Anda di halaman 1dari 30

LEMBAR PENGESAHAN

MODIFIKASI MOTOR RODA TIGA


RADIUS BELOK 2,5 METER

Oleh :

Irfan Azzam NIRM 0022015

Reilibra Indienov Valka NIRM 0012053

Vieri Andrian NIRM 0012058

Laporan akhir ini telah disetujui dan disahkan sebagai salah satu syarat kelulusan
Diploma III Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung

Menyetujui,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Erwanto, S.S.T., M.T. Dedy Ramdhani, S.S.T., M.Sc.

Penguji 1 Penguji 2

Subkhan, S.T., M.T. Rodika, S.S.T., M.T.

1
PERNYATAAN BUKAN PLAGIAT

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa 1 : Irfan Azzam NIRM 0022015

Nama Mahasiswa 2 : Reilibra Indienov Valka NIRM 0012053

Nama Mahasiswa 3 : Vieri Andrian NIRM 0012058

Dengan Judul : Modifikasi Motor Roda Tiga Radius Belok 2,5 Meter

Menyatakan bahwa laporan akhir ini adalah hasil kerja kami sendiri dan bukan
merupakan plagiat. Pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan bila ternyata
dikemudian hari ternyata melanggar pernyataan ini, kami bersedia menerima sanksi
yang berlaku.

Sungailiat, 25 Juli 2023

Nama Mahasiswa Tanda Tangan

1. Irfan Azzam ………………………

2. Reilibra Indienov Valka ………………………

3. Vieri Andrian ………………………

2
ABSTRAK

Sepeda motor roda tiga ini merupakan penelitian lanjutan dari proyek sebelumnya
berjudul "Simplifikasi Sepeda Motor Roda Tiga Untuk Membantu Para Penderita
Cacat Fisik Dan Stunting. Kendaraan yang dirancang khusus bertujuan untuk
membantu penderita cacat fisik dan stunting. Dari pengembangan dan uji coba
proyek sebelumnya terdapat beberapa pemasalahan yang perlu diperbaiki, seperti
selisih radius belok kanan dan kiri terlalu besar, fungsi shockbreaker tidak
berfungsi dengan baik pada kontruksi yang mengakibatkan salah satu ban
terangkat ketika berbelok, dan pembuatan komponen custom yang kurang presisi.
Maka, dalam penelitian ini dilakukan penyempurnaan dan perbaikan yang
bertujuan untuk memberikan batas radius belok maksimum sebesar 2,5 meter dan
memperkecil selisih radius belok dengan mengganti beberapa komponen custom
menjadi komponen standart agar kontruksi lebih presisi dari sebelumnya dan
selisih radius belok kanan dan kiri tidak terlalu besar. Dari hasil uji coba
didapatkan hasil radius belok kanan dan kiri kurang dari 2,5 meter.
Kata kunci : Motor roda tiga, disabilitas, radius belok, sistem kemudi

3
ABSTRACT

This three-wheeled motorcycle is a follow-up research from a previous project


entitled "Simplification of Three-Wheeled Motorcycles to Help People with
Physical Disabilities and Stunting”. The specially designed vehicles aim to help
people with physical disabilities and stunting. From the development and trial of
the previous project, there are several problems that need to be corrected, such as
the difference between the right and left turning radius is too large, the
shockbreaker function does not function properly in construction which results in
one of the tires lifting when turning, and the manufacture of components that are
less precise. So, in this study, improvements and improvements were made aimed
at providing a maximum turning radius limit of 2.5 meters and reducing the
difference in turning radius by replacing several custom components into standard
components so that construction is more precise than before so that the difference
in right and left turning radius is not too large. From the test results, the right and
left turning radius results were less than 2.5 meters.
Keywords: Three-wheeled motorcycle, disability, turning radius, steering system

