun 2019 angka kejadian anemia Ibu
3

hamil sebesar 75.28%. Di tahun 2020 anemia pada Ibu hamil kembali mengalami

kenaikan yaitu 88.92 %. Perdarahan pada saat persalinan sebesar 18 %, bayi lahir

prematur 8 %, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 5 % dan kelainan janin lainnya

3% merupakan beberapa akibat yang disebabkan oleh anemia pada Ibu hamil

(Dinkes Kampar, 2021). Berikut data kejadian anemia di Puskesmas Kabupaten

Kampar :
4

Tabel 1.1 Distribusi frekuensi Ibu Hamil Anemia di Puskesmas Kabupaten Kampar Tahun 2022

Ibu Hamil yang di periksa

Setelah
NO Sasaran
KABUPATEN/KOTA Anemia Anemia dilakukan
. Ibu Hamil
Diperiksa pemeriksan
Hb % (8-11 % (<8 HB
mg/dl) mg/dl)

1 Bangkinang Kota/bangkinang 874 749 85,70 13 1,49 0 1,7


2 Kampar/Air tiris 1.147 355 30,95 70 6,60 6 21,4
3 Tambang 2.055 1.041 50,66 40 1,95 0 3,8
4 XIII Koto Kampar I/Batu besurat 181 157 86,74 20 11,05 1 13,3
XIII Koto Kampar II/ Gunung
5 Bungsu 169 93 55,03 1 0,59 0 1,0
6 XIII Koto Kampar III /Pulau Gadang 194 164 84,54 0 - 0 0
7 Kuok 587 413 70,36 3 0,51 0 0,7
8 Siak Hulu I/Pandau Jaya 1.273 345 27,10 3 0,24 0 0,8
9 Siak Hulu II/Kubang Jaya 1.142 645 56,48 10 0,88 0 1,5
10 Siak Hulu III/Pangkalan Baru 384 370 96,35 33 8,59 0 8,9
11 Kampar Kiri/Lipat Kain 735 178 24,22 10 1,36 0 5,6
12 Kampar Kiri Hilir/Sungai Pagar 303 80 26,40 0 - 0 0
13 Kampar Kiri Hulu I/Gema 190 36 18,95 1 0,53 0 2,7
14 Kampar Kiri Hulu II/Batu Sasak 81 59 72,84 1 1,23 0 1,6
15 Tapung I/Petapahan 483 376 77,85 0 - 0 0
16 Tapung II/Pantai Cermin 946 527 55,71 52 5,50 0 9,8
17 Tapung 803 375 46,70 17 2,12 0 4,5
18 Tapung Hilir I/Kota Garo 662 171 25,83 14 2,11 0 8,1
19 Tapung Hilir II/Tanah Tinggi 626 269 42,97 4 0,64 0 1,4
20 Tapung Hulu I/Suka Ramai 1.224 469 38,32 0 - 0 0
21 Tapung Hulu II/Sinama Nenek 856 677 79,09 0 - 0 0
22 Salo 609 517 84,89 7 1,15 0 1,3
23 Rumbio Jaya/Rumbio 397 351 88,41 39 9,82 0 11,1
24 Bangkinang/Laboi Jaya 774 121 15,63 0 - 0 0
25 Perhentian Raja/Pantai Raja 426 289 67,84 11 2,58 0 1,3
26 Kampar Timur/Kampa 570 260 45,61 8 1,40 0 3,0
27 Kampar Utara/Sawah 393 286 72,77 57 14,50 0 19,9
28 Kampar Kiri Tengah/Simalinyang 629 565 89,83 0 - 0 0
29 Gunung Sahilan 235 98 41,70 15 6,38 0 15,3
30 Gunung Sahilan II/Gunung Sari 280 263 93,93 5 1,79 0 1,9
31 Koto Kampar Hulu/Siberuang 427 203 47,54 10 2,34 0 4,9
Sumber : Dinas Kesehatan Kampar, tahun 2021
5

Berdasarkan tabel 1.1 diatas terdapat kasus Anemia pada ibu hamil jika

dibandingkan dengan sasaran ibu hamil terbanyak dikecamatan kampar terjadi di

UPT Puskesmas Air Tiris sebanyak 76 orang (21,4%). Sedangkan jika

dipresentasekan kasus anemia yang ada dengan yang melakukan pemeriksaan HB

juga terdapat kasus tertinggi di UPT Puskesmas Air Tiris dengan presentase

21,4%. Adapun laporan jumlah ibu dengan anemia di Wilayah Kerja di UPT

Puskesmas Air Tiris tahun 2022 dapat dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini :

Tabel 1.2 Laporan jumlah ibu hamil Anemia di Wilayah Kerja di UPT. Puskesmas
Air Tiris Tahun 2022

No. DESA Jumlah Ibu hamil Anemia %

1. Batu Belah 115 5 4,3


2. Tg. Rambutan 54 2 3,7
3. Sp.Kubu 53 4 7,5
4. Limau Manis 50 7 14,0
5. Naumbai 50 - 0.7
6. Tg. Berulak 54 7 12,9
7. Air Tiris 129 12 9,3
8. Ranah Baru 38 2 5,2
9. Bukit Ranah 49 6 12,2
10. Ranah 76 2 2,6
11. R. Singkuang 34 - 0.3
12. Penyasawan 113 7 6,1
13. Pl.Sarak 33 8 24,2
14. Rumbio 81 - 0.5
15. Pd. Mutung 82 - 0.7
16. Pl. Tinggi 40 5 12,5
17. Pl.Jambu 42 8 19,0
18. KotoTibun 54 1 1.8
Total 1.147 76 6,6
Sumber : UPTD Puskesmas Kampar tahun 2021

Berdasarkan data laporan kasus Anemia di Wilayah Kerja UPT Puskesmas

Air Tiris Tahun 2021 terdapat 76 ibu hamil anemia dari 18 Desa. Jumlah sasaran

ibu hamil tertinggi berada di Desa Air Tiris dengan jumlah 129 ibu hamil dan

kasus anemia sebanyak 12 ibu hamil (9,3%) berasa di trimester dibanding desa
6

lain. Hal ini membuktikan bahwa kasus anemia di Desa Air Tiris masih tinggi.

Dampak yang terjadi akibat anemia yang terdapat dibuku pemantauan kesehatan

ibu dan anak (KIA) bidan desa Air Tiris selama kehamilan salah satunya

perdarahan pada saat persalinan sebesar 7 %, bayi lahir prematur 3 %, Bayi Berat

Lahir Rendah (BBLR) 2% dan kelainan janin lainnya 1%.

Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia dilakukan melalui

pemeriksaan kehamilan secara berkala (ANC). Pelayanan ANC dilaksanakan

untuk meningkatkan dan memantau kesehatan ibu hamil berupa observasi,

edukasi, dan pengobatan bagi ibu hamil untuk menjaga keselamatan kondisinya

saat melahirkan. Antenatal care ini mengharuskan ibu hamil untuk mengunjungi

setidaknya enam kali selama kehamilan, dua kali pada trimester pertama, dua kali

pada trimester kedua dan dua kali pada trimester tiga ini bertujuan untuk

meningkatkan pemantauan kehamilan sehingga dapat segera mengatasi faktor

risiko tinggi dan mempersiapkan persalinan yang aman (Amalia, 2019)

Sebagian besar ibu hamil mengalami perubahan pada usia kehamilan

pertama dan beresiko terjadinya anemia karena pada kehamilan trimester pertama

kehamilan sering terjadi penurunan nafsu makan akibat nauseadan atauT

vomitusR sehingga kurangnya asupan nutrisi yang diberikan untuk janin menjadi

rendah sehingga kadar hemoglobinD menjadi rendah. Kunjungan (ANC) juga

mempengaruhi anemia karenaR ibu hamil TyangT mendapatkan pelayananT

(ANC) berpeluang mengkonsumsiT tabletT besi Tuntuk TmeningkatkanT jumlah

sel darah TmerahT ibu T dan membentuk TselT darah TmerahT janin selama

kehamilan. TJikaT persediaan cadangan Fe minimal Tmaka setiapT kehamilan


7

akan mengurasT persediaan Fe tubuh danT akhirnyaT menimbulkanT anemia

padaT kehamilan (Susianty, 2017).

Upaya pemerintah mengatasi anemia akibat kekurangan zat besi pada ibu

hamil. Dengan pemberian tablet Fe (darah tambahan), harus diminum setiap hari

setidaknya selama 90 hari selama kehamilan. Tablet Fe diberikan saat ibu

mengunjungi ibu hamil (ANC). Skrining ANC secara teratur juga merupakan

faktor dalam mengurangi AKI. Pada dasarnya pelayanan ANC diberikan untuk

meningkatkan kesehatan ibu hamil dan memantau kesehatan ibu hamil. Pemberian

tablet Fe merupakan salah satu jenis pelayanan dari berbagai ANC terintegrasi.

