Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

KULIAH KERJA NYATA (KKN)

SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2022/2023

(Periode : 82)

Disusun oleh :

Nama: Fransisca Febrina Dyahpitaloka

NPM: 190117631

KELOMPOK: 56

LOKASI KKN: Jati, Karangasem, Gunungkidul

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

KULIAH KERJA NYATA (KKN)


SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2022/2023
(Periode : 82)

Yogyakarta, 20 Januari 2023

Nama : Fransisca Febrina Dyahpitaloka


NPM : 190117631
Kelompok : 56
Padukuhan : Jati
Kalurahan : Karangasem
Kapanewon : Ponjong
Kabupaten : Gunungkidul

Dosen Pembimbing Lapangan, Koordinator Kelompok

Drs. P. Kianto Atmodjo, M.Si Gordiyanto Pires

Mengetahui,
Ketua LPPM

Prof. Ir. Suyoto, M.Sc., Ph.D.


PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fransisca Febrina Dyahpitaloka

NPM : 190117631

Anggota Kelompok : 56

Menyatakan dengan ini:

1. Laporan KKN-82 ini adalah benar tidak merupakan salinan sebagian atau
keseluruhan dari karya dari sumber-sumber lain.
2. Memberikan kepada Universitas Atma Jaya Yogyakarta atas Laporan KKN-82
ini, berupa Hak untuk menyimpan, mengelola, mendistribusikan, dan
menampilkan hasil karya ini selama tetap mencantumkan nama penulis.
3. Bersedia menanggung secara pribadi dan kelompok segala bentuk tuntutan
hukum atas pelanggaran Hak Cipta dalam pembuatan Laporan KKN-82 ini.

Demikianlah pernyataan ini dibuat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 20 Januari 2023


yang menyatakan,

Fransisca Febrina Dyahpitaloka


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ii
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ILMIAH iii
DAFTAR ISI iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
I PENDAHULUAN 1
II TINJAUAN PUSTAKA 3
III METODOLOGI 7
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9
V KESIMPULAN DAN SARAN 15
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 17

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan KKN
Universitas Atma Jaya Yogyakarta 2022/2023. Laporan ini dibuat sebagai tanda
pengabdian penulis kepada masyarakat Padukuhan Jati, Kabupaten Gunungkidul.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan tersusun atas
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat :
1. Prof. Ir. Suyoto, M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
2. Drs. P. Kianto Atmodjo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Lapangan
Kelompok 56 KKN Periode 82 Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
3. Rekan-rekan kelompok 56 yang mampu bekerja sama dengan baik dalam
menyelesaikan setiap program kerja yang dilakukan.
4. Semua pihak yang telah membantu memberikan kontribusi dalam seluruh
proses kegiatan KKN.

Penulis menyadari bahwa Laporan Kuliah Kerja Nyata ini masih jauh dari
sempurna, tetapi penulis berharap dengan dilaksanakannya program KKN ini
dapat memberikan manfaat dan ilmu bagi masyarakat Padukuhan Jati dan semua
pihak yang membacanya.

Yogyakarta, 20 Januari 2023

Penulis

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Gambar Diriku 10


Gambar 2 Gambar Binatang 11
Gambar 3 Gambar Syla 12
Gambar 4 Gambar Sayid 13
Gambar 5 Gambar Naura 14

