Anda di halaman 1dari 10

Vol.2 No.

8 Januari 2022 2353


……………………………………………………………………………………………………...
MODEL EVALUASI CIPP DALAM MENGEVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN
KARAKTER SEBAGAI FUNGSI PENDIDIKAN

Oleh
Nurhayani1), Yaswinda2), Mega Adyna Movitaria3)
1,2 Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Negeri Padang
3Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, IAI Sumatera Barat

Email: 1ummfathan@gmail.com, 2yaswinda@fip.unp.ac.id,


3megaadyna.iaisumbar@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat efektivitas implementasi pendidikan
karakter pada anak usia dini di TK AL-Huffazh ditinjau dari komponen konteks, input, proses dan
produk. Penelitian ini termasuk jenis penelitian evaluatif dengan menggunakan pendekatan model
evaluasi CIPP. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa kuesioner. Teknik pengambilan
sampel menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 50 responden. Data
dianalisis menggunakan analisis kuadran Glickman. Hasil penelitian menunjukkan tingkat
efektivitas komponen konteks dengan kriteria sangat efektif, efektivitas komponen input dengan
kriteria sangat efektif, efektivitas komponen proses dengan kriteria sangat efektif dan efektivitas
komponen produk dengan kriteria sangat efektif. Berdasarkan hasil temuan tersebut dapat
disimpulkan efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini di TK Al-
Huffazh dikategorikan sangat efektif.
Kata Kunci: model evaluasi CIPP, Pendidikan karakter, Anak Usia Dini
PENDAHULUAN
Pada era modern sekarang ini, kemajuan sekarang ini disebabkan oleh terpuruknya dunia
semakin kompleks dengan berbagai macam pendidikan. Pendidikan di Indonesia akhir-
kemudahan yang diakibatkan oleh kecanggihan akhir ini dinilai sarat dengan muatan-muatan
teknologi. Seiring dengan kecanggihan pengetahuan dan tuntutan arus global yang
teknologi, kini semakin kompleks pula mana mengesampingkan nilai-nilai moral
permasalahan-permasalahan yang menyangkut budaya dan budi pekerti dalam membentuk
persoalan karakter bangsa. Fenomena degradasi karakter siswa, sehingga menghasilkan siswa
moral yang terjadi ditengah-tengah masyarakat yang pintar tetapi tidak bermoral.
maupun dilingkungan pemerintah menjadi Praktik pendidikan di Indonesia
tontonan setiap hari. Telah banyak terjadi cenderung lebih berorientasi pada pendidikan
ketimpangan-ketimpangan yang menjadi bukti berbasis hard skill (keterampilan teknis) yang
bahwa telah terjadi krisis jati diri dan lebih bersifat mengembangkan intelligence
karakteristik pada bangsa Indonesia. quotient (IQ), namun kurang mengembangkan
Ketimpangan-ketimpangan tersebut kemampuan soft skill yang tertuang dalam
dapat berupa meningkatnya tawuran antar- emotional intelligence (EQ), dan spiritual
pelajar, serta bentuk-bentuk kenakalan remaja intelligence (SQ)[2]. Banyak guru yang
lainnya terutama di kota-kota besar, pemerasan memiliki persepsi bahwa peserta didik yang
atau kekerasan (bullying), kecenderungan memiliki kompetensi yang baik adalah
dominasi senior terhadap yunior, fenomena memiliki nilai hasil ulangan/ujian yang tinggi.
suporter sepakbola, penggunaan narkoba, dan Asumsi ini sungguh merupakan kekeliruan
lain-lain[1]. Terpuruknya bangsa Indonesia yang cukup serius. Hal ini mengingat

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2354 Vol.2 No.8 Januari 2022
………………………………………………………………………………………………………
pengembangan kawasan afektif pada sistem mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
pendidikan sangat memerlukan kondisi yang dan menjadi warga negara yang demokratis
kondusif. Artinya, kita perlu dengan membuat serta bertanggung jawab[5].