4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
ridho-nyalah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, yang
telah membawa umat manusia kedunia yang terang benderang. Proyek akhir
berjudul “MODIFIKASI MOTOR RODA TIGA RADIUS BELOK 2,5 METER”
merupakan salah satu syarat proyek akhir untuk memenuhi persyaratan
pendidikan Diploma III di Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian tugas akhir ini, yaitu:
1. Orang tua dan keluarga penulis yang telah banyak memberikan do’a ridho dan
dukungan.
2. Bapak I Made Andik Setiawan, M.Eng., Ph.D. selaku Direktur Politeknik
Manufaktur Negeri Bangka Belitung.
3. Bapak Pristiansyah, S.S.T. M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung.
4. Bapak Erwanto, S.S.T., M.T. selaku Pebimbing 1 dan Bapak Dedy Ramdhani,
S.S.T., M.Sc. selaku Pembimbing 2, yang telah meluangkan banyak waktu,
tenaga, serta pikiran dalam memberikan pengarahan dan solusi dalam proyek
akhir ini.
5. Seluruh dosen dan instruktur civitas akademika Politeknik Manufaktur Negeri
Bangka Belitung yang telah banyak membantu dalam penyelesaian proyek
akhir ini.
6. Serta teman – teman mahasiswa seperjuangan yang telah banyak membantu
pengerjaan proyek akhir ini.

5
Penulis menyadari karya tulis ini jauh dari kata sempurna dari segala aspek,
karena keterbatasan waktu dan hambatan yang penulis hadapi.Oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar
dapat menjadi bahan pertimbangan penulis untuk menyempurnakan karya tulis
ini. Harapan penulis karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi pihak.

Sungailiat, 21 Juli 2023

Penulis

6
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN

7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada proyek penelitian sebelumnya yaitu, berjudul "Simplifikasi Sepeda


Motor Roda Tiga Untuk Membantu Para Penderita Cacat Fisik Dan Stunting"
dilakukan simplifikasi motor matic standar yang beroda dua menjadi beroda tiga,
dengan posisi 2 roda depan dan 1 roda pada posisi belakang. Pada hasil pengamatan
proyek simplifikasi sebelumnya didapatkan hasil pengurangan jumlah proses
sebesar 65%, berkurangnya jumlah part rangka sebesar 70% dari proyek awal, dan
juga sistem kemudi dirubah dengan menambahkan part bantalan bearing yang
sangat membantu memperlancar sistem belok yang terhubung dengan universal
joint. Dan juga, didapatkan hasil uji coba belok kekanan menghasilkan diameter
643cm dan belok kekiri menghasilkan diameter 393cm diukur dengan titik pusat
roda bagian dalam.
Akan tetapi masih terdapat beberapa kekurangan seperti, pada saat belok
kekiri lebih ringan dan belok kekanan kurang maksimal pada kecepatan tertentu.
Selain itu juga, pada pembuatan dudukan shockbracker tidak menggunakan
waterpass sehingga kondisi ban sedikit miring dan terangkat pada saat berbelok.
Kemudian, pada shockbreaker berfungsi disalah satu ketika berbelok dan
mengakibatkan salah satu roda juga terangkat. Kondisi tersebut juga
mengakibatkan motor saat bermanuver kaku ketika berbelok karena, tubuh driver
tidak dapat mendorong membantu sistem belok ketika bermanuver.

8
1.2. Perumusan Masalah

a. Bagaimana agar sistem belok maksimum radius 2,5m?


b. Bagaimana cara membangun sistem kemudi sepeda motor roda tiga
terasa ringan dan mudah bermanuver?
c. Bagaimana merancang desain kerangka yang sederhana dari desain
sebelumnya?

1.3. Tujuan Proyek Akhir

Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem belok kemudi maksimum


radius 2,5m pada motor roda tiga mempermudah orang – orang yang menderita
cacat fisik dan stunting dan melakukan simplifikasi dengan mempertimbangkan
jumlah proses pemesinan berkurang dan performa modifikasi menjadi lebih baik
dari penelitian sebelumnya.

1.4. Batasan Masalah

a. Motor yang digunakan dalam percobaan adalah motor merk Mio Sporty.
b. Sistem penggerak kemudi menggunakan sistem tierod.
c. Tidak mengubah konstruksi sepeda motor yang secara standart.