iv
I. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia dini merupakan usia yang
paling penting dan mendasar. Pada usia tersebut, penyelenggaraan pendidikan
sejak dini sangat penting untuk perkembangan keterampilan anak. Penelitian
menunjukkan bahwa pendidikan usia dini sangat baik karena pendidikan anak usia
dini meletakkan dasar bagi tahap perkembangan anak selanjutnya.
Kemampuan mengenal warna pada anak usia dini sangat penting untuk
perkembangan otak karena pengenalan warna pada anak usia dini dapat
merangsang indera penglihatan otak. Kepekaan terhadap warna dapat membantu
anak untuk menjadi lebih kreatif. Perkenalan warna yang tepat pada anak dapat
membantu mereka memahami warna yang bermakna dalam situasi yang
menyenangkan. Kegiatan bermain hendaknya menciptakan suasana belajar yang
tetap mencerminkan karakteristik anak yang suka bermain. Permainan memainkan
peran penting dalam perkembangan linguistik, kognitif, fisik dan motorik, sosio-
emosional, nilai-nilai agama dan moral.
Kemampuan kognitif adalah proses berpikir yang digunakan untuk
memperoleh dan menggunakan informasi untuk memecahkan masalah dan
beradaptasi dengan lingkungan. Terdapat kemampuan belajar yang luar biasa pada
anak usia dini, kara memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk belajar membuat
mereka kreatif dan ingin tahu. Anak-anak belajar memahami sesuatu dengan
kelima inderanya dan beralih ke hal lain dalam waktu singkat, sehingga sangat
penting untuk memahami karakteristik anak usia dini agar tercipta generasi yang
dapat berkembang secara optimal. Anak yang kreatif memuaskan rasa ingin
tahunya dengan berbagai cara, seperti dengan mengeksplorasi, bereksperimen, dan
mengajukan banyak pertanyaan. Namun faktanya, masih banyak anak dengan
kreativitas rendah dan pemahaman lambat sejak usia dini.
Berdasarkan pengamatan awal di TK PKK Karangasem, Gunung Kidul
kreativitas dan pemahaman anak masih perlu ditingkatkan. Dari jumlah siswa
yang ada pada saat mewarnai, anak-anak masih ada meniru gambar milik teman
yang lain dan mewarnainya sama persis dengan temannya. Dalam kegiatan

1
pembelajaran, anak-anak melakukan kegiatan masih mengikuti pada contoh guru.
Oleh karena itu, melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang akan
dilakukan pada anak TK dengan belajar sambil mewarnai akan membantu anak
untuk meningkatkan pengetahuannya mengenai warna. Program Kuliah Kerja
Nyata akan dilakukan di TK PKK Karangasem, Gunung Kidul dan diharapkan
dapat meningkatkan rasa kemanusiaan dan kepedulian terhadap masyarakat
dengan mengembangkan desa.

1.2. TUJUAN DAN MANFAAT


Program kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini memiliki tujuan dan manfaat, yaitu :
1. Meningkatkan daya pikir anak dalam pemilihan warna dan
pengaplikasiannya.

2. Membentuk pola pikir imajinatif anak dengan membebaskan pemilihan


warna.

3. Meningkatkan semangat belajar anak-anak dengan melakukan kegiatan


mewarnai.

4. Menghilangkan rasa jenuh anak dalam kegiatan belajar-mengajar.

5. Mengaktifkan saraf motorik dan kognitif pada anak TK.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendidikan Anak Usia Dini

2.1.1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini adalah suatu tugas pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilaksanakan melalui jalur resmi
maupun tidak resmi, menawarkan saran-saran dari berbagai sudut pandang yang
bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak sebelum
pendidikan. jenjang pendidikan berikutnya. Tujuan pendidikan biasanya untuk
menciptakan lingkungan yang memungkinkan berkembangnya bakat dan kemampuan
anak usia dini secara optimal, sehingga anak usia dini dapat mengekspresikan dirinya
dan bertindak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhannya sendiri dan kebutuhan
masyarakat.
Berdasarkan UU RI No. Pasal 14 UU Sisdiknas 20 Tahun 2003 menyebutkan
bahwa pendidikan anak usia dini adalah kegiatan pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun dan merangsang pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan intelektual yang dilakukan agar anak siap untuk kemajuan
pendidikan selanjutnya. Permendikbud 137 tahun 2014 juga menurut Standar Nasional
PAUD menjelaskan pendidikan anak usia dini sebagai suatu bentuk pendidikan yang
menitikberatkan pada pemastian aspek pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda,
yaitu kognitif, motorik, agama, bahasa, sosial, moral, motorik, emosional dan artistik
sesuai dengan tahapan perkembangan anak menurut kelompok umur.
Agar anak tumbuh dan berkembang, penting untuk memberikan stimulasi
melalui belajar sambil bermain. Hal ini dikarenakan waktu tersebut merupakan waktu
bermain anak, dimana anak mencoba mengeksplorasi berbagai hal yang menarik
minatnya melalui bermain untuk mengembangkan potensinya.

2.1.2. Karakteristik Pendidikan Anak Usia Dini

Menurut Wiyan dan Barnawi (2012:89), ciri-ciri pembelajaran atau pendidikan


anak usia dini, antara lain:
1. Anak belajar melalui bermain;
2. Anak belajar dengan membangun pengetahuannya;
3
3. Anak belajar secara ilmiah;
4. Anak-anak belajar paling baik ketika apa yang mereka pelajari relevan secara
perkembangan, bermakna, menarik, dan fungsional.