rancangan pembelajaran budi pekerti secara Maksud dari pendidikan nasional yang
sungguh-sungguh. Sebaliknya, pendidikan budi telah dijabarkan diatas adalah agar pendidikan
pekerti yang tidak dirancang secara tidak hanya membentuk insan Indonesia yang
sungguhsungguh maka hasilnya akan cerdas, namun juga berkepribadian atau
mengecewakan[3]. berkarakter, sehingga nantinya akan lahir
Kondisi saat ini pendidikan karakter generasi bangsa yang tumbuh berkembang
mengalami problem yang cukup dengan karakter yang bernafaskan nilai-nilai
mengkhawatirkan, karena melihat luhur bangsa dan agama. Untuk itu diperlukan
permasalahan-permasalahan yang terjadi saat suatu sistem pendidikan yang menyentuh
ini. Adapun model evaluasi yang tepat untuk seluruh jalur dan jenjang yaitu pendidikan
mengevaluasi program pendidikan karakter karakter. Pendidikan karakter dipilih sebagai
adalah model CIPP (Context, Input, Process, suatu upaya perwujudan pembentukan karakter
dan Product). Titik fokus dari model CIPP ialah peserta didik ataupun generasi bangsa yang
faktor yang memengaruhi keberhasilan suatu berakhlak mulia[6]. Pendidikan karakter
program. Model evaluasi CIPP mempunyai merupakan usaha yang disengaja untuk
prinsip untuk meningkatkan kualitas suatu membantu seseorang memahami, menjaga, dan
program yang dijalankan, bukan hanya untuk berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
membuktikan berhasil atau tidaknya program karakter mulia[7]. Dalam proses pendidikan
tersebut[4]. Oleh karena itu, model evaluasi karakter sendiri diperlukan kelanjutan dan tidak
CIPP sangat tepat untuk meningkatkan kualitas berakhir (never ending process), sebagaimana
program pendidikan karakter di TK Al-Huffazh bagian yang terpadu untuk menyiapkan masa
karena model CIPP ini bukan hanya melihat depan, berakar pada filosofi dan nilai cultural
dari keberhasilan program saja tetapi guna religius bangsa Indonesia[8].
meningkatkan kualitas dan kuantitas suatu Pendidikan karakter sebagai upaya untuk
program. membantu perkembangan jiwa anak-anak baik
lahir maupun batin, dari sifat alaminya menuju
LANDASAN TEORI ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih
Fenomena ini sesungguhnya menjadi baik[9]. Penekanan dan pemberdayaan
tantangan bagi bangsa Indonesia, dimana penerapan pendidikan karakter di berbagai
pendidikan itu seharusnya mampu menjadi lembaga pendidikan, baik informal, formal
suatu wadah untuk mengembangkan dan maupun nonformal diharapkan mampu pula
membentuk watak serta peradaban bangsa. Hal menjawab berbagai tantangan serta
ini sebagaimana yang terdapat dalam Undang permasalahan kompleks yang dialami bangsa
Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Indonesia. Jadi pendidikan karakter sendiri
Pendidikan Nasional Pasal 3 menyebutkan harus dimulai sedini mungkin karena usia ini
bahwa Pendidikan nasional berfungsi merupakan periode perkembangan yang sangat
mengembangkan kemampuan dan membentuk penting dalam kehidupan manusia.
karakter serta peradaban bangsa yang Pertumbuhan dan perkembangan anak pada
bermartabat dalam rangka mencerdaskan masa ini berlangsung sangat cepat dan akan
kehidupan bangsa dan bertujuan untuk menjadi penentu bagi sifat-sifat atau karakter
berkembangnya potensi peserta didik agar anak di masa dewasa. Pernyataan tersebut
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa mengacu pada hasil studi yang menunjukkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak bahwa pengalaman anak-anak di masa TK
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.8 Januari 2022 2355
……………………………………………………………………………………………………...
dapat memberikan pengaruh positif terhadap serta orang tua peserta didik. Penelitian ini
perkembangan anak selanjutnya[10]. Jadi, usia merupakan studi deskriptif evaluatif dengan
dini merupakan masa kritis bagi pembentukan pendekatan kualitatif. Model evaluasi yang
karakter seseorang. Pendidikan karakter yang digunakan model pendekatan evaluasi CIPP
dimulai dari usia dini, diharapkan mampu (context, input, process, dan product). Penulis
membentuk para generasi penerus bangsa yang menggunakan model CIPP dalam
memiliki karakter yang kuat yang mana mengevaluasi program pendidikan karakter
karakternya tersebut mencerminkan karakter karena sangat berkaitan dalam pengambilan
dari bangsa Indonesia itu sendiri. Selain itu keputusan “decission” yang kaitannya dengan
mengingat penanaman karakter di usia dini perencanaan dalm suatu program yang
merupakan masa persiapan untuk sekolah pada diadakan[17]. Pengumpulan data menggunakan
tingkatan selanjutnya maka penanaman observasi dan wawancara. Tools observasi
karakter baik pada usia dini merupakan hal berbentuk catatan lapangan dan wawancara
yang sangat penting dilakukan. digunakan kepada kepala sekolah serta orang
Dalam proses implementasi program tua. Data dianalisis menggunakan model
tentu harus ada evaluasi. Adanya evaluasi ini evaluasi Context, Input, Process, dan Product
lebih memudahkan melihat tingkat (CIPP).