9
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Kendaraan Disabilitas

Kendaraan disabilitas adalah transportasi yang dibuat untuk membantu


penyandang disabilitas, dengan akses untuk bepergian ke luar rumah. Kendaraan
penyandang disabilitas juga dirancang untuk memudahkan penggunanya karena
dapat digunakan secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Adapun juga manfaat
yang lain dari kendaraan disabilitas yaitu dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan
menghilangkan traumatik psikis pada diri penggunanya. Terdapat beberapa contoh
kendaraan disabilitas, ada yang berupa sepeda motor dan ada juga yang berupa
mobil. Namun kebanyakan dari kendaraan tersebut berupa sepeda motor yang di
modifiksi sedemikian rupa agar nyaman digunakan penyandang disabilitas,
khususnya disabilitas kaki. Kendaraan yang dikhususkan bagi pengguna kursi roda
contohnya seperti, kendaraan roda tiga dengan sistem kemudi ganda untuk orang-
orang disabilitas. (B. Kristyanto, 2016)

2.2. Sepeda Motor Matic

Sepeda motor matic menjadi alat transportasi yang paling banyak digunakan
oleh masyarakat saat ini.Yamaha mio adalah salah satu varian sekuter otomatis yang
diproduksi oleh Yamaha Indonesia Motor Manufacturing sejak tahun 2003 setelah
generasi sebelumnya. Yamaha Matic, juga banyak mengalami perbuahan dari segi
desain dan yang lainnya. Sampai saat ini varian motor mio terus berinovasi
sehubungnya perkembangan zaman dan Yamaha Matic dengan varian Yamaha Mio
juga banyak digemari oleh orang – orang dari yang tua sampai yang muda sekaligus.
(Usman et al. 1998)

10
2.3. Simplifikasi

Meskipun banyak publikasi yang menganjurkan subjek ini, tidak semua


orang setuju bahwa kesederhanaan dalam desain adalah sesuatu yang dicita- citakan
sama sekali. Rata-rata pengguna akan, diberikan pilihan selalu memilih item yang
lebih banyak. Pilihan yang dibuat pengguna dalam situasi pembelian tidak didorong
oleh kualitas yang sama yang membuat produk mudah digunakan. Namun, setelah
pembelian, kompleksitas yang diinginkan membuat frustrasi. Bukan karena kita
ingin sederhana, tetapi karena kita menginginkan hal-hal yang kita mengerti cara
menggunakannya. (Grande, n.d.)

2.4. Sistem Kemudi

Sistem kemudi merupakan salah satu sistem utama yang terdapat pada
kendaraan, sebagaimana fungsinya adalah untuk pengatur arah kendaraan dengan
cara membelokkan roda bagian depan. Saat ini perkembangan sistem kemudi,
kebanyakan sekarang sudah dilengkapi dengan power steering yang membuat
sistem kemudi ketika dikemudikan menjadi lebih ringan, nyaman dan tidak
mudah membuat melelahkan. ( Pandu Pamungkas, 2021 )

2.4.1. Jenis Sistem Kemudi


Adapun 2 jenis sistem kemudi menurut Artika, dkk yaitu :
A. Sistem Kemudi Manual
Sistem kemudi manual mengharuskan pengemudi untuk secara fisik
memutar setir kemudi untuk menggerakkan kendaraan. Jenis sistem kemudi ini
umumnya ditemukan pada kendaraan yang lebih tua dan beberapa kendaraan kecil
dan ringan. Sistem kemudi manual dapat sulit diputar pada kecepatan rendah,
terutama ketika kendaraan dibebani dengan berat yang berat.

11
Seperti Gambar 2.1. tipe steering yang digunakan yaitu kemudi manual
(konvensional steering). Selain itu, batang kemudi (steering coulomn) dan kemudi
mobil (steering wheel) perlu disesuaikan panjangnya agar tidak menyulitkan bagi
penggunanya, terutama disabilitas.

Gambar 2. 1 Sepeda Motor Roda Tiga

B. Sistem Kemudi Power ( Power Steering )


Sistem kemudi power menggunakan motor listrik atau hidrolik untuk
membantu pengemudi dalam memutar setir kemudi. Hal ini memudahkan
pengemudi dalam memutar setir kemudi, terutama pada kecepatan rendah. Sistem
kemudi power umumnya ditemukan pada sebagian besar kendaraan modern. Ada
dua jenis sitem kemudi power yaitu hidrolik dan elektrik.