2.1.3. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini

UU No. Menurut Pasal 20 UU Sisdiknas Tahun 2003, tujuan umum pendidikan


adalah pengembangan keterampilan dan pembentukan watak dan budaya bangsa yang
bermartabat dalam rangka pendidikan untuk kehidupan bangsa. Berikut tujuan
pendidikan anak usia dini (PAUD), diantaranya:
1. Mendidik anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya, sehingga siap seoptimal
mungkin untuk memasuki pendidikan dasar dan perencanaan hidup di masa dewasa.
2. Membantu mempersiapkan anak mencapai kesiapan sekolah untuk belajar.
3. Intervensi dini melalui stimulasi untuk meningkatkan potensi tersembunyi yaitu
dimensi perkembangan anak (linguistik, intelektual, emosional, sosial, motorik,
konsep diri, minat dan keterampilan).
4. Deteksi dini kemungkinan gangguan tumbuh kembang seorang anak.

2.2. Warna

2.2.1. Pengertian Warna

Beberapa ahli memperkenalkan konsep warna. Militer menjelaskan ini: “Warna


merupakan salah satu unsur keindahan dalam seni dan Sebuah desain yang berbeda
dari elemen visual lainnya.” Sanyoto kemudian mendefinisikan: "Warna secara
objektif/fisik adalah sifat cahaya yang memancar, atau subyektif/psikologis sebagai
bagian dari pengalaman visual yang sensual. Nugraha mengatakan: “Warna adalah
kesan yang diberikan pada mata cahaya yang dipantulkan dari benda-benda yang
diketahui.” Juga Lakson menjelaskan bahwa “warna yang kita lihat adalah bagian
darinya cahaya yang dipancarkan atau dipantulkan.
Teori Brewster mengemukakan bahwa “warna-warna yang terdapat di alam
terbagi menjadi empat kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan
netral”. 14 Kelompok warna ini sering diatur pada roda warna "Brewster". Menurut
teori Brewster, referensi warna di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

4
1. Warna primer adalah warna primer yang bukan merupakan campuran dari warna
lain. Menurut teori warna pigmen, Brewster menyatakan, "Primer adalah warna
primer. Warna lain terdiri dari kombinasi warna primer. Lebih lanjut Nugraha
menjelaskan, bahwa tiga warna utama tersebut adalah merah, biru, dan kuning.
2. Warna campuran dibuat dengan mencampurkan warna primer dengan
perbandingan 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah
dan kuning, hijau merupakan campuran warna biru dan kuning, dan ungu
merupakan campuran warna merah dan biru. Teori Blon membuktikan bahwa
“pencampuran warna primer menghasilkan warna (sekunder) lain”. Dengan
demikian, sangat jelas bahwa warna sekunder adalah warna yang tercipta dengan
mencampurkan dua warna primer.
3. Warna Tersier awalnya diciptakan untuk merujuk pada warna netral yang dibuat
dengan mencampurkan tiga warna primer dalam ruang warna. Ini menghasilkan
putih atau abu-abu dalam sistem warna terang aditif, sedangkan pigmen atau
warna menghasilkan coklat, abu-abu atau hitam dalam sistem warna subtraktif.
Istilah ini masih umum di banyak publikasi teknis. yaitu Warna Netral Warna
netral adalah campuran dari tiga warna primer dengan perbandingan 1:1. Warna
ini sering muncul sebagai penyeimbang warna kontras alam. Hasil campuran yang
benar biasanya tetap hitam. Konsisten dengan teori Brewster, Munsell (dalam
Prawira) berteori demikian.

2.2.2. Kemampuan Mengenal Warna dalam Struktur Kognitif Anak

Secara etimologis, “keterampilan” diartikan sebagai kemampuan dan


keterampilan. Beberapa ahli menjelaskan pengertian keterampilan, termasuk Gagne,
yang menegaskan bahwa keterampilan adalah keadaan tetap. Robbins kemudian
mendefinisikan "Bakat adalah kemampuan seseorang untuk melakukan berbagai tugas
di tempat kerja." Berdasarkan beberapa definisi di atas, peningkatan kemampuan
pengenalan warna yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses peningkatan
kemampuan pengenalan warna anak melalui pembelajaran., agar anak dapat
merasakan, menemukan dan memahami warna secara konseptual, sehingga kinerja
kognitif anak meningkat. Struktur dapat dibentuk berdasarkan pengamatan dan
pengalaman pribadi.