keberhasilan dan melihat tujuan tersebut sudah
tercapai atau belum[11]. Evaluasi ini akan lebih HASIL DAN PEMBAHASAN
mudah untuk memperbaiki hal yang belum Lembaga Pendidikan TK Al-Huffazh
tepat dan akan lebih mudah memotivasi siswa adalah salah satu lembaga Pendidikan Islam
maupun gutu agar lebih giat agar program yang yang terletak di Kota Payakumbuh dengan
diterapkan berjalan sesaui dengan yang harapan lokasi yang sangat strategis. Di mana TK Al-
bersama[12]. Model evaluasi CIPP ini sangat Huffazh selain ilmu-ilmu umum peserta didik
membantu suatu program yang sedang juga mendapatkan ilmu Agama penuh dari
berlangsung dalam memberi informasi pendidik dan TK Al-Huffazh juga mempunyai
akuntabilitas dari pihak sekolah untuk program unggulan yakni pendidikan tahfizh al-
mengambil tindakan yang tepat dalam qur’an, Program ini memiliki komitmen dalam
memajukan program yang ada[13]. Model mendidik peserta didik mampu menghafal
evaluasi CIPP yang dikembangkan oleh Alquran dengan baik sesuai dengan kaidah-
Stufflebeam dalam jurnal Iskandar dkk., kaidah yang berlaku, di samping mengasah
mengatakan model evaluasi CIPP sangat baik kemampuan dalam memiliki kompetensi
dalam melihat sejauh mana program-program akademik yang baik. Untuk hal tersebut TK Al-
yang sedang dilaksanakan, dengan ini program Huffazh telah mempersiapkan ustadz- ustadzah
tersebut bisa dilihat semua aspek yang dijalani yang paham dengan Alquran serta pendidikan
sebelumnya[14][15]. karakter untuk membina peserta didik dalam
Sejalan juga yang dikatakan endrizal program Pendidikan karakter.
bahwa model evaluasi CIPP sangat baik untuk Pendidik yang mengajar peserta didik
diterapkan dalam memperbaiki dan melihat dalam program pendidikan karakter tentunya
sejauh mana program yang telah dicapai, apa memiliki kompetensi maksimal. Hal tersebut
kendala dan apa yang harus ditinggatkan dalam dibuktikan dengan kualifikasi pendidik yang
program yang sedang dijalankan[16]. minimal S1 PAUD dan peserta didik yang
menerapkan pendidikan karakter tersebut baik
METODE PENELITIAN di sekolah maupun dirumah. Suksesnya
Penelitian dilaksanakan di TK Al-Huffazh. program tersebut tentu tidak terlepas dari
Objek penelitian adalah lembaga, pendidik, dukungan keluarga dan masyarakat yang sangat

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2356 Vol.2 No.8 Januari 2022
………………………………………………………………………………………………………
antusian dalam proses program pendidikan lingkungan rumah yang kurang kondusif
karakter yang ada di TK Al-Huffazh tersebut. sehingga anak menjadi bingung untuk
Untuk mempermudah pemahaman dalam mengetahui mana yang benar dan mana yang
mengevaluasi program pendidikan karakter di salah,
TK Al-Huffazh penulis uraikan secara Input evaluation fakusnya pada
terperinci, yakni sebagai berikut. perencanaan serta strategi yang diterapkan.