2.5. Metodologi Perancangan

Pada rancangan proyek metode perancangan yang digunakan mengacu pada


tahapan perancangan VDI 2222 (Persatuan Insinyur Jerman / Verein Deutsche
Ingenieuer), metodenya dikembangkan oleh Asosiasi Insinyur Jerman secara
sistematik pada pendekatan faktor – faktor kondisi lapangan. Berikut adalah
langkah-langkah sistematik perancangan pada VDI 2222. (Ruswandi, 2004)

12
2.6. Perencanaan

Tahap ini bertujuan untuk mendefinisikan pekerjaan yang akan dilakukan


dengan mempelajari lebih lanjut tentang permasalahan dalam produk sehingga
lebih mudah bagi perancang untuk mencapai tujuan atau target rancangan. Untuk
mengetahui permasalahan yang terjadi, dapat dilakukan dengan mengumpulkan
data pendukung melalui wawancara, mempelajari hasil penelitian tentang
permasalahan tersebut, mengumpulkan keterangan para ahli, baik data tertulis
maupun tidak tertulis, serta meninjau desain terdahulu. Hasil akhir dari tahap ini
berupa review desain serta mencari bagaimana masalah desain disusun ke dalam
sub-problem yang lebih kecil dan lebih mudah diatur. (Komara dan Sabodin, 2014)

2.7. Membuat Konsep

Dalam pemilihan konsep beberapa tahapan yang harus dilakukan, antara


lain menurut, (Agustin Prayoga dkk, 2022) sebagai berikut:

A. Definisi Tugas
Definisi tugas yaitu kaitannya pada proyek yang akan dibuat. Contohnya
menentukan tugas dan alternativ yang harus dirancang dan dibuat.

B. Daftar Tuntutan
Dalam tahapan ini adalah menentukan dan memenuhi tuntutan yang telah
ditentukan dan problem solving dari tuntutan tersebut. Hal yang dilakukan dalam
tuntutan ini adalah sebagai berikut:
a) Tuntutan utama adalah tuntutan yang harus terpenuhi dalam keberhasilan
proyek. Biasanya disajikan bentuk parameter yang dilengkapi dengan
besaran dan satuannya.
b) Tuntutan kedua merupakan permintaan dengan parameter yang memiliki
batas maksimal dan harus dipenuhi.
c) Keinginan merupakan parameter tambahan yang apabila dipenuhi sangat
membantu performa produk dan hal ini bukan merupakan tuntutan yang

13
harus dipenuhi. Didalam format daftar tuntutan dilengkapi dengan
rekomendasi 5 dari pihak-pihak terkait, terutama pemesan dan pembuat.(
Putu Dharmayasa, 2013 ).
d) Diagram proses proses berisi input, proses dan output.
e) Analisa fungsi bagian adalah penguraian tentang fungsi bagian - bagian
sistem untuk manajemen perencanaan kontruksi..
f) Keputusan akhir merupakan rancangan yang akan dibangun setelah
dilakukan pemilihan alternative.

2.8. Merancang

Hal – hal yang terdapat dalam tahapan merancang menurut, (Agustin


Prayoga dkk, 2022) merancang yaitu:

A. Standarisasi
a) Komponen elemen – elemen mesin yang berstandar akan dipakai dalam
pembuatan mesin. ( Agustin Prayoga,dkk 2022 )
b) Standarisasi merupakan optimasi teknis dan ekonomis karena keterbatasan
waktu. Standar yang sering digunakan adalah standar untuk dimensi dan
material elemen produk. Dengan menggunakan standar memberikan
keuntungan terutama dari segi waktu dan ekonomi. Standar menjadi solusi
terbaik dari masalah-masalah teknis yang terjadi berulang-ulang. (H.
Darmawan Harsokoesoemo, 2004).

B. Elemen Mesin
Sistem yang digunakan harus tepat sehingga pada saat elemen mesin
tersebut mengalami kerusakan, diharapkan perbaikannya dengan biaya murah dan
proses perbaikannya mudah.

14
C. Material
Material yang digunakan sebaiknya material yang sudah tersedia dipasar,
sehingga mudah didapatkan dan mudah diproses permesinannya.