Tablet Fe diterima ibu hamil saat beraktivitas. Pemantauan kadar HB pada ibu

hamil dalam masa kehamilan itu sangat penting salah satunya pemantauan HB

minimal 2x selama kehamilan di bulan ke 1-3 dan bulan ke 7-9 (Kementerian

Kesehatan RI, 2019).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul tentang “Hubungan Kunjungan Antenatal Care (Anc ) dengan

Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Desa Air Tiris Wilayah Kerja UPT

Puskesmas Air Tiris Tahun 2023”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian

ini adalah “Apakah ada Hubungan Kunjungan Antenatal Care (ANC ) dengan

Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Desa Air Tiris Wilayah Kerja UPT

Puskesmas Air Tiris Tahun 2023?”


8

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Kunjungan Antenatal Care (ANC ) dengan

Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Air Tiris

Tahun 2023”.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengetahui distribusi frekuensi Kunjungan Antenatal Care (ANC), di

Desa Air Tiris Wilayah Kerja UPT Puskesmas Air Tiris Tahun 2023.

1.3.2.2 Mengetahui distribusi frekuensi Anemia di Desa Air Tiris Wilayah Kerja

UPT Puskesmas Air Tiris Tahun 2023.

1.3.2.3 Menganalisa Hubungan Kunjungan Antenatal Care (ANC ) dengan

Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Desa Air Tiris Wilayah Kerja UPT

Puskesmas Air Tiris Tahun 2022.

1. 4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Responden

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang

perkembangan anemia.

1.4.2 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi ilmiah dan dapat menjadi

sumber dasar bagi peneliti untuk terus mengkaji kejadian anemia pada ibu

hamil.
9

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bacaan dan perbandingan, dapat

digunakan dimasa yang akan datang.

1.4.4 Bagi Puskesmas

Dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan dan pengambilan

keputusan terkait kunjungan ANC dan anemia pada ibu hamil. Demikian pula

dengan data informasi yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi program.
10

DAFTAR PUSTAKA

Astapani, Harahap Anggriani, A. (2020). Hubungan Cara Konsumsi Tablet Fe


Dan Peran Petugas Kesehatan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil.
Jurnal Kesehatan Tambusai, 1(1), 69–75.
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jkt/article/view/1107

Amalia, F. (2019b). Hubungan Kunjungan Antenatal Care (Anc ) Dengan


Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota
Tangerang Selatan Tahun 2019. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1–125.
Fatkhiyah, N. (2018). Faktor Risiko Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil (Studi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Slawi Kab. Tegal). Indonesia Jurnal Kebidanan,
2(2), 86. https://doi.org/10.26751/ijb.v2i2.561
Harahap, D. A., Afrinis, N. and Hamidi, M. N. S. (2021). The Different of Food
Consumption of Anemia And Non-Anemia Pregnant Women in Puskesmas
Tapung. Jurnal Kesehatan Komunitas, 7(3), 387–391.
https://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/view/1015/374

Kementerian Kesehatan RI. (2019). Pelayanan Kesehatan Masa Hamil. Journal of


Sustainable Agriculture, 5(1–2), 171–185.
https://doi.org/10.1300/J064v05n01_12
Nanda, D. D., & Rodiani. (2017). Hubungan Kunjungan Antenatal Care dengan
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Majority, 7(1), 88–
93.
Nurmasari, V., & Sumarmi, S. (2019). Hubungan Keteraturan Kunjungan Anc
(Antenatal Care) Dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil Trimester Iii Di Kecamatan Maron Probolinggo.
Amerta Nutrition, 3(1), 46. https://doi.org/10.20473/amnt.v3i1.2019.46-51
Reni Yuli Astutik. (2018). Anemia Dalam Kehamilan. Jawa Timur-CV. Karya
Abadi.
Susianty. (2017). Hubungan usia kehamilan dan paritas dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di Puskesmas Poasia Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2016. Skripsi , Politeknik Kesehatan Kendari.
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/433/1/Skripsi Susianty.pdf
 
11

Anda mungkin juga menyukai