Context evaluation merupakan “needs Pertanyaan yang timbul adalah “what should be
assessment” analisis kebutuhan. Bahan done”? Perencanaan yang harus dikerjakan oleh
pertanyaan dalam conteks ini adalah “apa yang TK Al-Huffazh terkait dengan program
dibutuhkan?” context mengadakan program pendidikan karakter, bentuk kerjasama pihak
pendidikan karakter, pertanyaan yang timbul sekolah dengan orang tua, strategi pihak
adalah “apa yang dibutuhkan anak dalam sekolah agar program pendidikan karakter
program pendidikan karakter?” Context dapat berjalan maksimal, sarana dan prasarana
evaluation kali ini untuk mengetahui sejauh mendukung dalam program pendidikan
mana ketercapain program pendidikan karakter karakter, Lalu pembiayaan juga berpengaruh
di TK Al-Huffazh sehingga dengan pertanyaan dalam program pendidikan karakter.
ini dengan mudah melihat kelemahan dan Berdasarkan hasil wawancara (25
kekuatan yang dimiliki dalam program yang Oktober 2021) dengan kepala sekolah bernama
diterapkan serta tindakan yang hendak Ibu Wesry nofita sari, S.Pd menyebutkan
dilakukan[18] program pendidikan karakter dirancang secara
Berdasarkan hasil wawancara (Tgl 25 baik dan yang berperan dalam perancangan
Oktober 2021) dengan ibu Nofi Anrina, A.Ma, program pendidikan karakter pertama pihak
kepala sekolah TK Al-Huffazh mengatakan sekolah dan dibantu oleh guru-guru, seperti
bahwa salah satu program ungulan di sekolah perancangan Promes, RPPM,RPPH, teknis
ini adalah program pendidikan karakter dan pelaksanaan, teknis penilaian. Hal tersebut
Hafizh Alquran, selain dikatakan daya tarik dari dilakukan secara besama-sama.
sekolah ini. Kami dari pihak sekolah Adapun bentuk kerjasama antara orang
mempunyai tekat bahwa setelah peserta didik tua dan guru dalam proses pembelajaran
selesai menempuh pendidikan di TK Al- pendidikan karakter, segala upaya yang
Huffazh ini peserta didik memiliki karakter dilakukan oleh pihak sekolah agar program
yang bagus dalam kehidupannya. Maka kami pendidikan karakter berjalan dengan dalam
dari pihak sekolah selalu berupaya situasi saat ini. Karena sama-sama kita ketahui
membimbing, mendidik, mengajarkan kepada bahwa situasi saat ini sangat berdampak pada
peserta didik program pendidikan karakter ini proses pembelajaran pendidikan karakter. Para
dengan segala upaya. guru pendidikan kesulitan dalam mengontrol,
Agar program ini mempunyai dampak membimbing siswketika berada dirumah.
positif bagi peserta didik. Secara rinci kegiatan Sejalan dengan yang dikatakan oleh guru yang
itu dimulai dari kegiatan memberikan motivasi bernama Dinarti Laila Sari, S.Pd (26 Oktober
dan pengarahan, pendidikan karakter ini 2021) menyebutkan dalam pembelajaran
dilaksnaakan berintegrasi dengan semua sedikitnya ada beberapa yang sangat perlu ada
pembelajaran dak kegiatan yang ada di sekolah, seperti motivasi, pengarahan, tauladan, dan
yang mana kita ketahui bahwa anak usia dini pemahaman saat proses pembelajaran.
belajar di pembiasaan dan contoh. Dengan lingkungan rumah yang tidak
Problematika yang timbul yaitu ketika tidak kondusif, penanaman karakter berdampak
sejalannya pendidikan di rumah dengan buruk karena bisa dilihat dari perilaku dan
pendidikan di sekolah, dan juga faktor kebiasaan anak jauh dari yang diharapkan.
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.8 Januari 2022 2357
……………………………………………………………………………………………………...
Hambatan ini dikarenakan kontrol orang tua yang dicontohnya di lingkungan rumah, yang
yang kurang terhadap lingkungan sekitar/ seharusnya tidak ada pada anak usia dini.
teman bermain anak. Terakhir adalah komponen product
Sarana dalam program pendidikan evaluation. Pertanyaan timbul “did it success?”
karakter dari pihak sekolah menyediakan Apakah program pendidikan karakter di TK Al-
semua fasilitas yang berhubungan dengan Huffazh berhasil? Atau sebaliknya? Pertanyaan
pembelajaran seperti guru yang berkualifikasi ini menjadi focus kajian di product evaluation.