5
Pengenalan warna merupakan salah satu indikator ilmiah di bidang
perkembangan kognitif. Mengenalkan warna pada anak dapat membentuk struktur
kognitif anak. Dalam proses pembelajaran, anak dikenalkan dengan asal usul warna.
Anak-anak menerima lebih banyak informasi, sehingga pengetahuan dan pemahaman
mereka lebih kaya dan mendalam. Dalam hal ini, anak secara konseptual mengetahui
warna-warna pengalaman belajarnya. Pada prinsipnya dalam pelaksanaan
pembelajaran pengenalan warna harus mengacu pada pembelajaran yang sistematik.
Secara umum pembelajaran terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Dalam merencanakan proses pembelajaran perlu dipahami beberapa konsep
yaitu kompetensi inti, hasil belajar dan indikator. Standar Kompetensi Kurikulum TK
menjelaskan bahwa kompetensi dasar adalah perkembangan potensi perkembangan
anak, yang terwujud dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai usianya berupa
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang dapat dikembangkan. melalui hasil
belajar dan indikator yang dapat diukur dan dipantau. Hasil belajar mencerminkan
keterampilan yang dicapai dalam salah satu kompetensi dasar selama fase
pembelajaran anak. Indikator adalah hasil belajar yang lebih spesifik yang dapat diukur
dengan kemampuan dasar.

2.2.3. Pembelajaran Mengenal Warna di Taman Kanak-Kanak

Belajar mengenal warna merupakan implementasi dari kurikulum TK.


Kurikulum menjelaskan bahwa pengetahuan tentang warna merupakan indikator
perkembangan kognitif anak. Menurut Nugraha, ada beberapa saran untuk
mengajarkan warna pada anak, antara lain sebagai berikut:
1. Lakukan sesuai dengan perkembangan kognitif dan cara berpikir anak, pilihlah
materi yang sederhana dan konkrit pada tahap awal pembelajaran.
2. Gunakan sumber belajar yang tersedia dan dekat dengan lingkungan anak.
3. Coba gunakan contoh dan aktivitas yang berbeda dari waktu ke waktu untuk
memberi anak pengalaman belajar yang kaya warna. yaitu Ia harus kreatif dan
bertanggung jawab penuh membimbing anak-anak untuk memahami warna secara
utuh.

6
III. METODOLOGI

Metode pelaksanaan yang diterapkan saat pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata
melalui 3 tahapan yang terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap
pelaporan. Pengumpulan data yang digunakan berdasarkan data dari literatur dan
wawancara terhadap orang tua di Padukuhan Jati yang akan diolah menjadi landasan
teori pada program kerja individu.

3.1. Tahap Persiapan

Tahapan pertama dalam proses persiapan adalah mencari potensi untuk membantu
masyarakat di Padukuhan Jati dan dapat menemukan solusi untuk permasalahan
tersebut, sehingga dapat menentukan program kerja yang akan dilaksanakan dengan
mengikuti pembekalan dari tanggal 29 September 2022 – 19 November 2022.
Kemudian penulis menentukan program kerja yang akan dilakukan dan memnentukan
sasaran yang akan dituju.
Penulis menentukan sasaran pada anak TK di Padukuhan Jati agar dapat lebih
meningkatkan kreativitasnya dengan bermain dan belajar warna. Media yang
dibutuhkan berupa kertas bergambar yang nantinya akan diwarnai, lalu menyiapkan
video dari youtube agar anak tidak bosan untuk belajar untuk mengenal warna.

3.2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan pada saat penerjunan yang berlangsung dari tanggal
22 Desember 2022 – 20 Januari 2023 dan program kerja ini dilaksanakan pada tanggal
31 Desember 2022. Kegiatan dilakukan di Posko Kelompok 56 pada pukul 09:00 WIB.
Penulis membagikan 2 kertas untuk diwarnai, kemudian membagikan snack dan
penulis mengajak anak TK sambil menonton video.

3.3. Tahap Pelaporan

Tahap pelaporan sebagai laporan akhir dari program kegiatan Kuliah Kerja Nyata
yang dilakukan pada minggu kedua dan ketiga Januari 2023. Hal yang diperhatikan
dalam penyusunan laporan adalah :
7
1. Menentukan pokok pembahasan dan mengurutkan data pada laporan yang dibuat.
2. Membuat bab dan sub-bab agar memudahkan penulisan dalam mengelompokkan
pembahasan.
3. Menggunakan bahasa yang efektif dan mudah untuk dipahami.

