Anda di halaman 1dari 3

MIND MAPING PELANGGARAN-PELANGGARAN HAK

PANCASILA
Pelanggaran Sila Pertama Ketuhanan yang Maha Esa

Kasus penistaan agama yang pernah menghebohkan publik satu di antaranya dilakukan oleh Lia
Eden. Dia dinyatakan bersalah atas kegiatan menyebarkan agama yang tidak benar. Lia Eden
merupakan pemimpin sekte Tahta Suci Kerajaan Tuhan yang telah dinyatakan sesat. Kepada
anggota sektenya, Lia memperkenalkan agama baru yang ia sebut Salamullah. Agama ini
merupakan penyatian dari semua agama yang ia pelajari. Beberapa ajaran Salamullah di
antaranya: solat dibolehkan dalam dua bahasa, halal mengonsumsi babi, mengadakan ritual
penyucian diri, seperti menggunduli kepala, membakar tubuh, dan lain-lain. Pada tahun 2006,
Lia Eden divonis bersalah melakukan penodaan agama dan dihukum dua tahun penjara. Ia
kembali ditangkap polisi pada 2008. Lia Eden kembali dipenjara untuk yang kedua kalinya
selama dua tahun enam bulan.

Pelanggaran Sila Kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Salah satu contoh pelanggaran dari sila kedua adalah kekerasan seksual. Pada akhir 2019,
seorang guru pembina pramuka di Surabaya bernama Rahmat Santoso Slamet divonis 12 tahun
penjara dan kebiri kimia selama tiga tahun. Dia dinyatakan bersalah telah melakukan pencabulan
terhadap anak didik laki-laki yang merupakan binaannya di pramuka. Perbuatan Rahmat
dinyatakan telah membuat para korbannya trauma, malu dan takut. Selain itu, hakim menyatakan
Rahmat juga telah merusak masa depan korban yang masih duduk di bangku SD dan SMP.

Pelanggaran Sila Ketiga Persatuan Indonesia

Salah satu contoh pelanggaran sila ketiga adalah gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM)
yang kini dikenal sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Gerakan separatis ini telah
berdiri sejak 1965 dan eksis hingga sekarang di Papua dan Papua Barat. Tujuan mereka adalah
untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam
memperjuangkan keinginannya, kelompok ini kerap melakukan tindakan kriminal yang
memakan korban jiwa. Tak jarang, para wanita dan anak-anak menjadi korban kebrutalan KKB.
Hingga kini, KKB masih sulit diatasi karena mereka dilengkapi dengan persenjataan lengkap dan
mutakhir. Mereka pun bersembunyi di wilayah pegunungan Papua.

Pelanggaran Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan

Pembatasan kebebasan berpendapat merupakan salah satu contoh pelanggaran sila keempat.
Pada 2021 lalu, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mencatat
ada 26 kasus terkait langkah pemerintah dalam upaya membatasi kebebasan berpendapat dan
berekspresi. Kasus yang paling menarik perhatian masyarakat saat itu adalah mural diduga wajah
Presiden Joko Widodo yang pada bagian matanya ditutupi tulisan “404 Not Found” di kota
Tangerang. Polres Tangerang Kota pun bertindak reaktif dengan memburu pembuat mural.
Beberapa saksi telah diperiksa. Polisi berdalih perburuan tersebut dilakukan karena presiden
adalah lambang negara yang harus dihormati. Kasus ini akhirnya dihentikan setelah muncul
berbagai kritik dan protes di masyarakat. Polisi mengakui tidak ada unsur pidana pada
pembuatan mural tersebut. Namun, mural diduga wajah presiden itu dihapus dan ditimpa dengan
cat hitam oleh pemerintah setempat dan TNI-Polri.

Sila Kelima Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Contoh pelanggaran sila kelima adalah korupsi. Korupsi yang dilakukan oleh mantan Menteri
Sosial, Juliari Batubara, membuatnya dijatuhi hukuman 12 tahun penjara dan denda Rp 500 juta
pada 2021 lalu. Ia dinyatakan bersalah melakukan korupsi bersama-sama dalam pengadaan paket
bansos penanganan Covid-19 wilayah Jabodetabek tahun 2020 sebesar Rp 32,48 miliar. Juliari
dengan dibantu beberapa orang lain memotong uang paket bansos masyarakat sebesar Rp 10 ribu
per paket senilai Rp 300 ribu.

Anda mungkin juga menyukai