S1 dan berpengalaman, guru yang berkarakter, Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
tauladan yang baik dari guru, buku cerita, video sekolah dan guru pendidikan karakter
pembelajaran dan lainnya.. menyebutkan tingkat keberhasilan program
Pelaksanaan program dinamakan pendidikan karakter terjalankan dan berdampak
“process evaluation”. Pertanyaan yang timbul dalam pembentukan karakter anak selama
adalah “it is being done?” Program pendidikan sekolah di Al-Huffazh, meskipun ada beberapa
karakter di TK Al-Huffazh sudah diterapkan hambatan, namun hambatan tersebut tidak
seperti membimbing, mengarahkan, terjadi terhadap semua anak didik, hanya
mengajarkan, memberi tauladan dan beberapa saja. Hal ini bisa dilihat dari tidak
membiasakan. Objek dari “process evaluation” lebih dari separo anak yang terjadi penurunan
adalah memastikan pelaksanaan program karakter.
pendidikan karakter apakah berjalan dengan Hal ini terjadi tidak terlepas dari
baik ataukah tidak dengan indikator yang ada. kurangnya kesadaran orang tua dalam
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala membimbing anak-anaknya dalam belajar.
sekolah menjelaskan bahwa selama Sejatinya orang tualah pendidik utama bagi
pembelajaran pendidikan karakter terlaksana anaknya. Tapi hal tersebut belum juga
dengan baik, guru melaksanakannya pada menyadari beberapa orang tua. Beberapa orang
setiap pembelajaran, pendidikan karakter ini tua menyampaikan keluhan kepada pihak
lebih menekankan kepada pembiasaan dan sekolah mengenai perilaku anak nya, namu
tauladan dari guru, supaya cepat terjadi nkami selaku guru tetap menekankan bahwa
penyerapan ilmu oleh anak didik. Kendala pendidikan anak bukan di sekolah saja.
selama proses yaitu lingkungan rumah yang Melainkan pendidikan utama anak adalah
tidak mendukung untuk membentuk karakter keluarga dan waktu anak lebih banyak ketika
anak usia dini dirumah dan kebanyakan orang bersama keluarga. Jadi seyogyanya orang tua
tua yang sibuk, sehingga kurang terperhatikan harus berkolaborasi dengan guru untuk
pergaulan anak di rumah. memajukan pendidikan anaknya.
Maka dapat disumpulkan “process komponen dari model CIPP adalah[14]:
evaluation” program pendidikan karakter di TK Pertama, Context: Menurutnya evaluasi
Al-Huffazh mengalami beberapa hambatan. konteks berfokus pada intuisi yang
Hal ini bisa dilihat dari perilaku anak ketika mengidentifikasi peluang dan menialai
baru masuk sekolah kembali setelah libur kebutuhan; kedua, Input: Evaluasi masukan
semester, dimana anak sudah lupa dengan nilai- menitikberatkan pada menentukan alternatif
nilai karakter yang diajarkan di sekolah. Hal ini pendekatan yang tepat guna memenuhi
terbukti dari wawancara guru yang bernama ibu kebutuhan yang teridentifikasi; ketiga, Process:
Dinarti Laila Sari, S.Pd (26 Oktober 2021) Evaluasi proses berkaitan dengan penilaian
dimana terjadi perubahan perilaku anak ketika pelaksanaan program; keempat, Product:
kembali kesekolah setelah libur semester, Evaluasi Produk berkaitan dengan penilaian
dimana anak membawa perilaku-perilaku baru hasil berjalannya program.

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2358 Vol.2 No.8 Januari 2022
………………………………………………………………………………………………………
Model ini bukan hanya memfokuskan ke aspek Sehingga evaluasi konteks kali ini bertujuan
(hasil) saja, melainkan terdapat empat aspek untuk mengetahui apakah program pendidikan
yang akan di evalausi. Objek model CIPP karakter di TK Al-Huffazh sesuai dengan
bukan hanya fokus kepada hasil saja, melainkan kebutuhan peserta didik saat ini. Selama ini
mencakup konteks, masukan, proses, dan program pendidikan karakter terlaksana dengan
hasil.(Christiani, 2018) Oleh karena itu, model baik. Namun, apabila terjadi libur panjang,
ini cukup tepat untuk mengevaluasi program akan ada beberapa anak didik yang berubah
pendidikan karakter yang diterapkan oleh TK perilakunya.