8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL
Penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata yang dilakukan pada periode 82 dan
tergabung dalam kelompok 56 yang berlokasi di Padukuhan Jati, Kelurahan
Karangasem, Kabupaten Gunung Kidul, DIY. Kegiatan KKN berlangsung dari tanggal
22 Desember 2022 – 20 Januari 2023. Penulis memilih program kerja individu yang
berkaitan dengan bermain dan belajar warna pada anak TK.
Tujuan diadakannya program kerja ini agar anak usia dini dapat lebih mengenal
warna dan menjadi lebih kreatif. Kemampuan mengenal warna pada anak usia dini
sangat penting untuk perkembangan otak karena pengenalan warna pada anak usia dini
dapat merangsang indera penglihatan otak. Kepekaan terhadap warna dapat membantu
anak untuk menjadi lebih kreatif. Perkenalan warna yang tepat pada anak dapat
membantu mereka memahami warna yang bermakna dalam situasi yang menyenangkan.
Kegiatan bermain hendaknya menciptakan suasana belajar yang tetap mencerminkan
karakteristik anak yang suka bermain. Dalam pelaksanaannya, penulis membagikan 2
kertas untuk diwarnai, kemudian membagikan snack dan penulis mengajak anak TK
sambil menonton video.

4.2. PEMBAHASAN

Pada pelaksanaan program kerja individu, penulis melaksanakannya di Posko


Kelompok 56 dengan membagikan dua lembar gambar yang nantinya akan diwarnai
oleh anak TK. Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan menonton video youtube yang
sudah disediakan sambil memakan snack yang telah dibagikan. Kemudian, penulis
mengajarkan melipat bentuk sesuai dengan kertas warna yang dibagikan dan setelah itu
sesi foto.

9
Gambar 4.1 Gambar Diriku

Sumber : Penulis

10
Gambar 4.2 Gambar Binatang

Sumber : Penulis

11
Gambar 4.3 Gambar Syla

Sumber : Penulis

12
Gambar 4.4 Gambar Sayid

Sumber : Penulis

13
Gambar 4.5 Gambar Naura

Sumber : Penulis
14
V. PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Pada pelaksanaan KKN periode 82 ini menghasilkan beberapa kesimpulan,


yaitu :

1. Membantu anak usia dini untuk lebih mengenal warna.

2. Meningkatkan kreativitas bagi anak usia dini.

3. Program yang dilaksanakan oleh penulis mampu membantu mempersiapkan


anak untuk mencapai kesiapan sekolah untuk belajar.

4. Intervensi dini melalui stimulasi untuk meningkatkan potensi yang


tersembunyi.

5. Membantu mendeteksi dini kemungkinan gangguan tumbuh kembang seorang


anak.

5.2. SARAN

Selama pelaksanaan prpgram individu KKN, penulis dapat memberikan

kemungkinan program yang akan lebih baik di masa depan. Saran penulis untuk

kegiatan KKN periode selanjutnya adalah meningkatkan kerjasama dan

pembagian kerja antar anggota kelompok. Bersosialisasi dengan warga Padukuhan

Jati merupakan hal terpenting untuk kelancaran program kerja yang sedang

berjalan. Kelompok harus mampu mencari potensi untuk membantu warga.

15
DAFTAR PUSTAKA

[1] Ariyanti, T. (2016). Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Tumbuh
Kemabng Anak. Jurnal Dinamika Pendidikan Dasar, 8(1):50-58.

[2] Asmariani. (2016). Konsep Media Pembelajaran PAUD. Jurnal Al-Afkar,


5(1):26-42.
[3] Kemendikbud RI. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 137 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Anak Usia Dini. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

[4] Moeslihatun. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta:


Rineka Cipta.
[5] Prawira, Sulasmi Darma. 2002. Warna Teori dan Kreativitas
Penggunaannya, Bandung: ITB.

[6] Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 Tentang


Standar Pendidikan Anak Usia Dini.

[7] Slamet Suyanto. (2005). Pembelajaran untuk Anak Taman Kanak-kanak.


Departemen Pendidikan Nasional.

[8] Slamet Suyanto. (2008). Dasar- dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Hikayat Publishing.

[9] Gunarti, dkk. (2008). Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar
Anak Usia Dini. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

[10] Yuliani Nurani Sujiono. (2011). Konsep Dasar PAUD. Jakarta: Indeks.

16
LAMPIRAN

17
18
19

Anda mungkin juga menyukai