D. Ergonomik
Tujuan ergonomik adalah meningkatkan efektifitas dan efesiensi
memperbaiki keamanan mengurangi kelelahan dan stress. Ergonomik adalah
suatu aplikasi ilmu pengetahuan yang memperhatikan karakter manusia yang
perlu diperhatikan dalam parancang dan penataan sesuatu yang digunakan
sehingga antara manusia dengan benda yang digunakan tersebut terjadi interaksi
yang lebih nyaman dan efektif.

E. Mekanika teknik dan kekuatan bahan


Produk yang akan dikonsep disesuaikan dengan trend, estetika dan hindari
bentuk yang rumit.

F. Permesinan
Suatu proses produksi dengan menggunakan mesin perkakas dengan
memanfaatkan gerakan relative antara mata potong dengan benda kerja sehingga
menghasilkan produk sesuai dengan hasil geometri yang diinginkan.

G. Perawatan
Perawatan diartikan sebagai aktifitas untuk mencegah kerusakan yang
terjadi pada permesinan.

H. Ekonomis
Ekonomis itu adalah suatu tindakan kita dapat memperoleh pemasukan yang
mempunyai kualitas terbaik dengan kualitas harga yang sekecil mungkin.

15
2.9. Penyelesaian Perancangan

Merancang sesuatu dalam penyelesaiannya menurut (Agustin Prayoga dkk,


2022) adalah sebagai berikut:
a) Gambar susunan
b) Gambar draft
c) Gambar bagian nomor benda, nama benda dan pengerjaan tambahan.
d) Daftar bagian.
e) Petunjuk perawatan.

2.10. Komponen – Komponen Mesin

Komponen mesin adalah bagian dari komponen tunggal yang dipergunakan


pada konstruksi mesin, dan setiap bagiannya mempunyai fungsi pemakaian yang
khas. Komponen mesin terbagi menjadi dua, yaitu komponen standart dan
komponen non standart. (Libratama, 2012)

a. Komponen standart

b. Komponen custom
c. Elemen pengikat

16
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Tahapan Pelaksanaan

Adapun dalam penyelesain tugas akhir ini dilakukan dengan langkah –


Langkah yang telah direncanakan agar dalam pelaksanaan dan pengerjaan proyek
akhir dapat terarah dan dapat mencapai target yang diharapkan. Langkah – langkah
tersebut disajikan secara ringkas dalam diagram alir pada Gambar 3.1.

Mulai

- Analisa
Pengumpulan Data - Survey
- Study Literatur

Pembuatan Daftar Tuntutan

Membuat Konsep

Merancang

Proses Pembuatan

17
A

Perakitan

Uji Coba Alat

Tidak Pemeriksaan
Sesuai?
dan Perbaikan
Ya

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3. 1 Diagram Alir

3.2. Rincian Tahapan Pelaksanaan

Berikut adalah rincian tahapan pelaksanaan yang akan dilakukan dalam


penelitian proyek akhir, yaitu :

3.2.1. Pengumpulan Data


Adapun dalam tahap pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode
dalam mendapakan informasi berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
Sehingga, peneliti dapat menguasai teori – teori mengenai sistem kemudi dan radius
belok pada motor roda tiga. Mengumpulkan informasi dengan analisa dan survey
lapangan dari proyek akhir sebelumnya dan studi literatur meliputi, jurnal ilmiah,
artikel, kajian literatur berbagai pustaka terkait

3.2.2. Pembuatan Daftar Tuntutan

18
Setelah mendapatkan data yang diperlukan, berdasarkan data tersebut dapat
ditentukan rumusan masalah. Rumusan masalah dibuat agar proyek dapat fokus
pada beberapa pekerjaan saja. dan tujuan proyek akhir adalah penyelesain terhadap
rumusan masalah berdasarkan tuntutan yang dibuat.

3.2.3. Membuat Konsep


Pada tahap ini adalah membuat konsep rancangan berdasarkan pada daftar
tuntutan yang dibuat. Kemudian menentukan fungsi bagian dari proyek akhir yang
akan dibuat. Dengan metode black box untuk menghasilkan struktur fungsi bagian
rancangan. Daftar tuntutan dapat dilihat pada tabel 4.1.