Al-Huffazh saat ini. Evaluasi masukan difokuskan untuk
Evaluasi konteks memfokuskan menilai memberikan pertimbangan terhadap
suatu sutuasi yang sedang dilaksanakan dalam keberhasilan program yang sedang
suatu lembaga pendidikan terutama yang dilaksanakan[13]. Selain memberikan
berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang petimbangan terhadap keberhasilan suatu
dimiliki oleh objek evalausi. Maka tugas utama program segi lain juga berfungsi sebagai
evaluasi konteks adalah melakukan needs melaksanakan perubahan-perubahan yang
assessment serta memberikan pertimbangan mungkin dibutuhkan. Evaluasi masuk adalah
terhadap program yang dilakukan[19]. Tujuan mencari hambatan serta potensi sumber daya
evaluasi konteks adalah menilai seluruh yang tersedia. Tujuan utama evaluasi input
keadaan yang terjadi dalam program, adalah membantu klien mengkaji alternatif
mengidentifikasi kelemahannya, yang berkenaan dengan kebuthuan program,
menginventarisasi kekuatannya yang mampu serta membantu klien dalam menghindari
menutupi kelemahannya, mendiagnasi inovasi yang sia-sia dan sekiranya gagal dalam
problem-problem yang dihadapi oleh program, membantu kebutuhan dari program
serta mencari solusi-solusi yang tepat untuk tersebut[23]. Evaluasi input berfungsi sebagai
menyelesaikan problem yang dialami. Di mengidentifikasi program ekternal serta
samping itu, evaluasi konteks juga bertujuan material dalm pengumpulan informasi yang
menilai apakah tujuan dan prioritas yang telah terdapat pada dimensi[20]
ditetapkan memenuhi kebutuhan[20]. Evaluasi imput berperan sebagai
Evaluasi konteks merupakan analisa membantu dalam mengatur keputusan yang
kebutuhan “needs assessment”. Pertama kali berkaitan dengan s rencana serta strategi dalam
yang perlu diketahui “apa yang dibutuhkan?” mencapai program. Fokusnya mengkaji (a)
Program pendidikan karakter, timbul sumber daya manusia, (b) alat pendukung dan
pertanyaan baru “apa yang diperlukan peserta sarana, (c) pembiayaan, dan (d) berbagai
didik dalam program pendidikan karakter?” prosedur/aturan sekiranya dibutuhkan[18].
konteks evaluasi nya sejauh amankah Input evaluation fokusnya pada
ketercapain program pendidikan karakter. perencanaan serta strategi yang diterapkan.
Dengan adanya pertanyaan- pertanyaan seperti Perencanaan yang harus dikerjakan oleh TK Al-
ini akan mudah untuk melihat kekuatan dan Huffazh terkait dengan program pendidikan
kelemahan yang dimiliki oleh program yang karakter, bentuk kerja sama pihak sekolah
hendak diterapkan[21]. Kemudian evaluasi dengan orang tua, strategi pihak sekolah agar
konteks juga berperan untuk mendata suatu program pendidikan karakter dapat berjalan
masalah, substansi, serta peluang guna untuk maksimal, sarana dan prasarana mendukung
membantu mengambil keputusan yang tepat dalam program pendidikan karakter, dan
agar mudah memetakan tujuan dari program pembiayaan juga berpengaruh dalam program
yang hendak diterapkan[22]. pendidikan karakter.

………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.8 Januari 2022 2359
……………………………………………………………………………………………………...
Evaluasi proses merupakan ditujukan upaya memenuhi kebutuhan kelompok
kepada kegiatan atau realita yang sasaran[18]
berlangsung[12]. Pelaksanaan program
dinamakan process evaluation. Program PENUTUP
pendidikan karakter di TK Al-Huffazh Kesimpulan
payakumbuh sudah diterapkan seperti Dengan menggunakan model evaluasi
membimbing, mengarahkan, mengajarkan, CIPP proses program pendidikan karakter di
meneladari, dan pembiasaan pada pendidikan TK Al-Huffazh hanya sedikit mengalami
karakter tersebut. Maka tujuan dari evaluasi permasalahan disetiap kompomen-komponen
proses merupakan memberi masukkan bagi mulai dari context, input, process, dan product
pengelola/manejer serta stafnya tentang sehingga keberhasilan program pendidikan
kesesuaian antara pelaksanaan renacan dan karakter di TK Al-Huffazh. Hal ini sebebkan
jadwal yang sudah dibuat sebelumnya. Kiranya berbagai factor seperti faktor internal siswa
rencana awal ada yang hendak maupun faktor eksternal siswa. Faktor-faktor
dimodifikasi/dikembangkan, maka evaluasi ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
proses memberi jalannya. Segi lain evaluasi dalam suatu program apalagi program
proses sebagai tolak ukur keberhasilan- pendidikan karakter yang membutuhkan
keberhasilan dalam pelaksanaan peran serta bimbingan yang cukup. Kesibukan orang tua
evaluasi proses memberikan catatan lengkap dan libur panjang membuat anak terpengaruh
terhadap pelaksanaan rencana yang telah dengan lingkungan sekitar. Hal ini di sebabkan
diperhitungkan sebelumnya[20]. Evaluasi karena orang tua yang acuh terhadap
proses bertugas memaparkan tentang proses lingkungan pergaulan anak dan tidak ada waktu
berlangsungnya program pendidikan karakter untuk anak dirumah.
tersebut, meliputi keterlibatan peserta didik, Saran
komunikasi guru dengan peserta didik, Saran untuk penelitian selanjutnya
kecocokkan antara yang telah direncanakan dikembangakan pada studi berbagai variabel
dengan implementasikan, meteri, alat/media, yang meliputi layanan, lembaga PAUD,
metode pelaksanaan, serta sistem penilaian kebijakan pemerintah, aspek penilaian dan
dalam program[24]. aspek perkembangan pengetahuan AUD.
Terakhir Evaluasi hasil ditujukan untuk
menentukan sudah sejauh mana program yang DAFTAR PUSTAKA
diimplementasikan tersebut telah dapat [1] A. Sulianti, R. M. Safitri, and Y.
memenuhi kebutuhan objek penelitian. [15]. Gunawan, “Implementasi Pendidikan
Pertanyaan timbul “did it success?”. Bisa Kewarganegaraan Berbasis Kearifan
dikatakan evaluasi produk bertujuan untuk Lokal dalam Membangun Karakter
menafsirkan, mengukur, serta menilai Generasi Muda Bangsa,” Integralistik,
ketercapaian program. Penilaian tentang suatu vol. 30, no. 2, pp. 100–106, 2019.
keberhasilan program yang dilaksanakan. [2] R. N. Oktaviani, W. Trisnawaty, and I.
Sehingga dengan hal ini akan tampak gagal T. Hariyani, “Pemberdayaan Griyo
ataukah berhasil dari program yang dijalani Maos Banyu Ilmu untuk Meningkatkan
serta dianalisis dari berbagai sudut Softskill dan Hardskill Anak Dusun
pandang[16]. Evaluasi produk guna Rembukidul, Mojokerto,” J. Pengabdi.
mengidentifikasi serta memberi penilaian Pada Masy., vol. 5, no. 3, pp. 815–822,
terhadap hasil yang dicapai dari program yang 2020.
dilaksanakan, baik dari segi pelaksanaan
[3] R. Devianti, S. L. Sari, and I.
kegiatan agar mencapai sasaran program dalam
Bangsawan, “Pendidikan Karakter untuk
……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2360 Vol.2 No.8 Januari 2022
………………………………………………………………………………………………………
Anak Usia Dini,” Mitra Ash-Shibyan J. JIPFRI (Jurnal Inov. Pendidik. Fis. Dan
Pendidik. dan Konseling, vol. 3, no. 02, Ris. Ilmiah), vol. 1, no. 2, pp. 75–82,
pp. 67–78, 2020. 2017.
[4] R. Doyok, “Model Evaluasi CIPP dalam [13] A. S. Fuadi and M. Anas, “Implementasi
Mengevaluasi Program Tahfiz Selama Model CIPP dalam Evaluasi Kurikulum
Daring di SMP Islam Al-Ishlah 2013 Pendidikan Ekonomi,” in
Bukittinggi,” Ideas J. Pendidikan, Sos. Prosiding SEMDIKJAR (Seminar
dan Budaya, vol. 7, no. 3, pp. 73–82, Nasional Pendidikan dan
2021. Pembelajaran), 2019, vol. 3, pp. 316–
[5] T. Noor, “Rumusan Tujuan Pendidikan 324.
Nasional Pasal 3 Undang-Undang [14] D. L. Stufflebeam and G. Zhang, The
Sistem Pendidikan Nasional No 20 CIPP evaluation model: How to evaluate
Tahun 2003,” Wahana Karya Ilm. for improvement and accountability.
Pendidik., 2018. Guilford Publications, 2017.