3.2.4. Merancang
Rancangan kontruksi yang dibuat dikembangkan dari konsep yang telah
disusun dan pada tahap ini sudah mampu memperlihatkan rancangan secara garis
besar model dan prototype rancang bangun yang akan dibuat. Dimensi rancangan
masih berupa gambaran kasar. Berdasarkan rancangan tersebut dilakukan proses
perhitungan untuk mendapatkan nilai kekuatan dan besar radius belok dari
konstruksi. Perhitungan dilakukan dengan menganalisa kontruksi rencana yang
akan dibuat.

3.2.5. Proses Pembuatan


Proses pembuatan atau machining process merupakan proses membuat
komponen atau produk dari proyek akhir yang telah direncanakan berdasarkan
gambar kerja yang telah dibuat. Proses pembuatan menggunakan mesin
konvensional dan perkakas tangan. Proses pembuatan dikerjakan di Labolatorium
Teknik Mesin Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung. Umumnya ada tiga
proses pemesinan utama yang digunakan, yaitu :

A. Proses Gerinda ( Grinding )

19
Gerinda merupakan salah satu alat perkakas tangan yang umumnya
digunakan untuk memotong, mengasah, menggerus suatu permukaan material atau
benda kerja sesuai dengan kebutuhan gambar kerja.

B. Proses Pengeboran ( Drilling )


Pengeboran adalah proses bertujuan untuk membuat suatu kedalaman
tertentu berbentuk lubang pada benda kerja atau permukan komponen. Pengeboran
dilakukan menggukan mesin frais ( milling ) dengan mata potong adalah mata bor.
Prinsip mesin milling adalah benda kerja tidak bergerak dan mata potong bergerak
berputar pada sumbu mesin tersebut.

C. Proses Pengelasan ( Welding )


Pengelasan adalah proses penggabungan 2 bagian tertentu atau lebih agar
menjadi satu kesatuan komponen. Digunakan untuk mengikat komponen secara
permanen sesuai dengan kebutuhan.

3.2.6. Perakitan
Setelah semua komponen custom telah selesai dibuat, proses perakitan (
assembly ) adalah proses dimana menyatukan atau merakit komponen tersebut dan
komponen standart yang telah disediakan menjadi satu bentuk rancang bangun
dengan memperhatikan aspek yang meliputi, keseimbangan, kesejajaran, dan tegak
lurus.

3.2.7. Uji Coba Alat


Selanjutnya dilakukan tahapan uji coba terhadap sistem kemudi motor roda
tiga yang dibuat. Pengujian dilakukan untuk memastikan apakah alat dan komponen
yang dibuat sudah memenuhi daftar tuntutan yang telah ditetapkan dan sesuai
dengan tujuan proyek. Apabila belum memenuhi maka, akan dilakukan tahap
perbaikan pada sistem yang masih belum sempurna sesuai dengan tahapan
pelaksanaan.

20
3.2.8. Kesimpulan
Tahapan ini merupakan capaian akhir proses dari pembuatan alat. Pada
tahap ini dapat disimpulkan hasil dari proyek Analisa saran kelebihan dan
kekurangan dari alat yang dirancang dan dibangun.

21
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Pengumpulan data

Dalam BAB ini akan diuraikan membahas mengenai langkah – langkah


dalam proses rancang bangun modifikasi sistem kemudi sepeda motor roda tiga (
umum ). Kemudian, juga diuraikan mengenai perhitungan radius belok dari kemudi
proyek yang akan dibuat dan perbandingan dengan proyek sebelumnya.
Dalam perancangan dan perencanaan modifikasi motor roda tiga dilakukan
dengan melakukan pendekatan dengan metode VDI 2222 (Verein Deutsche
Ingenieuer / Persatuan Insinyur Jerman).

4.1.1. Analisa Pembangunan Awal


Dalam proses perancangan dan perencaaan dalam proyek ini dimulai
dengan melakukan analisa dan observasi lapangan pada proyek akhir sebelumnya.
Pada proyek sebelumnya fokus pada simplifikasi didapatkan hasil pengurangan
jumlah proses sebesar 65%, berkurangnya jumlah part rangka sebesar 70% dari
proyek awal, dan juga sistem kemudi dirubah dengan menambahkan part bantalan
bearing yang sangat membantu memperlancar sistem belok yang terhubung dengan
universal joint. Kemudian, dari hasil uji coba belok kekanan menghasilkan
diameter 643cm dan belok kekiri menghasilkan diameter 393cm diukur dengan titik
pusat roda bagian dalam. Pada saat belok kekiri lebih ringan dan belok kekanan
kurang maksimal pada kecepatan tertentu. Kondisi ban sedikit miring dan terangkat
pada saat berbelok. Kemudian, pada shockbreaker berfungsi disalah satu ketika
berbelok dan mengakibatkan salah satu roda juga terangkat. Kondisi tersebut juga
mengakibatkan motor saat bermanuver kaku ketika berbelok karena, tubuh driver
tidak dapat mendorong membantu sistem belok ketika bermanuver.

22
Komponen standart
a) Peredam kejut
Peredam kejut adalah sebuah alat mekanik yang didesain untuk meredam
hentakan yang disebabkan oleh energi kinetik kendaraan biasanya menggunakan
dua per satu atau palang torsi yang berfungsi sebagaimana peredam kejut hidrolik.
(Agustin Prayoga dkk, 2022)

Gambar 2. 2 Peredam kejut


b) Braket roda

Gambar 2. 3 Braket roda


Braket roda berfungsi untuk menopang tierod, segitiga peyangga, dan roda.

c) Roda

23
Roda pada umumnya yang digunakan pada mobil dapat dibagi menjadi vleg
roda dan ban. Vleg roda dan ban ini pada manusia diumpamakan sebagai kaki dan
sepatu. Roda meluncur di sepanjang jalan sambil memikul berat kendaraan. Ban
berfungsi meredam kejutan – kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan permukaan
jalan dan mencegah kejutan ini berpindah ke body. (Tio Agustian, 2014)

Gambar 2. 4 Roda

d) Piringan cakram
Cakram adalah sebuah piringan logam yang cukup tipis dan digunakan
untuk proses pengereman kendaraan. Hal ini dilakukan dengan memberikan gaya
gesek pada bagian cakram tersebut. Pada penelitian ini akan diambil data
perbandingan antara piringan cakram dengan jumlah lubang 30; 36 dan 40. Dimana
datatersebut meliputi kecepatan sepeda motor, beban pengereman, jarak
tempuh,dan panas pada piringan. (Harum Tri Wahyudi dkk, 2018)
Piringan cakram sebagai media penekan oleh kampas rem untuk
memunculkan efek braking dengan memanfaatkan fiksi. Disc brake yang umumnya
terbuat dari baja ini harus bisa menahan panas yang dihasilkan dari gaya gesek yang
terjadi saat proses pengereman. (Agustin Prayoga dkk, 2022)

24
Gambar 2. 5 Piringan cakram
e) Kaliper rem
Memiliki menghimpit kampas rem pada piringan cakram sekaligus
menopang kamps dari piston rem. Kaliper bekerja dengan bantuan dari
tekanan hidrolik dengan minyak rem yang mengalir melalui selang rem
.(Agustin Prayoga dkk, 2022)

Gambar 2. 6 Kaliper rem


f) Tierod
Tierod adalah komponen yang menghubungkan kemudi dengan roda depan
kendaraan. Meredam getaran ke atas dan ke bawah roda, gerakan naik turun
atau kanan kiri dari mobil tidak akan merambat sampai kemudi. (Agustin
Prayoga, 2022)

25
Gambar 2. 7 Tierod

g) Universal joint
Umumnya mekanisme batang penghubung sistem kemudi menggunakan
tipe sambungan kopeling universal (universal joint). Sambungan ini
memiliki karakteristik yang khas, yaitu dalam satu putaran menghasilkan
kecepatan sudut keluaran yang berfluktuasi. Universal joint memiliki

banyak manfaat seperti kemudahan fabrikasi, bebas gesekan, tidak ada


reaksi balik, perakitan minimal, dan presisi tinggi. Universal joint
merupakan alat yang banyak diaplikasikan pada industri manufaktur
maupun kehidupan sehari – hari. (Ferdy Kurniawan dkk, 2022)

Gambar 2. 8 Universal joint


Komponen Custom
a) Rangka

26
Elemen Pengikat

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah dilakukan uji coba lapangan, maka dapat diambil kesimpulan


hasil akhir proyek yang dikerjakan, sebagai berikut :

a. Selisih radius belok yang dihasilkan antara belok kekanan dan kekiri menjadi
lebih kecil dibandingkan proyek sebelumnya. Proyek ini didapatkan radius
belok kekanan sebesar ±Ø4,2m = R2,1m dan belok kekiri ±Ø4,35m = R2,17m
selisih belok antara kanan dan kiri sebesar ±15cm. Sedangkan, proyek
sebelumnya didapatkan radius belok kekanan sebesar ± Ø6,43m = R3,2m dan
belok kekiri sebesar ± Ø3,93m = R2m selisih belok antara kanan dan kiri
sebesar ±250cm. Diukur dari titik pusat roda bagian dalam.
b. Fungsi shockbreaker pada proyek ini sudah diperbaiki sehingga shockbreaker
pada kontruksi berfungsi dengan baik. Ketika berbelok baik belok kekanan
atau kekiri salah satu ban tidak terangkat seperti sebelumnya dan tubuh driver
ketika mengemudi tidak kaku serta dapat membantu sistem manuver motor
ketika berbelok.

27
c. Kontruksi lebih presisi dari dari proyek sebelumnya dikarenakan pada proyek
ini beberapa komponen custom diganti dengan komponen standart seperti
pada lengan segitiga penyangga ditambahkan rod end bearing agar saat
assembly lebih presisi antara kanan dan kiri.
d. Posisi ban ketika diberi beban ±60kg menjadi tidak lurus ketika dikemudikan
sehingga ketika berbelok ataupun jalan lurus masih belum sempurna.

5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
Abang, B., Rizki, N.S. and Viki, V. (2021) ‘Rancang Bangun Sistem Kemudi
Sepeda Motor Roda Tiga’.

Adin Vidiatama, A.M. and Lazuardi, M.G. (2022) ‘Modifikasi Kemudi Pada
Mobil Listrik Pengguna Bangka Belitung’.

Agustin Prayoga, Aldi Anugrah, N. (2022) ‘Simplifikasi sepeda motor roda tiga
untuk membantu para penderita cacat fisik dan stunting’.

28
Artika, K.D., Syahyuniar, R. and Priono, N. (2017) ‘Perancangan Sistem Kemudi
Manual Pada Mobil Listrik’, Jurnal Elemen, 4(1), p. 01.

I Made Mara, Anak Agung Alit Triadi, A.S.R. (2023) ‘ANALISIS SUDUT
BELOK DAN KECEPATAN TERHADAP RADIUS BELOK MOBIL
LISTRIK ANALYSIS OF TURNING ANGLE AND SPEED OF
ELECTRIC VEHICLE TURNING’, pp. 99–106.

Jauhary, A. (2017) ‘Perbaikan Desain Turning Radius Melalui Lengan Knuckle


Sistem Kemudi Ackermann’, Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta, pp. 1–74.

Kristyanto, B. (2016) ‘Perancangan Sepeda Motor Roda Tiga Untuk Kaum


Difabel Daksa’, Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu Unisbank, pp. 284–
290.

Prayoga, B.D., Poernomo, H. and Bisono, F. (2018) ‘Perancangan dan analisis


sistem pengereman hydraulic pada mobil minimalis roda tiga’, Conference
on design and manufacture and its aplication, 1(2), pp. 94–104.

Ramadani, R., Poernomo, H. and Setiawan, T.A. (2018) ‘Perancangan Sistem


Pengereman Pada Kendaraan Bermotor Roda Tiga Sebagai Alat Bantu
Transportasi Bagi Penyandang Disabilitas’, Proceedings Conference on …,
pp. 148–154.

Rinaldy, M.R., Poernomo, H. and Setiawan, A. (no date) ‘Desain Kendaraan


Bermotor Roda Tiga Sebagai Alat Bantu Transportasi Bagi Penyandang
Disabilitas’, pp. 55–59.

Setyono, B. et al. (no date) ‘UJI EKSPERIMENTAL KINERJA E-CAR EASY


PARKING’, pp. 1–8.

LAMPIRAN

29
30

Anda mungkin juga menyukai