[6] Y. Yenti and A. Maswal, “Pentingnya [15] M. Basaran, B. Dursun, H. D. Gur
Peran Pendidik dalam Menstimulasi Dortok, and G. Yilmaz, “Evaluation of
Perkembangan Karakter Anak di Preschool Education Program According
PAUD,” J. Pendidik. Tambusai, vol. 5, to CIPP Model.,” Pedagog. Res., vol. 6,
no. 1, pp. 2045–2051, 2021. no. 2, 2021.
[7] F. Fithriyaani, D. Y. Yudhyarta, and S. [16] O.-J. Kim, “A study on the measures for
Syarifudin, “Pengaruh Pendidikan managing the quality of curriculum of
Karakter terhadap Motivasi Belajar early childhood education department in
Siswa,” Asatiza J. Pendidik., vol. 2, no. college with the application of CIPP
2, pp. 138–150, 2021. model based on PDCA,” J. Korea
[8] A. Atika, “Pendidikan Karakter Sebagai Converg. Soc., vol. 10, no. 1, pp. 215–
Solusi Perbaikan Akhlak,” J. Pendidik. 226, 2019.
Guru, vol. 2, no. 2, 2021. [17] K. Kartina, I. Suntoro, and E. Siswanto,
[9] P. Adyanto, “Pendidikan Karakter Anak “Implementasi Permendikbud Nomor 20
Usia Dini Menjadi Lebih Mandiri Tahun 2018 Tentang Penguatan
Melalui Bermain Bahan Alam,” Pendidikan Karakter,” J. Kult. Demokr.,
Almufida J. Ilmu-Ilmu Keislam., vol. 3, vol. 5, no. 1, 2019.
no. 1, 2018. [18] P. R. P. Jaya and F. Ndeot, “Penerapan
[10] S. Mollborn, E. Lawrence, and E. D. model evaluasi CIPP dalam
Root, “Residential mobility across early mengevaluasi program layanan PAUD
childhood and children’s kindergarten holistik integratif,” PERNIK J. Pendidik.
readiness,” Demography, vol. 55, no. 2, Anak Usia Dini, vol. 1, no. 1, pp. 10–25,
pp. 485–510, 2018. 2019.
[11] K. A. Imania and S. K. Bariah, [19] M. Shoheh and A. Ahmad, “Evaluasi
“Rancangan Pengembangan Instrumen Pembelajaran dalam Konteks Fungsi,
Penilaian Pembelajaran Berbasis Tujuan dan Manfaat Yang Dilakukan
Daring,” J. PETIK, 2019, doi: oleh Pendidik (Telaah Evaluasi
10.31980/jpetik.v5i1.445. Pembelajaran dalam Mapel Pendidikan
Agama Islam),” AHSANA MEDIA J.
[12] Y. B. Bhakti, “Evaluasi program model
Pemikiran, Pendidik. dan Penelit. Ke-
CIPP pada proses pembelajaran IPA,”
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.8 Januari 2022 2361
……………………………………………………………………………………………………...
Islaman, vol. 5, no. 2, pp. 25–33, 2019.
[20] I. Djuanda, “Implementasi Evaluasi
Program Pendidikan Karakter Model
CIPP (Context, Input, Process dan
Output),” Al Amin J. Kaji. Ilmu dan
Budaya Islam, vol. 3, no. 1, pp. 37–53,
2020.
[21] Y. Christiani, “Penerapan Model CIPP
dalam Evaluasi Implementasi
Kurikulum 2013,” J. Pendidik. Ekon.,
vol. 6, no. 1, 2018.
[22] F. Fahruddin, “Evaluasi Program
Pembelajaran Sejarah Menggunakan
Model Context, Input, Process, Product
(CIPP),” Hist. J. Progr. Stud. Pendidik.
Sej., vol. 8, no. 2, pp. 199–211, 2020.
[23] S. Muyana, “Context Input Process
Product (CIPP): Model Evaluasi
Layanan Informasi,” in Prosiding
Seminar Bimbingan dan Konseling,
2017, vol. 1, no. 1, pp. 342–347.
[24] M. D. J. Ilyasa and A. Madjid, “Evaluasi
Program Terapi Al-Qur’an Melalui
Model Context, Input, Process, Product
(CIPP),” Intiqad J. Agama dan Pendidik.
Islam, vol. 13, no. 1, pp. 135–154, 2021.

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2362 Vol.2 No.8 Januari 2022
………………………………………………………………………………………………………

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai